hak cipta © 2015, pada penulis - umm
Post on 03-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Hak Cipta © 2015, pada Penulis
Hak Publikasi pada Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Cetakan ke- 05 04 03 02 01Tahun 19 18 17 16 15
Penerbit Universitas Atma Jaya YogyakartaJalan Moses Gatotkaca 28 YogyakartaTelp. (0274) 561031, 580526, Fax. (0274) 580525Website: penerbit.uajy.ac.idE-mail : penerbit@mail.uajy.ac.id
No. Buku: 584.FT.15.11.15 ISBN: 978-602-8817-72-1
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA
SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PEI 2015
Salam sejahtera bagi kita semua,
Sebagai tuan rumah, pertama-tama kami mengucapkan selamat
datang dan selamat berjumpa dalam Seminar Nasional Ergonomi
2015 dan Kongres Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) yang
ke-7 di Yogyakarta. Tidak terasa 3 tahun telah berlalu dengan cepat
dan kita kembali dipertemukan dalam agenda 3 tahunan masa bakti
kepengurusan PEI dan seminar nasional ergonomi setelah 3 tahun
lalu diselenggarakan di Bandung.
Seminar nasional ergonomi 2015 yang diselenggarakan pada tanggal 17-18 November
2015 di Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini mengambil Tema: Sustainable
Ergonomics For Better Human Well Being. Bersamaan dengan acara Seminar
Nasional & Kongres PEI ini diselenggrakan pula kompetisi PEI Student Paper Challenge
2015 yang berhasil menyeleksi 5 finalis kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi. Dalam penyelenggaraan acara ini juga diadakan Workshop “Sport Ergonomics”
yang pertama kali dalam agenda acara 3 tahunan seminar dan kongres PEI sebagai ide
dari prof Manuaba untuk memperkenalkan bahwa ergonomi sangat luas dan sudah
memasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu kesinambungan
mengembangkan ergonomi untuk tujuan-tujuan kesehatan dan kesejahteraan kehidupan
yang lebih baik bagi umat manusia adalah perlu dilakukan terus menerus dan di
implementasikan pada semua aspek kehihupan agar benar-benar dirasakan manfaatnya.
Seminar nasional ergonomi 2015 dan kongres ke-7 PEI ini diikuti oleh berbagai disiplin
ilmu seperti dari bidang Teknik, Kedokteran, Teknologi pertanian, Kesehatan, Psikologi,
Olah Raga, Seni, dan lain-lain. Lebih dari seratus partisipan pemakalah, peserta kongres
dan workshop hadir dan terlibat dalam acara ini yang juga menghadirkan pembicara kunci
dari Bidang Pemerintahan (Eksekutif), Bidang Pendidikan (Akademik), dan Praktisi.
Untuk itu kami panitia mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu Pembicara Kunci yang telah meluangkan waktunya diatara kesibukannya untuk
hadir pada acara ini. Dan tak lupa pula saya sebagai ketua panitia mengucapkan banyak
terimakasih pula kepada para reviewer, steering committee, Dewan Pembina PEI, Ketua
dan Pengurus PEI, serta berbagai pihak, khususnya teman-teman dalam kepanitian,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan pihak-pihak lain yang telah mendukung
terlaksananya seminar nasinal ergonomi dan Kongres PEI ke-7 ini.
Viva Ergonomi
Salam Ergoerst
Ketua Panita,
Ir. Bernadus Kristyanto, MEng. Ph.D
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
iv
SAMBUTAN PRESIDEN PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA
SEMINAR DAN KONGRES PEI DI JOGJAKARTA, 17 – 18 NOVEMBER 2015
Sejawat yang saya hormati,
Tanpa terasa waktu telah mempertemukan kita kembali di kota
Jogjakarta ini dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Ergonomi
2015. Telah banyak yang telah dilakukan di lingkungan masing-
masing sehingga ada saatnya bagi para Ergoers dan peminat
lainnya bertemu dalam forum ilmiah ini untuk saling berbagi ilmu dan
informasi perkembangan ergonomi dengan segala aktivitasnya.
Oleh karena itu marilah kita sebagai umat yang beragama mengucapkan puji syukur
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenanNya, kita dapat bertemu
kembali dalam suasana yang penuh keakraban dan penuh kekeluargaan sebagai suatu
keluarga besar Perhimpunan Ergonomi Indonesia.
Para Ergoers yang saya hormati,
Perkembangan ergonomi telah mengalami perubahan yang sedemikian pesatnya. Hal ini
terkait dengan situasi dunia yang semakin kompleks dan penuh persaingan serta tuntutan
profesionalisme. Oleh karena itu sebagai seorang profesional tentu diharapkan kita
semakin meningkatkan diri dan melengkapi diri dengan kompetensi dan aspek legalitas
masing-masing. Oleh karena itu ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian
dalam melangkah ke depan menyongsong era perdagangan bebas seperti sertifikasi,
kerjasama nasional, regional dan internasional, implementasi ergonomi dalam berbagai
sektor serta tanggungjawab sosial masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, kiranya
pertemuan ini dapat menjadi ajang untuk saling bertukar informasi, meningkatkan diri
serta tentunya mempererat tali silaturahmi dalam kerangka maju bersama memenuhi
tuntutan perubahan tersebut.
Tentunya setiap sejawat dari berbagai latar belakang aktivitas tetap memperhatikan
tuntutan lembaga masing-masing seperti para akademisi yang diharapkan mampu
menghasilkan produk dan terpublikasi secara internasional, praktisi yang mampu
memberi nilai tambah dalam aktivitas sehari-hari serta juga peminat lainnya. Oleh karena
itu, saya mengajak semua pihak untuk dapat memberikan sumbangsihnya dari berbagai
aspek guna meningkatkan peran ergonomi bagi pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara. Tentunya tema IEA 2015 yakni “reaching out” dapat menjadi rujukan kita bersama
untuk saling membuka diri dan bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Semangat bekerja dalam tim, saling mengenal dan memperkenalkan diri serta
mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing dapat menjadi dasar yang kuat
untuk maju baik bagi diri sendiri, institusi, ergonomi Indonesia dan masyarakat pada
umumnya.
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
v
Bapak dan ibu yang saya hormati,
Pada seminar kali ini juga dilaksanakan Kongres PEI 2015, sebagai bentuk proses
kesinambungan PEI dalam menjalankan amanah sesuai yang disampaikan dalam
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Ergonomi Indonesia. Tugas
telah menanti kita, seiring dengan ditunjukkan PEI sebagai tuan rumah SEANES 2016.
Dengan kekuatan jumlah anggota yang kita miliki, maka tentunya tugas tersebut
diharapkan akan dapat dlaksanakan dengan baik. Oleh karena itu marilah kita
bergandengan tangan untuk membangun ergonomi Indonesia sebagai salah satu bagian
penting dari perkembangan ergonomi dunia.
Pada akhirnya, saya menyampaikan ucapan selamat mengikuti seminar. Semoga
suasana Jogjakarta yang penuh kedamaian dan keramahtamahan dapat memberikan
inspirasi bagi kita semua untuk berbuat lebih baik. Terima kasih kepada Panitia dan
seluruh jajarannya yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih
pula kepada dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan maksimal
demi suksesnya konferensi ini. Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua dan pikiran
baik datang dari segala penjuru.
Perhimpunan Ergonomi Indonesia
I Putu Gede Adiatmika
Ketua
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SAMBUTAN KETUA PANITIA iii
SAMBUTAN KETUA PEI 2012-2015 iv
DAFTAR ISI vi
A. Agriculture Ergonomics
PENGEMBANGAN KESAN (KANSEI ENGINEERING-BASED SENSOR FOR AGRO-INDUSTRY) UNTUK LINGKUNGAN KERJA TERKENDALI
Mirwan Ushada,Tsuyoshi Okayama, Atris Suyantohadi, Nafis Khuriyati, Dzikri Rahadian Fudholi
A-1
B. Anthropometry
DRILLIS & CONTINI REVISITED USING STRUCTURAL EQUATION MODELING FOR ANTHROPOMETRIC DATA
Markus Hartono
B-1
C. Communication & Networking
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEMUDAHGUNAAN PERANGKAT SMARTPHONE DENGAN METODE THINK-ALOUD EVALUATION
Andrie Pasca Hendradewa, Yassierli
C-1
D. Biomechanics
KAJIAN BIOMEKANIKA PADA TEKNIK PENGENDARAAN RACING WHEELCHAIR UNTUK ATLET PARAPLEGIA
Lobes Herdiman, Ilham Priadythama
D-1
E. Cognitive Ergonomics
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA BUNDLING PRODUK YANG MEMPENGARUHI ATENSI PEMBELANJA DENGAN METODE EYE-TRACKING
Erlinda Muslim, Boy Nurtjahyo Moch., Maya Arlini, Faishal Muhammad, Shafira Karamina Alifah, Rina Puspita
E-1
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
PENGARUH IN-STORE DAN OUT-STORE FACTORS TERHADAP ATENSI DAN EVALUASI PEMBELANJA PADA SUATU MERK PRODUK DISKON
Maya Arlini, Erlinda Muslim, Boy Nurtjahyo Moch., Putri Kusumawardhani, Sarah Putri, Meilinda Dorris Shintana
E-8
PERBANDINGAN KUESIONER SWEDISH OCCUPATIONAL FATIGUE INVENTORY (SOFI) DAN FATIGUE ASSESSMENT SCALE (FAS) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN PERSEPSI KELELAHAN
Rida Zuraida, Hardianto Iridiastadi, Maya Arlini Puspasari
E-15
KEBISINGAN BERPENGARUH TERHADAP KONSENTRASI PEKERJA PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU
I Ketut Widana, I Gede Oka Pujihadi, Ni Wayan Sadiyani, I Ketut Sutapa
E-22
PROGRAM MANAJEMEN STRES KERJA ERGO-JSI MENINGKATKAN WORK ABILITY INDEX (WAI) KARYAWAN BANK SWASTA NASIONAL ”X” DI DENPASAR BALI
Susy Purnawati
E-29
F. Comunnication and Networking
PENERAPAN AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA EDUKASI PEMAKAIAN ALAT PEMADAM API
Arief Rahman, Pamungkas Dwi Admaja
F-1
G. Cultural Ergonomics
PENGARUH PEMUTARAN MUSIK GAMELAN JAWA SEBAGAI MUSIK PENGIRING KERJA TERHADAP DENYUT JANTUNG MANUSIA DAN PERASAAN RILEKS
Lina Dianati Fathimahhayati, Rini Dharmastiti, Subagio
G-1
ERGONOMI DAN TRI HITA KARANA PADA BANGUNAN RUMAH TINGGAL TRADISONAL BALI
I Nyoman Artayasa
G-6
H. Ergonomics in Small and Medium Scale Entreprise
STRATEGI INOVASI DESAIN INKLUSI ALAT PRODUKSI MEMBATIK HEMAT ENERJI
Paulus Bawole, Puspitasari Darsono, Eko A. Prawoto, Winta Guspara
H-1
SUHU LINGKUNGAN KERJA PERAPEN YANG PANAS DAPAT MENINGKATKAN BEBAN KERJA DAN MENURUNKAN PRODUKTIVITAS PERAJIN GAMELAN BALI
I Ketut Gde Juli Suarbawa
H-9
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
KAJIAN ERGONOMI PADA INDUSTRI BOLU KUKUS DI DENPASAR
I Made Krisna Dinata, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, I Made Muliarta
H-14
ANALISIS BEBAN KERJA, TINGKAT KEBISINGAN DAN KELELAHAN KERJA PEKERJA MEUBEL DI KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR
Soni Doke , Jacob M Ratu
H-20
EVALUASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) UKM BATIK PUTRA MADURA DENGAN BEHAVIOR BASED SAFETY(BBS)
Nachnul Ansori, Trisita Novianti, Fitri Agustina, Tri Ulfa Hasanah
H-25
I. Ergonomics and Global warming
ESENSI GLOBAL WARMING TERHADAP KOGNISI MASYARAKAT INDONESIA (STUDI KASUS DI 8 KOTA DI INDONESIA)
Erwin Maulana Pribadi
I-1
J. Healthcare Ergonomics
ANALISA DAN EVALUASI KONDISI LINGKUNGAN KERJA FISIK PADA PT. ABC
Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan
J-1
TINGKATAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) PADA PEKERJA DI PEMOTONGAN BATU PT. “P” SLEMAN
Lusy Ika Susanti, Yamtana, M. Mirza Fauzie
J-7
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS HIDRASI PEMECAH BATU YANG TERPAPAR PANAS MATAHARI DI ROWOSARI KOTA SEMARANG
Baju Widjasena, Bina Kurniawan, Siswi Jayanti
J-13
K. Human Computer Interaction
PENERAPAN PENDEKATAN SHIP DALAM PENGEMBANGAN WEBSITE DESA DI KABUPATEN KLUNGKUNG
I Wayan Sudiarsa
K-1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESALAHAN PADA PENGGUNAAN KOMPUTER
Fitri Agustina, Nachnul Anshori, Dwi Atika Meirina
K-6
ANALISIS RISIKO PADA SAAT PRAKTIKUM KOMPUTER DI RUANG PRAKTIKUM KOMPUTER INSTITUT “S” DENPASAR
I Made Muliarta, Made Krisna Dinata, L.M. Indah, Putu Adiartha G
K-12
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
PENGARUH POSISI PENGGUNAAN KOMPUTER TABLET TERHADAP KETIDAKNYAMANAN TUBUH EKSTRIMITAS ATAS
Anita Juraida, Yassierli
K-16
L. Manual Material Handling
PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR SORTASI DENGAN PENERAPAN TOJOK ERGONOMIS DI INDUSTRI KELAPA SAWIT
Anizar, Ukurta Tarigan
L-1
KAJIAN ASPEK ERGONOMI SEBAGAI DASAR PERANCANGAN KONDISI KERJA PENYADAP LONTAR DI KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR
Jacob M Ratu
L-7
ANALISIS ERGONOMI AKTIVITAS PEMINDAHAN BAHAN AKIBAT PENGATURAN ULANG TATA LETAK FASILITAS
Marta Hayu Raras Sita Rukmika Sari, Luciana Triani Dewi, V. Ariyono
L-12
M. Musculoskeletal Disorder
PENERAPAN ERGONOMI MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN KENYAMANAN SERTA PRODUKTIVITAS PADA WANITA PEMBUAT BANTEN DI GIANYAR-BALI
I Dewa Ayu-Inten D.P., Luh Made Indah S.H.A
M-1
MUSCULOSCELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATU BATA MERAH DI KELURAHAN “X” KUTAI KARTANEGARA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Nanik Haryanti, Iwan M. Ramdan
M-6
KORELASI KELUHAN FISIK DAN LIMA DIMENSI KELELAHAN SWEDISH OCCUPATIONAL FATIGUE INDEX (SOFI) PADA KARYAWAN PEMASANGAN AKSESORIS MOBIL
Ardhika Surya Saputra, Tiara Anantha, Rida Zuraida
M-11
ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR PADA STASIUN BOILER DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA DI PT. ABC
Farida Ariani, Syahrul Fauzi Siregar
M-17
ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR DIVISI SPRING BED DENGAN METODE SNQ (STANDARD NORDIC QUESTIONAIRE) DAN REBA PADA PT. CAKUP
Khalida Syahputri, Rahmi M. Sari
M-22
USULAN PERBAIKAN METODE KERJA DI LINE PRODUKSI POTONG PIPA MESIN SAW BLADE MANUAL
Euis Nina Saparina Yuliani, Wahyudin, Hardianto Iridiastadi
M-28
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DAN ANALISIS RULA MENURUNKAN KELELAHAN DAN KELUHAN OTOT SKELETAL PADA PRAMUGRAHA HOTEL PURI SARON
N.K. Dewi Irwanti, M. Yusuf, D.A. Aryadewi
M-34
ANALISIS POSTURAL STRESS OPERATOR PACKING CV X
Herry Christian Palit, Debora Anne Yang Aysia
M-39
USULAN ALOKASI ELEMEN KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
Dini Wahyuni , Poppy Wijaya , Rahmi M. Sari
M-45
ANALISA POSTUR KERJA OPERATOR MESIN HONING MODEL ANR-275 MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)
Muhammad Kholil, Euis Nina Saparina Yuliani
M-51
STUDI PERANCANGAN FASILITAS KERJA DI STASIUN PEMBERSIHAN DAN PEMBELAHAN IKAN (STUDI KASUS UKM PENGASINAN IKAN)
Benedikta Anna
M-56
ANALISIS PEKERJA EGREK KELAPA SAWIT DI PTPN XY: PART 3. ANALISIS BIOMEKANIKA
Listiani Nurul Huda, Rahim Matondang, Rahmadan Syah Saragih
M-63
PENILAIAN POSTUR KERJA BAGIAN TANGAN MENGGUNAKAN ELEKTROMIOGRAFI
Indah Pratiwi, Purnomo, Rini Dharmastiti, Lientje Setyowati
M-70
PENENTUAN ERGONOMIC ASSESSMENT METHOD UNTUK MENGANALISIS ERGONOMIC HAZARDS DI PEKERJAAN YANG MENIMBULKAN MSDs
Boy Nurtjahyo, Erlinda Muslim, Maya Arlini, Primalia Atika Hardhiani, Nicko Chandra, Anna Murti
M-76
N. Office Ergonomics
ANALISIS BEBAN KERJA MAHASISWA PRAKTEK DI LABORATORIUM JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS UDAYANA
M. Yusuf, I Gede Suhartana, Wahyu Susihono
N-1
O. Patient Safety
HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Billy Richardo Sagala dan Ari Widyanti
O-1
PERANAN MANAJEMEN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Triarti Saraswati
O-7
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
PENGUKURAN KELUHAN OTOT-RANGKA PADA PEKERJAAN PERAWAT DENGAN DUTCH MUSCULOSKELETAL QUESTIONNAIRE
Wyke Kusmasari, Yayan Harry Yadi, dan Ing Farid Wajdi
O-15
PENGUKURAN IKLIM KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS RS X MALANG)
Dian Palupi Restuputri
O-21
ANALISIS AKTIVITAS KONSULTASI DOKTER SPESIALISTERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA KLINIK UTAMA “ABC” BANDUNG
Oktri Mohammad Firdaus
O-30
P. Product Design
USULAN REDESIGN KERANJANG BELANJA YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS: PASAR MODERN BSD)
Dino Caesaron, Ricky Cahyadi
P-1
PERANCANGAN MEJA KERJA PENGELEMAN JOINT KARDUS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Martinus Edy Sianto, Arya Dwi Jaka, dan Hadi Santosa
P-7
PERANCANGAN ALAT PENJEMUR KEMPLANG PADA INDUSTRI KEMPLANG ARHAN PALEMBANG
Yulianti, Theresia Sunarni
P-13
DESAIN KURSI ERGONOMIS IBU MENYUSUI MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
I Made Anom Santiana, M. Yusuf, dan I Nyoman Sutapa
P-20
DESAIN TAMENG PERMANEN LADLE-KOWI MENINGKATKAN KENYAMANAN PEKERJA MENUANG BAJA CAIR KE DALAM CETAKAN
Wahyu Susihono
P-25
PERANCANGAN MESIN PEMOTONG BATU BATA DAN PARAS SESUAI ANTROPOMETRI PERAJIN DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
I Gede Santosa, dan AA. NB. Mulawarman
P-30
PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN KERAJINAN PERAK DI ANGGRA SILVER
Frengki Nainggolan, Maria Chandra Dewi Kurnianingtyas
P-36
PENGEMBANGAN METODE DESAIN PRODUK YANG BERORIENTASI PADA KEPUASAN PENGGUNA DENGAN PENDEKATAN MULTIDISIPLIN
Agustinus Gatot Bintoro dan Valentinus Darsono
P-41
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENGURANGI KELUHAN PEKERJA PADA PROSES PENJEMURAN KAIN BATIK CABUT
Etika Muslimah, Ida Nursanti, Ahmad Ali Marzuki
P-52
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA KERAJINAN COR ALUMINIUM DENGAN ERGONOMI PARTISIPATORI
Muhammad Anshari Fadhilah, Amarria Dila Sari, Hari Purnomo, Muhammad Ragil Suryoputro, Ratih Dianingtyas Kurnia
P-57
Q. School Ergonomics
MODEL EDUKASI ERGONOMI TOTAL DALAM PRAKTIK KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI DI DAERAH
Heri Setiawan
Q-1
DESAIN INTERIOR MICRO TEACHING BERBASIS ERGONOMI
Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi, I Dewa Ayu Sri Suasmini, dan Ni Luh Desi In Diana Sari
Q-7
R. Sports Ergonomics
ANALISIS SKOR CONSTANT SENDI BAHU DAN KORELASINYA TERHADAP LAMA LATIHAN PADA ATLET BASEBALL KOTA BANDUNG
Leonardo Lubis
R-1
S. Usability and User Experience
PENENTUAN TINGKAT PENERIMAAN PERAWAT TERHADAP ALAT PEMANTAU INFUS JARAK JAUH BERBASIS USABILITY TESTING
Erlinda Muslim, Boy Nurtjahyo Moch., Maya Arlini, Anselma Basuki, Tubagus Raihar Maqdisi, dan Tri Budi Setyaningsih
S-1
PERANCANGAN ULANG PRODUK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN USER EXPERIENCE MENGGUNAKAN METODE GENEVA EMOTION WHEEL
Kristiana Asih Damayanti, Meity Martaleo, Christian Ebbyanto Gunawan, dan Davin Manuel Sutanto
S-9
PERANCANGAN APLIKASI WAYFINDING UNTUK KAMPUS IPB DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK USER EXPERIENCE
Thedy Yogasara dan Stephanie Angkawijaya
S-15
T. Work Organization
APLIKASI ERGONOMI MIKRO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA MIKROBIOLOGI
Rohmana dan Hennie Husniah
T-1
PERHITUNGAN WAKTU KERJA EFEKTIF UNTUK PEKERJAAN TAMAN
Nuruddin Kamil, Maria Anityasari, dan Anny Maryani
T-7
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1 Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
U. Transport & Traffic Ergonomics
PENGARUH KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA PORTER APRON BANDARA AHMAD YANI
Novie susanto, Ratna Purwaningsih, Rizki Ridha Illahi
U-1
Makalah Finalis PEI Student Paper Challenge 2015
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX DAN WAKTU ISTIRAHAT PADA AKTIVITAS JOGGING USIA 19-21 TAHUN
Anugrah Nurhamid, Sakya Nabila Hapsari
SP-1
PERANCANGAN TONG SAMPAH YANG EFISIEN DAN INOVATIF
Aditya Suprihadi Trijaya, Christian Oktavianus, Grace Natalia
SP-6
PERANCANGAN POSTUR KERJA YANG ERGONOMIS PADA OPERATOR JAHIT DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT
Faesal Adam, Felix Pandan N. W., Sarsa Surya Rizkita
SP-13
PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE ORACLE DENGAN BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA ADMINISTRASI JNE
Mitasya Susilo, Helena Allaitsi Muzakiroh, Tasya Pradipta
SP-18
INOVASI MEJA BANTAL (METAL) PRAKTIS
Rinawati, Adi Prianto, Yakobus Joko Prakosa
SP-24
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-21
A1BK028R
PENGUKURAN IKLIM KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS RS X MALANG)
Dian Palupi Restuputri1
1Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas 246 MalangE-mail: restuputri@yahoo.com
ABSTRAK RS X adalah salah satu rumah sakit di Kota Malang yang berdiri pada tahun 2013. Sebagai rumah sakit yangbaru RS X wajib memperhatikan sistem keselamatan kerja didalamnya. Salah satu pendekatan yang dapat mengurangi kecelakaan kerja dengan iklim keselamatan kerja. Pada penelitian ini, pengukuran iklim keselamatan kerja menggunakan kuesioner ahli tim kerja Nordic yaitu NOSACQ-50. Hasil pengukuran iklim keselamatan kerja NOSACQ-50 di RS X yaitu : Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen: 2,55; Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen : 2,77; Keadilan keselamatan kerja manajemen : 2,72;Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja : 2,67; Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya : 2,33; Pembelajaran komunikasi, dan kepercayaan : 3,01; Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja : 2,63. Berdasarkan uji Mann Whitney U dan Kruskal Wallis diperoleh informasi tidak terdapat perbedaan signifikan iklim keselamatan kerja di RS X di kelompok lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, status pekerja dan departemen dan pelatihan K3. Untuk kelompok manajerial dan pekerja terdapat perbedaan yang signifikan untuk dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya dan Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja. Pada kelompok berdasarkan kelompok umur terdapat perbedaan pada dimensi Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen dan Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja.Kata Kunci: Rumah Sakit, Iklim Keselamatan Kerja, NOSACQ-50
1. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.RS X sebagai Rumah sakitSwasta di Malang termasuk rumah sakit yang baru. RS X ini baru berdiri pada tahun 2013.Sebagai rumah sakit yang baru tentunya RS X wajib memperhatikan sistem keselamatan kerjadidalamnya.
Iklim keselamatan kerja didefinisikan sebagai persepsi yang dimiliki pekerja mengenai lingkungan kerja pekerja (Zohar dalam Ma, 2009). Zohar mendefinisikan bahwa iklim keselamatan kerja berhubungan dengan kondisi keamanan kerja di organisasi secara langsung (Ma, 2009). Iklim keselamatan kerja telah diakui sebagai solusi yang berguna untuk meningkatkan keamanan pada tempat kerja di berbagai macam industri. Beberapa penelitian mengenai iklim keselamatan kerja ( Neat dkk, 2000; Mohamed, 2002; Smith dkk, 2002; Arezes dan Migual,2008) menunjukkan bahwa semakin sedikit kecelakaan kerja yang terjadi dihubungkan dengan iklim keselamatan kerja.
Pengukuran iklim keselamatan kerja menggunakan kuesioner yang biasa disebut attitude questionnaire. Banyak penelitian mengenai pengembangan atau pembuatan alat ukur iklim keselamatan kerja. Salah satu peneliti yang melakukan hal ini adalah ahli tim kerja Nordic. Kuesioner yang dikembangkan tersebut diberi nama NOSACQ-50. Kuesioner ini telah dilakukan validasi dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Dalam melakukan penilaian iklim keselamatan kerja di Indonesia khususnya di RS X, kuesioner ini belum pernah digunakan. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka diperlukan pengukuran iklim keselamatan kerja di RS X dengan menggunakan kuesioner NOSACQ-50 versi bahasa Indonesia.Dari uraian di atas, maka masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut: Bagaimanakah iklim keselamatan kerja pada RS X berdasarkan dimensi-dimensi iklim keselamatan kerja NOSACQ-50
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-22
2. METODE
Metode Pengumpulan DataMetode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : a. Studi Lapangan (Field Research)
Merupakan metode untuk memperoleh data dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, mengetahui alur proses produksi dan informasi – informasi lain dari perusahaan. b. Studi Literatur
Merupakan metode untuk mendapatkan rumusan serta landasan teori yang mendukung dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi. Informasi – informasi tersebut diperoleh dari buku –buku, jurnal maupun hasil penelitian sebelumnya yang sudah pernah dilakukan. Pengolahan data
Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, dan uji hipotesis. Uji Validitas
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal, maka penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik. Oleh karena itu untuk melakukan uji validasi menggunakan Spearman Rho Correlation (ρ). Nilai batasan mengikuti rumus yang telah disebutkan sesuai dengan perhitungan banyaknya jumlah responden yang mengisi kuesioner. Validasi konstruk dilakukan dengan melihat bivariat korelasi dengan menguji hipotesis : H0 : Tidak adanya korelasi antar variabel H1 : Adanya korelasi antar variabel H0 akan ditolak jika ketika ρ hitung > ρ tabel, dan sebaliknya. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (α=0,05) sesuai dengan yang digunakan oleh Ennyra (2009) dalam penelitiannya mengenai pemetaan budaya keselamatan kerja dan digunakan signifikansi two tailed.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari alat ukur yang digunakan. Digunakan koefisien Alpha Cronbanch untuk melakukan uji reliabilitas dari alat ukur. Nilai koefisien Alpha Cronbanch menggambarkan korelasi antara nilai observasi dengan nilai sebenarnya dan nilai α yang mendekati 1 mengindikasi semakin handalnya alat ukur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ennyra (2009) mengenai pemetaan budaya keselamatan kerja, maka dipilih nilai koefisien Alpha Cronbanch yaitu 0,5.Perhitungan nilai dimensi iklim keselamatan kerja
Setelah data terkumpul dan melakukan pengolahan data deskriptif responden maka yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan perhitungan iklim keselamatan kerja. Terdapat 7 nilai dimensi iklim keselamatan kerja sesuai banyaknya dimensi pembentuk iklim keselamatan kerja NOSACQ. Nilai dimensi ini kemudian dirata-rata untuk satu perusahaan berdasarkan data-data dari responden pada perusahaan yang bersangkutan. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk bentuk diagram radar. Selain menilai iklim keselamatan kerja secara keseluruhan, maka pengkuran iklim keselamatan kerja dilakukan untuk beberapa kelompok. Hal ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kelompok di perusahaan.Menguji data antar populasi
Pada bagian pengolahan data akan ditampilkan data perbedaan iklim keselamatan kerja dalam bentuk diagram radar dan kemudian akan diuji perbedaan antara data-data tersebut. Karena data yang berskala ordinal maka untuk melihat perbedaan data antar populasi mengggunakan uji Mann Whitney U yang dapat digunakan untuk data yang fungsi distribusinya belum diketahui apa. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara iklim keselamatan kerja pada dua kelompok H1 : Terdapat perbedaan siginifkan antara iklim keselamatan kerja pada dua kelompok Selain itu, digunakan pula uji Kruskal Wallis untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk data lebih dari 2 kelompok. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % (α = 0,05). Analisis
Tahap ini berisi pembahasan dari hasil pengolahan data. Hal-hal yang dibahas adalah statistik deskriptif responden, statistik dimensi-dimensi iklim keselamatan kerja NOSACQ serta interpretasi dari nilai-nilai tersebut, perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya serta statistik gambaran iklim keselamatan kerja pada perusahaan.
3. PEMBAHASANPerhitungan nilai dimensi iklim keselamatan kerja
Secara keseluruhan nilai iklim keselamatan kerja di RS X adalah sebagai berikut :
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-23
Tabel 1. Pengujian Reliabilitas Instrumen
DimensiRata-rata
(skala 0-4)
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.55
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.77
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.72
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.67
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.33
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.01
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.63
Gambar 1. Diagram radar iklim keselamatan kerja karyawan rs x
Berdasarkan profil dari responden, maka dapat dibagi pengukuran iklim keselamatan kerja untuk beberapa kelompok :
1. Iklim keselamatan kerja untuk level pekerja & staf dan level manajerial 2. Iklim keselamatan kerja untuk kelompok umur 3. Iklim keselamatan kerja untuk kelompok pengaruh pelatihan K3 4. Iklim keselamatan kerja untuk lama kerja 5. Iklim keselamatan kerja untuk jenis kelamin 6. Iklim keselamatan kerja untuk tingkat pendidikan 7. Iklim keselamatan kerja untuk status pekerja Dari seluruh kelompok tersebut, akan dilihat nantinya apakah ada perbedaan yang signifikan
yang berarti pembentukan persepsi akan keselamatan kerja dibentuk berdasarkan kelompok tersebut atau tidak.Iklim Keselamatan Kerja Level Pekerja & Staf dan Level Manajerial Berikut ini adalah nilai dimensi iklim keselamatan kerja untuk Staf dab Manajerial :
Tabel 2. Nilai dimensi iklim keselamatan kerja level pekerja & staf dan level manajerial
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Manajemen Pekerja
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.51 2.57
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.77 2.76
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.71 2.72
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.66 2.67
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.16 2.42
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.04 3.00
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.69 2.60
Series1; 1.Komitmen
dan kemampuan keselamatan
kerja manajemen;
2,55
Series1; 2.Pemberdaya
an keselamatan
kerja manajemen;
2,77 Series1;
3.Keadilan keselamatan
kerja manajemen;
2,72
Series1; 4.Komitmen
pekerja terhadap
keselamatan kerja; 2,67
Series1; 5.Prioritas
keselamatan pekerja dan
tidak ditoleransinya risiko bahaya;
2,33
Series1; 6.Pembelajaran, komunikasi,
dan kepercayaan;
3,01
Series1; 7.Kepercayaa
n terhadap keefektifan
sistem keselamatan kerja; 2,63
1.…
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-24
Iklim Keselamatan Kerja Kelompok Umur Berikut ini adalah nilai iklim keselamatan kerjanya :
Tabel 3. Nilai dimensi iklim keselamatan kerja berdasarkan umur responden
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Umur
20-25 26-30 30-35 >35
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.62 2.49 2.58 2.48
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.77 2.77 2.81 2.70
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.75 2.71 2.72 2.67
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.72 2.63 2.60 2.70
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.30 2.39 2.35 2.21
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.01 3.01 3.05 2.96
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.69 2.60 2.61 2.51
Iklim Keselamatan Kerja Pengaruh Pelatihan K3 Berikut ini adalah nilai iklim keselamatan kerjanya :
Tabel 4. Nilai dimensi iklim keselamatan kerja berdasarkan pengaruh pelatihan k3
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
ya tidak
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.53 2.56
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.82 2.73
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.69 2.74
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.66 2.68
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.29 2.36
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 2.97 3.04
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.62 2.63
Iklim Keselamatan Kerja Lama Kerja Perhitungan iklim keselamatan kerja kelompok lama kerja adalah :
Tabel 5. Nilai dimensi iklim keselamatan berdasarkan lama kerja
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Lama Kerja
<11-2
thn2-3
thn >3thn
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.48 2.63 2.41 2.61
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.75 2.77 2.81 2.82
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.68 2.76 2.89 2.67
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.61 2.72 2.78 2.71
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.37 2.36 1.52 2.32
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.02 2.99 3.08 3.06
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.65 2.61 2.52 2.61
Iklim Keselamatan Kerja Kelompok Jenis KelaminPerhitungan iklim keselamatan kerja kelompok Jenis Kelamin adalah :
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-25
Tabel 1. Nilai dimensi iklim keselamatan berdasarkan jenis kelamin
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Pria Wanita
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.53 2.56
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.81 2.74
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.69 2.73
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.64 2.68
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.28 2.36
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.03 3.00
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.60 2.64
Iklim Keselamatan Kerja Kelompok Tingkat Pendidikan Perhitungan iklim keselamatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan terakhir memiliki kelompok yaitu :
Tabel 2. Nilai dimensi iklim keselamatan berdasarkan tingkat pendidikan
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Pendidikan
D1 S1 S2
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.55 2.55 2.56
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.75 2.79 2.74
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.69 2.75 2.73
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.68 2.64 2.77
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.33 2.33 2.40
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.00 3.04 2.98
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.63 2.62 2.60
Iklim Keselamatan Kerja Kelompok Status PekerjaPerhitungan iklim keselamatan kerja berdasarkan status pekerja memiliki kelompok status pekerjayaitu :
Tabel 3. Nilai dimensi iklim keselamatan berdasarkan tingkat pendidikan
Dimensi
Nilai (skala 0-4)
Tetap Kontrak
1.Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 2.54 2.55
2.Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 2.90 2.75
3.Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.76 2.72
4.Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 2.79 2.66
5.Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 2.00 2.36
6.Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.18 3.00
7.Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 2.55 2.63
4. ANALISA
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan Level Manajerial dan Pekerja
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-26
Tabel 9. Pengujian perbedaan karyawan manajerial dan pekerja
Dimensi Nilai Z Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen -1.597 0.110 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen -0.214 0.831 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen -0.110 0.913 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja -0.028 0.977 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya -2.615 0.009 Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan -0.033 0.974 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja -2.412 0.016 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja. Hanya 2 dimensi (dimensi 5 dan 7) yang terdapat perbedaan signifikan antara karyawan manajerial dan pekerja (nilai signifikansi < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa : 1) Terdapat perbedaan signifikan antara level karyawan manajerial dan pekerja pada dimensi
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya. Artinya, Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya antara level manajerial dan pekerja ialah berbeda (tidak sama)
2) Terdapat perbedaan signifikan antara level karyawan manajerial dan pekerja pada dimensi Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja. Artinya, Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja antara level manajerial dan pekerja ialah berbeda (tidak sama)
Hasil Uji Beda Perbedaan Karyawan Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 10. Pengujian Perbedaan karyawan berdasarkan kelompok umur
Dimensi Nilai Z Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen -2.005 0.045 Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen -0.129 0.898 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen -0.128 0.898 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja -1.379 0.168 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya -1.213 0.225 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan -0.228 0.820 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja -2.055 0.040 Signifikan
Berdasarkan hasil analisis uji Kruskal Wallis, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja. Hanya 2 dimensi (dimensi 1 dan 7) yang terdapat perbedaan signifikan pada berbagai kriteria umur (nilai signifikansi < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa :1) Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok umurdalam dimensi Komitmen dan kemampuan
keselamatan kerja manajemen. Artinya, Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen pada kelompok umur ialah berbeda (tidak sama)
2) Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok umurdalam dimensi Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja. Artinya, Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja pada kelompok umur ialah berbeda (tidak sama)
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan yang telah mendapatkan Pelatihan K3 atau belum pernah mendapatkan Pelatihan K3
Tabel11. Pengujian Perbedaan karyawan yang pernah dan belum pernah mendapatkan Pelatihan K3
Dimensi Nilai Z Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen -0.680 0.497 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen -1.333 0.183 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen -1.104 0.270 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja -0.813 0.416 Non Signifikan
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-27
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya -1.078 0.281 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan -1.647 0.100 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja -0.292 0.770 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) antara karyawan yang sudah mendapatkan pelatihan K3 ataupun karyawan yang belum mendapatkan pelatihan K3. Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan yang sudah maupun belum mendapatkan pelatihan K3 ialah sama.
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan Berdasarkan Lama Kerja
Tabel 4. Pengujian Perbedaan dimensi iklim keselamatan kerja pada kelompok karyawan berdasarkan lama
kerja
DimensiChi-
Square Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 9.374 0.052 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 1.570 0.814 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen 3.120 0.538 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 6.195 0.185 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 8.923 0.063 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 1.695 0.792 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 4.787 0.310 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) pada kelompok karyawan berdasarkan lama kerja (nilai signifikansi > 0.05). Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan dengan kriteria umur ialah sama.
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 13. Pengujian perbedaan dimensi iklim keselamatan kerja pada kelompok karyawan berdasarkan jenis
kelamin
Dimensi Nilai Z Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen -0.589 0.556 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen -1.047 0.295 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen -1.022 0.307 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja -0.708 0.479 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya -0.252 0.801 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan -0.381 0.703 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja -0.789 0.430 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) pada kelompok karyawan berdasarkan jenis kelamin (nilai signifikansi > 0.05). Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan laki-laki maupun perempuan ialah sama.
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-28
Tabel 14. Pengujian Perbedaan dimensi iklim keselamatan kerja pada kelompok karyawan berdasarkan
tingkat pendidikan
DimensiChi-
Square Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 0.605 0.895 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 0.854 0.837 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen 2.482 0.479 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 4.104 0.250 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 1.983 0.576 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 3.030 0.387 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 4.934 0.177 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) pada kelompok karyawan berdasarkan tingkat pendidikan (nilai signifikansi > 0.05). Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan berdasarkan tingkat pendidikan ialah sama.
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan berdasarkan Status Pekerja
Tabel 15. Pengujian Perbedaan dimensi iklim keselamatan kerja pada kelompok karyawan berdasarkan
status pekerja
Dimensi Nilai Z Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen -0.109 0.913 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen -1.415 0.157 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen -0.438 0.661 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja -1.597 0.110 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya -1.595 0.111 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan -1.330 0.183 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja -1.206 0.228 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) pada kelompok karyawan berdasarkan status pekerja (nilai signifikansi > 0.05). Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan tetap maupun kontrak ialah sama.
Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan Berdasarkan Departemen
Tabel 16. Pengujian Perbedaan dimensi iklim keselamatan kerja pada kelompok karyawan berdasarkan
Departemen
DimensiChi-
Square Sig Keterangan
Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen 29.505 0.439 Non Signifikan
Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen 26.750 0.059 Non Signifikan
Keadilan keselamatan kerja manajemen 29.243 0.452 Non Signifikan
Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja 28.906 0.470 Non Signifikan
Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya 18.608 0.931 Non Signifikan
Pembelajaran, komunikasi, dan kepercayaan 28.821 0.474 Non Signifikan
Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja 17.749 0.949 Non Signifikan
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, diperoleh hasil bahwa dari tujuh dimensi kelesamatan kerja, semuanya menunjukkan hasil non signifikan (tidak ada perbedaan dimensi keselamatan kerja) pada kelompok karyawan berdasarkan Departemen (nilai signifikansi > 0.05).
Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015 ISBN: 978-602-8817-72-1Yogyakarta, 17-18 Nopember 2015
O-29
Artinya bahwa dimensi iklim keselamatan kerja pada karyawan di berbagai macam departemen ialah sama.
5. KESIMPULAN
Pengukuran iklim keselamatan kerja NOSACQ berdasarkan dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut : Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen: 2,55; Pemberdayaan keselamatan kerja manajemen : 2,77; Keadilan keselamatan kerja manajemen : 2,72; Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja : 2,67; Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya : 2,33; Pembelajaran komunikasi, dan kepercayaan : 3,01; Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja : 2,63.
Berdasarkan uji Mann Whitney U dan Kruskal Wallis diperoleh informasi tidak terdapat perbedaan signifikan iklim keselamatan kerja di RS X yang berarti pembentukan persepsi tidak dipengaruhi oleh pelatihan K3, lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, status pekerja dan departemen Sedangkan untuk kelompok manajerial dan pekerja terdapat perbedaan yang signifikan untuk dimensi dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya dan Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja antara level manajerial dan pekerja ialah berbeda. Pada kelompok berdasarkan kelompok umur terdapat perbedaan pada dimensi Komitmen dan kemampuan keselamatan kerja manajemen dan Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja antara kelompok umur ialah berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Arezes, P.M., Miguel, A.S., (2008). Risk perception and safety behavior: study in an occupational environment. Safety Science 46, 900–907.
Ennyra, Sheetavia. (2009). Pemetaan implementasi keselamatan kerja di enam perusahaan manufaktur Indonesia.Tugas Sarjana. Institut Teknologi Bandung.
Institute for Work & Health, Toronto. (2007). In Focus: Safety climate has “great potential” in
reducing workplace injury rates at works. Kines.P et al. (2008). A Nordic questionnaire for assessing safety climate (NOSACQ). Working on
Safety Conference. Crete, Greece. Ma, Qingguo dan Yuan, Jingpeng. (2009). Exploratory study on safety climate in Chinese
manufacturing enterprises. Safety Science Vol 47. Pp. 1043–1046Smith, Gordon S., Huang, Yueng-Hsiang, Ho, Michael, Chen, Peter Y., (2006). The relationship
between safety climate and injury rates across industries: the need to adjust for injury hazards. Accident Analysis & Prevention Vol 38. Pp. 556–562.
top related