farmakognosi klt
Post on 25-Oct-2015
507 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN MAKALAH FARMAKOGNOSI
IDENTIFIKASI CAMPURAN SIMPLISIA DENGAN KLT
A. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan identifikasi
simplisia nabati dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
B. Tinjauan pustaka
1. KLT
KLT atau yang biasa disebut dengan Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu
metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan bahan
adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering
digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT,
diantaranya adalah sederhanna dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi
planar selain kromatgrafi kertas.
KLT menggunakan plat tipis yang dilapisi adsorben seperti silika gel, aluminium
oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.
Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen
didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan
yang berbeda polaritas, sehingga didapat perbandingan tertentu. Kepolaran eluen
sangat berpengaruh pada nilai Rf (faktor retensi) yang diperoleh.
2. Curcuma xanthorrhiza
Klasifikasi
Nama lokal : Temulawak
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Upa divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
Pemerian : Rimpang kuning kecoklatan, bau khas temulawak, rasa pahit
sengir
Pengamatan makroskopik :
Kering tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras, rapuh, bidang irisan
berwarna coklat kuning buram, Berkas patahan berdebu, warna kuning jingga
sampai coklat jingga terang.
Pengamatan Mikroskopik :
epidermis bergabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut, bersel 1.
Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang
berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel
parenkim berdinding tipis berisi butir pati; dalam parenkim tersebar banyak
sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jingga, juga
terdapat idioblast berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir
pati berbentuk pipih, bulat panjang sampa bulat telur memanjang, panjang
butir 20µm-70µm, lebar 5µm-30µm, tebal 3µm-10µm, lamela jelas, hillus
ditepi. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim
korteks dan pada silinder pusat; berks pembuluh di sebelah dalam endodermis
tersusun dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang
lainnya; pembuluh didampingi oleh sel sekresi, panjang sampai 200µm, berisi
zat berbutir berwarna coklat yang dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih
tua.
Serbuk : warna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah butir pati;
fragmen parenkim dengan sel minyak; fragmen berkas pembuluh, warna
kuning intensif.
Pengujian secara fisika-kimia:
Instrumen : Kromatografi Lapis Tipis
Fase gerak : Kloroform:etanol:asam asetat glassial (94:5:1)
Fase diam : Silica Gel 60 F 254
Pembanding :Curcumin 10mg/1 ml metanol
Identitas kandungan kimia :
Curcuminataubis –(4-hydroxy-3-methoxy-cinnamoyl)-ethane, C21H20O6
(yang dikenal sebagai diferuloyl-methane) (Sudarsono, 2002), bis-
demetoksikurkumin, demetoksikurkumin (Itokawa, dkk, 2008)
Kandungan kimia lain :
Minyakatsiri 5% (dengan komponen utama 1-Cycloisoprenemyrcene
85%), curcuminoid yang terdiridari 1,2-2% curcumin dan
monodesmetokxicurcumin.
Komponen minyak atsiri lainnya :
β-curcumenear-curcumene, xanthorrizhol, germacron (Sudarsono,
2002). Dalam ekstrak heksan ditemukan oxycurcumenol epoxide,
isocurcumenol, curcumenol, dan dalam ekstrak diklormetan ditemukan
stigmasterol (Abd Rashid, 2004)
3. Eletteria cardamommum
Aspek Botani
Nama Latin : Elettaria cardamomum (L.) Maton
Nama Daerah : Echte kardemom, Lange kardemom, Cardemome, Gewurzkardemom,
Lesser cardamom –Indonesia : kapulaga sabrang.
Klasifikasi botani
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Elettaria
Spesies : Elettaria cardamomum (L.) Maton C.
Ciri morfologi
Tumbuhan kapulaga berumbi akar dengan tinggi antara 2-3 cm. Daunnya lonjong
berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Kapulaga yang
diperdagangkan terdiri atas kapsul kering, berisi tiga, berbentuk lonjong atau bundar,
berwarna abu-abu coklat. Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau
wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah. Buahnya berada dalam tandan
berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Bila masak,
buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya. Di dalamnya
terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang. Buah lonjong sepanjang 1 cm
yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah matang.
Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna
itulah baunya sangat sedap.
• Makroskopik :
Buah kotak sejati, bentuk jorong atau bulat panjang, kadang-kadang hampir bulat,
mengembung atau agak keriput, panjang 1 cm sampai 1,8 cm, lebar sampai lebih
kurang 1,5 cm; pada permukaan terdapat 3 alur membujur yang membagi buah
menjadi 3 bagian; permukaan luar licin atau bergaris-garis membujur, warna
kecoklatan atau kuning muda kcoklatan; buah beruang 3, dipisahkan satu dengan
yang lainnya oleh septum, dalam ruang terdapat 2 deret biji yang terletak dalam
massa lengket dan menempel pada plasenta sumbu. Biji berwarna coklat kemerahan
muda atau coklat kemerahan tua; panjang 3 mm sampai 5 mm, lebar 2 mm sampai 3,5
mm; bentuk tidak beraturan, bersudut-sudut, permukaan biji berkerut-kerut. Biji
diselubungi oleh selaput biji yang tipis, warna coklat muda atau tidak berwarna.. pada
irisan melintang terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman, perisperm berwarna
putih, endosperm kekuningan, lembaga berwarna lebih pucat.
• Mikroskopik
Biji : Selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding tipis, parenkimatik, sangat
mudah terlepas dari kulit biji. Testa dengan epidermis luar berdinding tebal tebal agak
berlignin, warna coklat muda, coklat kekuningan sampai coklat kemerahan; sel
berbentuk persegi empat, pada pengamatan tangensial sel tampak berbentuk
memanjang. Di bawah epidermis berturut-turut terdapat selapis sel parenkim pipih,
kscil, dinding tipis, berisi zat berwarna coklat kekuningan sampai coklat; selapis sel
yang besar, bentuk persegi, dinding tipis, berisi minyak atsiri, sel berwarna jernih,
lapisan sel ini pada tempat tulang biji selnya mengecil. Kemudian terdapat satu
jaringan yang terdiri dari beberapa lapis sel kecil, berdinding tipis dan berwarna
coklat. Kulit buah : epikarp terdiri dari sel berbentuk pipih, dinding tipis, warna
coklat muda sampai coklat kekuningan, kutikula tipis. Mesokarp terdiri dari sel-sel
besar, parenkimatik, bentuk polygonal,dinding tipis dan tidak berwarna.
Serbuk : Warna kelabu kekuningan. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar
kulit biji yang berdinding tebal berbentuk memanjang; fragmen lapisan sel yang
mengandung minyak atsiri; fragmen sklerenkim palisade yang terlihat tangensial
berbentuk polygonal; fragmen perisperm yang penuh dengan butir pati kecil. D.
Kegunaan dan Manfaat Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak
benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah
dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat
adalah bagian akar, buah, dan batangnya.
• Kegunaan Masing- Masing Bagian Tumbuhan
1. Kejang perut dan rematik : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus
selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum.
2. Demam dan panas : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian
disaring. airnya diminum.
3. Batuk : Buah dikunyah.
4. Mual : buah direbus dan dimakan.
5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.
6. Radang amandel, gangguan haid, obat kumur, influeza, radang lambung, sesak
nafas, badan lemah (sebagai tonikum) : Buah direbus, makan dan masih banyak yang
lainnya.
Aktivitas Farmakologi yang sudah Diteliti
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat rasa agak pahit, hangat. penurun
panas, anti tusif, peluruh dahak dan anti muntah.
Aspek Kimia dan Produksi
A. Senyawa Kimia yang Terkandung di dalamnya Rimpang dan akar segar
mengandung minyak essensial sekitar 0,1% yang berisi 1,8-cineol. Biji
kapulaga yang dikeringkan mengandung 2-4% minyak essensial, yang terutama
terdiri dari :
• 1,8-cineol (hingga 70%)
• β-pinen (16%)
• α-terpineol (5%), dan
• humulen (3%)
Kapulaga juga memiliki aroma bau sedap sehingga orang Inggris menyanjungnya
sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari kandungan minyak atsiri
pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung lima zat utama, yaitu :
• borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah
pohon kamper
• alfa-terpinilasetat yang harum seperti bau jeruk pettigrain
• limonen yang juga harum seperti bau jeruk keprok
• alfa terpinen yang harum seperti jeruk sitrun
• cineol yang sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih
(sumber : http://riyanpharmacy.blogspot.com/2011/03/elettaria-cardamomum-l-
maton.html#sthash.A3nxCxkK.dpuf diakses tanggal 15 juni 2013 pukul : 08.15 )
C. AlatdanBahan
1. Fasegerak = heksan : etilasetat = 4 : 1
2. Fasediam = silica gel GF 254
3. Sample serbuk “x”
4. Gelas ukur
5. Heksan
6. Tabungreaksi
7. Tissue
8. Object glass dan cover glass
9. Mikroskop
10. Penampak noda : sinar UV dan pereaksi anisaldehida-asam sulfat
11. 3 Baku pembanding
12. Vial
13. Pipa kapiler
D. Metode dan Cara Kerja
1. Siapkan serbuk “x”
2. Siapkan bejana KLT yang telah dibersihkan dan dikeringkan, masukkan kertas saring
setinggi 8 cm sebagai proses penjenuhan ditambahkan fase gerak sampai setinggi 1
cm dari dasar bejana. Tutup chamber dan biarkan terjadi proses kapilaritas dan
penjenuhan.
3. Ambil plat KLT (E merck DC-alufolient) dengan ukuran 5x 10cm. beri tanda dengan
pensil berupa titik. Jarak penotolan dengan dasar adalah 1.5 cm. Titik penotolan no.1
berjarak 0.5 cm dari tepi kiri. Titik penotolan no 2 berjarak 1 cm dari no 1 ,dst hingga
tersedia 4 titik penotolan. Pada ujung atas plat KLT diberi tanda akhir eluasi 0.5 cm
dari pinggir atas plat.
4. Totolkan pada titik penotolan sekitar kurang lebih 100-200 µL ekstrak dari :
Totolan 1 : sampel “x” (yang telah diekstraksi 2 kali dengan penambahan
masing-masing 5 ml hexan saring)
Totolan 2 : Baku pembanding 1 (zingiber )
Totolan 3 : Baku pembanding 2 (curcumae)
Totolan 4 : Baku pembanding 3 (cardamommi)
Caranya yakni dengan mengisi pipa kapiler dengan cara mencelupkan ujungnya
ke dalam ekstrak. Kemudian sentuhkan kelebihan ke dalam tissue kemudian
totolkan ujung kapiler ke titik penotolan tegak lurus dan jangan ditekan. Ulangi
penotolan pada titik yang sama untuk masing-masing zat 3-5 kali pengisian
kapiler. Khusus untuk baku pembanding 3 ulangi sampai 6-8 kali. Biarkan ekstrak
terserap ke plat KLT tapi harus segera diangkat dan ditiup, dengan diameter
penotolan tidak melampaui 0.5 cm. (cek di bawah sinar UV apakah totolan sudah
cukup untuk dilakukan eluasi)
5. Biarkan pelarut heksan menguap kemudian masukkan plat kedalam chamber untuk
dilakukan eluasi, tutup, dan biarkan eluen naik sampai batas akhir yang telah diberi
tanda.
6. Ambil plat KLt yang telah dilakukan eluasi. Biarkan plat mengering.
7. Lakukan pengamatan dengan sinar UV 255 dan 365 nm.
8. Semprot dilemari asam dengan penampak noda anisaldehid sulfat pekat, kemudian
biarkan mongering dilemari asam. Kemudian lakukan pemanasan diatas hotplate
hingga muncul warna noda (biru-ungu). Perhatikan jangan sampai plat KLT gosong.
9. Beri tanda lingkaran pada bercak2 warna noda, catat warna, dokumentasikan, dan
hitung RF bercak-bercak utama.
10. Bandingkan secara kualitatif bercak pada sampel “x” dengan bercak baku
pembanding.
11. Lakukan analisa dengan mikrokopis terhadap sisa serbuk “x”
12. Buat kesimpulan terhadap kandungan sampel
13. Buat laporan.
E. HasilMikroskopisdan KLT
1. Hasilmikroskopis
a.fragmen 1
b. fragmen 2
2. Hasil KLT
Foto
Penampak noda setelah di semprot Anisaldehid-H2SO4 dan dipanaskan
Penampak noda di bawah sinar UV
Perhitungan RF = jarak yang ditempuh noda / jarak eluasi
No Harga
Rf sampel x
Harga
Rf
Pemb.A
Harga
Rf Pemb.
B
Harga
Rf Pemb.
C
Warna Bercak dengan Pereaksi anisaldehid-
H2SO4
Simplisia x Pemband. A Pemband. B Pemband.C
1 0,0625 0.05 0,0625 0,1125 0,5 cm 0,4 cm 0,5 cm 0,9 cm
2 0,225 0,225 0,2375 0,275 1,8 cm 1,8 cm 1,9 cm 2,2 cm
3 0,2625 0,25 0,325 0,7875 2,1 cm 2,0 cm 2,6 cm 6,3 cm
4 0,3375 0,7 0,4625 2,7 cm 5,6 cm 3,7 cm
5 0.4875 0,5875 3,9 cm 4,7 cm
6 0,575 0,7125 4,6 cm 5,7 cm
7 0,7 5,6 cm
8 0,775 6,2 cm
F. Kesimpulan
Dari data uji kualitatif dengan menggunakan KLT (kromatography lapis tipis) maupun uji
secara mikroskopis dan uji organoleptis dapat kita simpulkan bahwa sampel yang kami terima
mengandung 2 zat dari 3 baku pembanding yakni mengandung bahan Kapulaga (Elleteria
cardamommi) maupun Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Hal ini di karenakan adanya
warna noda yang muncul setelah dilakukan penyemprotan penampak noda dan pemanasan
identik dengan baku pembanding tersebut, kemudian Rf noda mirip, serta pengamatan khas
mikroskopik yang mendukung.
top related