evaluasi kebijakan sebagai studi penelitian
Post on 15-Apr-2017
488 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Mukhrizal Effendi
2
Pembahasan materi implementasi dan evaluasi yang dilakukan meliputi 2 (dua) hal :1. Implementasi dan evaluasi kebijakan sebagai
sebuah studi penelitian
3
• Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang implementasi dan evaluasi kebijakan sebagai sebuah proses kebijakan
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas tentang implementasi dan evaluasi kebijakan sebagai sebuah studi penelitian
4
Buku Wajib : • Fischer, Frank, dkk. 2015. Handbook Analisis Kebijakan
Publik : Teori, Politik dan Metode. Bandung: Nusamedia• Said Zainal Abidin PhD,Kebijakan Publik,2004.
Referensi Lain:• Charles O.Jones. 1984. An Introduction to The Study of
Public Policy, Third Edition• Edward C Page and Jenkins. 2005. Policy Bureaucracy.
Oxford University Press.• Dunn William N. 1981. Public Policy Analysis : An
Introduction.• Dye Thomas R. 1972. Understanding Public Policy.
Prentice Hall
5
1. Apa arti evaluasi kebijakan bagi anda? Jelaskan
6
Uraian akan diarahkan pada bagaimana melakukan penelitian implementasi dan penelitian evaluasi dalam proses kebijakan, yang antara lain meliputi : Aspek apa saja yang perlu dikaji dan apa pula
perbedaaan diantara keduanya ?
7
Apa itu Studi Implementasi ?• Untuk mengetahui proses implementasi• Tujuan utamanya adalah untuk memberi
umpan balik pada pelaksana kebijakan • Untuk mengetahui apakah proses
pelaksanaan telah sesuai dengan rencana atau standard yang ditetapkan
• Untuk mengetahui hambatan dan problem yang muncul dalam proses implementasi
8
Pandangan Para Ahli :• Beberapa pakar beranggapan bahwa studi
implementasi perlu melihat output kebijakan, shg sering disebut juga evaluasi implementasi
• Dalam evaluasi implementasi dilihat dampak jangka pendek akibat proses implementasi tersebut
• Biasanya bersifat deskriptif kualitatif• Metode pengumpulan data s/d metode penelitian
sosial lainnya• Karena bertujuan untuk memberikan umpan balik
maka biasanya digunakan metode yang lain seperti: FGD, rapat, brainstorming dsb. Juga catatan-catatan harian pribadi dapat dijadikan sumber data yang akurat (Bryan & White, 1987)
9
Penelitian Implementasi Generasi Pertama • Bagaimana suatu aturan diujudkan sebagai
hukum dan bagaimana suatu hukum dijadikan program
• Upaya menunjukan sifat yang kompleks dan dinamika implementasi
• Menekankan pentingnya subsistem kebijakan • Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhub
dengan hasil suatu program• Mendiagnosis beberapa penyakit yang sering
mengganggu pelaksana Sumber : Gogin, dkk (1990)
10
Penelitian Generasi Kedua• Fokus : jenis dan isi kebijakan• Organisasi pelaksana dan sumber daya• Pelaksana kebijakan : sikap, motivasi
hubungan antar pribadi, komunikasi dsb• Hasil : pengakuan bahwa implementasi bisa
berubah setiap saat, identifikasi faktor penentu keberhasilan, berbagai persoalan yang muncul dsb
11
Penelitian Generasi Ketiga• Fokus : komunikasi antar lembaga
pemerintahan• Penyusunan desain penelitian• Mengkaji variabel-variabel prediktor dalam
implementasi
12
• Pendekatan struktural : peran organisasi• Pendekatan prosedural dan manajemen,
Misalnya : Network planning and Controll/ NPC, Program Evaluation and Review Tehnique / PERT dsb
• Pendekatan Perilaku : komunikasi, informasi dan sikap dsb
• Pendekatan politis : meliputi aspek-aspek antar departemental/politik
13
• Model analisis kegagalan (implementasi sebagai proses interaksi antara tujuan dan tindakan (Pressman & Wildavsky, 1973), implementasi sebagai politik adaptasi saling menguntungkan (Mc Laughin, 1975)
• Model Top-down (mengidentifikasi faktor yang menyebabkan keberhasilan implementasi (Van Meter van Hoirn (1975), Grindle (1980), Sabatier & Mazmanian (1979) dsb
14
• Model Bottom up (mengidentifikasi faktor lain dan interaksi organisasi antara Pemerintah dg warga negara (lipsky, 1971), Implementasi sebagai proses yg disusun melalui konflik dan bergaining (Wetherly, 1977), Implementasi sebagai proses alur (Smith, 1973)
• Model sintesis (Ripley & Franklin (1985), Nakamura & Smallwood (1986) dsb
Sumber : Parson (1997)
15
Model Van Meter dan Van Horn• Studi implementasi hakikatnya merupakan
penilaian atas kinerja kebijakan • Kinerja kebijakan dipengaruhi oleh :
1. Standar (ukuran dasar) dan tujuan kebijakan. Ini berkaitan dengan sejauhmana standard direalisasikan, sebab: sering telalu luas dan kabur, sehingga susah diukur
2. Sumber-sumber Kebijakan : Dana SDM, Fasilitas
3. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan, khususnya mengkomunikasikan standard aturan, sehingga diperoleh ketepatan dan konistensi sekaligus sebagai alat ukur dalam pengawasan
16
4. Karakteristik badan pelaksana : menyangkut karakteristik, norma dan pola hubungan yang ada. Dalam hal ini yang harus dicermati adalah :a. kompetensi dan jumlah staffb. Rentang kendali (hierarki)c. Dukungan politik yang dimilikid. Kekuatan organisasie. Derajat keterbukaan dan kebebasan komunikasif. Keterkaitan dengan pembuat kebijakan
5. Kondisi sosial ekonomi dan politik6. Sikap pelaksana, meliputi pesepsi pelaksana atas
masalah, standar dan tujuan serta sejauhmana bertentangan dengan kepentingan pelaksana
17
Model G. Edwards IIIDasar Pertanyaan :• Prakondisi apa yang diperlukan agar
implementasi berhasil• Hambatan utama yang menyebabkan
implementasi gagal
Ada 4 variabel penting dalam implementasi :1. Komunikasi2. Sumber-sumber3. Sikap pelaksana4. Struktur birokrasi
18
Komunikasi, Penting :1. Setiap pelaksana harus memahami apa yang
dilakukan2. pelaksana harus memahami juklak3. Pelaksana harus konsisten pada juklak4. Sering ditemukan hambatan dalam
penyampaian informasi pada hierarki organisasi yang berlapis-lapis
5. Semakin baik komunikasi akan semakin baik implementasi
6. Mengurangi distori informasi7. transparansi
19
Sumber-Sumber, menyangkut :1. Staff yang memadai dan berkeahlian sesuai
kebutuhan2. Informasi tentang kebijakan3. Wewenang yang dimiliki pelaksana4. Fasilitas yang ada
Sikap Pelaksana, meliputi :5. Sikap dan dukungan aparat pelaksana2. Perilaku birokrasi
20
Struktur Birokrasi, meliputi :1. Prosedur kerja dan ukuran dasarnya2. Hierarki struktur organisasi3. koordinasi, desentralisasi dan kewenangan dsb
21
Karakteristik Umum Birokrasi1. Pervasiveness birokrasi ada dimana mana dan
merupakan instrumen sosial yang dipilih untuk mengatasi persoalan publik
2. Selective importance; Birokrasi dominan dalam implementasi dan mempunyai kepentingan yang berbeda dalam tiap tahap
3. Birokrasi banyak mempunyai tujuan sosial yang berbeda;a. Birokrasi diciptakan untuk memberikan
pelayanan yang sebenarnya menjadi tanggungjawab pemerintah
22
a. Birokrasi diciptakan untuk mempromosikan kepentingan sektor ekonomi seperti : petani, buruh dan pengusaha
b. Birokrasi diciptakan untuk mendistribusikan keuntungan, hak dan pelayanan di berbagai bidang (pendidikan dan kesehatan dsb) sehingga masyarakat bisa memanfaatkannya
4. Size and Complexity: Birokrasi disusun untuk konteks urusan publik yang luas dan kompleks, sehingga banyak yang diserahkan ke swasta
5. Survival; Birokrasi jarang mati, mempunyai naluri tetap hidup (jumlah pegawai tambah, urusan menjadi lebih besar dsb)
23
6. Tidak netral (krs sering harus menunggu atau memahami apa yang menjadi kehendak otoritas diatasnya) tetapi juga tidak sepenuhnya dikendalikan oleh kekuatan luar. Sikap birokrat terhadap tujuan kebijakan merupakan faktor penting dalam implementasi
Sumber : Ripley dan Franklin (1985)
24
Model Grindle• Ide dasar : setelah kebijakan
ditransformasikan dalam program aksi, maka tindakan implementasi itu belum tentu lancar, akan tetapi tergantung pada implementability dari program tersebut.
• OKI ia membagi faktor yang mempengaruhi implementasi menjadi dua yaitu : Content of policy dan Context of policy
25
Content of policy, meliputi :1. kepentingan yang dipengaruh: Semakin
banyak semakin sulit diimplementasikan.2. Jenis manfaat yang diperoleh: Kebijakan yang
memberi manfaat aktual dan bukan hanya formal dan simbolis lebih mudah diimplementaikan
3. Derajad perubahan yang diinginkan; Perubahan sikap dan perilaku akan sulit dilakukan
4. Kedudukan/posisi pembuat kebijakan.5. Siapa pelaksana program6. Sumber daya yang dikerahkan
26
Context of policy, meliputi :1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor
yang terlibat2. Karakteristik lembaga dan penguasa3. Kepatuhan serta daya tanggap pelaksana
27
Model Sabatier dan MazmanianImplementasi merupakan fungsi 3 variabel :1. Karakteristik masalah, yang meliputi :
• Keragaman perilaku sasaran• Sifat populasi• Derajat perubahan perilaku yang diharapkan
2. Struktur manajemen program (aturan yang mengoperasionalkan kebijakan), meliputi :• Kejelasan dan konsistensi tujuan• Teori kausal yang memadai• Sumber dana yang mencukupi integrasi
organisasi pelaksana• Diskresi Pelaksana
28
• Rekruitmen pejabat pelaksana• Akses formal pelaksana ke organisasi lain
3. Faktor diluar peraturan, yang meliputi :• Kondisi sosial, ekonomi dan teknologi• Perhatian persamaan terhadap masalah
kebijakan• Dukungan publik• Sikap dan sumber daya kel. Sasaran• Dukungan kewenangan• komitmen dan kemampuan pejabat
pelaksana
29
Menurut model top-down, jika semua variabel dapat bekerja dengan baik maka proses implementasi berjalan seperti yang diharapkan.
Variabel tersebut dapat bersumber dari :• Program itu sendiri• Pelaksana• Sasaran kebijakan• Lingkungan kebijakan
30
Model Bottom-Up Model ini melihat proses implementasi
kebijakan publik dari perspektif perubahan sosial politik.
Biasanya dilakukan terhadap kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan pada kelompok sasaran (berdimensi target group)
Ada 4 variabel dalam proses implementasi1. Idealized Policy, yaitu pola interaksi yang
diidealkan oleh perumus dengan tujuan mendorong target froup untuk melaksanakan kebijakan
2. Target Group, yaitu bagian dari stakeholders yang diharapkan dapat mengadopsi pola intekasi yang diinginkan
31
3. Implementing Organization, yaitu pelaksana yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan.
4. Enviromental factors, yaitu unsur lingkungan (Ipoleksosbud dsb) yang dapat mempengaruhi implementasi
Keempat variabel tsb tak bediri sendiri akan tetapi saling mempengaruhi dan berinteraksi secara timbal balik, sehingga memungkinkan terjadinya ketidaksesuaian yang pada akhirnya menimbulkan tension (tekanan) bagi terjadinya tawar menawar antara formulator dan implementator.
Model ini memandang bahw implementasi kebijakan tak berjalan scr linear dan mekanististetapi memberi peluang terjadinya bergaining untuk menghasilkan kompromi thd implementasi yg berdimensi target group
32
Kapan digunakan Model Top-Bottom dan Bottom-Up Model top down akan menguntungkan pada
sebuah situasi dimana para pembuat kebijakan mampu mengatur dan mengontrol situasi, dan dana yg terbatas
Model Bottom up, menguntungkan pada situasi dimana implementator mempunyai kebebasan untuk melakukan inovasi tanpa ada dependensi kekuasaan dengan melihay dinamika daerah atau lingkungan kebijakan yg berbeda
Menurut Eric Lane (1995) model topdown menekankan tanggung jawab, sementara bottom up menekankan pada kepercayaan
33
Keputusan yang dapat diambil dari hasil evaluasi • Meneruskan atau mengakhiri program• Memperbaiki praktek dan prosedur administrasi• Menambah atau mengurangi strategi dan teknik
implementasi• Melembagakan program ke tempat lain• Mengalokasikan sumber daya ke program lain• Menolak atau menerima pendekatan/teori yang
digunakan sebagai asumsiSumber : Weis dalam Shafritz dan Hyde,1987
34
Persoalan yang ingin dijawab dalam Evaluasi1. Kelompok dan kepentingan mana yang
memiliki akses dalam pembuatan kebijakan ?2. Apakah pembuatan cukup rinci, terbuka dan
memenuhi prosedur ?3. Apakah program di desain secara logis ?4. Apakah sumber daya yang menjadi input
program telah memadai untuk mencari tujuan?
5. Apa standar implementasi yang baik bagi kebijakan tersebut ?
6. Apakah program dilaksanakan sesuai standar efisiensi ekonomi ? Apakah uang digunakan dengan tepat dan jujur ?
35
7. Apakah kel sasaran memeproleh pelayanan seperti yang didesain dalam program ?
8. Apakah program memberikandampak pada kelompok non sasaran? Apa jenis dampaknya ?
9. Apa dampak yang diharapkan dan tak diharapakan pada masyarakat ?
10. Kapan tindakan program dilaksanakan dan dampaknya diterima oleh masyarakat ?
11. Apakah tindakan dan dampak sesuai yang diharapkan ?
Sumber : Ripley (1985)
36
Ada 3 Pertanyaan yang perlu dijawab dalam evaluasi ?1. Siapa yang memperoleh akses dari input dan
output program ?2. Bagaimana mereka bereaksi terhadap
program tersebut ?3. Bagaimana program tersebut mempengaruhi
perilaku sasaran kebijakan ?Sumber : Kasley dan Kumar (1987)
37
Aspek Kajian Evaluasi Kebijakan1. Proses pembuatan kebijakan2. Proses implementasi kebijakan3. Konsekwensi kebijakan4. Efektivitas dampak kebijakan• Evaluasi dapat dilakukan sebelum (evaluasi
sumatif), pada saat (evaluasi implementasi) dan sesudah kebijakan diimplementasikan (evaluasi formatif)
38
Klasifikasi Evaluasi yang lain :1. Proses pembuatan kebijakan2. Proses implementasi kebijakan3. Konsekwensi kebijakan4. Efektivitas dampak kebijakan
• Evaluasi administratif : Biasanya dilakukan dg aspek finansial dan prosedur (dilakukan dalam lingkup pemerintahan)
• 2. Evaluasi Yudisial : Evaluasi yang berkaitan dengan obyek-obyek hukum
• 3. Evaluasi Politik: Evaluasi yg dilakukan oleh lembaga-lembaga politik
• Evaluasi dapat dilakukan sebelum (evaluasi sumatif), pada saat (evaluasi implementasi) dan sesudah kebijakan diimplementasikan (evaluasi formatif)
Pengelompokkan evaluasi yg lain:
• 1. Evaluasi administratif : Biasanya dilakukan dg aspek finansial dan prosedur (dilakukan dalam lingkup pemerintahan)
• 2. Evaluasi Yudisial : Evaluasi yang berkaitan dengan obyek-obyek hukum
• 3. Evaluasi Politik: Evaluasi yg dilakukan oleh lembaga-lembaga politik
Evaluasi Administratif terdiri atas :Effort evaluation: Mengevaluasi input programPerformance evaluation: Mengkaji output
dibandingkan dengan input programEffectiveness evaluation: Mengkaji apakah
pelaksanaanya sesuai dg sasaran & tujuanEffeciency evaluaiton: Membandingkan biaya dengan
output yang dicapaiProcess evaluation: Mengkaji metode pelaksanaan,
aturan dan prosedur dalam pelaksanaan
Evaluasi jika dikaitkan dg tujuan :
• Evaluasi kecocokan : Apakah kebijakan tb diteruskan dan bagaimana prospek kebijakan
• Evaluasi efektifitas: Apakah dampaknya sesuai dgn yang diinginkan, serta biaya dan manfaatnya sebanding?
• Evaluasi efisiensi: Apakah sumber daya yang digunakan efisien dan mampu menc. hasil yang optimal
• Meta evaluasi: Menguji dan menilai proses evaluasi itu sendiri, apakah telah dilakukan dgn benar, profesional dan obyektif?
Model-model evaluasi
• Dari sisi kualitas hasilnya : 1. Single program after only 2. Single program before after 3. Comparative program after only 4. Comparative program before after
Kriteria yg harus dipenuhi dalam melakukan evaluasi :
1. Relevansi : mampu memberikan inf yg tepat pada pembuat dan pelaku kebijakan, menjawab scr benar pertanyaan dalam waktu yg tepat
2. Signifikan : mampu memberikan inf yg baru dan penting melebih yg sudah ada
3. Validitas : mampu memberikan pertimbangan yg persuasif & seimbang tentang hasil nyata kebijakan
4. Reliabilitas : dapat membuktikan bahwa hasilnya diperoleh dengan penelitian yg teliti
5. Obyektif : tidak memihak /bias6. Tepat waktu7. Daya guna : bisa dimengerti & dimanfaatkan oleh
pelaku dan pembuat kebijakan
Bagaimana melakukan evaluasi ?
• Berbagai hal yg harus diperhatikan sebelum melakukan evaluasi :
1. Mengamati, memahami tujuan evaluasi 2. Mengamati, melilih kriteria 3. Mengamati senitivitas metode 4. memperhatikan efektivitas biaya 5. memperhatikan kendala yg berhub dg
anggaran, yakni SDM dan juga data
• Kegiatan evaluasi mencakup 3 macam kegiatan :
1. Specification : menyangkut obyek yg dinilai 2. Measurement : memilih tehnik pengukuran
yang tepat untuk menilai 3. Analysis : Melakukan analisa informasi yg
disajikan
Kecenderungan evaluasi saat ini:
1. Sering tidak sungguh-sungguh karena evaluatornya dari Pemerintah
2. Hasil evaluasi tak konklusif, membahas banyak persoalan tetapi tanpa arah yang jelas, shg tak ada rekomendasi yg argumentatif
3. Karena dilakukan secara rutin maka hailnya kurang tajam. Hanya formalitas, membaca data dan memasukkannya dalam form-form tertentu
Evaluasi Implementasi :Evaluasi atas pelaksanaan sebuah programMerupakan evaluasi terhadap prosesMenilai tingkat kepatuhan pelaksana atas standard
aturanMenggunakan model-model dalam implementasiBiasanya bersifat kualitiatifMelihat dampak jangka pendek dari pelaksanaan
kebijakan/ program
Evaluasi DampakMemberikan perhatian besar pada output & dampak kebijakanEvaluasi dilakukan untuk melihat berbagai hal:1. Menentukan apakah program telah membawa dampak yang
diinginkan terhadap individu, rumah tangga dan lembaga2. Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan intervensi
program3. Mengeksplore akibat yg tidak diperkirakan baik positif maupun
negatifnya4. Permasalahan yang disoroti pd bgmn program mempengaruhi
peserta program dan apakah perbaikan kondisi peserta program betul- betul disebabkan oleh program ataukah faktor lain
Evaluasi dampak bisa dilakukan sebelum diimplementasikan (sering disebut analisis, asessment, estimasi, prediksi atau perkiraan) atau sesudah diimplementasikan
Apa itu Dampak ?Dampak adalah perubahan kondisi fisik maupun
sosial sebagai akibat dari output kebijakanAkibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program
pada kelompok sasaran ( baik akibat yang diharapkan atau tidak diharapkan), dan akibat tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran (impact)
Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada kelompok sasaran, baik yg sesuai dg yg diharapkan atau tidak dan akibat tersebut tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada kelompok sasaran (effects)
Dampak kebijakan publik dapat berupa (dimensi dampak), Dye:
1. Dampak pada masalah publik (pada kelompok sasaran) yg diharapakan atau tidak
2. Dampak pada kelompok diluar sasaran sering disebut eksternalitas / dampak melimpah(spillover effects)
3. Dampak sekarang dan yg akan datang4. Dampak biaya langsung dikeluarkan untuk
membiayai program dan tak langsung (yg dikeluarkan publik akibat suatu kebijakan.
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam melaks Evaluasi Dampak :
• 1. Dimensi- dimensi dampak• 2. persoalan yg berkaitan dengan program• 3. unit-unit pendampak• 4. Karakteristik evaluasi• 5. memahami Metodologi penelitian evaluasi
Dimensi dampak (Langbein, 1980):
1. WaktuDimensi ini penting karena : - Kebij dpt memberikan dampak sekarang dan yang akan datang - Semakiin lama periode waktu semakin sulit mengukur
dampak. Ini disebabkan : (a) hub kausalitas semakin kabur, (b)faktor lain yg akan
dijelaskan semakin banyak, (c)jika efek thd individu dipelajari terlalu lama maka akan kesulitan menjaga track record individu dalam waktu yg sama
- Semakin terlambat sebuah evaluasi dilakukan akan semakin sulit mencari data dan menganalisis pengaruh program yg diamati.
Dimensi dampak (lanjutan)2. Selisih antara dampak aktual dengan yang
diharapkan. Evaluator selain memperhatikan efektivitas tujuan perlu pula
memperhatikan (a) berbagai dampak yang tak diinginkan, (b) dampak yang hanya sebagian saja dari yg diharapkan dan (c) juga dampak yang bertentangan dari yg diharapkan
3. Tingkat agregasi dampak Dampak juga bersifat agregatif artinya bahwa dampak yg
dirasakan secara individual akan dapat merembes pada perubahan di masyarakat secara keseluruhan
Dimensi dampak (lanjutan) 4. Tipe dampakAda 4 tipe utama dampak program :1. Dampak pada kehidupan ekonomi : penghasilan, nilai
tambah dsb2. Dampak pada proses pembuatan kebijakan: apa yg akan
dilakukan pada kebijakan berikutnya3. Dampak pada sikap publik : dukungan pada pemerintah,
pada program dsb4. Dampak pada kualitas kehidupan individu, kelompok dan
masyarakt yg bersifat non ekonomis
Persoalan yg berkaitan dg program:
Weiss (1972) menyatakan adanya beberapa persoalan yaitu :
1. Wilayah (scope) program: Nasional, provinsi, lokal dsb
2. ukuran program : Berapa individu yang dilayani untuk setiap satuan wilayah program
3. Kebaruan program : apakah dampak yang diharapkan merupakan sesuatu yg baru
Unit-unit pendampak : Unit sosial yg dapat terkena dampak kebijakan : 1. Dampak individual : biologis (penyakit, cacat fisik dsb),
fisiologis (stress, depresi, cinta, emosi dsb), lingkungan hidup (tergusur, pindah rumah dsb), ekonomis (naik turunnya penghasilan, harga, keuntungan dsb), sosial serta personal
2. Dampak organisasional : langsung (terganggu atau terbantunya penc tujuan organisasi), tak langsung (peningkatan semangat kerja, disiplin)
3. Dampak pada masyarakat 4. Dampak pada lembaga dan sistem sosial
Karakteristik Evaluasi kebijakan :
1. Evaluasi harus empirik tdk spekulatif hipotetik atau asumtif teoritik
2. Tidak bias pada satu alternatif atau dampak tertentu
3. Rasional, harus sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan pakar
4. Kajian harus dilakukan dari berbagai aspek5. Handal dan sahih baik dalam analisis, ketersediaan
data dan reliabilitas datanya
Respon/ reaksi thd dampak : 1. Skeptis (tak yakin akan apa yg dicapai oleh kebijakan tersebut) 2. Kritis (mempertanyakan dukungandan hambatan pelaksanaannya) 3. Analitis (memberikan sumbangsaran agar pelaksanaan lebih baik) 4. Reaktif konfrontatif. Ini dikelompokkan kedalam beberapa jenis : (a) Apatis (tak mau tahu dan menolak kebijakan. Ini bisa menyebabkan upaya
memobilisasi massa dan mengarah pada perilaku anarkhis (b) Melakukan lobbidan membentuk opini publik melalui media massa untuk
menyalurkan responnya (c) Demonstrasi dan propaganda (d) Melakuakn tindakan politik yang kasar spt teror, kudeta dsb 5. Adaptif kopromistis, dapat berupa (a) Perilaku meneliti scr kritis (b) Merubah pola perilaku (c) Melakukan kegiatan baru (d) Meminta pelayanan baru (e) melakukan penyesuaian psikologis
Faktor penyebab kebijakan tak memperoleh dampak yg diinginkan:
1. Sumber daya tak memadai 2. Cara implementasi tak tepat 3. Masalah publik sering disebabkan banyak faktor ttp kebijakan
yg dibuat hanya mengatasi atu faktor saja 4. Cara menanggapi kebijakan yang justru dapat emngurangi
dampak yg diinginkan 5. Tujuan-tujuan kebijakan tak sebanding bahkan bertentangan
satu sama lain 6. Biaya yng dikeluarkan jauh lebih besar dari masalahnya 7. Banyak masalah publik yng tak mungkin dapat diselesaikan 8. Timbulnya maslaah baru shg mendorong pengalihan
perhatian dan tindakan 9. Sifat dari masalah yang akan dipecahkan (anderson, 1996)
Masalah yang timbul dalam evaluasi (anderson)
1. Ketidakpastian dan ketidakjelasan tujuan kebijakan2. Menguji kausalitas bahwa dampak memang
disebabkan oleh kebijakan tsb3. Dampak kebijakan biasanya menyebar diluar
sasaran kebijakan4. Kesulitan dalam memperoleh data5. Resistensi pejabat6. Evaluasi cenderung kurang melihat dampak
(kurang valid)
• Untuk melakukan evaluasi kebijakan agar sistematis maka diperlukan studi evaluasi atau penelitian evaluasi
62
Terima kasih, Semoga Bermanfaat
top related