eklamsia

Post on 13-Dec-2015

220 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

bn

TRANSCRIPT

Kejang dan Hipertensi pada PrimigravidaNILASARI WULANDARI

102011367

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA 2015

Skenario

Ny. SP 18 tahun, primigravida dibawa secara tergesa-gesa

oleh suaminya ke UGD karena kejang-kejang. Haid terakhir

tanggal 25 September 2008. Selama hamil tidak pernah

memeriksaakan diri ke bidan maupun ke dokter. Pasien tidak

sadar. T 180/120 mm Hg, N 72/menit, bengkak pada daerah

kaki, tangan, perut dan muka. Fundus uteri setinggi 3 jari di

proc. Xyphoideus, anak letak kepala, puki. Denyut jantung

anak 132/m teratur. Pada pemeriksaan urin didapat protein +

++.

Kejang Hipertensi

Trauma: pendarahan

otak

Hipokalemia

Hipertensi primer

Hipertensi kronik

Hipertensi gestasional

Eklamsia

Pre-eklamsia/ eklamsia

Meningitis

Epilepsi

Tumor SSP

Tetanus

Anamnesis• Identitas

• Keluhan utama

• Riwayat Menstruasi : menarche, HPHT, Siklus

• Riwayat kehamilan: G1P0A0

• Riwayat persalinan dan nifas

• RPS: demam, trauma,/ luka, kejang, , BAB/BAK

• RPD

• RPK: metabolik, menular, genetik, Alergi, riw.kembar

• Riwayat Kebiasaan: nutrisi, istirahat, hygne, rokok, alkohol, jamu, obat2

• Riwayat Psikososial

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Kesadaran TTV Pemeriksaan obstetri

Inspeksi Palpasi Auskultasi

Pemeriksaan edema

Pemeriksaan Penunjang

• Darah lengkap

– Hb Ht

– Trombositopenia

• Morfologi eritrosit darah tepi:

schizocytosis, spherocytosis

• asam urat serum ≥5mg/cc

• kreatinin serum > 1 mg/cc

• LDH serum

• SGOT/SGPT

• Urinalisis: proteinuria

• USG

• Ct-scan / MRI

• EKG

• EEG

• Pemeriksaan CSS

Hipertensi Gestasional:

TD Sistolik≥ 140 atau TD Diastolik ≥ 90 mmHg pertama kali sewaktu hamil

Tidak ada proteinuria

TD kembali normal sebelum 12 mg pascapartum

Mungkin memiliki tanda pre-eklamsia misalnya dyspepsia dan trombositopenia

Pre-eklamsia

Kriteria minimum:

- TD ≥ 140/90mmHg terjadi setelah kehamilan 2 minggu pada dua kali pengukuran

- Proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam atau ≥ 1+ pada pemeriksaan carik celup

Kemungkinan pre-eklamsia meningkat:

- TD ≥160/110mmHg

- Proteinuria 2,0 g/24 jam atau ≥ 2 + pada pemeriksaan carik celup (dipstick)

- Kreatinum serum > 1,2 mg/dL, Kecuali memang sebelumnya diketahui meningkat

- Oliguria, produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam

- Trombosit <100.000/uL

- Hemolisis mikroangiopati-peningkatan LDH

- Peningkatan kadar transaminase serum-ALT atau AST

- Nyeri kepala yang presisten atau gangguan serebral atau visual lainnya

- Nyeri epigastrk presisten

Eklamsia:

- Kejang yang tidak disebabkan penyebab lain pada perempuan pre-eklamsia

Pre-eklamsia yang tumpang tindih dengan hipertensi kronik:

- Proteinuria dengan awitan baru ≥ 300 mg/ 24 jam pada perempuan

hipertensi, tetapi tidak ditemukan proteinuria sebelum kehamilan 2 mg

- Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit

< 100.000/uL pada perempuan yang mengalami hipertensi dan proteinuria

sebelum kehamilan 20 minggu.

Hipertensi Kronik:

- TD ≥ 140/90mmHg sebelum kehamilan atau terdiagnosa sebelum kehamilan

20 minggu, tidak disebabkan penyakit tropoblastik gestasional atau

- Hipertensi pertama kali didiagnosa setelah kehamilan 20 minggu dan

menetap setelah 12 minggu pasca partum

Faktor Resiko

• Primigravida

• Riwayat kehamilan dgn

pre-eklamsia/eklamsia

• Riwayat Hipertensi kronis atau

penyakit ginjal kronis Kehamilan

multifetus

• Fertilisasi in-vitro

• Riwayat pre-eklmasia dikeluarga

• Mola haditiosa

• DM tipe I dan II

• Obesesitas

• SLE

• Usia hamil 40 thn

Manifestasi klinik

• Nyeri kepala

• Gangguan penglihatan

• Kebutaan komplikasi

• edema: kedua kaki , tangan, wajah

• Nyeri perut kuadaran kanan atas atau epigastrium

• malaise manifestasi dari anemia hemolitik

• Edema paru

• Kejang Eklamsia

Working Diagnosis: Eklamsia • Kejang yang tidak disebabkan oleh sebab lain pada

perempuan dengan preeklamsia• Preeklamsia + kejang = eklamsia

Hipertensi terjadi pada kehamilan >20mgProteinuria

• Berdasarkan waktu terjadinya– Antepartum– Intrapartum– Pascapartum

Epidemiologi

Eklampsia umumnya terjadi pada nulipara

Insiden tertinggi usia remaja atau awal 20-an, wanita diatas 35

tahun.

Eklampsia terjadi pada usia kehamilan > 20 minggu

Insiden eklampsia, 4-5 kasus /10.000 kelahiran hidup di negara

maju.

Di negara berkembang, 6-100/10.000 kelahiran hidup

Karena antenatal care yang adekuatinsiden berkurang

Etiologi

• Teori kelainan vaskularisasi plasenta

• Teori iskemia plasenta

• Disfungsi endotel

• Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

• Teori adaptasi kardiovaskular

• Teori genetik

• Teori defisiensi gizi

• Teori stimulus inflamasi

epilepsi Pre-eklamsia berat Hipertensi kronik meningitis

- kejang-kejang

- kesadaran

- aura

- Napas sesak.

- Raut muka pucat

- berkeringat.

- Gigi geligi mengancing

- keluar busa dari liang mulut.

- TD ≥160/110mmHg

- kesadaran

- gg. penglihatan

- Nyeri kepala

- Nyeri epigastrk presisten

- TD 140/≥90 mmHg <20mg kehamilan

- umur ibu atas 35 th

- multipara

- obesitas

- DM,jantung, ginjal

- Konsumsi obt hipertensi sebelum hamil

- demam >39 C

- nyeri kepala,

- kaku kuduk,

- kesadaran

- mual, muntah, fotofobia.

- Kejang

PP: Kelainan EEG

- Proteinuria 2 g/24 jam atau ≥ 2 + (dipstick)

- Kreatinum serum

- Oliguria,

- Trombosit <100.000/uL

- LDH

- ALT atau AST

EKG : cardiomegali - analisis CSS

- CT-Scan /MRI.

Diagnosis banding

Penatalaksanaan Selama Konvulsi

• MgSO4 Secara IM/IV

• O2 dgn laju 4

L/menit

• Nifedipin

• Lindungi agar

jangan cedera

• Rawat di kamar isolasi yg

tenang.

• Kepala direndahkan

• lendir diisap dari orofarynx.

• Fiksasi badan pd tempat tidur

harus aman namun cukup

longgar guna menghindari

fraktur.

• foley kateter

Jangan sekali-kali meninggalkan ibutanpa penjagaan

Tatalaksana: Rawat inap

• Tirah baring kiri secara intermiten

• Infus dektrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi infuse RL (60-

125 cc/jam) 500cc

• Pasang Foley catheter Oliguria urin < 500 cc/24 jam.

• Antasida

• Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

• Naso Gastric Tube (NGT)

Antikonvulsan• Magnesium sulfat• Sodium mobarbital• diazepam• fenitoin.

• Loading dose 4 gr MgSO4 20% IV selama 20 menit. Bila kejang berulang diberikan MgSO4 20 % 2 gr IV, 20 menit setelah pemberian terakhir.

• BILA kejang berulang : Sodium Amobarbital 3-5 mg/ kg BB IV

• Mantenance dose 4 gram i.m tiap 4-6 jam

Diuretikum Tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru-paru, payah jantung kongestif atau anasarka.

FUROSEMID

Glukokortikoidpematangan paru janin Aman bagi ibu. Di berikan pada kehamilan 32-34 minggu, 2 x 24 jam. Obat ini juga diberikan pada sindrom HELLP.

1. Lini pertama- nifedipin - dosis 10-20 mg/oral, diulang selang 30 menit- maksimum 120 mg dalam 24 jam.

2. lini kedua- Sodium nitropusside: 0,25 µg iv/kg/menit infuse ditingkatkan 0,25 µg iv/kg/5 menit.

3. Metildopa- Dosis 500-2000mg dibagi dalam 2-4 dosisi

Antihipertensi

1. semua kehamilan dgn eklamsia harus terminasi

2. tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan

janin.

3. Terminasi BILA hemodinamika dan metabolisme

ibu STABIL

TATALAKSANA EKLAMSIA

komplikasi

Solusio plasenta

Hipofibrinogene

mia

Hemolisis.

Perdarahan otak.

Kelainan mata.

Edema paru-

paru.

Nekrosis hati.

Sindroma HELLP

Prematuritas

pencegahan

• ANC

• Perubahan gaya hidup

– Tirah baring DI INDONESIA UNTUK WANITA RESIKO TINGGI

• Olah raga

• Pemberian vitamin C dan E untuk mencegah pre-eklamsia tidak

direkomendasikan

• Obat-obatan anti platelet, terutama aspirin dosis 60-80mg/hari

dimulai dari trimester pertama

PROGNOSIS

• Bila penderita tidak terlambat dalam pengobatan

Perbaikan setelah kehamilan diakhiri

• Prognosis janin pada penderita eklampsia adalah buruk.

Seringkali janin mati intrauterine atau mati pada fase

neonatal.

kesimpulan

Eklampsia adalah kejang yang dialami wanita hamil atau post

partum disertai dengan hipertensi dan protenuria. Eklamsia

lebih sering terjadi pada primigravida di usia <17 tahun dan

primigravida >35 tahun dari pada multipara. Diagnosis

ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang dan

riwayat kejang. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat

memberikan prognosis yang baik bagi pasien

top related