epaper dinperindagjateng februari 2012
Post on 23-Feb-2016
227 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng
EDISI FEBRUARI 2012
“ONE TEAM, ONE SPIRIT, ONE GOAL”
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 Semarang 50241
website : http://dinperindag.jatengprov.go.id
EDISI FEBRUARI 2012
TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas
Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai
Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris :
Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Hadi Pangestu
: 2. Sigid Adi Brata : 3. Teguh Prihadi : 4. Listyati PR
: 5. Kumarsi : 6. Subandi : 7.
Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito 2. Febriyan Nurul Santoso
Sekretariat Operasional
:
1. Hery Sutantyo K
2. Rebo Sukimin 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo
5. Budi Prasetyo
Sekapur Sirih
MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN IKM
KOMPONEN OTOMOTIF JAWA
TENGAH
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Tidak mudah untuk
mendirikan industri
otomotif ditengah
persaingan ketat
antara raksasa
otomotif dunia, yang
tidak mau sebagian kuenya diambil oleh
principal local. Namun semangat untuk
mewujudkan hadirnya industri mobil
nasional tidak boleh kendor karena
walaupun tidak mudah tetapi peluang
untuk itu selalu terbuka lebar tinggal
bagaimana pemerintah mampu mendorong
pertumbuhan industri pendukung melalui
kebijakan yang pro industri outomotif,
mulai dari industri komponen, industri
perakitan dan assembling, karena mobil
nasional sudah menjadi cita-cita bangsa
Indonesia.
Strategi jangka panjang industri
kendaraan bermotor hingga 2025 antara
lain untuk memperkuat basis produksi
kendaraan niaga, kendaraan penumpang
kecil dan sepeda motor, meningkatkan
kemampuan teknologi produk dan
EDISI FEBRUARI 2012
manufaktur industri komponen kendaraan
bermotor, memperkuat struktur industri
pada semua rantai nilai melalui
pengembangkan kluster otomotif,
pengembangan keterkaitan rantai suplai
melalui kluster, pengembangan desain
rekayasa, pengembangan produk
komponen otomotif serta manufaktur
penuh pada sepeda motor utuh.
Perkembangan otomotif yang
berimplikasi pada mobilitas produk
transportasi nasional menuntut kualitas
komponen dengan presisi yang tinggi.
Tuntutan ini harus dijawab oleh IKM
industri komponen dengan mampu
memberikan produk komponen yang siap
pakai untuk industri sepeda motor maupun
mobil. Namun IKM masih membutuhkan
peran dari pemerintah sebagai motivator
dan fasilitator.
Mobil karya pelajar SMK Surakarta
patut di apresiasi ditengah minimnya
inovasi bidang industri dan teknologi
otomotif di tanah air. Namun jika
diceramati, industri otomotif di Indonesia
sebenarnya masih tahap merakit dan belum
punya merek asli Indonesia. Industri
otomotif nasional masih terbatas pada
perakitan, belum adanya transfer teknologi
dari principal membuat kemampuan anak
bangsa di bidang automotif menjadi
tertinggal. Perlu reformasi kebijakan
industri dalam pengembangan industri
otomotif nasional, seperti rancang bangun,
pengembangan komponen lokal dan kluster
industri mobil nasional dari hulu hingga
purna jual.
Kementerian Perindustrian terus
berupaya meningkatkan daya saing industri
komponen otomotif nasional melalui
pengembangan kluster industri di daerah,
salah satunya menjadikan Jawa Tengah
sebagai pusat industri komponen outomotif
berbahan logam. Pengembangan industri
komponen tersebut tersebut dimaksudkan
untuk menyinergikan pusat pertumbuhan
industri otomotif (principal) dengan industri
komponen dan pemangku kepentingan lain.
Untuk meningkatkan industri
komponen di Jawa Tengah diperlukan
beberapa langkah - langkah strategis seperti
: a) Penyediaan bahan baku industri
komponen antara lain baja, besi dan
almunium dengan harga yang memadai
sehingga hasil akhir produk komponen
dapat bersaing dipasar; b) Peningkatan
kemampuan SDM industri komponen
automotif dalam hal proses pengecoran
logam, dan pengolahan produk komponen
lebih lanjut; c) Memberdayakan pasar
EDISI FEBRUARI 2012
industri komponen automotif dengan
mengandeng industri perakitan kendaraan
bermotor di Jawa Tengah seperti (PT. VIAR,
New Armada), d) Meningkatkan peran
UPTD logam sebagai pendukung dalam
pelayanan finishing produk logam
(komponen outomotif)
Industri komponen outomotif di
Jawa Tengah didominasi oleh industri
pengecoran logam. Sehingga yang
dihasilkan adalah komponen automotif
dengan bahan dasar logam baik yang ferro
maupun non ferro, komponen yang dibuat
oleh industri logam antara lain knalpot,
frame roda dua, pillion step R-L, pipe in,
rear grip R-L dan produk lain sesuai dengan
permintaan perusahaan perakitan dan
pasar purna jual.
Dengan langkah strategis yang
ditempuh oleh stakeholder industri
komponen automotif di Jawa Tengah,
diharapkan mampu membawa indutri
komponen automotif lebih mandiri dan
semakin berkembang seiring meningkatnya
permintaan kendaraan khususnya roda dan
roda tiga yang digunakan untuk mendukung
kegiatan usaha perdagangan.
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.
Semarang, Februari 2012
Ir.IHWAN SUDRAJAT,MM
EDISI FEBRUARI 2012
Tajuk Rencana
Kinerja industri nasional pada tahun
2011 cukup menggembirakan. Pertumbuhan
industri pengolahan non-migas mencapai
6,83%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan
industri non-migas sepanjang tahun 2010 yang
hanya 5,12%, dan merupakan pertumbuhan
tertinggi sejak tahun 2005. Kontribusi sektor
industri pengolahan non-migas terhadap PDB
mencapai 20,92%, merupakan yang tertinggi
jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Ekspor industri pengolahan non-migas pada
tahun 2011 mencapai US$ 122,19 miliar, atau
naik sebesar 24,66% dibandingkan tahun 2010.
Ekspor industri pengolahan non-migas
memberikan kontribusi sebesar 75,42%
terhadap total ekspor non-migas, atau 60,01%
terhadap total ekspor nasional.
Untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,4-7,5% per tahun selama
periode 2011-2014 sebagaimana ditargetkan
dalam MP3EI, serta penajaman atas Kebijakan
Industri Nasional (KIN), Kementerian
Perindustrian telah menyusun “Akselerasi
Industrialisasi 2012-2014” yang mencakup:
target pertumbuhan industri, fokus
pengembangan pada 3 (tiga) kelompok industri
prioritas, serta langkah-langkah inisiatif stratejik
yang harus diwujudkan sampai tahun 2014.
Ketiga kelompok industri prioritas tersebut
yaitu: (a) Kelompok Industri Berbasis Hasil
Tambang; (b) Kelompok Industri Berbasis Hasil
Pertanian; dan (c) Kelompok Industri Berbasis
Sumber Daya Manusia dan Pasar Domestik.
Dalam rangka mengembangkan Industri
Berbasis Sumber Daya Manusia dan Pasar
Domestik, Direktorat Jenderal Basis Industri
Manufaktur melaksanakan Program Revitalisasi
Industri Tekstil & Produk Teksil, Alas Kaki dan
Penyamakan Kulit. Di samping itu, Direktorat
Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi
Tinggi melaksanakan program pengembangan
industri galangan kapal, elektronika &
telematika, serta komponen & aksesoris
automotif. Industri komponen dan aksesoris
automotif akan mendapatkan prioritas
pengembangan, artinya Pemerintah melalui
Kementerian Perindustrian akan berupaya
membantu dan memfasilitasi pelaku industri ini
tumbuh dan berkembang untuk memperkuat
industri perakitan kendaraan baik mobil
maupun kendaraan roda 2/3 termasuk didalam
IKM yang memproduksi komponen automotif.
Di Jawa Tengah banyak IKM pengecoran logam
yang memproduksi komponen antara lain
industri knalpot kendaraan roda 2 dan 4 di
kabupaten Purbalingga, industri komponen
berbahan logam non fero (pillion step R-L, pipe
in,) di Kabupaten Pati dan industri komponen
berbahan logam fero (frame / bodi roda
dua/tiga, rear grip R-L ) di Kabupaten Klaten
dan Tegal. Kondisi industri komponen berbahan
baku logam saat ini sedang mengalami banyak
EDISI FEBRUARI 2012
kendala diharapakan dengan ditetapkan sebagai
industri yang diprioritaskan pengembangannya
kendala yang dialami dapat berkurang atau
hilang sehingga industri ini mampu meningkat
menjadi lebih baik.
Pembuatan komponen automotif masih
sangat tergantung dari order sehingga IKM
sering tidak berproduksi dan hal ini menjadikan
kegiatan usahanya tidak efisien. Skala usaha
dari IKM industri cor logam khususnya
komponen automotif belum ekonomis
diperlukan perencanaan produksi dengan
mempertimbangkan kapasitas sumber daya
yang dimiliki untuk mengembangkan asset
produksinya pada tingkat yang lebih ekonomis.
Kendala lain yang paling memberatkan IKM
logam termasuk komponen automotif adalah
disparitas harga bahan baku, yang membuat
produk akhir yang dihasilkan sulit bersaing
dipasar, diperlukan trobosan khusus dengan
melakukan subsidi bahan baku industri cor
logam agar produk komponen dapat bersaing
dengan produk impor sejenis dari analisis yang
dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Jawa Tengah diperlukan subsidi sebesar 25 – 33
persen tergantung kandungan dari masing-
masing komponen kendaraan disamping
diperlukan peran pemerintah untuk membantu
IKM dengan peralatan produksi untuk
meningkatkan efesiensi dan produktifitas.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu dibuat program pemberdayaan
keberadaan perusahaan besar sebagai upaya
membuka pasar bagi produk IKM. Di Jawa
Tengah beberapa perusahaan yang merakit
sepeda motor roda 2/3 mulai memperhatikan
dan menerima produk IKM kebutuhan
komponen seperti frame, knalpot, body plat,
body cover, dan mengurangi impornya. Kondisi
seperti ini perlu mendapat perhatian dari
Pemerintah dengan membantu mengusulkan
program rencana pengembangan kemitraan
industri automoit di Jawa Tengah, Pemerintah
dapat memberikan kontribusi dengan
membantu menyelaraskan IKM dan industri
perakitan yang selama ini masih ada perbedaan
harga dimana harga impor masih lebih murah
dari harga produk dalam negeri, bantuan
subsidi bahan baku merupakan solusi yang
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Keinginan untuk mewujudkan
kemandirian industri komponen automotif di
Jawa Tengah diharapkan segera terlaksana,
pemerintah sebagai fasilitator memberikan
kebijakan dan bantuan yang dapat
meningkatkan gairah berusaha dari IKM,
Industri perakitan nasional dapat membuka diri
untuk menerima produk dari IKM dan IKM
komponen automotif semakin meningkatkan
efisiensi dan produktifitas sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas dan
pada skala yang ekonomis.
EDISI FEBRUARI 2012
IMPOR PRODUK HORTIKULTURA TERUS MELEJIT
MEMBANJIRNYA barang impor
khususnya produk hortikultura
seperti buah impor misalnya
menjadi persoalan tersendiri.
Bagi masyarakat, keberadaan
beragam produk hortikultura
sepertinya cukup memberikan
alternatif pilihan, apalagi
harga yang ditawarkan relatif
lebih murah dan masih
terjangkau. Tetapi bagi petani lokal, mau tak
mau menjadi pesaing cukup berat. Meski tak
selamanya kualitas lokal itu jauh lebih jelek,
tetapi tak bisa dimungkiri keberadaan buah dan
sayuran impor begitu mudah didapatkan
tersebar di perkotaan hingga wilayah desa.
Buah impor bukan lagi menjadi barang mewah
bagi masyarakat Indonesia, Masyarakat lebih
memilih produk impor daripada produk lokal
seperti apel merah Washington/ USA, durian
dan kelengkeng Bangkok, jeruk China, anggur
Australia dan masih banyak jenis buah lainnya.
Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah
penduduk besar memang merupakan tujuan
yang menjanjikan bagi pasar dunia, Jika
dibiarkan terus menerus, pelan tapi pasti bisa
mematikan produsen hortikultura dan
membahayakan ketahanan pangan kita.
Data dari Bank Indonesia menyebutkan nilai
impor produk hortikultura yang masuk Jawa
Tengah untuk tahun 2011 sebesar mencapai
20,5 juta USD naik sebesar 89,31 persen dari
impor tahun 2010 yang sebesar 10,59 juta USD.
Kementerian Perdagangan sampai saat ini
belum mengatur produk hortikultura, dalam
artian bahwa sepanjang perusahaan memiliki
Angka Pengenal Importir (API), memenuhi
ketentuan karantina dan ketentuan yang diatur
oleh Kementerian Pertanian, maka impor
produk hortikultura dapat dilaksanakan.
Namun jika melihat data perkembangan impor
produk hortikultura selama lima tahun terakhir
yang menunjukkan nilai impor dengan grafik
kenaikan cukup signifikan (lihat gambar),
melalui acara public hearing yang dilaksanakan
pada tanggal 15 Maret 2012 lalu, Kementerian
Perdagangan telah membuat rancangan
EDISI FEBRUARI 2012
ketentuan impor produk hortikultura yang
terdiri dari 51 pos tarif/ HS.
Dengan ketentuan ini, impor produk
hortikultura hanya dapat dilakukan oleh
perusahaan yang telah mendapat pengakuan
sebagai Importir Produsen (IP) Produk
Hortikultura dan perusahaan yang sudah
mendapat penetapan sebagai Importir
Terdaftar (IT) Produk Hortikultura dari Dirjen
Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdagangan yang rencananya akan
diberlakukan pada awal Mei 2012. Ijin tersebut
tidak akan diberikan selama sedang musim
panen agar tidak merugikan petani dalam
negeri.
Dalam pasal 88 Undang-undang No 13 tahun
2010 tentang Hortikultura menyebutkan, impor
produk hortikultura wajib memperhatikan
aspek ketersediaan produk hortikultura dalam
negeri.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk
menahan laju impor produk hortikultura
antara lain melalui Peraturan Menteri
Pertanian No 88 dan 89 Tahun 2011 yang
mengatur produk hortikultura impor hanya
boleh masuk melalui empat pintu yaitu tiga
pelabuhan laut yakni Pelabuhan Tanjung Perak
di Surabaya, Pelabuhan Belawan di Medan dan
Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar serta
satu Bandar Udara Soekarno Hatta di
Tangerang. Pembatasan dilakukan di pintu
masuk impor hortikultura melalui Pelabuhan
Tanjung Priok di Jakarta. Pelabuhan tersebut
tidak diijinkan untuk menjadi tempat masuk
impor hortikultura dengan alasan selain tidak
memiliki fasilitas karantina impor hortikultura
yang memadai, juga dianggap sudah terlalu
overload atau melebihi kapasitas.
Dalam sistem perdagangan bebas sekarang ini,
semua negara berusaha untuk melindungi
produk pertaniannya lebih-lebih negara maju
dengan pemberlakuan NTMs (Non Tariff
Meassures) atau hambatan perdagangan non-
tarif. Sayangnya langkah pemerintah melalui
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 88 dan 89
tahun 2011 yang akan diberlakukan tanggal 19
Juni 2012 itu sepertinya bakal terganjal oleh
negara Amerika Serikat yang akan mengadukan
perihal pembatasan pintu masuk impor
hortikultura yang akan diberlakukan Indonesia
ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO. (*)
EDISI FEBRUARI 2012
HARGA KEPOKMAS BULAN JANUARI 2012
PERKEMBANGAN HARGA RATA-RATA AKHIR JANUARI 2012
1. Harga Kepokmas yang kami pantau
di 5 (lima) pasar di Kota Semarang yaitu
Pasar Johar, Bulu, Peterongan, Gayamsari
dan Pasar Karang Ayu. Perkembangan
harga rata-rata Akhir Januari 2012
dibandingkan Desember 2011 adalah :
a. Komoditas yang mengalami
kenaikan adalah beras, minyak goreng
kemasan botol 600 cc dan minyak goreng
curah, daging sapi dan daging ayam broiler,
telur ayam ras dan telur ayam kampung
serta kedelai impor. Rata-rata kenaikannya
sebesar 2,75 %.
b. Analisis perkembangannya untuk
harga beras dan gula pasir adalah :
1) Harga rata-rata mingguan
beras Cisadane kualitas medium Akhir
Januari 2012 Rp 8.530,-/kg trendnya
mengalami kenaikan sebesar Rp 260,- atau
naik 3,,15 % dibanding harga rata-rata
Desember 2011 sebesar Rp 8.270,-/kg.
2) Harga rata-rata mingguan
beras IR-64 kualitas medium Akhir Januari
2012 Rp 8.287,-/kg trendnya mengalami
kenaikan sebesar Rp 277,- atau naik 3,,46 %
dibanding harga rata-rata Desember 2011
sebesar Rp 8.010,-/kg.
3) Harga rata-rata mingguan
gula pasir Akhir Januari 2012 Rp 9.815,-/kg
trendnya mengalami kenaikan sebesar Rp
455,- atau naik 4,86 % dibanding harga rata-
rata Desember 2011 sebesar Rp 9.360,-/kg.
4) Kondisi harga rata-rata
harian beras Cisadane kualitas medium
bulan Januari 2012 sebesar Rp 8.525,-
sedangkan harga pada tanggal 31 Januari
sebesar Rp 8.460,-
5) Kondisi harga rata-rata
harian beras IR-64 kualitas medium bulan
Januari 2012 sebesar Rp 8.279,- sedangkan
harga pada tanggal 31 Januari sebesar Rp
8.260,-
6) Kondisi harga rata-rata
harian gula pasir bulan Januari 2012 sebesar
Rp 9.757,- sedangkan harga pada tanggal 31
Januari sebesar Rp 10.040,-\
c. Komoditas yang mengalami
penurunan harga adalah semua jenis cabe
kecuali cabe rawit hijau, sedangkan
EDISI FEBRUARI 2012
komoditas lainnya susu dan terigu relatif
stabil.
2. Beberapa Informasi yang dapat kami
sampaikan :
a. Untuk harga rata-rata beras kualitas
menengah kebawah harga yang kami
pantau sebesar Rp 7.100 s/d 7.200,- di
daerah Demak dan Kudus.
b. Dibeberapa daerah sudah mulai
melaksanakan panen seperti Demak,
Kudus, Banyumas dan Cilacap. Untuk Kab
lainnya sekitar 2 s/d 3 minggu kemudian
akan panen raya.
c. Untuk harga beras diprediksikan
akan mengalami penurunan seiring dengan
dimulainya panen dibeberapa daerah
sekitar awal Pebruari s/d Maret 2012.
d. Namun demikian beras juga masih
dimungkinkan akan mengalami kenaikan
apabila curah hujan masih tinggi yang
berpengaruh pada kualitas dan jumlah
pasokan yang masuk ke pasar.
e. Untuk harga gula Kristal putih/gula
pasir di prediksikan masih akan mengalami
kenaikan mengingat stock yang semakin
berkurang dan masa giling Pabrik Gula, baru
akan dimulai Mei 2012. Stock per tanggal 15
Januari 2012 sebesar 36.262,23 ton,
sedangkan kebutuhan 2 (dua) bulan ke
depan sekitar 60.000 ton sehingga masih
terdapat kekurangan 23.737,77 ton.
PANGAN FUNGSIONAL
KOMODITAS TREN PANGAN KREATIF MASA DEPAN
Industri kreatif yang dikembangkan saat ini
belum cukup menyentuh komoditas pangan.
Padahal, peran pemerintah mengembangkan
industri makanan demi ketahanan pangan nasional
sebenarnya perlu didukung melalui industri pangan
kreatif.
Tren masyarakat saat ini justru berbanding
terbalik dengan kebijakan pemerintah
memasyarakatkan bahan baku lokal. Mengapa
demikian? Kegemaran masyarakat dalam hal pangan
lebih condong ke arah makanan yang berbahan baku
impor, seperti terigu, beras, jagung, kedelai dan
susu, dengan volume impor sangat besar saat ini.
Mungkinkah bahan baku lokal yang fungsional
dapat berperan menjadi tren pasar konsumen masa
depan?
Di berbagai negara tren pangan fungsional sudah
menjadi ikon perkembangan industri makanan
karena kesadaran tinggi akan kesehatan. Sebenarnya
kesehatan kita banyak bergantung pada apa yang
kita makan. Untuk itu, lahirlah istilah pangan
fungsional, yakni apa yang kita makan hendaknya
mengandung zat-zat yang baik untuk menjaga dan
mempertahankan fungsi organ tubuh.
Tren tersebut mulai dikenal masyarakat
Indonesia, sehingga berbagai produk pangan
fungsional sudah mulai bermunculan. Pangan
fungsional hampir sama istilahnya dengan suplemen.
EDISI FEBRUARI 2012
Fungsi pangan fungsional untuk memelihara
kesehatan tubuh dan dapat pula mencegah penyakit,
tetapi bukan bertujuan menyembuhkan penyakit.
Contoh dari pangan fungsional, antara lain susu
kedelai, tempe, kecap, agar-agar, permen kesehatan,
minuman bermineral atau isotonik.
Masyarakat saat ini mulai mengerti tentang
aspek kesehatan. Seperti kita lihat, sebagian
masyarakat menaruh minat pada makanan yang
memenuhi aspek kesehatan, seperti roti tawar
kesehatan (berserat tinggi) dan aneka produk olahan
dengan kadar gula rendah.
Tren masyarakat juga sudah mulai mengurangi
makanan yang berbahan beras dan terigu serta
mulai menyukai berbagai makanan yang diolah segar
tanpa bumbu dan minyak. Pangan fungsional akan
lebih menarik hati konsumen, seandainya penyajian
produk dilakukan lebih kreatif, termasuk promosi
dan iklan kreatif sebagai pendukungnya.
Dengan perkembangan industri kreatif di
Indonesia, seperti periklanan dan telematika,
bukankah itu perlu digunakan untuk sosialisasi agar
konsumen kembali ke bahan baku lokal? Sebagai
contoh, pemutaran film bagi anak-anak sekolah
tentang pangan tradisional yang berbahan baku lokal
setiap satu minggu sekali dengan gambar-gambar
animasi yang menarik. Animasi dapat dibuat sejak
dari bahan baku, pengolahan, hingga produk dengan
aneka bentuk dan gambar yang menarik. Iklan di
media massa juga perlu mengampanyekan makanan
lokal dengan teknologi grafis yang baik dan atraktif.
KREASI OLAHAN KOPI TEROBOSAN SELERA KONSUMEN
Kopi merupakan komoditas ekspor
nonmigas andalan Indonesia. Indonesia
merupakan negara di urutan ke-4 dunia sebagai
penghasil kopi setelah Brasil, Columbia dan
Vietnam. Luas lahan kopi mencapai 1,3 juta ha
dengan produksi mencapai 690 ribu ton pada
2010.
Namun, konsumsi kopi masyarakat
Indonesia masih rendah, yaitu 0,8 kg per kapita
per tahun, sedangkan Brasili mencapai 6 kg per
kapita per tahun, Finlandia 11,4 kg per kapita
per tahun dan Norwegia 10,6 kg per kapita per
tahun.
EDISI FEBRUARI 2012
Industri kopi di Indonesia menyerap 220
ribu ton (32%) dari total produksi kopi Indonesia
dan sisanya 470 ribu ton (68%) diekspor dalam
bentuk bahan baku. Ekspor kopi Indonesia saar
ini mencapai USD 165,76 juta dengan dominasi
tujuan ke Malaysia, Jepang, Singapura, Taiwan
dan Vietnam. Adapun jenis kopi olahan yang
diminati adalah kopi instan.
Kopi termasuk bahan penyegar yang
cita rasanya digemari konsumen. Cita rasa kopi
dipengaruhi oleh jenis kopi, lingkungan tempat
tumbuh tanaman dan cara pengolahannya. Cita
rasa kopi arabika lebih baik, tetapi mempunyai
bodi yang lebih lemah dibandingkan kopi
robusta. Mutu kopi yang baik hanya dapat
diperoleh dari buah kopi yang telah masak dan
diolah secara tepat. Buah kopi hasil panen harus
segara diolah karena mudah mengalami
kerusakan. Keterlambatan pengolahan akan
menyebabkan hilangnya cita rasa kopi dan
menimbulkan cacat rasa. Teknologi proses
tradisional yang biasa dilakukan oleh pengolah
kopi, yaitu pengolahan kering, semi basah dan
basah.
Perkembangan selanjutnya, saat ini
terdapat berbagai teknologi pengolahan kopi,
seperti teknologi kopi instan, teknologi kopi
bubuk dengan kandungan antioksidan tinggi,
teknologi pembuatan kopi rendah kafein,
teknologi produk minuman kopi dalam botol
atau kaleng.
Diversifikasi produk olahan kopi yang
berkembang saat ini juga dilakukan
penambahan rasa jahe, vanilla, mocca, dan rasa
lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan fungsi
dari kopi yang diminum, juga telah ada kopi
yang dicampur dengan ekstrak mengkudu,
temulawak, curcumin, dan lengkuas. Produk ini
merupakan produk idola masa depan,
mengingat saat ini konsumen juga mulai beralih
pada jenis makanan yang tidak sekadar
menimbulkan kenyang, tetapi juga berfungsi
mempertahankan kondisi kesehatan.
Salah satu produk yang saat ini banyak
digemari masyarakat luas adalah white coffee.
Istilah ini menjadi tren penggemar kopi di
mancanegara. Beberapa negara penghasil kopi
telah lama menggunakan istilah tersebut untuk
produk olahan kopi instan yang sudah dicampur
dengan susu dan gula.
EDISI FEBRUARI 2012
Secara fungsional, white coffee juga
sangat cocok bagi penggemar kopi yang ingin
menjaga kesehatan, mengingat kandungan
asam yang rendah dapat membantu penggemar
kopi yang mempunyai kelemahan di lambung.
Beraneka kopi,
seperti kopi toraja, kopi
lampung, dan kopi java tidak
akan kalah dengan kopi
Starbuck yang dikenal
dengan kafe sajian kopi
termahal di mal-mal selama
ini.
Kegemaran
masyarakat Indonesia akan
kopi merupakan peluang
besar untuk meningkatkan
pemasaran produk kopi asli
Indonesia. Namun, diperlukan kreativitas
penyajian dan ramuan olahan kopi yang tepat
sehingga menimbulkan kegemaran yang lebih
bagi konsumen loyal. Ide kreatif yang dapat
dikembangkan untuk kopi asli Indonesia, antara
lain blending kopi asli (campur kopi arabika dan
kopi robusta), tambahan berbagai rasa buah-
buahan (alpokat, melon, apel, vanilla) atau
rempah-rempah (kayu
manis, cengkeh, jahe).
Ciptakan olahan
kopi ini tidak hanya untuk
sajian, tetapi juga produk
olahan instan dengan
komposisi yang pas dan
dikemas untuk dijual
dalam bentuk kering,
seperti aneka minuman
sari buah dengan aneka
rasa minuman ringan
Marimas. Bagi peminat
kopi, berikut salah satu resep yang bisa dicoba:
avocado, kopi, susu, gula cair, sirup mocca dan
es batu.
HARMONISASI KOSMETIKA ASEAN
Globalisasi merupakan proses keterbukaan
dunia untuk mengakses informasi maupun hal-
hal lain melalui perdagangan maupun
kemudahan mobilisasi manusia dari satu
tempat ke tempat lain. Untuk dapat melakukan
perdagangan di tingkat global perlu adanya
harmonisasi standar yang dapat diterima oleh
dunia internasional. ASEAN dalam rangka
memperkuat diri di posisi global juga
mengharmonisasi standar ASEAN agar produk-
produknya berdaya saing di tingkat global.
ASEAN memegang peranan penting dalam
perdagangan global, apapun produk
katagorinya. Dengan pasar lebih dari 500 juta
orang jika dibandingkan Uni Eropa yang di atas
300 juta. Infrastruktur harus dipersiapkan
EDISI FEBRUARI 2012
dengan baik agar pasar Indonesia tidak menjadi
target “dumping”, serta industri terutama UKM
siap dan tidak tereliminasi di pasar lokal,
regional dan global.
Maka dari itu dilakukanlah harmonisasi
kosmetika ASEAN yang bertujuan antara lain
untuk meningkatkan kerjasama antar negara-
negara anggota ASEAN dalam rangka menjamin
mutu, keamanan dan klaim manfaat dari semua
kosmetika yang dipasarkan di ASEAN,
menghapus hambatan perdagangan kosmetika
melalui harmonisasi persyaratan teknis serta
memberlakukan satu standar, dan
meningkatkan daya saing produk-produk
ASEAN.
Dengan adanya harmonisasi kosmetika ASEAN,
semua negara ASEAN bisa memasarkan produk
kosmetikanya di Indonesia dengan mudah. Dan
Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN. Oleh
karena itu perusahaan kosmetika dituntut
untuk meningkatkan efisiensinya agar bisa terus
bersaing. Untuk itu maka perusahaan kosmetika
yang ada mau tidak mau harus menerapkan
ASEAN Cosmetic Dirrective (ACD) dan Cara
Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Karena
standar yang sama, maka produk kosmetika
Indonesia bisa dipasarkan di seluruh negara-
negara ASEAN.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membrane mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik. Izin produksi adalah izin yang harus
dimiliki oleh pabrik kosmetika untuk melakukan
kegiatan pembuatan kosmetika.
Industri kosmetika adalah industri yang
memproduksi kosmetika yang telah memiliki
izin usaha industri atau tanda daftar industri
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Cara Pembuatan Kosmetika yang
Baik, yang selanjutnya disingkat CPKB adalah
seluruh aspek kegiatan pembuatan kosmetika
yang bertujuan menjamin agar produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Komoditas kosmetik mempunyai peran yang
cukup signifikan terhadap kehidupan. Hampir
setiap hari orang membutuhkan kosmetik untuk
pemenuhan tubuhnya baik untuk kecantikan
maupun kesehatan. Berbagai jenis produk
kosmetik dikonsumsi orang mulai dari sabun,
pasta gigi, bedak, lulur dan sebagainya. Dengan
perubahan pola pikir yang kembali ke alam
(back to nature), produk kosmetik pun
cenderung menggunakan bahan baku yang
alami yaitu menggunakan bahan-bahan herbal.
Hal ini mengingat produk-produk kosmetik yang
sekarang beredar, menggunakan bahan-bahan
kimia yang kadang-kadang membahayakan
EDISI FEBRUARI 2012
kesehatan. Dari hasil-hasil pengawasan yang
telah dilakukan oleh Balai Pengawasan Obat
dan Makanan banyak ditemukan di pasaran
produk-produk kosmetik yang di dalamnya
mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.
Hal tersebut menjadikan banyak orang-orang
yang beralih ke produk kosmetik herbal yang
alami dan aman bagi kesehatan.
Berbicara tentang kosmetik herbal, tentunya
tidak asing bagi Jawa Tengah, mengingat
kosmetik tersebut sudah merupakan bagian
dari sejarah dan kebudayaan masyarakat serta
memiliki konsep perawatan kecantikan yang
hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Industri kosmetik herbal cukup prospektif untuk
dikembangkan, mengingat permintaan pasar
yang relatif besar serta dukungan potensi
sumber bahan baku yang cukup melimpah.
Suatu industri kosmetik dituntut dapat
melaksanakan prosedur sanitasi dan higiena
yang tinggi dalam setiap aspek pembuatan
produk kosmetiknya. Adapun ruang lingkup
sanitasi dan higiena meliputi personel,
bangunan, peralatan, piranti, material, wadah
yang digunakan serta lingkungan di sekitar
pabrik. Setiap sumber kontaminasi juga harus
dihilangkan melalui program sanitasi dan
higiena yang lengkap dan terintegrasi. Prosedur
tentang sanitasi dan higiena dikaji ulang secara
periodik untuk memastikan bahwa prosedur
tersebut masih efektif dan memenuhi
persyaratan yang diinginkan.
Kosmetika yang beredar harus memenuhi
persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan
yang sesuai dengan Kodeks Kosmetika
Indonesia dan persyaratan lain yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan. Pembuatan kosmetika
hanya dapat dilakukan oleh industri kosmetika.
Izin produksi yang diberikan oleh Direktur
Jenderal Kementrian Kesehatan juga harus
dimiliki. Perizinan kosmetika tersebut diatur
dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI NOMOR:
1175/MENKES/PERNIII/2010.
Izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk
dan jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat.
Izin produksi tersebut dibedakan atas 2 (dua)
golongan yakni Golongan A yaitu izin produksi
untuk industri kosmetika yang dapat membuat
semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika.
Sedangkan Golongan B yaitu izin produksi untuk
industri kosmetika yang dapat membuat bentuk
dan jenis sediaan kosmetika tertentu dengan
menggunakan teknologi sederhana. Bentuk dan
jenis sediaan kosmetika tertentu tersebut
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawasan
Obat dan Makanan. Industri Dalam pembuatan
kosmetik, industry juga wajib menerapkan CPKB
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Melihat hal tersebut membuat kita menyadari
bahwa untuk pengembangan industri kosmetik
herbal di Indonesia masih banyak permasalahan
serta tantangan yang harus dihadapi. Dari aspek
sumber daya manusia, kompetensi tentang
kosmetik masih sangat terbatas. Pada
EDISI FEBRUARI 2012
umumnya pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki didapat secara turun-temurun, dengan
menggunakan bentuk sediaan yang sederhana.
Dengan perkembangan industri kosmetik
modern yang menggunakan bentuk sediaan
berdasarkan kefarmasian modern, dibutuhkan
peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
untuk mendukung pengembangan industri
tersebut. Disamping itu dengan dicanangkannya
back to nature oleh WHO, pemanfaatan herbal
sebagai bahan kosmetik juga semakin
meningkat, sehingga berbagai industri kosmetik
dunia baik di Eropa, Amerika maupun negara
lainnya memanfaatkan peluang bisnis tersebut
untuk memproduksi produk-produk kosmetik
yang mengandung bahan herbal. Hal ini
tentunya menjadi tantangan bagi industri
kosmetik herbal di dalam negeri untuk bersaing
di pasar baik pasar domestik maupun pasar
ekspor.
Dengan semakin ketatnya persaingan produk
industri kosmetik herbal tersebut, tentunya
pelaku industri di dalam negeri khususnya di
Jawa Tengah harus mulai berbenah agar tetap
mampu berkompetisi di pasar. Salah satu upaya
yang perlu dilakukan adalah meningkatkan
kompetensi sumberdaya manusia di bidang
industri kosmetik herbal. Hal itu mengingat
produk-produk yang berasal dari impor tersebut
pada umumnya memiliki keunggulan kompetitif
yang tinggi sehingga untuk mengimbanginya
dibutuhkan kompetensi sumber daya manusia
yang tinggi untuk menghasilkan produk-produk
yang berdaya saing tinggi.
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan
pelaku industri kosmetik di Jawa Tengah untuk
meningkatkan daya saing produknya utamanya
guna menghadapi persaingan global, Pemprov
Jateng melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan menyelenggarakan pelatihan
terkait dengan proses produksi kosmetik herbal.
Dengan pelatihan tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan
pelaku industri kosmetik yang nantinya akan
digunakan sebagai bekal untuk pengembangan
usahanya.
EDISI FEBRUARI 2012
SAYANGI NYAWA DENGAN HELM SNI
MELIHAT berita tentang kecelakaan
membuat kita prihatin. Dalam skala
nasional, hingga 70 persen yang menjadi
korban adalah pengemudi kendaraan
bermotor roda dua. Penyebab kematian
terbesar, hingga 90 persen, akibat luka atau
benturan di kepala. Luka ini terjadi karena
pengendara tidak menggunakan helm atau
memakai helm yang tidak memenuhi
standar keamanan.
Berdasarkan angka kecelakaan lalu lintas di
wilayah Polrestabes Semarang saja
misalnya, tercatat kecelakaan yang
melibatkan kendaraan roda dua sebanyak
543 unit. Jumlah kecelakaan di Kota
Semarang sepanjang 2011 masih cukup
tinggi. Tercatat ada 476 kejadian yang
mengakibatkan 62 orang meninggal dunia,
165 orang luka berat, dan 459 orang lainnya
luka ringan. Dari 476 kejadian itu, sepeda
motor yang terlibat mencapai 543 unit,
mobil penumpang 169 unit, mobil barang
159 unit, dan bus 35 unit.
Hal inilah yang membuat pemerintah
mengeluarkan kebijakan tentang
pemberlakuan peraturan pengunaan helm
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang dimulai 1 April 2010. Helm yang sudah
teruji di laboratorium akan melindungi
seluruh bagian kepala yang sangat sensitif
jika terbentur benda keras maupun jika
pengemudi terjatuh.
Mengapa harus helm SNI
Dasar pemberlakuan standar Wajib Helm
ber-SNI adalah Peraturan Menteri
Perindustrian RI No 40/M-IND/PER/4/ 2009
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 40/M-
IND/PER/6/2008 tentang Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm
Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua
Secara Wajib yang mulai diberlakukan
berlaku pada tanggal 1 April 2010. Dalam
peraturan menteri perindustrian ini
disebutkan antara lain memberlakukan
secara wajib SNI Helm Pengendara
Kendaraan Bermotor Roda Dua dan berlaku
pula bagi helm yang digunakan pengendara
kendaraan bermotor roda empat atau lebih
yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah
(terbuka). Perusahaan dan atau importir
yang memproduksi dan atau mem-
EDISI FEBRUARI 2012
perdagangkan helm di dalam negeri juga
wajib memenuhi persyaratan SNI.
Spesifikasi Helm SNI
Lalu seperti apa spesifikasi helm yang
memenuhi standar ini? Material helm harus
dibuat dari bahan yang kuat dan bukan
logam, tidak berubah jika ditempatkan di
ruang terbuka , dan tidak terpengaruh oleh
radiasi ultra violet. Helm juga harus tahan
dari pengaruh akibat bensin, minyak, sabun,
air, deterjen dan pembersih lainnya.
Bahan-bahan yang bersentuhan dengan
tubuh juga tidak boleh terbuat dari bahan
yang dapat menyebabkan iritasi atau
penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi
kekuatan terhadap benturan maupun
perubahan fisik sebagai akibat dari
bersentuhan langsung dengan keringat,
minyak dan lemak si pemakai.
Dari sisi konstruksi, helm harus terdiri dari
tempurung keras dengan permukaan halus,
lapisan peredam benturan dan tali pengikat
ke dagu. Peredam benturan terdiri dari
lapisan peredam kejut yang dipasang pada
permukaan bagian dalam tempurung
dengan tebal sekurang-kurangnya 10
milimeter dan jaring helm atau konstruksi
lain yang berfungsi seperti jaring helm. Tali
pengikat dagu lebarnya minimum 20
milimeter dan harus benar-benar berfungsi
sebagai pengikat helm ketika dikenakan di
kepala dan dilengkapi dengan penutup
telinga dan tengkuk. Helm SNI juga harus
dilengkapi dengan pelindung telinga,
penutup leher, pet yang bisa dipindahkan,
tameng atau tutup dagu.
EDISI FEBRUARI 2012
MOTIVASI DALAM KERJA SEBAGAI SUMBER ENERGI BEKERJA
Motivasi dalam kerja
Banyak orang setuju bahwa motivasi itu bagai
misteri. Kita pun sering tidak mengenal penuh
motivasi dalam diri kita. Apa yang membuat
saya bersemangat? Apa yang membuat saya
melompat dari tidur saya di pagi hari? Apa yang
membuat saya ceria mengerjakan sesuatu
walaupun badan lelah?
Beberapa teori utama yang membahas
kebutuhan manusia juga seringkali bisa tidak
relevan dengan motivasi orang bekerja di masa
sekarang. Betulkah untuk merangsang para
salesman diperlukan "upah komisi" saja?
Apakah seorang salesman tidak punya
keinginan berprestasi sendiri, menghargai
dirinya, serta mencintai pekerjaannya? Apakah
tidak ada di antara kita, orang yang sangat
bersemangat melakukan sesuatu atau menjual
produk tanpa terlalu hitung-hitungan mengenai
berapa imbalan yang ia dapat? Bukankah kita
melihat bahwa banyak sekali orang demi
passion-nya, tidak menunggu sandang-pangan-
papan-nya cukup, menghasilkan karya-karya
yang hebat?
Sebaliknya, kita juga banyak melihat gejala di
mana individu yang mendapatkan gaji yang
relatif cukup malah tidak tergerak mengejar
target. Dengan kata lain, berhenti di kepuasan
fisik dan rasa aman saja.
Memang ada orang dan tim yang tidak
mementingkan untuk menghidupkan
motivasinya secara optimal, bahkan mungkin
tidak merasa bahwa motivasi itu penting.
Namun, dalam tuntutan situasi seperti
sekarang, sulit dibayangkan bila individu, tim
dan perusahaan, hanya mengandalkan
kekuatan pikir dan fisik. Kreativitas dan value
adding mustahil berkembang jika tidak
didukung motivasi individu dalam kelompok
atau organisasi. Bahkan, nilai motivasi bisa jadi
lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
daripada nilai kompetensi lainnya. Mungkin ini
sebabnya instansi pemerintah pun mulai
memperhitungkan motivasi pegawai negeri
dalam pengembangan sumber dayanya.
EDISI FEBRUARI 2012
Tumbuhkan “Sense of Progress”
Seorang ahli manajemen membuat penelitian
terhadap 12.000 karyawan, yang terdiri atas
pekerja kasar sampai para eksekutif. Ia
menemukan sense of progress sebagai hal yang
paling membuat karyawan ingin maju dan
berprestasi ketimbang faktor lain, seperti
support internal, teknikal, dan kolaborasi tim.
Mungkin ini juga alasan bahwa perusahaan-
perusahaan servis yang mengandalkan
antusiasme karyawannya mengumumkan
secara terbuka pencapaian penjualan
hariannya, agar setiap karyawan jelas
merasakan milestone perusahaan: sedang maju,
jalan di tempat, atau mengalami penurunan.
Bagaimana dengan pekerjaan yang dianggap
rutin dan sulit diukur kemajuannya? Seorang
karyawan bisa saja mengatakan, “Dari tahun ke
tahun, saya menyajikan laporan keuangan
bulanan terus. Pekerjaan saya memang itu-itu
saja.” Bayangkan, betapa sulitnya menjaga
motivasi teman kita ini. Dan, bayangkan betapa
orang semacam ini cepat berkarat dan tua
sebelum waktunya.
Untuk pekerjaan-pekerjaan rutin, jalan
terbaiknya adalah memberi perasaan pada
teman-teman kita ini bahwa kesempatan
belajar selalu ada. Pertanyaan atau bahkan
berbagai tantangan bisa kita berikan seputar
pekerjaannya, sehingga setiap individu
merasakan progress belajar dalam dirinya.
Genggam “passion”
Tidak jarang kita temui orang yang sangat pede
(percaya diri), tapi tidak terlihat antusias.
Profesional yang berbakat dan terampil
sekalipun bisa saja tidak bersemangat. Teman
saya seorang pemain bola basket yang
berbakat, terpaksa harus menghentikan
kariernya sebagai pemain nasional, setelah
menemukan bahwa kedua belah kakinya tidak
sama panjang. Teman kita yang seharusnya
jatuh mentalnya ini, ternyata tidak jadi
kehilangan semangat, bahkan akhirnya merintis
kariernya menjadi pelatih. “Saya tidak pernah
lepas menggenggam basket. Mengapa harus
berhenti?” kata teman kita ini.
Kita tahu bahwa hambatan pasti dihadapi setiap
orang dan kadang bisa menjatuhkan mental.
Namun, sepanjang individu punya kecintaan
dan minat yang kuat terhadap substansi
tertentu, ia senantiasa bisa menemukan jalan
untuk membakar antusiasmenya terus-
menerus, dan tidak berhenti berkarya.
Teman kita ini juga menambahkan, “Fokus pada
diri sendiri tidak boleh terlalu berlebihan,
karena situasi seperti ini membuat kita tidak
bisa memperhatikan dan bekerja untuk orang
EDISI FEBRUARI 2012
lain di sekitar kita.“ Ya, mana mungkin kita
mengeluarkan prestasi terbaik, jika tujuan kita
semata untuk kepentingan pribadi? Dengan
memperluas minat dan kepedulian pada
keadaan di sekitar kita dan kebutuhan orang
lain, sumber energi kita tentu akan terus terisi,
bahkan bertambah besar.
Motivasi itu dinamis
Orang yang malas sering kita sebut sebagai
orang yang tidak punya motivasi. Dengan
pandangan ekstrem seperti ini, kita seakan
punya beban berat jika diberi tugas untuk
menanamkan motivasi dalam diri seseorang
atau sebuah tim. Sebaliknya, kalau kita
membayangkan bahwa motivasi itu bagaikan
sebuah sumber energi dalam tubuh kita, kita
bisa melihat bahwa motivasi akan selalu ada
dalam diri tiap orang. Ada orang yang sumber
energinya kuat, ada yang sumber energinya
lemah. Ada orang yang mampu konsisten
menjaga sumber energinya tinggi, tetapi ada
juga yang grafik energinya naik-turun.
Hal yang "magic" adalah bahwa energi yang
kuat dari seseorang bisa menular pada orang
lain. Kita tahu bahwa hawa bersemangat dari
seorang pemimpin bagaikan virus yang bisa
segera menyebar, membuat orang lain merasa
ringan dalam bekerja, bahkan membuat tim jadi
kuat mendobrak dan mendorong hasrat
pemecahan masalah kreatif.
Jadi, sebetulnya tidak sulit juga membawa
organisasi pada suasana motivasional. Dengan
menikmati pekerjaan kita, melihat kekuatan tim
dan berpikir positif, mengajak teman-teman
untuk selalu berpikir maju, pastinya hawa tim
akan berubah dan bisa segera mengangkat
energi dari orang-orang lain di sekitar kita juga.
Motivasi itu dinamis, mengalir, dan bergerak.
Tantangan pun tidak usah dicari-cari lagi jika
kita terbiasa berkomunikasi efektif, sehingga
kritik dan evaluasi bisa terus masuk.
Sebagaimana sering kita baca: “Motivation
requires a delicate balance of communication,
structure, and incentives“.
EDISI FEBRUARI 2012
ETHNIC BATIK, MELANGLANG KE LUAR NEGERI
BERAWAL dari sekadar hobi mengotak atik
kain polos yang telah dijahit di perusahaan
konveksi milik sang ayah, Erlin Eko Yustini
mencurahkan idenya menciptakan beragam
motif batik.
Sebelum usahanya besar seperti sekarang
dan memiliki pusat galeri di Jalan Kartini No
30 Mojayan Klaten ini, Erlin sangat tekun
dan kreatif dalam berusaha sejak sekolah
menengah sampai ia akhirnya lulus kuliah di
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
Erlin dengan usaha Ethnic Batiknya ini bisa
dibilang cukup sukses. Bagaimana tidak,
pengusaha muda itu kini mempunya 115
orang karyawan dengan kapasitas produksi
mencapai 10.000 pieces per bulan. Jumlah
omzet yang diraupnya tak kurang dari Rp
250 juta hingga Rp 300 juta/bulan.
Motif Terbatas
Meski sudah merengguk keuntungan yang
lumayan besar, tak membuat wanita yang
besar di Klaten ini menjadi seseorang yang
sombong. Ia masih ingin terus dan terus
belajar dan selalu melihat arus mode yang
sedang tren saat ini. Untuk menjaga kualitas
dan orisinalitasnya, Erlin hanya menjual
motif yang kepada konsumennya sebanyak
satu set atau sekitar 10 pieces saja dan
motif tersebut tidak akan beredar lagi.
Dengan cara ini, ia akan selalu mempunyai
ide segar setiap saat untuk produksi batik
yang ia pasarkan. Dengan hanya membuat
batik tulis, maka hal ini menjadi daya tarik
dan nilai tambah tersendiri. Batik tulis
menurutnya lebih eksklusif dan popular
dibandingkan batik printing atau batik cap
yang bisa dengan mudah ditiru competitor
lainnya.
Sesuai dengan namanya Ethnic Batik, maka
corak yang ditawarkan pun kebanyakan
lebih bersifat kontemporer. Beragam
produk seperti blus batik, kemeja, home
interior, asesoris, lurik dan batik warna
alam dengan merk dagang ETHNIC, ALAM
dan ALUR sangat diminati pasar.
Tak hanya pasar domestik (dalam negeri)
saja, produksinya kini sudah diekspor
hingga ke Malaysia, Singapura, Italia,
Spanyol, Belanda dan Swiss. Sedikitnya
EDISI FEBRUARI 2012
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Tengah
Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.
Indonesia
Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601
Fax ( 024 ) 8311710.
info@dinperindag.jatengprov.go.id
”One Team, One Spirit, One Goal”
Find Us on Web:
http://dinperindag.jatengprov.go.id
tercatat order bisa mencapai 1000-1500
pieces setiap dua bulan sekali untuk pasar
luar negeri.
Erlin kini juga telah memiliki sejumlah
cabang tersebar di Yogyakarta, Surabaya,
Bandung dan Mataram.
Ikuti Pameran
Untuk lebih mengenalkan produk Ethnic
Batik, Erlin juga aktif. dalam pameran-
pameran yang selalu diikutinya seperti di
Singapura, Malaysia, Belanda, Jepang,
Denmark dan Korea.
Kerja sama pun dilakukannya dengan
pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jateng, BKPM serta
GTZ juga turut mensupport keberlanjutan
usahanya itu. (*)
top related