hematinika oleh ns.i dewa gede rai leadi s.medakep
Post on 04-Aug-2015
360 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HEMATINIKA
By.P. SANTOSO,
S.Si.M.Biomed,Apt
Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan sel darah merah ( erythropoesis).
Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang pipih, untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat.
Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk membentuk
sel darah merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan
ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang.
Vitamin B12 dapat disintesa dalam usus besar oleh bakteri, tapi tak dapat memenuhi kebutuhan tubuh, sebab vitamin ini terikat dalam protein dan penyerapannya berlangsung dalam ileum.
ANEMIA Anemia adalah keadaan dimana
kadar Hb dan atau eritrosit berkurang. Orang dikatakan menderita anemi bila kadar Hb kurang dari 8 mmol/lt pada pria atau 7 mmol/lt pada wanita.
Ada dua jenis anemia yaitu : Anemia Feriprive Anemia Megaloblaster
Anemia Feriprive Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan
tanda-tanda Hb dibawah normal(hypochrom), eritrosit lebih kecil (microcyter), anemi ini sering disebut dengan anemi hypochrom, anemi microcyter, anemi sekunder.
Anemia Megaloblaster Disebabkan ole kekurangan vitamin B12 atau
asam folat, dengan tanda-tanda sel darah merah membesar (macrocyter) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hyperchrom), disebut juga anemi primer. Dalam keadaan yang lebih berat disebut anemia pernisiosa
Penderita Anemia
Anemia Megaloblaster
Megalobastic
Anemia View
Of Red blood cells
Anemia lainnya Merupakan bentuk anemia serius yang tak
ada hubungannya dengan kekurangan zat besi maupun vitamin. Termasuk kedalam golongan ini adalah :
Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara lain faktor keturunan (disebut juga anemia aplastis primer atau congenital); rusaknya tulang akibat efek samping obat seperti kloramfenikol, karbimazol, sitostatika (disebut juga anemia aplastis sekunder).
Anemia hemolitis, yaitu eritrosit rusak, Hb dilarutkan dala serum dan dieksresikan lewat urin, misalnya malaria tropika..
PENGOBATAN Berhubung anemi hanya merupakan gejala,
maka sebelum melakukan pengobatan perlu ditentukan jenis anemi dengan menentukan kadar zat besi, vitamin B12 dan asam folat, agar dapat diberikan terapi yang tepat.
Anemi feriprive dapat dihilangkan dengan pemberian preparat besi, sedangkan penyebabnya mungkin tetap ada misalnya tumor atau borok lambung yang juga harus diobati, sebab bila hanya memberi preparat besi tanpa mengobati penyebabnya, anemi tidak akan bisa diatasi.
Zat-zat anti Anemi :
Asam Folat Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi,
buah-buahan. Dalam bahan makanan asam folat terdapat dalam senywa konjugasi (poliglutamat). Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan direduksi menjadi zat aktifnya (tetra hidro folic acid). Zat ini untuk sintesa DNA dan RNA serta pembelahan sel.
Zat Besi (Fe) Dalam makanan zat besi terikat sebagai feri
kompleks, tetapi dalam lambung diubah menjadi fero klorida. Resobsinya hanya berlangsung dalam duodenum, dalam lingkungan asam , garam fero lebih mudah larut. Setelah diserab dalam darah , maka akan bergabung dalam protein menjadi feritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke dalam sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim zat besi (metalo enzim). Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg.
Gejala kekurangan zat besi seperti anemia hipokrom, yaitu pucat, letih dan lesu, jari-jari dingin, jantung berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput. Defisiensi ini dapat diberikan garam-garam ferro per-oral, misal ferro fumarat, ferro sulfas, ferro klorida dan lainnya.
Pemberian parenteral jika ada kelainan lambung (perdarahan) atau rangsangan yang hebat. Lagi pula ada bahaya over dosis, sedangkan per-oral tidak akan terjadi over dosis sebab ada ritangan kontrol usus, kecuali pada anak-anak dimana kontrol usus belum sempurna.
Vitamin B12 (Cyanocobalamin) Sumber vitamin ini adalah makanan dari
hewani : hati, daging, telur susu dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5 mcg.
Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleknya dari protein oleh HCl yang segera diikat oleh glukoprotein yang disebut intrinsik faktor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat diserap oleh reseptor spesifik di usus halus (ileum). Setelah diserab vitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati yang secara bertahap dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12 dengan gejal-gejala megaloblaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum tulang, depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi oral vitamin B12 dengan kombinasi intrinsik faktor (serbuk pylorus).
ANEMIA PADA KEHAMILAN Meskipun kebutuhan harian zat besi mengalami
peningkatan pada kehamilan, suplementasi rutin zat besi tak diperlukan jika wanita tampak aktif memiliki gizi yang baik dan makan makanan yang bergizi seimbang. Jika terdapat bukti adanya defisiensi zat besi, tablet oral suplemen zat besi dapat diberikan, karena tak ada bukti bahwa pemberian suplemen tersebut dalam dosis terapi membahayakan janin yang sedang tumbuh.
Kadar hemoglobin dibawah 8 gram/100 ml pernah disertai dengan peningkatan resiko enselopati neonatal di negara-negara berkembang (Ellis et al, 2000). Konsentrasi feritin serum yang rendah , khususnya dalam trisemester pertama, pernah berkaitan dengan peningkatan vaskularisasi serta ukuran plsenta, retardasi pertumbuhan intrauteri dan berat lahir yang rendah (Hindmarsh et al, 2000).
Efek Samping Terapi Zat Besi Suplemen oral zat besi dapat
menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati dn konstipasi (kadang diare). Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat bergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak bisa diterima ibu hamil sehingga terjadi ketidak patuhan pemakaian obat (Shatrugna et al, 1999).
top related