evaluasi pengelolaan drainase kota banda...
Post on 06-Feb-2018
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 12 Pages pp. 11- 22
11 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
EVALUASI PENGELOLAAN DRAINASE KOTA BANDA
ACEH SECARA TERPADU
Yuswar1, Alfiansyah Yulianur BC2, Renni Anggraini3 1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3) Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Email: yuswar.sipil@gmail.com
Abstract : Drainage system in Banda Aceh, the Capital city of Aceh Province, currently expected to
have a good system. However, the topographical city condition is one challenge in the
development urban drainage system planning where most of the city lands has an average
elevation of +1.00 m above sea level. The research located at Kuta Alam sub district, with the
case study area at Gampong Keuramat and Gampong Laksana. The problem issues are:
development/land use at the case areas has exceeded the carrying capacity of the drain that
visually reviewed during the rainy season; And, the drainage system management of these
areas are not maximal as well. Therefore need to be evaluating the drainage system
management based on several aspects, which are: technical aspect of urban drainage system,
institutional aspect, and community participation. The analyses methods that use in the
research are univariate and bivariate analyzes. Variables used are: Institutional performance,
development management, government roles in encouraging community participation, the
functional and conditional of drainage operating system, and community participation.
Analyzes results are drain analyzes and questionnaire analyzes. The result study conclusions
and suggestions are: the drainage system performance at Gampong Keuramat and Gampong
Laksana are not functionally used, therefore need to be rehabilitating and redesigning the
drainage by considering the ground water, drainage surface water elevation, and also the river
elevation so that the preservation of ground water can be maintained. And, The drainage
system management at the research areas are not maximal as well, it need to be evaluating the
drainage management considering the planning, implementation, maintenance, to monitoring
and evaluations by involving the community so as to create participation in maintaining and
managing the drainage in the area where they live.
Keywords : management, maintenance, drainage, system, evaluation.
Abstrak : Sistem drainase di Kota Banda Aceh, Ibukota Provinsi Aceh, saat ini telah
mempunyai sistem drainase, namun kondisi topografi menjadi tantangan dalam perencanaan
drainase dimana sebagian besar dari wilayah Kota Banda Aceh mempunyai ketinggian rata-rata
+1,00 m di atas permukaan laut. Lokasi yang menjadi penelitian adalah Kecamatan Kuta Alam,
studi kasus kawasan gampong Keuramat dan gampong Laksana. Permasalahan pada wilayah
kajian adalah: Pengembangan/penggunaan lahan pada kawasan penelitian sudah melebihi daya
dukung saluran drainase ditinjau secara visual pada saat musim penghujan; dan, Pengelolaan
sistem drainase di kawasan penelitian belum berjalan secara maksimal. Untuk itu perlu
dilakukan evaluasi pengelolaan sistem drainase ditinjau dari beberapa aspek, yaitu aspek teknis
kinerja sistem drainase perkotaan; aspek kelembagaan; dan peranserta masyarakat. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
Variabel yang digunakan yaitu: kinerja kelembagaan, manajemen pembangunan, peran
pemerintah daerah dalam mendorong peranserta masyarakat, kondisi dan fungsi operasional
drainase dan peranserta masyarakat. Analisis hasil penelitian meliputi analisis saluran dan
analisis kuesioner. Hasil penelitian berupa kesimpulan dan saran yaitu kinerja sistem drainase
di gampong Keuramat dan gampong Laksana belum berfungsi secara optimal, maka diperlukan
redesign dan rehabilitasi saluran dengan cara memperhatikan kedalaman air tanah dan,
pengelolaan sistem drainase di kawasan penelitian yang belum maksimal, perlu dilakukan
evaluasi pengelolaan drainase dengan manajemen perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan
hingga monitoring dan evaluasi dengan melibatkan masyarakat, sehingga tercipta partisipasi
dalam memelihara dan mengelola drainase di wilayah tempat tinggalnya.
Kata kunci : evaluasi, pengelolaan, pemeliharaan, drainase.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 12
PENDAHULUAN
Jaringan drainase yang berada di kawasan
Gampong laksana dan gampong keuramat
umumnya sudah ditunjang oleh sistem jaringan,
perencanaan dan pembangunan jaringan drainase
yang sudah optimal. Akan tetapi banyak terdapat
saluran yang permukaannya ditutup oleh penduduk
setempat, kondisi ini menyebabkan kawasan
Gampong ini rawan banjir, terutama pada saat
musim hujan yang berkepanjangan. Pada lokasi
penelitian terdapat drainase eksisting terbuat dari
beton umumnya berbentuk segiempat, sebagian
besar saluran drianase berupa saluran terbuka,
sehingga di drainase pada daerah penelitian ini
terdapat banyak sampah menumpuk di dalam
saluran yang dapat menghambat aliran air,
sedangkan di tepi saluran ada yang masih berupa
tanah yang di tumbuhi rumput dan ada juga yang
telah dibeton.
Sistem drainase di Kota Banda Aceh,
Ibukota Provinsi Aceh, saat ini diharapkan
mempunyai sistem drainase yang baik. Akan tetapi,
kondisi topografi kota menjadi tantangan dalam
pembangunan sistem drainase yang baik. Sebagian
besar dari wilayah kota Banda Aceh mempunyai
ketinggian rata-rata +1,00 m di atas permukaan laut,
sedangkan pasang surut muka air laut berfluktiasi
antara –0,60 m sampai +0,80 m, dan muka air
banjir sungai Krueng Aceh adalah di atas ketinggian
rata-rata wilayah kota. Dengan kondisi topografi
tersebut maka akan mengalami kesulitan apabila
jaringan drainase kota Banda Aceh dioperasikan
sepenuhnya dengan sistem gravitasi.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pengertian Drainase
Istilah drainase berasal dari Bahasa
Inggris drainage, yang artinya pengeringan.
Dalam konteks teknik sipil, istilah drainase
digunakan untuk menyatakan sistem
penanganan masalah kelebihan air yang
disebabkan oleh air hujan, air sungai, pasang
surut air laut serta air limbah domestik dan air
limbah industri. Drainase menurut Suripin
(2004), diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas. Drainase menyangkut tidak
hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Zona pelayanan drainase perkotaan
Zona pelayanan drainase adalah suatu
zona yang memiliki jaringan drainase mulai
dari hulu hingga ke satu muara pembuang
tersendiri sehingga jaringan drainasenya
terpisah dengan jaringan drainase zona
pelayanan lainnya. Zona pelayanan terdiri dari
satu atau lebih zona aliran. Zona aliran adalah
zona yang dibatasi oleh batas-batas topografi
sehingga air yang menggenanginya tidak
membebani zona aliran lainnya (Suripin, 2004).
Hubungan antara Tutupan Lahan dengan
Limpasan (Run Off)
Hubungan antara tutupan lahan dengan
limpasan (run off), yaitu tutupan lahan di
kawasan resapan dapat mempengaruhi besar
kecilnya limpasan air. Seperti 10% tutupan
lahan di kawasan resapan dapat menyebabkan
degradasi aliran (Asdak, 2010).
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
Perencanaan Dimensi Saluran
Menurut Yulianur (2008), ada banyak
rumus yang diciptakan secara empiris yang
merumuskan hubungan air hujan dengan
limpasannya. Untuk perencanaan drainase
perkotaan digunakan rumus rasional modifikasi
sebagai berikut:
Q = 0.278.C.Cs.I.A ................................ (2.1)
Dimana :
Q : Debit rencana (m3/det)
C : Koefisien aliran (bernilai 0 dan 1,
tergantung lahan yang menampung
intensitas hujan/limpasan)
Cs : Koefisien tampungan
I: Intensitas hujan selama waktu konsentrasi
(mm/jam)
A : Luas daerah aliran (km2)
Populasi dan Sampel
Menurut Noor (2012), populasi
digunakan untuk menyebutkan seluruh
elemen/anggota dari suatu wilayah yang
menjadi sasaran penelitian atau merupakan
keseluruhan dari objek penelitian.
Menurut Nazir (2011), sampel adalah
bagian dari populasi. Penentuan jumlah sampel
ditentukan dengan rumus Slovin (Noor, 2012) :
n = ............................................ (1)
Dimana :
n = Jumlah elemen/anggota sampel;
N = Jumlah elemen/anggota populasi;
e = Error level (tingkat kesalahan).
Uji Validitas
Ada dua syarat penting yang berlaku
pada sebuah angket/kuesioner, yaitu keharusan
sebuah angket/kuesioner untuk valid dan
reliabel (Sugiyono, 2007). Suatu angket
dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu
angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh angket tersebut.
Sedangkan suatu angket dikatakan reliabel
(andal) jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
Untuk menguji validitas dihitung dengan
menggunakan teknik Scale Analyze pada SPSS
(Statistical Product and Service Solution) ver.
16, dimana nilai Corrected item total
correlation harus lebih besar dari r tabel (r
hitung > r tabel) untuk menyatakan bahwa tiap-
tiap pertanyaan dari angket/kuesioner dianggap
valid.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
apakah pertanyaan pada suatu angket mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh angket tersebut (Sugiyono, 2007).
Rumus yang digunakan untuk menilai adalah
Corrected item total correlation dalam Scale
Analyze, dengan ketentuan :
a. Jika nilai r hitung > r tabel, maka
dinyatakan valid
b. Jika nilai r hitung < r tabel, maka
dinyatakan tidak valid.
c. Nilai r tabel untuk 100 responden =
0,1286
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 14
Uji Reliabilitas
Analisis reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa instrumen cukup dapat
dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data (Arikunto, 2006). Analisis
reliabilitas yang umumnya digunakan adalah
analisa Cronbach’s Alpha. Adapun pengujian
dengan menggunakan koefisien Cronbach’s
Alpha harus lebih besar atau sama dengan 0,6
yaitu nilai yang dianggap dapat menguji andal
tidaknya kuesioner yang digunakan.
Uji realibilitas dilakukan untuk
mengetahui apakah jawaban responden
terhadap pertanyaan adalah konsisten dari
waktu ke waktu (Sugiyono, 2007). Rumus yang
digunakan adalah Cronbach’s Alpha sebagai
berikut:
.............................. (2)
Keterangan:
ri = realibilitas instrumen;
k =banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal;
= jumlah varians butir;
σt2 = varians total.
Rumus untuk varians butir dan varians total:
............................ (3)
.................................... (4)
Dimana :
Jki = jumlah kuadrat seluruh butir
Jks = jumlah kuadrat subjek
Berdasarkan rumus diatas, maka uji
realibilitas ditetapkan dengan kriteria keputusan
sebagai berikut:
a. Jika nilai α hitung > α tabel, maka
dinyatakan reliabel
b. Jika nilai α hitung < α tabel, maka
dinyatakan tidak reliabel.
c. Nilai α tabel = 0,6
Uji Chi-square
Pengertian chi-square adalah sebuah uji
hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi
observasi dengan frekuensi harapan yang
didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap
kasus atau data . Chi-square adalah pengujian
hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi
sampel yang benar–benar terjadi (Harinaldi.
2005). UjiChi - square adalah
teknik analisis melalui SPSS yang digunakan
untuk menentukan perbedaan frekuensi
observasi dengan frekuensi ekspektasi atau
frekuensi harapan suatu kategori tertentu. Uji
ini dapat dilakukan pada data frekuensi (adapun
kegunaan dari uji Chi-Square, adalah Ada
tidaknya asosiasi antara 2 variabel Kaidah
keputusan :
- Jika Chi-square hitung<Chi-quare tabel,
maka H0 diterima. Artinya data
berdistribusi normal.
- Jika Chi-square hitung>Chi-square tabel,
maka H0 ditolak. Artinya data tidak
berdistribusi normal
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
15 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan secara singkat
mengenai penyajian prosedur yang berkaitan
dengan pokok permasalahan
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di
Gampong Keuramat dan Gampong Laksana
Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.
Batasan wilayah penelitian : (a). Utara: Jalan
Pocut Baren ; (b). Barat: Jalan Tgk. Panglima
Polem; (c). Selatan: Jalan Teuku Nyak Arief;
(d). Timur: Jalan Syiah Kuala
Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari kajian literatur,
instansi terkait dan hasil observasi lapangan.
Adapun kebutuhan datanya adalah :
a. Data primer merupakan data dasar yang
dibutuhkan yang diperoleh dari lapangan,
mencakup:
1) Data observasi lapangan, yaitu
pengumpulan data langsung pada
obyek yang akan diteliti melalui
pengamatan, pengukuran dan
pencatatan langsung terhadap sistem
saluran drainase di kawasan studi..
2) Penyebaran Angket (kuesioner), yaitu
teknik pengumpulan data dengan
menggunakan daftar
3) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada pihak terkait yang
terdiri dari kepala desa gampong
keuramat dan gampong laksana, camat
kecamatan Kuta Alam, Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Kota Banda Aceh dan
Dinas Cipta Karya Aceh.
b. Data sekunder yang di peroleh dari instansi
terkait, terdiri atas : Data curah hujan, peta
topografi, peta jaringan drainase, peta
pemanfaatan lahan.
Penentuan Jumlah Sampel
Rancangan kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini, adalah Populasi dan
Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di
kawasan penelitian yang mencakup Kampung
Kramat dengan jumlah penduduk 4.648 jiwa
dan Kampung Laksana dengan jumlah
penduduk 8.947 jiwa. Dengan asumsi nilai
presisi/tingkat kesalahan 0,1 (tingkat
kepercayaan yang diinginkan 90%), maka
jumlah seluruh sampel yang dibutuhkan pada
penelitian ini adalah:
Metode Analisis
Data yang dikumpulkan akan di analisa
dengan menggunakan metode analisa :
a. Analisis univariat
Untuk menjelaskan distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel
(kinerja kelembagaan, manajemen
pembangunan, upaya pemerintah daerah
mendorong peran serta masyarakat/swasta,
kondisi, fungsi dan operasi pemeliharaan
drainase, peran serta masyarakat dalam
perencanaan, peran serta masyarakat dalam
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 16
pelaksanaan, peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan).
b. Analisis bivariat
Untuk menjelaskan hubungan antara
variabel peran serta masyarakat dengan
variabel kondisi sosial ekonomi dan
budaya. Analisis data dan pengujian
hipotesis penelitian yang digunakan adalah
uji chi square. Adapun variabel yang yang
dibandingkan, yaitu :
1. kinerja kelembagaan dan peran serta
masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan;
2. manajemen pembangunan dan peran serta
masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan;
3. upaya pemerintah daerah mendorong
peran serta masyarakat/swasta dan peran
serta masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan;
4. kondisi, fungsi dan operasi pemeliharaan
drainase dan peran serta masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan
pemeliharaan.
Proses Pengolahan Data
Proses pengv\olahan data yang dilakukan
terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengolahan
data yang berasal dari hasil observasi lapangan
terhadap saluran drainase dan pengolahan data
yang berasal dari hasil penyebaran kuesioner
terhadap responden yang telah ditetapkan
sebagai sampel penelitian. Pengolahan data
dilakukan beberapa tahap, yaitu: 1) pengolahan
data debit penampang saluran (Qs), terdiri dari
perhitungan luas penampang saluran (As),
keliling basah saluran (P), jari-jari hidrolis (R),
slope saluran (S), kecepatan rata-rata aliran di
dalam saluran (V), debit penampang saluran
(Qs); 2) pengolahan data debit rencana (Qt),
terdiri dari perhitungan luas lahan di daerah
aliran, total luas lahan (A), koefisien aliran (C),
slope (So), jarak yang ditempuh aliran di dalam
saluran ke tempat pengukuran (L1), inlet time
ke saluran terdekat (To), conduit time sampai ke
tempat pengukuran (Td), waktu konsentrasi
(Tc), koefisien tampungan (Cs); 3) pengolahan
data hasil kuesioner dengan menggunakan
SPSS.
Analisis Hasil Penelitian
Analisis saluran
Analisis yang digunakan adalah analisis
zona pelayanan drainase dengan melakukan
analisis limpasan yang memperhitungkan debit
saluran (Qs) dan debit aliran rencana (Qt),
dengan ketentuan teknis debit penampang
saluran (Qs) dapat menampung debit rencana
(Qt) atau Qs≥Qt.
Analisis kuesioner
Analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Hasil analisis disajikan dalam bentuk
tabulasi silang (crosstab). Tabulasi silang
adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui kombinasi nilai-nilai yang berbeda
dari dua variabel atau lebih dengan menghitung
harga-harga statistik berserta ujinya. Data dari
tiap variabel dikelompokkan dalam beberapa
kategori, dimana dari setiap kategori tersebut
diberi skor untuk mempermudah perhitungan.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
17 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
Kemudian variabel-variabel yang akan
diidentifikasi hubungannya disusun dalam baris
dan kolom. Selanjutnya dilakukan uji chi square
untuk melihat ada atau tidak, kuat atau
lemahnya hubungan antara dua variabel.
HASIL PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kawasan Penelitian
Wilayah penelitian adalah seluas 468 Ha
(4,68 km2), terdiri dari Gampong Laksana
seluas 213 Ha dan Gampong Keuramat seluas
255 Ha. Jumlah penduduk dilokasi penelitian
terdiri dari desa Gampong Laksana sebanyak
4.648 jiwa, sedangkan di desa Gampong
Keuramat 8.947 jiwa. Penggunaan lahan di 2
(dua) kawasan ini di dominasi oleh penggunaan
lahan untuk pemukiman. Keadaan jalan
umumnya telah teraspal baik. Demikian pula
halnya dengan keadaan saluran/drainase,
umumnya sudah permanen (beton) dengan
sistem terbuka dan tertutup Setiap zona
pelayanan terdiri dari beberapa jaringan
drainase disebut daerah aliran, dan tiap-tiap
daerah aliran memiliki ruas aliran. Strategi
untuk menetapkan zona pelayanan drainase
berdasarkan blok-blok pemukiman yang telah
ada. Berdasarkan strategi penetapan zona
pelayanan drainase tersebut, maka zona
pelayanan di wilayah penelitian yang dihasilkan
terdiri dari 7 (tujuh) zona, yaitu:
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 18
zona Daerah
pelayanan aliran km2 Ha
I 1 0.2448 24.48
2 0.0492 4.92
3 0.0742 7.42
4 0.068 6.8
5 0.0518 5.18
6 0.0668 6.68
7 0.05 5
8 0.0466 4.66
9 0.0566 5.66
10 0.0776 7.76
11 0.0758 7.58
12 0.0922 9.22
Luas Lahan Zona Pelayanan I 0.9536 95.36
II 1 0.0592 5.92
2 0.078 7.8
3 0.0578 5.78
4 0.0796 7.96
5 0.0556 5.56
6 0.0768 7.68
7 0.0508 5.08
Luas Lahan Zona Pelayanan II 0.4578 45.78
zona Daerah
pelayanan aliran km2 Ha
III 1 0.085 8.5
2 0.0728 7.28
3 0.0818 8.18
4 0.062 6.2
5 0.0645 6.45
6 0.0909 9.09
Luas Lahan Zona Pelayanan III 0.457 45.7
IV 1 0.53475 53.475
2 0.0233 2.33
Luas Lahan Zona Pelayanan IV 0.55805 55.805
V 1 0.0554 5.54
2 0.0596 5.96
3 0.0442 4.42
4 0.1073 10.73
5 0.0618 6.18
6 0.0324 3.24
7 0.033 3.3
8 0.0556 5.56
9 0.042 4.2
10 0.045 4.5
11 0.12765 12.765
12 0.03 3
13 0.136 13.6
Luas Lahan Zona Pelayanan V 0.82995 82.995
VI 1 0.0374 3.74
2 0.0404 4.04
3 0.0576 5.76
4 0.0468 4.68
5 0.0708 7.08
6 0.0426 4.26
7 0.0948 9.48
8 0.065 6.5
9 0.0328 3.28
10 0.032 3.2
11 0.0656 6.56
12 0.0446 4.46
13 0.0668 6.68
14 0.087 8.7
Luas Lahan Zona Pelayanan VI 0.7842 78.42
zona Daerah
pelayanan aliran km2 Ha
VII 1 0.1524 15.24
2 0.0596 5.96
3 0.06 6
4 0.0474 4.74
5 0.0712 7.12
6 0.0566 5.66
7 0.0504 5.04
8 0.1418 14.18
Luas Lahan Zona Pelayanan VII 0.6394 63.94
TOTAL LUAS LAHAN 4.68 468
luas
luas
luas
Kinerja Drainase
Hasil analisis debit penampang saluran (Qs)
Hasil analisis debit penampang saluran
(Qs) eksisting di wilayah penelitian
menunjukkan debit yang terjadi berkisar antara
0,034 m3/detik sampai dengan 0,946 m3/detik,
terjadi dibeberapa zona diantaranya pada zona
pelayanan V (daerah aliran 1, ruas saluran
nomor 2-3) dan zona pelayanan III (daerah
aliran 5. ruas saluran nomor 3-4 ).
Debit penampang saluran terkecil terjadi
pada pada zona pelayanan V (daerah aliran 1,
ruas saluran nomar 2-3) yaitu sebesar 0,034
m3/detik dengan kecepatan aliran adalah 0,323
m/detik. Panjang saluran adalah 96 m dengan
lebar pernukaan bawah serta lebar permukaan
atas adalah 0,30 m berbentuk saluran drainase
segiempat.
Sedangkan debit terbesar terjadi zona
pelayanan III (daerah aliran 5. ruas saluran
nomor 3-4 ) yaitu sebesar 0,946 m3/detik
mengalir dengan kecepatan aliran hanya 0,846
m/detik pada saluran drainase berbentuk
segiempat dengan lebar permukaan atas dan
lebar permukaan bawah saluran adalah 1,27 m.
Panjang salurannya adalah 157 m.
Pada zona penelitian kondisi saluran
sudah memadai untuk mengaliri pembuangan
air akan tetapi beberapa saluran ditutup pada
bagian atas dan sedimentasi ke arah hilir
menyebabkan aliran ba1ik (back water). Aliran
balik ini pada akhirnya akan meluap ke jalan
dan wilayah sekitarya yang lebih rendah
sehingga menyebabkan banjir. Pias saluran
yang mengalami kondisi ini perlu diredesign
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
19 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
agar tidak teriadi luapan air dari saluran, tidak
merusak jalan dan bangunan serta fasilitas
perkotaan akibat genangan banjir yang
ditimbulkannya
Hasil analisis debit rencana (Qt)
Debit rencana dihitung berdasarkan
Rumus Rasional yang mejelaskan hubungan air
hujan dengan limpasannya. Hasil perhitungan
menunjukkan debit maksimum yang akan
dialirkan oleh saluran drainase untuk mencegah
terjadinya genangan antara 0,0367 m3/detik
(zona pelayanan I, daerah aliran 5, ruas
saluran22-21) sampai 5,1437 m3/detik (zona
pelayanan III, daerah aliran l, ruas saluran 3-2).
Debit rencana yang besar dipengaruhi oleh luas
daerah aliran, koefisien tampungan besar dan
intensitas hujan tinggi.
Kapasitas debit saluran (Qs) terhadap debit
rencana (Qt)
Debit rencana yang teijadi akan
mempengaruhi dimensi saluran yang ada.Jika
Qs≥Qt, maka dimensi saluran masih dapat
menampung debit rencana, sedangkan jika
Qs<Q1, maka dimensi salumn yang ada tidak
mampu menampung debit rencana, sehingga
perlu pereneanaan ulang untuk dimensi saluran
tersebut. Hasil analisis Qt menghasilkan
sebagian besar ruaas saluran di kawasan
penelitian membutuhkan redesign terhadap
dimensi saluran, diantaranya diperlebar atau
diperdalam agar dapat menampung debit
maksimum atau debit rencana Qt. Kondisi ini
teijadi dikarenakan kawasan penelitian
mengalami perubahan penggunaan lahan
menjadi kawasan pada perrnukirnan. Hasil
analisis Qt juga menunjukkan, bahwa hanya
beberapa ruas saluran di zona pelayanan yang
tidak perlu redesign atau relatif aman.
Redesign saluran membutuhkan lahan
jika dilakukan memperlebar saluran. Untuk itu
ditempuh dengan cara memperdalam saluran
dengart memperhatikan kedalaman air tanah
untuk menjaga kelestarian air tanah. selain itu
perlu juga memperhatikan elevasi muka air
saluran dan elevasi sungai pada muara
pembuang. Terhadap dimensi saluran yang
perlu di redesign, maka strategi yang perlu
dilakukan: 1) saluran dapat dilebarkan, jika
tersedia lahan. 2) saluran diperdalam jika lahan
tidak tersedia.Strategi lainnya yang dapat
dilakukan tanpa redesign adalah
memperpanjang lintasan saluran, jika tersedia
cukup lahan tanpa merubah dimensi saluran
yang ada. tetapi ada biaya pembebasan lahan.
Untuk wilayah penelitian, kondisi saluran yang
cukup memprihatinkan dan terjadi genangan
banjir, maka ke-3 (tiga) strategi tersebut perlu
dilakukan.Berdasarkan hasil perhitungan debit
saluran (Qs) dan debit puncak (Qt), terbukti
bahwa kinerja sistem drainase di wilayah
penelitian belum berfungsi maksirnal, dimana
diketahui saluran draiuase di kawasan
penelitian memiliki dimensi saluran yang sesuai
(aman).
Kinerja Manajemen Drainase
Kondisi pengelolaan drainase dianalisis
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada
masyarakat yang berdomisili di wilayah
penelitian dan hasil wawancara dari 5 orang key
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 20
informant. Penyebaran kuesioner di lakukan
terhadap 100 responden dan wawancara 5 orang
key informant untuk mengetahui kinerja
terhadap pengelolaan drainase yang ada di
wilayah penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian , diketahui
bahwa :
1. Kinerja sistem drainase di Gampong
Keramat dan Gampong Laksana Belum
berfungsi maksimal, hal ini di ketahui
Berdasarkan hasil hitung debit saluran (Qs)
dan debit puncak (Qt) menunjukkan bahwa
saluran drainase di kawasan ini sepanjang
7.567m (80%) aman dan harus dilakukan
redesign sepanjang 4.278m (20 %).
2. Pengelolaan sistem drainase di kawasan
penelitian ini belum maksimal , hal ini
diketahui dari hasil analisis bivariat yang
menunjukan bahwa kinerja kelembagaan ,
manajemen pembangunan dan operasi
pemeliharaan saluran drainase tidak
berjalan sebagaimana mestinya dan
peranserta masyarakat dalam pengelolaan
drainase juga masih rendah.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
21 - Volume 4, No. 2, Mai 2015
3. Upaya peningkatan manajemen yang dapat
dilakukan dikawasan ini melipuit :
Melakukan revisi dan penataan ulang
kembali terhadapkelembagaan,pengelolaan
sistem drainase, Pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia
untuk pengelolaan sistem drainase, dan
Pemberdayaan masyarakat untuk
pengelolaan sistem drainse.
Saran
Saran yang dapat disampaikan :
1. Perlu dilakukan redesign dan rehabilitasi
saluran yang ada dikawasan penelitian,
redesign saluran dilakukan dengan cara
memperdalam saluran dengan
memperhatikan kedalaman air tanah,
elevasi muka air saluran dan elevasi sungai
agar kelestarian air tanah dapat terjaga.
2. Pemerintah banda aceh perlu melakukan
evaluasi pengelolaan drainase di kawasan
penelitian terkait dengan manajemen
perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan
hingga monitoring dan evaluasi agar
masyarakat dapat berpartisipasi dalam
memelihara dan mengelola drainase di
wilayahnya.
Buku
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.
Asdak, C, 2010, Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, 2001, Pedoman Pemanfaatan
Ruang Kawasan Bencana Banjir dan
Longsor.
Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statiistik Untuk
Teknik dan Sains. Jakarta : Erlangga
Kodoatie, R.J. dan Sjarief, R., 2008,
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu,
Andi Offset, Jakarta.
Muttaqin, 2006, Kinerja Sistem Drainase Yang
Berkelanjutan Berbasis Partisipasi
Masyarakat (Studi Kasus Di Perumahan
Josroyo Indah Jaten Kabupaten
Karanganyar), Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.Semarang.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Jurnal
Yulianur, A. BC, 2008, Perencanaan Drainase
Perkotaan Sehingga Mempertumbuhkan
Pola Jaringan Yang Dapat Mereduksi
Debit Puncak, Jurnal Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Unsyiah, Volume 6
Tahun VI, 2008.
Yulianur, A. BC, 2011, Evaluasi Kinerja
Drainase Kota Banda Aceh dan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemeliharaannya, Jurnal Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Unsyiah, Volume 1, No.
I, 2011.
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 22
Web
Solihin, D., 2005,, ‘Manajemen Pembangunan
Teori dan Praktek di Indonesia’. Dilihat
2 November 2014,
http://www.docstoc.com/docs/18825151/
Manajemen-Pembangunan-Teori-dan-
praktek-di-indonesia.
top related