fraktur kolumna humerus

Post on 24-Dec-2015

252 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

fr kol hum

TRANSCRIPT

Tri Kartika Utomo 030.10.271

PEMBIMBINGdr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT

Penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia.

Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian.

Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung.

Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik maka mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas.

Identitas Pasien

Nama : Ny. RE Usia : 40 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Guru BK Pendidikan : S1 Suku : Jawa Status Pernikahan : Menikah,

1 anak berumur 5 tahun Alamat : Cawang 3 RT 005/011 No. 7 Agama : Islam Nomor Rekam Medis : 07 61 41

Diperoleh dengan cara autoanamnesis pada tanggal 29 Januari 2015 jam 13:42 WIB

Keluhan Utama : Nyeri lengan atas bagian kanan sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)

Keluhan Tambahan : -

Seorang guru wanita berumur 40 tahun datang ke poli bedah Orthopedi pada tanggal 29 Januari 2015 jam 13:30 WIB dengan keluhan nyeri lengan atas kanan sejak 2 hari SMRS,

Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal terjatuh dari motor,

Tangan kanan menumpu tubuh ketika terjatuh, posisi pasien disaat pasien sedang di bonceng oleh suaminya, pasien memakai helm dan pasien mengaku motornya melaju tidak terlalu cepat.

Pada saat jatuh pasien tidak mendengar suara patahan tetapi hanya nyeri yang hebat terjadi di daerah bahu kanan,

Sekarang nyeri dirasakan sangat hebat ketika bergerak, dan nyeri di rasakan sama sakitnya ketika awal jatuh, pasien merasa nyeri lengan kanannya berkurang bila tangannya di balut gantung dan tidak bergerak sama sekali,

sampai saat ini lengan pasien pergerakannya terbatas oleh nyerinya, tidak ada perdarahan, pasien merasakan lemas dan tangannya sedikit biru, pasien mengaku lengannya tidak bengkak, tidak ada demam, nyeri kepala, dan penurunan kesadaran.

Pasien sempat berobat ke tukang patah tulang 2 jam setelah kecelakaan dan dilakukan tindakan angkat tangan dan di usap minyak lalu di balut keras tipis dengan 3 potong kayu di lengan atasnya, tetapi balut tidak melewati 2 sendi dari tulang yang fraktur, pasien tidak diberikan obat apapun oleh tukang patah tulang tersebut.

11 jam setelah kecelakaan pasien berobat ke UGD RSUD Budhi Asih dan di foto rontgen, hasilnya dinyatakan oleh dokter UGD patah tulang lengan atas, lalu di resepkan obat Asam Mefenamat 3 X 500 mg.

Pasien mengaku tidak mempunyai alergi obat atau makanan apapun, pasien mengaku hal ini baru pertama kali terjadi. DM (-), HT (-), Asthma (-), Maag (-), Riwayat penyakit jantung (-).

Pasien pernah di rawat di rumah sakit UKI 8 tahun lalu karena kecelakaan, tetapi tidak ada yang patah, hanya di diagnosis gegar otak ringan oleh dokter yang merawatnya.

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit darah tinggi, DM, penyakit jantung, keganasan, maupun alergi.

Suaminya mengalami luka pada kuku jempol kiri akibat kecelakaan

Pasien sempat mengkonsumsi Asam Mefenamat 3 X 500.

Pasien sehari hari bekerja sebagai guru BK dan kerja dari hari senin hingga jum’at, Pasien pergi kerja dengan motor.

Kebiasaan tidur pasien baik, Kebiasaan makan Baik,

Toilet di rumah pasien merupakan toilet jongkok, kamarnya di lantai 1.

PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

HASIL PASIEN

Suhu 36,5o - 37,2o C

36,7oC

Nadi 60-100 x/mnt

80x/mnt, reguler, isi cukup

Tekanan darah

120/80 mmHg

110/70 mmHg

Nafas 14-18 x/mnt

20x/mnt

Berat badan   50kgTinggi badan

  Sekitar 157 cm

BMI

 

18,5-22,9 normoweight (BMI: 20.28)

•Keadaan Umum•Kesan Sakit : Tampak Sakit Sedang, kooperatif•Kesadaran : Compos Mentis•Status Gizi : Gizi Cukup, BB 50, TB 157, BMI 20.28

•Tanda Vital dan Antropometri

Status Generalis

Kepala : Ukuran normosefali, bentuk bulat oval, tidak tampak deformitas, pada perabaan tidak ada nyeri, rambut berwarna hitam sedikit beruban, tipis, tidak kering, tidak mudah dicabut.

Wajah : pipi tampak sedikit cekung, tidak tampak sesak, tampak kesakitan, tidak pucat, tidak sianosis, ekspresi wajah simetris, dan tidak tampak facies yang menandai suatu penyakit seperti facies hipocrates, tidak tampak moon face.

Mata : Bentuk normal, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, 3mm, reflek cahaya (+/+), kornea jernih

Telinga : Normotia, kartilago sempurna, secret (-/-) Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-). Mulut : : labioschiziz (-),palatoschiziz (-), bibir sianosis (-), bibir kering

(-), trismus (-) Leher : : Trakhea teraba ditengah, KGB serta kelenjar tiroid tidak

teraba membesar

Paru-paru: Inspeksi : bentuk simetris pada saat statis & dinamis, retraksi (-), Palpasi : tidak dilakukan Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : Suara dasar nafas vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : pulsasi Ictus cordis tampak Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba kuat setinggi ICS V axillaris anterior kiri Perkusi : Batas jantung tidak dinilai Auskultasi : S1 S2 normal regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : datar, insersi tali pusat di tengah tanpa tanda peradangan. Auskultasi : Bising usus (+) normal Palpasi : Supel Perkusi : Timpani

Genitalia/ Anorektal : tidak dinilai

Ekstremitas Superior Inferior

Deformitas -/- -/-

Akral dingin +/- -/-

Akral sianosis -/- -/-

Ikterik -/- -/-

CRT < 2 detik < 2 detik

Tonus baik baik

Ekstremitas:

Regio Humerus Proximal Dextra

Look : Porposi kedua tangan seimbang, Nyeri (+) VAS 6-7, Ekstremitas pucat (-), Luka terbuka (-), Deformitas (-), kemerahan (-), Lebam (+), Tanda radang (-).

Feel : Suhu teraba dingin, Nyeri (+) VAS 8, Krepitasi tidak dilakukan, CRT <2 detik.

Move : Terbatas nyeri

Foto Rontgen Humerus Dextra Foto diambil pada tanggal 27/01/2015

Foto Rontgen Humerus Dextra Foto diambil pada tanggal 27/01/2015

Foto Rontgen Humerus Dextra Foto diambil pada tanggal 29/01/2015

Seorang guru wanita berumur 40 tahun datang ke poli bedah Orthopedi pada tanggal 29 Januari 2015 jam 13:30 WIB dengan keluhan nyeri lengan atas kanan sejak 2 hari SMRS,

keluhan didapatkan post KLL, pasien terjatuh terpental ke jalan tidak jauh dari motornya dengan tangan kanan menumpu tubuh ketika terjatuh, posisi pasien disaat pasien sedang di bonceng oleh suaminya,

nyeri yang hebat terjadi di daerah bahu kanan (+) ketika bergerak, Lemas (+), Hematom (+).

Pasien berobat ke tukang patah tulang 2 jam post KLL dan dilakukan tindakan angkat tangan dan di usap minyak lalu di balut keras tipis dengan 3 potong kayu di lengan atasnya, tetapi balut tidak melewati 2 sendi dari tulang yang fraktur, pasien tidak diberikan obat apapun oleh tukang patah tulang tersebut.

11 jam post KLL pasien berobat ke UGD RSUD Budhi Asih dan di foto rontgen, hasilnya dinyatakan oleh dokter UGD patah tulang lengan atas, lalu di resepkan obat Asam Mefenamat 3 X 500 mg.

Foto X-ray Humerus dextra memperlihatkan Fraktur komplit transversal kolumna humerus dextra.

Fraktur Komplit Transversal Kolumna Humerus Dextra

Prinsip Pengobatan : Reduksi Pertahankan reduksi Fisiotherapy

Medikamentosa (Simptomatik) Analgetik / Asam Mefenamat 3 X 500

Non medikamentosa Bed Rest Balut Kurangi pergerakan aktif

Pro Open Reduction Internal Fixation

Ad Vitam : ad bonam Ad Fungtionam : dubia ad bonam Ad Sanationam : dubia ad bonam

Topik Pembahasan

Anatomi Fisiologi Fraktur Fraktur humerus Penanggulangan trauma

Anatomi Tulang

Anatomi Tulang

Anatomi Tulang

Fisiologi Osifikasi Tulang

Definisi Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan.

Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.

Klasifikasi Fraktur

I. Menurut Penyebab terjadinya 1. Faktur Traumatik : direct atau indirect 2. Fraktur Fatik atau Stress 3. Trauma berulang, kronis, misal: fr. Fibula pd olahragawan 4. Fraktur patologis : biasanya terjadi secara spontan

Klasifikasi Fraktur

Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya · Fraktur Simple : fraktur tertutup · Fraktur Terbuka : bone expose · Fraktur Komplikasi : kerusakan pembuluh darah, saraf, organ visera

Klasifikasi Fraktur

Menurut bentuk · Fraktur Komplet :Garis fraktur membagi tulang menjadi 2 fragmen atau

lebih. Garis fraktur bisa transversal, oblique, spiral. Kelainan ini menentukan arah trauma, fraktur stabil atau tidak

· Fraktur Inkomplet : sifat stabil, misal greenstik fraktur · Fraktur Kominutif : lebih dari 2 segmen · Fraktur Kompresi / Crush fracture : umumnya pada tulang kanselus

Klasifikasi Fraktur

Menurut radiologis Lokalisasi Konfigurasi Ekstensi Hubungan antar fragmen

Klasifikasi Fraktur

Menurut radiologis Lokalisasi

Klasifikasi Fraktur

Menurut radiologis Konfigurasi

Klasifikasi Fraktur

Menurut radiologis Ekstensi

Klasifikasi Fraktur

Menurut radiologis Hubungan antar fragmen

Fraktur terbuka

Fraktur tertutup

a. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.

b. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.

c. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam danpembengkakan.

d. Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

TERAPI KONSERVATIF

Proteksi saja Immobilisasi saja tanpa reposisi Reposisi tertutup dan fiksasi gips Traksi

Terapi Operatif

Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan radiologis

Reposisi tertutup-fiksasi eksterna Reposisi tertutup-fiksasi interna

Keuntungan : Reposisi anatomis Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar

Indikasi : Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avaskular nekrosisnya tinggi.

Misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur Fraktur yang tidak bisa direposisi tetutup, misalnya fraktur avulse dan fraktur

dislokasi Fraktur yang dapat direposisi tetapi sullit dipertahankan Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan

operasi, misalnya fraktur femur

Excisional Arthroplasty Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi

Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis Dilakukan excise caput femur dan pemasangan endoprosthesis

Prinsip 4R :

1. Recognition 2. Reduction 3. Retention 4.Rehabilitation

Lokalisasi Waktu penyembuhan (Minggu)

Falang / metacarpal / metatarsal /

Kosta

3 - 6

Distal radius 6

Diafisis ulna dan radius 12

Humerus 10 – 12

Klavikula 6

Panggul 10 – 12

Femur 12 – 16

Kondilus femur / tibia 8 – 10

Tibia / Fibula 12 – 16

Vetebra 12

top related