dinamika koperasi "kopma ugm" akhmad...
Post on 07-Jun-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merujuk pada pengertian Koperasi berdasarkan Undang-Undang No. 25
tahun 1992 tentang perkoperasian bahwa Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan, maka sebenarnya koperasi juga memiliki
makna tersirat yang salah satunya meningkatkan produktivitas dengan cara
memperluas kesempatan-kesempatan kerja dan memberikan kesejahteraan
kepada angotanya baik dalam hal materi maupun nonmateri (Anoraga: 2003).
Djohan (2011) menyatakan bahwa diversifikasi koperasi pemuda diatur
oleh pemerintah didalam surat keputusan Direktur Jenderal Koperasi No.2255
/ XI / 81 tentang Koperasi di kalangan generasi muda, yang kemudian
dilanjutkan dengan surat keputusan Direktur Jenderal BLK No.1149 / VI / 81
Tentang bantuan Koperasi di kalangan generasi muda. Berdasarkan surat
keputusan tersebut, koperasi pemuda dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori
yaitu Koperasi Mahasiswa (Kopma), Koperasi Pramuka (Kopram), Koperasi
Pesantren (Koppontren), Kopsis dan Koperasi Pemuda (Kopda). Dan sebagai
koperasi sekundernya ada Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO) yang
menaungi koperasi pemuda tersebut. Pada era 1980 banyak lahir Koperasi
Mahasiswa (Kopma) seperti Kopma UNIBRAW (1978), Koperma Unsud
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(1978), Kopma UNS (1981), Kopma UGM (1982), Kopma Unand (1982) dan
seterusnya.
Salah satu Koperasi mahasiswa yang ada di indonesia adalah Koperasi
“Kopma UGM”, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kopma UGM. Data
statistik menunjukan jumlah anggota Kopma UGM mencapai 1482 Anggota
dengan volume usaha sebesar 12 Milyar Rupiah (Laporan Tahunan Koperasi
Kopma UGM tahun 2016: 2017). Latar belakang lahirnya Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UGM berawal dari gagasan perlunya pemenuhan kebutuhan
kesejahteraan mahasiswa melalui unit usaha yang dikelola oleh mahasiswa
sendiri. Keinginan tersebut direalisasikan pada Rapat Persiapan tanggal 12
Maret 1982 yang dihadiri utusan dari Senat Mahasiswa Fakultas di lingkungan
UGM. Dalam rapat tersebut 43 dari 52 peserta yang hadir langsung mencatatkan
diri menjadi anggota sekaligus sebagai pendiri.
Momentum sejarah terbentuknya koperasi di kalangan mahasiswa UGM
terjadi pada tanggal 20 Maret 1982. Proses pembentukan Kopma UGM dimulai
dari Rapat Pembentukan yang dihadiri oleh dua pejabat dari Departemen
Koperasi. Pada rapat tersebut juga telah berhasil menetapkan Anggaran Dasar
Kopma UGM, sekaligus memilih Pengurus dan Badan Pemeriksa (sekarang
disebut Pengawas)periode pertama (1982-1984) yang selanjutanya dilantik
oada tanggal 7 Juni 1984, lalu pada tanggal 2 Agustus 1982 Kopma UGM resmi
ber-Badan Hukum dengan Akte pendirian No.1246/BH/XI yang diperoleh dari
Departemen Perdagangan dan Koperasi dengan klasifikasi Koperasi Serba
Usaha.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dengan didapatkannya status badan hukum koperasi, maka Kopma
UGM yang merupakan unit kegiatan mahasiswa memiliki karakteristik unik
sebagai organisasi mahasiswa yang berbadan hukum koperasi. Status badan
hukum koperasi yang diterima Kopma UGM menuntut pengelolaan usaha
secara profesional denan memperhatikan efektivitas dan efisiensi. Sementara
itu, sebagai unit kegiatan mahasiswa, Kopma UGM merupakan wadah bagi
mahasiswa untuk belajar mengenai perkoperasian. Dua ciri khusus inilah yang
membedakan Kopma UGM dengan organisasi yang lain, sebab Kopma UGM
berdiri di dua kaki, Kampus dan Dinas Koperasi.
Sejarah perkembangan Koperasi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
(sebelum berubah nama menjadi Koperasi “Kopma UGM”) telah melalui
perjalanan yang cukup panjang. Dorongan perlunya mengubah nama Koperasi
Mahasiswa UGM menjadi Koperasi “Kopma UGM” terjadi pada RAT 1998
(RAT ke-16). Pada Rapat anggota Tahunan tersebut disepakati pemberian
kesempatan pada karyawan untuk menjadi anggota luar biasa Kopma UGM dan
pada rapat anggota tahunan 1999 disepakati pemberian kesempatan pada
masyarakat luas untuk menjadi anggota luar biasa. Pemberian hak untuk
menjadi anggota luar biasa kesemua pihak ini mengatarkan adanya Rapat
Anggota Istimewa tanggal 23 – 24 September 2001 untuk mengubah nama
Koperasi Mahasiswa UGM menjadi Koperasi “Kopma UGM”. Perubahan
nama ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesan sebagai koperasi fungsional
sekaligus sebagai penyesuaian terhadap realitas yang ada bahwa masyarakat
umum sudah bisa masuk menjadi anggota. Perubahan nama ini disahkan dengan
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah
No.02/PAD/DK/XI/2000. Perubahan nama tersebut tidak mengakibatkan
perubahan pada nomor akta pendirian.
Koperasi “Kopma UGM” nyatanya adalah sebuah koperasi sekaligus
sebagai unit kegiatan mahasiswa yang dikelola oleh mahasiswa secara
langsung. Struktur utama mahasiswa berada pada level manajemen dan pada
level operasional usaha koperasi dikelola oleh karyawan, sehingga pengelolaan
utama berada ditangan mahasiswa. Dalam naungan rapat anggota sebagai
pengambil keputusan tertinggi, perihal pengelolaan juga dipengaruhi oleh
pergantian struktur kepengurusan/pengelola inti setiap tahunnya. Hal ini
berdampak langsung pada pola pengelolaan baik dalam implementasi program
jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Ketentuan mengenai
pergantian kepengurusan dicantumkan didalam anggaran dasar organisasi,
sehingga pengelolaan organisasi setiap tahunnya akan mengalami perubahan
baik itu perubahan hanya sebatas pada wajah pengelola maupu perubahan
hingga ke strategi pengelolaan organisasi itu sendiri.
Pengelolaan Koperasi “”Kopma UGM” pada saat ini didasarkan pada
rumusan Cooperative Plan sebagai rencana jangka menengah, seperangkat
sistem pengelolaan, strategi bisnis maupun gerakan hingga pembagian area
kerja diluar bentuk baku Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian sebagai dasar utama sekaligus rujukan daalm perumusan
kebijakan dan juga Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Organisasi
sebagai jalan dan juga rambu-rambu bagi organisasi. Pengelolaan pada saat ini
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
berorientasi pada goal utama organisasi yang kemudian diturunkan menjadi
target bidang untuk setiap tahunnya. Kesemua target yang dirumuskan didalam
dokumen Cooperative Plan sebagai pedoman dalam pengelolaan pada dasarnya
merupakan bentuk strategi organisasi dalam memberikan kebermanfaatan dan
juga kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya dan anggota pada
khususnya.
Pengelolaan dan prinsip dasar koperasi adalah hal yang saling dependen
dan pengelolaan haruslah bisa menjawab implementasi dari prinsip koperasi.
Tujuh prinsip dasar koperasi berdasarkan undang-undang no. 25 tahun 1992
yakni : Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, Pengelolaan dilakukan
secara demokratis, Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, Pemberian balas jasa yang
terbatas terhadap modal, Kemandirian, Pendidikan Koperasi dan Kerjasama
antar koperasi.
Sepanjang sejarah kepustakaan, belum ada sebuah penelitian yang
dapat mengungkapkan potensi-potensi ataupun perkembangan kopma-kopma
di Indonesia (Laporan Tahunan Kopma UGM 1993: 1994). Hal ini pula yang
melatarbelakangi peneliti untuk mencoba meneliti tentang pengelolaan
Koperasi Mahasiswa dalam hal ini studi pada Koperasi “Kopma UGM”
Penelitian ini bertujuan untuk melihat transformasi perkembangan
pengelolaan organisasi Koperasi “Kopma UGM” dari sudut pandang sosiologis.
Pendekatan kualitatif studi kasus akan menjabarkan secara rinci sejak
berdirinya Koperasi “Kopma UGM” hingga saat ini sehingga penelitian ini
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
diharapkan bisa menjadi rujukan atas pengelolaan koperasi khususnya koperasi
mahasiswa di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana dinamika
pengelolaan organisasi Koperasi “Kopma UGM” sejak berdiri hingga Tahun
2017?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi proses dan pola umum pengelolaan organisasi
Koperasi “Kopma UGM” sejak awal pendirian hingga tahun 2017.
2. Mendeskripsikan dinamika perubahan pengelolaan organisasi dari awal
pendirian hingga tahun 2017.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat atas penelitian ini terletak pada sisi penjabaran dan analisis atas
pengelolaan Koperasi “Kopma UGM” yang telah berdiri selama 35 tahun dan
jamak diketahui bahwa Koperasi “Kopma UGM” memiliki nama besar
didalam kancah perkoperasian mahasiswa di Indonesia berkaitan dengan
prestasi organisasi, perkembangan usaha hingga gerakan koperasinya,
sehingga dapat disebut layak apabila Koperasi “Kopma UGM” dijadikan
percontohan bagi Koperasi Mahasiswa lain di Indonesia untuk melakukan
pengelolaan dengan baik agar tetap bertahan dengan berbagai tantangan baik
internal maupun eksternal organisasi.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1.5 Tinjauan Pustaka
Sebagai badan hukum koperasi dan juga sebagai unit kegiatan mahasiswa,
Koperasi “Kopma UGM” ditinjau baik secara aspek bisnis koperasi maupun
eksistensinya sebagai unit kegiatan mahasiswa memiliki ciri khas umum.
Sebagai badan hukum koperasi yang memiliki visi untuk mengembangkan
diri dan juga tetap berpegang pada prinsip koperasi, Kopma UGM
berorientasi pada menciptakan nilai akan akan upaya untuk pemenuhan
kebutuhan anggotanya sebagai bentuk kesejahteraan dan juga simbiosis
mutualisme antara koperasi dengan anggotanya. Dalam sudut pandang lain
koperasi dapat disimlarkan sebagai bentuk akumulasi antara organisasi bisnis
dan juga organiasi sosial. Dalam rangka memahami model bisnis organisasi
sosial ada tiga hal yang perlu diperhatikan: pertama penciptaan nilai akan
kebutuhan anggotanya sehingga organisasi akan menjadi peka terhadap
kebutuhan anggotanya, kedua, perumusan visi misi dan tujuan organisasi
secara jelas sehingga dapat diturunkan kedalam program untuk mencapai visi
misi dan tujuan organisasi, ketiga, memahami bagaimana sebuah nilai
ditangkap oleh organisasi, ketiga aspek tersebut langkah selanjutnya adalah
bagaimana respon organisasi atas hambatan yang muncul, dan kinerja
organisasi adalah kuncinya (Kusumasari: 2015).
Studi model bisnis organisasi sosial mengemukakan satu argumen yang
sangat penulis dukung, yakni penciptaan nilai akan kebutuhan anggota.
Kebutuhan anggota secara langsung apabila dipenuhi oleh organisasi maka
dapat dikatakan organisasi telah mensejahterakan anggotanya dengan cara
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menghadirkan kebutuhan dalam linkage anggota. Sebagai koperasi
mahasiswa maka menjadi suatu kewajiban bagi pengelola koperasi mahasiwa
untuk peka terhadap kebutuhan anggotanya, sehingga keberadaan koperasi
mahasiwa dapat lebih terasa manfaatnya bagi anggota maupun masyarakat
luas.
Merujuk pada dasar-dasar pembentukan koperasi baik dari aspek regulasi
maupun aspek histori, kelahiran koperasi di Indonesia dilatarbelakangi oleh
perjuagan kemanusiaan sekaligus idealisme untuk mengoreksi warisan sistem
ekonomi kolonial (Puspitasari dalam Azca: 2011). Terutama untuk koperasi
mahasiswa yang kemudian kelahirannya sudah di dukung dengan idealisme
pemuda yang murni, dinamis, kreatif, memiliki energi besar serta secara
kuantitatif jumlah penduduk usia muda sangatlah mendominasi Indonesia.
Satu hal yang menarik yakni pemuda koperasi memahami bahwa bentuk aksi
kongkret dari strategi perjuangan koperasi ada pada aspek penyadaran
(pendidikan koperasi) serta membangun profesionalitas dalam pengelolaan
usaha koperasi. Melihat Kopma UGM dari sudut pandangnya sebagai sebuah
untuk kegiatan mahasiswa ternyata memiliki sebuah pola umum yang juga
dijumpai di koperasi mahasiswa lain. Pola umum yang terjadi yakni bahwa
relasi antara pengalaman berkoperasi dengan karir pasca berkecimpung
dikoperasi tidaklah nampak satu jalur linear didalamya, hal ini disebabkan
karena tidak ada suatu sistem yang dapat menjamin bahwa mereka yang
sudah berkecimpung didalam koperasi akan tetap stay pada jalur koperasi
(Puspitasari: 2015).
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Upaya untuk menghadirkan kebutuhan anggota dan juga ketidaksinkronan
anara pengalaman berkoperasi dengan karir menjadi sebuah pola umum dari
koperasi mahasiswa. Meskipun pola umum dari koperasi mahasiswa yang ada
yakni berorientasi pada kepentingan anggota dan juga pengalaman
berkoperasi namun penelitian ini memiliki sisi berbeda dibandingkan dengan
studi sebelumnya. Dalam penelitian fokus yang diteliti yakni pola umum pada
perkembangan pengelolaan koperasi mahasiswa UGM sejak berdiri hingga
tahun 2017.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Sosiologi Organisasi
Tiap orang yang hadir dan bekerjasama didalam organisasi tak ubahnya
seperti mesin yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi tertentu. Semua
orang bekerja pada sebuah bagian yang secara fungsional menjadi keterkaitan
antar bagian. Parson (1960) mendefinisikan organisasi sebagai unit sosial
yang dibentuk semata-mata untuk mencapai tujuan yang spesifik. Dalam
mencapai tujuan tersebut maka dibangunlah sebuah struktur pihak yang diberi
otoritas sebagai penguasa untuk memberikan perintah dan pihak yang
dikuasai untuk menjalankan perintah, hal ini selaras dengan konsep the ruler
dan the ruled serta hal ini merupakan cikal bakal dari birokrasi.
Lilliweri (1997) mengemukakan bahwa model kerja mesin berprinsip
pada tiga hal, yakni pembagian kerja yang spesifik untuk tiap-tiap unit, ada
piramida kontrol secara hierarkis, dan ada kestuan komando/sentralisasi.
Model teori organisasi sistem tertutup model mesin terdiri atas dua model,
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yakni model manajemen ilmiah dan model organisasi birokrasi. Penelitian ini
akan menggunakan model organisasi birokrasi sebab model ini menjadi
sebuah wujud pemikiran akademik pertama dalam hal model tertutup yang
pada akhirnya menjadi gagasan pengembangan organisasi modern.
Menurut Weber karakteristik organisasi modern selalu berciri:
1. Selalu ada struktur hierarki didalam organisasi.
2. Organisasi memiliki hierarki wewenang.
3. Setiap karyawan memiliki wewenang khusus sesuai dengan
kedudukannya.
4. Hubungan sosial dalam organisasi bersifat impersonal.
5. Adanya jenjang karir.
6. Pembagian tugas dan fungsi berdasarkan keahlian (spesialsasi).
Menurut Weber sukses dalam organisasi bisa dicapai apabila potensi
maupun bentuk nepotisme dapat dihilangkan, oleh karenanya hubungan
sosial yang tercipta didalam organisasi haruslah bersifat impersonal dan
tidak didasarkan pada asas personalitas, sebab menurut Weber organisasi
adalah suatu bentuk hubungan sosial (Casey: 2002 dalam Gudono:2016).
Secara teoritik tesis yang dikemukakan oleh Weber terlihat sangat
ideal untuk memahami organisasi dari seluruh konteks, namun pada
kenyataannya spesifikasi kerja yang sangat kuat akan citra fungsionalitas
nyatanya akan membuat unit kerja berpotensi acuh terhadap unit lain, sebab
muncul perasaan bahwa sistem telah membentuk pola integrasi dan
fungsional dengan matang, terlebih akan selalu ada bentuk penyesuaian dari
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
organisasi baik penyesuaian atas regulasi pemerintah maupun penyesuaian
atas perubahan kondisi kerja sebab pada dasarnya tiap organisasi memiliki
karakteristik dan sisi unik tersendiri.
Sosiologi organisasi menjabarkan bagaimana organisasi dan
individu didalamnya berjalan dan dapat mencapai hasil optimal. Individu
didalam organisasi akan memanfatkan organisasi tidak hanya sebagai upaya
dengan motif ekonomi saja, namun juga motif psikologis dan budaya.
Perspektif institusionalisasi menekanakan agar tidak hanya menggunakan
aspek budaya untuk memahami organisasi, namun juga perlu diperhatikan
bahwa didalam organisasi akan selalu ada kesadaran bahwa bagian kerja
akan memiliki arah dan tuntutan masing-masing dan akan selalu ada
kepentingan unutk memasukkan nilai pribadi kedalam struktur organisasi
(Senge; 2013).
Aliran Historical Institusionalism mengakui urgensi atas sejarah
perkembangan institusi. Tesis dasar dari historical institusionalism
menjabarkan bahwa jalur yang telah dipilih pada tahap awal kehidupan
institusi memainkan peranan yang penting pada kehidupan kemudian
institusi tersebut (Gudono: 2016). Hal mutlak dalam lingkup organisasi
yakni adanya dua hal yang bekerja dengan optimal untuk meraih hasil
maksimal, yakni set alat/sistem dan pelaksana/manusia (Boediono; 2016).
Dalam sebuah organisasi akan ada seperangkat sistem dan juga rencana-
rencana baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Sukses sebuah
organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kinerja manusia dalam
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
melaksanakan sistem yang ada. Dapat dikatakan sebuah sistem yang baik
akan nihil hasilnya apabila manusia sebagai pelaksananya tidak mampu
menjalankan ataupun tidak melaksanakan sistem secara baik. Sistem dan
manusia didalam organisasi adalah sebuah hubungan dependensi yang akan
selalu berkaitan dan menjadi tolak ukur dalam penilaian keberhasilan
kinerja organisasi.
1.6.2 Teori Proses Organisasi (Sustanibilitas Organisasi)
Strategi berkelanjutan adalah kunci keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan tugas dan meraih keberhasilan. Sebuah model kami ambil dari
David Hurst “Crisis and Renewal” (1996) mengenai bagaimana sebuah
perusahaan berproses:
Gambar 1. 1 Siklus Organisasi
Sumber : Crisis and Renewal (Hurst: 1996)
Ketika memulai sebuah perusahaan, kita biasanya akan dihadapkan
pada pilihan (choice) mengenai bisnis apa yang akan kita jalankan. Di fase
awal ini, kita akan menghabiskan energi, biaya, sumberdaya manusia, dan
berbagai sumberdaya yang lain (exploitation) demi berjalannya usaha. Fase
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
ini berorientasi pada aksi cepat tanggap dimana semuanya memiliki
semangat yang tinggi dan jika ditambah dengan pemimpin yang inspiratif
(leadership), maka perusahaan akan berhasil take-off meskipun terkadang
tanpa diikuti oleh sistem yang jelas.
Jika take-off berhasil, maka perusahaan akan memasuki fase
rasional, tumbuh (growth), mengembangkan sistem, melalui fase kritis
(critical point), dan jika diikuti oleh sumberdaya manusia yang tepat
(followership), maka perusahaan akan matang (mature). Namun pada fase
rasional juga inilah, kita akan mulai merasa nyaman (comfort) hingga tanpa
disadari mulai terjadi kekurangan sumberdaya (constrained) sehingga harus
dilakukan penghematan (conservation).
Saat-saat dimana sumberdaya mulai menipis ini sering sekali
tertutupi oleh proses yang dianggap sudah sangat baik sehingga terlalu
sayang untuk diubah (complacency). Padahal dibalik layar, satu-persatu
elemen perusahaan mulai bersikap individualis seiring dengan mulai
terciptanya beberapa celah di dalam sistem yang sering dimanfaatkan oleh
oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Pada tahapan inilah perusahaan
secara perlahan dan tidak terelakkan mengalami krisis. Proses dari pilihan
(choice) hingga krisis ini disebut sebagai “performing cycle”.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Gambar 1. 2 Siklus Dinamika Organisasi
Sumber : Crisis and Renewal (Hurst: 1996)
Satu kali siklus berhasil dilampaui (telah mencapai krisis), maka
yang selanjutnya harus dilakukan demi keberlangsungan perusahaan adalah
“transforming cycle”. Proses tranformasional adalah tentang menghadapi
perubahan (change) yang terdiri dari: politis, teknis, dan sosial-budaya.
Mengawali proses yang dimulai dari krisis ini, lagi-lagi butuh
pemimpin (leadership), namun kali ini bersifat transformasional. Pemimpin
inilah yang menghadapi masa sulit (distress), berkompromi dengan
berbagai dimensi politis (political), melakukan reformasi struktur (reform),
mengawali transformasi teknis (technical), dan berani menggebrak (creative
destruction) demi melewati masa kritis (critical point). Transformasi ini
akan berhasil (successful) jika diiringi dengan sumberdaya manusia yang
transformasional juga (followership). Keberhasilan sementara (early win)
ini harus diikuti oleh proses pembaruan (renewal) yang selanjutnya yaitu
perubahan sosial-budaya (cultural) dimana kita harus mensosialisasikan
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kembali mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam organisasi
(institutionalization) kepada seluruh elemen hingga semuanya memiliki visi
yang jelas dan memahami pilihan dan konsekuensi yang selanjutnya
(choice).
Secara umum teori siklus organisasi ini ketika digunakan untuk
menganalisis perkembangan Koperasi “Kopma UGM” dapat berlaku dalam
penggunaan untuk menganalisis siklus tahunan seperti fase awal tahun yang
dimulai dengan adanya rapat anggota tahunan lalu berlanjut hingga
mencapai titik critical point pada proses penyususnan rencana kerja dan
anggaran maupun dalam penggunaan untuk menganalisis perkembangan
Koperasi “Kopma UGM” dalam jangka waktu yang lebih lama.
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan untuk mengidentifikasi bagaimana
Dinamika Organisasi Mahasiswa Koperasi “Kopma UGM”dengan studi pada
pengelolaan 35 tahun Koperasi “Kopma UGM”. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif studi kasus yang meliputi
penyelidikan secara mendalam suatu fenomena dalam konteks dunia nyata
(Yin: 2014).
Didalam penelitian ini metode yang penulis lakukan ada 3 (tiga)
tahapan yaitu Pertama, Studi Pustaka untuk mencari data primer dari
perkembangan pengelolaan organisasi dan data pendukungnya. Kedua,
Observasi dan Wawancara sebagai tahap lanjut pengambilan data lapangan.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Ketiga, penulis menggabungkan hasil studi pustaka dan hasil observasi dan
wawancara riset untuk dijadikan laporan akhir dari penelitian ini. Perlu
dikatahui bahwa didalam penelitian ini penulis juga merupakan bagian
internal organisasi sejak tahun 2013, sehingga pemahaman penulis akan isu
yang diteliti dan juga pengalaman hisoris penulis memudahkan dalam
proses pengambilan data dan proses penelitiann secara keseluruhan.
1.7.2 Lokasi Penelitian dan Unit Analisis
Penelitian ini dilakukan di Koperasi “Kopma UGM”. Pemilihan lokasi
penelitian di Koperasi “Kopma UGM” dilatarbelakangi oleh beberapa aspek,
yakni:
1. Koperasi “Kopma UGM” sudah berkiprah selama 35 tahun didalam
kancah perkoperasian di Indonesia.
2. Adanya transformasi pengelolaan.
3. Kemudahan akses informasi sebab peneliti merupakan bagian
internal organisasi.
Secara umum unit analisis didalam penelitian ini dibagi kedalam empat
kategori utama, yakni :
1. Data literatur berupa laporan tahunan organisasi dan dokumen
pendukung lainnya.
2. Pengelola tingkat manajemen organisasi/Kepengurusan staf,
3. Karyawan Koperasi Mahasiswa,
4. Anggota Koperasi “Kopma UGM” sebagai inti dari organisasi
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam studi kasus, penulis mengumpulkan data dengan
memanfaatkan beragam sumber informasi, diantarnya sumber informasi
majemuk (berupa pengamatan, wawancara, bahan audiovisual, dan
dokumen serta berbagai laporan) yang kemudian diolah menjadi data
penelitian (Creswell, 2014). Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan
yakni dimulai dengan data literatur yang kemudian penulis kembangkan
kedalam bentuk pertanyaan dan juga landasan dalam melakukan observasi.
Sebagai bagian dari internal organisasi penulis mendapatkan kemudahan
akses data penelitian dan juga cerita akan dinamika organisasi dari rekan
sejawat.
1.7.3.1 Observasi dan Wawancara
Observasi dan wawancara dilakukan sebagai bagian utama dalam
proses pengambilan data penelitian. Observasi bertujuan untuk mengamati
praktik keseharian dari pelaksanaan pengelolaan Koperasi Mahasiswa.
Wawancara sebagai proses untuk mengkaji lebih dalam dari tiap informan
terkait pertanyaan penelitian dalam seperangkat interview guide.
1.7.3.2 Data Sekunder
Kegiatan ini dilakukan dengan mengoleksi data laporan tahunan, laporan
kegiatan lain dan juga berbagai dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan organisasi maupun laporan atas kejadian luar biasa.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Secara umum proses pengambilan data yang penulis lakukan akan
terpusat di Koperasi “Kopma UGM”. Berikut adalah tabel informasi yang
didapat dan metode pengumpulan datanya:
Tabel 1. 1 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
Teknik
Pengumpulan Data
Informasi
Data Sekunder Data laporan tahunan 1982-2016
Data kejadian luarbiasa
Data rencana strategis organisasi
Struktur organisasi dan juga sistem pengelolaan
Observasi Aktivitas harian pengelolaan koperasi
Wawancara Review atas pengalaman pengelolaan
koperasi
Perkembangan pengelolaan koperasi
Sistem pengelolaan organisasi, baik dari manajemen organisasi, keanggotaan, bisnis,
gerakan, pendukung maupun kepengawasan
organisasi
Sumber : Data Peneliti
Proses pengumpulan data dan informasi berdasarkan tabel diatas
dilaksanakan pada jangka waktu yang lumayan lama, terutama untuk proses
obserasi, sebab ada beberapa hal yang perlu diamati hingga tuntas seperti
contohnya untuk penyelesaian problem pajak. Detail informasi penyelesaian
perihal perpajakan ada di dalam pembahasan bab 4 empat.
1.7.4 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif karena merupakan
studi awal yang bertujuan untuk mengidentifikasi secara menyeluruh
mengenai obyek penelitian. Teknik interpretasi data kemudian akan
dilakukan dengan melalui 4 cara. Pertama, Interpretasi pribadi peneliti
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dengan melibatkan pengalaman dan pengetahuan pribadi akan topik
penelitian. Kedua, komparasi antara hasil penelitian dengan informasi baik
yang berasal dari sumber literatur maupun teori. Ketiga, peneliti melakukan
pembenaran ataupun menyangkal informasi sebelumnya berdasarkan hasil
penelitian. Keempat, interpretasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang muncul
seiring dilakukannya penelitian. (Creswell, 2010). Validitas data dipastikan
dengan melakukan triangulasi data, kunjungan berulangkali, referensi
penelitian sebelumnya yang relevan dan dengan diskusi diskusi bersama
alumni.
DINAMIKA KOPERASI "KOPMA UGM"AKHMAD FAQIHUDDINUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
top related