e-learning sebagai media pelengkap pembelajaran...
Post on 06-Feb-2018
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
396 Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
E-Learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional
pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
Ricky Ramdani*, Eka Murdani STKIP Singkawang
Jalan STKIP, Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara, Kota Singkawang, Kalimantan Barat
* rickyramdani0310@yahoo.com
Abstrak – Kemajuan media informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Hal ini menunjang dunia pendidikan
untuk memberikan metode-metode pembelajaran baru agar memudahkan proses pembelajaran. E-learning merupakan
salah satu pembelajaran multimedia yang memanfaatkan media elektronik dan internet sebagai sumber informasi dan
komunikasi. E-learning akan membantu imajinasi peserta didik yang awalnya sulit membayangkan sistem fisis menjadi
lebih mudah, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap)
karena materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di
dalam kelas. Pengkajian mengenai penggunaan media e-learning pada pokok bahasan Besaran dan Satuan telah
dilakukan untuk melengkapi dan semakin memantapkan penguasaan materi ajar terutama pada bagian simulasi
penggunaan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup. Hasil kajian menyimpulkan bahwa e-learning dengan
berbagai kelebihannya cocok berperan sebagai pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.
Kata kunci: e-learning, media pelengkap, konvensional
Abstract – Advancement of information and communication media is growing rapidly. This supports the educational
environment to provide new learning methods in order to facilitate the learning process. E-learning is one of multimedia
learning which utilized electronic media and the internet as a source of information and communication. E-learning will
help students who initially difficult to imagine a physical system so it becomes easier, thus the learning process will be
more effective and efficient. E-learning serves as a complement since the electronic learning material is programmed as
a learning materials supplement received by students in the classroom. The study of the use of e-learning media on the
subject of Quantities and Units have been made to complete and enhance the understanding of teaching materials,
especially on the part of vernier caliper and micrometer screw-gauge operation and measurement. The study concluded
that e-learning with its strengths is suitable for a role as a complement of conventional teaching methods.
Keywords: e-learning, complementary media, conventional
I. PENDAHULUAN
Teknologi merupakan aspek yang selalu tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan manusia. Dewasa ini
teknologi yang berkembang pesat adalah teknologi
informasi. Teknologi informasi yang sangat mendominasi
saat ini adalah internet. Internet dapat mengoneksikan
komputer satu dan lainnya sehingga terjadi pertukaran
informasi secara cepat dan akurat.
Sejalan dengan era globalisasi yang semakin
berkembang maka perlu dilakukan inovasi-inovasi di
dunia pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama pemanfaatan teknologi informasi. Para praktisi
pendidikan melakukan berbagai cara untuk menerapkan
teknologi dalam dunia pendidikan salah satunya adalah
media pembelajaran multimedia berbasis internet yang
disebut e-learning.
E-learning merupakan salah satu produk pembaharuan
pendidikan dengan menerapkan teknologi dalam dunia
pendidikan. E-learning membuat transfer ilmu
pengetahuan berjalan secara cepat namun sesuai dengan
kebutuhan dan tetap relevan dengan era globalisasi
sehingga pendidikan yang dilakukan akan lebih aktual.
II. LANDASAN TEORI
Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat
luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang
definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah
satunya yaitu dari Darin E. Hartley yang menyatakan e-
learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media internet, intranet atau media
jaringan komputer lain [1].
LearnFrame.com dalam Glossary of e-learning Terms
menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa e-
learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar
dengan media Internet, jaringan komputer, maupun
komputer standalone [1].
Matthew Comerchero dalam e-Learning Concepts and
Techniques mendefinisikan e-learning adalah sarana
pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri,
komunikasi, efisiensi dan teknologi. Karena ada
keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga
diri mereka tetap termotivasi [1]. E-learning efisien
karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak
dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan
media yang dapat diakses dari terminal komputer yang
memiliki peralatan yang sesuai, dan sarana teknologi
lainnya yang dapat mengakses jaringan komputer atau
Internet [2,3].
Pemanfaatan e-learning yang baik akan mendorong
terciptanya lingkungan belajar yang berpusat pada siswa
Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan 397
ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
(student centered learning), karena e-learning menuntut
peserta didik untuk belajar secara mandiri dan
mengonstruksi ilmu pengetahuannya sendiri. Hal tersebut
sesuai dengan karakteristik e-learning sebagai berikut:
(1) Daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran
tidak tergantung kepada instruktur/guru, karena siswa
mengonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya melalui
bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface
situs web; (2) Sumber ilmu pengetahuan tersebar di
mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap
orang. Hal ini dikarenakan sifat media internet yang
mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang
terkoneksi ke dalamnya; (3) Pengajar/lembaga
pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing; (4)
Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan
sistem pendidikan, kurikulum dan manajemen yang dapat
mendukung pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk pendidikan secara optimal [3].
Empat karakteristik di atas merupakan hal yang
membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran
secara konvensional. Dalam e-learning, daya tangkap
peserta didik terhadap materi pembelajaran tidak lagi
tergantung kepada instruktur/pengajar, karena peserta
didik mengonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya
melalui bahan ajar yang disampaikan melalui interface
aplikasi e-learning. Dalam e-learning pula, sumber ilmu
pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses
dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan
sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses
oleh siapapun yang terkoneksi ke dalamnya [3].
Layanan dan media yang mendukung proses kegiatan
e-learning diantaranya internet dan media elektronik.
Internet mempunyai beberapa jenis layanan yang dapat
mendukung kegiatan pembelajaran e-learning antara lain:
(1) E-mail atau yang lebih dikenal sebagai surat
elektronik ini dapat digunakan sebagai salah satu layanan
yang dapat menunjang kegiatan e-learning. Siswa dapat
menggunakan email untuk mentransfer tugas, modul atau
pun materi pelajaran. (2) Internet Relay Chat (chatting),
aplikasi chatting merupakan sejenis konferensi berbasis
teks yang dilakukan secara real time dari berbagai tempat
di seluruh dunia. Dalam pembelajaran aplikasi ini dapat
digunakan sebagai forum diskusi online antar siswa
maupun antara siswa dan guru agar pembelajaran yang
dilakukan lebih komunikatif. (3) Layanan multimedia
atau website. Di era modern ini banyak website yang
telah dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan e-learning
yang dapat dikelompokkan dalam berbagai macam yaitu
search engine, e-books, e-library dan e-laboratory [4,5].
Search Engine yang terkenal saat ini adalah Google
dan Yahoo. Search engine memudahkan penggunanya
untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan
mengetikkan kata kunci (keyword). Search engine ini
akan menelusuri dan menyajikan informasi yang
dibutuhkan penggunanya.
E-book merupakan bentuk modul digital. Pada website
berbasis e-Book dapat diperoleh buku dalam format PDF
(Portable Document Format). Contohnya BSE (buku
sekolah elektronik) yang diterbitkan oleh Depdiknas.
E-library dan E-Journal merupakan kumpulan
informasi karya tulis dalam bentuk digital. E-Journal
umumnya menyediakan artikel atau jurnal ilmiah dalam
bentuk digital. E-dictionary digunakan sebagai website
penerjemah Multilanguage. E-Laboratory atau
laboratorium virtual menyajikan simulasi percobaan
dilakukan dengan memasukkan nilai dan variabel untuk
melihat hasil percobaan.
Layanan dan media yang mendukung proses kegiatan
e-learning selain internet adalah media elektronik.
Bentuk-bentuk media elektronik diantaranya komputer,
CD-Rom dan proyektor. Dengan komputer pembelajaran
dapat diprogram secara lebih efektif misalnya:
penjadwalan penyajian materi pembelajaran dan aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan program yang telah
dirancang dalam komputer. Selain itu penggunaan
komputer masih dapat dioptimalkan lagi sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang dibuat programmer. CD-
Rom sebagai media penyimpan materi pelajaran yang di
sajikan dengan bantuan media player atau komputer.
Proyektor membantu dalam menyajikan materi
pembelajaran di kelas yang sangat besar, sehingga
memungkinkan materi dapat dilihat oleh semua siswa di
kelas tersebut. Biasanya proyektor digunakan dengan
laptop, media player, dan sound system agar materi
pembelajaran dapat disajikan dengan baik.
Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap
kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang dikemukakan
oleh Siahaan yaitu sebagai suplemen (tambahan),
komplemen (pelengkap) dan substitusi (pengganti)
[2,6,7].
E-learning berfungsi sebagai suplemen jika siswa
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi siswa
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang
memanfaatkannya akan memiliki tambahan pengetahuan
atau wawasan.
E-learning berfungsi sebagai komplemen jika materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas.
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima
di kelas. E-learning berfungsi sebagai substitusi apabila
e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,
misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan
pembelajaran.
Studi e-learning sebagai media pelengkap
pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Besaran
dan Satuan yang disampaikan dalam dalam makalah ini
adalah studi literatur atau kajian artikel. Pada studi
literatur ini dibuat dan dihasilkan suatu strategi
pembelajaran media elektronik dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok bahasan
besaran dan satuan. Secara kualitatif penerapan RPP ini
menjadikan peserta didik aktif sehingga peserta didik bisa
memahami dan membayangkan cara kerja alat ukur
seperti mikrometer sekrup dan jangka sorong melalui
simulasi yang diberikan oleh e-learning.
398 Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
III. HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan e-learning
Penerapan e-learning di Indonesia belum ada pola
penerapan yang pasti. Namun hal-hal yang perlu
disiapkan dalam penerapan e-learning yaitu: (1)
Penyediaan dan pemanfaatan secara optimal infrastruktur,
media belajar, materi, modul, dan komponen lain yang
diperlukan dalam e-learning. (2) Mengembangkan
jaringan lokal(LAN) atau jaringan internet sesuai dengan
pembelajaran yang akan diterapkan. (3) Mempersiapkan
sumber daya manusia untuk menerapkan e-learning,
seperti pengajar, pengelola administrasi, programmer
dan peran pihak lain yang masih dibutuhkan. Dalam
perkembangannya saat ini umumnya e-learning yang
banyak diterapkan adalah berbasis web. Hal itu karena
ditunjang kemajuan dan penyebaran internet. Dalam
pembelajaran di kelas e-learning dapat diterapkan sesuai
dengan model pembelajaran yang dipakai dan subyek
didik di kelas. Salah satu contoh pada pembelajaran e-
learning ini dapat diterapkan dengan memvisualisasikan
materi pelajaran besaran dan satuan dalam video
interaktif tentang simulasi pengukuran mikrometer
sekrup dan jangka sorong.
Perbedaan konsep pembelajaran konvensional dengan
e-learning yaitu: pada kelas konvensional, guru
dianggap sebagai salah satu komponen sumber belajar
yang bertugas untuk menyalurkan ilmu pengetahuan
kepada siswanya. Sedangkan dalam pembelajaran e-
learning, fokus utamanya adalah siswa. Siswa dituntut
agar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran e-learning
akan menuntut siswa agar berperan lebih aktif dalam
pembelajaran. Selain itu perbedaan utama antara
pembelajaran konvensional dan e-learning adalah pada
pembelajaran konvensional interaksi dilakukan dalam
bentuk tatap muka, sedangkan dalam e-learning
dilakukan melalui media elektronik.
Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia
pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama
dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-
learning, diantaranya siswa, guru dan institusi
pendidikan. Para siswa merasakan sensasi belajar yang
benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional.
Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan
drastis. Selain itu, siswa juga dapat memilih sendiri cara
belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian
mereka ketika mengikuti kelas e-learning.
Para guru merasakan dampak dari penggunaan e-
learning terhadap metode pengajaran yang digunakan.
Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran
yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode
konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam
menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk
digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan
fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan
optimal dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan
dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam
hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi juga
bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada
para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau
media yang menjadi landasan dari sistem e-learning
yang digunakan.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran e-learning
Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipersiapkan
suatu rancangan pembelajaran terlebih dahulu sehingga
dalam pelaksanaannya dapat terprogram dengan baik dan
diharapkan tujuan pembelajaran tercapai. Materi tentang
Besaran dan satuan dipelajari di kelas X SMA atau MA,
dalam standar kompetensi (SK), Menerapkan konsep
besaran fisika dan pengukurannya. Standar kompetensi
tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD),
Mengukur besaran fisika dan pengukurannya.
Penggunaan e-learning sebagai pelengkap media
pembelajaran dalam pokok bahasan materi Besaran dan
Satuan dapat dilihat dari rencana kegiatan yang tercantum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada
RPP tercantum rencana dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup. Sehingga dalam pembahasan
aplikasi E-learning sebagai media pelengkap ini akan
dibahas tentang skenario pembelajaran yang tercantum
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan beberapa
pertanyaan-pertanyaan motivasi dan Apersepsi yang
mengarah pada materi besaran dan satuan yang
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Contoh: apa
yang dimaksud dengan pengukuran? Bagaimana cara
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat? Dari
pertanyaan- pertanyaan tersebut diharapkan siswa dapat
memberikan jawaban yang beragam namun tetap terarah
pada satu kesimpulan.
Pada kegiatan inti dibuat rancangan sebagai berikut:
(1) Guru Menghimbau siswa untuk membuka situs e-
dukasi.net; (2) Guru Mengarahkan siswa kegunaan fitur-
fitur yang ada dalam situs tersebut; (3) Guru
Membimbing siswa untuk memahami materi pengukuran
panjang dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup;
(4) Guru mengarahkan siswa dalam menggunakan
simulasi pengukuran dengan jangka sorong dan
mikrometer sekrup; (5) Siswa memperhatikan dan aktif
berdiskusi.
Pada kegiatan penutup dibuat rancangan sebagai
berikut: (1) Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik; (2) Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang didiskusikan; (3) Guru memberi
tugas yang berhubungan dengan materi.
C. Manfaat dan Kegunaan e-learning
Pada awalnya e-learning diproyeksikan sebagai
pengganti metode pembelajaran konvensional, tapi
ternyata e-learning belum dapat menggantikan peran dan
keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. Hal
ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang
digunakan dalam e-learning belum dapat menandingi
superioritas metode interaksi tatap muka konvensional.
Akibatnya, sampai dengan saat ini, e-learning dengan
berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai
pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.
Ricky Ramdani/ E-learning Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Konvensional Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan 399
ProsidingPertemuanIlmiah XXVIII HFI Jateng& DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Dengan menerapkan RPP yang telah dibuat di atas,
secara kualitatif diharapkan dapat mewakili e-learning,
yang berfungsi sebagai pelengkap materi pembelajaran.
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang
telah diterima di kelas, serta menuntut keaktifan dan
kreativitas peserta didik.
Pembelajaran melalui e-learning memunculkan
dampak sisi psikologis dalam diri siswa. Hal ini menjadi
isu yang paling utama karena siswa adalah aktor yang
paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam
bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah
tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas
proses pembelajaran dari sisi perspektif siswa.
Motivasi merupakan faktor pemicu individu untuk
melakukan sesuatu. E-learning sebagai kegiatan
pembelajaran menuntut siswa memiliki motivasi yang
kuat apabila ingin sukses dalam proses pembelajaran
yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah
sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga
motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu
tersebut.
Emosi memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Sistem
e-learning membuat para siswa merasa terisolasi dari
yang lain karena adanya gap baik antar siswa maupun
antara siswa dengan guru. Rasa terisolasi ini seringkali
menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning.
Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya
komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-
learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai
akibat dari sifat lingkungan e-learning yang sangat
terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya
dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan
e-learning. Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan
emosi negatif saja. Jika siswa dapat mengadaptasikan
dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat
muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas
prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan
adalah strategi yang tepat dari sisi siswa untuk
menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning,
sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan
mengurangi efek dari emosi negatif.
Mengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah
sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi
para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling
cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini
tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para
pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya
agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan baik dan konsisten. Dari hal-hal yang telah
disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi
psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
sukses atau tidaknya suatu proses e-learning. Namun, hal
ini sering kali dilupakan oleh para pihak yang terlibat
dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang
dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan
canggih, tetapi kurang memfasilitasi proses pembelajaran
yang diselenggarakan, sehingga akibatnya para pelajar
tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan
efektif
IV. KESIMPULAN
E-learning sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran
menawarkan banyak manfaat dan kegunaan. Penggunaan
e-learning tetap memiliki tuntutan dan keterbatasannya
sendiri yang patut diperhitungkan oleh setiap pihak yang
ingin turut serta dalam proses e-learning.Walaupun pada
awalnya e-learning diproyeksikan sebagai pengganti
metode pembelajaran konvensional, tapi ternyata e-
learning belum dapat menggantikan peran dan
keuntungan dari metode pembelajaran konvensional. Hal
ini terjadi karena metode-metode pembelajaran yang
digunakan dalam e-learning belum dapat menandingi
superioritas metode interaksi tatap muka konvensional.
Akibatnya, sampai dengan saat ini e-learning dengan
berbagai kelebihannya lebih cocok berperan sebagai
pelengkap bagi metode pembelajaran konvensional.
PUSTAKA [1] Ngadiyo,Pembelajaran E-Learning Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, 2007. Website: www.learnframe.com,
diakses tanggal 20 September 2010.
[2] Hasbullah, Implementasi e-learning Dalam
Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
(Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta, 2006.
[3] C. Riyana, Konsep Dasar e-Learning, Dokumen
presentasi pada perkuliahan e-learning di Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
2007.
[4] J.K. C. Koran, Aplikasi ‘e-Learning’ Dalam Pengajaran
dan Pembelajaran di Sekolah-Sekolah Malaysia,
Kementerian Pendidikan Malaysia.
[5] H. Kamarga, Belajar Sejarah melalui e-learning;
Alternatif MengaksesSumber Informasi Kesejarahan, Inti
Media, 2002.
[6] T. Pambuditama, Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis e-Learning Untuk Meningkatkan Minat Siswa
Terhadap Matematika, UMS, Surakarta, 2010.
[7] W. Sulistyoweni, Pedoman Penjaminan Mutu
Penyelenggaraan e-learning, Universitas Indonesia, 2007.
TANYA JAWAB
? Siti Nurul Hidayah, Univ. Negeri Makasar:
Berapa besar presentasi dari segi kepahaman peserta
didik dari segi pembelajaran konvensional dibandingkan
dengan menggunakan E-Learning ?
@ Ricky Ramdani, STKIP Singkawang:
Metode penelitian yang saya gunakan disini Studi
Literatur, dan secara kualitatif penerapan RPP-nya bisa
menjadikan siswa aktif sehingga siswa dapat memahami
dan membayangkan tentang simulasi alat ukur yang
diberikan oleh e-learning. Jadi tujuannya untuk
memantapkan pemahaman siswa sehingga presentasinya
pemahamannya lebih besar dibandingkan pembelajaran
konvensional.
top related