emasgt
Post on 08-Dec-2015
253 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
IKATAN KIMIA
Disusun Oleh:
DICKY DBD 115 049
EDWARD PURNA WIRATAMA DBD 112 192
RINALDO KRISTIANTO AJANG DBD 115 052
SUMARIOZI DBD 115 051
SALVIN SEMBIRING DBD 115 047
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus hanya kepadanya lah kita
memohon perlindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Ikatan Kimia” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga kami bisa
memperbaiki di kemudian hari.
Akhir kata, Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin.
Palangka Raya, 23 September 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................i
Daftar Isi ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang .................................................................................1
1.2.Tujuan Penulisan...................................................................................2
1.3Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .
2.1Pengertian Ikatan Kimia. ......................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia.......................................................................3
2.2.Ikatan Primer ........................................................................................3
2.2.2 Ikatan Sekunder................................................................................10
2.3 Geometri Molekul...............................................................................13
2.3.1 Teori Domain Elektron....................................................................13
2.3.2Prisip Dasar Teori Domain Elektron.................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Penutup................................................................................................15
3.2 Kritik & Saran.....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam
tabel. Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118
unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini
disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang
lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih
atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang
unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya
(sifat dari unsur-unsur sebelum bereaksi).
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh
penerapan unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan.
Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air
penting untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh
bagian tunuh, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air
memiliki rumus senyawa H2O. Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan
oksigen. Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi
dari unsur-unsur yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin
hal-hal yang sepatutnya kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat
berikatan dan kemudian membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui
terlebih dahulu apa pengertian dari senyawa kimia.
Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau berikatan
satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau senyawa yang
sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain dalam
senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan kimia
disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan VIIIA
pada sistem periodik. Golongan unsur gas mulia memperlihatkan kecenderungan
yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini disebabkan karena
1
unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur lain membentuk
senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet. Kebanyakan unsur-unsur
di alam ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai unsur bebas seperti unsur
gas mulia. Hal ini memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang
relatif tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil dibandingkan dengan
atom unsur bebasnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari
tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah
lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.
1.2Rumusan Masalah
Apa yang pengertian dari ikatan kimia?
Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kimia?
1.3Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia.
Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia.
Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu
bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya
menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui
ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang
membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya
interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia
dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder.
2.2.1 Ikatan Primer
Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar.
Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
Ikatan ion
Ada beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion positif
dan ion negatif.
Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom yang
lain.
Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi ganda.
3
Ciri-ciri senyawa ionik:
Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam kristal sulit
bergerak.
Contoh Pembentukan Ikatan Ion
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif rendah.
Artinya mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur nonlogam
dengan daya tarik elektron yang relatif besar. Artinya klorin mempunyai
kecenderungan besar untuk menarik elektron. Ketika natrium direaksikan dengan
klorin, klorin akan menarik elektron dan natrium. Natrium berubah menjadi ion
positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi ion negatif (Cl-). Ion ion tersebut
kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya Coulomb sehingga membentuk
NaCl.
Gambar 1.1
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi karena
adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif dan negatif).
Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat perbedaan daya
tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya tarik elektron yang
lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur tersebut membentuk
ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya tarik elektronnya relatif besar adalah
unsur nonlogam, sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik elektron
relatif lemah adalah unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur
nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.
Rumus Kimia Senyawa Ion
Sesuai dengan aturan oktet, atom natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan
atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin membutuhkan 1
atom natrium. Akan tetapi, tidak bisa diartikan bahwa satu ion Na+ hanya terikat
4
pada satu ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap atom Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-
dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga dimensi
berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan bahwa
perbandingan ion Na+ dan Cl- adalah 1:1.
Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar atomnya
ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam, serta
mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh dua
atom.
Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.
Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen
Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan penyerapan
elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen mempunyai daya tarik
elektron yang cukup besar. Oleh karena peasangan elektron yang terbentuk ditarik
oleh kedua inti atom hidrogen yang berikatan, kedua atom tersebut menjadi saling
terikat. Ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron
ini yang dimaksud dengan ikatan kovalen.
5
Gambar 1.2
Rumus Kimia Senyawa Kovalen
Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul
dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang
dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak
selalui dipatuhi, terdapat beberapa senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet.
Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan
O adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O
dan H mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua,
sedangkan atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.
Gambar 1.3
Struktur Lewis atau Rumus Struktur Senyawa Kovalen
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam
suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen
dan ikatan kovalen koordinat. Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu
molekul dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur
6
diperoleh dari rumus Lewis, setiap pasangan elektron ikatan pada rumus lewis
digambarkan dengan sepotong garis.
Rumus Molekul Rumus Lewis Rumus Bangun (Rumus
Struktur)
H2 H : H H - H
HCl H Cl H - Cl
H2O H O
H
H – O
H
Tabel 1.1
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan kovalen
koordinasi.
Kovalen polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen
terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang
Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang
beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris,
mempunyai momen dipol.
Kovalen non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan
kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan
kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atom-
atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom
unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen
dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
7
Kovalen Polar Kovalen Non Polar
Larut dalam air Tidak dapat larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas Tidak memiliki pasangan elektron
bebas
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5 Berakhiran genap
Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,
SO3, N2O5, Cl2O5
Contoh: F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4,
SF6, PCl5, BCl3
Tabel 1.2
Kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari pemakaian
bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang
lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika atom
penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang bereaksi dengan
boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3. Atom N dalam NH3 sudah
memenuhi kaidah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di lain pihak,
atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun
belum memenuhi kaidah oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari
BCl3) dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari
atom N.
Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam, yaitu:
Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam.
Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk karena
penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah yang tertentu.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari
logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.
Ikatan logam terjadi karena adanya delokalisasi elektron. Sebagaimana telah
diketahui bahwa unsur logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga kulit
terluar atom logam relatif longgar. Kejadian seperti itu memungkinkan elektron
8
valensi dapat berpindah-pindah. Mobilitas elektron dalam logam sangat bebas,
menyebabkan elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, atau disebut
juga delokalisasi. Elektron-elektron valensi yang mengalami delokalisasi tersebut
membentuk satu awan yang membungkus ion-ion positif logam di dalamnya.
Perbedaan mendasar dan hal-hal lainnya mengenaik ikatan ionik, kovalen, dan
kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:
Perbedaan Ion Kovalen Kovalen Koordinasi
Proses
Pembentukan
Serah terima
elektron antar atom
Penggunaan
bersama pasangan
elektron dimana
tiap atom
menyumbang
elektron.
X + Y a X : Y
Penggunaan
bersama pasangan
elektron yang hanya
berasal dari salah
satu atom.
X + Y a X : Y
Atom yang terlibat Logam + Nonlogam Nonlogam +
Nonlogam
Nonlogam +
Nonlogam
Titik leleh dan titik
didih
Tinggi Rendah (kecuali
pada padatan
kovalen seperti
intan)
Rendah
Kelarutan Larut dalam air
namun sukar larut
dalam pelarut
organik seperti
aseton, alkhohol,
eter dan Benzena.
Sukar larut dalam
air namun larut
dalam pelarut
organik.
Sukar larut dalam
air namun larut
dalam pelarut
organik.
Daya Hantar Listrik Lelehan dan
larutannya
mengantarkan
listrik
Tidak dapat
menghantarkan
listrik (namun ada
beberapa
larutannya yang
menghantarkan
Tidak dapat
menghantarkan
listrik (namun ada
beberapa
larutannya yang
menghantarkan
9
listrik) listrik)
Contoh NaCl, LiF, CaO,
CaBr2, AlCl3
HF, H2O, PCl3, BCl3,
CO2
NH4+, SO4
-2, POCl3,
H3NBF3, SO3
Tabel 1.3
2.2.2 Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)
Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari
dipol atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah
antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat
bahwa gaya tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik
leleh dan titik didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk
memutuskannya, sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik
didih suatu senyawa.
Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-
molekul dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan Jerman
mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga gaya ini bisa disebut gaya
London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak dalam
orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan
suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar sesaat,
membentuk dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol
sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak dalam satu detik. Dipol sesaat
pada suatu molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk
suatu dipol terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan
hanya berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
dibandingkan dengan zat lain yang massa molekulnya relatif kira-kira sama. Jika
molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar.
Contohnya adalah hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas mulia
seperti helium (He), dan sebagainya.
10
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan
molekul dan ukuran molekul.
a. Kerumitan Molekul
•Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul sederhana,
sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana.
•Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
b. Ukuran Molekul
•Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul
berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan
Gaya London besar.
•Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga
gaya londonnya juga semakin besar.
Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang
mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen
(N). Misalnya dalam HF, H20, dan NH3. Hal ini tercermin dari titik didih yang
menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut dibandingkan dengan senyawa
lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar
ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi
dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan
hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki
ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
11
Gambar 1.4
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif
berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen
dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom
dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau
didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen,
juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan
molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen
intermolekul.
Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi,
bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol
terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian, ada
kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya
antarmolekul dalam suatu zat berikut.
Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah
satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia,
hidrogen, dan nitrogen.
Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol
selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
12
2.3 Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Molekul diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri
linear atau bengkok; Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau
piramida. Semakin banyak atom penyusun molekul, semakin banyak pula
geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian,
molekul-molekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan
pemahaman tentang struktur elektron dalam molekul.
2.3.1 Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri molekul
berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain
elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dalam hal
ini pada atom pusat. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut.
Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap
tiga, merupakan satu domain.
Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
No. Senyawa Rumus Lewis Atom Pusat Jumlah
Domain
Elektron
PEI PEB
1. H2O H O H 2 2 4
2. CO2 O C O 2 0 2
3 SO2 O S O 2 1 3
Tabel 1.4
13
2.3.2 Prinsip Dasar Teori Domain Elektron
1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak,
sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian
rupa sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat
daripada pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas
hanya terikat pada satu atom sehingga gerakannya lebih leluasa.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Demikian ulasan materi Ikatan Kimia yang telah kami susun dan paparkan dalam
makalah ini. Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan mahasiswa agar dapat lebih memahami lebih jauh mengenai Ikatan
Kimia dan macam-macamnya, dan agar rekan-rekan mahasiswa dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan seputar permasalah dalam ikatan kimia.
3.2 Kritik dan saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha melakukan beberapa penelaahan
yang dalam terkait materi yang kami bahas di dalamnya, namun tidak dapat
disangkal bahwa kami masih membutuhkan kritik dan saran untuk proses
penyempurnaan makalah ini. Oleh karena itu diharapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang mempelajari makalah ini, serta dosen pengampu yang memeriksa
makalah ini, untuk dapat memberikan masukan-masukan positif yang bersifat
membangun.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik
Ujian Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2012/12/ikatan-kimia.html
http://herisuheri90.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-ikatan-kimia.html
http://kimlemoet.wordpress.com/2013/11/10/ikatan-kimia-kelas-x/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4315/f3.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatan-
hidrogen/
https://alkafyuone.wordpress.com/tag/gaya-london/
SUMBER GAMBAR
Gambar 1.1 : http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2011/05/Rumus-
Pembentukan-NaCl-Lewis.jpg
Gambar 1.2 :
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/04/pembentukanikatan.jpg
Gambar 1.3:
http://3.bp.blogspot.com/-olCunhSlKAk/UFQqTD6urmI/AAAAAAAAAFE/s70e
NXxjW3Q/s1600/ikatan-H2O-tahap-3.jpg
Gambar 1.4: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-
kimia/ikatan-hidrogen/
16
top related