hidrologi lanjut
Post on 06-Aug-2015
219 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGURANGAN TINGKAT SEDIMENTASI DAS SERAYU DENGAN MENGGUNAKAN TERRASERING DAN
BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN
Oleh Anandita Sancoyo Murti
Ary FirmanaKemal Firdaus
Latar BelakangDalam perkembangannya, di daerah tangkapan air Wilayah Sungai Serayu desa leksono Kabupaten Wonosobo telah mengalami kerusakan lingkungan yang sudah cukup mengkhawatirkan, yang disebabkan oleh adanya perubahan tata guna lahan. Hal ini akan menyebabkan tingkat erosi bertambah sehingga meningkatkan laju sedimentasi dan akan mengurangi umur rencana/fungsi dari waduk-waduk yang ada. Oleh sebab itu perlu dibangun Terrasering dan bangunan pengendali sedimen. Terrasering berfungsi untuk mencegah aliran yang begitu cepat. Bangunan pengendali sedimen berfungsi untuk mencegah masuknya sedimentasi ke waduk tersebut, agar bangunan existing (waduk dan embung) dapat diselamatkan kelestariannya hingga umur rencananya tercapai (Laporan Akhir Detail Desain Bangunan Pengendali Sedimen di Wilayah Sungai Serayu-Bogowonto, 2004).
Kondisi Geografis• Letak administrasi Bangunan Pengendali
Sedimen Jlamprang ini berada di ruas Sungai Serayu, Desa Jlamprang, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.
• Letak geografis BPS Jlamprang pada 07o25’15” LS dan 109o50’30” BT. Lokasi ini dipilih dengan berbagai pertimbangan, antara lain : morfologi sungai (ruas sungai yang relatif lurus dan stabil, tebing yang cukup tinggi serta lebar yang sempit), kondisi geologi, mekanika tanah, topografi, bahan sedimentasi, akses (kemudahan maupun jaraknya), dan masyarakat serta lingkungan pemukiman di sekitarnya yang paling mendukung dan menguntungkan (Identifikasi Potensi dan Perencanaan Terpadu Bangunan-bangunan Pengembangan Konservasi di Wilayah Sungai Serayu Bogowonto, 2004).
Peta DAS Serayu
Wilayah DAS Kajian
Lokasi Daerah Pembangunan
Lokasi Daerah
Lokasi Daerah Pembangunan
Lokasi Daerah Pembangunan
Alasan Khusus Memilih Lokasi Ini Sebagai Lokasi Pembangunan
Di lokasi ini kedua tebing cukup tinggi, lebar sungainya tidak terlalu lebar dan stabil. Sedimen cukup banyak, sehingga sangat cocok untuk dibangun Bangunan Pengendali Sedimen untuk menahan sedimen yang masuk ke sungai Serayu. Lokasinya dekat jalan beraspal, sehingga tidak perlu dibuat jalan masuk untuk pembangunan dan pengoperasian pengambilan sedimen.
Tujuan
• Menganalisan Hidrologi dan Sedimentasi guna mendisain Terrasering dan Menentukan Dimensi Bangunan Pengendali Sedimen
Pembatasan Masalah Kajian
• Daerah aliran sungai yang ditinjau adalah DAS Kali Serayu (Sub DAS Begaluh dan Sub DAS Serayu Hulu)
• Analisis curah hujan menggunakan data hujan stasiun Leksono dan stasiun Kertek tahun 1983-2002
• Evaluasi hanya dilakukan pada bagian hulu waduk
• Alternatif pengendalian erosi dan sedimentasi dengan terrasering dan bangunan pengendali sedimen
Diagram Alir PengkajianStart
Pengumpulan Data
Analisis Erosi dan Sedimen
Analisis Hidrologi
Solusi
Data Curah Hujan DPS Serayu
Data Penyelidikan Tanah
TerraseringBangunan Pengendali
Sedimen
Analisis Hidrologi
Data Umum•Luas DAS Serayu = 200,6 Km2 (DPU Subdin Pengairan Wonosobo, 2007)•Kemiringan = 0,4 %•Panjang Sungai = 26,8 Km
Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata Dengan Metode Thiessen
No Nama Stasiun Luas (Km2) Bobot (%)1 Kretek 62,3 31,062 Wanganaji 83 41,373 Wonosobo 55,3 27,57
200,6 100
Luas DAS
Luas Total
Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata Dengan Metode Thiessen
• Data curah hujan harian maksimum di lokasi bangunan pengendali sedimen :
Sumber : PSDA Jawa Tengah dan Dinas Pengairan Wonosobo, 2007
Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata Dengan Metode Thiessen
• Untuk Metode Thiessen gunakan rumus :
Sumber : Perhitungan
Perhitungan Curah Hujan Rencana Dengan Metode Gumbel
Perhitungan Debit Banjir
• Perhitungan Intensitas Hujan (I)Rumus Kirpich (1940)
*i = kemiringan L = Panjang Sungai DAS (km) R24 dalam (mm)
Rumus Mononobe
Perhitungan Debit Banjir
• Koefisien Limpasan
• Debit Banjir Rencana
Sumber : Abdurrachman dkk, 1984
No Penggunaan Lahan % Luas Luas C C * %Luas1 Hutan Alam 50 0,5 0,001 0,052 Perladangan 10 0,1 0,4 43 Perkebunan 15 0,15 0,2 34 Pemukiman 10 0,1 1 105 Sawah 15 0,15 0,01 0,15
17,2Jumlah
50 Tahunan 100 TahunanC 0,172 0,172I 21,1870613 23,28840235A 200,6 200,6Q 203,0615037 223,2012233
*Q dalam m3/ det
Perhitungan banjir rencana dengan Metode Rasional
Erosi dan Sedimentasi
PENGERTIAN DAN PERHITUNGAN
Analisa Erosi Dan Sedimentasi
• Data-data tanah :
EROSI DAN SEDIMENTASI
EROSI
• Proses perataan kulit bumi yang meliputi proses penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan butir-butir tanah. Utomo (1987).
• Erosi tanah merupakan proses pelepasan butir-butir tanah dan proses pemindahan atau pengangkutan tanah yang disebabkan oleh angin dan air. Ellison (1947) dan Morgan (1986).
• Penghancuran struktur-struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbukan butir-butir hujan yang menimpa tanah.
• Pengangkutan butir-butir primer tanah tersebut yang mengalir di atas permukaan tanah.Arsyad (1976)
Erosi itu apa?
EROSIPROSES TERJADINYA EROSIPROSES TERJADINYA EROSI
Akibat Pelapu
kan
EROSIPROSES TERJADINYA EROSIPROSES TERJADINYA EROSI
Akibat Tindak
anManus
ia
Usaha-usaha konservasi tanah dan air diharapkan menekan atau mengurangi kerusakan tanah
Usaha-usaha konservasi tanah dan air diharapkan menekan atau mengurangi kerusakan tanah
EROSIPERHITUNGAN EROSIPERHITUNGAN EROSI
Persamaan Musgrave
Metode USLE
Memprediksi laju erosi rata-rata lahan tertentu pada satu kemiringan dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam jenis tanah dan penerapan pengelolaan lahan
dimanaEa = banyaknya tanah tererosi
(ton/ha/tahun)R = faktor erosivitas hujan (Kj/Ha/tahun)LS = faktor panjang-kemiringan lerengC = faktor tanaman penutup lahanP = faktor tindakan konservasi
EROSIFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSIFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
EROSIEROSIVITAS HUJANEROSIVITAS HUJAN
Bergantung dari sifat hujan yang jatuh dan ketahanan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan serta sifat gerakan aliran air di atas permukaan tanah sebagai limpasan.
PERHITUNGAN PbPERHITUNGAN PbPb disini adalah curah hujan bulanan rata-rata yang terjadi dari tahun 1983-2002
Contoh untuk Pb (5 tahun)
PERHITUNGAN NPERHITUNGAN NN disini adalah jumlah hari yang terjadi pada per bulan nya
Contoh untuk N (5 tahun)
PERHITUNGAN PmaxPERHITUNGAN Pmax Pmax disini adalah curah hujan maksimum yang terjadi per bulannya
Contoh untuk Pmax (5 tahun)
PERHITUNGAN EROSIVITAS (R)PERHITUNGAN EROSIVITAS (R)
Tahun R Tahun R1983 88,9 1993 78,4
1984 101,5 1994 70,3
1985 156,9 1995 92,94
1986 111,86 1996 66,2
1987 71,72 1997 66,97
1988 75 1998 106,65
1989 95,4 1999 81,88
1990 60,4 2000 330
1991 54,4 2001 63,5
1992 30,87 2002 41,18
Jumlah 1845,51
R 92,3
EROSIERODIBILITAS TANAHERODIBILITAS TANAH
EROSIERODIBILITAS TANAHERODIBILITAS TANAH
Sifat – Sifat Fisik Tanah
Rumus yang Digunakan
PERHITUNGAN KPERHITUNGAN K
PRESENTASE BAHAN
ORGANIK
KELAS STRUKTUR
TANAH
O
M 3058
2%
PERHITUNGAN KPERHITUNGAN K
KODE STRUKTUR
TANAHs Granula Sangat Halus 1
Kelas Struktur Tanah (ukuran Diameter) Kode (b)
Granuler sangat halus (< 1mm) 1
Granuler halus (1-2 mm) 2
Granuler sedang (2-10 mm) 3
Blok, blocky, plat, masif 4
PERHITUNGAN KPERHITUNGAN K
KELAS PERMEABILITI
TANAHP Agak Lambat 0,5-2 cm/jam 5
Kelas Permeabiitas Profil Tanah Kecepatan (cm/jam) Kode (c)
Sangat Lambat < 0,5 6
Lambat 0,5 – 2,0 5
Lambat-sedang 2,0 - 6,3 4
Sedang 6,3 – 12,7 3
27,370697
EROSI
FAKTOR PANJANG DAN KEMIRINGAN LERENGFAKTOR PANJANG DAN KEMIRINGAN LERENG
Faktor LS, kombinasi antara faktor panjang lereng ( L ) dan kemiringan lereng ( S ) merupakan hubungan antara besarnya erosi dari suatu lereng dengan panjang dan kemiringan tertentu terhadap besarnya erosi dari plot lahan. Nilai LS untuk sembarang nilai dihitung dengan persamaan sebagai berikut. (Morgan, 1988 dan Torri, 1996)
Hubungan Nilai z dan S
PERHITUNGAN LSPERHITUNGAN LS
PANJANG LERENG
z
L
0,5
1875
SLOPERATA-RATA S 0,08373
0,635742
EROSI
FAKTOR KONSERVASI TANAH DAN PENGELOLAAN TANAHFAKTOR KONSERVASI TANAH DAN PENGELOLAAN TANAH
Nilai C dari Berbagai Jenis dan Pengelolaan Tanaman di Indonesia
Sumber: Abdurachman dkk, 1984
NO PENGGUNAAN LAHAN %LUAS LUAS C C*LUAS
1 Hutan Alam 50 0,5 0,001 0,0005
2 Perladangan 10 0,1 0,4 0,04
3 Perkebunan 15 0,15 0,2 0,03
4 Pemukiman 10 0,1 1 0,1
5 Sawah 15 0,15 0,01 0,0015
JUMLAH 0,172
Hutan Alam = Hutan Tidak TergangguPerladangan = Ladang BerpindahPerkebunan = Kebun CampuranPemukiman = Tanah Kosong DiolahSawah = Semak Tidak Terganggu
Nilai Faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah
Sumber: Abdurachman dkk, 1984
Faktor CP untuk berbagai jenis penggunaan lahan di Pulau Jawa
PERHITUNGAN LAJU EROSIEROSIVITAS
HUJAN
PANJANG DAN KEMRINGAN
LERENG
R
LS 0,635742
92,2754
ERODIBILITAS TANAH K 27,370697
KOEFISIEN PENGELOLAAN TANAMAN
C 0,172
KONSERVASI TANAH
P 0,75
207,13 ton/ha/tahun
50 tahun
10356,5 ton/ha
SEDIMENTASI
Proses terkumpulnya butiran-butiran tanah karena aliran air yang mengangkat sedimen tersebut mencapai kecepatan pengendapan (settling velocity).
Sedimentasi itu apa?
PENGERTIAN SEDIMENTASIPENGERTIAN SEDIMENTASI
SEDIMENTASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIMENTASIFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIMENTASI
Merupakan bagian dari proses erosi tanahMerupakan akibat dari adanya erosi tanahFaktor yang mempengaruhi erosi tanah juga penyebab terjadinya sedimentasi
TOTAL SEDIMENTASI
LAJU EROSI 207,13 ton/ha
MASSA JENIS TANAH 1,7 ton/m3
12,18 mm
EROSI ↔ SEDIMENTASI
PROSES EROSI PENGHASIL SEDIMENTASIPROSES EROSI PENGHASIL SEDIMENTASI
EROSI ↔ SEDIMENTASI
PROSES EROSI PENGHASIL SEDIMENTASIPROSES EROSI PENGHASIL SEDIMENTASI
Menurut Foster dan Mayer (1977) dan Lane dan Shirley (1982)
Erosi dan sedimentasi diakibatkan oleh air terutama melalui prose pelepasan butir-butir tanah, penghanyutan dan pengangkutan sedimentasi yang diakibatkan oleh jatuhnya pukulan air hujan dari aliran air
Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan laju erosi tanah, maka angkutan bahan sedimen akan meningkat. Pukulan air hujan tersebut merupakan penghasil utama butir-butir tanah yang terlepas dalam proses erosi tanah
Pada suatu siklus hidrologi, secara karakteristik curah hujan yang jatuh di atas permukaan tanah dan limpasan permukaan yang timbul adalah variabel yang ekstrim yang menyebabkan erosi tanah dan bahaya banjir dan bahaya kerusakan yang terjadi (sedimentasi)
EROSI ↔ SEDIMENTASI
UPAYA PENGENDALIAN EROSIUPAYA PENGENDALIAN EROSI
Erosi tidak dapat dihilangkan namun hanya dapat dicegah karena erosi merupakan gejala alam yang akan terus menerus terjadi
EROSI ↔ SEDIMENTASI
UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASIUPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI
Dilakukan dengan cara mengendalikan erosi sebagai penyebab utama
MASALAH YANG TERJADI
Dari perhitungan didapatkan sedimentasi adalah 12, 18
mm/tahun
SK Peraturan Direktur Jenderal RLPS No: P.04/V.SET/2009
adalah< 2mm/tahun
Akibat dari erosi yang terjadi terus-menerus, penimbunan sedimen di waduk semakin banyak, sehingga kapasitas tampungan waduk semakin
berkurang.
Umur Waduk Mrica diperkirakan hanya tersisa tinggal 12 sampai 13 tahun
Akibat penumpukan sedimen erosi, dapat mengurangi umur waduk,
Menurut Supervisor Senior Humas PT Indonesia Power (IP) Unit Bisnis
Pembangkit (UBP) Mrica Banjarnegara Gunawan SW, umur Waduk Mrica tinggal tersisa 12 – 13 tahun lagi.
Akibat adanya pemanfaatan lahan yang tidak benar pada wilayah hulu Sungai Serayu, maka menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan, dan mempercepat erosi yang terjadi, dan
sehingga endapan sedimen yang terjadi semakin besar.
SOLUSI YANG DITAWARKAN
TERRASERING
Bentuk dan Fungsi Terassering
Utomo (1989) membagi teras berdasarkan bentuk dan fungsinya ke dalam 3 macam teras, yaitu
(a)teras saluran (channel terrace),(b)teras bangku atau teras tangga (bench terrace), dan
(c)teras irigasi pengairan (irrigation terrace).
Teras saluran terutama dibangun untuk mengumpulkan air aliran permukaan pada saluran yang telah disiapkan untuk
kemudian disalurkan pada saluran induk jalannya air, sehingga aliran permukaan tersebut tidak menyebabkan
erosi. Teras bangku dibangun terutama untuk mengurangi panjang lereng. Lalu, teras pengairan dibangun untuk menampung air hujan sehingga dapat digunakan oleh tanaman, seperti pada petak-petak sawah tadah hujan.
Terras Bangku
Persiapan di lapangan yang harus dilakukan dalam pembuatan teras bangku adalah: (a) memasang patok induk di sepanjang calon tempat saluran pembuangan air, dengan kode 1, 2, 3, dst sebagai batas galian dan timbunan tanah. Jarak antara 2 patok yang berdekatan sama dengan lebar bidang olah teras yang direncanakan, jarak ini ditentukan oleh kemiringan lereng.
Gambar . Penampang Melintang Teras Bangku (Sumber: Soil Conservation Handbook,1995 dlm Priyono, et al. 2002)
Deretan patok pembantu merupakan garis batas galian dan batas timbunan tanah. Untuk menentukan letak patok pembantu digunakan waterpas sederhana sehingga mengikuti garis kontur, seperti pada gambar, (c) memasang patok as (pusat) di antara 2 baris patok pembantu. Ukuran patok as lebih kecil dari patok pembantu. Jarak antar patok as pada deretan yang sama 5 meter.Lebar teras tergantung pada besarnya lereng, kedalaman tanah, tanaman dan pola tanamnya.
Rasio tampingan teras atas dengan lereng adalah 1:0,5 dan rasio tampingan bawah dengan lereng adalah 1: 1 – 0,5. Penyesuaian harus dilakukan tergantung dari tipe tanah dan apakah tampingan akan ditanami rumput atau akan ditutup dengan batu. Tampingan teras bangku miring ke luar harus ditutup rumput secara rapat dan merata.
Pemasangan dimulai dari bagian atas lereng, (b) memasang patok pembantu dengan kode 1a, 1b, 1c, dst berderet menurut garis kontur di kanan kiri patok induk kode 1 dengan kode 2a, 2b, 2c, dst untuk patok induk 2 dan seterusnya. Jarak antara patok pembantu 5 meter.
Nilai Faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah
Sumber: Abdurachman dkk, 1984
PERHITUNGAN LAJU EROSIEROSIVITAS
HUJAN
PANJANG DAN KEMRINGAN
LERENG
R
LS 0,635742
92,2754
ERODIBILITAS TANAH K 27,370697
KOEFISIEN PENGELOLAAN TANAMAN
C 0,172
KONSERVASI TANAH
P 0,04
11,047 ton/ha/tahun
50 tahun
552,35 ton/ha
TOTAL SEDIMENTASI
LAJU EROSI 11,047 ton/ha
MASSA JENIS TANAH 1,7 ton/m3
0,65 mm
Dari perhitungan didapatkan sedimentasi adalah 0,65
mm/tahun
Nilai ini sudah sesuai dengan SK yang dikeluarkan, yaitu <
2mm/tahun
Sehingga sedimentasi dengan adanya terrasering Saluran dengan kualitas konstruksi baik menjadi =
0,65 mm
Bangunan Pengendali Banjir
Data Lapangan
• Daerah Tangkapan Sungai = 200,6 Km2
• Kemiringan Sungai = 0,004• Lebar Sungai = 25 meter• Lebar Peluap = 15 meter• Debit Banjir = 203,06 m3/det• Konsentrasi Sedimen = 0,2
*SumberPengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,Robert J. Kodoatie
Debit Desain
• Sehingga di dapat Qdesain = 207,1227 m3/detik
*Sumber Pd T-12-2004-A
Dimensi Peluap
• C = 0,6 m2 = 1
• Sehingga
• Dengan cara coba-coba didapat h3 = 2,7 dengan Q = 280,158 m3/detik
• Sehingga tinggi jagaannya = 1,20 meter
Ilustrasi
17 meter
15 meter
2,73,9
Lebar Mercu Peluap
• Nilai V = 4,7 m/det• Sehingga dapat nilai b = 1,95 meter
Tinggi Bendung Pengendali Dasar Sungai
• H nya disarankan < 5
• Istatik = 0,02
• Idinamik = 0,026
• L1 = 200 meter L2 = 285,71 meter
0,04
Tebal Lantai Kolam Olak dan Panjang Kolam Olak
• Kolam olak tidak memiliki subdam sehingga koef yang digunakan 0,2.
• Sehingga tebal kolam olaknya adalah t = 1,9 meter.
• Panjang kolam olak• Sehingga L = 7,2 meter
*Sumber perhitungan Pd T-12-2004-A
0,2
Kolam Olak
Terima KasihSampai Jumpa Lagi Yaa ^.^
top related