grading utk kuliah
Post on 30-Jul-2015
687 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10/17/2010
1
GRADINGZUKAWI@GMAIL.COM
TAPAK DAN LANSEKAP
Pengertian grading (perataan) merupakan suatu bagian fungsionaldan estetik yang penting dari pengintegrasian tapak, ruang, dan struktur.
Grading dibagi menjadi dua :
2. grading major : metode untuk menyesuaikan kontur ketika titik ketinggian final hanya bisa didapat dengan menghilangkan bagian subsoil (bagian bawah topsoil).
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
1. grading minor : proses pembentuk kontur dengan mengambil bagian atas lahan (topsoil) agar dapat mengalirkan air.
10/17/2010
2
Tujuan grading adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan tapak bangunan yang menarik sesuai dan ekonomis.
2. Memberikan pencapaian yang aman, nyaman, dan fungsional ke seluruhtapak, untuk penggunaan dan pemeliharaan.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
3. Membagi limpasan permukaan dari tapak tanpa mengakibatkan erosi dan sedimentasi atau mengumpulkannya untuk keperluan ciri air, cekungan Lumpur, atau irigasi.
4. Membagi aliran air permukaan maupunair bawah permukaan menjauhibangunan dan perkerasan trotoaruntuk menghindari kejenuhan lapisandasar, yang dapat merusak strukturbangunan atau melemahkanperkerasan.
10/17/2010
3
6. Mendapatkan perimbangan kupasan dan urugan yang optimum pada tapak;
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
5. Mempertahankan sifat alamiah dari tapak dan untuk menentukan peil yang sesuai dalam mempertahankan pepohonan yang ada.
7. Menghindari daerah urugan yang akan berakibat penambahan kedalaman atau ketidakstabilan pondasi bangunan atau lapisan dasar suatu perkerasan.
10/17/2010
4
8. Menghindari timbulnya penampang bergelombang untuk jalan, trotoar, dan perkerasan lainnya.
9. Menghindari pembuatan bantaran tanah yang memerlukan biaya pengendalian erosi yang tinggi. Kecuali di tempat-tempat yang benar-benar diperlukan, sebagai pengganti dinding penahan yang mahal.
10. Menetapkan pelandaian akhir setinggi mungkin pada tempat-tempat ditemukannya batuan didekat permukaan tanah sehingga mengurangi biaya
galian utilitas dan galian lainnya serta menyempurnakan kondisi tumbuh bagi vegetasi.
11. Menghindari limpasan air ke jalan.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
10/17/2010
5
a. Drainase,untuk menghindari masalah-masalah yang bersangkutan dengan iklim, terutama menghindari bahaya banjir.
Fungsi grading adalah sebagai berikut.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
b. Menyediakan Jalan Penghubung, jalan pencapaian yang memadai bagi pejalan kaki dan kendaraan adalah suatu persyaratan fungsional utama. Kemudahan pada pencapian langsung mempengaruhi banyaknya penggunaan yang akan di terima tapak, sementara pencapaian yang membingungkan akan memperkecil penggunaan.
10/17/2010
6
c. Membuat Lebih Banyak Bagian Tapak Dapat Dipergunakan,pembentukkan muka tanah untuk membuat lebih banyak lahan yang dapat dipakai dengan cara mengurangi kecuraman.Pembentukkan muka tanah (pengubahan lahan yang curam menjadi lebih landai) sehingga dapat memberi ruang yang diperlukan untuk struktur, ruang terbuka, lapangan parkir atau lapangan rekreasi.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
d. Mengurangi Kebutuhan - Kebutuhan Pemeliharaan,Pembentukkan muka tanah dapat mengurangi banyaknya pemeliharaan terhadap tapak (dalam hal drainase, maintenance, penggenangan, maupun pencegahan bahaya erosi).
e. Untuk Melestarikan Keistimewaan – Keistimewaan TapakMelestarikan keistimewaan tapak dan elemen-elemennya yaitu sungai, kolam, jalan, vegetasi, dll.
f. Meningkatkan Kualitas Estetik TapakPembentukkan muka tanah yang halusdari sebuah tapak menunjang banyakterhadap kualitas tapak terutama dalamkeseimbangan proporsi diantara ruang –ruang terbuka dan sekitarnya.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
10/17/2010
7
a. Kondisi tanahKondisi karakteristik struktur tanah akan mempengaruhi grading yang
dibentuk.
Karakteristik tanah dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu-Karakteristik tanah pertanian-Karakteristik tanah dalam arti geologi (memiliki jenis, struktur, danklasifikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya)-Karakteristik tanah dalam arti rekayasa (memiliki kekuatan dan daya dukung tertentu terhadap bangunan keras di atasnya atau pembangunan secara fisik lainnya)
Pengaruh kondisi tanah terhadap grading adalah upaya agar muka tanah yang dibentuk dapat terhindar dari bahaya longsor dan sekaligus menjaga keamanan muka tanah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan grading adalah,
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
b. Peta dasarMerupakan peta topografi dengan skala dan ukuran yang jelas dan akurat (biasanya menggunakan skala 1:1000 atau 1:500)
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
10/17/2010
8
c. Gambaran bentuk tapakPenggambaran bentuk kontur dalam tapak merupakan garis-garis putus yang tersusun dengan notasi ukuran yang menunjukkan ketinggian muka tanah. Ini menunjukkan bentuk dari muka tanah bila kita memproyeksikan garis tersebut ke dalam gambar potongan. Arsitek lansekap perlu menghayati bentukan dari garis-garis kontur tersebut agar mempunyai gambaran terhadap bentuk muka tanah.
d. Penafsiran pada konturArsitek lansekap yang tidak dapat menghayati bentuk kontur tentunya akan sulit untuk mengetahui bentukan muka tanah yang diinginkan. Di bawah ini terdapat beberapa contoh muka tanah terhadap suatu garis kontur
Bentukan muka tanah berjenisRIVER BOTTOM FLOOD PLAIN
Bentukan muka tanah berjenisSWALE
10/17/2010
9
Bentukan muka tanah berjenis GLEN or DALE
Bentukan muka tanah berjenisHOGS BACK RIDGE
Bentukan muka tanah berjenis CAMEL BACK RIDGE
Bentukan muka tanah berjenis
RAVINE
10/17/2010
10
Bentukan muka tanah berjenis BAY AND PROMONTORY
Bentukan muka tanah berjenisBUTTE
Bentukan muka tanah berjenisMEADOW
Bentukan muka tanah berjenis CREST
10/17/2010
11
PENGOLAHAN LAHAN YANG MEMENUHI FUNGSI GRADING
FUNGSI GRADING
PENGOLAHAN LAHAN YANG MEMENUHI FUNGSI GRADING
PROSEDUR GRADING
1.1.1.1. Daerah tapak dilandai secara kasarDaerah tapak dilandai secara kasarDaerah tapak dilandai secara kasarDaerah tapak dilandai secara kasar
2.2.2.2. Menentukan peil lapisan dasar (peil 0.00)Menentukan peil lapisan dasar (peil 0.00)Menentukan peil lapisan dasar (peil 0.00)Menentukan peil lapisan dasar (peil 0.00)
3.3.3.3. Pembuangan batuPembuangan batuPembuangan batuPembuangan batu----batu dan penebangan pohon. batu dan penebangan pohon. batu dan penebangan pohon. batu dan penebangan pohon.
10/17/2010
12
PROSEDUR GRADING
4.4.4.4. Pada daerah lereng yang akan diurug, tanah asal harus Pada daerah lereng yang akan diurug, tanah asal harus Pada daerah lereng yang akan diurug, tanah asal harus Pada daerah lereng yang akan diurug, tanah asal harus dikupas.dikupas.dikupas.dikupas.
5.5.5.5. Bahan urugan hendaknya bebas dari bongkahan yang Bahan urugan hendaknya bebas dari bongkahan yang Bahan urugan hendaknya bebas dari bongkahan yang Bahan urugan hendaknya bebas dari bongkahan yang memiliki kandungan kelengasan yang optimum ketika memiliki kandungan kelengasan yang optimum ketika memiliki kandungan kelengasan yang optimum ketika memiliki kandungan kelengasan yang optimum ketika ditempatkan. ditempatkan. ditempatkan. ditempatkan.
6.6.6.6. Urugan dirapatkan dengan kepadatan tertentuUrugan dirapatkan dengan kepadatan tertentuUrugan dirapatkan dengan kepadatan tertentuUrugan dirapatkan dengan kepadatan tertentu
grading
e. Standar dan patokan grading plan
Ada empat (4) pertimbangan dan kriteria dalam penggunaan standar grading, yaitu:-Pertimbangan iklim-Pertimbangan karakter dan topografi-Pertimbangan kondisi struktur tanah-Pertimbangan visual
Keempat kriteria dan pertimbangan tersebut menjadi dasar dalam perhitungan pembentukan grading dan penggunaan standar atau patokan.
Rumus dasar dalam penghitungan grading adalah :D = G x LKeterangan :D = perbedaan ketinggian antara muka tanahL = panjang atau jarakG = slope atau lereng muka tanah
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
10/17/2010
13
Daerah tapak dilandai secara kasar untuk memenuhi kriteriarancangan pelandaian dan kriteria mengenai pelandaian halus. Lapisandasar harus ditetapkan sejajar dengan pelandaian akhir yang direncanakandan pada ketinggian yang memungkinkan bagi ketebalan tanah permukaanatau permukaan lainnya.
Pada daerah urugan, semua tanah permukaan, bongkahan sertabahan-bahan lain yang tidak sesuai harus dipindahkan, dan semua batangpohon harus ditebang sampai kedalaman kurang-lebih 18 inchi dibawahpermukaan tanah.
Pada daerah lereng yang akan diurug, tanah asal harus dikupasagar memberikan daya rekat yang baik terhadap tanah urugan, terutamaapabila tanah asal berupa lempung. Bahan urugan hendaknya bebas daribongkahan yang memiliki kandungan kelengasan yang optimum ketikaditempatkan. Urugan harus dirapatkan dengan kepadatan tertentu unutkmencegah kerusakan akibat penurunan struktur drainase, trotoar danperbaikan terencana lainnya. (DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)
(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
Prosedur Pelandaian (Grading)
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
Rumah berlantai tiga yang memberikan dua lantai pada pelandaian dan
memerlukan sedikit galian
Rumah pada tanah yang datar; tanah yang digali dimanfaatkan kembali untuk menaikkan landaian disekeliling rumah.
Cara ini mengurangi galian yang disyaratkan dan mengarahkan drainase
menjauhi rumah.
10/17/2010
14
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
Rumah pada lereng yang dimanfaatkan sebagai lantai dasar. Tanah dimanfaatkan kembali untuk menciptakan teras dan untuk
mengatur drainase.
(DeChiara, Joseph. 1989. Standar Perencanaan Tapak)(Landphair. 1979. Landscape Architecture Constrution)
Pelandaian untuk daerah yang tidak ditempatiBagian tapak yang tidak ditempati oleh bangunan atau perkerasan harus
mempunyai kemiringan lereng yang kontinyu untuk mengalirkan air ke perairan, cekungan drainase, jalan dan inlet minimum yang diperlukan untuk drainase air hujan.
Prosedur Pelandaian (Grading)
10/17/2010
15
Pelandaian untuk daerah yang berdekatan dengan bangunanDaerah yang tidak diperkeras disekitar bangunan hendaknya diberi
kemiringan untuk mengalirkan air permukaan serta air dari cucuran atap
GARIS KONTUR
Contour line atau garis kontur adalah:
Sebuah garis yang menghubungkan semua
titik berketinggian sama di atas suatu titik
duga tertentu.
10/17/2010
16
HUKUM SIX CARDINAL GARIS KONTUR
� Garis kontur selalu berpasangan
(B&E)
� Garis kontur tidak pernah
berpotongan
� Garis kontur mempunyai
perbedaan tinggi yang sama
(B,C,D)
� Garis kontur biasanya menutup
� Garis kontur tidak pernah
bersinggungan dan berimpit
� Garis kontur dapat memberikan
identitas, mis: arah aliran air.
Peta kontur adalah suatu gambaran
rencana dari suatu bentuk tanah tiga
dimensi. Peta kontur akan membantu
perancang mengembangkan
suatu rencana perataan dengan
cepat.• Garis – garis kontur yang diberi jarak jauh menunjukkan kelandaian yang sangat bertahap atau lahan datar.
• Garis – garis kontur yang diberi jarak dekat menunjukkan kelandaian lahan yang curam.
PETA KONTUR
10/17/2010
17
PETA KONTUR
� Kontur yang melebar dan merapat melintasi sebuah
tapak menunjukkan serangkaian bukit yang
bergelombang.
• Kontur yang berjarak lebar pada dasar sebuah bukit dan
merapat ke atas sebagaimana
ketinggian meningkat
menunjukkan suatu kelandaian cekung.
a. ketinggian lantai dasar bangunan. Biasanya diambil minimum 15 cm di atas permukaan halaman yang dikerjakan.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan ketinggian titik percobaan awal.
b. Cocokkan ketinggian lantai bangunan yang ada, serta hubungkan halaman yang dibentuk tersebut dengan halaman tetangga sedemikian sehingga tidak sampai terjadi gangguan oleh adanya perubahan arah aliran air hujan yang berbalik membentuk saluran sendiri.
c. Hubungkan ketinggian-ketinggian permukaan jalan, jalan setapak, tempat parkir, serta kegiatan-kegiatan lainnya dengan ketinggian lantai bangunan sedemikian, sehingga dapat dihasilkan drainase positif.
10/17/2010
18
d. Pertahankan pohon-pohon yang sudah besar dan baik dengan memperhitungkan ketinggian lahan di bawahnya, apakah dengan mebuat sumuran sedalam 15 cm atau mengurugnya setinggi 30 cm.
e. Tapak perlu diteliti dengan cermat untuk menghindari terjadinya masalah drainase serta kesulitan karena adanya batu-batuan.
f. Untuk menghemat biaya, apabila masih dapat dicari pemecahan yang lain, hindarkan pembuatan dinding penahan yang tidak perlu.
g. Usahakan adanya keseimbangan antara jumlah galian dan jumlah urugan agar kita tidak perlu harus mengangkut tanah dari atau ke tapak.
Pemberian tanda titik-titik ketinggian final harus ditempatkan pada lokasi-lokasi berikut.
1. Lantai dasar setiap bangunan.
2. Semua sudut bangunan dan lantai bawah pintu serta tempat-tempat pencapaian/yang dituju (laning).
3. Sudut-sudut tempat, parkir, teras-teras, atau perkerasan-perkerasan lainnya.
5. Puncak dan dasar dinding, batu tepi jalan (curbb) dan selokan.
6. Pada batu-batu karang dan dasar pohon-pohon besar.
7. Bibir dan dasar struktur-struktur sistem drainase : cekungan pengumpul air hujan, bak penampung, lubang-lubang saluran, dan dasar sistem-sistem sanitasi serta pipa air.
4. Sudut-sudut pada puncak dan dasar tangga.
10/17/2010
19
Contour line adalah sebuah garis yang menghubungkan semua titik berketinggian sama di atas suatu titik duga tertentu. Terdapat beberapa ketentuan garis kontur menurut Hukum six cardinal garis kontur. Hukum tersebut menguraikan bahwa :
a.Garis kontur selalu berpasanganb.Garis kontur tidak pernah berpotonganc.Garis kontur mempunyai perbedaan tinggi yang samad.Garis kontur biasanya menutupe.Garis kontur tidak pernah bersinggungan dan berimpitf.Garis kontur dapat memberikan identitas, misalnya arah
aliran air
Peta kontur adalah suatu gambaran rencana dari suatu bentuk tanah tiga dimensi. Peta kontur akan membantu perancang mengembangkan suatu rencana perataan denga cepat. Berikut ini adalah beberapa fakta khas untuk membantu di dalam memahami bagaimana membaca kontur.
RATA
10/17/2010
20
CEKUNG
CEMBUNG
TIDAK BERATURAN
LERENG YANG BERGULIR
10/17/2010
21
Cut and fill ( kupasan dan urugan ) digunakan untuk menciptakanpermukaan tanah yang diinginkan. Penyesuaian grading yangdilakukan dengan penambahan dan pemotongan muka tanah (cut andfill)
Grading disekitar bangunan
Grading pada permukaan tanah miring
10/17/2010
22
Grading untuk jalan
Grading untuk drainase
Sumber : Hakim, Rustam, dkk.2004.Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap.
10/17/2010
23
MACAM-MACAM CUT AND FILL
GRADING DI SEKITAR BANGUNAN
Sumber : Hakim, Rustam, dkk. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap.
MACAM-MACAM CUT AND FILL
GRADING PADA PERMUKAAN TANAH MIRING
Sumber : Hakim, Rustam, dkk. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap.
10/17/2010
24
Sebelum melakukan cut and fill, terlebih dahulu dilakukan survai topografi, salah satunya menggunakan metode kisi. Lapangan disurvai menggunakan metode kisi dengan ukuran 100 kaki. Garis pertama titik-titik kisi pada setiap arah dimulai dari setengah ukuran kisi dari garis batas kisi. Setiap kisi merupakan pusat sebuah bujursangkar dan lapangan terdiri atas petak-petak bujur sangkar tersebut.
100
200
300
400
500
600
700
0
10.20 10.20 10.30 10.20
10.10 10.30
9.80
10.00
9.80
9.50
9.00 9.10 9.20 9.20 9.30
9.509.609.509.40
9.90 9.90 10.00 9.90
10.1010.109.9510.25
9.75 10.15 10.20 10.00
10.1010.4010.20
.10C .0 .10F .05C
.0.5C .15C .10C
.15F .25F .05C .0 .0
.20C .40C .05C .10C .20C
.20C .20C .20C .20C .10C
.15C .10F .0 .0 .10F
.15F .20F .10F .20F .10F
.0 .0
A B C D E
Kupasan .60 + .75 + .30 + .40 +.35 = 2.40
Urugan .30 + .65 + .10 + .30 + .20 = 1.55
100 200 300 400 600 70009.00
10.00
500C
100 200 300 400 600 70009.00
10.00
500A
100 200 300 400 600 70009.00
10.00
500B
100 200 300 400 600 70009.00
10.00
500D
100 200 300 400 600 70009.00
10.00
500E
100
200
300
400
500
600
700
0
10.20 10.20 10.30 10.20
10.10 10.30
9.80
10.00
9.80
9.50
9.00 9.10 9.20 9.20 9.30
9.509.609.509.40
9.90 9.90 10.00 9.90
10.1010.109.9510.25
9.75 10.15 10.20 10.00
10.1010.4010.20
.10C .0 .10F .05C
.0.5C .15C .10C
.15F .25F .05C .0 .0
.20C .40C .05C .10C .20C
.20C .20C .20C .20C .10C
.15C .10F .0 .0 .10F
.15F .20F .10F .20F .10F
.0 .0
A B C D E
10/17/2010
25
Sebelum pengolahan
Sesudah pengolahan
Metode Perhitungan Galian dan Urugan
Volume total dari tiap kotak griddihitung dengan membuat rata-rata perbedaan pada ketinggianmasing-masing dari ke empatsudut. Jumlah total untuk gridditentukan dengan membagi ratajumlah galian atau urugan untukmasing-masing kotak grid untuktapak keseluruhan
Perhitungan Titik grid44
43
42
4141.8
42.1
42.7 42.4
41.6 41.00
40.7 40.8 41.0 41.6
41.8 41.4 41.2 41.5
43.0 42.3 42.0 42.0
43.8 43.2 42.7 42.5
41.6 43.8 43.4 43.0
43.4 43.4 -- 42.742.7 = 0.7 = 0.7 43.0 43.0 -- 42.4 = 0.642.4 = 0.642.7 42.7 -- 41.6 = 1.141.6 = 1.142.5 42.5 -- 41.0 = 1.541.0 = 1.5
3.93.9
3.9/4 = 0.93 f
10/17/2010
26
Teknik Tumpang tindih gambar
Teknik ini lebih kasar dan seringdipakai pada tahap awal prosesperataan. Daerah-daerah dari galiandan urugan dapat ditentukan denganlebih cepat dan tepat dengan memakaiplanimeter.
22
fillfill
cutcut23
24
25
26
22
23
24
2526
Metode Penyesuaian Penampang
Metode ini cukup memadai untukdrainase permukaan. Setelah lembarsurvai topografi didapatkan, dibuatsebuah penampang untuk permukaantanah sepanjang garis kisi.
10/17/2010
27
SIFAT – SIFAT KONTUR
Gunanya mengetahui sifat – sifat kontur adalah untuk kepentingan interpretasi. Sifat – sifat kontur adalah sebagai berikut :
1. Slope yang rata ( ingat : bukan datar ), ditandai dengan adanya jarak garis kontur yang sama.
2. Slope makin curam dengan makin dekatnya garis – garis kontur. Apabila garis – garis kontur yang ada di bagian puncak slope lebih dekat, dan makin lebar pada bagian dasarnya, berarti bahwa slope itu cekung. Keadaan sebaliknya menunjukkan slope itu cembung.
3. Pada lembah sungai, lekukan garis – garis kontur menunjuk ke arah atas ( tempat yang lebih tinggi )
4. Pada punggung bukit, lekukan garis – garis kontur menunjuk ke arah bawah.
5. Kecuali pada bentuk karang yang menjorok ke d epan atau pada gua, garis kontur tidak pernah berpotongan tetapi dapat berhimpit pada dinding vertikal atau tebing terjal.
6. Sepanjang garis punggung bukit atau as dasar lembah kontur selalu berpasangan. Karena setiap garis kontur pada hakekatnya adalah sebuah garis yang menerus berkesinambungan dan bertemu pada dirinnya sendiri , baik yang terlihat pada gambar maupun yang tidak. Garis kontur tidak pernah bercabang atau berhenti begitu saja.
7. Titik tertinggi pada puncak bukit atau titik terindah pada suatu lembah ditandai dengan titik ketinggian.
8. Arah aliran air hujan pada lereng bukit tegak lurus pada garis – garis kontur.
9. Garis kontur asli dinyatakan dengan garis putus – putus ; dan pada kontur dengan interval 0.50, 1 atau 2m, setiap garis keenam dibuat lebih tebal. Garis kontur di nomori pada tepinya maupun pada bagian atas bukit. Garis kontur baru dinyatakan dengan garis penuh.
10/17/2010
28
Tingkat kemiringan
Jenis penggunaan Kemiringan yang di inginkan
maksimum minimum
1 Jalan 8% 0,50%
2 Tempat parkir 5% 0,50%
3 Daerah servis 5% 0,50%
4 Jalan setapak utama menuju bangunan
4% 1%
5 Teras atau hall masuk ke bangunan
2% 1%
7 Jalan setapak kolektor 8% 1%
8 Ramps 10% 1%
9 Teras dan tempat duduk 2% 1%
10 Lapangan rumput untuk rekreasi
3% 2%
11 Lekukan, alur air hujan 10% 2%
12 Lereng dengan rumput yang dirawat dengan mesin potong
Slope 3 : 1
13 Lereng yang tak di potong Slope 2 : 3
Tingkat kemiringan
top related