evaluasi kinerja online - gerai otomatisasi kementerian
Post on 16-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian sesuai Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2015 mempunyai tugas
koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian
kebijakan di bidang perekonomian. Adapun
keluaran Kemenko Perekonomian adalah
rekomendasi kebijakan atas hasil koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan
terkait isu bidang perekonomian. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko
Perekonomian menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dengan kementerian koordinator lainnya
maupun dengan kementerian/lembaga lain
terkait. Prinsip tersebut diarahkan untuk
mencapai sasaran strategis Kemenko
Perekonomian, yaitu : a) Terwujudnya sinkronisasi
dan koordinasi kebijakan perekonomian,
b) Terwujudnya pengendalian kebijakan
perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelolah
pemerintahan yang baik. Indikator Kinerja Utama
pengukur keberhasilan atau tercapainya sasaran
strategis adalah :
Target Indikator kinerja dapat tercapai melalui
berbagai kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, serta
pengendalian kebijakan bidang perekonomian yang
menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk
mendorong atau ditindaklanjuti menjadi rancangan
peraturan perundang-undangan baru (IKU 1) atau
perubahan (IKU 2). Tahun 2015 keberhasilan
rekomendasi atas kegiatan koordinasi/sinkronisasi
yang terimplementasi (IKU 1) dihitung dari target 54 Rancangan Peraturan per-UU-an Baru, terealisasi
57.
Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru
yang dihasilkan dikelompokkan kedalam 4 tema
sebagai bagian menterjemahkan
Nawa Cita butir 6 dan 7. Keempat
tema tersebut adalah guna
memenuhi harapan stakeholder
dan telah ditetapkan dalam Peta
Strategi Kemenko Bidang
Perekonomian. Rincian capaian
IKU 1 berdasarkan rumpun tema
tampak pada Grafik diatas.
Terwujudnya pengendalian
kebijakan perekonomian
merupakan implementasi fungsi
pengendalian atas pelaksanaan
kebijakan bidang perekonomian
oleh K/L yang menghasilkan
rekomendasi yang berimplikasi pada Rancangan
perubahan Peraturan Perundangan yang ada.
Target 9 RPP (Perubahan) dapat terealisasi 19.
Tingginya realisasi disebabkan adanya amanat
klusterisasi kebijakan perekonomian berupa Paket
Kebijakan Ekonomi I sampai dengan VIII. Sasaran
14
iii
Belanja Pegawai 70,27%
Belanja Barang 71,23%
Belanja Modal 49,34%
Paket Kebijakan Ekonomi ini adalah: Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi; Peningkatan Daya Beli
Masyarakat; Peningkatan daya saing industri dan
perluasan basis produksi nasional; dan Peningkatan
Ekspor.
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik dilihat dari IKU tingkat kinerja manajemen
Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja
Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis
kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang
Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui
peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam
koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian
sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan
perekonomian (deregulasi).
Nilai realisasi kinerja manajemen Kementerian adalah
80 yang termasuk dalam klasifikasi tingkat 3 (Baik).
Sementara target yang telah ditetapkan adalah
(sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut
dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan yang masih
dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada
tahun 2016.
Realisasi anggaran Tahun 2015 adalah
RP232.502.677,- atau sebesar 70,63% dari total
pagu Rp 329.204.232,00. Hal ini mengalami
peningkatan dibandingkan dengan realisasi belanja
tahun 2014 sebesar 69,80% dari total pagu
Rp293.100.133,-. Rincian Realisasi per Jenis Belanja,
tampak dalam grafik di atas.
Menyadari tantangan, persaingan, dan
harapan masyarakat yang tinggi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian akan terus
mengoptimalkan potensi yang ada untuk disinergikan
dengan seluruh Kementerian/Lembaga dalam
koordinasi, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Bisnis,
sehingga tercipta aturan dan arahan yang tepat
sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia lebih stabi, merata dan
terjaga kelangsungannya.
Target pertumbuhan ekonomi
2015 sebesar 5,6%, hanya dapat
tercapai 4.8% (YoY). Lemahnya
kondisi perekonomian global, yang
diikuti penurunan kinerja neraca
perdagangan, dan penurunan daya beli
masyarakat memberikan dampak pada
kondisi perekonomian secara umum,
Namun demikian, melalui partisipasi
aktif, koordinasi Kemenko Bidang
Perekonomian memberikan andil
positif, sehingga kondisi
perekonomian tidak mengalami krisis
yang parah, dan terhindar dari keterpurukan
yang dalam, walupun adanya tekanan ‘tapering
off’ Amerika, depresiasi nilai tukar Yen, yang
diikuti dengan melemahnya permintaan produk
ekspor ke Eropa. Paket-paket kebijakan Ekonomi
tahun 2015 diyakini akan membawa perbaikan di
tahun-tahun mendatang. Sehingga, tujuan Kemenko
Bidang Perekonomian untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, dan mewujudkan kinerja organisasi
yang baik, secara bertahap dapat tercapai.
Bab II
Perencanaan Kerja
Bab III
Akuntabilitas Kerja
1. Capaian Kinerja Organisasi 22
2. Analis Capaian Kinerja Organisasi Analisis Sasaran Strategis I 23
Analisis Sasaran Strategis II 33
Analisis Sasaran Strategis III 45
3. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu 47
4. Realisasi Anggaran 53
Bab IV Penutup
Penutup 57
Bab I
Pendahuluan
Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v Daftar Gambar vi
1. Latar Belakang Rencan 2
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi 3
3. Struktur Organisasi 4
4. Aspek Strategis Organisasi 5 5. Isu Strategis Organisasi 5
1. Rencana Strategis Kemenko Perekonomian Tahun 2015 -2019 11
2. Rencana Kerja 15
3. Perjanjian Kinerja 17
4. Pengukuran Kinerja 18
Lampiran – Lampiran I. Perjanjian Kinerja 2015 II. Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian
III. Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015 IV. Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan
V. Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu
VI. Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja
iv
Tabel 3.7 Realisasi Anggaran per Sasaran Strategis
Tabel 3.8 Realisasi Anggaran per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS
Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015
Tabel 2.1 Sasaran Strategis Kemenko Bidang Perekonomian Tahun 2015
Tabel 2.2 Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Tabel 3.1 Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kemenko Bidang Perekonomian
Tabel 3.2 Capaian IKU pada SS I
Tabel 3.3 Capaian IKU pada SS II
Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis
Tabel 3.5 Realisasi IKU dari Waktu ke Waktu
Tabel 3.6 Perbedaan SS dan IKU Tahun 2014 dan 2015
14
16
17
22
23
33
47
48
52
54
55
v
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Perekonomian 4
Gambar 2.1 Peta Strategis Tahun 2015 - 2019 Kemenko Bidang Perekonomian 13
Gambar 2.2 Fokus Program Kemenko Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015 16
Gambar 2.3 Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi 23
Gambar 3.1 Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU I) Kebijakan Perekonomian 24
Gambar 3.2 Rancangan Peraturan Perundang-undangan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilisasi dan
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015
25
Gambar 3.3 Ilustrasi Koordinasi Pembahasan Fasilitasi Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk penanaman
modal di bidang- bidang usaha tertentu dan/atau di Daerah – daerah tertentu
26
Gambar 3.4 Kemudahan Fasilitas Pajak 26
Gambar 3.5 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing 27
Gambar 3.6 Ilustrasi Koordinasi/Sinkronisasi Pembahasan Usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
28
Gambar 3.7 Sebaran Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 28
Gambar 3.8 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri
Tahun 2015
29
Gambar 3.9 Ilustrasi Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel 30
Gambar 3.10 Ilustrasi Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang Industri 30
Gambar 3.11 Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional 32
Gambar 3.12 Ilustrasi Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional 32
Gambar 3.13 Daftar Rancangan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam Rangka Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Perekonomian
34
Gambar 3.14 Peta Paket Kebijakan Ekonomi I - VIII 36
Gambar 3.15 Ilustrasi Koordinasi KUR 39
Gambar 3.16 Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan 46
Gambar 3.17 Contoh Aplikasi Berbasis Web Cascading IKU ke Level Individu/Indikator Kinerja Individu
pada Sasaran Kerja Pegawai (//skp.ekon.go.id)
51
Gambar 3.18 Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rpooo.ooo) Kemenko Bidang Perekonomian 53
Gambar 3.19 Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja Kemenko Bidang Perekonomian 53
Gambar 3.20 Realisasi Anggaran TA 2015 per Program 54
vi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
2
Agenda Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015 – 2019 menyebutkan bahwa salah satu dari tiga masalah pokok bangsa
terletak pada kelemahan sendi perekonomian. Hal ini ditandai dari masih belum
terselesainya masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah,
lemahnya infrastuktur dan ketergantungan dalam pangan, energi, utang luar negeri dan
keuangan. Kondisi perekonomian bangsa indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh
pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu.
Permasalahan perekonomian bangsa tersebut menuntut pemerintah untuk mampu
menghasilkan kebijakan guna mendukung stabilitas ekonomi.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai Peraturan Presiden Nomor
8 Tahun 2015 mempunyai tugas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan di
bidang perekonomian. Adapun keluaran Kemenko Perekonomian adalah rekomendasi
kebijakan atas hasil koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan terkait isu bidang
perekonomian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kemenko Perekonomian
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dengan kementerian
koordinator lainnya maupun dengan kementerian/lembaga lain terkait. Prinsip tersebut
diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Kemenko Perekonomian, yaitu : a)
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian, b) Terwujudnya
pengendalian kebijakan perekonomian, dan c) Terwujudnya tata kelola pemerintahan
yang baik.
Program Penataan Kabinet oleh Presiden Republik Indonesia Tahun 2015
menuntut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan penataan
organisasi dengan pendekatan isu strategis yang akan ditangani oleh Kemenko
Perekonomian. Transformasi Organisasi Kemenko Perekonomian dituangkan dalam
Peraturan Menteri Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diharapkan mampu
memperbaiki stabilitas perekonomian bangsa. Berbagai program dan kegiatan di bidang
perekonomian menjadi fokus koordinasi dan sinkronisasi, serta pengendalian
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna memenuhi tuntutan stakeholders
dan mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Laporan Kinerja tahun 2015 ini disusun sebagai laporan penyelenggaraan sistem
akuntabilitas kinerja dalam mendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
1.Latar Belakang
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
3
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi
dan tata kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, adalah sebagai berikut:
A. Kedudukan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden Republik Indonesia.
B. Tugas Pokok
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan
Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian.
C. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menyelenggarakan fungsi:
1) koordinasi dan sinkronisasi
perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait
dengan isu di bidang perekonomian;
2) pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kementerian/ Lembaga yang terkait
dengan isu di bidang Perekonomian;
3) koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian;
4) pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian;
5) pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Presiden.
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian dalam melaksanakan
tugas dan fungsi, mengkoordinasikan
Kementerian, sebagai berikut:
- Kementerian Keuangan;
- Kementerian PU dan Perumahan
Rakyat
- Kementerian Ketenagakerjaan;
- Kementerian Lingkungan Hidup &
Kehutanan;
- Kementerian Perindustrian;
- Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN;
- Kementerian Perdagangan;
- Kementerian Badan Usaha Milik
Negara;
- Kementerian Pertanian;
- Kementerian Koperasi dan UKM; dan
- Instansi lain yang dianggap perlu.
2.Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
4
Turunan Peraturan Presiden nomor
8 tahun 2015 adalah Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor
5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian. Susunan Eselon I
Kemenko Bidang Perekonomian, terdiri
dari: Sekretariat Kementerian
Koordinator; Deputi Bidang Koordinasi
Ekonomi Makro dan Keuangan; Deputi
Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian;
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan
Energi, Sumber Daya Alam, dan
Lingkungan Hidup; Deputi Bidang
Koordinasi Ekonomi Kreatif,
Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah; Deputi
Bidang Koordinasi Perniagaan dan
Industri; Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah; Deputi Bidang
Koordinasi Kerja Sama Ekonomi
Internasional; Staf Ahli Bidang Hubungan
Ekonomi dan Politik, Hukum, dan
Keamanan; Staf Ahli Bidang Hubungan
Ekonomi dan Kemaritiman; Staf Ahli
Bidang Hubungan Ekonomi dan
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah;
dan Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya
Saing Nasional.
Struktur organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hingga Unit
Eselon II dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
3. Struktur Organisasi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan bagian dari
penyelenggara pemerintah yang mempunyai peran strategis terhadap tercapainya
tujuan nasional khususnya di bidang perekonomian. Di dalam RPJMN 2015 – 2019,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diarahkan untuk mendukung kegiatan
prioritas nasional berupa:
a. Menstabilkan situasi ekonomi makro dan memperkuat struktur ekonomi.
b. Realokasi sumber daya untuk pemanfaatan yang lebih produktif, di bidang ekonomi
terutama percepatan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan dan
pembangunan industri,
c. Meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kepercayaan investor, serta
d. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi kemiskinan.
Fokus kegiatan pada prioritas nasional tersebut memberikan posisi strategis
Kemenko Bidang Perekonomian untuk memberikan rekomendasi kebijakan di bidang
perekonomian kepada Presiden dan Kementerian yang ada berada dalam koordinasi
Kemenko Bidang Perekonomian. Melalui tugas dan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian, Kementerian Koordinator melakukan rapat koordinasi/sinkronisasi,
monitoring serta evaluasi terhadap suatu isu kebijakan perekonomian. Kegiatan ini
diharapkan mampu memberikan arah kebijakan yang berkualitas dan efektif sehingga
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan
tujuan nasional. Sasaran Strategis yang dituju Kemenko Perekonomian dalam rangka
mewujudkan peran strategis tersebut di atas, adalah:
a. Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian
b. Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian
c. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik
Permasalahan di bidang perekonomian yang dihadapi bangsa Indonesia pada
tahun 2015 dinilai cukup kompleks. Hal ini menuntut Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian untuk responsif dalam mengkoordinasikan, mensinkronkan serta
mengendalikan kebijakan di bidang perekonomian. Dinamika perubahan lingkungan
strategis baik dari dalam maupun luar negeri memberikan pengaruh singnifikan
terhadap kondisi perekonomian nasional. Berikut dipetakan beberapa potensi
4. Aspek Strategis Organisasi
5. Isu Strategis Organisasi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
6
permasalahan perekonomian yang memerlukan fokus koordinasi/Sinkronisasi/
pengendalian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:
A. Target Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Target pertumbuhan ekonomi tahun
2015 sebesar 5.6%, meningkat jika
dibandingkan target 2014 yang sebesar
5.1%. Selain tantangan dari luar seperti
masih rendahnya kinerja ekspor sejalan
dengan lemahnya permintaan dunia,
juga diperlukan satu sinergisitas antara
pemangku kepentingan dalam
mewujudkan target pertumbuhan
ekonomi. Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian perlu
memperkuat kapasitasnya selaku
lembaga koordinator dan pengendalian
untuk meminimalkan ketidaksesuaian/
inkonsistensi antara rencana dengan
implementasi program/kegiatan
pembangunan, khususnya di bidang
perekonomian dan ketidaksesuaian
antar sektor, serta pemerintah pusat
dan daerah.
B. Ekonomi Makro dan Keuangan
Permasalahan kondisi ekonomi
makro dan keuangan yang dihadapi
tahun 2015 adalah sebagai berikut:
- Ketersediaan infrastruktur untuk
mendukung peningkatan
perkembangan ekonomi sangat
terbatas dan harus dapat
ditingkatkan.
- Penguatan struktur ekonomi,
berupa penguatan sektor primer,
sekunder dan tersier secara
terpadu, dengan sektor sekunder
sebagai penggerak utama
penguatan tersebut.
- Peraturan perundang-undangan
pusat dan daerah yang saling
tumpang tindih dan kontradiksi.
- Kapasitas SDM Indonesia masih
terbatas, ditandai dengan
rendahnya tingkat pendidikan dan
produktivitas pekerja Indonesia.
- Penerapan dan penguasaan
teknologi masih terbatas, sehingga
daya saing usaha tidak seperti yang
diharapkan.
- Kemampuan pembiayaan
pembangunan terbatas. Oleh
karena itu, penggalian sumber-
sumber penerimaan dan
mengefektifkan pengeluaran
pembangunan menjadi tantangan
yang harus dihadapi.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
7
C. Pangan dan Pertanian
Pembangunan pangan dan
pertanian, menghadapi masalah:
konversi lahan pertanian, terutama di
Jawa, Madura dan Bali yang terus
meningkat. Untuk itu, sistem pertanian
skala luas (food estate) harus dapat
segera direalisasikan, dan dibuka
kepada dunia usaha baik nasional,
swasta maupun asing, namun dengan
porsi dan pengaturan yang adil.
Ketersediaan pangan, melalui
peningkatan produksi pangan, sangat
penting bagi tercapainya stabilitas
harga pangan dan inflasi. Mengingat
komponen komoditi pangan memiliki
kontribusi signifikan dalam
pembentukan IHK.
Di bidang pembenihan, perlu
pengembangan pusat-pusat perbenihan
di tingkat petani maupun perusahaan
perbenihan yang memenuhi standard
kualitas perbenihan nasional maupun
global. Pembangunan pertanian juga
sangat penting bagi upaya
pengurangan kemiskinan di daerah
perdesaan yang sebagian besar
mengandalkan sumber pendapatannya
dari pertanian.
D. Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan yang dihadapi SDA dan LH antara lain adalah:
(1) ketergantungan pada bahan bakar fosil (batubara dan migas) sebagai sumber
energi; (2) pemanfaatan sumber energi terbarukan belum optimal; (3)
pengelolaan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang belum
optimal.
E. Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya saing KUKM
Pengembangan ekonomi kreatif mengalami beberapa masalah, yaitu:
(1) penyediaan sumber daya kreatif (orang kreatif) yang profesional dan kompetitif;
(2) penyediaan sumber daya pendukung yang berkualitas, beragam dan kompetitif;
(3) penguatan struktur industri yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam;
(4) penyediaan pembiayaan yang sesuai dan kompetitif; (5) perluasan pasar bagi
karya kreatif; (6) penyediaan infrastruktur teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan
(7) penguatan kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi faktor rendahnya daya saing ekonomi
kreatif Indonesia di tingkat global saat ini.
Dalam hal pengembangan UKM menghadapi permasalahan, antara lain: (1)
keterbatasan kapasitas kewirausahaan, manajemen dan teknis produksi; (2)
keterbatasan akses ke pembiayaan; dan (3) keterbatasan kapasitas inovasi, adopsi
teknologi dan penerapan standar. Aturan dan kebijakan yang ada saat ini juga belum
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
8
cukup efektif untuk memberikan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha bagi
UMKM dan koperasi. Koperasi juga masih menghadapi kendala terkait kapasitas
pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola dan mengembangkan koperasi
sesuai jati diri, dan kebutuhan untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
F. Industri dan Perniagaan
Pengembangan kawasan industri
dan kawasan ekonomi lainnya terdapat
beberapa permasalahan, yaitu: (1)
Belum adanya mekanisme pengaturan
(legal) terkait insentif fiskal dan non-
fiskal yang dapat secara langsung
diimplementasikan pada lokasi
pengembangan kawasan industri; (2)
Belum adanya kajian hasil inventarisasi
potensi komoditi unggulan lokal non-
mineral yang optimal sebagai basis
potensi pengembangan yang bernilai
ekonomi tinggi yang dapat secara
langsung diserap dan dikembangkan
dalam kawasan industri; (3) Belum
adanya dukungan kebijakan yang
optimal terkait kelembagaan dan
operasional pengembangan Kawasan
Perdagangan dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB) sebagai salah satu basis
kawasan untuk peningkatan industri
dan perdagangan berorientasi pasar
ekspor; dan (4) Belum adanya regulasi
yang optimal yang dapat menjadi
arahan dalam pengembangan Kawasan
Strategis Nasional (KSN) bidang
Ekonomi, terutama KSN Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET).
G. Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah
Terkait koordinasi bidang
Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah, permasalahan yang dihadapi
antara lain: (1) rendahnya kapasitas
tampungan, menurunnya ketersediaan,
dan berkurangnya resapan air yang
menyebabkan kebanjiran; (2)
Keberadaan tulang punggung
telekomunikasi khususnya kabel serat
optik yang masih belum merata dan
masih berfokus di kota–kota besar, (3)
masih minimnya penanganan terhadap
sektor persampahan, drainase dan air
limbah.
Di bidang Inftrastuktur
transportasi, permasalahan yang
dihadapi adalah masih belum
meratanya pembangunan infrastruktur
yang masih berpusat di wilayah
Indonesia Barat. Sedangkan di bidang
pertanahan dan penataan ruang
permasalah utama terletak pada tidak
harmonisnya berbagai peraturan
perundang – undangan sektoral yang
mengatur pemanfaatan ruang dalam
skala besar.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
9
H. Kerjasama Ekonomi Internasional
Dalam bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional menghadapi
permasalahan, antara lain: (1) pola pikir masyarakat dan pelaku usaha yang belum
melihat secara keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat diraih
dalam keterbukaan pasar global dan juga integrasi ekonomi antar bangsa; (2)
sinergitas antar Kementerian/Lembaga dalam kancah diplomasi internasional agar
memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai perundingan internasional; (3)
Pentingnya menggali lebih banyak potensi kerjasama dengan negara lain.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
11
Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Tahun 2015 – 2019 mengacu pada RPJMN tahun 2015-2019, sebagaimana program
prioritas Nawa Cita. Implementasi Rencana Strategis merupakan wujud partisipasi
dalam mendukung terwujudnya tujuan negara sesuai dengan Visi dan Misi Presiden
Republik Indonesia.
Nawa Cita merupakan jalan perubahan menuju indonesia berdaulat, mandiri dan
berkepribadian yang didalamnya fokus pada hal-hal penting pembangunan termasuk di
bidang perekonomian. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 secara garis besar memuat
Visi, Misi, tujuan, sasaran strategis sebagai tolak ukur keberhasilan serta program dan
kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka mencapai target
kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 11 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019.
A. VISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan”
Visi ini mendukung Visi Presiden : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut disusun
berdasarkan kristalisasi nilai-nilai dasar atau value Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, yaitu : profesional, integritas, kerjasama, inovasi dan responsibility
(tanggung jawab) yang disingkat dengan “PIKIR”. Makna visi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dijabarkan sebagai berikut:
makna kata “koordinasi dan sinkronisasi” merupakan proses mengupayakan
terjadinya kesamaan persepsi, pemikiran dan tindakan dalam mewujudkan
pencapaian tujuan;
makna kata “pengendalian” merupakan bagian proses koordinasi dan
sinkronisasi yang penekanannya pada pusat penanggungjawab implementasi
kebijakan agar dapat mewujudkan tujuan organisasi sesuai rencana;
1. Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
2015 -2019
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
12
makna kata “efektif” mempunyai arti bahwa kinerja hasil koordinasi dan
sinkronisasi memberikan manfaat dan dampak yang signifikan bagi upaya
pencapaian sasaran pembangunan di bidang ekonomi;
kata “berkelanjutan” bermakna bahwa koordinasi harus dilakukan secara terus
menerus dan proaktif supaya pelaksanaan pembangunan perekonomian yang
dilakukan oleh sektor dan pelaku ekonomi dapat berjalan sinergi, sehingga
pembangunan ekonomi yang dicapai dapat berkesinambungan.
B. MISI KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
“ Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian”
Misi tersebut merupakan perwujudan peran dan fungsi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dalam mendukung Misi Presiden yang antara lain adalah
“Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi , Maju dan Sejahtera serta
Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing”. Implementasi Misi Presiden tersebut
diwujudkan melalui kinerja lintas sektor di bidang ekonomi. Dalam rangka
meningkatkan kinerja lintas sektor di bidang ekonomi secara optimal, dibutuhkan usaha
untuk menyatukan tindakan, kebulatan pemikiran, dan keselarasan dari berbagai intansi
terkait melalui kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan. Sejalan dengan strategi
dan aktivitas yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan suatu kebijakan,maka
pengendalian pelaksanaan kebijakan/program secara intensif diupayakan untuk
mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses pencapaian kinerja. Tindakan
pengendalian dapat mengantisipasi secara dini tantangan dan hambatan yang dihadapi,
sehingga progres kinerja dalam melaksanakan kebijakan/program di bidang ekonomi
berjalan dengan optimal.
C. TUJUAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, dirumuskan tujuan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu sebagai berikut:
1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
13
Tujuan tersebut merupakan upaya
Kemenko Bidang Perekonomian
memastikan pelaksanaan kebijakan/
program oleh sektor/lintas sektor di
bidang ekonomi dijalankan dengan
komitmen yang tinggi guna pencapaian
kinerja perekonomian yang semakin baik
dari waktu ke waktu. Upaya-upaya
pencapaian kinerja perekonomian
difokuskan pada target sasaran makro
ekonomi. Pernyataan Tujuan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian yang
ditetapkan tersebut, diharapkan dapat
dicapai dalam kurun waktu 5 tahun
(periode 2015-2019). Pemetaan Rencana
Strategis Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, sebagaimana telah
dijelaskan di atas secara ringkas tertuang
dalam peta strategi organisasi. Visi, misi,
tujuan, sasaran yang dituangkan
dalam peta strategi disusun
dengan mempertimbangkan potensi,
permasalahan, dan tantangan organisasi
yang dihadapi ke depan dalam periode
2015-2019. Peta Strategi dimaksud adalah
sebagai berikut.
Gambar 2.1 Peta Strategi Tahun 2015-2019 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
14
Aspek strategis yang dimiliki Kemenko Bidang Perekonomian merupakan sumber
daya yang digunakan untuk mencapai Sasaran Strategis (SS). Sasaran Strategis ditingkat
Kementerian meliputi 3 sasaran yang merupakan penanda keberhasilan yang akan
dicapai, khususnya pada tahun 2015.
D. SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan tujuan, selanjutnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
menjabarkan dalam sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode
Renstra. Hal ini dilakukan agar kinerja Kementerian dapat terukur dan dapat dicapai
secara nyata. Sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk
tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Sasaran Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 : Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
Sasaran Strategis 1 :
Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian
Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
Sasaran Strategis 2 :
Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian
Presentase kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
Tujuan 2 : Terwujudnya kinerja organisasi yang baik.
Sasaran Strategis 3 :
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintah yang baik
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
SS 1 dan SS 2 merupakan fokus terhadap tercapainya tujuan terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian (Tujuan I). Sedangkan SS 3 merupakan bagian dalam rangka
mendukung terlaksananya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian dan
jajaran dibawahnya, bersifat upaya kelembagaan dalam mengelola organisasi agar
terwujud kinerja organisasi yang baik (Tujuan II). Namun demikian, dalam perjalanan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
15
waktu tahun 2015, sesuai dengan tranformasi organisasi dan pergantian
kepemimpinan, terjadi perubahan paradigma agar SS 3 diubah menjadi sasaran yang
lebih berorientasi kepada stakeholder (orientasi eksternal). Sehingga, Orientasi Tata
Kelola dalam SS 3 adalah penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian
Teknis di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Perubahan sejalan dengan
upaya Pimpinan baru Kemenko dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi
nasional melalui paket-paket kebijakan ekonomi (pergantian dari Bp. Sofyan Djalil ke
Bp. Darmin Nasution).
Selanjutnya untuk melihat sejauh mana sasaran strategis tersebut tercapai
dibutuhkan ukuran yang secara periodik dilihat perkembangan capaiannya. Ukuran
dimaksud adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat Kementerian. IKU sebagai
Indikator keberhasilan tercapainya sasaran strategis tersebut akan dijabarkan pada Sub
Bahasan mengenai Perjanjian Kinerja.
Dengan memperhatikan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan
berpedoman pada Renstra, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun
Rencana Kerja (Renja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi
kegiatan pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program
induk. Dokumen Renja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada
tahun rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai
indikasi pagu anggaran, serta cara pelaksanaannya.
Berdasarkan RKP dan Pagu Anggaran serta Renja yang telah ditetapkan,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA). RKA memuat informasi kinerja yang meliputi program, kegiatan dan sasaran
kinerja, serta rincian anggaran. Informasi pendanaan dalam RKA memuat informasi
Rincian Anggaran, antara lain: keluaran, komponen masukan, jenis belanja, dan
kelompok belanja. Rencana kerja kementerian merupakan penjabaran dari sasaran
strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan menetapkan Indikator
Kinerja Utama untuk mengukur capaian kinerja organisasi. Kerangka Rencana Kerja
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dilihat pada lampiran.
Pada tahun 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melakukan
revisi dokumen Rencana Kerja (Renja). Terdapat perbedaan program dan sumber dana
2. Rencana Kerja
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
16
Program Koordinasi Kebijakan
60%
Program Dukungan
Manajemen 40%
antara Renja awal dan Renja Revisi. Disamping itu, terdapat perbedaan penetapan
sasaran strategis. Renja awal 2015 telah ditetapkan pada bulan Januari tahun 2015
sedangkan Renja revisi ditetapkan pada bulan Maret 2015. Revisi dipandang perlu
untuk menyesuaikan transformasi yang terjadi di Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian agar sesuai dengan program kerja pemerintahan Kabinet Kerja. Sasaran
strategis yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja tahun 2015 adalah sasaran
strategis yang terdapat pada dokumen Renja revisi tahun 2015. Program Kementerian
dalam Renja 2015 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Program Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2015
Sumber : Dokumen Renja 2015, diolah
Fokus Program Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian pada Tahun Anggaran
2015 adalah Program Program Koordinasi
Kebijakan Bidang Perekonomian, dan Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya Kemenko Perekonomian.
Gambar 2. 2 Fokus Program Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian TA 2015
Renja Awal Renja Revisi
Program Sasaran Strategis
Alokasi Anggaran Program Sasaran Strategis Alokasi Anggaran
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Keselarasan pengelolaan fiskal dan moneter
189.806.500.000
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian
198.704.803.000
Meningkatnya peran Indonesia dalam rangka kerja sama ekonomi luar negeri
Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
Terwujudnya implementasi program kerja utama
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
103.117.500.000
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
130.499.429.000
Jumlah 292.924.000.000 Jumlah 329.204.232.000
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
17
Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator bidang perekonomian disusun
berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2015, dan mempertimbangkan relevansi dengan tujuan yang ingin
dicapai pada Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja
Utama di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, maka indikator
yang terdapat pada Perjanjian Kinerja ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama.
Perjanjian Kinerja ini menjadi komitmen bersama seluruh elemen dalam unit
kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mewujudkan
tujuan Kementerian yang diharapkan dapat berimplikasi pada tercapainya tujuan
nasional. Selain berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian, Perjanjian Kinerja mengacu
pada Renstra Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan RPJMN tahun 2015-
2019. Variabel-variabel dalam perjanjian kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Keterangan
(Kompenen Pengukuran)
Terwujudnya
sinkronisasi dan
koordinasi kebijakan
perekonomian
Presentase program koordinasi
kebijakan bidang perekonomian
yang terimplementasi
100% Koordinasi dan Sinkronisasi
Rancangan Peraturan Perundangan
BARU oleh Kemenko Bidang
Perekonomian. (Target 54
Rancangan Peraturan Perundang-
undangan)
Terwujudnya
pengendalian kebijakan
perekonomian
Presentase kebijakan bidang
perekonomian yang
terimplementasi
100% Koordinasi dan Sinkronisasi
PERUBAHAN Peraturan
Perundangan oleh Kemenko Bidang
Perekonomian. (Target 9
rekomendasi)
Merupakan pelaksanaan fungsi
pengendalian atas pelaksanaan
Kebijakan yang sedang berjalan)
Terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang
baik
Tingkat Kinerja Manajeman
Kementerian
Skala Tingkat : 85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau) 65≤n<85 = 3 : Baik: (Hijau) 45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah) n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
4 Semula : Gabungan nilai tata kelola
keuangan, implementasi SAKIP,
implementasi RB, penguatan SDM
Diubah : Tata kelola Kebijakan
Kementerian Teknis melalui
Peraturan/Keputusan Teknis dalam
rangka deregulasi kebijakan
perekonomian
Sumber : Dokumen PK 2015, diolah
3. Perjanjian Kinerja
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
18
Proses penurunan/cascading
Indikator Kinerja Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian
dituangkan dalam perjanjian kinerja
pejabat eselon I dan II, dan penetapan
Indikator Kinerja Individu dalam Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) untuk level
individu. Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang merupakan indikator keberhasilan
Kementerian diturunkan dalam bentuk
Indikator Kinerja (IK) dalam Program dan
Kegiatan untuk level organisasi eselon I
dan II atau dapat juga disebut IKU tingkat
Eselon I dan II. Indikator pada SKP disusun
untuk mendukung pencapaian Indikator
Kinerja pimpinan. Apapun tingkatan
jabatan ataupun pekerjaan yang dilakukan
pegawai, dapat dipastikan pekerjaan
tersebut memiliki pengaruh terhadap
kinerja Kementerian. Upaya ini
memastikan bahwa Rencana Strategis
yang ditetapkan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian telah dijabarkan
dalam sasaran strategis yang diukur
melalui pencapaian indikator kinerja pada
seluruh pegawai, dari pejabat struktural
pada semua tingkatan, hingga pelaksana.
Sehingga setiap pegawai dapat diukur
kinerja individunya untuk diketahui
sejauh mana kontribusinya dalam
mendukung pencapaian strategi
kementerian, yang dikelola melalui sistem
//skp.ekon.go.id. Penjabaran Sasaran
Strategis Kementerian sampai ke Indikator
Kinerja keberhasilan Kegiatan tertuang
dalam lampiran.
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian telah menyusun manual
IKU yang digunakan sebagai panduan
menjaga konsistensi pengukuran kinerja.
Manual IKU merupakan dokumen
penjelasan IKU Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian yang berisi berbagai
informasi seperti definisi, satuan, tehnik
menghitung, sifat data IKU, sumber data,
periode data IKU, dan keterangan lain
yang dianggap perlu. Cara pengukuran
capaian kinerja untuk setiap sasaran
strategis adalah berbeda. Secara garis
besar formula penghitungan IKU untuk
setiap sasaran strategis adalah sebagai
berikut :
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Koordinasi dan
Sinkronisasi Kebijakan Perekonomian :
Implementasi Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi
dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru
bidang perekonomian
4. Pengukuran Kinerja
Target 2015 : 54 Rancangan Peraturan Baru
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
19
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Pengendalian
Kebijakan Perekonomian :
Implementai pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian =
realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan
perundang-undangan dibidang
Perekonomian.
Formula penghitungan IKU untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintah yang baik :
Tata kelola Kebijakan Kementerian Teknis melalui Peraturan/Keputusan Teknis
dalam rangka deregulasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan
dengan target, Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis di bawah Koordinasi
kemenko Bidang Perekonomian.
tata kelola kebijakan
Untuk pengukuran tingkat
capaian kinerja organisasi tahun 2015
dilakukan dengan cara menjumlahkan
nilai capaian IKU dibagi dengan jumlah
IKU Kementerian. Metode perhitungan
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh
melalui penghitungan dengan
menggunakan data target dan realisasi
IKU yang tersedia. Dengan
membandingkan antara data target dan
realisasi IKU, akan diketahui nilai NKO.
Formula penghitungan NKO adalah:
Adapun Status Kinerja NKO ditandai
dengan warna, pemberian warna sesuai
nilai NKO, adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3.
Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi
Hijau Kuning Merah
X ≥ 100
(memenuhi ekspektasi)
80 ≤ X < 100
(belum
memenuhi ekspektasi)
X < 80%
(tidak
memenuhi ekspektasi)
NKO = ∑ capaian IKU
× 100% ∑ IKU
Target 2015 : 9 Rancangan Perubahan
Target 2015 : 141
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
20
Tahapan pengukuran kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terdiri dari
tiga tahap yaitu (Permenko 9 Nomor 2015) :
a. Pengumpulan Data Kinerja (IKU)
Setiap semester dilakukan pengukuran kinerja oleh Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja,
Biro Perencanaan. Untuk data kinerja kegiatan (fisik output dan anggaran) dilakukan
per triwulan oleh Bagian Program dan Anggaran. Data Capaian Kinerja Bulanan
Individu dikumpulkan per triwulan oleh Bagian SDM. Data capaian target IKU
dikumpulkan dari KPI Manager tiap-tiap kedeputian/sekretariat.
b. Analisis Data Kinerja
Data yang telah terkumpul di kelompokkan dan dilakukan analisis. Terhadap Indikator
yang belum tercapai dilakukan pendalaman atas hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam pencapaian kinerja. Kegiatan analisis ini dilakukan bersama dengan Unit kerja
terkait.
c. Melaporkan Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja semesteran akan dipaparkan pada Rapat Pimpinan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian. Hasil laporan kinerja semester akan digunakan
sebagai bahan penyusunan Laporan Kinerja pada akhir tahun.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
22
Capaian Target Indikator Kinerja Utama Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian 2015 menunjukan hasil yang positif, walupun ada salah satu indikator
kinerja yang masih belum mencapai tingkat yang diinginkan (IKU No.3). Capaian kinerja
dengan pendekatan polarisasi warna terdapat pada warna Hijau. Capaian kinerja
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Realisasi Capaian Kinerja 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
SS Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja
(a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c)
Terwujudnya
sinkronisasi dan
koordinasi kebijakan
perekonomian
Presentase program
koordinasi kebijakan bidang
perekonomian yang
terimplementasi
100% 106% 106%
Terwujudnya
pengendalian
kebijakan
perekonomian
Presentase kebijakan bidang
perekonomian yang
terimplementasi
100% 211% 211%
Terwujudnya tata
kelola pemerintahan
yang baik
Tingkat Kinerja Manajeman
Kementerian
85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik/Hijau
65≤n<85 = 3 : Baik/Hijau
45≤n<65 = 2 : Kurang/Merah
n<45 = 1 : Sangat Kurang/Merah
4 3 Baik
Penjelasan atau analisis atas capaian IKU untuk setiap sasaran strategis Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian tertuang dalam sub bab berikut.
1. Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
23
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah instansi pemerintah yang
melaksanakan tugas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan Kementerian dalam
penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian. Dalam pencapaian sasaran
strategis ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) yang pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel 3.2.
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja
Presentase program koordinasi kebijakan bidang perekonomian yang terimplementasi
100%
(54 Rancangan Peraturan Per-UU-an
sebagai implementasi
atas rekomendasi)
106%
(57 Rancangan Peraturan Per-UU-an
sebagai implementasi
atas rekomendasi)
106%
Penjelasan atas capaian IKU di atas adalah sebagai berikut :
Melalui berbagai rapat
Koordinasi dan Sinkronisasi dengan
berbagai Kementerian terkait di bidang
perekonomian dihasilkanlah rekomendasi
kebijakan yang selanjutnya ditindaklanjuti
menjadi Rancangan Peraturan Perundang–
Undangan. Batasan Rancangan Peraturan
Perundang-Undangan tersebut berupa :
Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Peraturan Pemerintah, Rancangan
Peraturan Presiden, Rancangan Keppres,
Rancangan Inpres, Peraturan Menko Bidang
Perekonomian dan Keputusan Menko
Bidang Perekonomian. Tahun 2015
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menargetkan sebanyak 54
Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan Baru dan terealisasi sebanyak 57
Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan. Rancangan Peraturan
Perundang-Undangan yang dihasilkan
Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian
Tabel 3.2. Capaian IKU pada sasaran strategis terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian
2. Analisis Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
24
dikelompokan kedalam 4 tema sebagai
bagian menterjemahkan Nawa Cita butir 6
(produktivitas dan daya saing pasar) dan 7
(kemandirian ekonomi). Pengelompokan ke
dalam empat tema tersebut adalah untuk
memenuhi harapan stakeholder, dan telah
ditetapkan dalam Peta Strategi Kemenko
Bidang Perekonomian. Jumlah rancangan
peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan pada tiap tema terlihat dalam
Gambar 3.1 berikut.
Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Baru sebagai wujud keberhasilan Sinkronisasi
dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian
tahun 2015 sesuai dengan pengelompokan tema, adalah sebagai berikut:
1. Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Tema Stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi menjadi fokus untuk mengatasi isu
strategis di bidang ekonomi makro dan
keuangan dan bidang Pangan dan
Pertanian. Seperti dijelaskan pada bab
pendahuluan di atas, isu strategis ini masih
menghadapi berbagai macam kendala yang
menuntut Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian untuk responsif. Melalui
berbagai macam kegiatan rapat koordinasi
dan sinkronisasi yang dilakukan di tahun
2015 Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menghasilkan 23 rancangan
paraturan perundang – undangan baru dan
0 10 20 30
Stabilisasi dan pertumbuhanekonomi
Peningkatan Daya Saing
Transformasi Industri
Optimalisasi HubunganInternasional
23
14
10
10
Gambar 3.1. Pengelompokan Tema Capaian Koordinasi dan Sinkronisasi (IKU 1)
Kebijakan Perekonomian
Jumlah RancanganPeraturan Perundang-Undangan Baru
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
25
1 Paket Kebijakan Program kebijakan
pengembangan Kelapa Sawit. Diharapkan
rancangan tersebut dapat memberikan
kontribusi terhadap stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi sehingga dapat
mewujudkan pertumbungan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan. Adapun rincian
dari rancangan peraturan perundang –
undang tersebut bisa dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 3.2 Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam rangka Mewujudkan Stabilitas dan
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015
Salah satu rancangan peraturan
perundang-undangan yang memiliki daya
ungkit tinggi dalam stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi adalah RPP tentang
Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk
penanaman modal di bidang- bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah -daerah
tertentu. Rancangan tersebut disahkan
menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2015 pada tanggal 6 April 2015 oleh
Presiden Joko Widodo. Latar belakang
terbitnya peraturan ini adalah karena sejak
Sum
ber
: D
BK
Eko
no
mi M
akro
dan K
eu
ang
an;
D
BK
Pan
gan d
an P
ert
an
ian; 2
015
; d
iola
h.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
26
tahun 2011 pertumbuhan ekonomi
Indonesia mengalami perlambatan yang
ditandai dengan rendahnya nilai investor
dan nilai ekspor. Hal ini menuntut
perubahan strategi untuk menunjang
percepatan perekonomian. Pelaksanaan PP
yang ada, terkait hal ini ternyata belum
memberikan signifikansi yang baik bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga
dipandang perlu menerbitkan PP tentang
Fasilitasi pajak guna mendorong investor.
Peran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah melakukan rapat-rapat
koordinasi hingga menghasilkan rekomendasi yang menyepakati dirancangnya kebijakan
baru yang berdampak positif bagi pelaku ekonomi berupa Peraturan Perundang-Undangan.
Gambar 3.3
Ilustrasi Koordinasi Pembahasan
Fasilitasi Pajak Penghasilan untuk
penanaman modal di bidang-
bidang usaha tertentu dan/atau di
Daerah – daerah tertentu.
Sumber : Humas, 2015
Manfaat PP Nomor 18 Tahun 2015 adalah menjawab permasalahan di bidang tax
allowance. Peraturan Pemerintah
ini mampu
. Hal ini
adalah salah satu outcome yang
dicapai terkait Stabilitas dan
Pertumbuhan Ekonomi. Ilustrasi
kemudahan-kemudahan dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.4 Kemudahan Fasilitas Pajak
Sumber : D
BK
Ekonom
i Makro dan K
euangan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
27
Efektifitas PP Nomor 18 Tahun 2015 akan dirasakan oleh masyarakat, bila
pemberlakuan dan substansinya dapat diketahui oleh pelaku usaha. Peran Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian melalui Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Makro dan
Keuangan adalah turut memastikan Peraturan Perundang-undangan ini diketahui dan dapat
dijalankan melalui workshop dan sosialisasi. Melalui sosialisasi maka semua elemen
masyarakat terutama BUMN dan stakeholder mengetahui untuk kemudian
diimplementasikan, sehingga lebih mendorong investasi dan stabilitas perekonomian terjaga.
2. Peningkatan Daya Saing
Tema peningkatan daya saing dalam
Peta Strategi Kementeian Koordinator
Bidang Perekonomian menjadi fokus untuk
mengatasi isu di Bidang Koordinasi
Perniagaan dan Industri, dan isu di Bidang
Percepatan Infrastruktur Dan
Pengembangan Wilayah. Kendala yang
dihadapi isu strategis bidang tersebut
memerlukan inisiasi dari Kementerian
Koordinator untuk menghasilkan
rekomendasi kebijakan baru yang
selanjutnya dijadikan rancangan peraturan
perundang – undangan. Tahun 2015 dalam
menangani isu perniagaan, industri,
percepatan infrastruktur, dan
pengembangan wilayah, fungsi koordinasi
dan sinkronisasi Kemenko Bidang
Perekonomian menghasilkan rekomendasi
yang menginisiasi 14 rancangan peraturan
perundang-undangan agar mampu
meningkatkan daya saing di bidang
perekonomian.
Gambar 3.5 Rancangan Peraturan Perundang-undangan Baru dalam rangka Peningkatan Daya Saing
Sumber : DBK Perniagaan & Industri; DBK Percepatan Infrastruktur & Pengembangan Wilayah; 2015; diolah.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
28
Rekomendasi yang mendorong disusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah
terhadap usulan Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus dinilai memiliki urgensi terhadap
peningkatan daya saing. Rancangan ini disahkan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 96
Tahun 2015 oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 2015. Lahirnya
Pokok-pokok rancangan
peraturan tersebut merupakan
amanat UU No. 39 tahun 2009
tentang Kawasan Ekonomi
Khusus untuk pemerataan
ekonomi yang adil.
sekaligus menjadi
laboratorium
kebijakan. Adapun
sebaran Lokasi KEK
2009-2014 dan
indikasi lokasi KEK
Tahun 2015 - 2019
adalah sebagai
berikut.
Gambar 3.7 Sebaran Lokasi
Kawasan Ekonomi Khusus
Sumber : DBK Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah,2015
Gambar 3.6 Ilustrasi Koordinasi dan Sinronisasi Pembahasan usulan RPP Fasilitasi di Kawasan Ekonomi Khusus
Sumber : Humas, 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
29
Rekomendasi-rekomendasi yang dimasukan
dalam peraturan tersebut antara lain bahwa
KEK harus memiliki karakter atau semangat:
tax - free, bureaucracy-free, KITAS-
free, union-free, license-free, dan long term
leashold property. Fasilitas selama masa
awal investasi yang diberikan KEK ialah
pembebasan bea masuk atas impor mesin,
barang, dan bahan selama 2 tahun untuk
pembangunan atau pengembangan industri
yang menghasilkan barang, dan industri
yang menghasilkan jasa.
Perbedaan perlakuan di KEK adalah: di
KEK tidak diberlakukan pembatasan
bahwa barang yang boleh diimpor adalah
barang yang (a) belum diproduksi di
dalam negeri; (b) sudah diproduksi namun
spesifikasi belum memenuhi yang
dibutuhkan; dan (c) sudah diproduksi
namun jumlahnya belum mencukupi.
3. Transformasi Industri
Rumpun tema ini diangkat untuk mengatasi isu strategis di bidang pengelolaan
energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup; dan isu di bidang ekonomi kreatif,
kewirausahaan dan daya saing KUKM. Rekomendasi sebagai hasil tindakan koordinasi dan
sinkronisasi untuk mengatasi permasalahan pada isu strategis ini telah mendorong dibuatnya
10 rancangan peraturan perundang–undangan, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.8
Rancangan Peraturan Perundang – Undangan Baru dalam Rangka Transformasi Industri Tahun 2015
Sum
ber
: D
BK
Peng
elo
laan
SD
ALH
;
DB
K D
BK
Ekra
f-
Kew
irausaa
ha
n-K
UK
M;
2015
; d
iola
h.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
30
Rekomendasi dihasilkan dari beberapa kali kegiatan koordinasi dan sinkronisasi hingga
dianggap bahwa isu tersebut perlu dibuat suau kebijakan baru. Hal ini merupakan buah
pikiran yang solid dan matang agar tidak kaku dan sulit diimplementasikan. Berikut
adalah beberapa gambar ilustrasi kegiatan-kegiatan koordinasi dan sinkronisasi, terkait
transformasi industri.
Gambar 3.9
Koordinasi Realisasi Penyerapan Biodesel. Dipimpim oleh Bapak Darmin Nasution dan dihadiri oleh ). Hadir dalam rapat tersebut Menteri
Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisnamurthi dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara.
Gambar 3.10
Koordinasi Persiapan Penerapan E-Commerce di bidang industri. Dihadiri oleh Beberapa Menteri, turut hadir dalam rapat ini, Tedjo Edhi (Menko Polhukam), Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dan Rudiantara (Menkominfo)
Sumber : Humas, 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
31
Salah satu rancangan peraturan
perundang - undangan yang dihasilkan
Kemenko Bidang Perekonomian yaitu
Rancangan Inpres tentang Kebijakan
Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam
Negeri (Inland Free Trade Arrangement).
Kebijakan ini menjadi penting dan
mendesak, khususnya menghadapi
hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Rancangan intruksi ditandatangani Presiden
menjadi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
13 Tahun 2015 tentang Kebijakan Fasilitas
Perdagangan Bebas di Dalam Negeri, pada
23 Desember 2015. Inpres ini lahir untuk
menjawab masalah di bidang industri
terutama untuk
Hal tersebut
merupakan outcome transformasi industri.
Dalam proses rancangan inpres ini,
Presiden memerintahkan beberapa menteri
dan pejabat setingkat menteri, untuk
menyusun berbagai aturan yang berkaitan
dengan perdagangan bebas. Menteri
Koordinator Bidang perekonomian harus
mampu mengkoordinasikan keperluan hal-
hal tersebut. Menteri Keuangan menyusun
aturan tentang bea masuk dan PPN, Menteri
Perdagangan menyusun aturan tentang
kemudahan dan kecepatan Surat
Keterangan Asal (SKA) Barang Indonesia
dan SKA lainnya yang diperlukan, Menteri
Perindustrian membuat aturan mengenai
penetapan industri dan kawasan tertentu
yang mendapatkan fasilitas perdagangan
bebas di dalam negeri dan pemberian
sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri
(TKDN), dan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) menyusun
aturan tentang kemudahan dan percepatan
izin investasi. Melalui Inpres ini pula,
Presiden memberikan mandat kepada
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
untuk melakukan pemantauan, evaluasi,
dan pengendalian penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan fasilitas
perdagangan bebas di dalam negeri.
4. Optimalisasi Hubungan Internasional
Optimalisasi hubungan internasional merupakan tema guna mengukur
penyelesaian permasalahan di bidang kerja sama internasional. Isu–isu kerja sama
internasional yang terjadi di tahun 2015, menuntut Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian untuk mampu melakukan koodinasi dan menghasilkan rekomendasi yang
mendorong peningkatan hubungan internasional yang makin kondusif, erat, dan
menciptakan nilai investasi bagi negara. Koordinasi dan sinkronisasi guna optimalisasi
hubungan internasional antara lain, sebagai berikut :
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
32
Gambar 3.11
Koordinasi dan Sinkronisasi Optimalisasi Hubungan Internasional Tahun 2015
Salah satu upaya koordinasi di bidang hubungan internasional yang dianggap
penting dalam optilimasi hubungan
internasional adalah Kerjasama Bilateral
antara Indonesia dan Italia. Bagi Itali,
tahun 2015 merupakan kunjungan
pertama seorang kepala negara Italia ke
Indonesia sepanjang 66 tahun
hubungan diplomatik kedua negara.
Hubungan bilateral Indonesia
dan Italia telah berkembang dengan
baik bahkan terus meningkat. Hal ini
ditandai dengan peningkatan tren
perdagangan bilateral. Perdagangan
bilateral Indonesia dan Italia mencatat
angka positif. Total nilai perdagangan
Gambar 3.12 Koordinasi Optimalisasi Hubungan Internasional
Sumber : Humas, 2015
Sum
ber
: D
BK
Kerjasa
ma E
kono
mi
In
tern
asio
nal; 2
01
5; d
iola
h.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
33
Sasaran Strategis 2 : Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
bilateral antara Indonesia dan Italia sebesar 4 juta US Dollar. Angka ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 3,8 juta US Dollar.
. Ini adalah outcome optimalisasi hubungan
internasional
Melalui upaya optilimasi hubungan antar negara masih banyak potensi yang belum
dimanfaatkan dalam kerjasama dua negara, yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. Dalam
hubungan dengan Italia, kita mengundang para investor asal Italia untuk berpartisipasi
dalam proyek di sektor industri kreatif, pariwisata dan kelautan. Hubungan kerjasama
Indonesia dan Itali tahun 2015 mempunyai nilai investasi lebih dari 500 juta US Dollar.
Salah satu fungsi dari Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian adalah
melakukan pengendalian kebijakan
pemerintah melalui pemantauan, evaluasi,
serta pengendalian penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan yang sudah berjalan.
Terwujudnya pengendalian kebijakan
perekonomian merupakan implementasi
fungsi pengendalian atas pelaksanaan
kebijakan bidang perekonomian oleh K/L
yang menghasilkan rekomendasi dan
berimplikasi pada Rancangan perubahan
Peraturan Perundangan yang ada.
Ukuran pencapaian sasaran strategis
ini, berupa Indikator Kinerja Utama (IKU)
Presentase program koordinasi kebijakan
bidang perekonomian yang
terimplementasi, dengan capaian tahun
2015 adalah sebagai berikut.
Indikator Kinerja
Utama
Target Realisasi Kinerja
Presentase kebijakan
bidang perekonomian
yang terimplementasi
100%
(9 Rancangan Perubahan
Peraturan Per-UU-an)
211%
(19 Rancangan Perubahan
Peraturan Per-UU-an)
211%
Tingginya Realisasi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan diawal tahun
disebabkan pada pertengahan tahun 2015, Kemenko Bidang Perekonomian diamanatkan
Tabel 3.3. Capaian IKU pada
sasaran strategis Terwujudnya pengendalian
kebijakan perekonomian
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
34
untuk membuat paket-paket kebijakan guna mempercepat upaya pemulihan perekonomian
negara. Rancangan Perubahan Peraturan Perundang-Undangan sebagai hasil dorongan
Rekomendasi dari koordinasi dan sinkronisasi atas fungsi pengendalian Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian antara lain, sebagai berikut:
Gambar 3.13
Daftar Rancangan Peraturan Perundang-Undangan (Perubahan) dalam rangka pengendalian kebijakan perekonomian
Disusunnya rancangan peraturan perundang-undangan tersebut ditujukan untuk
menyempurnakan atau merubah peraturan perundang-undangan yang sudah berjalan.
Diharapkan dengan dilakukannya perubahan pada peraturan perundang-undangan yang
sudah berjalan, dapat menjawab tantangan dan permasalahan terkait isu strategis dalam
bidang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, transformasi industri
serta optimalisasi hubungan internasional.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
35
Kinerja sasaran strategis terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian tercapai
juga melalui paket-paket kebijakan yang ditetapkan tahun 2015.
aket Kebijakan sebagai Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
dalam melaksanakan fungsi Pengendalian Kebijakan.
Sesuai dengan mandat yang
diberikan Presiden kepada Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian untuk
melakukan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang perekonomian,
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian telah melaksanakan
koordinasi dan sinkronisasi dengan
kementerian/lembaga yang berada di
bawah koordinasinya untuk melakukan
Penataan kebijakan ekonomi nasional. Hasil
dari penataan kebijakan ekonomi nasional
ini adalah tersusunnya 8 (delapan) paket
ekonomi kebijakan pada tahun 2015.
Kemenko Bidang Perekonomian sebagai
instansi yang melakukan koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi
memegang peranan yang cukup penting
dalam penyusunan paket kebijakan ekonomi
yang dikeluarkan pemerintah demi
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Peluncuran paket kebijakan ekonomi pada
tahun 2015 dilakukan secara bertahap.
Latar belakang disusunnya paket Kebijakan Ekonomi ini adalah:
a. Adanya permasalahan yang cukup kompleks di bidang regulasi dan birokrasi;
b. Lemahnya penegakan hukum; dan
c. Ketidakpastian usaha yang menjadi beban daya saing industri.
Manfaat peluncuran paket kebijakan ekonomi pada tahun 2015 adalah:
a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi;
b. Peningkatan daya beli masyarakat;
c. Peningkatan daya saing industri dan perluasan basis industri nasional; dan
d. Peningkatan ekspor.
Peta Paket Kebijakan Ekonomi tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut.
P
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
36
1
3
Gambar 3.14
Peta Paket Kebijakan Ekonomi I-VIII
Sumber : Humas, 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
37
Pokok-pokok paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan tahun 2015, adalah :
Paket Kebijakan Ekonomi I, 2015
Paket kebijakan ekonomi I difokuskan kepada:
Deregulasi yakni :
- Merasionalisasi peraturan dengan menghilangkan
duplikasi/redundansi/irrelevant regulations
- Melakukan keselarasan antar peraturan
- Melakukan konsistensi peraturan
Debirokratisasi berupa :
- Simplifikasi perizinan seperti satu identitas pelaku usaha/profile sharing,
sedikit persyaratan perizinan, dan sebagainya
- Adanya SOP dan SLA yang jelas dan tegas dalam mekanisme dan prosedur
perizinan serta penyediaan help desk dan pengawasan internal yang
berkelanjutan
- Menganut sistem pelimpahan kewenangan kepada PTSP (tempat, bentuk,
waktu, biaya)
- Penerapan Risk Management yang selaras dalam proses perizinan
- Pelayanan perizinan dan non perizinan melalui sistem elektronik
Penegakan hukum dan kepastian usaha, diantaranya :
- Adanya saluran penyelesaian permasalahan regulasi dan birokrasi (damage
control channel)
- Pengawasan, pengamanan dan kenyamanan, serta pemberantasan
pemerasan dan pungli
- Membangun ketentuan sanksi yang tegas dan tuntas dalam setiap peraturan
Paket Kebijakan Ekonomi II 2015
Tidak seperti paket kebijakan ekonomi I yang lebih banyak berfokus kepada
penyempurnaan peraturan perundang-undangan, paket kebijakan ekonomi II lebih
difokuskan kepada deregulasi dan debirokratisasi peraturan untuk
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
38
Regulasi yang dibutuhkan untuk layanan cepat investasi 3 jam ini
adalah Peraturan Kepala BKPM dan Peraturan Pemerintah mengenai Kawasan
Industri serta Peraturan Menteri Keuangan.
Paket Kebijakan Ekonomi III 2015
Pemerintah meluncurkan paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ke 3 meliputi (1)
Penurunan Harga BBM, Listrik dan Gas; (2) Perluasan Penerima KUR; dan (3)
Penyederhanaan Izin Pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.
Paket Kebijakan Ekonomi IV 2015
Kebijakan pengupahan yang adil, sederhana dan terproyeksi.
RPP Pengupahan adalah mengenai formula perhitungan upah minimum. Adanya
formula perhitungan upah minimum membawa perubahan baru terhadap proses
penetapan upah minimum yang telah berlaku selama ini.
karena memperhitungkan tingkat inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Sementara dalam perhitungan upah sebelumnya, proses penetapan upah
minimum diawali dari survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL), kemudian dibahas
dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi nilai KHL. Nilai KHL
dibahas dalam sidang dewan pengupahan untuk ditetapkan menjadi besaran nilai
upah minimum. Kecenderungan dalam proses pembahasan besaran upah
minimum selama ini selalu menimbulkan polemik, akibat tidak adanya acuan baku
dalam menetapkan nilai upah minimum
Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas.
untuk mendorong gerak roda ekonomi masyarakat, pemerintah memberikan
subsidi bunga yang lebih besar bagi KUR. Untuk itu, dilakukan Perubahan
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015
menjadi Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha
Rakyat.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
39
Salah satu upaya koordinasi dan sinkronisasi guna pengendalian kebijakan dan
memberikan
adalah pengendalian pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan KUR melakukan berbagi
upaya dalam rangka Beberapa
kebijakan yang dilakukan Kemenko Bidang Perekonomian dalam penyaluran KUR
diantaranya :
1. Melakukan perbaikan regulasi pelaksanaaan KUR dengan menyusun Rancangan
Keppres tentang Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Rancangan
Keppres ini sudah ditetapkan oleh Presiden dengan Keputusan Presiden Nomor 19
Tahun 2015.
2. Melaksanakan koordinasi/sinkronisasi terkait Imbal Jasa Penjaminan/Premi (IJP) KUR
khususnya bagi usaha mikro. Beberapa kebijakan penting yang dihasilkan adalah:
- penyusunan rancangan instruksi
presiden tentang pembiayaan bagi
usaha mikro dan kecil;
- penyusunan permenko tentang
komite kebijakan pembiayaan bagi
usaha mikro dan kecil; dan
- penyusunan permenko tentang
pedoman pelaksanaan KUR bagi
usaha mikro dan kecil.
3. Melakukan pemantuan terhadap
kegiatan penyaluran KUR Mikro di
seluruh provinsi Indonesia. Beberapa
tahapan yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka
penyaluran KUR adalah :
- Persiapan Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan KUR tahun 2015, Menko
Perekonomian melakukan Koordinasi KUR bersama dengan kementerian dan
lembaga lain, Direksi Bank BUMN, serta Direksi Pusat Penjamin. Kebijakan yang
dihasilkan adalah melalui pedoman pelaksanaan KUR mikro. Pada rancangan
Gambar 3.15 Ilustrasi Koordinasi KUR
Sumber : Humas, 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
40
pedoman tersebut, dijelaskan mengenai tujuan pengembangan skema KUR mikro,
yaitu sebagai berikut :
1) Melanjutkan peningkatan akses pembiayaan UMK sektor prioritas (pertanian,
perikanan, industri kecil, TKI) kepada perbankan;
2) Membangun sistem informasi debitur Usaha Mikro dan Kecil yang efektif dan
berkesinambungan;
3) Mendorong kerjasama Kementerian, Pemerintah Daerah, dan bank dalam
memfasilitasi peningkatan kapasitas UMKM;
4) Meningkatkan peran perusahaan penjamin dalam skema kredit yang
berpenjaminan;
5) Penetapan skema penyaluran KUR dengan rincian sebagai berikut :
Jenis KUR Plafon Kredit Subsidi Bunga Alokasi Dana yang
disediakan (Rp)
KUR Mikro s/d 25 Juta 7% 20 Triliun
KUR Ritel > Rp 25juta s.d Rp 500 juta 3% 9 Triliun
KUR Penempatan TKI s/d 25 Juta 12% 1 Triliun
- Implementasi dan Umpan Balik
Tahap ini adalah memastikan Kebijakan KUR terimplementasi, dan diperolehnya
umpan balik dalam rangka penguatan regulasi dan perbaikan alur skema dari KUR
sekaligus penyerahan data calon debitur potensial dari Pemerintah Provinsi
setempat.
Paket Kebijakan Ekonomi V 2015
Revaluasi Aset
Kebijakan ini diharapkan bisa membantu perusahaan meningkatkan performa
finansialnya melalui perbaikan nilai asset yang terkena dampak depresiasi
rupiah dan inflasi.
Manfaat lainnya adalah beban
cashflow pajak saat revaluasi menjadi lebih ringan, karena tarif PPh revaluasi
yang rendah. Beban PPh pada tahun-tahun setelah revaluasi juga lebih rendah
Menghilangkan pajak berganda dana investasi Real Estate, Properti dan
Infrastruktur
Deregulasi di bidang perbankan syariah
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
41
Paket Kebijakan Ekonomi VI
Dalam paket kebijakan ekonomi VI, ada 3 kebijakan deregulasi yang dikeluarkan,
yakni:
1. Upaya melalui
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Berbagai fasilitas dan
kemudahan yang akan diberikan di KEK meliputi:
No Bidang Fasilitas dan Kemudahan 1. Pajak
Penghasilan (PPh)
Kegiatan Utama (Tax Holiday):
- pengurangan PPh sebesar 20-100% selama10-25 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp.1triliun.
- pengurangan PPh sebesar 20-100% selama5-15 tahun dengan nilai investasi lebih dari Rp. 500 milyar.
Kegiatan di luar Kegiatan Utama(Tax Allowance): o Pengurangan penghasilan netto sebesar 30% selama
6 tahun; o Penyusutan yang dipercepat; o PPh atas deviden sebesar 10%; o Kompensasi kerugian 5-10 tahun.
2. PPN dan PPnBM
Impor: tidak dipungut Pemasukan dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) ke KEK tidak dipungut Pengeluaran dari KEK ke TLDDP tidak dipungut Transaksi antar pelaku di KEK: tidak dipungut Transaksi dengan pelaku di KEK lain: tidak dipungut
3. Kepabeanan Dari KEK ke pasar domestik: tarif bea masuk memakai ketentuan Surat Keterangan Asal
4. Pemilikan Properti Bagi Orang Asing
Orang asing/badan usaha asing dapat memiliki hunian/properti di KEK (Rumah Tapak atau Satuan Rumah Susun). Pemilik hunian/properti diberikan izin tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK sebagai penjamin Dapat diberikan pembebasan PPnBM dan PPn atas barang sangat mewah (luxury)
5. Kegiatan Utama Pariwisata
Dapat diberikan pengurangan Pajak Pembangunan I sebesar 50-100% Dapat diberikan pengurangan Pajak Hiburan sebesar 50-100%
6. Ketenagakerjaan
Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan dan LKS Tripartit Khusus Hanya 1 Forum SP/SB di setiap perusahaan Pengesahan dan perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) di KEK Perpanjangan Ijin Menggunakan Tenaga kerja Asing (IMTA) di KEK
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
42
7. Keimigrasian Fasilitas Visa Kunjungan Saat Kedatangan selama 30 hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) kali masing-masing 30 hari Visa kunjungan beberapa kali (multiple visa) yang berlaku 1 tahun Izin tinggal bagi orang asing yang memiliki properti di KEK Izin tinggal bagi orang asing lanjut usia yang tinggal di KEK Pariwisata
8. Pertanahan Untuk KEK yang diusulkan Badan Usaha Swasta diberikan HGB dan perpanjangannya diberikan langsung bersamaan dengan proses pemberian haknya. Administrator KEK dapat memberikan pelayanan pertanahan
9. Perizinan Administrator berwenang menerbitkan izin prinsip dan izin usaha melalui pelayanan terpadu satu pintu di KEK Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3 jam (dalam hal persyaratan terpenuhi) Penerapan perizinan dan nonperizinan daftar pemenuhan persyaratan (check list) Proses dan penyelesaian perizinan dan non perizinan keimigrasian, ketenagakerjaan, dan pertanahan di Administrator KEK
2. Penyediaan Air Untuk Masyarakat Secara Berkelanjutan dan Berkeadilan
Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan No.85/PUU-XI/2013 memutuskan
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat. Memperhatikan putusan MK dan
, khususnya
dalam hal pengusahaan dan/atau penyediaan air oleh para pelaku usaha yang
berinvestasi di Indonesia, maka pemerintah menyusun Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pengusahaan Sumber Daya Air (RPP Pengusahaan SDA) dan
RPP tentang Sistem Penyediaan Air Minum (RPP SPAM).
3. Proses Cepat (paperless) Perizinan Impor Bahan Baku Obat
Proses impor-ekspor melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW).
INSW adalah loket elektronik tunggal untuk penyelesaian perizinan impor ekspor
serta pengurusan dokumen kepabeanan dan kepelabuhanan, yang merupakan
wujud reformasi birokrasi dengan sistem pelayanan publik yang cerdas.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
43
Paket Kebijakan Ekonomi VII
Percepatan Proses Sertifikasi Tanah
Percepatan proses sertifikasi tanah dilakukan dengan cara :
- Pelayanan Sabtu-Minggu (termasuk di Area Car Free Day), pelayanan malam
hari di area Car Free Night Bandung dan Pasar Tradisional di Pandeglang;
- Membuka outlet pelayanan untuk mendekatkan Tempat Pelayanan Pertanahan
dengan Pemukiman Masyarakat (sudah mulai di Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Semarang);
- Melaksanakan Pelayanan “Desa On-Line” di Provinsi NTB, Kabupaten Bangka
Tengah dan Kota Batam;
- Memberikan kelonggaran biaya (Rp. 0,-) bagi pemilik Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) yang dikeluarkan Kementerian Sosial.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat jangka waktu pengumuman untuk
pendaftaran tanah, yang semula butuh waktu 60 hari untuk pendaftaran tanah
secara periodik dan 30 hari untuk pendataran tanah secara sistematik, menjadi
14 hari kerja. Layanan lain adalah mengubah pendaftaran tanah dari cara
manual ke sistem elektronik, sehingga total waktu untuk proses sertifikat tanah
menjadi 30 hari kerja (1 hari untuk pemeriksaan pemohonan, 10 hari untuk
pengecekan dan pengukuran tanah, 3 hari untuk pengolahan data fisik dan
yuridis, 14 hari pengumuman, dan 2 hari untuk penandatanganan dan
penyerahan sertifikat tanah).
Insentif Pajak Bagi Industri Padat Karya
menerbitkan Peraturan Pemerintah yang memberi Keringanan Pajak Penghasilan
(PPh 21) bagi pegawai yang bekerja pada industri padat karya selama jangka
waktu 2 (dua) tahun, dan dapat diperpanjang. Memindahkan bidang usaha pada
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2015, yang meliputi Industri
Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari , Industri Sepatu Olahraga, dan Industri
Sepatu Teknik Lapangan/ Keperluan Industri menjadi bagian dari Lampiran I.
Dengan perubahan ini maka ketiga industri tersebut dapat memperoleh fasilitas
pajak di seluruh propinsi tanpa pengecualian. Selain itu juga menambah bidang
usaha pada Lampiran I dengan tambahan Industri Pakaian Jadi dari Tekstil
(Garmen) dan Industri Pakaian Jadi dari Kulit.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
44
Paket Kebijakan Ekonomi VIII
Kebijakan Satu Peta
Pengembangan kawasan atau infrastruktur seringkali terbentur dengan sejumlah
masalah terkait pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan. Konflik ini sulit
diselesaikan karena Informasi Geospasial Tematik (IGT) saling tumpang tindih
satu sama lain. Karena itu, kebijakan satu peta yang mengacu pada satu referensi
geospasial, satu standar, satu basis data dan satu geoportal untuk mempercepat
pelaksanaan pembangunan nasional menjadi salah satu prioritas pemerintah.
Basis referensi peta yang sama, juga akan meningkatkan keandalan informasi
terkait lokasi dari berbagai aktivitas ekonomi. Ini akan memberikan kepastian
usaha.Berbagai informasi yang dikompilasi dalam satu peta ini juga bisa
dimanfaatkan untuk sejumlah simulasi, antara lain untuk mitigasi bencana.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan
Satu Peta ini, kementerian dan lembaga akan menyiapkan peta tematik skala
1:50.000 sesuai rencana aksi masing-masing dengan batas akhir tahun 2019.
Kebijakan
Pembangunan Kilang Minyak
Pembangunan kilang minyak dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak
sehingga permintaan akan BBM dapat terpenuhi. Selain membangun kilang baru,
pemerintah juga akan meningkatkan (upgrade) kilang yang sudah ada.
Pemerintah memproyeksikan produksi BBM akan meningkat dari 825 ribu barel
per hari pada 2015 menjadi 1,9 juta barel per hari pada 2025. Sampai saat ini,
setidaknya ada empat kilang yang beroperasi dan perlu perbaikan, yaitu di
Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Dumai. Kilang baru akan dibangun di
Bontang dan Tuban
Insentif bagi perusahaan jasa pemeliharaan pesawat
Yaitu dimana pemerintah memberikan insentif dalam bentuk bea masuk 0%
untuk 21 pos tarif terkait suku cadang dan komponen perbaikan atau
pemeliharaan pesawat terbang.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
45
Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Tata Kelola pemerintahan yang baik (Tindak lanjut Kementerian Teknis dalam mendukung Kebijakan Perekonomian)
Diantara Rancangan Peraturan Pemerintah yang menjadi bagian dari Paket Kebijakan
Ekonomi, dan 2 Instruksi Presiden (Inpres) yaitu :
1. RPP tentang Kawasan Industri;
2. RPP tentang Pembiayaan Holtikultura;
3. RPP tentang Usaha Wisata Agro
Holtikultura;
4. RPP tentang Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis
yang Tidak Dipungut Pajak
Pertambahan Nilai;
5. RPP tentang Fasilitas dan Kemudahan di
Kawasan Ekonomi Khusus;
6. RPP tentang Perubahan Atas PP Nomor
131 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan
Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank
Indonesia;
7. RPP tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;
8. RPP tentang Perubahan Kedua Atas PP
Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Kawasan Hutan;
9. RPP tentang Pemilikan Rumah Tempat
Tinggal atau oleh Hunian Orang Asing
yang Berkedudukan di Indonesia;
10. RPP tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional,
11. RPP tentang Pelaksanaan Pembangunan
dan Pengembangan Kilang Minyak di
Dalam Negeri.
Sedangkan dua Inpres yang siap diundangkan adalah :
1. Rancangan Inpres tentang Kebijakan
Fasilitas Perdagangan Bebas di Dalam
Negeri (Inland Free Trade Arrangement)
2. Rancangan Inpres tentang Deregulasi
untuk Meningkatkan Daya Saing Industri,
Kemandirian Industri, & Kepastian Usaha.
Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, diukur dengan Indikator Kinerja Utama
yaitu Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian. Maksud dari Tingkat manajeman kinerja
Kementerian adalah upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi
Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan
Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut
rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi).
Berbeda dengan indikator kinerja utama pertama dan kedua yang melihat batasan
keberhasilan sasaran strategis melalui tersusunnya Rancangan Peraturan Perundang-
Undangan yang ditetapkan oleh Presiden, atau Menko Perekonomian maka pada IKU ketiga
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
46
141, Tingkat 4
113, Tingkat 3
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Target Realisasi
Tingkat KinerjaManajemanKementerian (Melaluipenataan PeraturanTeknis padaKementerian dalamKoordinasi)
Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (melalui penataan peraturan teknis pada Kementerian di bawah Koordinasi Kemenko Perekonomian)
ini Kemenko Bidang Perekonomian diarahkan pada tata kelola kebijakan perekonomian
melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang
Perekonomian untuk merespon masalah-masalah perekonomian, seperti misalnya:
perlambatan pertumbuhan ekonomi, depresiasi rupiah, menghadapi MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN), dan dinamika globalisasi ekonomi.
Adapun pengklasifikasian Tingkat manajeman kinerja tata kelola kebijakan
perekonomian melalui Ketentuan Teknis pada Kementerian Teknis/Sektor adalah sebagai
berikut : Nilai Kategori
85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau)
65≤n<85 = 3 : Baik: (Hijau)
45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah)
n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
Nilai diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target
peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus.
Tahun 2015 melalui paket kebijakan ekonomi ditargetkan 141 peraturan/
keputusan kementerian teknis. Realisasinya adalah 113 peraturan/keputusan. Perbandingan
antara realisasi dengan target tersebut menunjukan bahwa nilai tata kelola kebijakan
perekonomian melalui Ketentuan Teknis adalah sebesar 80, sehingga Realisasi Indikator
Kinerja Utama ketiga ini adalah 3 (Baik) dari target yang telah ditetapkan sebelumnya 4
(sangat baik). Tidak tercapainya target 4 tersebut dipengaruhi oleh adanya 28 peraturan
yang masih dalam tahap pembahasan dan akan diteruskan pada tahun 2016.
. Capaian Indikator Kinerja Utama
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian adalah :
Gambar 3.16 Capaian IKU pada Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
47
Capaian penataan peraturan kementerian teknis dapat dikelompokan dalam sasaran
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Pengelompokan Penataan Peraturan Teknis
Sasaran Peraturan Target Realisasi % Realisasi
Mendorong daya saing industri nasional 104 87 84%
Kemudahan perijinan investasidan memperbaiki ketentuan devisa hasil ekspor
11 11 100%
Fasilitasi pelayanan keuangan, pembiayaan ekspor dan pengurangan badan usaha
7 1 14%
Jaring pengaman sosial dan peningkatan kesejahteraan rakyat
10 8 80%
Meningkatkan iklim industri dan investasi melalui intensif pajak dan deregulasi perbankan syariah
3 1 33%
Menggerakkan ekonomi wilayah pinggiran dan kemudahan memperoleh kebutuhan komoditi strategis
2 2 100%
Mendorong kegiatan berusaha seluruh lapisan industri nasional
3 3 100%
Penyelesaian konflik lahan, meningkatkan produksi minyak nasional, mendorong industri suku cadang, komponen, dan perawatan pesawat terbang nasional
1 0 0%
Jumlah 141 113 Nilai : 80
Secara keseluruhan, realisasi IKU Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
telah memenuhi target yang ditetapkan, bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini
menunjukkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara konsisten dapat
mencapai target kinerjanya setiap tahun. Sebagai bahan perbandingan, capaian kinerja
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam 3 (tiga) tahun terakhir disajikan
dalam tabel.3.5 berikut.
Sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berbeda dengan periode tahun 2012 s/d 2014,
dimana Sasaran strategis dan IKU 2012-2014 disesuaikan dengan Renstra 2010-2014,
sedangkan untuk sasaran strategis dan IKU tahun 2015 berpedoman kepada Renstra 2015-
2019.
3. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dari Waktu ke Waktu
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
48
Tabel 3.5
Realisasi IKU dari waktu ke waktu
Walaupun
capaian kinerja
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian
selalu mencapai
100%, namun
dari segi
implementasi
sistem
akuntabilitas
kinerja masih
perlu
ditingkatkan.
Hal ini sesuai
dengan evaluasi akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan oleh Kementerian PAN-RB dan
hasil evaluasinya telah disampaikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
dengan surat nomor B/3954/M.PANRB/12/2015 tanggal 11 Desember 2015. Beberapa
rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi untuk peningkatan kualitas laporan kinerja Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian di tahun 2015 ini, antara lain sebagai berikut :
1. Melaksanakan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi pada tahun sebelumnya;
2. Menyempurnakan indikator kinerja agar lebih spesifik dan terukur serta dapat
menggambarkan pencapaian sasaran dan tujuan dengan lebih baik;
3. Menjabarkan dan menurunkan (cascading) indikator keberhasilan yang ada di dalam
Renstra;
4. Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja secara berkala kemudian
memanfaatkan hasilnya dalam penyusunan laporan kinerja dan perbaikan perencanaan;
5. Meningkatkan kualitas analisis pada laporan kinerja dan memanfaatkannya untuk
perbaikan perencanaan berikutnya baik untuk jangka pendek maupun jangka
menengah;
6. Hasil evaluasi internal dijadikan masukan untuk mendorong peningkatan perbaikan
penerapan manajemen kinerja yang lebih berorientasi hasil.
Sasaran
Strategis IKU
Target
2012-2014
Realisasi
2012 2013 2014
Keselarasan
pengelolaan
fiskal dan
moneter
Kualitas tindakan
antisipasi terhadap
potensi ketidakstabilan
fiskal dan moneter
Baik Baik
Baik
Baik
Meningkatnya
peran Indonesia
dalam rangka
kerja sama
ekonomi luar
negeri
Peningkatan kerjasama
ekonomi luar negeri
80 88,95
94
92
Terwujudnya
implementasi
program kerja
utama
Komposit Indeks dari
Indeks ketahanan
pangan, ketahanan
energi, percepatan
pembangunan
infrastruktur, serta
perbaikan iklim
investasi dan iklim
usaha
4 4
4
4
Sumber : Biro Perencanaan,2012-2014
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
49
Menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah
melakukan langkah-langkah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan akuntabilitas
kinerja instansi diantaranya :
1. Integrasi Manajemen Kinerja dengan Sistem AKIP
Dalam rangka mencapai visi, misi dan
strategi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menerapkan manajemen
kinerja berbasis Balanced Scorecard.
Sistem manajemen/pengelolaan kinerja
ini mejadi alat eksekusi strategi, yang
menerjemahkan visi dan misi menjadi
sasaran-sasaran strategis yang dicapai
dalam jangka waktu tertentu
sebagaimana tertuang dalam peta
strategis. Pengelolaan kinerja di
lingkungan Kementerian sudah selaras
dengan Sistem AKIP yang terdiri atas 5
tahapan utama, yaitu perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan
kinerja, evaluasi kinerja dan
penghitungan capaian kinerja.
a. Perencanaan Kinerja
Bertepatan dengan periode perencanaan
strategis baru, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian melakukan
perubahan pada Rencana Strategis.
Perubahan Renstra mulai dari kejelasan
visi, misi, sasaran strategis dan IKU
sebagaimana program pemerintahan
yang baru. Penyusunan SS dan IKU
berorientasi pada perspektif stakeholder
guna kejelasan hasil atau outcome. Selain
itu pemilik peta strategi seperti pejabat
eselon I dan II dibatasi memiliki IKU yang
bersifat aktivitas. Sebagaimana
Permenpan 53 tahun 2014 yang
mengatur petunjuk teknis perjanjian
kinerja, Kemenko Bidang Perekonomian
juga telah melakukan kontrak kinerja
untuk semua pejabat eselon I dan II sejak
tahun 2011. Mekanisme penetapan
sasaran kerja individu selalu ditekankan
agar mengikuti Permenko 5 Tahun 2015
dan Renja Tahunan tiap-tiap unit
kedeputian. Uraian indikator dibuat
sesuai dengan level tanggung jawab
pegawai.
b. Pengukuran Kinerja
Pada tahap ini Kemenko Bidang
Perekonomian melakukan pengukuran
kinerja berdasarkan IKU sebagaimana
kontrak kinerja pada awal tahun.
Kontrak kinerja berisi SS dan IKU yang
sesuai dengan Tusi dan kapasitas unit
dalam mencapai target. Setiap IKU
mempunyai manual IKU yang
memastikan IKU tersebut definitif, dapat
diukur, obyektif, sesuai dengan tugas dan
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
50
fungsi, memiliki formula perhitungan,
dan sumber data. Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian
nomor 9 Tahun 2015 tentang PK dan
IKU di Lingkungan Kemenko Bidang
Perekonomian menjadi pedoman
keselaran indikator dalam Renja, PK dan
Penetapan IKU. Melalui Permenko ini
diatur pula tata cara pengukuran dan
pelaporan data kinerja pada tiap-tiap
unit organisasi Eselon I dan II.
Pengukuran kinerja individu pegawai
Kemenko Bidang Perekonomian
dilakukan setiap bulan untuk
memastikan target pada sasaran kerja
individu tercapai.
c. Pelaporan Kinerja
Hasil pelaksanaan kegiatan dan
pengukuran rumpun-rumpun indikator
yang telah dikelola, selalu dimonitor oleh
tiap level pimpinan terutama pendekatan
realisasi fisik kegiatan dan keuangan
memastikan menuju sasaran strategis
sesuai peta strategis. Capaian indikator
kinerja dilaporkan setiap semester dan
disampaikan pada Rapat Pimpinan
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. Hasil laporan kinerja
semester akan digunakan sebagai bahan
penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (LAKIP). Pelaporan
kinerja individu bulanan disampaikan
secara triwulanan pada bagian yang
bertanggung jawab pembinaan pegawai.
d. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja dilaksanakan bersamaan
dengan rapat monitoring capaian kinerja
setiap semester. Fokus evaluasi adalah
pada capaian kinerja yang rendah
(warna kuning atau merah) yang
membutuhkan tindak lanjut segera. Pada
level teknis, evaluasi juga dilakukan oleh
Inspektorat terhadap laporan kinerja
unit. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk
perbaikan periode selanjutnya agar
capaian diakhir tahun dapat sesuai target
yang ditetapkan, serta umpan balik
untuk tahun berikutnya.
e. Capaian Kinerja
Pencapaian kinerja dihitung dengan
membandingkan target dan realisasi baik
IKU. Setiap capaian mempunyai data
pendukung yang didokumentasikan
dengan baik sebagai bahan ketika
dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
51
Hasil capaian kinerja ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang untuk
digunakan sebagai bahan penilaian
prestasi kerja pegawai. Melalui
penetapan indikator berjenjang sesuai
level tanggung jawab, sangat membantu
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian dalam menjalankan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Penjenjangan Capaian
indikator kinerja memastikan setiap
pegawai berkontribusi mendukung
sasaran strategis dan tujuan organisasi.
Mulai dari penyusunan rencana kinerja
sampai pelaporan kinerja berjalan sesuai
mekanisme yang telah ditetapkan.
2. Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan dan Pelaporan
Dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan di lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, pada tahun 2015 telah dilakukan beberapa langkah
perbaikan. Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dimana Kemenko Perekonomian dituntut
untuk senantiasa melakukan penyempurnaan atas kualitas dokumen-dokumen
perencanaan, indikator kinerja, dan laporan keuangan di unit kerja secara menyeluruh.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu dalam rangka penyelarasan dan sinkronisasi
dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja, serta peningkatan kualitas
dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan kinerja. Dengan kata lain, penyelarasan
dilakukan antara dokumen Renja yang merupakan dokumen perencananaan sekaligus
dasar penyusunan dokumen penganggaran (RKA-KL atau DIPA) dengan dan Perjanjian
Kinerja yang merupakan dokumen kinerja tahunan. Beberapa langkah perbaikan yang
telah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2015
sebagai berikut:
- Penjabaran/
penurunan
(cascading)
indikator
keberhasilan
dari IKU
Kementerian
secara
berjenjang
sampai ke level
individu melalui
keberlanjutan
penerapan penilaian prestasi kerja pegawai dengan aplikasi elektronik berbasis web.
Gambar 3.17 Contoh Aplikasi berbasis web Cascading IKU ke level individu/Indikator Kinerja Individu pada Sasaran Kerja Pegawai (//skp.ekon.go.id)
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
52
- Penyusunan pedoman pengumpulan data kinerja untuk penyusunan LAKIP dengan
ditetapkkanya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian ini mengatur tatacara pelaporan data kinerja, penetapan
indikator kinerja utama sebagai acuan pengukuran kinerja yang akan digunakan
sebagai bahan untuk penyusunan Laporan Kinerja.
- Pengimplementasian transformasi kelembagaan dengan ditetapkannya Peraturan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kemenko Bidang Perekonomian. Permenko tersebut merupakan upaya
penguatan salah satu area perubahan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu
penataan dan penguatan organisasi, dan penyesuaian Peta Strategi Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2015-2019.
- Penyempurnaan laporan kinerja dimana capaian kinerja organisasi pada tahun-
tahun sebelumnya digunakan sebagai pembanding atas kinerja organisasi pada
tahun tersebut.
- Penyempurnaan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan
melakukan revisi pada Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015. Pada tahun 2015,
perumusan sasaran strategis dan IKU lebih mengadopsi pendekatan fungsi, bukan lagi
pendekataan isu seperti pada tahun 2014. Pertimbangan ini dinilai lebih relevan dan
efektif untuk mewujudkan tujuan mengingat ouput Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian adalah rekomendasi kebijakan di bidang Perekonomian. Perbedaan
penetapan sasaran strategis beserta IKU tersebut bisa dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.6 Perbedaan
Sasaran Stategis dan
IKU Kementerian Tahun 2014
dan 2015
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
53
Belanja Pegawai 70,27%
Belanja Barang 71,23%
Belanja Modal 49,34%
Berdasarkan data per 7 Januari
2016 dengan menggunakan sumber
dari data SPAN, realisasi penyerapan
DIPA Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian TA 2015 secara
keseluruhan jenis belanja adalah
sebesar Rp232.502.832.677,- atau
mencapai 70,63% dari total pagu
sebesar Rp329.204.232.000,-. Realisasi
penyerapan DIPA tahun 2015 ini
meningkat dari tahun sebelumnya yang
mencapai 69,80%. Secara umum, dalam
periode 2012-2015 realisasi
penyerapan DIPA dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Gambar 3.18 Pagu dan Realisasi Anggaran 2011-2016 (Rp000.000)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Sumber: Bagian Keuangan, 2015
Gambar 3.19 Realisasi Anggaran 2015 per Jenis Belanja
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Realisasi sebesar
Rp232.502.832.677,- terdiri dari
realisasi belanja pegawai
Rp57.242.882.181,-(70,27% dari
pagu Rp81.455. 969.000,-),
belanja barang
Rp172.572.131.071,- (71,23%
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PAGU ANGGARAN 254.220.2 254.220.2 288.739.6 293.100.1 329.204.2 361.614.9
REALISASI 179.149.0 210.774.0 209.624.9 204.583.8 232.516.9
70,47% 82,91% 72,6% 69,8%
70,63%
-
50.000.000.000
100.000.000.000
150.000.000.000
200.000.000.000
250.000.000.000
300.000.000.000
350.000.000.000
400.000.000.000
PAGU ANGGARAN REALISASI
4. Realisasi Anggaran
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
54
0 100.000 200.000
Program Koordinasi KebijakanBidang Perekonomian
Program Dukungan Manajemendan Pelaksanaan Tugas Teknislainnya Kemenko Perekonomian
198.705
130.499
135.214 (75%)
97.289 (68%)
Realisasi (Rp000) Pagu (Rp000)
dari pagu Rp242.278.651.000) dan
belanja modal Rp2.698.439.425,-
(49,34% dari pagu Rp5.469.612.000,-).
Anggaran berbasis kinerja pada Kementerian Koordinator Bidang perekonomian,
nampak dalam mencapai 3 sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui 2 program
dan terdiri dari 23 sasaran hasil. Masing-masing sasaran hasil dilaksanakan oleh unit
Eselon I sesuai dengan tugas dan fungsinya dan dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan
pada unit eselon II. Adapun total pagu DIPA dari 2 program tersebut adalah sebesar
Rp329.204.232.000,-. Realisasi dari 2 program tersebut adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 3.7 Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Program Sasaran Strategis Pagu (000) Realisasi (000) % Realisasi
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan bidang perekonomian
107.371.399 71.415.634 66,51%
Terwujudnya pengendalian kebijakan perekonomian
91.333.404 63.798.646 69,85%
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Kemenko Perekonomian
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
130.499.429 97.288.546 74,55%
Jumlah 329.204.232 232.502.826 70,63%
Gambar 3.20 Realisasi Anggaran TA 2015 per Program
Realisasi biaya per program dan per kelompok kegiatan dalam rangka
mewujudkan sasaran strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun
2015, diuraikan pada tabel di bawah ini :
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
55
Tabel 3.8 Realisasi Anggaran Per Kelompok Kegiatan dan Kelompok SS
Unit Organisasi
Rumpun Kegiatan untuk mencapai Sasaran Strategis
Rumpun SS Tingkat
Kementerian
Pagu Anggaran Realisasi % Realisasi
(Rp x 1.000,-) (Rp x 1.000,-)
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Kedeputian I
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
SS 1 7.220.347 5.632.465 78,01%
2. Pengendalian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
SS 2 5.279.653
3.872.495 73,35%
Kedeputian II
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Pangan dan Pertanian
SS 1 11.015.348
7.741.997 70,28%
2. Pengendalian Bidang Pangan dan Pertanian
SS 2 584.652
347.405 59,42%
Kedeputian III
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Pengelolaan Energi, SDA dan LH
SS 1 15.550.563 12.679.411 81,54%
2. Pengendalian Bidang Pengelolaan Energi, SDA dan LH
SS 2 6.834.740 5.014.429 73,37%
Kedeputian IV
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM
SS 1 1.028.040 579.220 56,34%
2. Pengendalian Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing KUKM
SS 2 10.971.960 8.145.164 74,24%
Kedeputian V
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Perniagaan dan Industri
SS 1 15.402.498 10.090.180 65,51%
2. Pengendalian Bidang Perniagaan dan Industri
SS 2 2.597.502
1.777.653 68,44%
Kedeputian VI
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
SS 1 40.789.605 20.629.752 50,58%
2. Pengendalian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
SS 2 58.216.895 38.758.461 66,58%
Kedeputian VII
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional
SS 1 9.753.788 8.253.821 84,62%
2. Pengendalian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional
SS 2 2.146.212 1.659.041 77,30%
Sekretariat Dewan
Nasional KEK
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus
SS 1 6.611.210 5.808.788 87,86%
2. Pengendalian Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus
SS 2 4.701.790 4.223.998 89,84%
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Bidang Perekonomian
Setmenko
1. Peningkatan Pelayanan Perencanaan SS 3 5.150.000 4.979.920 96,70%
2. Peningkatan dan Pengelolaan Layanan Persidangan, Hukum dan Humas
SS 3 9.150.000 7.223.105 78,94%
3. Peningkatan dan Pengelolaan Pelayanan Umum (Manajemen)
SS 3 113.099.429 82.589.617 73,02%
4. Pengawasan Inspektorat SS 3 600.000 422.940 70,49%
5. Penelaahan Kebijakan Bidang Perekonomian
SS 3 2.500.000 2.072.966 82,92%
JUMLAH 329.204.232 232.502.826 70,63%
Jumlah realisasi anggaran tahun 2015 sebesar 70,63%, apabila dibandingkan
dengan rata-rata realisasi selama 2011-2014 sebesar 74% adalah merupakan
. Efisiensi tersebut pada umumnya dari
pengadaan barang/jasa, penghematan dalam pelaksanaan kegiatan, seperti
pengurangan biaya perjalanan dinas, membatasi rapat konsinyering yang dilaksanakan
di hotel yang digeser untuk kegiatan telaahan atau kajian guna meningkatkan sinergi
dalam merumuskan rekomendasi kebijakan bidang perekonomian.
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
56
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
57
aporan Kinerja Kementerian
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Tahun 2015 menyajikan
upaya-upaya dalam koridor tugas dan
fungsi yang diamanatkan oleh Presiden
untuk turut menjaga kondisi perekonomian
bangsa. Unsur-unsur Kemenko
Perekonomian bersatu padu menjalankan
roda organisasi untuk mencapai tujuan
melalui integrasi implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Kementerian. Tujuan
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan dicapai melalui 3
sasaran strategis yang dibagi dalam
kelompok tema: stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi, peningkatan daya saing,
transformasi industri, dan optimalisasi
hubungan internasional. Melalui alokasi 2
program dalam dokumen anggaran, sasaran
strategis Kemenko Bidang Perekonomian
diukur dengan 3 indikator kinerja utama
meliputi pengelompokan koordinasi/
sinkronisasi, fungsi pengendalian, dan tata
kelola kebijakan teknis bidang
perekonomian.
Berbagai rekomendasi kebijakan
perekonomian telah lahir di tahun 2015
sebagai hasil dari kegiatan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian. Wujud
implementasi dari rekomendasi tersebut
adalah ditindaklanjuti dengan kebijakan
formal melalui penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan Bidang
Perekonomian yang baru dan yang sifatnya
merubah atau memperkuat peraturan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tahun 2015
telah dikoordinasikan/disinkronkan 57
Rancangan Peraturan Perundang-undangan
yang sifatnya baru (Capaian IKU 1), dan 19
Rancangan Peraturan Perundang-
undangan yang sifatnya perubahan
(Capaian IKU 2). Dalam lingkup indikator
tata kelola kebijakan teknis kementerian
dalam koordinasi, Kemenko Bidang
Perekonomian mencapai tingkat Baik.
Tingkat ini meleset dari target Sangat Baik
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja.
Menyadari tantangan, persaingan,
dan harapan masyarakat yang tinggi,
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian akan terus mengoptimalkan
potensi yang ada untuk disinergikan
dengan seluruh Kementerian/Lembaga
dalam koordinasi, Pemerintah Daerah, dan
Pelaku Bisnis, sehingga tercipta aturan dan
arahan yang tepat sehingga tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih
stabil, merata dan terjaga kelangsungannya.
Target pertumbuhan ekonomi 2015
sebesar 5,6%, hanya tercapai 4.8% (YoY).
Lemahnya kondisi perekonomian global,
penurunan kinerja neraca perdagangan,
dan penurunan daya beli masyarakat
memberikan dampak pada kondisi
perekonomian secara umum. Namun
demikian, melalui partisipasi aktif,
koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian
memberikan andil, sehingga
L
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 2015
58
Akhirnya dengan disusunnya
Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat
memberikan informasi secara transparan
kepada seluruh pihak yang terkait
mengenai tugas dan fungsi Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian,
sehingga dapat memberikan umpan balik
guna peningkatan kinerja pada periode
berikutnya. Secara internal Laporan Kinerja
tersebut harus dijadikan motivator untuk
lebih meningkatkan kinerja organisasi
dengan jalan selalu menyesuaikan
indikator-indikator kinerja yang telah ada
dengan perkembangan tuntutan
stakeholders, sehingga Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dapat
semakin dirasakan keberadaannya dalam
menjaga kondisi perekonomian bangsa.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
I. Perjanjian Kinerja 2015
II. Manual Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian
III. Kerangka Rencana Kerja Kemenko Bidang Perekonomian TA 2015
IV. Matriks Rumpun Sasaran Strategis dan Kegiatan
V. Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu
VI. Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja
Definisi : Implementasi program-program koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang perekonomian dengan K/L yang menghasilkan Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Rancangan Peraturan Perundangan Baru bidang Perekonomian yang dikoordinasi dan disinkronisasi oleh Kemenko Bidang Perekonomian. (Batasan RPP : DPR,
Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian)
Satuan : %
Teknik Menghitung : Implementasi Program Koordinasi dan Sinkronisasi kebijakan perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan peraturan perundang-undangan baru bidang perekonomian
r X100%
t
Sifat Data IKU : Maximize
Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU : Semesteran
Keterangan Lain : -
Definisi : Implementasi fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan bidang perekonomian K/L yang telah ditetapkan, menghasilkan rekomendasi dan berimplikasi pada Rancangan perubahan Peraturan Perundangan yang ada. (Batasan RPP : DPR, Presiden, Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian)
Satuan : %
Teknik Menghitung : Implementasi pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang
perekonomian = realisasi dibandingkan dengan target, rancangan perubahan peraturan perundang-undangan yang ada dibidang perekonomian.
r X100% t
Sifat Data IKU : Maximize
Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU : Semesteran
Keterangan Lain : -
Presentase Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi
Manual Perhitungan
IKU KEMENTERIAN 1
Presentase Kebijakan Bidang Perekonomian Yang Terimplementasi
Manual Perhitungan
IKU KEMENTERIAN 2
Target 2015 : 100% (54 Rancangan Peraturan Baru)
Target 2015 : 100% (9 Rancangan Perubahan Peraturan)
Lampiran II
Definisi :
Mengukur upaya penataan kebijakan teknis kementerian dalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian. Upaya penataan tersebut melalui peraturan atau keputusan Menteri Teknis didalam koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian sebagai tindak lanjut rekomendasi kebijakan perekonomian (deregulasi).
Satuan : Indeks (1 – 4)
Teknik Menghitung :
Nilai Kinerja Manajemen/Tata Kelola diperoleh dari realisasi peraturan/keputusan kementerian teknis dibagi dengan target peraturan/keputusan kementerian teknis dikali seratus
Nilai Kinerja = r/t x 100
Klasifikasi Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian :
85≤n≤100 = 4 : Sangat Baik (Hijau)
65≤n<85 = 3 : Baik (Hijau)
45≤n<65 = 2 : Kurang (Merah)
n<45 = 1 : Sangat Kurang (Merah)
Sifat Data IKU : Maximize
Sumber Data : Kedeputian, Biro HPH
Periode Data IKU : Semesteran
Keterangan Lain : Batasan Peraturan/Keputusan yang dikeluarkan Kementerian Teknis di bawah Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian
Tingkat Kinerja Manajeman Kementerian
Manual Perhitungan
IKU KEMENTERIAN 3
Target 2015 : 4 (141 Peraturan/Keputusan Kementerian
Teknis)
Kerangka Rencana Kerja (Renja) 2015 Kemenko Bidang Perekonomian Lampiran III
6 Kegiatan (PK/POK)
VISI KEMENKO PEREKONOMIAN : Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan. MISI KEMENKO PEREKONOMIAN: Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian. TUJUAN : 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan 2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Ek.Makro & Keu • P. Pelaks’an
Kebijakan Ek.Makro dan Keu
• Perluasan Akses Pembiayaan UMK
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Pangan dan Pertanian
• P. Pelaks’an Kebijakan Pangan dan Pertanian
• Efektivitas tata kelola pangan dan pertanian yang baik
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Pengelolaan ESDA dan LH
• P. Pelaks’an Kebijakan Pengelolaan ESDA dan LH
• ↑ Pemahaman pemangku kepentingan kebj. baru EITI
Terwujudnya: • K&S Perumusan Kebijakan
EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM
• P. Pelaks’an Kebijakan Kebijakan EK, Kwirausahaan, & Daya Saing KUKM
• K&S Perumusan Kebijakan EK, KUKM, SDM, Buruh Pelaks. MEA
• P. Pelaks. Kebijakan 8 MRA pengembangan EK pelaks MEA
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Perniagaan dan Industri
• P. Pelaks’an Kebijakan Perniagaan dan Industri
• K&S Kebijakan ↑ Daya Saing Nas
7 Kegiatan (PK/POK)
5 Kegiatan (PK/POK)
5 Kegiatan (PK/POK)
7 Kegiatan (PK/POK)
RP
JM / R
ENSTR
A
Sasaran P
rogram
Eselo
n I
Re
nja
Koordinasi (K)-Sinkronisasi (S)-Pengendalian (P)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Percepatan Infras &Bangwil
• P. Pelaks’an Kebijakan Percepatan Infras &Bangwil
• Pengembangan KSE baru di luar Jawa
• Tercapainya Penetapan PIP yang diusulkan
8 Kegiatan (termasuk
KPPIP+KEK (PK/POK)
Terwujudnya: • K&S Kebijakan
Kerjasama Ekonomi Internasional
• P. Pelaks’an Kebijakan Kerjasama Ekonomi Internasional
• Pemaham Peserta atas materi sosialisasi Hasil KE Internasional
5 Kegiatan (PK/POK)
Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Rp.196.185.085.000
(23 hasil/outcome)
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 130.499.429.000 Hasil/Outcome : - ↑ budaya organisasi berbasis kinerja & kompetensi serta tata kelola organisasi, untuk perbaikan pelayanan.
- ↑ produktivitas melalui sarana dan prasarana yang berkualitas untuk seluruh pegawai.
S E T M E N K O
Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Program Koordinasi Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Jumlah Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang diselesaikan koordinasi/sinkronisasi - nya)
Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Pengendalian Kebijakan Perekonomian Indikator Kinerja : Presentase Kebijakan Perekonomian yang terimplementasi (Rekomendasi yang ditindaklanjuti dengan Perubahan Peraturan Perundang-undangan Kebijakan Perekonomian yang ditindaklanjuti)
Sasaran Strategis 3: Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yg baik Indikator Kinerja : Tingkat Kinerja Manajemen Kementerian (Jumlah Peraturan/Keputusan Kementerian Teknis sebagai penataan kebijakan perekonomian di tingkat Kementerian di bawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian)
SS
Ind
ikator K
ine
rja Utam
a Ke
me
nte
rian
Lampiran IV
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Program
Jumlah dokumen perencanaan yang
berkualitas
Dokumen perencanaan 4
Jumlah dokumen perencanaan yang
berkualitas
Dokumen pelaksanaan reformasbirokrasi3
Jumlah laporan Komunikasi Publik Kebijakan
Bidang Perekonomian
Laporan Komunikasi Publik
Kebijakan Bidang Perekonomian 2
Jumlah laporan kegiatan persidangan
KementeriaKoordinator Bidang
Perekonomian
Laporan Kegiatan Persidangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
1
Jumlah laporan dukungan kegiatan Menko
Perekonomian dan Fasilitasi Naskah
Kebijakan Menteri
Fasilitasi Naskah Kebijakan
Menteri
Laporan dukungan kegiatan
Menko Perekonomian dan
1
Jumlah laporan rancangan peraturan
perundangundangan,
telaahan masalah hukum
dan perundang- undangan, serta Sistem
Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum
Dokumentasi dan Informasi
Hukum
masalah hukum dan perundangundangan, serta
Sistem Jaringa
Laporan rancangan peraturan
perundang-undangan, telaahan
3
Persentase administrasi dan pengembangan
sumber daya manusia yang diselesaikan
Laporan administrasi dan
pengembangan sumber daya
manusia97%
Persentase laporan pelaksanaan sistem dan
implementasi pelayanan prima dalam
pelaksanaanakuntansi dan pelaporan
keuangan, verifikasi, dan perbendaharaan
yang diselesaikan
Laporan pelaksanaan sistem
akuntansi instansi, verifikasi, dan
perbendaharaan
100%
Perekonomian yang diselesaikan
Persentase pelaksanaan fungsi
kerumahtanggaandan tata usaha pimpinan
dalam mendukung
pelaksanaan tugas pokok organisasi
Kemenko
Laporan pelaksanaan fungsi
kerumahtanggaan dan tata usaha pimpinan 97%
Persentase pelaksanaan pengelolaan barang
miliknegara yang diselesaikan
Laporan pelaksanaan fungsi
pengelolaan Barang Milik Negara 97
Jumlah pelaksanaan hasil pengawasan yang
dilaksanakan
Laporan hasil pengawasan yang
dilaksanakan
4
Jumlah laporan hasil pemantauan tindak
lanjut hasilpengawasan (internal dan
eksternal)
Laporan hasil pemantauan
tindak lanjut hasil pengawasan (internal dan
eksternal)3
Terwujudnya laporan hasil telaahan yang
mendukung upaya pencapaian kinerja
Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian
Jumlah laporan hasil telaahan yang
dilaksanakan dalam upaya mendukung upaya
pencapaian kinerja Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
Laporan hasil telaahan yang
dilaksanakan dalam upaya
mendukung upaya pencapaian kinerja
Kementerian
Koordinator Bidang
Perekonomian
5
Jumlah pegawai yang terbayar gaji
dan tunjangan
Layanan perkantoran
12
Jumlah terselenggaranya operasion dan
pemeliharaan perkantoran
Layanan Perkantoran
12
Tersedianya sarana dan prasarana
yang berkualitas untuk seluruh
pegawai
Persentase (%) Pemenuhan sarana
dan prasarana kerja yang berkualitas
bagi seluruh pegawai
Sarana dan prasarana yang
berkualitas untuk seluruh
pegawai 100
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK DUKUNGAN DAN LAYANAN)
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TUGAS
TEKNIS LAINNYA KEMENKO
PEREKONOMIAN
Terselenggaranya pelayanan perencanaa
Bidang Perekonomian
dan pelaksanaan reformasi birokrasi di
lingkungan Kementerian Koordinator
Tercapainya dukungan manajemen
danpelaksanaan tugas teknis lainnya
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian
Terselenggaranya tugas dan fungsi
dukungan yang optimal terhadap
Milik Negara pelayanan Administrasi
Umum, Sumber
Daya Manusia, Keuangan,
Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang
organisasi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan
Meningkatnya kinerja unit kerja dalam
Koordinator Bidang Perekonomian
(Clean Government) untuk mewujudkan
Kegiatan
Bebas dari Korupsi (KBK) di Kementerian
penyelenggaraan pemerintahan yang baik
(Good
Governance) melalui pemerintahan yang
bersih
Terselenggaranya tugas dan fungsi
dukungan yang optimal terhadap
Milik Negara pelayanan Administrasi
Umum, Sumber
Daya Manusia, Keuangan,
Kerumahtanggaan, dan Pengelolaan Barang
organisasi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dalam pelaksanaan
Lampiran IV
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Program
Tersusun rekomendasi paket kebijakan
ekonomi yang mendukung kebijakan
moneter dan neraca pembayaran
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan moneter dan neraca
pembayaran yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
moneter dan neraca pembayaran. 9
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
pembiayaan kredit, asuransi dan
remitansi untuk pekerja migran
Persentase rekomendasi Pengendalian
kebijakan pembiayaan kredit, asuransi
dan remitansi untuk pekerja migran
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian kebijakan
pembiayaan kredit, asuransi dan
remitansi untuk pekerja migran4
Tersusunnya rekomendasi Kebijakan
yang terkait dengan bidang BUMN
BUMN yang ditindaklanjuti Persentase
rekomendasi pengendalian kebijakan
Rekomendasi pengendalian kebijakan
BUMN 10
Tersusunnya rekomendasi
pengembangan kebijakan ekonomi
daerah dan sektor riil
Persentase rekomendasi pengendalian
pengembangan Ekonomi daerah dan
Sektor Riil yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian
pengembangan Ekonomi daerah dan
Sektor Riil11
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
fiskal
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan fiskal yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
fiskal 26
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Persentase Pengendalian kebijakan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian kebijakan
PasarModal dan Lembaga Keuangan 8
Tercapainya Target Penyaluran KUR Persentase Pengendalian kebijakan
KUR yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian kebijakan
KUR 7
Tercapainya peningkatan produksi
daging, telur dan susu segar untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi protein
hewani dan peningkatan produksi dan
ketersediaan hasil perikanan untuk
peningkatan konsumso dan eksport,
peningkatan produksi dan produktifitas
garam dalam rangka
swasembada berkelanjutan
Persentase rekomendasi hasil
pengendalian pelaksanaan kebijakan
bidang peternakan danperikanan yang
diimplementasikan
Rekomendasi hasil pengendalian
pelaksanaan kebijakan bidang
peternakan
dan perikanan
1
Tercapainya stabilitas harga,
ketersediaan dan keterjangkauan
pangan pokok dalam rangka
menuju swasembada pangan pokok
Persentase rekomendasi
pengendalian pelaksanaan kebijakan
bidang pangan yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian
pelaksanaan kebijakan bidang pangan
1
Peningkatan peran perkebunan dan
hortikultura untuk pemenuhan konsumsi
dalam negeri, dan
peningkatan ekspor
Jumlah rekomendasi pengendalian
pelaksanaan kebijakan pekebunan dan
hortikultura yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian
pelaksanaan
kebijakan pekebunan dan hortikultura 1
Terimplementasinya rerkomendasi
kebijakan dibidang agribisnis untuk
peningkatan nilai tambah pertanian dan
peningkatan kesejahteraan
petani
Persentase rekomendasi hasil
pengendalian pelaksanaan kebijakan
dibidang agribisnis yang
ditindaklanjuti
Laporan rekomendasi hasil
pengendalian
pelaksanaan kebijakan dibidang
agribisnis
1
Peningkatan pemanfaatan lahan
terlantar, pengurangan konversi lahan
pertanian, percepatan
pembangunan irigasi dengan pembukaan
lahan beririgasi, serta pembukaan dan
pengelolaan
sarana produksi pertanian dalam rangka
mendukung peningkatan produksi
pertanian
Persentase rekomendasi hasil
pengendalian pelaksanaan kebijakan
prasarana, sarana pangan
dan pertanian yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil pengendalian
pelaksanaan kebijakan prasarana,
sarana pangan dan pertanian
1
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan PEPI yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian
kebijakan PEPI2
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan Investasi yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan Investasi 2
Meningkatnya Ekspor dan
berkembangnya Fasilitasi Perdagangan
Internasional
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan Peningkatan
Ekspor danFasilitasi Perdagangan
Internasional yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian
kebijakan Peningkatan Ekspor dan
Fasilitasi Perdagangan Internasional4
Meningkatnya Pengembangan Logistik
Nasional untuk mendukung kelancaran
arus barang
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan Logistik yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
pengembangan Pengembangan
Logistik
4
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan
pengembangan pasar dalam negeri dan
tertib usaha
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
pengembangan pasar dalam negeri
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
pengembangan pasar dalam negeri 4
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan
Pengembangan Sektor dan Kawasan
Industri
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan sektor
dan kawasan Industri yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan sektor dan
kawasan Industri3
Terwujudnya Sistem National Single
Window yang efisien, konsisten,
transparan dan simple
Persentase rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan dan Penerapan Sistem
Nasional Single Window dan Intergrasi
ke dalam Sistem ASW yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pelaksanaan
pengendalian kebijakan
Pengembangan dan Penerapan
Sistem Nasional Single Window dan
Intergrasi ke dalam Sistem ASW
4
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK PENGENDALIAN)
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Meningkatnya investasi nasional
Lampiran IV
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Program
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan
dalam Rangka Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air
Persentase (%) Rekomendasi
pengendalian Urusan Infrastruktur
Sumber Daya Air yang dilaksanakan
Rekomendasi pengendalian Urusan
Infrastruktur Sumber Daya Air4
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan
Telematika dan Utilitas yang
ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi Hasil
PengendalianPelaksanaan Kebijakan
Telematika dan Utilitas
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Telematika dan
Utilitas 2
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan
dalam Percepatan Pembangunan
Transportasi Multi Moda
Persentase (%) Rekomendasi
pengendalian pelaksanaan kebijakan
Sistem Transportasi Multimoda
Rekomendasi pengendalian
pelaksanaan kebijakan Sistem
Transportasi Multimoda2
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan
Bidang Penataan Ruang dan Kawasan
Strategis Ekonomi
Jumlah Rekomendasi Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Penataan
Ruang dan Kawasan StrategisEkonomi
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Penataan Ruang
dan Kawasan Strategis Ekonomi 8
Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan
Perumahan,Pertanahan, dan
Pembiayaan Infrastruktur yang
ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
Perumahan, Pertanahan, dan
Pembiayaan Infrastruktur yang
ditindaklanjuti
Pembiayaan Infrastruktur
Rekomendasi Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Perumahan,
Pertanahan, dan Pembiayaan
Infrastruktur yang ditindaklanjuti
4
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
dalam upaya pencapaian sasaran
peningkatan produktifitas energi
Persentase (%) rekomendasi
pengendalian pelaksanaan kebijakan
dibidang produktivitas energi
Laporan rekomendasi pengendalian
pelaksanaan kebijakan dibidang
produktivitas energi3
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
dalam upaya pencapaian sasaran
peningkatan pengelolaan
infrastruktur energi
Persentase rekomendasi pengendalian
pelaksanaan dibidang Infrastruktur
Energi Yang ditindaklanjuti
Laporan rekomendasi pengendalian
pelaksanaan dibidang Infrastruktur
Energi 3
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
dalam upaya pencapaian sasaran
peningkatan pengelolaan
industri ekstratif
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan di bidang Industri Ekstraktif
Laporan rekomendasi pengendalian
kebijakan di bidang Industri Ekstraktif3
Terimplementasinya rerkomendasi
kebijakan dibidang tata kelola kehutanan
untuk antisipasi perubahan iklim
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan di bidang Tata Kelola
Kehutanan
Rekomendasi pengendalian kebijakan
di bidang Tata Kelola Kehutanan1
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
dalam upaya pencapaian sasaran
peningkatan pelestarian lingkungan
hidup
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan di bidang Industri Ekstraktif
Laporan rekomendasi pengendalian
kebijakan di bidang Industri Ekstraktif3
Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi
kreatif dan kontribusinya terhadap
perekonomian nasional
Persentase (%) laporan pengendalian
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan ekonomi kreatif
Laporan hasil pengendalian
pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan4
Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang
tangguh, efisien dan berdaya saing
Teknologi yang ditindaklanjuti
Persentase (%) laporan hasil
pengendalian kebijakan
Pengembangan UKM Berbasis
Pengembangan UKM Berbasis
Teknologi Laporan hasil pengendalian
kebijakan 4
Meningkatnya pengelolaan dan
pengembangan potensi ekonomi
kawasan
Persentase (%) laporan pengendalian
pelaksanaan kebijakan Peningkatan
Daya Saing Ekonomi Kawasan
Laporan hasil pengendalian
pelaksanaan kebijakan Peningkatan
Daya Saing Ekonomi Kawasan4
Meningkatnya pengelolaan dan
pengembangan kewirausahaan melalui
peran inkubator wirausaha
Persentase (%) laporan pengendalian
pelaksanaan kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan
Laporan hasil pengendalian
pelaksanaan kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan4
Meningkatnya daya saing Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Persentase (%) laporan pengendalian
pelaksanaan kebijakan Peningkatan
Daya Saing Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
Laporan pengendalian pelaksanaan
kebijakan Peningkatan Daya Saing
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah4
Persentase (%) laporan pengendalian
pelaksanaan kebijakan
Ketenagakerjaan
Laporan pengendalian pelaksanaan
kebijakan di bidang Ketenagakerjaan4
Persentase (%) rekomendasi
pengendalian pelaksanaan kebijakan 8
MRA yang sesuai dengan
pengembangan Ekonomi Kreatif
Nasional (engineering services,
architectural, accountancy
services) dalam pelaksanaan MEA 2015
Rekomendasi pengendalian
pelaksanaan kebijakan 8 MRA yang
sesuai dengan pengembangan Ekonomi
Kreatif Nasional (engineering services,
architectural,
accountancy services) dalam
pelaksanaan MEA 2015
1
Meningkatnya kerja sama ekonomi Asia Persentase (%) rekomendasi
pengendalian kebijakan kerjasama
ekonomi Asia yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
kerjasama ekonomi Asia 8
Meningkatnya kerja sama ekonomi
Eropa, Afrika, dan Timur Tengah
Persentase Rekomendasi pengendalian
kebijakan kerjasama ekonomi Eropa,
Afrika dan Timur Tengah yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan
Timur Tengah 13
Meningkatnya kerja sama ekonomi
Amerika dan Pasifik
Persentase (%) rekomendasi
pengendalian kebijakan kerjasama
ekonomi Amerika dan
Pasifik yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
kerjasama ekonomi Amerika dan
Pasifik6
Meningkatnya kerja sama ekonomi
Regional dan Subregional
Persentase rekomendasi pengendalian
kebijakan kerjasama ekonomi Regional
dan Sub Regional
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi pengendalian kebijakan
kerjasama ekonomi Regional dan Sub
Regional6
Meningkatnya kerja sama ekonomi
Multilateral dan pembiayaan
Persentase (%) rekomendasi
pengendalian kebijakan Kerja Sama
ekonomi Multilateral dan Pembiayaan
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Pengendalian Kebijakan
Kerjasama Ekonomi Multilateral dan
Pembiayaan 5
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Meningkatnya Pengelolaan dan
pengembangan dibidang
Ketenagakerjaan
Lampiran IV
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Target Program
Tersusun rekomendasi paket
kebijakan ekonomi yang mendukung
kebijakan moneter dan neraca
pembayaran
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan moneter dan neraca
pembayaran yang ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
moneter dan neraca pembayaran12 85%
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
pembiayaan kredit, asuransi dan
remitansi untuk pekerja migran
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan pembiayaan kredit, asuransi
dan remitansi untuk pekerja migran
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil
telaahan/kajian kebijakan pembiayaan
kredit, asuransi dan
remitansi untuk pekerja migran12 85%
Tersusunnya rekomendasi Kebijakan
yang terkait dengan bidang BUMN
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan BUMN yang ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
BUMN12 85%
Tersusunnya rekomendasi
pengembangan kebijakan ekonomi
daerah dan sektor riil
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan ekonomi daerah dan sektor riil
ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
Pengembangan Ekonomi daerah dan
Sektor Riil
12 90%
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
fiskal
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan fiskal yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
fiskal12 85%
Tersusunnya rekomendasi kebijakan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan Pasar Modal
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan 12 85%
Tercapainya Target Penyaluran KUR Persentase rekomendasi dari hasil
koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi
kebijakan KUR yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi dari hasil koordinasi,
sinkronisasi dan sosialisasi kebijakan
KUR12 85%
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan bidang
peternakan dan perikanan yang
diselesaikan
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan bidang
peternakan
dan perikanan
1 85%
Presentase rekomendasi hasil kordinasi
dan sinkronisasi kebijakan
pengembangan ekonomi wilayah pesisir
dan pulau - pulau kecil yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan pengembangan
ekonomi wilayah pesisir dan pulau -
pulau kecil
1 85%
Tercapainya stabilitas harga,
ketersediaan dan keterjangkauan
pangan pokok dalam rangka
menuju swasembada pangan pokok
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan bidang pangan
yang diimplementasikan
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan bidang pangan1 85%
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan bidang
perkebunan dan hortikultura yang
diimplementasikan
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan bidang
perkebunan
dan hortikultura
1 85%
Presentase rekomendasi hasil kordinasi
dan sinkronisasi kebijakan
pengembangan rempah - rempah yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan pengembangan
rempah - rempah 1 85%
Terimplementasinya rerkomendasi
kebijakan dibidang agribisnis untuk
peningkatan nilai tambah pertanian
dan peningkatan kesejahteraan
petani
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan dibidang
agribisnis yangdiimplementasikan
Laporan rekomendasi hasil koordinasi
dan
sinkronisasi kebijakan dibidang
agribisnis1 85%
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi kebijakan prasarana dan
sarana pangan dan pertanian yang
diimplementasikan
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan prasarana dan
sarana pangan dan pertanian1 85%
Persentase rekomendasi hasil koordinasi
dan sinkronisasi penyelesaian konflik
lahan pertanian yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi penyelesaian konflik lahan
pertanian1 85%
Persentase rekomendasi kebijakan
Pengembangan Investasi yang
ditindaklajuti
Rekomendasi kebijakan
Pengembangan
Investasi
3 80%
Persentase Rekomendasi kebijakan
peningkatandaya saing
Pengembangan Investasi yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing
Pengembangan Investasi
1 100%
Persentase rekomendasi Kebijakan
PEPI yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan PEPI2 80%
Persentase rekomendasi kebijakan
Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi
Perdagangan Internasional
yang ditindaklajuti
Rekomendasi kebijakan
Peningkatan Ekspor dan Fasilitasi
Perdagangan Internasional 5 80%
Persentase Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing ekspor yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing ekspor 1 100%
Persentase rekomendasi kebijakan
Pengembangan Logistik yang
ditindaklajuti
Rekomendasi kebijakan
Pengembangan
Logistik5 80%
Persentase rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing
Pengembangan Logistik yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing
Pengembangan Logistik1 100%
Tersusunnya Rekomendasi kebijakan
penguasan pasar dalam negeri dan
tertib usaha
Rekomendasi kebijakan penguatan
pasar
dalam negeri dan tertib usaha
5 80%
Persentase rekomendasi kebijakan
peningkatandaya saing pasar dalam
negeri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
peningkatan dayasaing pasar
dalam negeri1 100%
Persentase rekomendasi kebijakan
Pengembangan Sektor dan kawasan
Industri yang ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
Pengembangan
Sektor dan kawasan Industri 3 80%
Persentase Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya saing sektor dam
Kawasan Industri yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi kebijakan
peningkatan daya
saing sektor dan Kawasan Industri 1 100%
MATRIKS SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 (KELOMPOK KOORDINASI DAN SINKRONISASI)
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Tersusunnya Rekomendasi
kebijakan
Pengembangan Sektor dan
Kawasan Industri
Meningkatnya investasi nasional
Meningkatnya Ekspor dan
berkembangnya Fasilitasi
Perdagangan Internasional
Meningkatnya Pengembangan
Logistik Nasional untuk
mendukung kelancaran arus
barang
Tersusunnya Rekomendasi
kebijakan penguapasar dalam
negeri dan tertib usaha
Tercapainya peningkatan produksi
daging, telur dan susu segar untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi
protein hewani dan peningkatan
produksi dan ketersediaan hasil
perikanan untuk peningkatan
konsumso dan eksport, peningkatan
produksi dan produktifitas garam
dalam rangka swasembada
Peningkatan peran perkebunan dan
hortikultura untuk pemenuhan
konsumsi dalam negeri, dan
peningkatan ekspor
Peningkatan pemanfaatan lahan
terlantar, pengurangan konversi
lahan pertanian, percepatan
pembangunan irigasi dengan
pembukaan lahan beririgasi, serta
pembukaan dan pengelolaan
sarana produksi pertanian dalam
rangka mendukung peningkatan
Lampiran IV
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Output Volume Target Program
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Terwujudnya Sistem National
Single Window yang efisien,
konsisten, transparan dan simple
Persentase rekomendasi kebijakan
Pengembangan dan Penerapan
Sistem Nasional Single Window dan
Intergrasi ke dalam Sistem
ASW yang ditindaklajut
Rekomendasi kebijakan
Pengembangan daPenerapan
Sistem Nasional Single Windowdan
Intergrasi ke dalam Sistem ASW5 80%
Tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan dalam Rangka
Percepatan Pembangunan
Infrastrukturb Sumber Daya Air
Persentase (%) koordinasi Kebijakan
Urusan Infrastruktur Sumber Daya
Air yang Ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Koordinasi
Kebijakan
Urusan Infrastruktur Sumber Daya
Air4 85%
Tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan Telematika dan
Utilitas yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi
Kebijakan Telematika dan Utilitas
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan
Telematika dan
Utilitas2 80%
Tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan dalam Percepatan
Pembangunan Transportasi Multi
Moda
Persentase (%) Rekomendasi
kebijakan sistem transportasi
multimoda
Rekomendasi kebijakan sistem
transportasi multimoda4 85%
Tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan Bidang Penataan
Ruang dan Kawasan Strategis
Ekonomi
Jumlah Rekomendasi Hasil
Koordinasi dan Sinkronisasi
Kebijakan bidang Penataan Ruang
dan Kawasan Strategis Ekonomi yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi Hasil Koordinasi dan
Sinkronisasi Kebijakan Bidang
Penataan Ruang dan Kawasan
Strategis Ekonomi9 9%
Tersusunnya Rekomendasi
Kebijakan Perumahan,
Pertanahan, dan Pembiayaan
Infrastruktur yang ditindaklanjuti
Persentase (%) Rekomendasi
Kebijakan Perumahan, Pertanahan,
dan Pembiayaan Infrastruktur yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi Kebijakan
Perumahan,
Pertanahan, dan Pembiayaan
Infrastruktur
4 80%
Tersusunnya rekomendasi
kebijakan dalam upaya
pencapaian sasaran peningkatan
produktifitas energi
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan dibidangproduktivitas
energi yang terimplementasi
Laporan rekomendasi kebijakan
dibidang produktivitas energi
3 80%
Tersusunnya rekomendasi
kebijakan dalam upaya
pencapaian sasaran peningkatan
pengelolaan
infrastruktur energi
Persentase rekomendasi Kebijakan
Dibidang Infrastruktur Energi yang
Ditindaklanjuti
Laporan rekomendasi Kebijakan
Dibidang
Infrastruktur Energi 3 85%
Tersusunnya rekomendasi
kebijakan dalam upaya
pencapaian sasaran peningkatan
pengelolaan industri ekstratif
Persentase rekomendasi kebijakan di
Industri Ekstraktif
Laporan rekomendasi kebijakan di
Industri
Ekstraktif 3 85%
Persentase rekomendasi kebijakan di
bidang Tata Kelola Kehutanan
Rekomendasi kebijakan di bidang
Tata Kelola Kehutanan 1 85%
Persentase rekomendasi hasil
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
Heart of Borneo yang ditindaklanjuti
rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan Heart of
Borneo 3 85%
Tersusunnya rekomendasi
kebijakan dalam upaya
pencapaian sasaran peningkatan
pelestarian lingkungan hidup
Persentase rekomendasi kebijakan
bidang pelestarian lingkungan hidup
Laporan rekomendasi kebijakan
bidang
pelestarian lingkungan hidup 3 85%
Meningkatnya jumlah pelaku
ekonomi kreatif dan
kontribusinya terhadap
perekonomian nasional
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan di bidang pengembangan
ekonomi kreatif yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang
pengembangan ekonomi kreatif 4 85%
Terwujudnya ekonomi
kerakyatan yang tangguh, efisien
dan berdaya saing
Persentase (%) rekomendasi hasil
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
pengembangan UKM berbasis
teknlogi yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan
pengembangan UKM berbasis
teknlogi 5 80%
Meningkatnya pengelolaan dan
pengembangan potensi ekonomi
kawasan
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan di bidang peningkatan
daya saing ekonomi kawasan yang
ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang
peningkatan daya saing ekonomi
kawasan
4 85%
Meningkatnya pengelolaan dan
pengembangan kewirausahaan
melalui peran inkubator
wirausaha
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang
pengembangan Kewirausahaan 4 85%
Meningkatnya daya saing
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan Peningkatan Daya Saing
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang
Peningkatan Daya Saing Koperasi
dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
4 85%
Persentase (%) Rekomendasi
Kebijakan dibidang Ketenagakerjaan
yang ditindaklanjuti
Rekomendasi hasil koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan bidang
Ketenagakerjaan 4 85%
Persentase (%) rekomendasi
kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional,
KUKM, SDM, dan
ketenagakerjaan/buruh dalam
pelaksanaan MEA 2015
rekomendasi kebijakan Ekonomi
Kreatif
Nasional, KUKM, SDM, dan
ketenagakerjaan/buruh dalam
pelaksanaan MEA 2015
1 85%
Meningkatnya kerja sama
ekonomi Asia
Persentase (%) kesepakatan
kerjasama ekonomi Asia yang
terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi
Asia 4 85%
Meningkatnya kerja sama
ekonomi Eropa, Afrika, dan
Timur Tengah
Persentase Kesepakatan Kerja Sama
Ekonomi Eropa, Afrika, dan Timteng
yang terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi
Eropa,
Afrika dan Timur Tengah5 85%
Meningkatnya kerja sama
ekonomi Amerika dan Pasifik
Persentase (%) kesepakatan kerja
sama ekonomi Amerika dan Pasifik
yang terselesaikan
Kesepakatan kerja sama ekonomi
Amerika
dan Pasifik4 85%
Meningkatnya kerja sama
ekonomi Regional dan
Subregional
Persentase kesepakatan kerjasama
ekonomi Regional dan Sub Regional
yang terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi
Regional
dan Sub Regional6 85%
Meningkatnya kerja sama
ekonomi Multilateral dan
pembiayaan
Persentase (%) kesepakatan kerja
sama ekonomi Multilateral dan
Pembiayaan yang terselesaikan
Kesepakatan Kerjasama Ekonomi
Multilateral dan Pembiayaan 5 85%
Terimplementasinya
rerkomendasi kebijakan dibidang
tata kelola kehutanan untuk
antisipasi perubahan iklim
PROGRAM
KOORDINASI
KEBIJAKAN BIDANG
PEREKONOMIAN
Meningkatnya Pengelolaan dan
pengembangan dibidang
Ketenagakerjaan
Contoh Pola Cascading Indikator Kinerja Individu
Menko Deputi
(I)
Asdep
(Fiskal)
Kabid
(Penerimaan
Fiskal)
Kasubid
(Penerimaan
Pajak)
Pelaksanan/
JFU
Terwujudnya
Koordinasi dan
Sinkronisasi
Kebijakan
Perekonomian
Terwujudnya
Koordinasi dan
Sinkronisasi
Kebijakan
dibidang
Ekonomi Makro
dan Keuangan
Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan
Fiskal
Jumlah Konsep
Rekomendasi
hasil
koordinasi,
Sinkronisasi,
Monev
Kebijakan
dibidang
Penerimaan
Negara yang
tersusun
Jumlah Bahan
Rekomendasi
hasil
Koordinasi,
Sinkronisasi,
Monev
Kebijakan di
Bidang
Penerimaan
Pajak yang
terolah dan
teranalisis
Jumlah bahan
koordinasi,
sinkronissi dan
sosialisasi
kebijakan
dibidang
penerimaan
pajak yang
terkumpul
Perjanjian Kinerja
Mekanisme PP 46/2008 (PPK:SKP & PKP), //skp.ekon.go.id
Lampiran V
(P e r n y a t a a n s a s a r a n)
(P e r n y a t a a n I n d I k a t o r)
Lampiran VI
Contoh Pola Pengelolaan dan Pengukuran Kinerja Tahun 2015
Pengelolaan
RealisasiKinerja
(R/T)Alokasi Realisasi
%
Realisasi
Kontrak Kinerja
Individu (termasuk IKU
Es.III,Es.IV, JFU)
Jumlah Dokumen Perencanaan yang Berkualitas 4 Dok 4 100% 4.267.169.000 4.240.299.380 99%
Jumlah Dokumen Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian3 Dok 3 100% 882.832.000 739.620.467 84%
Jumlah Pelaksanaan Hasil Pengawasan yang
dilaksanakan4 Laporan 4 100% Inspektorat Pengawasan Inspektorat 550.000.000 382.339.554 70%
Persentase Pelaksanaan Fungsi Kerumahtanggaan dan
Tata Usaha Pimpinan dalam Mendukung Pelaksanaan
Tugas Pokok Organisasi Kemenko Perekonomian yang
diselesaikan
97 % 100 103% Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan
Pelayanan Umum
(Manajemen)
4.775.302.000 3.403.988.798 71%
Jumlah Laporan Dukungan Kegiatan Menko
Perekonomian dan Fasilitasi Naskah Kebijakan Menteri1 Laporan 1 100% 500.000.000 292.231.755 58%
Jumlah Laporan Kegiatan Persidangan KKBP 1 Laporan 1 100% 500.000.000 411.859.100 82%
Jumlah Laporan Rancangan Peraturan Perundang-
undangan, Telaahan Masalah Hukum dan Perundang-
undangan, serta Sistem Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum.
3 Laporan 3 100% 1.000.000.000 785.624.654 79%
Laporan Hasil Telaahan yang dilaksanakan dlm upaya
pencapaian kinerja KKBP5 Laporan 5 100% SA
Penelaahan KebijakanBidang
perekonomian 2.500.000.000 2.072.965.810 83%
Jumlah Laporan Komunikasi Publik Kebijakan Bidang
Perekonomian2 Laporan 2 100% Biro HPH
Peningkatan dan Pengelolaan
Layanan PersidanganHukum dan
Humas
7.150.000.000 5.733.389.169 80%
Persentase Pelaksanaan Pelayanan Pengelolaan Barang
Milik Negara yang diselesaikan97 % 97 100% Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan
Pelayanan Umum
(Manajemen)
855.000.000 561.588.152 66%
Persentase Laporan Pelaksanaan Sistem dan
Implementasi Pelayanan Prima dalam Pelaksanaan
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Verifikasi dan
Perbendaharaan yang diselesaikan
100 % 100 100% Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan
Pelayanan Umum
(Manajemen)
855.000.000 642.522.886 75%
Jumlah Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan (Internal dan Eksternal)3 Laporan 3 100% Inspektorat Pengawasan Inspektorat 50.000.000 40.600.000 81%
Persentase sumber daya manusia yang
memenuhi standar kompetensi.
Persentase Administrasi dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang diselesaikan97 % 100 103% Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan
Pelayanan Umum
(Manajemen)
3.648.867.000 3.121.799.266 86%
Jumlah pegawai yang terbayar gaji dan tunjangan 378 % 378 100% 98.465.259.000 72.635.725.527 74%
Persentase (%) Pemenuhan Sarana dan Prasarana kerja
yang berkualitas bagi seluruh pegawai100 % 100 100% 4.500.000.000 2.223.992.825 49%
2 Sasaran Strategis 6 Indikator Kinerja Utama2 IKU Rocan, 7 IKU Biro Umum+SA, 4 IKU RoHPH, 2 IKU
Inspektorat 130.499.429.000 97.288.547.343 75%
Persentase dan penggunaan aplikasi di
bidang kesekretariatan;
Persentase pemenuhan sarana dan
prasarana yang berkualitas untuk seluruh
pegawai
Biro
Perencanaan
Peningkatan Pelayanan
Perencanaan
Biro HPH
Peningkatan dan Pengelolaan
Layanan PersidanganHukum dan
Humas
Persentase kepatuhan terhadap
ketentuan dibidang perencanaan
anggaran, keuangan, perlengkapan dan
kepegawaian;
Rumpun Kegiatan
Anggaran
Indeks kepuasaan pelayanan
kesekretariatan dan pengawasan;
Meningkatnya
produktivitas melalui
sarana dan prasarana
yang berkualitas untuk
seluruh pegawai
Meningkatkan budaya
organisasi berbasis
kinerja dan kompetensi
serta tata kelola
organisasi, untuk
perbaikan pelayanan
Pengukuran Unit Es.II
Penanggung
JawabTarget
SS. SES IKU SES Indikator Kinerja Kegiatan/IKU Eselon II
//skp.e
kon.g
o.id (
UserI
D &
Pa
ssw
ord
masin
g-m
asin
g)
Biro Umum
Peningkatan dan Pengelolaan
Pelayanan Umum
(Manajemen)
Kualifikasi laporan keuangan tetap
"Wajar Tanpa Pengecualian";
top related