finishing politur 2011 angk i.syahrul doc
Post on 31-Jul-2015
636 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
PENDAHULUAN
Proses finishing merupakan mata rantai terakhir dari seluruh tahap
produksi di dalam Industri perabot kayu dan bagian Bangunan yang
berbahan kayu. Politur merupakan salah satu jenis reka oles atau
finishing yang sangat popular pada pembuatan perabot kayu.
Dengan ditemukannya bahan selak (Shellac) dimungkinkan
pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik,
baik warna maupun keindahannya, keawetannya memang tinggi
tapi daya kilapnya kurang.
Proses pengerjaan atau aplikasi di dalam finishing politur umumnya
dilakukan dengan cara penguasan dengan kain perca/kaos afval
atau dengan kuas.
MANFAAT FINISHING (POLITUR)
Politur bukan hanya sekedar melapisi dan mengkilapkan permukaan
kayu, melainkan juga memperindah dan mempertajam pola serat
kayu, serta yang paling penting menjaga kestabilan kayu dari
pengaruh cuaca di luar lingkungannya.
Pemolituran yang tepat juga mengurangi reaksi kayu terhadap
suhu dan kelembaban sekitarnya. Zat cair atau uap air dalam udara
bebas tidak dapat masuk kedalam pori-pori kayu karena politur
yang dilapisi merupakan film atau lapisan yang membungkus dan
mengisolasi pori-pori pada bidang permukaan luar. Penutupan pori-
pori oleh politur, mempersulit jalan air keluar atau penguapan air
INFORMASI
1 PENGANTAR FINISHING POLITUR
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
dari dalam kayu. Kayu yang telah dipolitur seluruh permukaannya
akan menjadi stabil baik bentuk ataupun ukurannya.
Sering terjadi selembar papan yang masih mentah (belum di politur)
cepat mengembang, menyusut bahkan mengembung bila ditaruh di
tempat bebas, dalam keadaan terlindung maupun diterpa sinar
matahari langsung. Namun, papan yang sama akan kurang
menunjukan reaksi bila di politur pada kesluruhan permukaannya.
Memang kadang-kadang ada pelengkungan atau reaksi, tetapi
persentase reaksinya tidak sebesar papan yang masih dalam
keadaan mentah.
Guna menunjang keindahan penampilan kayu atau perabot serta
kerajinan, dapat juga dilakukan pemolituran berwarna. Warna-warna
yang dipakai akan menimbulkan kesan harmonis dengan barang-
barang interior di sekitarnrnya. Kayu yang akan di politur akan
memberikan kesan hangat, halus dan anggun. Kesan hangat, timbul
karena pola serat masih tampil. Reka oles politur membentuk lapisan
transparan natural atau transparan berwarna. Ada pula politur yang
berwarna kedap hingga menutup gambar pola serat. Namun,
pemolituran hanya dilakukan pada bagian kecil dari bidang perabot,
sekedar sebagai akses pemanis bentuk, menunjang desain perabot.
Dengan memolitur kayu, kayu menjadi lebih awet meskipun politur
sendiri bukan bahan pengawet.Politur menghambat kerusakan kayu,
kayu terlindung dari cahaya dan panas yang langsung maupun tak
langsung. Kayu tetap terlindung dari sinar ultra violet matahari.
Mungkin lapisan politur benda akan kusam dan menua, sehingga
dengan perbaikan lapisan politurnya saja, keindahan reka oles bisa
dikembalikan.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Kayu yang di politur juga tidak diserang cendawan atau jamur serta
bebas dari pelapukan karena kayu itu tetap stabil dan kering
akibat perlindungan yang telah diberikan lapisan selak.
Agar hasil finishing dapat dicapai secara maksimal, maka perlu
diperhatikan hal-hal yang sangat merugikan selama proses aplikasi
tersebut. Maka untuk itu perlu kita mengantisipasi :
Pengahalang daya lekat bahan finishing
Mengganggu penampilan keindahan
Penentuan detail perabot atau benda kerja yang perlu dan
yang tidak perlu difinishing.
KLASIFIKASI FINISHING
Penampilan finishing adalah hasil pekerjaan finishing yang dapat
dinikmati keindahan nilai dekoratifnya,kehalusan pada kesan raba
dan corak pewarnaanya serta kesan mode yang ditimbulkannya.
Klasifikasi finishing dapat digolongkan dalam dua kelompok.
Penampilan permukaan film dan
Penampilan warna finishing
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
A. TUJUAN
Setelah diberikan informasi dan proses kegiatan serta aplikatif
system finishing , peserta dapat :
Mengetahui bahan finishing
Mengetahui proses implentasi finishing yang benar
Mengerjakan tahapan pekerjaan politur dengan baik dan hasil
memuaskan
B. PRASYARAT/KEMAMPUAN AWAL
Peserta memahami /mengenal bahan politur
Peserta minimum, perna mencoba pekerjaan mencat
C. METHODOLOGI
Ceramah/modul
Diskusi
Demonstrasi (benda kerja).
INFORMASI
2 KEGIATAN PROSES DIKLAT FINISHING
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Politur dibuat dari selak dengan pelarut spiritus, menggunakan
warna pigmen atau dyestuff yang larut alcohol, atau pewarna larut
air. Campuran ini kemudia dioleskan dengan kuas atau dioleskan
dengan kain bal (kaos perca) pada pemukaan perabot dan kerajinan.
1. S e l a k
Serlak atau sellac dibuat dari lak, sejenis dammar atau getah
hasil sekresi kutu lak (Lacciffer Kerr) yang hidupnya parasitis
pada tumbuhan tertentu. Hasil sekresi tersebut dikeluarkan di
sekeliling badan kutu sebagai proteksi terhadap musuh dari luar
dan keadaan alam sekitarnya.
Gambar 1Bahan selak Kuning dan Putih
INFORMASI
3
PENGETAHUAN BAHAN POLITUR
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
2. Spiritus
Spiritus merupakan pelarut selak; umumnya berwarna biru.
Warna biru menandakan bahwa spiritus adalah golongan ethy
alcohol (ethanol) sejenis alcohol yang tidak bisa dimakan
(edible).
Di beberapa kota di Sumatera, Medan misalnya, orang memolitur
dengan pelarut alkohol putih tanpa dibirukan. Hal itu sebenarnya
sangat baik karena tak berpengaruh pada serlak putih, hingga
warna kayu yang terang tidak menjadi kebiru-biruan.
Hal yang perlu diperhhatikan agar mendapat larutan politur
yang baik ialah disamping selak yang baik, juga pemilihan
spiritus yang baik. Spiritus dikatakan baik apabila kandungan
airnya hanya 5%, selebihnya adalah ethanol atau alkohol
(95%).
Kadar alkohol yang rendah menyebabkan spiritus tersebut
mempunyai daya kelarutan atau mendispersi selak rendah,
kecepatan menguapnya berkurang, hingga lapisan film selak
tidak dapat mengkilap sempurna. Hal itu akan lebih terlihat
pada pemolituran di musim penghujan, atau di daerah yang
berkelembaban tinggi. Di samping kurang mengkilap lapisan
politur juga akan memutih (ngampo), yang sangat sulit
diperbaiki. Hasil pemoliturannya tidak cemerlang dan serat-
serat kayu kusam mati.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
3. Pewarnaan Politur
Warna yang dipakai dalam pekerjaan politur ada dua macam,
yang pertama larut dalam air, dan lainya larut dalam pelarut non
air misalnya alcohol, thinner, afdunner, dan minyak.
Pewarna larut air yang dipakai dalam politur, misalnya naphtol,
teres Pewarna makanan), dan tepung pigmen misalnya jelaga
(Carbon lamp) untuk warna hitam, oker untuk warna kuning
kecoklatan, daocu untuk warna merah maroon, dan banyak
lainnya. Pewarna yang larut minyak atau solvent, misalnya
tepung cat dengan berbagai warnanya. Demikian pula migrosin
yang berwarna merah, malachite yang berwarna hijau, serta
bahan dyestuff berbahan aniline yang dijual dalam bentuk
cairan.
Bahan pewarna pigmen pada umumnya meutup serat sehingga
hasil pewarnaan politur kedap warna , dan pola serat kayu
tidak kelihatan lagi. Adapun pewarna aniline atau pewarna
tanpa endapan memungkinkan hasil politurnya menampilkan
serat kayu asli walau berwarna sehingga akan kelihatan lebih
indah.
4. Wood Filler
Wood filler (bahan pengisi pori-pori dan lubang luka kayu atau
dempul). Khusus politur adalah wood filler berpelarut air.
Wood filler ini sangat murah dam mudah didapat dan umumnya
dipakai untuk prabot-prabot sederhana yang akan dipolitur selak.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Apabila pembuatannya benar, akan diperoleh satu jenis wood filler
yang baik dan cocok untuk mengisi pori-pori kayu pada persiapan
permukaan sistim finishing yang bermutu.
Sifat-sifat wood filler berpelarut air:
Tingkat kekeringanya agak baik
Sifat pengisiannya sedang sampai dengan baik
Keawetan dan kekerasannya sedang
Ketahanan terhadap air sedang
Adhesi atau daya lekat baik
Tingkat pengerjaannya mudah
5. Dempul
Dempul masih tergolong filler, tetapi berfungsi sebagai pengisi
lekukan (karena cacat pukulan atau benturan) atau cacat yang besar,
sehingga permukaan kayu tersebut dapat menjadi rata kembali.
Khusus untuk finishing politur, bahan dempul yang digunakan adalah
bahan yang dibuat dari lilin (paraffin) yang dicampur dengan oker
dan dipanaskan .
6. Kertas Amplas
Menurut ukuran partikelnya, penggunaan amplas dibagi :
a. 80 - 180 pengamplasanpersiapan permukaan
b. 180 - 240 pengamplasan cat dasar atau under coat
c. 240 - 320 pengamplasan antar media /sanding sealer
d. 400 - 600 pengamplasan top coat atau akhir
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Selain bahan politur, perlu diungkapkan atau diketahui perlengkapan
dan alat yang dipakai untuk memolitur.
Alat-alat yang lazim dipakai untuk melapisi dan pengolesan politur
yairu kaus perca, dan kuas lebar, kaleng kosong yang bersih untuk
mencampur selak dengan spritus pelarutnya, serta alat sekrap
dari plat tipis, lentur.
a. Kuas
Kita pilih kuas yang
berbulu halus dan lembut,
supaya kuas itu tidak
meninggalkan garis bekas
kuas.
Penggunaan kaus afal
atau kaus perca harus dari
bahan katun atau benang
kapas. Hal itu sangat
penting karena bahan
politur dapat terserat
dengan awet dan baik.
Dengan penyerapan yang
baik, kaus tidak terlalu
sering dicelupkan kedalam
politur.
INFORMASI
4
ALAT PELENGKAP FINISHING
POLITUR
Daya serap baik Kurang baik
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Lain halnya apabila kaus yang dipakai adalah dari bahan
halus, misalnya serat polyester, nilon, atau serat-serat
sintetik lainnya. Penyerapan politur tidak baik, daya
serapnya tidak awet, serta licin dipegang. Kaus pengoles
berkali-kali lepas dari pengangan kita. Karena itu terjadi
bercak tak halus pada permukaan politur, bekas lipatan kaus
basah yang lepas dari tangan .
Hal yang perlu diperhatikan lagi dalam menyiapkan kain
perca untuk memolitur yaitu memilih kaus yang polos dan
berwarna putih atau terang. Hal itu perlu diperhatikan
mengingat adanya pewarna tekstil yang mudah luntur serta
menimbulkan warna yang tidak dikehendaki pada
permukaan perabot kita.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
BERMACAM SUBSTRAT
Pada perabot mentah sebelum di finishing atau pada macam-
macam benda kerja yang akan di finishing, tentu kelihatan dari
bahan apa barang itu dibuat. Masing-masing bahan mempunyai sifat
tertentu yang membedakan bahan satu dari yang lain. Demikian
pula perlu keterampilan khusus untuk memperlakukan bahan
tersebut agar dapat di finishing dengan hasil yang memuaskan.
Apabila perlakuan khusus tersebut tidak dilakukan, maka dapatlah
diramalkan kemudian akan timbul penyimpangan, baik dari segi
penampilanya maupun dari keawetan pemakainnya.
Dalam industri finishing, umumnya suatu jenis bahan mempunyai
syarat perlakuan yang khusus, yang sudah baku dan perlakuan
tersebut haruslah selalu dipatuhi agar hasil akhir dapat optimal.
Di sampaing perlakuan yang baik, kwalitas hasil akhir juga
dipengaruhi oleh keterampilan memilih bahan mentah yang akan di
finishing. Oleh karena itu pos pembahanan diandaikan mempunyai
standard grading guna menunjang hasil akhir.
Dengan pemilihan bahan untuk benda kerja secara baik, maka
pengulangan dan perbaikan bahan itu, baik karena revisi maupun
karena penyimpangan bahan, akan relative sedikit. Demikian pula
kepuasan kerja secara psikologis dapat dicapa.
Secara keseluruhan tuntutan persyaratan finishing tidak
hanya dapat substrat yang baik saja, melainkan juga pada
pengerjaan barang setengah jadi atau hasil proses penukangan.
INFORMASI
5
PENGETAHUAN SUBSTRAT KAYU
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Baik secara manual maupun secara masional, hasilnya haruslah
memenuhi presisi, rata dan sempurna, hingga dapat dicapai hasil
pelapisan yang memuaskan.
KAYU SEBAGAI SUBSTRAT FINISHING
Benda nyata antara finishing metal dan finishing kayu, ialah
adanya karakteritis yang khusus. Komposisi cukup kompleks,
antara lain :
Adanya jenis kayu yang bermacam-macam
Kayu berpori dan mengandung air dan resin
Struktur jaringan yang sangat kompleks dan tidak uniform pada
tiap jenisnya
Kayu mempunyai potensi penampilan yang indah dan alami,
baik warna, bentuk, pola serat dan teksturnya.
PEMILIHAN STRUKTUR KAYU
Pengerjaan permukaan atau persiapan permukaan yang teliti harus
diawali sejak pemilihan kayu massif atau solid wood. Bayak hal
yang harus piperhatikan pada pemotongan dan tentang
penyusutan kayu, warna, pola serat. Cacat permukaan kayu (seperti
noda warna) dan batas kayu gubal dan teras karena besar
pengaruhnya. Kesalahan pada pemilihan kayu dan penyusutan
kemudian hanya dapat dikoreksi dengan pemborosan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit.
Sifat-sifat khusus kayu tertentu harus juga diperhatikan, bila kita
tidak ingin dihadapkan pada pencemaran dan penodaan
permukaan kayu oleh kandungan zat ekstraksi yang kurang
menguntungkan. Misalnya :
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Kayu jati, mengandung minyak dan lilin
Kayu keruing, mengandung dammar
Kayu kamfer jenis tertentu, mengandung damar.
Kesalahan pada pekerjaan finir juga berpengaruh, misalnya
retak halus (retak rambut) karena penyusutan finir yang
terkena lem dengan kandungan air yang berlebihan.
MEMPERLAKUKAN SIFAT POTENSIAL KAYU
Sifat – sifat kayu yang berpengaruh terhadap finishing, meliputi
sifat-sifat fisik dan kimiawi kayu, antara lain :
warna kayu
serat kayu
tekstur kayu
nilai dekoratif
ukuran pori
sifat higroskopis terhadap air.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
SISTIM FINISHING POLITUR WARNA TRANSPARAN
15 menit
setelah kering
amplas
Biarkan kering
tanpa amplas
Amplas nomor amplas dengan No. 180 - 240 cara basah
Catatan :
Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pendasaran
yang ke 1 sehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna
KEGIATAN
1
DEMO FINISHING
(WOOD FINISH METHOD)
BUKU KERJA
PEWARNAAN PERMUKAAN KAYU
Dengan pewarna solvent base, pewarna
media politur
PELAPISAN AKHIR POL
PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA
Dengan Politur sampai cair
PENGISIAN PORI KAYU
Dengan wood filler jenis water base
PELAPISAN PENDASARAN 1
Dengan politur, gunakan kuas/kaus
PENGAMPLASAN BENDA KERJA
No. 80 - 120
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
LANGKA KERJA DAN TAHAPANNYA
1. Benda kerja yang akan dipolitur, diamplas dengan baik yaitu
rata dan halus tanpa ada noda –noda lem, garis-garis pensil
dan lain-lain harus dibersihkan. Pada pengamplasan ini
gunakan kertas amplas no, 80 – 180 dengan menggosok
searah serat kayu. Pengamplasan tidak boleh melintang serat,
agar tidak meninggalkan bekas amplasan.
Akibat dari pada bekas
amplas yang melintang,
akan jelas nantinya pada
saat tahapan pewarnaan
maupun tahapan akhir
sehingga akan menggangu
keindahan / penampilan
polituran tersebut.
2. Pengisian pori-pori kayu dengan bubur filler larut air dan
mengusapkan dengan kain perca sambil menekan kuat
sampai pori-pori terisi padat hingga kering dan dapat juga
digunakan bubuk filler yang larutannya dengan thinner
dengan alat kape/skerap. Setelah kering, filler diamplas rata
memakai amplas no. 240 (bekas no. 80 – 180)
a. Filler larut air dengan kain perca b. Filler larut thinner dengan Skrap
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Bahan pengisi pori kayu (wood filler) yang dipakai sekarang
adalah bubur filler yang dapat dibeli ditoko besi, baik yang
berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak.
Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri. Kita membuat
adonan kapur dempul putih atau talk halus, ditambah
secukupnya tepung pigmen yang disesuaikan dengan warna
kayunya, misalnya kayu jati dengan tepung oker. Perlu
ditambahkan tepung perekat sebagai resin atau pengikatnya.
Pada pembuatan filler berpelarut air dapat dipakai lem PVAC
atau lemputih sebanyak 5% dari berat kedua tepung tadi.
Kemudian, aduk serta encerkan dengan dengan air hingga
adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan kekayu.
Pengisian Pori-pori pada benda kerja ukiran dapat dilakukan
dengan kuas. Namun, bubur filler harus lebih encer hingga
dapat masuk ke cela-cela ukiran.
Setelah dikuaskan, biarkan
bubur setengah kering, lalu
sikat dengan sikat ijuk
kuat-kuat hingga kering.
Pada pengisian pori benda
ukiran, sebaiknya digunakan
jenis bubur filler solvent
base atau yang larut
thinner.
Gambar pengisian pori-pori
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
3. Apabila kita memilih pewarna larut spiritus / pewarna
transparan dapat diusapkan dengan kuas atau kaus perca
yang ditekan merata serta memutar. Untuk mendapatkan
warna yang rata, kita buka lipatan kaus dan lebarkan pada
permukaan/bidang yang diwarnai, tekan dengan telapak
tangan terbuka sambil diusapkan hingga warna permukaan
sama dan tercapai warna yang diinginkan.
4 Selanjutnya kita lakukan pendasaran dengan kuas dan politur
untuk mengunci warna tadi hingga tidak luntur pada pelapisan
berikutnya.
Pendasaran dilakukan
dengan dikuaskan, selapis
demi selapis tipis-rata
serta tanpa meninggalkan
bekas kuas. Pendasaran
dilakukan dengan politur,
yang terbuat dari selak
dilarutkan kedalam spiritus
dengan perbandingan 1 ons
selak dengan 1 liter
spiritus.
Setelah 15 menit, permukaan bidang hasil pendasaran akan
menjadi kering.
Akan terlihat di beberapa tempat tertinggal bekas-bekas
penguasan yang tak rata dan serat-serat kayu harus yang
muncul di permukaan.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Serat-serat itu muncul
karena pembasahan oleh
spiritus, sering tidak tampak
namun apabila diraba
dengan tangan akan terasa
kasar. Muncullah serat dan
bekas kuas harus diamplas
rata sampai permukaannya
diraba halus.
Untuk pengamplasan
dipakai kertas amplas no.
240-300
Baik dan tidaknya hasil pemolituran sangat ditentukan oleh
pengamplasan pada tahap pendasaran ini.
5. Selesai tahap pendasaran, pada umumnya dilakukan perbaikan
permukaan. Kayu yang berlubang karena mata kayu busuk
atau bekas pukulan dan pecah-pecah sambungan ditutup
dengan dempul yang telah disesuaikan warnanya.
6. Melalui tahap penguasan politur berulang-ulang, maka
kerataan permukaan dempul serta kekilapannya akan sama
dengan bidang politur di sekitarnya.
Gambar Pendasaran dikuaskan
dengan tipis-tipis
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Catatan :
Pengolesan lapisan politur
pada permukaan dengan
kaus perca merupakan
proses tahap berikutnya.
Keuntungan penggunaan
kaus pada tahap ini,
yaitu bekas garis-garis
usapan politur seperti
pada pemakaian
kuas,tidak tampak.
Sudut tumpul kaus perca yang digulung padat, tidak
memutus pelapisan atau tidak lepas dari bidang polituran
secara mengejut,hingga bekasnya halus.
Kaus perca untuk pengausan ini dilipat sepadat mungkin;
kemudian oleskan secara berputar beberapa kali hingga
terdapat pelapisan yang menutup. Untuk meratakan beberapa
garis bekas putaran, usap dan oleskan politur berulang-ulang
searah serat kayu dengan sedikit lebih ditekan.
Gambar Cara memutar,cepat menutup pori-pori
Gambar Kaus perca dilipat
sepadat mungkin
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Yang perlu diperhatikan dalam pengausan dengan kain kaus
perca ini yaitu pemerasan kaus harus apuh, tidak boleh
terlalu basah, lembab-lembab saja. Lipatan kaus, setelah
dicelupkan ke kaleng tempat politur, diperas kuat-kuat
sampai tidak menetes. Pengausan dengan kaus sangat basah
bisa melunakkan kembali lapisan sebelumya. Lapisan itu akan
terkelupas kelihatan kayunya. Cacat ini sangat sulit
dipewrbaiki. Areal yang terkelupas hanya kecil, maka
perbaikannya harus dilakukan secara khusus.
7. Tahap pemolituran yang terakhir ini adalah pelapisan dengan
memakai kaus seperti tahap-tahap sebelumnya, namun
dengan campuran politur lebih encer. Seperti pemolituran
natural, maka bidang yang telah didasari setelah kering
diratakan dengan amplas no. 300-400 (amplas bekas). Adapun
pelapisan akhirnya harus dipoleskan dan ditekan secara kuat
searah serat dengan kaus yang apuh tidak terlalu basah,
sampai hasilnya menutup pori, halus dan mengkilap.
Bila kita harus membuat politur baru, dapat dengan
perbandingan selak spiritusnya 1 ons dengan 2,5 liter
spiritus.
Dalam pengausan akhir, selain keampuhan kaus, perlu juga
diperhatikan lagi bawah kaus tidak terlipat terbalik. Kaus
kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaus terbalik, bulu-
bulu kaus akan terlepas dan menempel dipermukaan bidang
politur serta berakibat buruk. Hasilnya kasar, tidak mengkilap.
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Gambar Pelapisan tahapan akhir harus searah serat kayu (V)
Pelapisannya harus
dilakukan secara
ampuh serta searah
serat, tidak boleh
memutar karena
akan meninggalkan
kesan kurang halus.
Gambar Pelapisan tahap akhir
harus searah dengan serat kayu
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
SISTEM POLITUR KEDAP WARNA
15 menit
Setelah kering amplas habis
(No.80 – 180)
5 menit
Biarkan kering
tanpa amplas
15 menit
Amplas dengan
cara basa No.180 – 240
KEGIATAN
2
DEMO FINISHING
(WOOD FINISH METHOD)
PEWARNAAN PERMUKAAN KAYU
Gunakan pewarna jenis pigme, dicampur
dengan politur dan dikuas.
PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN
BIDANG BENDA KERJA
Pelapisan dengan politur sangat cair, dan
dikauskan sampai mengkilap
PENGISIAN PORI KAYU
Gunakan wood filler jenis water base
PELAPISAN PENDASARAN 1
Pelapisan dengan politur, dengan
megunakan kuas/kaus
PENGAMPLASAN BENDA KERJA
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Catatan :
Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pengisian pori –
pori hingga tertutup dengan warna kedap.
Lapisan akhir polituran
Lapisan pendasaran 1
Lapisan pewarna
Lapisan wood filler
Permukaan diampas
(no. 80 - 180)
Gambar : urutan Lapisan Pemelituran
Benda Kerja Kayu
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
TAHAPAN POLITUR KEDAP WARNA
Pada prinsipnya proses politur kedap warna ini tidak berbeda
dengan proses kegiatan, (proses politur warna transparan).
Pada tahapan ini bedanya ditahapan pewarnaan permukaan kayu
bertekstur kasar yaitu dengan pewarna jenis pigmen. Maka proses
tahapan politur tahap warna sebagai berikut :
1. Pertama-tama, kita membersihkan bidang permukaan kayu
yang akan dipolitur dengan kertas gosok atau kertas amplas
untuk memotong serat yang berdiri dan kasar. Di samping itu
juga untuk membersihkan noda lem, minyak, garis pensil,
yang mengganggu keindahan permukaan. Pengamplasan atau
penggosokan itu dilakukan dengan kertas amplas nomor 80 –
180, dan harus searah serat kayu.
Gambar searah serat dengan blok kayu
2. Tahapan ini mengisi filler pada permukaan kayu yang sudah
diamplas, terlebih-lebih kayu yang bertekstur kasar. Setelah
kering diamplas lagi dengan searah serat kayu,
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
3. Pada proses ketiga ini, adalah pewarnaan penutup serat (kedap
warna), yang mana warna pigmen dicampur dengan larutan
politur dasar. Dan umumnya dipakai warna-warna yang gelap
misalnya coklat, hitam, maron dan lain-lain, motip-motup
kayu.
Pada pewarnaan atau motip-motip lain; ini menggunakan alat
kuas dan pengolesan selapis merata pada seluruh bidang
permukaan kayu yang perlu pewarnaan tersebut.(lihat contoh
gambar pewarna dan morip-motip kayu)
Gambar : Cara Pelapisan warna dengan kuas
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Kemudian tunggu hingga kemudian benar-benar kering
sempurna. (± 15 menit), ulangi lagi pengolesan beberapa
lapis sampai tebal dan menutup serat kayu.
Catatan : Proses pelapisan harus merata dan setiap dipolesan
harus kering dulu
4. Setelah benar-benar kering, kauskan atau kuas politur dasar
(1 ons selak + 1 l spiritus), hingga menutup semua permukaan
warna . Hal ini bertujuan agar lapisan warna tidak terkikis
pada saat mengamplas.
Dengan demikian politur dasar tersebut untuk mengikat
lapisan pewarnaan dengan menggunakan kuas atau dengan
kaus perca dari bahan katun atau benang kapas (warna putih
kain warna terang) serta tidak luntur, dengan cara memutar –
mutarkan kain tersebut
Setelah proses pendasaran benar-benar kering, permukaan
diamplas lagi dengan amplas no. 240 – 400 hingga permukaan
benda rata, dan cara pengamplasan basah serta searah serat
kayu.
5. Pada proses berikutnya adalah tahap akhir pemolitur yang
campurannya (1 ons setelah + 2,5 l spiritus) dengan
menggunakan /pemolesan kaus afal dan menekan searah
serat kayu. Pemolesan ini harus rata dan setiap satu kali
lapisan tunggu kering. Dan ulangi beberapa kali hingga hasil
akhirnya halus dan mengkilap
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
Gambar benar Gambar salah
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
1. Apa manfaat /tujuan pelapisan politur pad permukaan benda
kerja ?
2. Bahan/kayu mempunyai syarat perlakuan yang khusus, yang
sudah baku dalam finishing Sistim.
Jelaskan apa tujuan perlakuan tersebut ?
3. Sebutkan fungsi dari pada bahan finishing :
Resin dan Pigmen
4. Bahan apa saja yang digunakan untuk finishing politur ?
5. Apa sebabnya pemolesan bahan politur dilakukan dengan
kuas atau kain bal /kaus.
BUKU EVALUASI
EVALUASI
1
PENGETAHUAN FINISHING
POLITUR
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
No Kegiatan yang dinilai Penulis
Ya Tidak
1 Pernahka anda melakukan pekerjaan
pemolituran sebelum diklat ?
2 Pendempulan benda kerja yang
berlobang besar/cacat kayu pada
proses finishing politur, dilakukan
dengan bahan lilin yang padat
dengan menggunakan alat kuas ?
3 Aplikasi finishing politur digunakan
dengan alat kuas atau kain bal.
Apakah anda lakukan itu ?
4. Apakah anda memahami proses
pemolituran yang baik
Diklat finishing system Politur
- Nama Peserta :
- Tanggal Pelaksanaan :
- Hasil evaluasi :
Catatan :
EVALUASI
2
DEMO FINISHING
(WOOD FINISH METHOD)
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
1. Meningkatkan nilai-nilai keindahan dan keawetan serta
komersial bahan kayu dan poliwood.
2. Agar hasil akhir dapat optimal dan memuaskan
3. Resin : getah pembentuk warna lapisan film yang mana
Untuk memberikan kekerasan elastisitas,
ketahanan terhadap air serta untuk kelipatan
permukaan.
Pigmen : Pewarna pembangun lapisan film untuk
memberikan warna pembangun, penutupan
keawetan dan kelengkapan lapisan.
4. Bahan serlak dan pelarut spiritus/thinner
5. Karena bahan politur mempunyai viskositas rendah atau
encer serta mempunyai waktu kering panjang/lama.
Lembar
1
Kunci Jawaban
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat pengembangan dan pelatihan Industri kayu. Teknik
finising . Semarang : Pika 2001
2. Sunaryo, Agus. Reka oles Mebel kayu. Semarang kanisus :
1997
3. Propan Raya PT. Sistim Finising Mebel Kayu dan rotan
Medan 1992
4. BBZ Furnieren .Jerman : 1985/86
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ii
Informasi 1 PENGANTAR FINISHING POLITUR
Pendahuluan ……………………………………………………………….. 1
Manfaat Finishing (Politur) ………………………………………….. 1
Klasifikasi Finishing …………………………………………………….. 3
Informasi 2 KEGIATAN PROSES DIKLAT FINISHING ………… 4
Informasi 3 PENGETAHUAN BAHAN POLITUR
1. Selak ……………………………………………………………………………… 5
2. Spiritus …………………………………………………………………… 6
3. Pewarnaan Politur ………………………………………………………….. 7
4. Waad Filler ………………………………………………………….. 7
5. Dempul ……………………………………………….. 8
6. Kertas Amplas ……………………………………………….. 8
Informasi 4 ALAT PELENGKAP FINISHING POLITUR ………….. 9
Informasi 5 PENGETAHUAN SUBSTRAT KAYU
Bermacam Substrat …………………………………………………………………. 10
Kayu sebagai substart finishing ……………………………………………… 12
Pemilihan struktur kayu ………………………………………………………….. 12
Memperlakukan sifat potensial kayu ……………………………… …….. 13
Keg. 1. DEMO FINISHING (WOOD FINISH METHOD)
Langkah kerja dan tahapannya ……………………………………………… 15
Keg. 2 SISTEM POLITUR KEDAP WARNA
Tahapan politur kedap warna ………………………………………… ……… 24
Evluasi 1 ……………………………………………………… ………………………….. 28
Evaluasi 2 …………………………………………………………………….. 29
Lembar Kunci Jawaban ……………………………………………… 30
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 31
ii
PPPPTK Medan Syahrul Dalimunthe, S.Pd, ST.
Finishing system Politur
top related