food weighing
Post on 02-Jun-2018
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Food Weighing
1/45
Laporan praktikum Hari/tanggal : Selasa, 23 November 2010MK Penilaian Status Gizi Tempat : Lab. Kulinari
PENILAIAN KONSUMSI PANGANMETODE PENIMBANGAN MAKANAN (FOOD WEIGHING)
Oleh
Kelompok 8:
A.Nur Rahmah K I14080013Nur Indah F Ibrahim I14080014
Ai Kustian I14080044Rendra Kusuma I14080069Debby Nurfariza P I14080071
Nilam Betarina I14080096Eko Gunawan I14080101
Asisten:
Dudung AngkasaGhaida Yasmin
Koordinator Mata Kuliah:
Dr Ir Yayuk Baliwati, MS
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
-
8/11/2019 Food Weighing
2/45
-
8/11/2019 Food Weighing
3/45
Metode inventaris disebut juga log book method. Prinsipnya dengan
menghitung atau mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan
jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima, dibeli
dan produksi sendiri dicatat dan dihitung atau ditimbang setiap hari selama periodepengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang,
tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang
peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau
responden yang sudah mampu atau telah dilatih dan tidak buta huruf (Anonim 2009).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung kecukupan pangan dalam keluarga
dan mengetahui kebutuhan gizi tiap-tiap anggota keluarga.
-
8/11/2019 Food Weighing
4/45
TINJAUAN PUSTAKA
Food Weighing
Status nutrisi (nutritional status) adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi merupakan gambaran
keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan,
pertumbuhan, pemeliharaan fungsi normal tubuh, dan untuk produksi energi dan
intakezat gizi lainnya. Ada berbagai cara untuk mengukur status nutrisi, salah satu
diantaranya yaitu food weighing(Metode penimbangan) (Anindya 2010).
Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada
metode penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan
mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food
weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain
karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara
menimbang (Mey 2010).
Proses food weighing ini, semua makanan yang akan dikonsumsi pada
waktu makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu
makan ditimbang dalam keadaan mentah (AP). Juga ditimbang dan dicatat makanan
segar yang siap santap serta makanan pemberian. Selain itu dilakukan inventory
terhadap pangan yang tahan lama seperti gula, garam, merica, kopi, dan
sebagainya pada waktu sebelum masak pagi dan setelah makan malam atau
keesokan harinya. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan yang tidak
dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat
dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang
diberikan pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota
keluarga misalnya untuk bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang
dan dicatat untuk menghitung konsumsi aktual (Kusharto & Sadiyah 2008).
Penilaian Konsumsi Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Rendahnya
jumlah makanan dan mutu bahan makanan yang dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi makanan sehari-hari dapat menyebabkan berbagai masalah
dalam kehidupan, antara lain menimbulkan gangguan pada perkembangan mental
dan kecerdasan, terganggunya pertumbuhan fisik, timbulnya berbagai macam
-
8/11/2019 Food Weighing
5/45
penyakit, tingginya angka kematian bayi dan anak, serta menurunnya daya kerja
(Suhardjo & Riyadi 1990). Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi
tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untukpertumbuhan (Supariasa 2001).
Konsumsi jumlah dan jenis pangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Supariasa et. al.(2001), faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan
adalah jenis, jumlah produksi, dan ketersediaan pangan, sedangkan tingkat
konsumsi pangan lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang
dikonsumsi. Penilaian konsumsi pangan digunakan untuk menentukan jumlah dan
sumber zat gizi yang dimakan serta dapat membantu menunjukkan persediaan zat
gizi dalam tubuh cukup atau kurang. Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukandengan cara survei terhadap konsumsi pangan suatu individu atau suatu keluarga.
Survei konsumsi pangan termasuk salah satu metode tidak langsung dalam
penilaian status gizi. Survei konsumsi pangan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang, baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Survei konsumsi pangan secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan survei secara kualitatif
bertujuan untuk mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis
pangan, serta cara memperolehnya. Data-data yang perlu dikumpulkan dalam
melakukan survei konsumsi pangan secara kualitatif meliputi: jenis pangan yang
dikonsumsi, frekuensi konsumsi masing-masing jenis pangan, tempat asal pangan,
cara penyimpanan, penyiapan dan pemasakan makanan (Suhardjo & Riyadi 1990).
Kecukupan Gizi
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi
(Muchtadi 1989).
Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan
standar makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan
-
8/11/2019 Food Weighing
6/45
standar kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum
banyak diterapkan di Indonesia. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim,
dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jeniskelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan
adaptasi (Muchtadi 1989).
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang
per hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis
individu tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya
masing-masing sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah umur,
kecukupan gizi makro berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah.
Pada anak usia 7-9 tahun, kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dankecukupan proteinnya sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka
kecukupan gizi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan
fisologis juga sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada
wanita hamil, kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan
pada trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang
tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga
mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal
(Atmarita & Tatang 2004).
Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk
dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal.
Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-
masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi,
serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
(Azwar 2004).
Pola Konsumsi
Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku
konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dapat terlihat dari distribusi
pangan yang merupakan indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran
keluarga dari pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan
(Sumarwan 1993). Faktor-faktor yang ikut menentukan pola konsumsi keluarga
-
8/11/2019 Food Weighing
7/45
antara lain tingkat pendapatan keluarga, ukuran keluarga, pendidikan kepala
keluarga dan status kerja wanita. Teori Engels yang menyatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendapatan keluarga semakin rendah persentasi pengeluaran untuk
konsumsi makanan (Sumarwan 1993).Berdasarkan teori klasik ini, maka keluarga bisa dikatakan lebih sejahtera
bila persentasi pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dari persentasi
pengeluaran untuk bukan makanan. Artinya proporsi alokasi pengeluaran untuk
pangan akan semakin kecil dengan bertambahnya pendapatan keluarga, karena
sebagian besar dari pendapatan tersebut dialokasikan pada kebutuhan non pangan.
Selain jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan formal kepala keluarga juga
berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Pendidikan dapat merubah sikap
dan prilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Makin tinggi tingkatpendidikan seseorang maka makin mudah ia dapat menerima informasi dan inovasi
baru yang dapat merubah pola konsumsinya. Disamping itu makin tinggi tingkat
pendidikan formal maka kemungkinannya akan mempunyai tingkat pendapatan yang
relatif lebih tinggi (Sumarwan 1993).
Perubahan Pola Konsumsi
Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa ekonomi merupakan asumsi dalam
teori ekonomi seseorang bertindak secara rasional dalam mencapai tujuannya dan
kemudian mengambil keputusan yang konsisten dengan tujuan tersebut. Haris dan
Andika (2002) mengemukakan beberapa macam kebutuhan pokok manusia untuk
bisa hidup secara wajar, yaitu :
1. Kebutuhan pangan atau kebutuhan akan makanan.
2. Kebutuhan sandang atau pakaian.
3. Kebutuhan papan atau tempat berteduh.
4. Kebutuhan pendidikan untuk menjadi manusia bermoral dan berbudaya.
Kebutuhan tersebut di atas merupakan kebutuhan primer yang harus
dipenuhi untuk dapat hidup wajar. Bila kebutuhan itu kurang dapat dipenuhi secara
memuaskan maka hal itu merupakan suatu indikasi bahwa kita masih hidup di
bawah garis kemiskinan. Kebutuhan lain seperti kebutuhan akan perabot rumah
tangga, meja, kursi, lemari, alat-alat dapur, radio, televisi dan aneka kebutuhan
lainnya, disebut sebagai kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap yang
ditambahkan sesuai dengan peningkatan pendapatan.
-
8/11/2019 Food Weighing
8/45
-
8/11/2019 Food Weighing
9/45
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum penilaian konsumsi pangan metode penimbangan makanan (food
weighing) dilaksanankan pada hari Selasa, 23 November 2010, pada pukul 10.00
sampai dengan 13.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kulinari
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beras, ayam, tahu,
sosis, jagung muda, buncis, alpukat dan bumbu-bumbu dasar seperti bawang
merah, bawang putih, santan, kunyit, lada, cabe, garam, dan minyak. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat masak seperti panci, pisau, telenan,
wajan, sodet, rice cooker, blander, gelas, piring, mangkuk, sendok dan garpu.
Prosedur
Prosedur kerja praktikum kali ini yaitu
Disiapkan masing-masing bahan makanan untuk setiap menu
Ditimbang semua bahan makanan
Dicatat untuk mendapatkan berat kotor
Dikupas bahan makanan atau dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat
dikonsumsi
Dicatat untuk mendapatkan berat yang dapat dikonsumsi
Dimasak bahan makanan sesuai prosedur yang berlaku
Ditimbang berat matang
Dicatat hasil penimbangan
X
-
8/11/2019 Food Weighing
10/45
X
Menu makanan dibagi per porsi makanan untuk tiap anggota keluarga
Ditimbang berat per porsi
Dicatat hasil penimbangan
Ditimbang jika ada makanan sisa
Dicatat hasil penimbangan
Data diolah untuk menilai konsumsi pangan
Gambar 1 Bagan prosedur kerja praktikum food weighing
-
8/11/2019 Food Weighing
11/45
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola konsumsi merupakan hasil dari proses pembentukan sikap dan perilaku
konsumsi bahan makanan yang tersedia. Pola konsumsi dari setiap individu anggota
suatu keluarga akan membentuk pola konsumsi keluarga tersebut. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola konsumsi keluarga, antara lain yaitu
jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga, tingkat pendidikan formal kepala
keluarga, perubahan karakteristik keluarga, dan pendapatan (Sumarwan 1993).
Pola konsumsi per kapita suatu keluarga juga dapat dilihat dari distribusi
pangan keluarga tersebut. Distribusi pangan tersebut merupakan indikator dari
seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari pendapatan yang
diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan (Sumarwan 1993). Dengan
demikian, dilakukan perhitungan tingkat konsumsi per kapita perhari dari satu
kelompok praktikum yang diasumsikan sebagai satu keluarga salah satunya
keluarga kelompok 8. Hasil konsumsi per kapita perhari keluarga kelompok 8
dijabarkan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Perhitungan Tingkat Konsumsi Per kapita Perhari dari kelompok 8 daridistribusi pangan
No. Jenis pangan Berat(g)
Energi(g)
Protein(g)
Fe(mg)
Vit A(RE)
Ca(mg)
Vit C(mg)
1 Nasi 1315 2341 27.6 6.6 0 65.8 02 Daging ayam 318,36 558 33.6 2.8 513.3 25.9 0
3 Tahu 298,5 203 23.3 0 0 370.1 04 Santan 336,68 411 6.7 0.3 0 84.2 6.75 Minyak 8,619 78 0 0 689.5 0 06 Sosis 141,22 292 26.5 4 12.7 15.5 07 Jagung muda 96,74 32 2.1 0.5 19.3 6.8 7.78 Buncis 228,12 72 4.9 2.3 195 13.3 399 Cabe 6,14 2 0.1 0 3.7 1.5 0.910 Bawang merah 34,98 12 0.5 0.3 0 11.3 0.611 Bawang putih 8,402 7 0.3 0.1 0 3.1 1.112 Gula 125,583 457 0 0.1 0 6.3 013 Alpukat 380,535 197 2.1 2.1 65 23.2 30.214 Susu 101,435 341 8.3 0.2 177.5 278.9 1
Total 5003 210.7 19.3 1676 905.9 87.2
Konsumsi/Kap (Total/PCCU) 2502 105.4 9.7 838 452.9 43.6Kecukupan/kap [.] 2213 55.1 23.4 559.5 1116.5 83.9
Tingkat kecukupan (%RDA) 113 191.3 41.5 149.8 40.6 51.97
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat konsumsi dan
kecukupan beberapa zat gizi per kapita keluarga kelompok 8 dalam satu kali waktu
makan. Menu yang disajikan pada praktikum kali ini yaitu nasi, opor ayam dan tahu,
-
8/11/2019 Food Weighing
12/45
oseng-oseng buncis, jagung, dan sosis, serta jus alpukat yang disajikan pada waktu
makan siang. Adapun zat-zat gizi yang dihitung pada praktikum kali ini antara lain
energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, (Ca), vitamin A, dan vitamin C. Selain itu,
jumlah nasi yang dikonsumsi oleh keluarga kelompok 8 pada tabel di atasmerupakan jumlah nasi yang masak oleh keluarga kelompok 8 ditambah nasi yang
diberikan oleh keluarga tetangga (given in), yaitu sebesar 207 g.
Secara umum tingkat kecukupan keenam zat gizi pada menu yang diolah
tersebut pada keluarga kelompok 8 bervariasi dan terjadi ketimpangan. Tingkat
kecukupan energi yang diperoleh cukup normal, yaitu 113 %, sedangkan tingkat
kecukupan protein dan vitamin A itu melebihi batas normal, yaitu secara berurutan
191,3% dan 149,8%. Adapun tingkat kecukupan untuk vitamin C dan dua jenis
mineral, yaitu zat besi dan kalsium ternyata kurang dari batas normal, yaitu secaraberurutan 51,97%, 41,5%, dan 40,6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa
ketersediaan keenam zat gizi dalam kombinasi menu makan siang yang disajikan
tersebut belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang dibutuhkan per kapita
keluarga kelompok 8 per hari. Keadaan tersebut juga dapat dijadikan indikator
bahwa pemilihan bahan pangan untuk menu yang disajikan belum memenuhi
pedoman bahan makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan dan diatur ketersediaan zat-zat gizi tersebut dalam menu untuk waktu
makan yang lain dalam satu hari yang sama sehingga keseimbangan asupannya
dalam menu makan sehari tersebut dapat terpenuhi dan tercapai.
Tingkat kecukupan tersebut juga dapat dilihat dari tingkat konsumsi per
kapita pada menu makan siang yang disajikan. Keberagaman dan ketimpangan
tingkat kecukupan zat gizi suatu keluarga tidak terlepas dari tingkat konsumsi per
kapitanya. Apabila dilihat secara lebih spesifik, konsumsi zat-zat gizi tersebut juga
tidak sesuai dengan yang dianjurkan. Misalnya untuk konsumsi energi dari makan
siang itu berkisar antara 25%-30% dari kebutuhan energi sehari. Pada tabel 1 dapat
diketahui bahwa kebutuhan sehari per kapita keluarga kelompok 8 adalah sebesar
2213 kkal yang berarti asupan energi dari makan siang seharusnya berkisar antara
553 kkal - 664 kkal. Adapun rataan konsumsi energi per kapita keluarga kelompok 8
pada tabel 1 adalah 5003 dibagi 7 yaitu 715 kkal dengan asumsi bahwa asupan
energi tiap anggota keluarga itu sama. Jumlah asupan energi tersebut menunjukkan
-
8/11/2019 Food Weighing
13/45
bahwa jumlah energi yang dikonsumsi keluarga kelompok 8 dari menu makan siang
melebihi jumlah yang dianjurkan.
Selain itu, ketersediaan zat-zat gizi pada tiap bahan pangan yang diolah
untuk menu makan siang di atas bervariasi. Secara umum asupan energi terbesardiperoleh dari beras dan daging ayam, sedangkan sosis, tahu, beras, dan nasi
merupakan empat bahan pangan sumber protein terbesar pada menu makan siang
tersebut. Asupan kalsium yang diperoleh berasal dari tahu, susu, dan santan,
sedangkan zat besi yang diperoleh berasal dari beras. Vitamin A yang diperoleh
pada menu siang tersebut berasal dari minyak, daging ayam, dan buncis,
sedangkan asupan vitamin C diperoleh dari buncis dan alpukat. Namun, zat-zat gizi
tersebut dapat mengalami kerusakan atau penurunan yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti pengolahan,penguapan, dan pemanasan.Tingkat konsumsi dan kecukupan zat-zat gizi per kapita keluarga kelompok 8
menggambarkan distribusi pangan keluarga. Distribusi pangan tersebut merupakan
indikator dari seberapa besar atau presentase pengeluaran keluarga dari
pendapatan yang diperoleh yang digunakan untuk bahan makanan. Pengeluaran
yang dikeluarkan keluarga itu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pengeluaran
untuk bahan makanan dan pengeluaran untuk bahan non makanan (Sumarwan
1993). Berdasarkan tingkat kecukupan dan konsumsi per kapita keluarga kelompok
8 yang diperoleh pada waktu makan siang tersebut dapat dikatakan distribusi
pangan pada keluarga tersebut belum merata. Namun, untuk lebih jelas dalam
memahami pola konsumsi dan distribusi pangan keluarga kelompok 8 pada menu
makan siang yang disajikan diperlukan perhitungan angka kecukupan pangan setiap
anggota keluarga.
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi
(Muchtadi 1989). Penilaian konsumsi pangan dapat membantu menunjukkan
ketersediaan zat gizi dalam tubuh dengan cara membandingkannya dengan angka
kecukupan zat gizi. Hasil praktikum mengenai angka kecukupan konsumsi pangan
keluarga kelompok 8 ditampilkan pada tabel di bawah ini.
-
8/11/2019 Food Weighing
14/45
-
8/11/2019 Food Weighing
15/45
berlebih. Kecukupan protein ini berbeda-beda dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi
(Muchtadi 1989).
Angka kecukupan zat gizi yang berupa Fe berdasakan Tabel AngkaKecukupan Gizi Rata-rata Per Orang Per Hari (WNPG 2004) untuk pria usia antara
19-29 tahun adalah 13 mg dan wanita dengan usia yang sama sebesar 26 mg.
adapun berdasarkan tabel hasil praktikum menunjukkan angka kecukupan rata-rata
Fe tingkat keluarga sebesar 23,4 mg. Hal ini menunjukkan bahwa zat gizi Fe telah
memenuhi angka kecukupan untuk pria sedangkan untuk wanita belum memenuhi.
Kebutuhan Fe pada wanita lebih besar karena wanita memerlukan lebih banyak zat
besi untuk mengganti kehilangan akibat menstruasi. Oleh karena itu bahan pangan
yang dikonsumsi harus memperbanyak lauk hewani dan sayuran hijau yangmengandung banyak Fe.
Kebutuhan vitamin A antara pria dan wanita berbeda. Pria berusia antara 19-
29 tahun membutuhkan vitamin A sebanyak 600 RE sedangkan wanita dalam usia
yang sama yaitu 500 RE. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kecukupan vitamin A
rata-rata tingkat keluarga tersebut sebesar 559,5 RE. Hal ini berarti vitamin A telah
memenuhi angka kecukupan baik pria maupun wanita namun vitamin A pada wanita
berlebih sekitar 1/5 dari angka kecukupan. Zat gizi berupa vitamin A ini harus
dipenuhi karena sangat penting untuk tubuh terutama untuk penglihatan. Angka
kecukupan vitamin A keuarga sudah tercukupi karena bahan pangan yang
dikonsumsi pada makan siang ini terdapat lauk hewani, minyak dan sayuran hijau
yang banyak mengandung vitamin A.
Zat gizi berupa vitamin C yang terdapat pada tabel 2 sebesar 83,9 mg.
Angka kecukupan rata-rata harian vitamin C pada pria usia 19-29 tahun sebesar 90
mg dan wanita dalam usia yang sama sebesar 75 mg. Asupan vitamin C telah
memenuhi angka kecukupan pada wanita sedangkan pada pria belum memenuhi
angka kecukupan. Oleh karena itu konsumsi bahan pangan harus lebih bervariasi
terutama buah-buahan yang mengandung vitamin C agar memenuhi angka
kecukupan yang dianjurkan. Vitamin C sangat penting karena dalam tubuh bertindak
sebagai antioksidan dan membantu pembentukan kolagen.
Angka kecukupan kalsium pria dan wanita berusia antara 19-29 tahun adalah
sama yaitu 800 mg. Adapun tabel hasil praktikum di atas menunjukkan Ca sebesar
-
8/11/2019 Food Weighing
16/45
1116,5 mg. Hal ini berarti intake Ca telah memenuhi angka kecukupan yang
dianjurkan bahkan berlebih. Ini terjadi karena didalam bahan pangan yang
dikonsumsi terdapat penyumbang Ca terbesar yaitu lauk nabati dan susu. Zat gizi
kalsium ini sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.Angka kecukupan zat gizi baik zat gizi makro maupun mikro harus dipenuhi
secara optimal yang dapat dilakukan dengan cara perencanaan pemenuhan
kebutuhan. Perencanaan pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-
masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi,
serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
(Azwar 2004).
-
8/11/2019 Food Weighing
17/45
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pola konsumsi pangan dapat dilihat dari distribusi pangan melalui food
weighing. Hal yang dilakukan adalah menimbang bahan-bahan yang dikonsumsi
dan dihitung kandungan gizinya serta tingkat kecukupan. Berdasarkan hasil
pembahasan dari tingkat kecukupan keenam zat gizi yang berupa energi, protein,
besi, vitamin A, vitamin C dan kalsium tingkat keluarga bervariasi dan terjadi
ketimpangan. Tingkat kecukupan energi yang diperoleh itu normal tapi tingkat
kecukupan protein dan vitamin A melebihi batas normal, sedangkan tingkat
kecukupan vitamin C, zat besi, dan kalsium itu kurang dari batas normal. Hal
tersebut menggambarkan bahwa ketersediaan zat-zat gizi dalam kombinasi menu
makan siang yang disajikan itu belum sesuai dengan kecukupan zat gizi yang
dibutuhkan per kapita keluarga kelompok 8 per hari. Selain itu, pemilihan bahan
pangan untuk menu yang diolah juga belum sesuai dengan pedoman bahan
makanan beragam dan berimbang. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan diatur
ketersediaan zat-zat gizi tersebut dalam menu untuk waktu makan yang lain dalam
satu hari itu sehingga keseimbangan asupannya dalam menu makan sehari dapat
tercapai.
Angka tingkat kecukupan zat gizi menunjukkan data yang beragam menurut
energi, protein, Fe, vitamin A, vitamin C, dan Ca. Data menunjukkan bahwa intake
zat gizi terkadang telah memenuhi kecukupan pria tetapi tidak memenuhi angka
kecukupan wanita dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena angka kecukupan zat gizi
yang bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu
tersebut. Sehingga perlu dilakukan perencanaan pemenuhan kebutuhan agar bahan
pangan yang dikonsumsi dapat memenuhi angka kecukupan yang dianjurkan.
Saran
Penilaian konsumsi pangan dengan metode food weighing sangat
memerlukan ketelitian dalam penimbangan makanan. Pemilihan bahan pangan
untuk suatu menu sebaiknya berpedoman kepada bahan makanan beragam dan
berimbang. Selain itu, metode ini cukup rumit, tidak praktis, dan membutuhkan
waktu yang lama sehingga perlu kesabaran dalam proses pengambilan data.
-
8/11/2019 Food Weighing
18/45
DAFTAR PUSTAKA
Anindya. 2009. Mengukur status nutrisi dewasa. www.mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [25 November 2010].
Atmarita, Tatang SF. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei2004
Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ;Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi MenujuKeluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004.
Haris, A dan Adika, N. 2002. Dinamika Penduduk dan Pembangunan di IndonesiaPeningkatan Angka Harapan Hidup di Indonesia. Populasi. Volume 9 Nomor1. PPK UGM. Yogyakarta.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdf [27November 2010]
http://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/ [27 November2010]
http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdf [27 November 2010]
http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf [10 November 2010]
Kusharto CM, Sadiyah NY. 2008. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor:Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Mey. 2008. Antropometri.www.mey_PHs.htm[25 November 2010].
Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Departemen P&K DIKTI PAU Pangandan Gizi IPB, Bogor.
Suhardjo & Hadi Riyadi . 1990 . Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat PAUP & G.IPB . Bogor Wilson . E . P . Fisher . K . H . & Garcia . P . 1979 .
Sumarwan. 1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi. Warta dariPerspektif Makro ke realitas Mikro. Lesfi. Yokyakarta.
Supariasa et.al.2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Wilopo, A. Siswanto. 1998. Dampak Resesi Ekonomi pada Penurunan Kematian danDemografi. Tahun ke-23 No.5. LD.FEUI. Jakarta.
http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdfhttp://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf%20%20%5b10http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.mey_ph%27s.htm/http://www.damandiri.or.id/file/suryonoipbbab2.pdf%20%20%5b10http://etd.eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdfhttp://drvegan.wordpress.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH010c.dir/doc.pdfhttp://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/http://www.mengukur-status-nutrisi-dewasa/ -
8/11/2019 Food Weighing
19/45
-
8/11/2019 Food Weighing
20/45
-
8/11/2019 Food Weighing
21/45
A. NASI
I. Intake 277 g (100%)
II. Intake mentah (beras)
277 x 0,4 = 110,8B. JUS ALPUKAT
I. Komposisi
Alpukat = 272 gAir = 1500 gGula = 90 gSusu (kental) = 84 g
II. % Distribusi
Alpukat 272 : 1946 = 0,14 = 14 %Air 1500:1946 = 0,77 = 77%
Gula 90 :1946 = 0,05 = 5%Susu 84 :1946 = 0,04 = 4% +100 %
III. % Distribusi Konsumsi
Alpukat : 0,14 x 325 = 45,5 gAir :0,77 x 325 = 250,25 gGula :0,05 x 325 = 16,25 gSusu :0,04 x 325 = 13 g +
325 gIV. Intake Mentah (EP)
Alpukat 45,5 x 1 = 272 gAir = 250,25 gGula = 16,25 gSusu (kental) = 13 g
C. OPOR AYAM TAHU
I. Komposisi
ayam : 686tahu : 555santan cair : 617bumbu : 75Minyak : 10 +
1943II. % Distribusi
686 : 1943 = 0,35(35%)
555 : 1943 = 0,29(29%)
617 : 1943 = 0,32(32%)
75 : 1943 = 0,04(4%)
10 : 1943 = 0,005(0,5 %) +
1 (100%)
-
8/11/2019 Food Weighing
22/45
III. % Distribusi Konsumsi
35% x 236 =82,6
29% x 236 =68,4
32% x 236 =75,5
4% x 236 =9,40,5% x 236 =1,1 +
= 236
IV. Intake mentah (EP)
Ayam 82,6 x 1,6 = 132,16 g
Tahu 68,4 x 1,3 = 88,92g
Santan encer = 75,5 g
Bumbu = 9,4 g
Minyak = 1,1
D. OSENG-OSENG
I. KomposisiSosis =142 gBuncis = 281 gJagung = 121 gCabe = 7 gB. Merah = 35 gB. Putih = 6 gGula = 5 gGaram = 0,5Masako = 9Minyak = 5 g +
611,5 9
II. % Distribusi
Sosis =142 g : 611,5 g = 0,23 = 23%Buncis = 281 g : 611,5 = 0,46 = 46%Jagung = 121 g : 611,5 = 0,19 = 19%Cabe = 10 g : 611,5 = 0,02 = 2%B Merah = 35 g : 611,5 = 0,06 = 6%B. Putih = 6 g : 611,5 = 0,01 = 1%Gula = 5 g : 611,5 = 0,01 = 1%Garam = 0,5 : 611,5 = 0,001 = 0,1%Minyak = 5 g : 611,5 = 0,01 = 1% +
99,1%III. % Distribusi Konsumsi
Sosis =0,23 x 118 g = 43,24 gBuncis = 0,46 x 118 g = 54,28 gJagung = 0,19 x 118 g = 22,42 gCabe = 0,02 x 118 g = 2,36 gB Merah = 0,06 x 118 g = 7,08 gB. Putih = 0,01 x 118 g = 1,18 gGula = 0,01 x 118 g = 1,18 g
-
8/11/2019 Food Weighing
23/45
Garam = 0,001 x 118 g = 0,12 gMinyak = 0,01 x 118 g = 1,18 g
IV. Intake Mentah (EP)
Sosis = 43,24 x 1,8 =77,83 g
Buncis = 54,28 g x 0,9 =48,85 gJagung = 22,42 g x 0,4 =8,96 gCabe = 2,36 g = 2,36 gB Merah = 7,08 = 7,08 gB. Putih = 1,18g =1,18 gGula = 1,18g =1,18 gGaram = 0,12 g = 0,12 gMinyak = 1,18g =1,18 g
Tabel 7 Asupan Gizi Intake eko gunawan
Intake E (kkal) P (g) KH (g) Ca (mg) Fe (mg) Vit A Vit C
NASI
Beras 178 2.1 40.6 5 0.5 0 0110.8 197.22 2.327 44.985 5.54 0.554 0 0
JUS ALPUKAT
Alpukat 85 0.9 7.7 10 0.9 28 13
272 231.2 2.448 20.944 27.2 2.448 76.16 35.36
Air
250.25
Gula 364 0 94 5 0.1 0 0
16.25 59.15 0 15.275 0.8125 0.01625 0 0
Susu Kental 336 8.2 55 275 0.2 175 1
13 43.68 1.066 7.15 35.75 0.026 22.75 0.13OPOR AYAM
Ayam 302 18.2 0 14 1.5 278 0
132,16 399 24.05 0.00 18.50 1.98 367.40 0.00
Tahu 392 5.4 28.4 17.4 1.2 50 7.6
88,92 349 4.80 25.25 15.47 1.07 44.46 6.76
Bumbu 39 1.5 0.2 36 0.8 0 2
9,4 4 0.14 0.02 3.38 0.08 0.00 0.19
Santan cair 122 2 7.6 25 0.1 0 2
75,5 92 1.51 5.74 18.88 0.08 0.00 1.51
Minyak 902 0 0 0 0 0 01,1 10 0 0 0 0 0 0
OSENG2
Sosis 452 14.5 2.3 28 1.1 0 0
77,83 352 11.29 1.79 21.79 0.86 0.00 0.00
Buncis 35 2.4 7.7 6.5 1.1 95 19
-
8/11/2019 Food Weighing
24/45
48,85 17 1.17 3.76 3.18 0.54 46.41 9.28
Jagung 33 2.2 7.4 7 0.5 20 8
8,96 3 0.20 0.66 0.63 0.04 1.79 0.72
Cabe 103 4.7 19.9 45 2.5 1658 70
2,36 2 0.11 0.47 1.06 0.06 39.13 1.65
B Merah 39 1.5 0.2 36 0.8 0 2
7,08 3 0.11 0.01 2.55 0.06 0.00 0.14
B. Putih 95 4.5 23.1 42 1 0 15
1,18 1 0.05 0.27 0.50 0.01 0.00 0.18
Gula 364 0 94 5 0.1 0 0
1,18 4 0.00 1.11 0.06 0.00 0.00 0.00
Minyak 902 0 0 0 0 0 0
1,18 11 0 0 0 0 0 0
2. Rendra Kusuma
Tabel 8 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang
Menu Makan Siang Individu
Nasi 282
Opor ayam 144
Oseng-oseng buncis 128
Es alpukat 325
Nasi
I. Intake 282 gr (100%)
II. Intake mentah (beras)
282x0,417 = 117.6
III. Nilai Gizi Nasi
Tabel 9 Asupan gizi dari intake nasi
JenisPangan/intake
Berat(gr)
Energi(gr)
Protein(gr)
Fe(gr)
Vit.A(RE)
Vit.C(mg)
Ca(mg)
Lemak(g)
Nasi 117.6 423 8 0,94 - - 7,06 0,1
OPOR AYAM
I. Komposisi
ayam : 686tahu : 555
santan cair : 617bumbu : 75Minyak : 10 +
1943II. % Distribusi
686 : 1943 = 0,35(35%)555 : 1943 = 0,29(29%)
-
8/11/2019 Food Weighing
25/45
617 : 1943 = 0,32(32%)75 : 1943 = 0,04(4%)10 : 1943 = 0,005(0,5 %) +
1 (100%)III. % Distribusi Konsumsi
35% x 144 =50,429% x 144 =41,7632% x 144 =46,084% x 144 =5,760,5% x 144 =0,72 +
= 144IV. Intake mentah (EP)
Ayam 50,4 x 1,6 = 80,64 gTahu 41,76 x 1,3 = 54,29gSantan encer = 46,08 gBumbu = 5,76 gMinyak = 0,72
V. Nilai gizi intake opor ayam ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 10 Asupan gizi dari intake opor ayam dan tahu
NoJenis
PanganBerat(gr)
Energi(gr)
Protein(gr)
Fe (gr)Vit.A(RE)
Vit.C(mg)
Ca(mg)
Lemak(g)
KH(g)
1 Ayam 80,64 141 8,51 0,70 130,02 - 6,55 11,69 0
2 Tahu 54,29 36,92 4,23 - - - 67,32 2,49 0,87
3Santanencer
46,08 56,22 0,92 0,05 - 0,92 11,52 4,61 3,5
4 Minyak 0,72 1 0,01 0.001 - 0,01 0,18 0,72 0
OSENG-OSENG
I. Komposisi
Sosis : 142Buncis : 281Jagung : 121Cabe : 7Bawang merah : 35Bawang putih : 6Gula : 5Masako : 9Minyak : 5garam : 0,5 +
: 611,5II. % Distribusi
142 : 611,5= 0,23 (23%)281 : 611,5= 0,46 (46%)121 : 611,5= 0,19(19%)7 : 611,5= 0,01(1%)35 : 611,5=0,06(6%)6 : 611,5=0,009(0,9%)5 : 611,5=0,008(0,8%)
-
8/11/2019 Food Weighing
26/45
9 : 611,5=0,01(1%)5 : 611,5= 0,08 (0,8%)0,5 : 611,5=0,0008(0,08%)+
= 100 (100%)III. % Distribusi Konsumsi
23% x 128 = 29,4446% x 128 = 58,8819% x 128 = 24,321% x 128 =1,286% x 128 =7,680,9% x 128 =1,1520,8% x 128 =1,0241% x 128 =1,280,8% x 128 =1,0240,08%x 128 =0,1024 +
=128 g
IV. Intake mentah (EP)Sosis 29,44x1,8 = 52,992Buncis 58,88x0,9 = 52,992Jagung 24,32x0,4 = 9,728Cabe = 1,28Bawang merah = 7,68Bawang putih =1,152Gula =1,024Minyak =1,28Masako =1,024Garam =0,1024
I. Nilai gizi intake oseng-oseng ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 11 Asupan intake dari oseng-oseng
NoJenis
PanganBerat(gr)
Energi(gr)
Protein(gr)
Fe(gr)
Vit.A(RE)
Vit.C(mg)
Ca(mg)
Lemak(g)
KH(g)
1 sosis 52,992 240 7,68 0,58 0 0 14,84 22,4 1,22
2 Buncis 52,992 17 1,14 0,52 45,31 9,06 3,09 0,09 3,67
3 jagung 9,728 3 0,21 0,05 1,94 0,78 0,68 0,01 0,72
4 Cabe 1,28 0 0,008 0,008 0,77 0,19 0,31 0,003 0,09
5 b.merah 7,68 3 0,11 0,005 0 0,14 2,48 0,02 0,01
6 b.putih 1,152 1 0,04 0,008 0 0,15 0,42 0,002 0,23
7 gula 1,024 4 0 0,001 0 0 0,05 0 0,96
8 Minyak 1,28 12 0 0 102,4 0 0 1,28 0
JUS ALPUKAT
I. Komposisi
Alpukat : 272 ggula : 100 gSusu Coklat : 84 g
Air :1500 g +1956 g
-
8/11/2019 Food Weighing
27/45
II. % Distribusi
272 : 1956 = 0,139 (13,9%)100 : 1956 = 0,051 (5,1 %)84 : 1956 = 0,043 (4,3%)
1500 : 1956 = 0,77 (77%) += (100%)III. % Distribusi Konsumsi
13,9% x 325 =45,175 g5,1% x 325 =16,575 g4,3% x 325 =13,975 g77% x 325 =250,25 g +
= 325 gIV. Intake mentah (EP)
Alpukat = 45,175 gGula = 16,575 g
susu coklat = 13,975 gair = 250,25 gV. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 12 Asupan intake dari jus alpukat
NoJenis
PanganBerat(gr)
Energi(gr)
Protein(gr)
Fe(gr)
Vit.A(RE)
Vit.C(mg)
Ca(mg)
Lemak(g)
KH(g)
1 Alpukat 45,175 38 0,41 0,41 12,65 5,87 4,52 1,79 2,12
2 Gula 16,575 60 - 0,02 - - 0,83 0 15,58
3Susucoklat
13,975 9 0,98 - - - 399,29 1,39 7,69
3. A. Nur RahmahTabel 13 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang
Menu Makan Siang Individu
Nasi 155 gram
Opor ayam dan tahuAyam = 0 gramTahu = 86 gramKuah = 17 gram
Oseng-oseng 43 gramJus alpukat 0 gram
NASI
I. Intake 155 gram (100% distribusi)
II. Intake mentah (beras)
155 x 0,4 = 62
III. Nilai Gizi Nasi
-
8/11/2019 Food Weighing
28/45
Tabel 14 Asupan gizi intake dari nasi
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Beras 178 2.1 0.1 40.6 5 0.5 0 062 71.2 0.8 0.0 16.2 2.0 0.2 0.0 0.0
OPOR AYAM DAN TAHU
I. Komposisi
Ayam 0 gTahu 555 gBumbu 75 gMinyak 10 gSantan 617 g +
1257 gII. % Distribusi
0 : 1257 = 0 (0%)
555 : 1257 = 0,44 (44%)75 : 1257 = 0,06 (6%)10 : 1257 = 0,01 (1%)
617 : 1257 = 0,49 (49%) +1 (100%)
III. % Distribusi Konsumsi
0% x 0 g = 0,0 g44% x 86 g = 37,8 g
6% x 86 g = 5,2 g1% x 86 g = 0,9 g
49% x 86 g = 42,1 g +86 g
IV. Intake mentah (EP)
Daging ayam 0 x 1,6 = 0 gTahu 37,8 x 1,3 = 49,14 gBumbu = 5,2 gMinyak = 0,9 gSantan = 42,1 g
V. Nilai Gizi
Tabel 15 Asupan intake dari opor ayam dan tahu
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Daging 302 18.2 25 0 14 1.5 278 00 0 0 0 0 0 0 0 0
Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 0 0 037,8 88.4 10.1 6.0 2.1 161.2 0.0 0.0 0.0
Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,9 8.1 0.0 0.9 0.0 0.0 0.0 72.0 0.0
Santan 122 2 10 7.6 25 0.1 0 242,1 51.4 0.8 4.2 3.2 10.5 0.0 0.0 0.8
-
8/11/2019 Food Weighing
29/45
-
8/11/2019 Food Weighing
30/45
V. Nilai Gizi
Tabel 16 Asupan gizi intake dari Oseng-oseng
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 0 09,89 813.6 26.1 76.1 4.1 50.4 2.0 0.0 0.0
Buncis 35 2.4 0.2 7.7 6.5 1.1 95 1919,78 31.5 2.2 0.2 6.9 5.9 1.0 85.5 17.1
Jagung 33 2.2 0.1 7.4 7 0.5 20 88,6 13.2 0.9 0.0 3.0 2.8 0.2 8.0 3.2
Cabe 31 1 0.3 7.3 29 0.5 71 180,43 0.11 0.00 0.00 0.03 0.11 0.00 0.26 0.07
Bawangmerah
39 1.5 0.3 0.2 36 0.8 0 2
2,58 0.91 0.03 0.01 0.00 0.84 0.02 0.00 0.05
Bawangputih
95 4.5 0.2 23.1 42 1 0 15
0,43 0.36 0.02 0.00 0.09 0.16 0.00 0.00 0.06Gula 364 0 0 94 5 0.1 0 00,43 1.57 0.00 0.00 0.40 0.02 0.00 0.00 0.00
Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,43 3.88 0.00 0.43 0.00 0.00 0.00 34.40 0.00
4. Nilam Betarina
Tabel 17 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang
Menu Makan siang Individu
NasiOpor Ayam + Tahu
Tumis Buncis, Jagung manis dan sosis
Jus Alpukat
158 gr135 gr39 gr
-NASI
I. Intake Mentah (beras)
158 x 0,39 = 63,2 gr
II. Nilai Gizi Nasi
Tabel 18 Asupan intake dari nasi
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr)Ca
(mg)Fe
(mg)Vit A(RE)
Vit. C(mg)
Beras63,2
17871,2
2,10,84
0,10,04
40,616,24
52
0,50,2
--
--
OSENG-OSENGI. Komposisi
Buncis 281 gJagung 121 gSosis 142 gCabe 7 gBawang merah 35 g
-
8/11/2019 Food Weighing
31/45
Bawang putih 6 gMasako 9 gGula 5 gGaram 0,24 gMinyak 5 g +
611,24 gII. Distribusi
281 : 606,24 = 0,396 (46 %)121 : 606,24 = 0,20 (20 %)142 : 606,24 = 0,23 (23 %)7 : 606,24 = 0,01 (1 %)35 : 606,24 = 0,06 (6 %)6 : 606,24 = 0,01 (1 %)9 : 606,24 = 0,01 (1 %)5 : 606,24 = 0,01 (1 %)0,24 : 606,24 = 0,0004 (0,04 %)
5 : 606,24 = 0,01 (1 %) +100,04 (100 %)III. Distribusi Konsumsi
46% x 39 = 17,9 g20 % x 39 = 7,8 g23 % x 39 = 8,97 g1 % x 39 = 0,39 g6 % x 39 = 2,34 g1 % x 39 = 0,39 g1 % x 39 = 0,39 g1 % x 39 = 0,39 g0,04 % x 39 = 1,56 g
1 % x 39 = 0,39 g +40,52 g
IV. Intake Mentah (EP)
Buncis = 17,9 x 1 = 17,9 gJagung = 7,8 x 0,4= 3,12 gSosis = 8,97x 1,8 = 16,2 gCabe = 0,39 gBawang merah = 2,34 gBawang putih = 0,39 gMasako = 0,39 gGula = 0,39 gGaram = 1,56 gMinyak = 0,39 g +
43,07 g
-
8/11/2019 Food Weighing
32/45
-
8/11/2019 Food Weighing
33/45
100,7 (100 %)III. Distribusi Konsumsi
35% x 135 = 47,3 g29 % x 135 = 39,1 g
32 % x 135 = 43,2 g2 % x 135 = 2,7 g1 % x 135 = 1,35 g0,3 % x 135 = 0,4 g1 % x 135 = 1,35 g0,3 % x 135 = 0,4 g0,1 % x 135 = 0,135 g +
135,9 gIV. Intake Mentah (EP)
Ayam = 48,6 x 1,1 = 53,5 gTahu = 37,8 x 1,3 = 49,1 gSantan = 43,2 g
Bawang merah = 2,7 gBawang putih = 1,35 gGaram = 0,4 gKunyit = 1,35 gKetumbar = 0,4 gMinyak = 0,135 g +
152,1 gTabel 20 Asupan intake dari opor ayam dan tahu
IntakeEnergi(Kal)
ProteinLemak
(g)KH(g)
Ca(mg)
Fe(mg)
Vit A(RE)
Vit. C(mg)
Hewani(g)
Nabati(g)
Ayam
53,5 g
302
93,7
18,2
5,6
25
7,8
14
4,3
1,5
0,5
278
86,3Tahu49,1 g
6833,4
7,83,8
4,62,3
1,60,8
12460,9
Santan43,2 g
12252,7
20,9
104,3
7,63,3
2510,8
0,10,04
20,9
Kunyit1,35 g
630,9
20,03
2,70,04
9,10,1
240,3
3,30,04
10,01
Bawangmerah2,7 g
390,9
1,50,04
0,30,01
0,20,004
360,9
0,80,02
--
20,05
Bawangputih
1,35 g
951,1
4,50,05
0,20,002
23,10,3
420,5
10,01
--
150,2
Ketumbar0,4 g
--
Garam0,4 g
--
5,50,02
2671,1
5,50,02
Minyak0,135 g
8701,2
10,002
10,002
980,1
-
8/11/2019 Food Weighing
34/45
5. Nur Indah F Ibrahim
Tabel 21 Makanan yang dikonsumsi pada waktu makan siang
Menu Makan Siang Individu
Nasi 175 gram
Opor ayam dan tahu 149 gramOseng-oseng 35 gram
Jus alpukat 74 gram
NASI
I. Intake 175 gram (100% distribusi)
II. Intake mentah (beras)
175 x 0,4 = 70
III. Nilai Gizi Nasi
Tabel 22 Asupan intake dari nasi
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr) KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)
Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Beras 178 2.1 0.1 40.6 5 0.5 0 070 125 1.5 0.07 28.4 3.5 0.4 0.0 0.0
OPOR AYAM DAN TAHU
I. Komposisi
Ayam 686 gTahu 555 gBumbu 75 gMinyak 10 gSantan 617 g +
1943 g
II. % Distribusi
686 : 1943 = 0,35 (35%)555 : 1943 = 0,29 (29%)
75 : 1943 = 0,04 (4%)10 : 1943 = 0,01 (1%)
617 : 1943 = 0,31 (31%) +1 (100%)
III. % Distribusi Konsumsi
35% x 149 g = 52,2 g29% x 149 g = 43,2 g4% x 149 g = 5,9 g
1% x 149 g = 1,5 g31% x 149 g = 46,2 g +
149 gIV. Intake mentah (EP)
Daging ayam 52,2 x 1,6 = 83,54 gTahu 43,2 x 1,3 = 56,16 gBumbu = 5,9 g
-
8/11/2019 Food Weighing
35/45
Minyak = 1,5 gSantan = 46,2 g
V. Nilai Gizi
Tabel 23 Asupan intake dari opor ayam dan tahu
Intake Energi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr) Ca (gr) Fe (gr) Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Daging 302 18.2 25 0 14 1.5 278 083,54 146 8,82 12,11 0 6,78 0,73 134,69 0
Tahu 68 7.8 4.6 1.6 124 0 0 056,16 38 4,38 2,58 0,89 69,63 0.0 0.0 0.0
Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 01,5 14 0.0 1,5 0.0 0.0 0.0 120 0.0
Santan 122 2 10 7.6 25 0.1 0 246,2 56 0,92 4,62 3,51 11,55 0,05 0.0 0,92
OSENG-OSENG
I. Komposisi
Sosis 142 gBuncis 281 gJagung 121 gCabe 7 gBawang merah 35 gBawang putih 6 gGula 5 gMasako 9 gMinyak 5 gGaram 0,5 g +
611,5 gII. % Distribusi
142 : 611,5 = 0,23 (23%)281 : 611,5 = 0,46 (46%)121 : 611,5 = 0,20 (20%)
7 : 611,5 = 0,01 (1%)35 : 611,5 = 0,06 (6%)
6 : 611,5 = 0,01 (1%)5 : 611,5 = 0,01 (1%)9 : 611,5 = 0,01 (1%)5 : 611,5 = 0,01 (1%)
0,5 : 611,5 = 0 (0%) +1 (100%)
III. % Distribusi Konsumsi23% x 35 g = 8,05 g46% x 35 g = 16,1 g20% x 35 g = 7,0 g
1% x 35 g = 0,35 g6% x 35 g = 2,1 g1% x 35 g = 0,35 g
-
8/11/2019 Food Weighing
36/45
1% x 35 g = 0,35 g1% x 35 g = 0,35 g1% x 35 g = 0,35 g +
35 gIV. Intake mentah (EP)
Sosis 8,05 x 1,8 = 14,49 gBuncis 16,1 x 0,9 = 14,49 gJagung 7 x 0,4 = 2,8 gCabe = 0,35 gBawang merah = 2,1 gBawang putih = 0,35 gGula = 0,35 gMinyak = 0,35 gMasako = 0,35 g
V. Nilai Gizi
Tabel 24 Asupan gizi intake dari oseng-oseng
IntakeEnergi(Kal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
KH (gr) Ca (gr) Fe (gr)Vit. A(gr)
Vit. C(gr)
Sosis 452 14.5 42.3 2.3 28 1.1 0 014,49 65 2,10 6,13 0,33 4,06 0,16 0.0 0.0
Buncis 35 2.4 0.2 7.7 6.5 1.1 95 1914,49 5 0,31 0,03 1 0,85 0,14 12,38 2,48
Jagung 33 2.2 0.1 7.4 7 0.5 20 82,8 1 0,06 0,002 0,21 0,19 0,014 0,56 0,22
Cabe 31 1 0.3 7.3 29 0.5 71 180,35 0 0,003 0,001 0,02 0,09 0,001 0,21 0,05
Bawangmerah
39 1.5 0.3 0.2 36 0.8 0 2
2,1 1 0,03 0,006 0,004 0,68 0,02 0.00 0,04Bawangputih
95 4.5 0.2 23.1 42 1 0 15
0,35 0 0,01 0,001 0,07 0,13 0,003 0.00 0,05
Gula 364 0 0 94 5 0.1 0 00,35 1 0.00 0.00 0,33 0,02 0,0003 0.00 0.00
Minyak 902 0 100 0 0 0 8000 00,35 3 0.00 0,35 0.00 0.00 0.00 28 0.00
JUS ALPUKAT
I. Komposisi
Alpukat : 272 ggula : 100 g
Susu Coklat : 84 gAir :1500 g +
1956 gII. % Distribusi
272 : 1956 = 0,14 (14%)100 : 1956 = 0,05 (5 %)84 : 1956 = 0,04 (4%)
-
8/11/2019 Food Weighing
37/45
1500 : 1956 = 0,77 (77%) += 1 (100%)
III. % Distribusi Konsumsi
14% x 74 =10,36 g
5% x 74 =3,7 g4% x 74 = 2,96 g77% x 74 =56,98 g +
= 74 gIV. Intake mentah (EP)
Alpukat = 10,36 g
Gula = 3,7 g
susu coklat = 2,96 g
air = 56,98 g
V. Nilai gizi intake jus alpukat ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 25 Asupan gizi intake dari jus alpukat
NoJenis
PanganBerat(gr)
Energi(gr)
Protein(gr)
Fe(gr)
Vit.A(RE)
Vit.C(mg)
Ca(mg)
Lemak(g)
KH(g)
1 Alpukat 10,36 85 0,9 0,9 28 13 10 6,5 7,75 0,06 0,06 1,77 0,82 0,63 0,41 0,49
2 Gula 3,7 364 0 0,1 0 0 5 0 9413 0 0,004 0 0 0,19 0 3,47
3 Susucoklat
2,96 336 8,2 0,2 137 1 275 7,9 5510 0,24 0,01 4,06 0,03 8,14 0,23 1,63
6. Ai Kustiani
Tabel 26 Makanan yang dikonsumsi waktu makan siang
Menu Makan Siang Individu
NasiOpor ayam+tahu
Oseng-osengJus alpukat
100 gram117 gram73 gram
325 gram
NASI
I. Intake 100 gram (100% distribusi)
II. Intake mentah (beras)
100 x 0.417 = 41.7 gram
III. Nilai gizi nasi
Tabel 27 Asupan gizi intake dari nasi
Intake E(Kal)
P(gr)
L(gr)
KH(gr)
Ca(mg)
Fe(mg)
Vit A(RE)
Vit C(mg)
Beras41.7
17874
2.10.9
0.10.04
40.616.9
52.1
0.50.2
00
00
-
8/11/2019 Food Weighing
38/45
OPOR AYAM DAN TAHU
I. Komposisi
Daging ayam 686 gTahu 555 g
Minyak 10 gSantan cair 617 gBawang merah 30 gBawang putih 15 gGaram 5 gKunyit 20 gTotal 1943 g
II. % Distribusi opor ayam + tahu
Daging ayam 686 : 1943 = 0.35 x 117 = 41 gTahu 555 : 1943 = 0.29 x 117 = 33.9 gSantan cair 617:1943 = 0.32 x 117 = 37.4 g
Minyak 10:1943 = 0.005 x 117 = 0.59 gBawang merah 30:1943 = 0.02x 117 = 1.8 gBawang putih 15:1943 = 0.007x117 =0.9 gGaram 5:1943 = 0.003x117 = 0.3Kunyit 20:1943 = 0.01x117 = 1.2
III. Intake Mentah (EP)
Daging ayam 41 x 2.2 = 90.2 gTahu 33.9 x 1.3 =44.1 gMinyak 0.59x1 = 0.59 gSantan cair 37.4x1 = 37.4 gBawang merah 1.8x0.990 = 1.8 gBawang putih 0.9x0.990 = 0.9
Garam 0.3x1 = o.3Kunyit 1.2x1 = 1.2
Tabel 28 Nilai gizi intake opor ayam + tahu
Intake E(Kal)
P(gr)
L(gr)
KH(gr)
Ca(mg)
Fe(mg)
Vit A(RE)
Vit B(mg)
Vit C(mg)
Dagingayam90.2 g
302161
18.29.5
2513
00
147.3
1.50.78
278145.44
0.080.04
00
Tahu44.1 g
6830
7.83.4
4.62.01
1.60.7
12454.7
00
00
0.060.03
00
Santancair
5.84 g
1227
20.1
100.6
7.60.4
251.5
0.10.006
00
00
20.1
Garam0.3 g
--
--
--
26780.1
--
--
--
--
--
Bawangmerah1.8 g
390.6
1.50.02
0.30.005
0.20.003
360.6
0.80.01
00
00
20.03
Bawangputih
950.8
1.50.01
0.20.002
23.10.18
420.33
10.008
00
0.10.0008
150.1
-
8/11/2019 Food Weighing
39/45
0.9 g
Kunyit1.2 g
3642
00
00
940.6
50.03
0.10.0006
00
00
00
Minyak0.59 g
8705
10.006
10.006
980.6
00
00
00
00
00
OSENG-OSENGI. Komposisi (EP)
Sosis = 142 gBuncis = 281 gJagung =121 gGaram =5 gBawang merah= 35 gBawang putih = 6 gGula = 5 gMinyak = 5 gMasako = 9 g
Cabe = 7 g +Total = 616 g
II. % Distribusi konsumsi oseng-oseng
Sosis 142 : 616 = 0.23 (23%)Buncis 281 : 616 = 0.46 (46%)Jagung 121 : 616 = 0.2 (20%)Garam 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Bawang merah35 : 616 = 0.06 (6%)Bawang putih 6 : 616 = 0.01 (1%)Gula 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Minyak 5 : 616 = 0.008 (0.8%)Masako 9 : 616 = 0.01 (1%)
Cabe 7 : 616 = 0.01 (1%) +Total = 100.00 (100%)
III. Intake matang
Sosis 23% x73 = 16.79Buncis 46% x 73 = 33.58Jagung 20% x 73 = 14.6Garam 0.8% x 73 = 0.584Bawang merah6% x 73 = 4.38Bawang putih 1% x 73 = 0.73Gula 0.8% x 73 = 0.584Minyak 0.8% x 73 =0.584
Masako 1% x 73 = 0.73Cabe 1% x 73 = 0.73 +Total = 73
IV. Intake mentah
Sosis 16.79 x 1.3 = 21.8Buncis 33.58 x 1 = 33.58Jagung 14.6 x 0.4 = 5.84
-
8/11/2019 Food Weighing
40/45
Garam 0.584 x 1 = 0.584Bawang merah4.38 x 0.990 = 4.3Bawang putih 0.73 x 0.990 = 0.72Gula 0.584 x 1 = 0.584Minyak 0.584 x 1 =0.584
Masako 0.73 x 1 = 0.73Cabe 0.73 x 1 = 0.73Nilai gizi intake oseng-oseng
Tabel 29 Asupan gizi intake dari oseng-oseng
Intake E(Kal)
P(gr)
L(gr)
KH(gr)
Ca(mg)
Fe(mg)
Vit A(RE)
Vit B(mg)
Vit C(mg)
Sosis21.8 g
20745
18.84.1
143.1
00
112.4
2.80.6
92
0.080.02
00
Buncis33.58 g
3511
2.40.7
0.20.06
7.72.3
6.51.96
1.10.33
9528.7
0.080.02
195.7
Jagung5.84 g
1292
4.10.07
1.30.02
30.30.5
50.08
1.10.02
140.23
0.180.003
90.15
Garam0.584 g
--
--
--
2671.6
--
--
--
--
--
Bawangmerah4.32 g
391
1.50.05
0.30.01
0.20.007
361.2
0.80.03
00
00
20.07
Bawangputih
0.72 g
951
1.50.01
0.20.001
23.10.2
420.3
10.006
00
0.10.0006
150.1
Gula0.584 g
3642
00
00
940.6
50.03
0.10.0006
00
00
00
Minyak0.584 g
8705
10.006
10.006
980.6
00
00
00
00
00
Cabe0.73 g
310.2
10.006
0.30.002
7.30.05
290.2
0.50.003
710.44
0.050.003
180.1
JUS ALPUKAT
I. Komposisi (EP)
Alpukat = 272 gSusu Kental = 84 gGula = 100 g +Total = 456 g
II. % Distribusi konsumsi
Alpukat 272 : 456 = 0.60 (60%)Susu Kental 84 : 456 = 0.18 (18%)
Gula 100 : 456 = 0.22 (22%)Total = 100.00 (100%)
III. Intake matang
Alpukat 60% x325 = 195Susu Kental 18% x 325 = 58.5Gula 22% x 325 = 71.5 +Total = 325
-
8/11/2019 Food Weighing
41/45
-
8/11/2019 Food Weighing
42/45
Minyak 1% +100%
III. % Distribusi konsumsi
Ayam 33% x 132 = 43,56
Tahu 27% x 132 = 35,64Bawang merah 1% x 132 = 1,32Bawang putih 1% x 132 = 1,32Kunyit 1% x 132 = 1,32Ketumbar 0,5% x 132 = 0,66Garam 0,5% x 132 = 0,66Santan cair 35% x 132 = 46,2Minyak 1% x 132 = 1,32 +
132
IV. Intake mentah
Ayam 1,3 x 43,56 = 56,63
Tahu 1,3 x 35,64 = 46,33Bawang merah = 1,32Bawang putih = 1,32Kunyit = 1,32Ketumbar = 0,66Garam = 0,66Santan cair = 46,2Minyak = 1,32
Tabel 32 Asupan gizi dari intake opor ayam dan tahu
Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C
Ayam 364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.056.63 206 0.00 0.00 53.23 2.83 0.06 0.00 0.00
Tahu 302.0 18.2 25.0 0.0 14.0 1.50 78.0 0.046.33 81 4.89 6.72 0.00 3.76 0.40 20.96 0.00
bawangmerah
39.0 1.5 0.3 0.2 36.0 0.80 0.0 2.0
1.32 0 0.02 0.00 0.00 0.43 0.01 0.00 0.32
bawangputih
95.0 4.5 0.2 23.1 42.0 1.00 0.0 15.0
1.32 1 0.05 0.00 0.27 0.49 0.01 0.00 0.17
Kunyit 63.0 2.0 2.7 9.1 24.0 3.30 0.0 1.01.32 1 0.02 0.03 0.09 0.25 0.03 0.00 0.01
Ketumbar 404.0 14.1 16.1 54.2 630.0 17.90 196.0 0.00.66 3 0.09 0.11 0.36 4.16 0.12 1.29 0.00
Garam 0 0 0 5.5 267 5.7 0 0
0.66 0 0.00 0.00 0.04 1.76 0.04 0.00 0.00santan
cair122.0 2.0 10.0 7.6 25.0 0.10 0.0 2.0
46.2 56 0.92 4.62 3.51 11.55 0.05 0.00 0.92
Minyak 902.0 0.0 100.0 0.0 0.0 0.00 8000.0 0.01.32 12 0.00 1.32 0.00 0.00 0.00 105.60 0.00
-
8/11/2019 Food Weighing
43/45
OSENG-OSENG
I. Komposisi
Buncis 142Sosis 281
Jagung muda 121Cabe 7Bawang merah 35Bawang putih 6Gula 5Garam 1,4Minyak 5 +Total 603,4
II. % Distribusi
Buncis 23%Sosis 46%
Jagung muda 20%Cabe 1%Bawang merah 5%Bawang putih 1%Gula 1%Garam 2%Minyak 1% +
100%III. % Distribusi konsumsi
Buncis 23% x 60 = 13,8Sosis 46% x 60 = 27,6Jagung muda 20% x 60 = 12
Cabe 1% x 60 = 0,6Bawang merah 5% x 60 = 3Bawang putih 1% x 60 = 0,6Gula 1% x 60 = 0,6Garam 2% x 60 = 1,2Minyak 1% x 60 = 0,6 +
60
IV. Intake mentah
Buncis 1,8 x 13,8 = 24,84Sosis 1 x 27,6 = 27,6Jagung muda 0,4 x 12 = 4,8
Cabe = 0,6Bawang merah = 3Bawang putih = 0,6Gula = 0,6Garam = 1,2Minyak = 0,6
-
8/11/2019 Food Weighing
44/45
Tabel 33 Asupan gizi dari intake oseng-oseng
Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C
buncis 30.0 2.2 0.2 6.4 107.0 0.50 54.0 8.0
27.6 8 0.61 0.06 1.77 29.53 0.14 14.90 2.21sosis 452.0 14.5 42.3 2.3 28.0 1.10 0.0 0.024.84 112 3.60 10.51 0.57 6.96 0.27 0.00 0.00
jagungmuda
33.0 2.2 0.1 7.4 7.0 0.50 30.0 8.0
4.8 2 0.11 0.00 0.36 0.34 0.02 1.44 0.38
cabe 23.0 0.7 0.3 5.2 14.0 0.40 39.0 84.00.6 0 0.00 0.00 0.03 0.07 0.00 0.19 0.41
bawangmerah
90 39.0 1.5 0.3 0.2 36.0 0.80 0.0
3 1 0.04 0.01 0.01 0.97 0.02 0.00 0.05
bawangputih
95.0 4.5 0.2 23.1 42.0 1.00 0.0 15.0
0.6 1 0.02 0.00 0.12 0.22 0.01 0.00 0.08gula 364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.00.6 2 0.00 0.00 0.56 0.03 0.00 0.00 0.00
garam 0 0 0 5.5 267 5.7 0 01.2 0 0.00 0.00 0.07 3.20 0.07 0.00 0.00
minyak 902.0 0.0 100.0 0.0 0.0 0.00 8000.0 0.00.6 5 0.00 0.60 0.00 0.00 0.00 48.00 0.00
JUS ALPUKAT
I. Komposisi
Alpukat 600Gula pasir 90Susu kental manis 84
Air 1500 +Total 2274
II. % Distribusi
Alpukat 26%Gula pasir 4%Susu kental manis 4%
Air 66% +Total 100%
III. % Distribusi konsumsi
Alpukat 26% x 325 = 84,5Gula pasir 4% x 325 = 13Susu kental manis 4% x 325 = 13
Air 66% x 325 =214,5 +Total 325
IV. Intake mentah
Alpukat = 84,5Gula pasir = 13Susu kental manis = 13
-
8/11/2019 Food Weighing
45/45
Air =214,5Tabel 34 Asupan gizi dari intake jus alpukat
Intake Energi protein lemak KH Ca Fe Vit A Vit C
alpukat85.0 0.9 6.5 7.7 10.0 0.90 28.0 13
195 2.07 14.94 17.70 22.98 2.07 64.36 29.88
gulapasir
364.0 0.0 0.0 94.0 5.0 0.10 0.0 0.0
47 0.00 0.00 12.22 0.65 0.01 0.00 0.00
susukentalmanis
336.0 8.2 10.0 55.0 275.0 0.20 175.0 1.0
44 1.07 1.30 7.15 35.75 0.03 22.75 0.13
air0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.0
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.0
top related