dm denga hipoglikemi
Post on 14-Apr-2016
213 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SMF. Penyakit DalamRSUD. Prof. Dr. Margono SoekarjoPurwokerto
LAPORAN KASUS
Penderita Penyusun
Nama : Ny. S Nama : Adi Winarno (963100123)
Kelamin : Perempuan FK : UMY
Umur : 45 tahun Fasilitator : Dr. I Gede Arinton, Sp.PD.M.Com
Pekerjaan : Petani
Alamat : Purbalingga
Ruang : Dahlia
1. Keluhan Utama: Berdebar- debar
Masalah:
1. Keluar banyak keringat
2. Ketakutan
3. Pusing
4. Pandangan kabur
5. Gemetar (tremor)
2. Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga
yang relevan dengan keluhan utama
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan berdebar-debar, dirasakan 2 jam
yang lalu, berdebar-debar dirasakan pasien dengan irama yang tidak teratur, dengan
intensitas terus menerus, pasien mencoba beristirahat dan menenagkan diri dengan
harapan berdebar-debar yang pasien rasakan akan berkurang, tetapi setelah ± 30 menit
berusaha menangkan diri berdebar-debarnya semakin memburuk.
Selain itu pasien juga meraskan mengeluarkan keringat dingin yang banyak di
sekujur tubuhnya, perasaan ketakutan, pandangan kabur, pandangan kabur yang pasien
rasakan berifat mendadak dan pada saat-saat sebelumnya pasien tidak mengeluhkan tidak
mempunyai panadangan yang kabur, gemetar (manifestasi dari kadar glukosa kurang dari
60 mg%), pasien juga merasakan pusing, pusing yang dirasakan pasien seperti berputar-
putar (ngliyeng), seperti mau terjatuh, dan pasien tidak mengalami kejang-kejang, dan
pasien masih dalam kondisi sadar (manifestasi dari gejala gangguan saraf pusat,
psikiatrik atau vasomotorik), pasien merasakan gejala tersebut diatas baru pertama kali
sehingga tidak tahu bagaimana cara mengatasi gejala-gejala tersebut yang seharusnya
dengan meminum larutan gula.
Pada hari-hari biasa pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan penglihatan,
kesemutan pada kedua kaki dan tangangannya, tidak pernah mengalami luka yang lama
dan tidak sembuh-sembuh tidak merasakan gejala sakit jantung seperti nyeri dada
(makroangiopati ) tidak terjadi gangguan bicara yang berarti belum tejadi makroagipati
dengan target organ otak
Diperoleh keterangan dari anggota keluarganya (suami), bahwa sebelumnya ± 2
jam yang lalu pasien mengkonsumsi obat oral anti diabetes melitus. Obat tersebut yang
seharusnya di minum ½ oleh pasien diminum sekaligus satu, karena pasien merasa
kesulitan ketika harus membagi obat tersebut menjadi 2 bagian.
B. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien sebelumnya kurang lebih 1 minggu yang lalu, pernah dirawat di RSUD
Purbalingga dengan keluhan antara lain: badan lemas, BAK banyak, banyak minum,
Berat badan turun, oleh dokter di RSUD Purbalingga pasien dinyatakan mempunyai
penyakit Diabetes Melitus, sehingga pasien diharuskan meminum obat secara rutin dan
teratur.
C. Riwayat penyakit keluarga
Ada keluarga yang merasa mempunyai keluhan sering haus, banyak makan dan
banyak buang air kecil (ayah).
2
3. Berdasarkan 1 dan 2 buat 3 hipotesa dan berikan rasionalisasi berdasarkan
literatur (cantumkan)
A. Otak
Untuk kebutuhan energi, otak hanya bergantung pada glukosa, sedangkan
sel-sel saraf hampir tidak mempunyai simpanan glikogen, maka fungsi otak dari
menit kemenit bergantung pada glukosa yang dapat dapat diektraksi dari sirkulasi
darah otak, sehingga ketika kadar glukosa turun mendekati 20 mg/dl, akan terjadi
penurunan kesadaran sampai dengan koma.
Pada pasien belum terjadi gejala-gejala penurunan kesadaran karena
penurunan kadar glukosanya tidak begitu rendah. (GDS 40 mg/dl)
B. Hormon Epinefrin
Hormon epinefri adalah suatu hormon yang di sekresi oleh medulla
adrenal sebagai suatu respon pada keadaan tubuh kehilangan glukosa
(hipoglikemi), pada keadaan hipoglikemi hormon epinephrine dan glukagon yang
akan memacu proses glikogenolisis, glukoneogenesis, proteolisis, lipolisis di
jaringan lemak dan pelepasan glukosa di dalam darah. Epinefrin juga merupakan
stimulator dari sistem saraf simpatis dan vasopresor yang sangat kuat sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah, merangsang otot jantung, mempercepat
frekuensi jantung, dan meningkatkan curah jantung.
Pada pasien ini terdapat gejala antara lain berdebar-debar, berkeringat
banyak, genmetar, sakit kepala , gejala-gejala tersebut merupakan efek dari
peningkatan sekresi hormon epinephrine.
C. Pankreas
Pada pankreas terutama pulau Langerhans dihasilkan 3 sel yaitu: sel alfa,
sel beta dan sel delta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon, sel beta
menghasilkan insulin sedangkan sel delta menghasilkan somatostatin.
3
Insulin berfungsi mengatur jumlah glukosa dalam darah. Efek
metabolisme insulin terdiri dari efek parakrin dan efek endokrin.
Efek parakrin artinya efek yang timbul akibat produk sel endokrin yang
terletak didekatnya (menurunkan sekresi glukagon dan meningkatkan
somatostatin)
Efek endokrin terutama pada hati, otot dan lemak.
a. Pada hati membantu proses anabolisme (glikogenesis, meningkatkan
sintesis protein, trigliserida beserta VLDL, menghambat
glukoneogenesis) dan menghambat katabolisme (menghambat
glikogenolisis, ketogenesis dan glukoneogenesis di hati).
b. Pada otot menghambat sintesa protein dan glukagon.
c. Pada jaringan lemak insulin membantu dalam penyimpanan trigliserida
dalam jaringan lemak.
Pada pasien kami, berat badan berkurang akibat keseimbangan kalori
terganggu. Hal ini karena glukosa tidak masuk kedalam sel, sehingga tubuh
berusaha mencegah glikogen dari otot dan lemak, sehingga berat badan
berkurang.
4. Pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dan kenapa?
Pemeriksaan fisik secara umum berpengaruh pada penatalaksanaan awal saat
pasien datang, baik itu dalam kasus kegawat daruratan maupun non kegawatan daruratan.
Keadaan umum : Gelisah,
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 150/90mmhg
Nadi : 120x/mt
Respirasi : 24x/mt
Suhu : 37 c
4
Pada pasien ini tidak ada tanda- tanda kegawatdaruratan yang memerlukan
penatalaksanaan secepatnya
Pada pemeriksaan kepala
Mata : Pandangan kabur, Konjungtiva anemis(-/-), Shadow test(-/-)
Mulut : Tidak berbau keton
Pemeriksaan Thoraks
Dinding dada : Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-), sikatrik (-), spider naevi (-)
PulmoInspeksi : Dinding dada simetris, banyak keringat, retraksi (-),
ketinggalan gerak (-)Palpasi : VF paru kanan = kiriPerkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Batas paru hepar SIC V linea midclavicula dextra
Auskultasi : SD vesikulerRonkhi (-), wheezing (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI LMC sinistra 2 cm
caudolateral, thrill (-), kuat angkat (+)Perkusi : Batas atas kiri SIC II LSB
Batas kiri bawah SIC MLMC sinistra 2 cm caudolateralBatas kanan atas SIC II RSBBatas kanan bawah SIC IV RSB
Auskultasi : SD S1 > S2 regulerST murmur (-), gallop (-)
Abdomen
5
Inspeksi : Datar, Banyak keringat, venektasi (-), spider naevi (-),
pulsasi epigastrium (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), suprapubik
Tes undulasi (-)
H/L tidak teraba
Perkusi : Nyeri ketok costovertebra dextra (-)
Auskultasi : BU (+) N
Pemeriksaan ekstermitas atas
Inspeksi : Kulit banyak keringat, tremor
Palpasi : Tidak nyeri tekan
Pemeriksaan ekstermitas bawah
Inspeksi : Kulit banyak keringat, tremor
Palpasi : Tidak nyeri tekan
5. Bagaimana Informasi Pada No.4 Membantu Untuk Hipotesis?
Hipotesis kami adalah Diabetes Melitus dengan Hipoglikemi
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
1). Pada pemeriksaan Keadaan Umum
Ditemukan palpitasi (berdebar-debar), keluar banyak keringat, tremor,
ketakutan, gelisah. Dari gejala tersebut di atas merupakan tanda pasien
hipoglikemi, Fase I yaitu gejala-gejala yang timbul akibat aktivitas pusat autonom
di hipotalamus sehingga dilepaskan hormon epinefrin
2). Pemeriksaan Mata
6
Pasien juga merasakan Pusing, pandangan kabur, pusing gejala tersebut
merupakan Fase II dari hipoglikemi yang disebabkan karena mulai terjadi
gangguan fungsi otak
6. Pemeriksaan Penunjang Apa Yang Dibutuhkan Untuk Mendukung Hipotesis
Dan Terangkan Rasionalisasinya
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 24 Februari 2003.
Darah rutin:
Glukosa sewaktu : 40 mg/dl (<200 mg/dl)
Darah lengkap:
Hb :14,10 (13-16g/dl)
Leukosit : 7.300 (5.000-10.000)
Hmt : 40 (p40-48, w37-43%)
Eritrosit : 4,73 (p4,5-5,5. w4-5jt)
Trombosit : 537.000 (150.000 - 400.000)
MCV : 84,1 (82-92)
MCH : 29,6 (37-39)
MCHC : 35,2 (32-39g/dl)
LED : 15 (p0-10w. 0-15mm/jam)
Hitung jenis:
Eosinofil : 1 (0-1%)
Basofil : 0 (1-3%)
Batang : 0 (2-6%)
Segmen : 81 (50-70%)
7
Limfosit :18 (20-40%)
Monosit : 0 (2-8%)
Protein Total :
Bilirubin total : 0,36 (0,3-1,0 mg/dl)
Bilirubin Direct : 0,25 (0,4 mg/dl)
Bilirubin Indirect : 0,1 (0,6 mg/dl)
SGOT/ AST :14 (<25 UI/I)
SGPT/ ALT : 20 (<29 UI/I)
Kolesterol total : 215 (<200)
Ureum darah : 21,40 (10-50 mg/dl)
Kreatinin darah : 0,93 (0,5-1,2 mg/ml)
2. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 februari 2003,
Glukosa darah:
Glukosa sewaktu : 64 mg/dl (<200)
3. Pemeriksaan laboratorium tanggal 28 februari 2003,
Glukosa sewaktu : 73 mg/dl (<200)
7. Apa Diagnosis Saudara
Diabetes Melitus Dengan Hipoglikemi
8. Pertahankan Rasionalisasi Saudara Untuk Mencapai Diagnosis Yaitu Dengan
Literatur (Cantumkan) Dengan Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang
Anamnesis
8
Pada anamnesis di temukan gejala (Trias Whipple) dengan gejala sebagai berikut:
berdebar-debar meraskan mengeluarkan keringat dingin yang banyak di sekujur
tubuhnya, perasaan ketakutan, pandangan kabur, pandangan kabur yang pasien rasakan
berifat mendadak dan pada saat-saat sebelumnya pasien tidak mengeluhkan tidak
mempunyai pandangan yang kabur, gemetar (manifestasi dari kadar glukosa kurang dari
60 mg%), pasien juga merasakan pusing, pusing yang dirasakan pasien seperti berputar-
putar (ngliyeng), seperti mau terjatuh, dan pasien tidak mengalami kejang-kejang, dan
pasien masih dalam kondisi sadar (manifestasi dari gejala gangguan saraf pusat,
psikiatrik atau vasomotorik).
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya kurang lebih 1 minggu yang lalu, pernah dirawat di RSUD
Purbalingga dengan keluhan antara lain: badan lemas, BAK banyak, banyak minum,
Berat badan turun, oleh dokter di RSUD Purbalingga pasien dinyatakan mempunyai
penyakit Diabetes Melitus, sehingga pasien diharuskan meminum obat secara rutin dan
teratur.
Pemeriksaan Fisik
Pada ekstermitas atas, bawah terdapat tremor, dan banyak keringat
Pemeriksaan Penunjang
Glukosa sewaktu yang masih rendah (GDS 40 mg/dl) menunjukan bahwa insulin
dalam keadaan pembebanan masih tinggi.
9. Terangkan Pemilihan Pengelolaan Dengan Literatur
A. Pengelolaan Hipoglikemi terdiri dari:
1. Edukasi pada penderita mengenahi gejala awal hipoglikemi
2. Pemberioan bolus dextrose
B. Pengelolaan Diabetes Melitus terdiri dari:
1. Perencanaan makanan
9
2. Obat antidiabetes dan insulin
3. Latihan jasmani
4. Penyuluhan
Pembahasan:
Hipoglikemi
1. Edukasi pada penderita mengenahi gejala awal hipoglikemi
Gejala awal hipoglikemi antara lain: palpitasi, keluar banyak keringat, tremor,
ketakuatan, dan gelisah. Gejala awal ini merupakan gejala peringatan karena pada
saat itu pasien masih sadar dan dengan demikian dapat segera mengambil
tindakan segera minum larutan gula 10 –30 gram.
2. Pemberian insuf dextrose 10%
Hipoglikemi pada pasien DM yang menggunakan OAD golongan sulfenilurea
harus diberikan infus dextrose 10% selama 3 hari, karena ada resiko pasien
akan mengalami hipoglikemi lagi. Monitor glukosa darah setiap 3 – 6 jam sekali
dan kadarnya di pertahankan 90 – 180 mg/dl. Hipoglikemi karena sulfenilurea
tidak efektif dengan pemberian suntikan glukagon, malah dapat memperberat
keadaan karena glukagon dapat memacu pengeluaran insulin dan sulfenilurea
sendiri mengahambat enzim yang berguna untuk glikogenolisis.
Diabetes Melitus
1. Perencanaan Makanan
Amerika diabetes association (ADA) menganjurkan pasien diabetik untuk
diet yang seimbang dan rendah lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan status gizi, umur dan stress akut disertai kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan yang ideal.
10
Berat badan ideal = (tinggi dalam cm-100)-10 kg. Kemudian hitung kalori
yang dibutuhkan.
Laki-laki : BB ideal x 30
Perempuan : BB ideal x 25
Dan ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari
- Kerja ringan : + 10% dari kalori basal
- Kerja sedang : + 20%
- Kerja berat : 40% - 100% dari kalori basal
- Kurus, tumbuh kembang, terdapat infeksi, sedang hamil/ menyusui : + 20% -
30% dari kalori basal.
Pada pasien kami:
BB ideal = (160cm - 100cm) - 10% kg
= 60-(10% x 50) kg
= (60 - 5) kg = 55 kg
Jumlah kalori yang ideal untuk perempuan = 50 x 30 = 1500 kalori. Karena pada
pasien kami petani sehari-haribekerja berat, maka membutuhkan + 40% dari
kalori basal.
= 1500 + (40% x 1500) kalori
= (1500 + 300) kalori = 1800 kalori
Jadi pada pada pasien kami membutuhkan 1800 kalori.
2. Obat antidiabetes dan insulin
Untuk pasien kami diberi obat Sulfonilurea, karena dilihat dari usianya,
penderita termasuk dewasa, pankreasnya masih mampu memproduksi insulin.
3. Latihan jasmani
11
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali setiap minggu, selama + 0,5
jam yang sifatnya sesuai cripe (continous, rhytmical, interval, progressive,
endurance, training). Pada pasien kami yang sesuai adalah senam ditempat tanpa
menggunakan alat gerak (kaki)
4. Penyuluhan :
- Pengertian diabetes mellitus dan komplikasinya
- Penjelasan diet/ perencanaan makan
- Tindakan bila sakit
- Pencegahan primer, sekunder
10. Tentukan Prognosis
Jika dilakukan manajemen penatalaksanaan diabetes mellitus secara dini, baik
secara non farmakologi (diet yang terkontrol, olahraga teratur) dan farmakologi maka
prognosisnya baik.
12
Literatur
1. Arinton. I. G. Klasifikasi dan patogenesis Diabetes Mellitus, Simposium IDI,
Purwokerto, 21 juli 2001
3. Wiyono. Hipoglikemi pada pasien Diabetes Melitus, dalam buku ajar penyakit
dalam, balai penerbit FK UI, 1996
4. Anugrah. D, Patofisiologi, konsep klinis, proses-proses penyakit, buku 2 edisi 4,
EGC, 1995
5. Idmann. K. Frances, Tinjauan klinis atas hasil pemeriksaan Laboratorium,
Penerjemah Siti. K. B. dkk, Ed 9, bagian patologi klinik
13
top related