dinas kesehatan · 2019. 9. 4. · nip. 19600715 198803 2 005. laporan kinerja anggaran satuan...
Post on 07-Nov-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DINAS KESEHATANPROVINSI SUMATERA
BARATJl. Perintis Kemerdekaan No.65 A Padang- Sumatera Barat
Telpon : 0751-25642, Fax 0751-33437
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya Laporan Tahunan Dana Dekonsentrasi Dinas
Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018 telah
disusun dengan baik sesuai dengan aturan/ketentuan yang berlaku, Laporan
Tahunan merupakan hasil Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2018 yang di
laksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Pelaksanaan tahun anggaran 2018 merupakan pelaksanaan tahun kedua
dari Renstra OPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021
yang dilakukan revisi pada akhir tahun 2018 ini. Pelaksanaan pembangunan tahun
2018 telah menunjukan keberhasilan, hal tersebut karena adanya dukungan, buah
pikiran dan kerja bersama seluruh stakeholders pembangunan bidang kesehatan di
Provinsi Sumatera Barat.
Namun demikian kami menyadari masih dijumpai tantangan dan masalah
sehingga masih ada sasaran yang belum tercapai, tetapi optimisme yang tinggi
senantiasa tetap dimiliki untuk lebih meningkatkan kinerja pada tahun-tahun
mendatang
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
konstribusi dan dukungan dalam penyusunan Laporan Tahunan Dana
Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 ini, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan data dan informasi
dibidang kesehatan di lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam satu
tahun anggaran.
Padang, Januari 2019
Kepala Dinas KesehatanProvinsi Sumatera Barat,
dr. Hj. Merry Yuliesday, MARS.NIP. 19600715 198803 2 005
LAPORAN KINERJA ANGGARAN
SATUAN KERJA DINAS KESEHATANPROVINSI SUMATERA BARAT
TA 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1 Gambaran Umum
Amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 (H) ayat 1 dijelaskan bahwa
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan pada Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 14 menyatakan bahwa “Pemerintah
bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina
dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat”.
Landasan konstitusional dan landasan operasional tersebut secara nyata
mengamanatkan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan salah satu hak dasar
masyarakat dalam hal ini atas pelayanan kesehatan adalah tanggung jawab
negara. Negara bertanggungjawab untuk mengatur dan memastikan bahwa
hak untuk hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat dipenuhi termasuk
bagi masyarakat miskin dan/atau tidak mampu.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui
pengelolaan adminsitrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya
kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Dalam pasal 3 Peraturan Presiden tersebut juga disebutkan bahwa
komponen pengelolaan kesehatan dikelompokkan dalam sub sistem : (a)
upaya kesehatan; (b) penelitian dan pengembangan kesehatan; (c)
pembiayaan kesehatan; (d) sumber daya manusia kesehatan; (e) sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan; (f) manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan; dan (g) pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan yaitu setiap
kebijakan publik selalu memperhatikan dampak pada kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis, berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme sehingga tercipta Good Governance sesuai Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2009 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dalam Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memiliki tugas dan fungsi untuk
meingkatkan derajat kesehatan masyarakat di provinsi Sumatera Barat yang
setinggi-tingginya yang dalam pelaksanaannya berlandaskan pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2018 disusun sebagai
salah satu bentuk pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai visi dan
misi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat secara umum dan visi dan misi
Dinas Kesehatan secara khusus. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu alat untuk
mendapatkan masukan dari stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas
Kesehatan. Gambar dibawah ini menunjukkan keterkaitan posisi tanggung
jawab Gubernur dibantu oleh SKPD Dinas Kesehatan dengan amanah dari
rakyat/masyarakat.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu,
bayi, anak balita, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya
kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber Daya Manusia kesehatan,
4) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, 5) Manajemen dan
Informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventif.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2016-2021 telah ditegaskan bahwa Pembangunan
Kesehatan di Sumatera Barat merupakan bagian dari “misi ke 3 (tiga)
Gubernur yaitu “Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat,
beriman, berkarakter, dan berkualitas tinggi “.
Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman,
berkarakter, dan berkualitas tinggi dengan Prioritas pada Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat.
Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, maka telah disusun
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2016-2021, yang memuat program-program pembangunan kesehatan,
dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kab/Kota dan Millenium
Development Goals (MDGs) yang sekarang menjadi Sustainable
Development Goals (SDG’s)
Berbagai isu yang berkembang di bidang kesehatan menimbulkan berbagai
masalah, Inti dari upaya untuk menyelesaikan permasalahan terkait dengan
isu tersebut salah satunya adalah untuk mewujudkan tata kepemerintahan
yang baik. Berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan
yang baik, juga dilakukan upaya melalui reformasi birokrasi dan azas
akuntabilitas yang sudah menjadi bagian dari agenda yang akan terus
dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Kewajiban instansi pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara internal
telah diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh
instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dari entitas (instansi)
tertinggi hingga unit kerja setingkat eselon II, setiap tahun menyampaikan
laporan informasi kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih
tinggi secara berjenjang.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai instansi pemerintah juga
memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Kinerja melalui Gubernur
atau kepada Gubernur, laporan akuntabilitas kinerja ini menguraikan
sejauhmana pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sebagaimana
dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat 2016-2021 melalui program dan kegiatan yang telah dilaksanakan
pada tahun 2018. Namun demikian, tahun ini merupakan tahun kedua dari
pelaksanaan program dan kegiatan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat yang telah tertuang pada Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Barat 2016-2021, juga diuraikan hasil-hasil
yang telah diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dalam jangka
waktu tersebut, sebagai bagian dari kontribusi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat pada penyelenggaraan pembangunan Provinsi Sumatera
Barat.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan (sesuai dengan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Sumatera Barat), yang telah diubah menjadi Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Organisasi Pemerintah Daerah (OPD)
Provinsi Sumatera Barat.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
Desentralisasi dan Tugas Dekonsentrasi di bidang Kesehatan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan susunan
Perangkat daerah Provinsi Sumatera Barat sesuai Peraturan Pemerintah (PP)
No18. Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang kesehatan sesuai dengan Peraturan Gubernur
Nomor 52 Tahun 2018. Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi adalah :
1. Perumusan kebijakan kesekretariatan, bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
(PKRT) serta sumber daya kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan kesekretariatan, di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
(PKRT) serta sumber daya kesehatan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kesekretariatan, di bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan;
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya
5. Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait
dengan bidang kesehatan.
1.2.1 Struktur Organisasi (Perda Nomor 8 Tahun 2016)
Pada Tahun 2018 terjadi perubahan pada beberapa struktur organisasi di Dinas
Kesehatan dimana pada UPTD (Kecuali RS Paru) yang ada di Dinas Kesehatan
ada penambahan eselon IV sebanyak 2 orang,
Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam
melaksanakan tugasnya kepala Dinas dibantu oleh:
I. Sekretariat, terdiri dari:
1 Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Hukum
2 Sub Bagian Keuangan dan Pengelolaan Aset
3 Sub Bagian Program, Informasi & Hukum
II. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari:
1 Seksi Surveilans dan Imunisasi
2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
III. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari:
1 Seksi Kefarmasian
2 Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
3 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
IV. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari:
1 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
2 Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
3 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
V. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
1 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
2 Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
3 Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
VI. Dinas Kesehatan mempunyai 4 (empat) UPTD Dinas yaitu:
1 Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM)
a. Subag Tata Usaha
b. Seksi Pelayanan
c. Seksi Program
2 Balai Laboratorium Kesehatan (Labkes)
a. Subag Tata Usaha
b. Seksi Pelayanan
c. Seksi Pengendalian
3 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat dan Pelatihan Kesehatan
a. Subag Tata Usaha
b. Seksi Kesehatan Olah Raga Masyarakat
c. Seksi Pelatihan
4 Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Lubuk Alung
a. Subag Tata Usaha
Selain itu terdapat juga 4 (empat) UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pemerintah Provinsi
yang langsung bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
Provinsi, yang juga menunjang tercapainya tujuan pembangunan dibidang
kesehatan di lingkup Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, yaitu :
1 RSUD. Achmad Muchtar Bukittinggi.
2 RSUD Pariaman.
3 RSUD Solok.
4 RS. Jiwa HB Saꞌanin Padang
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat di awal perubahannya
pada struktur tahun 2018 dapat dilihat pada Bagan berikut ini :
Plt. SEKRETARISArry Yuswandi, MKM.
SUBBAG KEUANGAN DANPENGELOLAAN ASET
Lenggo Geni , S.Sos, MM
SUBBAG HUKUM. KEPEGAWAIANDAN UMUM
Mulkani Fitri, SH
SUBBAG PROGRAM, INFORMASIDAN HUMAS
Yusril, SKM, ME
KABID KESEHATAN MASYARAKAT
Drg.Achmad Mardanus, M.Kes
KABID PENCEGAHAN DANPENGENDALIAN PENYAKIT
dr.Nany, S.R, M.Kes
KABID PELAYANAN KESEHATAN
Safwan, SKM, M.Kes
KABID SUMBER DAYA KESEHATAN
Arry Yuswandi, MKM
Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi
dr. Fionaliza, MKM
Kasie Promosi dan PemberdayaanMasyarakat
Desra Elena, MKM
Kasie Kesehatan Lingkungan,Kesehatan Kerja dan Olahraga
Nurmalawati, SKM M.Si
Kasie Surveilans dan Imunisasi
Yusmayanti, SKM, M.Epid
Kasie Pencegahan dan Pengendalian PenyakitMenular
dr.Riena Sovianty, M.Kes
Kasie Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular
Metra Sastra, SKM, MPH
Kasie Pelayanan Kesehatan Primer
Ali Akbar, SKM.M.Kes
Kasie Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dr Yan Rafiq
Kasie Pelayanan Kesehatan Tradisional
Yulia Fitria, S.Pd, MM
Kasie Kefarmasian
Dra Linarni Jamil, M.Kes
Kasie Alat Kesehatan dan PKRT
Drg Eka Lusti, MM
Kasubbag Tata UsahaKusnadi, SKM,M.Kes
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATANPROPINSI SUMATERA BARAT
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
@ Subbag Program Informasi & Humas :Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 Copy Right 2017
Kasie Sumber Daya Manusia Kesehatan
Ns Beniara Asmus, S.Kep, M.Kes
Kasi PelayananYuhartini,SKM, MKM
@ Subbag Program Informasi & Humas :Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 Copy Right 2017
Kepala UPTD Balai Kesehatan InderaMasyarakat
dr.Lila Yanwar, M.Kes
Kepala UPTD Balai LaboratoriumKesehatan
Drs.Rifwaldi, MM
Kepala UPTD Balai Kesehatan Olah RagaMasyarakat & Pelkes
dr.Yun Efiantina, MM
Kepala UPTD BP 4Lubuk Alung
Ridarson,SKM, M.Kes
Kasi ProgramDra Yudihartati, Apt, M.Farm
Kasubbag Tata UsahaHasfah Indrayani, S.Pd, MM
Kasie PelayananDeni Berliana Hutajulu, SKM
Kasie Pengendalian MutuYulia Roza, SKM, M.Kes
Kasubag Tata UsahaSri Haryeni, SKM, MM
Kasi Kesehatan Olah Raga MasyarakatNira Suanti, SKM, MKM
Kasi PelatihanRosenita Wandi Putri, SKM, M.Kes
KADINKESdr. Hj. Merry Yuliesday, MARS
@ SUBBAG PROGRAM, INFORMASI DAN HUMAS
Kasubag Tata UsahaYuliusman,SKM
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan laporan tahunan ini adalah sebagai sarana informasi serta
bentuk pertanggungjawaban yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan selama tahun
anggaran 2018.
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan laporan tahunan ini adalah sebagai bahan
masukan untuk mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan
sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk tahun pelaksanaan berikutnya.
BAB II
PROGRAM KERJA
2.1Visi dan Misi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dalam menetapkan visinya mengacu
kepada visi Gubernur Provinsi Sumatera Barat dengan tetap memperhatikan
tugas pokok dan fungsinya.
Adapun visi dari Provinsi Sumatera Barat “Terwujudnya Sumatera Barat yang
madani dan sejahtera”
Memperhatikan visi Provinsi Sumatera Barat serta dengan memperhatikan
perubahan paradigma pada masa yang akan datang, maka visi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat yaitu “Terwujudnya Masyarakat Sumbar Peduli Sehat,
Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan”
Agar visi tersebut dapat diwujudkan, maka dirumuskan misi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat, adalah :
1. Meningkatkan Upaya Kesehatan yang Paripurna
2. Meningkatkan umur harapan hidup
3. Mewujudkan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat.
4. Meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan financial di bidang kesehatan
2.2Tujuan dan Sasaran
2.2.1 Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Sedangkan
sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Kesehatan
dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih
pendek dari tujuan. Dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas
Kesehatan, kemudian dirumuskan 10 (sepuluh) tujuan strategis(strategic
goals) Dinas Kesehatan sebagai pedoman arah gerak operasional
pelaksanaan program kegiatan di Lingkungan Dinas Kesehatan, sebagai
berikut :
Untuk mencapai misi 1. Meningkatkan Upaya Kesehatan yang Paripurna,
ada bebera tujuan yang ditetapkan yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Anak
2. Menurunkan Prevalensi kekurangan gizi ( underweight) pada anak balita
dan Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta
(bawah dua tahun)
3. Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat
4. Meningkatkan ketersediaan obat, alat kesehatan dan vaksin
5. Meningkatkan ketersediaan dan mutu SDM Kesehatan sesuai standar
6. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai standar
7. Optimalisasi Upaya Pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Untuk mencapai misi 2. Meningkatkan umur harapan hidup ada bebera tujuan yang
ditetapkan yaitu : Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Masyarakat
Untuk mencapai misi 3. Mewujudkan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat,
ada bebera tujuan yang ditetapkan yaitu :
Meningkatkan perlindungan sosial dan jaminan kesehatan
masyarakat peserta program Jaminan Kesehatan Sumbar
Sakato.
Untuk mencapai misi 4. Meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan financial di bidang
kesehatan, ada bebera tujuan yang ditetapkan yaitu :
Optimalisasi manajemen kesehatan untuk menunjang program
kesehatan.
2.2.2 Sasaran
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas, ditetapkan
sasaran-sasaran pencapaian tujuan, sebagaimana berikut :
1. Meningkatnya kesehatan Ibu dan Anak
Strategi :
1) Penguatan advokasi ke Pemda dalam Penurunan AKI dan AKB,
Peningkatan Kualitas Fasilitas pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi profesi,
institusi pendidikan dan lintas sektor
3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penurunan AKI
dan AKB,
4) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan dasar, rujukan, kesga serta kesehatan khusus
5) Pengembangan dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam regionalisasi sistem rujukan
2. Meningkatnya status gizi masyarakat
Strategi yang dilakukan :
1) Akselerasi perbaikan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dan
stunting.
2) Meningkatkan jumlah nutrisionis melalui peningkatan status
Puskesmas menjadi BLUD
3. Meningkatnya pengawasan dan penyehatan kualitas lingkungan
Strategi yang dilakukan :
1) Meningkatkan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan, termasuk membangkitkan gerakan Gotong Royong
2) Meningkatkan kerjasama lintas sektor, upaya pembentukan jejaring
termasuk meningkatkan peran Pokja AMPL/Pokja Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis Kota Sehat
3) Menggalakkan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan
semua stakeholder dan intervensi lainnya
4) Memanfaatkan event Kota Sehat dalam rangka memperbaiki
kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat
4. Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan dan mutu obat, alat
kesehatan dan vaksin
Strategi yang dilakukan :
1) Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan, organisasi
profesi dan lintas sektor terkait untuk mengadvokasi terbitnya
kebijakan-kebijakan yang mendukung
2) Meningkatkan kualitas SDM farmasi dalam mengoptimalkan
sumber daya yang ada untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian
3) Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor dalam hal
pengawasan dan pengendalian produk sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
4) Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan, organisasi
profesi, Asosiasi dan lintas sektor terkait untuk meningkatkan
kualitas SDM
5) Memperketat pengawasan dan pengendalian terhadap produk-
produk sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang beredar
6) Meningkakan kualitas sarana kefarmasian dan alat kesehatan
melalui pembinaan dan pengendalian
7) Meningkatkan dan mengembangkan bahan alam untuk sediaan
farmasi yang berkualitas
5. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan pemerataan SDM kesehatan
Strategi yang dilakukan :
1) Penguatan sistem informasi perencanaan nakes
2) Meningkatkan koordinasi dengan fakultas kedokteran untuk
memenuhi tenaga kesehatan yang kompeten (dokter umum,
SpOG,Sp.A)
3) Menempatkan residen PPDSBK di RS Kab/Kota
4) Meningkatkan koordinasi dengan Institusi pendidikan tinggi
khususnya Kebidanan untuk peningkatan kompetensi
menghasilkan tenaga bidan yang siap pakai
6. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan sesuai standar
Strategi yang dilakukan :
1) Penguatan advokasi ke Pemda dalam Peningkatan Kualitas
Fasilitas pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi profesi,
institusi pendidikan dan lintas sektor
3) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan dasar, rujukan, kesga serta kesehatan khusus
4) Pengembangan dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam regionalisasi sistem rujukan
7. Meningkatnya Upaya Pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Strategi yang dilakukan :
1) Penguatan kepemilikan program di tingkat kabupaten kota melalui
advokasi komunikasi dan mobilisasi sosial
2) Optimalisasi tata laksana penyakit menular , tidak menular disemua
jenjang pelayanan kesehatan
3) Penguatan dukungan masyarakat sipil dalam pengendalian
penyakit
4) Penguatan Manajemen Bencana dan Surveilans Epidemiologi
5) Peningkatan kapasitas tenaga teknis program melalui pelatihan
yang bermutu yang dikelola oleh lembaga pelatihan kesehatan
yang terstandar
6) Membuat upaya inovatif dalam pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan dengan melibatkan kalangan
akademisi dan lembaga riset kesehatan
8. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat
Strategi yang dilakukan :
Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat melalui kemitraan
dengan Organisasi kemasyarakatan, Profesi, LSM dan dunia usaha
serta koordinasi lintas sektor
9. Meningkatnya Upaya Pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
bagi masyarakat
Strategi yang dilakukan :
1) Penguatan advokasi ke Pemda dalam Penurunan AKI dan AKB,
Peningkatan Kualitas Fasilitas pelayanan kesehatan serta
Penangan kesehatan jiwa
2) Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan organisasi profesi,
institusi pendidikan dan lintas sektor
3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penurunan AKI
dan AKB, penanganan masalah kesehatan jiwa serta kesehatan
lansia
4) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan dasar, rujukan, kesga serta kesehatan khusus
5) Pengembangan dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam regionalisasi sistem rujukan
10.Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan program Jaminan
Kesehatan Sumbar Sakato
Strategi yang dilakukan :
1) Advokasi kepada Pemda dan swasta terkait dengan pembiayaan
kesehatan program kesehatan
2) Peningkatan kapasitas petugas dalam pembiayaan kesehatan
3) Perbaikan sistem pencatatan pembiayaan kesehatan
4) jaminan kesehatan kepada masyarakat dan organisasi masyarakat
5) Peningkatan kegitan evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan
11.Terwujudnya Tertib adminstrasi dan manajemen keuangan , aset ,
perencanaan dan evaluasi
Strategi yang dilakukan :
Meningkatkan koordinasi pelaksanaan kegiatan sesuai peraturan dalam rangka
Good and Clean Governance
2.3Program dan Kegiatan APBN
a. Pembinaan Dukungan Manajemen & Pelaksanaan Tugas Tekhnis Lainnya
Kementerian Kesehatan
1) Pembinaan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Daerah
2) Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan Kesehatan
3) Pengelolaan Data dan Informasi
4) Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji
5) Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan JKN/KIS
b. Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
1) Pembinaan Gizi Masyarakat
2) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Prog
Pembinaan Kesmas
3) Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
4) Pembinaan Kesehatan Keluarga
5) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
6) Penyehatan Lingkungan
c. Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
1) Pembinaan Upaya Penunjang Medik dan sarana Kesehatan
2) Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
3) Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
4) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
5) Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional
6) Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
d. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1) Surveilans dan Karantina Kesehatan
2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan zoonotik
3) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6) Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
e. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1) Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
2) Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
3) Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian
4) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada
Program Kefarmasian dan Alkes
5) Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Pembekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT)
6) Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Pembekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
f. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (PPSDMK)
BAB III
ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA
3.1 Anggaran
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 15 tahun
2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2018 dan Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2018 sebesar Rp. 135.342.626.620,92
3.2 Realisasi Anggaran
3.2.1 Realisasi Anggaran APBN
No. KODEPROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOM
P/AKUN/DETILJUMLAH DANA
REALISASI
KEUANGAN FISIK
Rp (%) (%)
1. 024.01Pembinaan Dukungan Manajemen &Pelaksanaan Tugas Tekhnis LainnyaKementerian Kesehatan
2.768.566.000 2.582.247.21393,27 94
Pembinaan Pengelolaan AdministrasiKeuangan dan Barang Milik Daerah 78.346.000 73.748.900
94.13 94,5
Perencanaan dan PenganggaranProgram Pembangunan Kesehatan 671.596.000 604.406.548
90 90,4
Pengelolaan Data dan Informasi491.189.000 478.237.800
97.36 97,73
Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji379.545.000 371.208.965
97.8 98
Pengembangan PembiayaanKesehatan dan JKN/KIS 1.147.890.000 1.054.645.000
91.88 92
2. 024.03Program Pembinaan KesehatanMasyarakat 14.171.094.000 10.949.043.633
77,26 86,35
Pembinaan Gizi Masyarakat1.761.637.000 1.703.244.535
96.69 100
Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis Lainnyapada Prog Pembinaan Kesmas
1.076.692.000 994.873.49292.4 100
Pembinaan Upaya Kesehatan Kerjadan Olahraga 860.170.000 830.520.550
96.55 100
Pembinaan Kesehatan Keluarga1.368.178.000 1.324.744.835
96.83 100
Promosi Kesehatan danPemberdayaan Masyarakat 8.091.125.000 5.219.519.021
64.51 76.78
Penyehatan Lingkungan1.013.292.000 876.069.200
88.46 94,49
3.Program Pembinaan PelayananKesehatan 1.958.181.000 1.350.692.455
68,98 70
Pembinaan Upaya Penunjang Medikdan sarana Kesehatan 235.054.000 223.093.600
94.91%
100
Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar 445.403.000 403.277.10090.54
%100
Pembinaan Upaya KesehatanRujukan 491.022.000 405.711.655
82.63%
100
Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis LainnyaSekretariat Ditjen Bina UpayaKesehatan 493.387.000 373.476.700
75.70%
100
Pembinaan Pelayanan KesehatanTradisional 66.280.000 65.260.000
98.46%
100
Mutu dan Akreditasi PelayananKesehatan 227.035.000 207.782.000
91.52%
100
4. 024.05Program Pencegahan danPengendalian Penyakit 4.597.221.000 3.865.314.011
84 100
Surveilans dan Karantina Kesehatan1.092.252.000 1.055.256.200
96.61 100
Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tular Vektor dan zoonotik 892.545.000 649.290.500
72.75 100
Pencegahan dan PengendalianPenyakit Menular Langsung 759.400.000 690.601.350
90.94 100
Pencegahan dan PengendalianPenyakit Tidak Menular 1.108.714.000 898.848.200
81.07 100
Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis lainnyapada Program Pencegahan danPengendalian Penyakit
505.250.000 366.150.96272.47 100
Pencegahan dan PengendalianMasalah Kesehatan Jiwa danNAPZA
239.060.000 205.166.79985.82 100
5. 024.07Program Kefarmasian dan AlatKesehatan 2.260.374.000 1.958.931.414
86,66 99,83
Peningkatan Pelayanan Kefarmasian394.282.000 357.304.600
90.62 100
Peningkatan Tata Kelola Obat Publikdan Perbekalan Kesehatan 482.874.000 440.242.500
91.17 100
Peningkatan Produksi dan DistribusiKefarmasian 287.256.000 229.396.600
75.08 100
Dukungan Manajemen danPelaksanaan Tugas Teknis lainnyapada Program Kefarmasian danAlkes
523.874.000 413.394.96980.04 99.00
Peningkatan Penilaian AlatKesehatan (Alkes) dan PembekalanKesehatan Rumah Tangga (PKRT)
244.884.000 243.779.70099.55 100
Peningkatan Pengawasan AlatKesehatan (Alkes) dan PembekalanKesehatan Rumah Tangga (PKRT)
327.204.000 282.628.04586.36 100
6.Program Pengembangan danPemberdayaan Sumber DayaManusia Kesehatan (PPSDMK)
3.880.155.000 3.110.498.13780,16 92
JUMLAH 29.635.591.000 23.816.726.863
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA
4.1 Penilaian Kinerja
a. Penjelasan umum:
Penyerapan anggaran kegiatan pada masing-masing kegiatan di satker 01ada beberapa kegiatan terdiri dari : 1. 2035 (Pembinaan pegelolaanadministrasi keuangan dan barang milik daerah), - Capaian penyerapananggaran : sebesar 94,13% - Efisiensi: untuk kegiatan 2035 tidak adaefisiensi - Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan danpenyerapan anggaran : untuk penyerapan anggaran sudah sesuai denganperencanaan namun ada beberapa kegiatan di 2035 yang menjadi sisakegiatan atau sisa mati 2. 2036 (Perencanaan dan penganggaran), - Capaianpenyerapan anggaran : sebesar 90% - Efisiensi: untuk kegiatan 2036 tidakada efisiensi - Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan danpenyerapan anggaran : untuk penyerapan anggaran sudah sesuai denganperencanaan namun ada beberapa kegiatan di 2036 yang menjadi sisakegiatan atau sisa mati 3. 2038 (Pengelolaan data dan informasi kesehatan),- Capaian penyerapan anggaran : sebesar 97,36% - Efisiensi: untuk kegiatan2038 tidak ada efisiensi - Konsistensi penyerapan anggaran terhadapperencanaan dan penyerapan anggaran : untuk penyerapan anggaran sudahsesuai dengan perencanaan namun ada beberapa kegiatan di 2038 yangmenjadi sisa kegiatan atau sisa mati 4. 2041 (Peningkatan kesehatan jemaahhaji), - Capaian penyerapan anggaran : sebesar 97,80% - Efisiensi: untukkegiatan 2041 tidak ada efisiensi - Konsistensi penyerapan anggaranterhadap perencanaan dan penyerapan anggaran : untuk penyerapananggaran sudah sesuai dengan perencanaan namun ada beberapa kegiatandi 2041 yang menjadi sisa kegiatan atau sisa mati 5. 5610 (Programpenguatan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional), - Capaian penyerapananggaran : sebesar 91,88% - Efisiensi: untuk kegiatan 5610 tidak adaefisiensi
b. Rekomendasi:
1. Agar juknis atau penjelasan tentang pembayaran honor untuk tahun 2019segera dapat di beritahukan apakah bisa kami realisasikan atau tidak, terkaitdengan hasil desk dengan Itjen bulan Oktober tahun 2018 kemaren yaitu : a)Kegitan 2036 (kegiatan Perencanaan) terkait dengan honor erenggar yangdibayarkan 3 org x 12 bulan sebesar Rp 9.000.000,- b) Kegiatan 2038(kegiatan Data dan Informasi Kesehatan) terkait dengan honor pengelola datadi Provinsi 2 org x 12 bulan dan Pengelola data di Kab/Kota 2 org x 19kab/kota x 12 bulan sebesar Rp. 144.000.000,- c) Kegiatan 2041 (kegiatanPeningkatan Kesehatan Haji) terkait dengan : • Honor pengelola Siskohatprovinsi 2 org x 4 bulan dan honor pengelola siskohat kab/kota 34 org x 4 orgsebesar Rp 43..200.000,0 • Cetak Kartu K3JH sebesar Rp. 6.981.000,- d)Kegiatan 5610 (Kegiatan Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan
JKN/KIS) terkait dengan : • Honor tim monitoring dan evaluasi JKN provinsiRp. 21.000.000,- • Honor tim monev di tingkat kab/kota sebesar Rp.484.500.000,- 2. Agar kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan poa makapenetapan DIPA harus segera diterbitkan.
2. Capaian Keluaran
a. Faktor Penghambat
Tidak terlaksananya kegiatan disebabkan beberapa faktor diantaranya bahwapengelolaan kegiatan JKN tidak dikelola oleh seksi tersendiri akan tetapiberada dibawah seksi pelayanan kesehatan primer dengan jumlah sumberdaya manusia yang terbatas, padatnya beban kerja di seksi tersebut sehinggamenyebabkan kegiatan diatas tidak terlaksana
b. Faktor Pendukung
Dana yang tersedia cukup untuk melaksanakan kegiatan
c. Rekomendasi
Petunjuk teknis kegiatan agar dipertegas sehingga tidak ada keraguan dalammelaksanakan kegiatan
2. Efisiensi
a. Faktor PenghambatTelah ada rincian kegiatan pada DIPA padahal kegiatan tersebut tidakseharusnya dibayarkan, seperti pada kegiatan di JKN dimana ada pembayaranbiaya transportasi rapat dalam kota yang diberikan kepada beberapa orangsehingga tidak menjadi kebiasaan bagi peserta rapat maka tidak direalisasikan
b. Faktor PendukungAdanya standar biaya masukan yang dijadikan pedoman dalam penetapanbiaya
c. RekomendasiTidak perlu dianggarkan biaya transportasi rapat dalam kota
3. Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan:
a. Faktor Penghambat
Kegiatan sebagian besar dapat terlaksana, tetapi pelaksana kegiatan tidaksemua sesuai dengan plan of action (poa) yang dibuat diawal. Beberapakegiatan yang tidak dapat terlaksana dan berakibat angaran tidak terserap yaiturapat-rapat termasuk transportasi peserta rapat, konsultasi ke pusat serta
perjalanan dinas ke kab/kota
4. b. Faktor Pendukung
Dana yang tersedia cukup untuk melaksanakan kegiatan - Kegiatan JaminanKesehatan tidak hanya diperuntukaan untukprovinsi tetapi di peruntukan untukkabupaten ?kota sdimanaProporsi anggtan lebih banyak di Kabupatn/Kota,apabila kabupaten kota angka realisasinyalebih tinggi gi maka serapananggran secara keseluruhan akan tinggidan di dukung oleh adanya petunujkteknis dari kementerin kesehatan
c. Rekomendasi
Petunjuk teknis kegiatan agar lebih di pertegas tidak ada keraguan dalampenggunaan angganan yang dilaksanakan dalam kegiatan .
5. Penyerapan Anggaran:
a. Faktor Penghambat
Tidak terlaksananya kegiatan disebabkan beberapa faktor diantaranya bahwapengelolaan kegiatan JKN tidak dikelola oleh seksi tersendiri akan tetapi beradadibawah seksi pelayanan kesehatan primer dengan jumlah sumber dayamanusia yang terbatas, padatnya beban kerja di seksi tersebut sehinggamenyebabkan kegiatan diatas tidak terlaksana
b. Faktor Pendukung
Anggaran kegiatan tidak hanya diperuntukan untuk Provinsi tetapi jugakab/kota. ketika kab/kota dapat melaksanakan, adanya juknis dari kementeriankesehatan tentang pelaksanaan dana dekonsentrasi dan bimbingan dariBiroPerencanaan dan Tim P2JK
c. Rekomendasi
Agar kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan poa maka penetapan DIPAharus segera diterbitkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Untuk tahun 2018 Dinas Kesehatan Provinsi tidak mendapat alokasi dana Tugas
Pembantuan, tetapi mendapatkan dana dekonsentrasi dengan alokasi sebesar Rp.
28.948.569.000,- dan direalisasikan sebesar Rp. 23.816.726.863 (82,27 %)
6.2 Saran
1. Perlu lebih memaksimalkan pelaksanaan kegiatan dan anggaran sesuai
dengan POA yang telah ditetapkan sesuai dengan aliran kas dan
anggaran.
2. Untuk pencapaian hasil program yang lebih maksimal perlu ditingkatkan
koordinasi melalui kemitraan dengan Lintas Sektor terkait dan Lintas
Program.
top related