faktor kecelakaan akibat jalan dan lingkungan
Post on 31-Jan-2016
34 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi adalah perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke
tempat lain dengan tujuan agar orang dan barang tersebut memiliki nilai lebih.
Transportasi sangat berperan penting dalam kehidupan sehari hari karena dengan
adanya transportasi masyarakat dapat lebih mudah melaksanakan kegiatan mereka
sehari hari dan transportasi juga menjadi salah satu faktor penting dalam
pembangunan suatu Negara. Indonesia merupakan salah satu negara dengan
tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi dan salah satu penyebabnya adalah
kepadatan penduduk di Indonesia. Dan untuk kemudahan pergerakan, masyarakat
Indonesia kebanyakan lebih memilih untuk menggunakan angkutan pribadi
dibanding menggunakan angkutan umum. Bukan hanya untuk kemudahan saja,
tetapi fasilitas dan pelayanan dari angkutan yang buruk sehingga mengakibatkan
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu
kebiasaan masyrakat Indonesia yang menilai bahwa tingkat kemakmuran
seseorang itu diukur dari jumlah kendaraan yang dimiliki sehingga berdampak
langsung pada kenaikan volume kendaraan di Indonesia, dengan tingkat volume
kendaraan yang tinggi dapat menyebabkan kepadatan lalu lintas
bertambah,kepadatan ini sangat berbahaya bagi pengguna kendaraan yang berada
di jalan karena kepadatan ini dapat menimbulkan resiko kecelakaan yang tinggi.
Kecelakaan yang terjadi di Indonesia adalah resiko yang harus kita terima
ketika kita memilih untuk mengendarakan sebuah kendaraan seperti sepeda motor
atau mobil,karena saat berkendara kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi saat
kita tidak mematuhi aturan yang ada di jalan, definisi kecelakaan sendiri adalah
kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain dan
menyebabkan kerusakan ada 4 faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan itu
sendiri yaitu yang pertama adalah faktor manusia faktor yang timbul dari dalam
diri pengendara tersebut yang kedua faktor kendaraan faktor ini disebabkan oleh
faktor kerusakan kendaraan yang merupakan kelalaian manusia yang tidak
merawat kendaraanya dengan baik yang ketiga adalah faktor jalan faktor ini di
sebabkan oleh prasarana jalan itu sendiri lengkap atau tidaknya marka dan
prasarana jalan lainnya yang terakhir adalah faktor lingkungan faktor ini
disebabkan oleh ketidakstabilan keadaan lingkungan yang kadang berubah ubah di
disekitar ruas jalan tersebut, kecelakaan juga dapat terjadi karena faktor cuaca hal
ini dapat berupa cuaca yang tidak menentu seperti hujan lebat,angin topan,angin
tornado,bersalju,ataupun petir yang bisa membahayakan nyawa seseorang pada
saat mengemudi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Agar manusia dapat menyadari kesalahan kecil yang ditimbulkan
dalam berkendara dapat mengancam nyawa manusia.
1.2.2 Agar manusia dapat lebih memelihara dan memperhatikan kelayakan
kendaraannya
1.2.3 Agar manusia dapat berhati-hati dalam berkendara pada saat keadaan
macet
1.2.4 Agar manusia dapat lebih mematuhi peraturan yang ada dan yang telah
di tetapkan
1.3 Rumusan masalah
Apakah contoh penyebab kecelakaan akibat faktor jalan dan
lingkungan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah contoh faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan
lalu lintas akibat jalan dan lingkungan :
Akibat perlengkapan jalan yang tidak sesuai (rusak atau tidak ada)
1. Tidak adanya rambu petunjuk
Contoh: Rambu tikung tajam. Tidak adanya rambu tikung tajam pada
wilayah pada wilayah pegunungan yang berkelok-kelok, rambu tikungan
tajam merupakan rambu peringatan berwarna kuning yang ditempatkan
sekurang-kurangnya 50 m sebelum tempat bahaya. Apabila rambu ini
tidak dipasang maka dapat menyebabkan potansi kecelakaan yang lebih
besar pada wilayah yang rawan. Hal ini dikarenakan mobil akan melaju
kencang pada area tikungan tajam karena tidak ada rambu peringatan
apapun.
2. Tidak adanya rambu larangan
Contoh: rambu larangan belok kanan. Tidak adanya rambu larangan belok
kanan pada jalan yang searah, rambu larangan belok kanan berwarna biru
merah apabila tidak ada maka kendaraan dapat belok begitu saja sementara
dari arah yang berlawanan banyak kendaraan yang dating sehingga
berpotensi tinggi menyababkan tabrakan.
3. Tidak adanya rambu perintah
Contoh: rambu STOP atau berhenti. Tidak adanya rambu berhenti, rambu
stop atau berhenti merupakan rambu perintah apabila tidak ada di tempat
yang seharusnya ditempatkan maka dapat menimbulkan pertemuan kedua
kendaraan dan berpotansi menimbulkan tabrakan.
4. Rambu yang rusak
Rambu rusak seperti cat yang mulai luntur atau patah menyebabkan
informasi bagi pengendara menjadi hilang sehingga menyebabkan
kecelakaan terjadi.
5. Rambu yang tertutup pohon
Rambu peringatan yang tertutup pohon membuat pengendara tidak melihat
informasi atau peringatan apa yang ada sehingga dapat berpotensi
menimbulkan kecelakaan.
6. Rambu yang diletakkan di tempat yang tidak strategis
Rambu harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai daya
guna sebesar-besarnya khususnya pengendara dapat melihatnya dengan
mudah apabila tidak maka konflik di jalan seperti tabrakan atau kendaraan
jatuh dapat terjadi.
7. Ukuran rambu yang tidak sesuai
Apabila ukuran rambu seperti tinggi diameter tidak sesuai standar maka
dapat membuat pengendara tidak dapat melihat rambu tersebut pada radius
beberapa meter seharusnya rambu tersebut bisah dilihat, seperti contoh
rambu jalan licin apabila pengendara telat mendapat informasi maka ia
akan melaju dengan kecepatan tinggi kemudian tergelincir.
8. Desain rambu yang tidak sesuai
Apabila jenis huruf simbol (lambang), penerangan dan pemantulan yang
tidak sesuai maka akan membuat pengendara tidak dapat mendapat
informasi dengan jelas dan berpotensi menimbulkan kecelakaan.
9. Marka jalan yang rusak
Apabila marka sebagai pembatas jalan dengan badan jalan maupun sebagai
pembagi lajur (garis putus-putus) kondisinya rusak seoerti catnya mulai
luntir bahkan hilang maka dapat menyebabkan kecelakaan akibat
kendaraan yang tidak mengetahui apakah garis pembatas lajur tersebut
putus-putus maka kendaraan boleh menyalip.
10. Tidak adanya marka lambang
Marka lambang digunakan untuk memberitahu pamakai jalan yang tidak
digunakan dengan rambu lalu linta. Apabila marka ini tidak ada contoh
menyatakan tempat pemberhentian kendaraan atau zona sekolah maka
pemakai jaln maupun pengendara jalan dapat sama-sama lalai dan
kemudian bertemu dalam konflik kecelakaan.
11. Zebra cross yang rusak
Zebracross yang digunakan sebagai penyebrangan pajalan kaki apabila
kondisinya rusak, catnya hilang maka pejalan kaki dapat menyebrang pada
daerah lain yang mungkin raean untuk terjadi kecelakaan karena
merupakan tikungan dan lain sebagainya.
12. Tidak adanya paku jalan pemisah jalur atau lajur
Hal ini dapat menyebabkan kendaraan karena tidak mengetahui batas jalur
dalam lajur kendaraannya apalagi pada malam hari paku jalan ini akan
memantulkan cahaya kunig jadi sangat berguna untuk jalurnya.
13. Tidak adanya paku jalan pada garis batas jalan
Paku jalan ini akan memantulkan cahaya berwarna merah yang berguna
bagi pengendara di malam hari apalagi kondisi mengantuk ia dapat
kejutkan dengan paku jalan ini sehingga dapat tetap berjalan di jalurnya.
14. Tidak adanya fasilitas putaran (u-turn)
U-turn digunakan untuk berputarnya kendaraan pada ruas jalan dengan
pemisah (divider). Fasilitas ini bertujuan untuk member tempat berputar
untuk keamanan pengguna jalan
15. Tidak adanya rambu pada minorstreet
Pada simpang tak bersinyal diatur dengan rambu stop atau YIELD (hati-
hati) supaya pengemudi berhati-hati dalam memilih celah (gap) untuk
memotong major street.
16. Tidak adanya kaca tikung pada tikungan
Kaca tikung sangat diperlukan pada tiap tikungan yang rawan terjadinya
pertemuan antara kedua kendaraan atau lebih yang dapat memicu
kecelakaan lalu lintas.
17. Tidak adanya median jalan
Median jalan diperlukan sebagai pembatas antara 2 jalur yang arahnya
berlawanan. Apabila median yang seharusnya ada pada jalan yang ramai
tidak ada maka resiko .
18. Rusaknya lampu lalu lintas
Lampu lalu lintas (traffic light) yang tidak brfungsi dapat membuat
kesemrawutan dalam lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan
19. Tidak adanya APILL
APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) harusnya mulai diberikan pada
tempat persimpangan yang ramai dan butuh pengendali sehingga tidak
menyebabkan konflik antara kendaraan
20. Lampu jalan mati
Lampu jalan mati menyebabkan pencahayaan pada ruas jalan berkurang
sehingga meningkatkan resiko kecelakaan pada pengendara khususnya di
malam hari.
21. Trotoar yang rusak
Kondisi trotoar yang rusak akan mengakibatkan pejalan kaki turun ke
badan jalan sehingga dapat memunculkan konflik baru antara pejalan kaki
dengan pengendara di jalan.
22. Tidak adanya palang pintu kereta
Hal ini sangat membahayakan karena palang pintu kereta yang rusak atau
bahkan tidak ada dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan akibat
menerobos jalur kereta.
Akibat perencanaan jalan yang salah
23. Perencanaan diameter simpang
Dalam pembuatan tikungan pada tiap simpang pasti diperlukan besar
diameter tikung. Hal ini sangat berpengaruh karena akan menentukan
kemiringan serta kecepatan kendaraan yang akan melewati simpngan
tersebut. Apabila perencanaannya salah maka kelalaian pengendara yang
berujung pada kecelakaan lalu lintas akan meningkat.
24. Perencanaan kemiringan jalan
Gradien atau sudut dalam jalan yang direncanakan terlebih dahulu harus
memiliki hitungan yang valid sehingga tidak timbul kecelakaan akibat
kondisi jalan yang kemiringannya tidak sesuai dengan kelas jalan.
25. Perencanaan lokasi henti angkutan umum
Apabila dalam perencanaannya salah maka dalam pembuatan hingga jadi
nanti akan menjadi masalah hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas
dikarenakan letak tempat henti yang tidak sesuai dengan standar yang ada
yakni tidak boleh kurang dari 300 m
26. Pembuatan Kerb side, Lay-bus, Bus Shelter
Pembuatannya apabila tidak dibarengi dengan kondisi trotoar yang lebar
serta posisi yang pas maka akan justru menimbulkan konflik baru antara
pejalan kaki ataupun orang yang sedang menunggu angkutan umum
dengan pengendara.
Akibat kondisi jalan yang buruk
27. Jalan berlubang
Jalan yang berlubang biasanya disebabkan oleh faktor hujan. Hujan
deras merusak aspal sehinggal menimbulkan lubang bahkan terkadang
mengkikis jalan dan membuat lubang yang cukup dalam.
Jalan yang berlubang-lubang dapat menyebabkan kendaraan mengatur
kecepatannya berkali-kali sehingga tidak stabil. Bila kendaraan melaju
dengan kecepatan tinggi tanpa memeperhatikan kerusakan jalan, tentu
akan berpotensi menimbulkan kecelakaan. Lubang yang dalam akan
menyebabkan ban kendaraan tergelincir sehingga menyebabkan
kecelakaan.
28. Jalan licin.
Jalan licin yang disebabkan oleh berbagai hal seperti air hujan atau
tumpahan minyak akan membuat kendaraan mudah terpeleset. Meskipun
kendaraan dalam kendali penuh, namun kondisi jalan yang licin akan
mampu membuat kendaraan terpeleset apalagi dalam kecepatan tinggi.
Jalan licin mengurangi tingkat gaya gesek antara ban kendaraan dengan
jalan, sehingga kendaraan akan mudah terpeleset.
29. Jalan bergelombang.
Jalan bergelombang akan menyebabkan gerak kendaraan menjadi
tidak stabil ,dalam kecepatan tinggi akan membuat kendaraan lepas
kontrol. Biasanya jalan bergelombang disebabkan oleh faktor geografis
daripada jalan yang merupakan tanah bergelombang dan karena adanya
penambalan jalan berlubang yang cukup banyak sehingga menyebabkan
permukaan jalan menjadi tidak merata.
Beberapa daerah memiliki tingkat jalan bergelombang yang cukup
tinggi terutama di daerah pedesaan dimana pengaspalan jalan tergolong
cukup jarang. Kebanyakan daerah pedesaan seperti area perladangan dan
perbukitan yang rendah memiliki struktur geografis tanah bergelombang,
apalagi perawatan jalan di area pedesaan juga tidak cukup baik. Sering
sekali bila terjadi erosi atau kerusakan jalan, tidak segera dilakukan
perbaikan, sehingga kondisi jalan yang bergelombang justru semakin
parah dan tidak merata.
Banyaknya lubang di jalan yang diatasi dengan cara ditambal juga
menyebabkan permukaan jalan menjadi bergelombang. Hal ini karena bila
jalan di tambal,biasanya tambalan tersebuty cembung dan memiliki
permukaan yang lebih tinggi dari jalan disekitarnya. Bila banyak tambalan
di jalan, apalagi penambalan jalan yang secara acak, maka gelombang juga
akan tidak merata melainkan hanya di beberapa sisi jalan yang terdapat
tambalan. Jalan bergelombang yang tidak merata jauh lebih berbahaya
dibandingkan denga jalan bergelombang namun merata.
30. Jalan berbatu.
Dibandingkan jalan yang beraspal ,jalan berbatu merupakan jalan
yang berbahaya karena dapat menyebabkan kendaraan tergelincir akibat
dari ban kendaraan yang tidak sesuai dengan permukaan jalan yang
berbatu dan bila dilewati akan menyebabkan batu-batu terpental akibat
gerak kendaraan sehingga kendaraan akan mengalami kecelakaan.
Kendaraan yang melalui bebatuan, terutama jalan yang memang
sengaja hanya disusun dari batu-batu yang disebar merata sebagai
konstruksi jalan (tidak beraspal) biasanya sering tergelincir di sela-sela
batu. Selain itu kendaraan tergelincir juga disebabkan oleh roda kendaraan
yang mengenai batu sehingga batu tersebut bergeser dan terpental. Hal ini
menyebabkan gerak kendaraan tidak bisa lurus dan stabil.
31. Jalan berkelok-kelok.
Menyebabkan kemudi kendaraan menjadi tidak stabil dan
membingungkan pengendara . jalan berkelok-kelok juga menyebabkan
pengemudi harus berkali-kali menaik turunkan kecepatannya tiap melewati
perbelokan. Bila perbelokan terlalu banyak dan pendek, hal ini
kemungkinan besar akan membingungkan pengemudi kendaraan sehingga
bila terjadi salah kecepatan, bisa saja kendaraan keluar dari jalur.
Belum lagi jika jalan tersebut merupakan jalan dua arah dimana
terdapat kendaraan yang melintas dengan arah yang berbeda.
32. Jalan dengan tanjakan tinggi
Tanjakan tinggi menuntut kendaraan untuk melaju dengan kecepatan
tinggi guna melalui tanjakan,tetapi apabila mesin kendaraan mati di tengah
tanjakan maka akan mengakibatkan kecelakaan. Kendaraan sering sekali
mengalami mati mesin di tanjakan tinggi sehingga kendaraan yang tidak
mampu menaiki tanjakan akan mundur dan mudah menyebabkan
kendaraan jatuh. Biasanya mati mesin saat melalui tanjakan sering terjadi
pada kendaraan yang bukan automatic. Seperti halnya sepeda motor
manual yang harus mengganti koplingnya beberapa kali.
33. Jalan dengan tanjakan yang panjang.
Meskipun tanjakan tidak terlalu tinggi,namun bila tanjakan tersebut
panjang tentu akan memaksa kendaraan menambah tenaganya. Tak bisa
dipastikan apakah kendaraan mampu dalam kondisi tersebut dalam waktu
yang lama.
34. Jalan dengan tikungan tajam.
Tikungan tajam menyebabkan pengguna harus berkonsentrasi
penuh,karena jika tidak, akan berpotensi kendaraan keluar jalur/menabrak
pembatas jalan. Tikungan tajam biasanya terdapat pada jalan di
pegunungan. Daerah pegunungan kebanyakan memiliki jalan yang
melingkari gunung sehingga terdapat banyak tikungan tajam dan bahkan
semakin menanjak. Kebanyakan jalan di pegunungan merupakan jalan
dua arah yang sering dilewati kendaraan besar seperti di daerah wisata
dataran tinggi atau yang lain.
35. Jalan dengan tikungan tajam berbatu
Tikungan tajam membutuhkan konsentrasi penuh untuk melaluinya.dengan
jalan yang berbatu tentunya akan lebih menyulitkan kendaraan untuk melalui
jalan yang menikung yang berbatu mengingat kendaraan juga akan mudah
tergelincir.
36. Jalan menikung yang berpasir
Di beberapa daerah menggunakan jalan yang tidak beraspal. Seperti halnya
jalan setapak di pedesaan.biasanya jalan tersebut berpasir sehingga mudah
menyebabkan kendaraan terpeleset apalagi di daerah tikungan yang tajam
seperti di perbukitan dimana jalan pedesaan yang ada merupakan jalan yang
terbentuk secara alamiah atau tanpa pengaspalan, melainkan masih berupa
tanah.
37. Jalan menikung yang sempit
Menyebabkan kendaraan sulit melalui tikungan. Semakin sempit suatu jalan,
maka keleluasaan kendaraan untuk melaju akan semakin berkurang mengingat
pengemudi harus lebih konsentrasi dan berhatihati. Khususnya untuk jalan dua
arah. Jalan yang semakin sempit akan cenderung menimbulkan konflik atau
tabrakan terutama di jalan yang menikung.
38. Jalan sempit
Jalan sempit dapat memperbesar resiko tumbukan atau konflik antar
pengendara maupun pejalan kaki atau hambatan lain yang berada pada jalan
tersebut.
Akibat bencana alam
39. Daerah rawan tanah longsor
Daerah yang rawan terjadi tanah longsor dapat menimbulkan kecelakaan bagi
pengendara yang melintas pada daerah tersebut hingga beruntun pada
kendaraan lain di belakangnya biasanya berupa kemacetan.
40. Angin Topan
Angin topan mengakibatkan pengemudi kehilangan keseimbangannya dalam
mengendalikan kendaraan. Akibatnya resiko terjadinya kecelakaan sangatlah
besar apabila suatu wilayah terkena bencana ini.
41. Banjir
Banjir yang menggenangi jalan sangat beresiko menyebabkan kecelakaan.
Aliran air yang deras akan mengakibatkan kendaraan hanyut terbawa arus.
Pengendara yang kehilangan keseimbangan akan jatuh kemudian terbawa
aliran air yang deras.
Akibat Lingkungan
42. Daerah alam bebas
Daerah alam bebas disini yang dimaksud adalah daerah dimana kondisi
alamnya masih sangat alami sampai hewan yang tinggal di wilayah
tersebut sering berkeliaran pada area jalan.
43. Asap
Asap akan berdampak pada pernafasan dan juga penglihatan pengemudi
maupun orang yang melintas pada area tersebut. Oleh karena itu sangat
mungkin terjadi konflik baik sesama pengemudi maupun dengan orang
lain yang melintasi jalan tersebut.
Akibat Cuaca
44. Hujan deras
Hujan deras akan menyebabkan jalan licin dan jarak pandang pengemudi
berkurang. Apabila terjadi dan pengemudi tidak dapat mengendalikan laju
kendaraannya dengan baik maka akan memacu timbulnya kecelakaan
baik kecelakaan perseorangan maupun melibatkan kendaraan atau orang
lain.
45. Kabut
Kabut timbul setelah hujan deras atau pada wilayah pegunungan. Kabut
dapat menghalangi pandangan pengemudi sehingga mengakibatkan ia
kehilangan kendali saat mengemudikan kendaraannya. Hal ini dapat
memicu kecelakaan.
Akibat hambatan samping di Jalan
46. Adanya pasar tumpah
Pasar tumpah yang memenuhi trotoar atau bahkan sampai pada badan
jalan menyebabkan kendaraan yang melintas kesulitan dalam bergerak
sehingga akan memicu banyak konflik antar pengendara maupun dengan
orang disekitarnya.
47. Adanya proyek pembangunan jalan
Proyek pembangunan jalan apabila tidak diberi rambu peringatan ataupun
tanda dapat memicu timbulnya kecelakaan lalu lintas baik faktor kelalaian
pengendara maupun akibat konflik dengan pengendara lain.
48. Adanya kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan sering kali mengakibatkan
kemacetan karena banyak orang yang ingin menyaksikan kejadian
tersebut. Hal ini dapat memicu terjadinya kecelakaan berikutnya atau
yang biasa kita sebut kecelakaan beruntun.
49. Adanya demo
Demo atau aksi massa yang turun ke jalan dapat menyebabkan timbulnya
kecelakaan dikarenakan kondisi jalan akan menjadi padat sehingga rawan
menimbulkan konflik antar pengendara maupun dengan pendemo.
50. Adanya parkir liar
Kendaraan yang diparkir secara liar pada badan-badan jalan padahal
disekitarnya tidak boleh ada kendaraan yang parkir akan menyebabkan
konflik baru antara pengemudi dengan kendaraan lain yang terparkir
tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan disebabkan oleh banyak faktor.
Namun pada dasarnya terdapat 4 faktor yaitu meliputi faktor manusia, faktor
kendaraan, faktor jalan dan lingkungan.
Secara spesifik faktor jalan dan lingkungan juga memberikan pengaruh
cukup besar terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas terutama di jalan. Tingkat
kecelakaan yang terjadi tiap tahunnya terus bertambah mengingat kondisi
jalan dan lingkungan yang juga semakin memburuk. Hal ini menjelaskan
bahwa keadaan jalan dan lingkungan memiliki peran penting terhadap tingkat
keselamatan pengendara.
Dari segi faktor jalan dan lingkungan itu sendiri, terdapat faktor-faktor
penyebab semakin bertambahnya tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi,
yaitu meliputi kurangnya perlengkapan jalan
Dengan demikian, terdapat banyak sekali kendala maupun dampak yang
dapat ditimbulkan terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor
jalan dan lingkungan.
3.2 Saran
Mengingat kondisi jalan dan lingkungan yang tidak mungkin lepas dari
perubahan kondisi, sebaiknya petugas yang bertanggung jawab mengawasi jalan
lebih memperhatikan kondisi jalan, sehingga bila terjadi kendala-kendala seperti
kerusakan maupun faktor lain seperti banjir atau yang lain yang dapat
mengganggu kondisi jalan dapat segera diatasi.
Untuk pengguna sarana transportasi jalan, sebaiknya juga lebih
memperhatikan rambu dan marka jalan. Termasuk juga lebih waspada dan hati-
hati selama berkendara, sehingga bila kondisi jalan maupun lingkungan tidak
cukup baik, pengendara tidak akan mendapatkan resiko kecelakaan.
Perlunya partisipasi warga dalam perawatan dan pemeliharaan lingkungan
serta dibutuhkannya kebijakan pemerintah dalam melakukan pembangunan
prasarana transportasi.
top related