history of fordism
Post on 05-Dec-2014
812 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Asrie Karwanti 12/339952/PSP/4461
Sejarah Lahirnya Sistem Produksi Fordism
1913
Henry Ford menciptaka
n sistem Fordism untuk
produksi di perusahaan
nya
1914-1918
Perang Dunia I
1929-
1939
Great Depressio
n
1945-1973
Masa Fordism (Golden Age of Capitalism)
1939-
1945
Perang Dunia II
1913 : Lahirnya Sistem Produksi FordismKonsep Fordis
m dipelopori oleh
Henry Ford yang
menekankan pada tiga
prinsip yaitu standardisas
i, penyederhan
aan dan mekanisasi
dalam produksi.
Fordisme adalah sebuah metode
manajemen industri yang berasaskan
assembly line atau
sering disebut
metode ban berjalan dalam proses
produksi yang
bersifat massal.
Proses produksi dengan
membagi ke dalam ratusan atau bahkan
ribuan unit kecil.
Dengan cara tersebut
menurut Ford, ongkos dapat diminimalkan
dan keuntungan akan dapat
segera dimaksimalka
n.
Ford menawarkan upah tinggi. Ford lebih
mementingkan
produktivitas perusahaan
dengan memberlakukan sistem
operasi perusahaan selama 24
jam.
Perang Dunia IPerang Dunia I (1914-1918): Selama Perang Dunia I berkecemuk,
perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak, terutama di Eropa.
Pasca Perang Dunia I: Situasi ekonomi Eropa pasca PD I
mengalami keterpurukan berbanding terbalik dengan kejayaan Amerika.
Amerika melakukan produksi masal untuk diekspor dan investasi di Eropa dan negara berkembang lainnya.
1929-1939: Great Depression Turunnya harga saham pada kamis,
24 Oktober 1929.Peristiwa itu dikenaldengan sebutan “Kamis Hitam” (Black Thursday).
Penjualan saham masal dan mencapai puncaknya pada Selasa, 29 Oktober 1929, ketika pasar mengalami kerugian sebesar 14 miliar dolar AS. Hari itu dikenang sebagai “Selasa Hitam” (Black Tuesday). Total kerugian dalam minggu itu mencapai 30 miliar dolar AS.
Great Depression berdampak pada menurunnya kemampuan beli masyarakat, bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar hingga munculnya pengangguran.
Keynes melihat bahwa perlu adanya intervensi pemeritah dalam pasar untuk menjaga kestabilan atau ”balance” antara rangkaian investasi dan konsumsi.
Perang Dunia II (1939-1945) Setelah great depression, Amerika berusaha
memperbaiki keadaan ekonomi pada masa PD II. Franklin mengadopsi pemikiran Keynes yang
mengatakan perlunya campur tangan pemerintah dalam pasar.Franklin mengusulkan rencana untuk:
- Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian. Dengan cara mendirikan lembaga-lembaga baru di pemerintahaan yang menyediakan fasilitas kredit ringan untuk industri dan pertanian.
- Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya. (lapangan pekerjaan untuk para pengangguran).
- Memperbaiki sistem perbankan dan kredit. Dengan langkah bank-bank ditutup terlebih dahulu dan dibuka kembali apabila telah membayar utang. Pemerintah mengunakan kebijakan inflasi mata uang yang moderat untuk mengawali gerakan peningkatan harga komoditas dan untuk membayar cicilan kepada para debitur.
1945-1973: Masa Fordism
Fordism merupakan filosofi produksi yang berusaha untuk mencapai produktifitas tinggi dengan:
1. Menstandarisasi output 2. Memisahkan pekerja ke dalam tugas-tugas
keterampilan yang spesifik, dengan mengkombinasikan mesin dan efisiensi pekerja
3. Menekankan pada minimalisir harga daripada maksimalisasi keuntungan (Anon, 2010).
Ford memberi buruh upah tinggi dengan anggapan bahwa upah tinggi tersebut akan digunakan untuk mengkonsumsi produk yang mereka hasilkan.
Golden Age of Capitalism Adanya produksi masal pada saat itu memiliki
banyak pasar karena Amerika Pasca PD II banyak memberikan kredit kepada negara yang hancur akibat PD II. Amerika juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengekspor produknya ke negara tersebut (seperti Eropa dan Asia).
Pada saat itu pertumbuhan ekonomi bukan hanya mendatangkan keuntungan bagi kelas kapitalis, tetapi turut dinikmati oleh kelas buruh. Ekonom Rick Wolf mengatakan, pada masa ini, kelas buruh Amerika menikmati pertumbuhan konsumsi yang tertinggi dalam waktu 150 tahun. Ukuran keberhasilan kelas buruh lantas diukur berdasarkan gaya hidup, misalnya, berapa banyak mobil yang dimiliki. Maka dari sisi kelas buruh, masa-masa itu disebut juga sebagai “The Golden Age of American Working Class.”
top related