glaukoma (repaired)
Post on 02-Aug-2015
170 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Bulukumba
No.Register : 9577
Tanggal Pemeriksaan : 23 mei 2011
Rumah Sakit : BKMM
Dokter pemeriksa : dr. P
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Kedua mata tidak bisa melihat
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak ± 2 tahun lalu secara perlahan-lahan. Awalnya penglihatan
kabur kemudian lama kelamanaan makin menurun hingga tidak dapat melihat sama
sekali. Riwayat nyeri pada mata (+), Mata merah (+), kotoran mata berlebih (-), air
mata berlebihan (-), gatal (-), rasa mengganjal (-), rasa berpasir (-), riwayat trauma (-),
riwayat HT (-), riwayat DM disangkal, riwayat menggunakan kaca mata (-).
Tanda Vital :
Keadaan umum : Baik/ Gizi kurang/Composmentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : afebris
1
Gambar 1. Glaukoma absolut pada kedua mata
III. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
A. INSPEKSI
Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edem (-) Edem (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
App. Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis(+)
Kornea Jernih Jernih
BMD Dangkal Dangkal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Mid dilatasi, sentral, RC (-) Mid dilatasi, sentral,
RC (-)
Lensa Keruh Keruh
Gerakan bola mata Kesegala arah Kesegala arah
2
B. PALPASI
Pemeriksaan OD OS
Tensi okuler Tn + 2 Tn + 2
Nyeri tekan (-) (-)
Massa tumor (-) (-)
Glandular preaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)
C. Tonometri
TOD : 6/10 = 31,8 mmHg
TOS : 4/10 = 43,4 mmHg
D. Visus
VOD : 0
VOS : 0
E. Campus Visual
Tidak dilakukan pemeriksaan
F. Color Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
G. Light Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
H. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+),inj. Siliaris (+) Hiperemis(+),inj.
Siliaris (+)
Kornea Jernih Jernih
BMD Dangkal Dangkal
Iris Coklat, kirpte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Mid dilatasi, sentral, RC (-) Mid dilatasi, sentral,
RC (-)
Lensa Keruh Keruh
3
I. Diafanoskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
J. Funduskopi
Tidak dilakukan pemeriksaan
K. Slit Lamp
SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), kornea jernih, BMD Dangkal, iris
coklat, kripte (+), pupil mid dilatasi, sentral, RC (-), lensa keruh
SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), kornea jernih, BMD Dangkal, iris
coklat, kripte (+), pupil mid dilatasi, sentral, RC (-), lensa keruh.
L. Gonioskopi
Tidak dilakukan
M. Resume
Seorang perempuan 78 tahun datang berobat ke Balai Kesehatan Mata
Masyarakat (BKMM) dengan keluhan kedua mata tidak dapat melihat yang
dialami sejak ± 2 tahun lalu secara perlahan-lahan. Awalnya penglihatan kabur
kemudian lama kelamanaan makin menurun hingga tidak dapat melihat sama
sekali. Mata merah (+),nyeri pada mata (+)
Pada pemeriksaan inspeksi OD di dapatkan pupil middilatasi reflex
cahaya (-), pada palpasi OD di dapatkan tensi okuler Tn +2, visus 0, tonometri
31,8 mmHg, dan pada OS di dapatkan tensi okuler Tn +2, visus 0, tonometri
43,4 mmHg. Pada pemeriksaan Slit Lamps ODS di dapatkan Konjungtiva
hiperemis (+),kornea jernih,BMD dangkal, Pupil Middilatasi, RC(-), lensa
keruh.
N. Diagnosis
ODS Glaukoma Absolut + katarak senil matur
O. Penatalaksanaan
4
Topikal : C. Timol 0,5 % ED 2 x 1 tetes ODS
C. lyteers 6x1 tts
Oral : Glaukon 250 mg 3 x 1 tablet
Terapi anjuran : trabekulektomi
P. Pemeriksaan Anjuran
Gonioskopi
Q. Diskusi
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata
meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan. Glaukoma absolut merupakan stadium akhir
glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut.
Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil
atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu, dan dengan rasa
sakit.
Pasien ini di diagnosa dengan ODS glaukoma Absolut berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis di
dapatkan penurunan visus sampai buta total pada kedua mata sejak 2 tahun
terakhir dan disertai tanda peningkatan tekanan intraokuler.
Pada pemeriksaan inspeksi OD di dapatkan pupil reflex cahaya (-), pada
palpasi OD di dapatkan tensi okuler Tn+2, visus 0, tonometri 31,8 mmHg dan
pada OS di dapatkan tensi ocular Tn+2 , visus 0, tonometri 43,4 mmHg. Pada
pemeriksaan Slit Lamps ODS di dapatkan Konjungtiva hiperemis (+),kornea
jernih,BMD dangkal, Pupil Middilatasi, RC(-), lensa keruh.
5
Pengobatan glaukoma pada pasien ini di tujukan untuk menurunkan tekanan
bola mata di mana peningkatan tekanan ini secara berangsur-angsur dapat
mengakibatkan rusaknya papil nervus optik. Pada pasien ini diberikan topical timol
(beta bloker) yang bekerja menurunkan tekanan intraokuler dengan cara
menginhibisi produksi humor aquos sebesar 20-50% (2,5 uL/m-1,9uL/m). onset
kerja dari beta bloker ini terhadap produksi hunor aquos mulai 1 jam setelah
pemberian sampai 4 minggu setelah pengobatan.
Glaukon termasuk golongan karbonik anhidrase, yang bekerja menurunkan
produksi humor aquos secara langsung dengan mengantagoniskan aktifitas dari
epitel siliar karbonik anhidrase sehingga menurunkan produksi humor aquos dan
menurunkan tekanan intraokuler.
Cendo Lyteers mengandung Ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium
Cl. Indikasinya Sebagai emolien/pelembut & pengganti air mata untuk pemakai
lensa kontak, Lubrikan/pelicin untuk air mata buatan, pengganti air mata pada
kekurangan air mata.
Gonioskopi digunakan untuk menilai sudut bilik anterior. Tidak dapat
dilihat secara langsung jadi lensa gonioprisma menggunakan optik yang membuat
visualisasi sudut antara kornea dan iris. Glaukoma di diagnosa jika glaukoma optik
neuropati (perubahan optic disk tipikal dan lapangan pandang) dapat ditemukan.
Trabekulektomi dilakukan untuk menurunkan tekanan intraokular secara
cepat serta mencegah terjadinya komplikasi.
6
GLAUKOMA
I. PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optik, dan menciutnya
lapang pandang. 1
Glaukoma merupakan penyakit dengan jenis karakteristik kerusakan pada saraf
optik. Glaukoma merupakan penyebab tersering kebutaan di dunia dan penyebab
paling banyak kebutaan ireversibel. Cara yang efektif untuk mencegah kerusakan ini
yaitu mengurangi tekanan intraokular. Dalam keadaan normal korpus siliar mensekresi
aquos, yang mengalir ke dalam bilik posterior dan melewati pupil ke bilik anterior.
Meninggalkan mata melewati trabekulum, mengalir melalui kanal sklem dan ke dalam
vena episklera. Aliran dan drainase dapat mengalami obstruksi. 2
Pada stadium awal dari penyakit, dapat tidak ada gejala. Glaukoma disebabkan
oleh beberapa penyakit mata yang berbeda yang menyebabkan peningkatan tekanan
dalam mata. Peningkatan tekanan ini disebabkan oleh kembalinya cairan ke dalam
mata. Yang mana menyebabkan kerusakan pada optic saraf. 3
Trabekulum terletak pada sudut dimana kornea dan iris bertemu. Ketika drain
ini menjadi tersumbat, aquos tidak dapat keluar dari mata secepat aquos diproduksi,
menyebabkan cairan kembali. Saraf optic adalah bagian dari mata, ketika tekanan
dalam mata meningkat sel saraf menjadi tertekan sehingga rusak dan akhirnya mati.
Kematian sel ini menyebabkan kehilangan penglihatan permanen. 3
II. EPIDEMIOLOGI
Dari 15-20 % orang yang kehilangan penglihatan sebagai akibat dari glaukoma. Di
Jerman, hampir mencapai 10% populasi yang berusia 40 tahun mengalami peningkatan
tekanan intraokuler. Hampir 10% pasien yang diperiksa menderita glaukoma.
Diperkirakan 120.000 orang yang buta disebabkan oleh glaukoma, dijumlahkan dari 9%
sampai 12% dari semua kasus kebutaan di Amerika. Glaukoma merupakan penyebab
kedua yang menyebabkan kebutaan di dunia, berdasar WHO. Glaukoma penyebab utama
kebutaan pada kebanyakan orang Afrika Amerika. 4
Bentuk paling sering yaitu glaukoma sudut terbuka, sejumlah 19% dari semua
kebutaan pada orang afrika amerika dibandingkan orang kaukasia 6%. Kelompok resiko
7
tinggi termasuk orang berusia lebih dari, keluarga lain yang menderita, diabetik, dan orang
dengan rabun dekat yang berat. 5
Glaukoma sudut tertutup akut dilaporkan lebih sering pada perempuan
dibandingkan laki-laki dan beberapa survei penduduk menunjukkan bahwa perempuan
mengalami peningkatan resiko terkena glaukoma sudut tertutup akut karena perempuan
memiliki bilik anterior yang dangkal dibanding laki-laki. Penurunan kedalaman bilik
anterior berhubungan dengan usia. 4
Glaukoma pada bayi umumnya terjadi pada sekitar 1 : 10.000 kelahiran. Di Eropa
bagian barat, kejadian yang dicatat 1 : 12.500 kelahiran, dan 1 : 22.000 kelahiran di
Irlandia Utara. Daerah yang paling ektrim yaitu 1 : 2.500 yang terjadi di Arab Saudi.
Penyakit ini umumnya terjadi pada 2 mata, tetapi dapat juga terjadi pada satu mata. Kasus
ini sangat banyak terjadi di Amerika Serikat, tetapi sedikit di Jepang. Usia terjadinya
penyakit ini mulai sejak lahir atau berkembang pada masa kanak-kanak. Angka kejadian
glaukoma kongenital primer merupakan glaukoma kongenital yang sering terjadi,
walaupun kasusnya masih sangat jarang, yaitu 1 dari 10.000 kelahiran. Pasien laki-laki
ditemukan memiliki insidensi tertinggi pada penyakit ini, kira-kira 65 %. Pada kebanyakan
kasus (75%) bilateral dan rata-rata asimetris. 4, 5 Setengah dari pasien memiliki tajam
penglihatan lebih dari 20/50. Tetapi 2 – 15 % pasien mengalami kebutaan. Pada glaukoma
kongenital (40 % dari kasus), terjadi selama kehidupan intrauterine dan glaukoma infantil
atau primer (55 % dari kasus), peningkatan terjadi sebelum anak berusia 3 tahun. Dan
selebihnya menjadi glaukoma juvenil yang bermanifestasi setelah 3 tahun tetapi sebelum
berusia 16 tahun. 4
III. ANATOMI DAN FISIOLOGI
8
Gambar 1. Sirkulasi humor aquos
(dikutip dari kepustakaan 5)
Humor aquous dihasilkan oleh badan siliar, kemudian mengisi bilik mata belakang (COP),
mengalir ke bilik mata depan (COA), melewati celah antara iris lensa, dan pupil,
meninggalkan COA lewat sudut COA, ke kanalis schelem kemudian ke saluran kolektor
dan bermuara ke pembuluh darah vena episklera. Pada sudut COA terdapat anyaman
trabekel yang halus yang bertindak sebagai penyaring dan dalam keadaan tertentu
anyaman ini dapat menghambat aliran humor aqueous, sehingga terjadi peninggian
tekanan bola mata. Bila tekanan bola mata yang tinggi menetap maka terjadi gloukoma.
Anyaman trabekel adalah suatu anyaman disudut COA yang terdiri dari sisa – sisa dari
sklera, badan siliar, iris dan kornea yang berupa tali – tali halus dengan lubang – lubang
yang dapat dilalui oleh humor aquous. 6
Kira – kira 20 sampai 25 persen dari humor aquous meninggalkan COA melalui
uveoskleral ke supra koroid dan berakhir pada vena di badan siliar. Aliran humor aquous
ini dipengaruhi oleh tekanan bola mata, tekanan vena episkleral dan viskositas humor
aquous. Tugas dari humor aquous adalah membentuk bola mata, memberi nutrisi pada
lensa dan kornea, mengatur tekanan bola mata. Komposisi humor aquous berbeda dari
plasma karena lebih jernih, kadar protein lebih rendah. Komposisi humor aquous akan
berubah seperti plasma bila keadaan dibilik depan mengalami perubahan, misalnya ada
radang di COA post operasi intraokuler, sehingga humor aquous mengandung lebih
banyak sel dan protein. 6
Gangguan dinamika humor aquous terjadi pada :
1. Pembentukan humor aquous yang berlebih, keadaan ini jarang.
2. Hambatan pada pengaliran humor aquous dari COP ke COA karena adanya blok
pupil.
3. Hambatan aliran humor aquous dari COA ke kanal schlemm yang terjadi di
trabekel, atau didepan trabekel misalnya adanya sudut sempit, membran didepan
trabekel.
4. Hambatan pembuangannya misalnya hambatan pada kanalis schlemm, saluran
kolektor atau uveosklerar walaupun jarang. 6
IV. ETIOPATOGENESIS
Faktor yang termasuk dalam etiologi kematian sel ganglion retina dan juga etiologi
glaukoma optik neuropati dapat dikelompokkan sebagai berikut :
9
a. Penyebab primer
1. Peningkatan tekanan intraokuler (teori mekanikal)
Peningkatan tekanan intraokuler menyebabkan regangan mekanik pada lamina
kribrosa menyebabkan deformasi aksonal dan iskemia dengan merubah aliran
darah kapiler. Hasilnya neurotropin (grow factor) tidak dapat mencapai sel
ganglion retina dalam jumlah yang dibutuhkan untuk bertahan.
2. Faktor yang bergantung tekanan (teori insufisiensi vaskular)
Faktor yang mempengaruhi perfusi vaskular saraf optik membuat tidak terjadi
peningkatan tekanan intraokuler yang berimplikasi pada glaukoma neuropati
optik pada pasien dengan glaukoma tekanan normal. Faktor ini termasuk :
i. Kegagalan mekanisme autoregulasi aliran darah retina dan saraf optik
membuat perubahan mekanisme autoregulasi aliran darah berhenti dari
sistem saraf pusat.
ii. Vasospasme yaitu mekanisme lain yang mempengaruhi perfusi vascular saraf
optic utama.
iii. Hipotensi sistemik pada pasien dengan pemakaian obat anti hipertensi yang
diminum saat malam berimplikasi pada perfusi vascular rendah dari saraf
optik utama menyebabkan NTG.
iv. Faktor lain seperti kehilangan darah akut dan koagulasi abnormal. 7
Patogenesis kerusakan glaukoma okular
Karakterisasi glaukoma yaitu progresif neuropati optik. Disebabkan dari kematian
sel ganglion retina pada pola tipikal yang menyebabkan karakteristik permukaan optic
disk dan defek lapangan pandang spesifik. 7
Patogenesis kematian sel ganglion retina
Kematian sel ganglion retina timbul ketika suatu keadaan patologi menghambat
transpor faktor pertumbuhan (neurotropin) dari otak ke sel ganglion retina. Penghambatan
dari neurotropin menimbulkan kerusakan, dan sel tidak dapat dipertahankan dalam fungsi
normal. Sel ganglion retina kehilangan kemampuan untuk mempertahankan fungsi
normal menjadi apoptosis dan juga memicu apopotsis sel yang berdekatan.
Kematian sel ganglion retina bersama dengan kehilangan serabut saraf retina, membuat
perubahan optic disk dan defek lapangan pandang menjadi jelas dengan bertambahnya
waktu. 7
1. Glaukoma sudut terbuka primer (primary open angle glaucoma, POAG)
10
a. Faktor resiko dan predisposisi yaitu :
1. Herediter
2. Umur. Resiko meningkat dengan penigkatan umur, sering pada dekade ke 5 dan 7
3. Ras, lebih banyak mengenai orang hitam daripada putih
4. Miopi
5. Diabetes
6. Perokok
7. Tekanan darah tinggi
8. Tirotoksikosis.2
b. Patogenesis peningkatan tekanan intraokuler
Peningkatan tekanan intraokuler menyebabkan penurunan fasilitas aliran aquos
yang menyebabkan peningkatan resistensi aliran aquos disebabkan penebalan yang
berhubungan dengan umur dan sklerosis dari trabekulum dan tidak adanya vakuola
pada garis sel pada kanal sklem.2
V. KLASIFIKASI
1. Glaukoma sudut terbuka primer (primary open angle glaucoma, POAG)
Pada glukoma sudut terbuka, struktur jalinan trabekula terlihat normal namun
terjadi peningkatan resistensi aliran keluar akeous yang menyebabkan peningkatan
tekanan okular. Penyebab obstruksi aliran keluar antara lain:
Penebalan lamela trabekula yang mengurangi ukuran pori
Berkurangnya sel trabekul pembatas
Peningkatan bahan ekstraseluler pada jalinan trabekula (8)
Glaukoma sudut terbuka primer juga diketahui sebagai glaukoma simple
kronik pada onset dewasa dan karakteristik peningkatan tekanan intraokuler yang
progresif lambat bersama dengan karakteristik optic disk cupping dan defek spesifik
lapangan pandang.7
2. Glaukoma sudut tertutup primer (primary angle-closure glaucoma, PACG)
Merupakan tipe primer glaukoma (dimana tidak ada sebab ocular atau
sistemik) yang meningkatkan tekanan intraokular yang menghambat aliran humor
aquos oleh bilik anterior sudut sempit tertutup. 7
a. Glaukoma Sudut Tertutup Primer Laten
b. Glaukoma Sudut Tertutup Primer Akut
11
Serangan glaukoma sudut tertutup primer akut terjadi oleh sudut tertutup total
yang mendadak sehingga meningkatkan tekanan intraokuloar berat.
c. Glaukoma Sudut Tertutup Post kongestif
Glaukoma sudut tertutup post kongestif merupakan status klinik mata setelah
serangan akut glaukoma sudut tertutup post kongestif dengan atau tanpa
perawatan. Dapat dilihat dalam 4 bentuk klinik :
1. Postsurgical postcongestive PACG. Status klinik mata setelah laser iridotomi
perifer (PI), dapat terjadi dalam 2 bentuk klinik :
a. Dengan IOP normal, setelah sukses laser PI, mata biasanya perih setelah
beberapa waktu dengan atau tanpa serangan akut.
b. Dengan peningkatan IOP setelah laser PI yang gagal, terjadi keadaan
glaukoma kongestif kronik dan diperlukan untuk diterapi dengan operasi
trabekulektomi.
2. Spontaneous angle opening dapat jarang terjadi pada beberapa kasus dan
serangan akut PACG dapat turun tanpa terapi
3. Chronic congestive angle-closure glaucoma
Lanjutan dari glaukoma akut kongestif sudutu tertutup yang tidak di terapi
atau gagal dengan laser PI.
4. Ciliary body shut down
Penghentian sekresi humor aquos yang membuat kerusakan iskemi epitel
siliar setelah serangan akut PACG. 7
d. Glaukoma Sudut Tertutup Kronik Primer
Glaukoma sudut tertutup kronik primer disebabkan dari sinekia yang tertutup
berangsur-angsur dari sudut bilik anterior :
1. Creeping synechial angle-closure. Selalu dimulai superior dan berangsur
progress lingkaran meliputi sudut 360o selama periode
2. Serangan glaukoma sudut tertutup subakut dapat timbul pada glaukoma sudut
tertutup kronik
3. Mekanisme campuran, seperti kombinasi POAG dengan sudut sempit. 7
3. Glaukoma Sekunder
Merupakan kelompok penyakit yang meningkatkan tekanan intraocular bersama
dengan beberapa okular pimer atau penyakit sistemik.
12
Klasifikasi
a. Bergantung pada mekanisme peningkatan tekanan intraokuler
1. Glaukoma sudut terbuka sekunder yang mana aliran aquos dapat terhambat oleh
membran pretrabekular, sumbatan trabekulum, udem dan skar atau naiknya tekanan
vena episklera.
2. Glaukoma sudut tertutup sekunder yang manan dapat atau tanpa bersama
dengan hambatan pupil. 7
b. Bergantung pada penyebab penyakit primer
Glaukoma sekunder dinamakan sebagai berikut :
1. Glaukoma Lens-induced (phacogenic)
2. Glaukoma Inflamatori
3. Glaukoma Pigmentari
4. Glaukoma Neovaskular
5. Glaukoma bersama dengan sindrom irido-corneal endothelial
6. Glaukoma Pseudoexfoliative
7. Glaukoma bersama dengan perdarahan intraocular
8. Glaukoma induksi steroid
9. Glaukoma Traumatik
10. Glaukoma pada aphakia
11. Glaukoma bersama dengan tumor intraokular. 7
4. Glaukoma Kongenital
Glukoma kongenital terdiri dari berbagai penyakit. Dapat timbul saat lahir atau
dalam tahun pertama. Gejala dan tanda termasuk :
Mata berair berlebih
Peningkatan diameter kornea
Kornea berwarna kornea edem epitel
Terpisahnya membran descement
Glukoma kongenital biasanya diterapi dengan pembedahan. Dibuat insisi pada
jalinan trabekula (giniotomi) untuk meningkatkan drainase akueous atau dibuat pasase
langsung di antara kanal schlemm dan bilik mata anterior (trabekuloktomi). (8)
13
VI. GEJALA KLINIS
Gejala dan Tanda
Pasien dengan glaukoma sudut terbuka dapat tidak menunjukkan gejala
hingga kerusakan penglihatan berat terjadi. Sebaliknya glaukoma sudut tertutup
dapat diketahui karna tekanan intraocular meningkat cepat dan menyebabkan nyeri
dengan gangguan penglihatan.
1. Peningkatan tekanan intraokuler
2. Halo di sekeliling kornea yang keruh
Ketika tekanan meningkat cepat (glaukoma sudut tertutup akut) kornea menjadi
waterlogged, sehingga menurun tajam penglihatan dan membuat halo di
sekeliling cahaya.
3. Nyeri
Nyeri bukan karakteristik dari glaukoma sudut terbuka primer
4. Kehilangan lapangan pandang
Tekanan pada serabut saraf dan iskemia kronik pada saraf optic menyebabkan
kerusakan serabut saraf retina dan biasanya menyebabkan pola kehilangan
lapangan (skotoma arkuata)
5. Perubahan Optik disk
Optic disk menandakan titik keluar serabut saraf retina dari mata
6. Oklusi Vena
Peningkatan tekanan intraocular dapat mengganggu aliran darah pada tekanan
sistem vena bawah menyebabkan oklusi vena
7. Pembesaran mata. 2
1. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Gejala :
1. Biasanya asimptomatik hingga timbul kehilangan lapangan pandang
2. Pasien mengalami nyeri kepala ringan dan nyeri pada mata
3. Defek lapangan pandang
4. Pasien mengeluh perubahan dalam kacamata presbiopi
5. Pasien terlambat dalam adaptasi ruang gelap
14
Tanda – tanda :
1. Tanda Segmen Anterior
Pemeriksaan okular termasuk slit lamp biomikroskop dapat normal segmen
anterior. Pada stadium lanjut reflex pupil menjadi terlambat dan kornea
kelihatan keruh
2. Perubahan tekanan intraokular
3. Perubahan Optic disc
Pemeriksaan perubahan disc dapat dibuat oleh oftalmoskopi direk, slit lamp
biomikroskopi menggunakan a + 90D lens, Hrubry lens atau Goldmann kontak
lens dan oftalmoskopi indirek.
(a) Perubahan glaukoma awal
Dapat di suspek pada pemeriksaan fundus dari tanda dibawah ini :
1. Vertikal oval cup
2. Asimetri of the cups
3. Cup yang besar, 0.6 atau lebih (normal cup 0.3-0.4)
4. Splinter hemoragi
5. area pallor pada disc
6. Atrofi lapisan serabut saraf retina.
(b) Perubahan optik disc glaukoma lanjut
1. Marked cupping (ukuran cup 0.7 to 0.9)
2. Penipisan neuroretinal rim
3. Pergeseran ke nasal pembuluh darah retina (Bayonetting sign)
4. Pulsasi arteriol retina pada tepi disc (tanda pathognomic glaukoma), saat
tekanan intraokuoer tinggi
5. Lamellar dot sign
(c) Glaukoma atrofi optic
4. Defek lapangan pandang.7
15
A B
Gambar 2. A) normal optic disk, fundus fotografi B) optic disk menunjukkan perubahan awal glaukoma, fundus fotografi (di kutip dari kepustakaan 7)
Gambar 3. Glaukoma sudut terbuka
(dikutip dari kepustakaan 9)
2. Glaukoma Sudut Tertutup Primer
a. Glaukoma Sudut Tertutup Primer Laten
Gejala : Tidak ada gejala pada stadium ini
Tanda – tanda :
1. Eclipse sign, penurunan dalam bilik anterior aksial
2. Slit-lamp biomikroskopik:
a. Penurunan dalam bilik anterior aksial
b. Diafragma lensa iris bentuk konveks
c. Dekatnya iris ke kornea di perifer
3. Gonioskopi menunjukkan sudut sempit
4. Van Herick slit-lamp
16
Peripheral anterior chamber depth (PACD) membandingkan corneal
thickness (CT) dan perkiraan derajat lebar sudut sebagai berikut :
Grade 4 (Wide open angle): PACD = 3/4 to 1 CT
Grade 3 (Mild narrow angle): PACD = ¼ to ½ CT
Grade 2 (Moderate narrow angle): PACD = ¼ CT
Grade 1 ( Extremely narrow angle): PACD < ¼ CT
Grade 0 (closed angle): PACD = Nil. 7
b. Glaukoma Sudut Tertutup Primer Akut
Gejala :
1. Nyeri
2. Mual, muntah
3. Gangguan penglihatan progresif cepat
4. Riwayat penyakit sebelumnya (glaukoma sudut tertutup subakut)
Tanda – tanda :
a. Edem kelopak mata
b. Kongesti konjungtiva
c. Edema kornea
d. Bilik anterior dangkal
e. Sudut bilik anterior tertutup pada pemeriksaan gonioskopi
f. Iris berubah warna
g. Pupil semi dilatasi
h. Tekanan intraokular meningkat antara 40 dan 70 mmHg
i. Optic disc is edema dan hyperaemia
j. Bilik anterior dangkal sudut sempit.7
Gambar 4. Glaukoma kongestif akut, siliar kongesti, kornea udem dan pupil mid dilatasi
(dikutip dari kepustakaan 7)
17
Gambar 5. Glaukoma sudut tertutup
(dikutip dari kepustakaan 9)
c. Glaukoma Sudut Tertutup Post kongestif
Glaukoma sudut tertutup post kongestif merupakan status klinik mata setelah
serangan akut glaukoma suudut tertutup post kongestif dengan atau tanpa
perawatan. Dapat dilihat dalam 4 bentuk klinik :
1. Postsurgical postcongestive PACG. Status klinik mata setelah laser iridotomi
perifer (PI), dapat terjadi dalam 2 bentuk klinik :
a) Dengan IOP normal, setelah sukses laser PI, mata biasanya perih setelah
beberapa waktu dengan atau tanpa serangan akut (contoh, Vogt’s triad)
b) Dengan peningkatan IOP setelah laser PI yang gagal, terjadi keadaan
glaukoma kongestif kronik dan diperlukan untuk diterapi dengan operasi
trabekulektomi.
2. Spontaneous angle opening dapat jarang terjadi pada beberapa kasus dan
serangan akut PACG dapat turun tanpa terapi
3. Chronic congestive angle-closure glaucoma
Lanjutan dari glaukoma akut kongestif sudutu tertutup yang tidak di terapi
atau gagal dengan laser PI.
Gejala klinik yaitu :
a.IOP meningkat konstan
b.Mata kongesti permanen dan iritasi tapi nyeri berkurang
c.Udem Kelopak dan konjungtiva berkurang
d.Optic disc menunjukkan glaukoma cupping
4. Ciliary body shut down.
18
Penghentian sekresi humor aquos yang membuat kerusakan iskemi epitel siliar
setelah serangan akut PACG.
Gejala klinik pada stadium ini sama seperti glaukoma akut kongestif kecuali IOP
rendah dan nyeri berkurang. (7)
4. Glaukoma Sudut Tertutup Kronik Primer
Gejala klinik :
Gejala klinik sama seperti POAG kecuali sudut sempit, yaitu :
a) IOP meningkat konstan
b) Optic disk menunjukkan glaukoma cupping
c) Defek lapangan pandang mirip POAG dapat terjadi
d) Gonioskopi menyatakan jenis derajat sudut tertutup. 9
5. Glaukoma Sekunder
Merupakan kelompok penyakit yang meningkatkan tekanan intraocular
bersama dengan beberapa ocular pimer atau penyakit sistemik.7
Gambar 6. Penglihatan Normal dan Glaukoma
(dikutip dari kepustakaan 10)
6. Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital adalah suatu keadaan dimana terdapat tekanan bola
mata yang meninggi, yang akan menimbulkan kerusakan pada mata dan
19
memburuknya tajam penglihatan pada waktu permulaan masa bayi atau pada masa
kanak-kanak. Nama lain dari glaukoma ini adalah infantile glaucoma atau primary
congenital open angle.
Gejala dan tanda Glaukoma Kongenital
Gejala paling dini dan paling sering pada pasien dengan glaukoma kongenital
adalah epifora. Selain epifora dapat dijumpai fotofobia dan pengurangan kilau
kornea. Tanda klinis yang biasa ditemukan pada pasien glaukoma genital, antara
lain :
- Buphthalmos /bull’s eye
- Diameter kornea > 12 mm(megalokornea)
- Edema epitel
- Robekan membran descement
- Cup dari optic disk
Peningkatan kedalaman anterior serta edema dan kekeruhan stroma kornea
7. Glau koma Absolut
Stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Dengan timbulnya serangan yang
tak dapat pengobatan, keadaan menjadi bertambah buruk sampai menjadi buta.
Gejala Subyektif :
a. mata keras seperti batu
b. sering terasa sakit sekali
Gejala Obyektif :
a. Injeksi siliar
b. Kornea jernih atau keruh dan ada edema
c. Bilik mata depan dangkal
d. Pupil lebar
e. Iris kelabu
f. Lensa keruh
g. TIO meninggi (7)
VII. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Sebagian dari glaukoma sudut tertutup akut, bentuk terbanyak dari glaukoma
20
adalah asimptomatik hingga kerusakan saraf optik terjadi. Riwayat keluarga
dengan glaukoma dan myopia merupakan faktor resiko penting dalam riwayat.
2. Pemeriksaan Fisis
a) Iluminasi bilik anterior
Pada bilik anterior mata normal , iris teriluminasi , merupakan tanda
bilik anterior dalam dengan sudut terbuka. Pada mata dengan bilik anterior
dangkal dan sudut sebagian atau seluruhnya tertutup, iris menonjol keluar
dan tidak teriluminasi.
b) Slit-Lamp
c) Pengukuran tekanan intraokular
d) Tes lapangan pandang
Defek lapangan pandang glaukoma bermanifestasi pada lapangan
pandang superior parasentral nasal atau lapangan inferior sebagai skotoma
relatif.5
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Tonometri
Tonometri adalah istilah generik untuk pengukuran tekanan intraokular.
Instrumen yang paling luas digunakan adalah tonometer aplanasi Goldmann,
yang diletakkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang diperlukan untuk
meratakan luas tertentu kornea. Rentang tekanan intraokuler normal adalah 10-
24 mmHg
b) Gonioskopi
Sudut kamera anterior dibentuk oleh taut antara kornea perifer dan iris, yang
diantranya terdapat jalinan trabekular. Lebar sudut kamera anterior dapat
diperkirakan dengan pencahayaan obliq kamera anteror dengan sebuah senter
tangan. Atau dengan pengamatan kedalaman kamera anterior perifer dengan
slitlamp, tetapi sebaiknya ditentukan dengan ginioskopi, yang memungkinkan
visualisasi langsung struktur-struktur sudut. Apabila keseluruhan jalinan
trabekular, taji sklera, dan processus iris dapat terlihat, sudut dinyatakan
terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe tau sebagian kecil dari jalinan
trabekular yang dapat terlihat, sudut dikatakan sempit. Apabila garis Schwalbe
tidak terlihat, sudut tertutup.
21
c) Penilaian diskus optikus
Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-
diskus (cup per disc ratio-CDR). CDR yang perlu diperhatikan jika ternyata
melebihi 0,5 karena hal itu menunjukkan peningkatan tekanan intraokular yang
signifikan.
d) Pemeriksaan lapang pandang
Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis dan menindak lanjuti pasien
glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan berkurang karena
peninggian TIO akan merusakkan papil saraf optikus. 11
Sistem Shaffer Derajat Lebar Sudut
Grad
e
Angle
width
Configuration Chances of
closure
Structures visible on
gonioscopy
IV 35-45o Wide open Nil SL, TM, SS, CBB
III 20-35o Open angle Nil SL, TM, SS
II 20o Moderately
narrow
Possible SL, TM
I 10o Very narrow High SL only
0 0o Closed Closed None of the angle
structures visible
SL = Schwalbe’s line, TM = Trabecular meshwork, SS = Scleral spur,
CBB = Ciliary body band
22
Gambar 7. Diagram gambaran jenis struktur sudut (SL, Schwalbe's line; TM, trabecular
meshwork; SS, sclera spur; CBB, ciliary body band; ROI, root of iris). A) gambaran
gonioskopi, B) konfigurasi sudut silang pada bilik anterior
(dikutip dari kepusatakaan 7)
VIII. DIAGNOSA BANDING
Hipertensi okular
Pasien dengan hipertensi ocular memiliki peningkatan tekanan intraokular signifikan
melebihi periode tahun tanpa tanda glaukoma kerusakan saraf optic atau defek
lapangan pandang. Beberapa pasien dalam kelompok ini akan berlanjut dengan
peningkatan tekanan intraokular tapi tidak akan berkembang lesi glaukoma.
Glaukoma tekanan rendah
Pasien menunjukkan perubahan glaukoma progresif tipikal pada optic disk dan
lapangan pandang tanpa peningkatan tekanan intraokular. Pasien ini sulit di terapi
sebab pengolahannya tidak focus pada control tekanan intraokuler. Sering pasien ini
akan mengalami riwayat krisis hemodinamik seperti perdarahan gastrointestinal atau
uteri dengan kehilangan darah signifikan, tekanan darah rendah dan spasme vaskuler
perifer (tangan dan kaki dingin).4
Diagnosis banding glaukoma kongenital primer adalah :
a. Kornea keruh saat lahir – trauma lahir, rubela intrauterin, beberapa penyakit metabolik
(mukopolisakaridosis), kongenital kornea distrofi.
b. Pembesaran kornea – miopia yang sangat tinggi,megalokornea.
c. Epifora – keterlambatan pembentukan saluran dari saluran nasolakrimal (paling
sering)
d. Peningkatan tekanan intraokular – tumor (retinoblastoma), prematuritas retinopati,
inflamasi introkular, trauma.
IX. PENATALAKSANAAN
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka. Obat
yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol,
levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan
cairan di dalam mata. 11
23
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau
mengurangi pembentukan cairan). 11
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. 13
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan
pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi). 11
2. Gl aukoma Sudut Tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan
serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide/ diamox). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil
sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor
karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk
mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh
darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah
serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk
membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka
kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata. 13
3. Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan. 11
a. Brinzolamide.
Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata
dengan kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan yang meningkat
pada mata karena glaukoma sudut terbuka. Brinzolamide juga digunakan untuk
mengatasi kondisi yang disebut hipertensi pada mata.
24
b. Timolol maleate.
Timolol maleate adalah penghambat reseptor beta adrenergik non selektif yang
digunakan untuk pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan tetes mata dengan kadar
0,25%, 0,5% dan 0,68%. Sama seperti Brinzolamide, Timolol maleate mengurangi
tekanan pada mata akibat glaukoma.
c. Betaxolol HCl
Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk
pengobatan glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan
tetes mata dengan kadar 0,5%.
d. Latanoprost
Latonoprost digunakan untuk mengontrol perkembangan glaukoma atau hipertensi
mata. Latonoprost adalah senyawa analog prostglandin yang bekerja dengan cara
meningkatkan pengeluaran cairan dari mata. Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan
kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol maleate. Latanoprost dan
travoprost merupakan obat yang bisa mempenetrasi kornea dan menjadi aktif secara
biologis setelah dihidrolisasikan oleh esterase kornea. Kedua-duanya menurunkan TIO
sebanyak 25-32%. Bimatroprost menurunkan TIO sebanyak 27-33%, unoproston
kurang efektif, menurunkan TIO sebanyak 13-18%. Latanoprost, travopost dan
bimatoprost digunakan sekali sehari, biasanya pada waktu malam dan kurang efektif
jika digunakan 2xsehari, unoproston digunakan 2xsehari. Oleh karena beberapa pasien
bisa bereaksi lebih baik terhadap satu obat dari kategori obat ini berbanding yang
lainnya menggantikan obat dengan yang lainnya setelah masa percobaan 4-6 minggu
bisa membantu. 7,11
4. Glaukoma Kongenital
Glaukoma pada bayi ditangani melalui operasi dan perngobatan. Operasi
merupakan terapi yang banyak disarankan oleh para dokter mata. Operasi dilakukan
untuk membuat saluran pengeluaran baru untuk menyeimbangkan tekanan bola mata.
Tehnik operasi yang banyak lakukan yaitu, goniotomy dan trabeculotomy. Hal ini bisa
dilakukan melalui pendekatan internal dengan goniotomi dan pendekatan eksternal
dengan trabekulotomi. Goniotomi adalah membuka saluran Schlemn melalui insisi ke
dalam jaringan trabekula. Prosedur ini perlu diulang lebih dari satu kali.
Trabekulotomi, teknik ini hampir sama dengan prosedur goniotomi tetapi
menggunakan teknik yang berbeda. Trabekulotomi digunakan jika kornea terlalu
keruh, yang mana pada kasus ini tidak dapat dilakukan goniotomi. Jika goniotomi dan
25
trabekulotomi gagal, maka dapat dipilih jenis prosedur filtrasi seperti trabekulektomi,
dilanjutkan penggunakan obat antimetabolit seperti 5FU atau mitomisin C.
Selain operasi, terapi pengobatan juga dilakukan melalui pemberian beberapa
jenis obat, diantaranya : timolol, betaxolol, levobunolol, metipranolol, dan carteolol.
Sangat penting untuk dilakukan pengontrolan yang berkesinambungan terhadap
tekanan bola mata agar tidak terjadi kerusakkan yang lebih lanjut.
Non Farmakologi
1. Terapi Laser
a. Iridektomi Laser
Terapi ini digunakan untuk mengurangi tekanan dangan mengeluarkan bagian iris
untuk membangun kembali outflow humor aquous.
Indikasi : Iridektomi diindikasikan untuk glauckoma sudut tertutup dengan blok
pupil, iridektomi juga diindikasikan unruk mencegah terjadinya blok
pupil pada mata yang beresiko yang ditetapkan melalui evaluasi
gonioskopi. Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma
akut dan pada mata kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut.
Kontra indikasi : Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis
iridis karena dapat terjadi perdarahan. Resiko perdarahan juga
meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik,
seperti aspirin. Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam
kasus glaukoma sudut tertutup yang disebabkan oleh mekanisme
blok pupil, tetapi kadang-kadang laser iridektomi perlu dilakukan
unutk mencegah terjadinya blok pupil pada pasien dengan sudut
bilik mata tertutup. 11
2. Iridoplasti Laser
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraocular gagal diturunkan secara
intensif dengan terapi medika mentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar 40
mmHg, visus jelek, kornea edema, dan pupil tetap dilatasi. Pada laser iridoplasti ini
pengaturannya berbeda dengan penganturan pada laser iridektomi. Di sini
pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar otot sfingter iris berkonraksi
sehingga iris bergeser kemudian sudut pun terbuka. Agar laser iridoplasti berhasil maka
titik tembakan harus besar, powernya rendah, dan waktunya lama. 11
3. Trabekuloplasti laser
26
Trabekuloplasti laser adalah suatu tehnik dimana energi laser diaplikasikan
terhadap jaringan trabekular pada tempat-tempat yang berbeda, biasanya setengah
lingkaran dari jaringan trabekuler (180 derajat) pada setiap perawatan. Modalitas
dari trabekuloplasti termasuk trabekuloplasti arkon (ALT), trabekuloplasti laser
diode, dan trabekuloplasti laser selektif. 7
Terapi Bedah
1. Iridektomi bedah Insisi
Dikerjakan pada kasus glaukoma sudut tertutup sebagai tindakan pencegahan.
Dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aquous
dari kamera posterior ke kamera anterior. Diindikasikan pada penanganan galukoma
dengan penyumbatan pupil bila pembedahan laser tidak berhasil atau tidak tersedia.
Pupil dibuat semiosis dengam menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intra kamera.
Kemudian dilakukan insisi 3mm pada kornea sklera 1 mm dibelakang limbus. Insisi
dilakukan agar iris prolaps. Bibir insisi bagian posterior ditekan sehingga iris perifer
hamper selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan iridektomi. Bibir insisi
posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektoni. Luka insisi kornea
ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan bilik mata depan dibentuk kembali. Setelah
operasi selesai, fluoresen sering digunakan untuk menentukan ada tidaknya kebocoran
pada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik
mata depan dangkal. 11
2. Trabekulektomi
Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera. Dilakukan
dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness) sklera dengan engsel
di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup kembali dan
konjungtiva dijahit rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus. Trabekulektomi
meningkatkan aliran keluar humor aqueus dengan memintas struktur pengaliran yang
alamoah. Ketika cairan mengalir melalui saluran baru ini, akan terbentuk bleb
(gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksaan konjungtiva. Persiapan Sebelum
Operasiyaitu pembahasan ditujukan untuk memperbaiki penglihatan dan biasanya
dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa
hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya reptura. 11
Trabekulektomi yang berhasil menyebabkan penurunan dari TIO dan pencegahan
atau penatalaksanaan komplikasi. Tidak seperti pembedahan katarak, trabekulektomi
27
yang berhasil biasanya tergantung pada intervensi post operatif yang benar untuk
mempengaruhi fungsi dari penyaringan. Penyembuhan yang sempurna dari luka pada
epitel dan konjungtiva dengan penyembuhan luka pada sclera yang tidak sempurna
merupakan target dari prosedur ini. 7
X. KOMPLIKASI
Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan
kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk
menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola
mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit. 11
XI. PROGNOSIS
1. Prognosis bergantung pada stadium apa glaukoma sudut terbuka primer di
diagnosa, terapi lebih efektif lebih awal diketahui.
2. Glaukoma sudut tertutup akut rekuren bertahan lebih lama 48 jam dapat membuat
sinekia perifer antara akar iris dan trabekulum.
3. Prognosis untuk glaukoma sekunder umunya lebiih buruk daripada glaukoma
primer. 5
4. Prognosis untuk glaukoma kongenital. Pada dasarnya bayi yang lahir dengan
glaucoma memiliki struktur bola mata yang tidak sempurna sehingga pada banyak
kasus berakhir dengan kebutaan. Sebagian berakhir dengan kehilangan lapang
pandang, penurunan tajam penglihatan dan amblyopia. Oleh karena itu, penting
sekali disadari oleh orang tua untuk memantau kondisi mata anak apakah terdapat
gejala-gejala atau tanda-tanda seperti yang sudah disebutkan. Pemeriksaan dini
harus segera dilakukan oleh dokter mata untuk memberikan terapi yang terbaik
agar dapat menghindari resiko kebutaan
28
KATARAK SENIL
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkait dengan penuaan.
Penelitian-penelitian potongan lintang mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10%
orang amerika serikat, dan pervalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka
yang berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia
lebih dari 75 tahun. Sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan
perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama. (11)
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Stadium
katarak terdiri dari 4 stadium : (1)
1. Katarak insipiens (12)
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan
dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di kortks
anterior atau posterior.
Kekeruhan ini pada permulaan hanya tampak bila pupil dilebarkan. Pada stadium ini
terdapat keluhan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian
lensa. Bila dilakukan tes bayangan iris akan negatif.
2. Katarak imatur (12)
Pada stadium yang lebih lanjut ini maka akan terjadi kekeruhan yang lebih tebal tapi
tidak atau belum mengenai seluruh lensa hingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih
pada lensa.
Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi bertambah
cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks refraksi di mana
mata akan menjadi miopia. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke
depan sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.
Pada stadium ini akan lebih mudah terjadi glaukoma sebagai penyulit. Stadium imature
di mana terjadi pencembungan lensa akibat menyerab air disebut stadium intumesen.
Shadow test pada keadaan ini positif.
29
3. Katarak matur (12)
Bila proses degnerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-
sama hasil desintegritas melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan berukuran normal
kembali. Sehingga iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai
kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih
akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan tes bayangan iris
akan terlihat negatif.
4. Katarak hipermatur (12)
Merupakan proses degenerasi lnjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan dapat
keluar melalui kapsul lensa. Lensa meneriput dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan
lensa dan mencairnya korteks nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak Morgagni).
Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Shadow test
memberikan gFRT% gambaran pseudopositif.
Gejala Kliniknya adalah kekeruhan pada lensa mata menyebabkan hilangnya
penglihatan tanpa rasa nyeri, menyebabkan rasa silau dan dapat mengubah kelainan
refraksi. (8)
Operasi katrak terdiri dari pengankatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa
dengan implan plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dngan anastesi
lokal daripada anastsi umum. Beberpa tehnik operasi yang dilakukan adalah : (11)
1. Couching
Aspirasi katarak dengan jarum
2. Intracapsular cataract extraction (ICCE)
Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan
pada zonula zinni telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.
3. Ekstracapsular cataract extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks
lensa dapat keluar melalui robekan.
4. Small incision catarract surgery (SICS)
Insisi 6 mm pada sclera (jarak 2 mm dari limbus), kemudian dibuat sklera tunel sampai
di bilik mata depan.
5. phacoemulsification
likenifikasi lensa mengunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi
yang lebih kecil di kornea atau sclera anterior. Biasanya tidak dibutuhkan penjahitan.
30
Pasca operasi pasien diberikan steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru
dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh.
Komplikasi yang bisa terjadi adalah : (11)
1. glukoma
2. uveitis
3. sublikasi atau dislokasi lensa
4. endoftalmithis
31
top related