diagnosis komunitas ikm

Post on 03-Jan-2016

870 Views

Category:

Documents

24 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Diagnosis KomunitasBy:Hj Mutiara D.P.R 22010111200152Teuku Rendiza F 22010111200153Annisa Rahma A. 22010111200154

Pengertian

Diagnosis Komunitas adalah upaya yang sistematis yang meliputi upaya pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer komunitas adalah masyarakat sebagai lokus penegakkan diagnosis komunitas

Dahlan (2009)• Kegiatan dimulai dengan pengumpulan data melalui

wawancara atau anamnesis mengenai symptom dan sign, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang sederhana sampai pemeriksaan penunjang lanjutan, diagnosis banding, diagnosis sementara dan akhirnya penetapan diagnosis tetap seorang pasien

Tahapan Diagnosis Komunitas• Pendekatan problem selving analisis situasi menganilisis

data sekunder, pengumpulan data sekunder pengumpulan data primer identifikasi masalah penetapan prioritas masalah dan penyebab masalah pemilihan alternatif pemecahan masalah, penyusunan program kerja, pelaksanaan, pengawasan dan monitoring serta evaluasi

Tujuan Diagnosis Komunitas• Tujuan Umum• Mampu memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep

epidemiologi terapan untuk melakukan diagnosis komunitas di suatu wilayah kerja tertentu, sehingga teridentifikasi permasalahan yang mendasar dan solusi pemecahan permasalahan disusun secara sistematis dan terstruktur secara utuh dan benar

Tujuan Khusus1. Komunikasi dengan key person dan community members untuk

kerjasama dan partisipasi dalam mengatasi permasalahan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil dan masyarakat atau komunitas sebagai sasaran

2. Menyusun format yang sesuai untuk pengumpulan data komunitas

3. Menseleksi tes-tes penyaringan yang valid dan acceptable & applicable

4. Mengetahui kebutuhan dan masalah yang dirasakan masyarakat mengenai kesehatan

5. Menseleksi sampel yang dapat mewakili komunitas dalam wilayahnya

6. Menyelenggarakan pengumpulan data di komunitas untuk mendapatkan berbagai informasi yang relevan dengan pembuatan diagnosis komunitas

7. Mendapatkan informasi epidemiologik untuk berbagai kejadian yang ada di komunitas, termasuk masalah gizi dan gangguan yang berkaitan dengan kesehatan

8. Menganalisis data yang dihasilkan dari survey komunitas9. Membicarakan hasil interpretasi data dengan penduduk

dan menyusun upaya pemecahan masalah yang sesuai10. Menilai hasil pemecahan masalah kesehatan di komunitas11. Menyusun laporan diagnosis komunitas disajikan dalam

forum terbuka

Perbedaan Diagnosis Individual Dengan Komunitas

Komponen Diagnosis Komunitas1. Demografi dan angka statistik vital penduduk yang penting2. Berbagai sebab morbiditas & mortalitas, berdasarkan spesifik

umur, seks, dsb3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan setempat4. Tahapan pemecahan masalah5. Pola gizi, pemberian makanan & penyapihan anak6. Keadaan sosio-kultural dan sosio-ekonomi komunitas7. Pola kepemimpinan dan komunikasi dalam komunitas8. Kesehatan mental dan sebab utama gangguan stres9. Bagaimana fasilitas hygiene lingkungan pada komunitas tsb10. KAP penduduk kaitan dengan kesehatan11. Masalah yang terkait dengan epidemiologi deskriptif12. Derajat keterlibatan penduduk yg terkait dengan kesehatan13. Sebab-sebab kegagalan program kesehatan di komunitas

Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Teknik Pemecahan Masalah• Teknik Identifikasi MasalahTRENIdentifikasi permasalahan dengan metode ini menggunakan

pendekatan epidemiologi yaitu mempelajari dan distribusi orang, waktu dan tempat yang disajikan dalam bentuk grafik, tabel

BRAINSTORMINGMerupakanmetode yang paling efektif untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah serta mengajukan solusi sebagai alternatif pemecahan masalah

Ketentuan pelaksanaan Brainstorming:a.Pelaksanaannya tidak ada kritikanb.Bebas berpendapat, merupakan upaya kebebasan mengeluarkan ide tanpa proses editing terlebih dahulu, sehingga kadang kala keluar ide yang tdak logis, & kurang berbobotc.Dapatkan mutud.Menemukan ide yang cemerlang, dengan adanya berbagai ide yang dilontarkan, maka tim peneliti atau analisis dapat menseleksi untuk dikembangkan atau dilaksanakane.Menyatukan ide silang, yaitu menggunakan ide orang lain dalam rangka membangun gagasan ide baru, sehingga tercipta ide yang terbaik

Beberapa cara melakukan Brainstorming dengan baik, yaitu:a.Tentukan topik yang akan di brainstormingb.Tentukan peraturan braistorming sehingga semua memahami prosedur yang akan dilaksanakanc.Pemanasan dlm rangka pencairan suasana dgn beberapa contoh yang sederhana misalnya brainstorming kemacetan beberapa lalu lintas, dan lain sebagainyad.Pilih sukarelawan untuk menulis semua ide pada flip chart atau white board yang telah ditentukane.Penampilan ide dimulaif.Pertahankan momentum untuk mengeluarkan berbagai ide yang bebas dan bertanggung jawabg.Cairkan suasana, sehingga kreativitas berkembangh.Apabila suasana memanas, coba bangunkan ide yang terseleksi sehingga diperoleh ide diatasnyai.Rumuskan berbagai ide yang baik

PENDEKATAN SISTEMMerupakan kumpulan dari beberapa permasalahan yang saling ada keterkaitan, saling mempengaruhi dan saling berinteraksi antara permasalahan yang satu dengan permasalahan yg lain. Sehingga dalam satu pokok permasalahan perlu di cerna dan diamati hubungan antara permasalahan yg satu dengan yg lain dlm satu kesatuan sistem yg utuh.

FLOWCHARTAdalah metode yg menggambarkan alur tahapan dlm suatu proses dgn menggunakan beberapa simbol sederhana & logis yg mencerminkan berbagai kegiatan & keputusan sehingga menentukan bagaimana proses itu terjadi

Beberapa langkah dalam menyusun flow chart ini adalah sebagai berikut:a.Tentukan topik gambarb.Daftar berbagai langkah yang terlibat dalam proses kegiatan, dgn menggunakan metode pengamatan, brainstorming/diskusi dgn yg memahami tahapan kegiatan tsb, shg diperoleh informasi sarana input, proses & output. Prinsip dlm penyusunan flow chart adalah memahami aspek 4W + 1H

Daftar TilikAdalah suatu format untuk menandai atau mencatat data yg

diamati secara langsung atau kegiatan yg diinginkanBiasanya daftar tilik berupa tabel atau daftar isianBerguna untuk format diskusi, penelitian penyebab utama,

mengukur hasil dan sebagai alat monitoring secara periodik atau terus menerus (Wijono, 1999)

Peta radarGambarnya besarnya kesenjangan atau masalah kinerja program dengan target kinerja suatu organisasi

Teknik-teknik menentukan prioritas• MCUA (multiple criteria utility assesment)• Metode delphi• Metode Delbecq• Metode Hanlon

MCUA• Menentukan prioritas masalah yang didasarkan dengan

pemberian skor dan bobot pada masalah yang teridentifikasi

Metode DelphiMempertimbangkan keputusan untuk estimasi dampak dan

konsekuen dari pilihan kebijakan yang diambil/sesuai dengan kebutuhan yang akan datang/meramal masalah sosial dan masa depan organisasi

Empat langkah untuk menerapkan metode Delphi :• Issue dan pertanyaan yang diajukan kepada para ahli untuk

diformulasi• Pertanyaan atas issue ini disampaikan kepada partisipasi yang

memberikan respon tanpa diketahui namanya• Memungkinkan respon berasal dari opini para ahli atau

gabungan• Respon mendeteksi suatu konsensus atau tetap kalau opini

yang divergent

Metode Delbecq• Metode ini dirumuskan dalam kelompok diskusi terarah atau

FGD ( focus group discussion ) membahas dan merumuskan kriteria prioritas.

• Langkah-langkah dalam membahas dan merumuskan kriteria prioritas adalah

Identifikasi dan inventarisasi kriteria Mengkaji dan mengevaluasi kriteria

Metode Hanlon (1)

Tujuan (wijono 1999,buku manajemen mutu pelayanan kesehatan vol I) :

• Untuk mengidentifikasi berbagai faktor luas yang mempengaruhi masalah yang ada yang diperlukan dalam proses penentuan prioritas masalah

• Mengiventarisasi berbagai faktor tersebut dan memberikan bobot terhadap kelompok faktor

• Memungkinkan terjadi perubahan faktor dan nilai sesuai dengan keperluan

Metode Hanlon (2)• Kriteria dalam metode hanlon :• Kriteria I : Besarnya Masalah (magnitude)• Kriteria II : Tingkat kegawatan masalah

(emergency/seriousness)• Kriteria III : Kemudahan penanggulangan masalah (causability)• Kriteria IV : berbagai faktor yang menentukan dapat tidaknya

program tersebut dilaksanakan PEARL faktor

Faktor-faktor PEARL• P : Kesesuaian (appropriateenes)• E : Secara ekonomis murah ( economic feasibility) • A : Dapat diterima (Acceptability)• R : Tersedianya sumber ( Resources availability)• L : Legalitas terjamin : Legality

Teknik Penentuan Penyebab Masalah• FGD• Indepht Interview• Fishbone Diagram• Statistik

Teknik Pemecahan Masalah• SWOT : suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor

kunci yang digunakan dalam memecahkan permasalahan terhadap kelemahan atau hambatan yang ditemukan.

Metode Diagnosis Komunitas • Desain Studi• Populasi dan Sampel• Pengumpulan Data Data sekunder Data primer• Identifikasi Masalah• Penentuan Prioritas• Alternatif Pemecahan Masalah• Prioritas Pemecahan Masalah• Aksi Pemecahan Masalah• Jadwal Kegiatan (POA)

PENDEKATAN LINGKUNGAN

• Dinding rumah berasal dari bambu permanen merupakan faktor risiko memburuknya status kesehatan keluarga.

• Faktor kesehatan lingkungan lain : DAM dan pengairan persawahan penduduk

• Faktor perilaku punya korelasi dengan tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga

No Keadaan rumah Jumlah % Keterangan

1. Dinding bambu/permanen

1500 86

2. Dinding sebagian batu

200 11

3. Dinding sebagian papan

50 3

Jumlah 1750 100

PENDEKATAN PERILAKU• Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung data

kuantitatif dan observasi• Data observasi ditemukan :

kandang ternak pada sisi atau belakang rumah• Lihat gambar 11.10

Kependudukan

• Tabel 11.12 memaparkan : penduduk Desa Campurejo berpendidikan rendah. Hal ini merupakan faktor predisposisi terhadap perilaku hidup tak sehat, sehingga mempengaruhi kesehatan

No Tingkat Pendidikan Jumlah % Keterangan

1. Pendidikan rendah 3949 86

2. Pendidikan sedang 550 10

3. Pendidikan tinggi 50 4

Jumlah 4549

PENDEKATAN STATISTIKDATA KUANTITATIFANALISIS DISKRIPTIF

NO Variabel Jumlah % Keterangan

1. Umur ibu

- Dewasa muda 8 42,1

- Dewasa 11 57,9

2. Pendidikan ibu-Rendah 12 63,8

- Tinggi 7 36,2

3. Pekerjaan

- Bekerja 10 52,6

- Tidak bekerja 9 47,4

4. Jenis kelamin balita

- laki-laki 13 68,4

-perempuan 6 31,6

5. Kunjungan posyandu

- Tidak aktif 3 15,8

- Aktif 16 84,2

6. ASI Eksklusif

- Tidak ASI Eksklusif 15 78,9

- ASI Eksklusif 4 21.1

7. Imunisasi

- tidak lengkap 4 21.1-Lengkap 15 78,9

8. Gizi balita-Buruk 6 15,8

- Baik 13 84,2

9. Kebiasaan merokok- Merokok 14 73,3

- Tidak merokok 5 26,3

10. Sumber asap dapur

- Kayu bakar 6 31,6

- Gas (elpiji) 13 68,4

• Berdasarkan tabel di atas dari 20 sampel yang diwawancara, hanya 1 sampel yang hilang (isian kuesioner sebagian tak lengkap). Jadi sampel studi ini ada 19

11. Kepadatan huni

- Padat 4 21.1

- Tidak padat 15 78.9

12. Kepadatan kamar tidur

- Padat 11 57.9

- Tidak padat 8 42.1

13. Riwayat ISPA

- Pernah ISPA 11 57.9

- Tidak pernah ISPA 8 42.1

DATA KUALITATIF• Wawancara Medalam

didapatkan dari wawancar Kepala desa, Bidan desa, Ketua PKK, SKD, Kader

• Observasi LapanganProses analisis dengan menggunakan pendekatan melihat, mengamati, memotret, dan mendengar. Maka permasalahan yang didapat :- banyak ditemukan balita dengan pilek dan keluar cairan dari hidung- adanya bayi yang diberi susu formula pada usia <6 bulan- lingkungan rumah kotor dann becek, walaupun lantai rumah umumnya terbuat dari keramik- rumah penduduk umumnya bergandengan dengan kandang ternak sehingga terlihat kumuh dan kotor

PENDEKATAN MANAJEMEN• Anggaran Dana Desa

berdasarkan grafik didapatkan : anggaran dana desa digunakan untuk kegiatan fisik seperti pembuatan jalan, renovasi ruang kantor, posyandu

PENDEKATAN PELAYANAN KESEHATAN• Sarana pelayanan kesehatan di desa Campurejo berupa

POLINDES yang dikembangkan menjadi POSKESDES. • Jarak puskesmas sekitar 5 km sehingga masyarakat dapat

mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah.• Sistem ambulans berjalan baik yaitu masyarakat yang memiliki

kendaraan pribadi bersedia menjadikan kendaraannya sebahai ambulans desa

BAGIAN KEEMPATIDENTIFIKASI MASALAHIdentifikasi Masalah• Berdasarkan Analisis Situasi maka teridentifikasi

permasalahannya :1. Analisis Epidemiologi2. Analisis Lingkungan3. Analisis Perilaku4. Analisis Content5. Pendekatan Statistik

• Faktor risiko tingginya ISPA di desa campurejo:- Jenis kelamin balita dengan p-value 0.024- Pemberian ASI eksklusif dengan p-value 0.018- Kebiasaan merokok dalam rumah dengan p-value 0.005

PRIORITAS PENYEBAB MASALAHDengan panduan MCUA maka diterapkan kriteria prioritas dan

penilaiannya yaitu:Besar Masalah• Amat sangat besar masalah diberi nilai 5• Sangat besar masalah diberi nilai 4• Cukup besar masalah diberi nilai 3• Sedikit kecil masalah diberi nilai 2• Sangat kecil masalah diberi nilai 1Kegawatan • Amat sangat besar masalah diberi nilai 5• Sangat besar masalah diberi nilai 4• Cukup besar masalah diberi nilai 3• Sedikit kecil masalah diberi nilai 2• Sangat kecil masalah diberi nilai 1

Kemudahan • Amat sangat mudah menyelesaikannya diberi nilai 5• Sangat mudah menyelesaikannya diberi nilai 4• Cukup mudah menyelesaikannya diberi nilai 3• Sangat sulit menyelesaikannya diberi nilai 2• Amat sangat sulit menyelesaikannya diberi nilai 1Ketersediaan Sarana dan Teknologi• Amat sangat tersediadiberi nilai 5• Sangat tersediadiberi nilai 4• Cukup tersedia diberi nilai 3• Agak tersedia diberi nilai 2• Tidak tersedia diberi nilai 1

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Dengan menggunakan panduan SWOT didapatkan : Faktor internal sebagai kekuatan• Memberi peningkatan daya tahan tubuh balita• Menimbulkan rasa kasih sayang ibu • Mencegah penyakit infeksi• Penghematan, berhubungan dengan daya beli dan pengeluaran• Kepedulian lebih pada anak laki-lakiFaktor internal sebagai kelemahan• Bekerja sebagai karyawan pabrik• Pola asuh : anak dijaga nenek• Pendidikan ibu rendah• Pemberian susu formula berisiko terjadi diareFaktor eksternal sebagai potensi• Adanya kegiatan posyandu• Adanya kegiatan pengajian para ibu• Merupakan program prioritas pemerintahFaktor eksternal sebagai hambatan• Adanya pengaturan pekerjaan tidak diperboleh membawa anak dalam bekerja• Tidak ada tempat pemberian ASI dilingkungan/tempat umum• Harga susu formula mahal

PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH• Prioritas Pemecahan Masalah Kejadian Di Desa Campurejo

No Kriteria Bobot Skor (1-5) Faktor Risiko Kejadian ISPA

Pelayanan berbasis keluarga

Motivator keluarga

Lingkungan aserptif

Edukasi keluarga

1. Kemudahan 4 4x4 4x4 4x3 4x2

2. Ketersediaan sarana/ teknologi

3 3x5 3x5 3x5 3x4

3. Kegawatan 2 2x5 2x5 2x5 2x5

JUMLAH (BXS) 41 41 37 30

RANKING PRIORITAS

I I II III

PROGRAM AKSI PEMECAHAN MASALAHBerdasarkan SWOT dan MCUA alternatif pemecahan masalah

didapatkan :• Peningkatan pelayanan berbasis keluarga termasuk motivator

keluarga adalah prioritas pertama• Penciptaan lingkungan yang aseptif adalah prioritas kedua• Peningkatan edukasi keluarga adalah prioritas ketigaKetiga prioritas tersebut diupayakan melalui kegiatan yang

bertujuan merubah mind set keluarga dengan cara program edukasi yang berkesinambunagn dan terstruktur berupa :

• Persiapan• Pelaksanaan• Evaluasi

PELAKSANAAN

Aksi pemecahan masalah yang dilaksanakan pada tahapan Praktikum Lapangan Magister Epidemiologi tahun 2010, mencakup tahapan persiapan yaitu sosialisasi dan kampanye ASI dan Bebas Asap Rokok dalam rumah tangga yang dikemas dalam satuan kegiatan yaitu pembentukan konseling keluarga, dengan cara :

• Kampanye pembentukan konseling keluarga• Pembentukan konseling keluarga• Sumber dana yang dilakukan mandiri• Evaluasi

BAGIAN KELIMAPEMBAHASANPembahasan UmumKegiatan diagnosis komunitas di desa Campurejo puskesmas

Boja telah dilakukan beberapa tahapan yaitu :• Tahapan persiapan

Dengan pembekalan materi diagnosis komunitas dan diskusi• Tahapan menganalisis data sekunder • Tahapan pelaksanaan praktikum diagnosis komunitas diawali

dengan pengumpulan data primer terhadap masyarakat di desa Campurejo

Secara umum pelaksanaan tahapan pertama, kedua, ketiga tidak menemui hambatan atau permasalahan.

Pembahasan Khusus• Masyarakat dan pemerintah wajib memeilhara dan bertanggung

jawab atas status kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Namun sasaran pembangunan mewujudkan keluarga berperilaku hidup sehat (PHBS) masih rendah.

• Beberapa program pemerintah yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui Desa Siaga, Posyandu, Poskesdes telah tersebar di pelosok nusantara dan kegiatan ini memerlukan peran serta masyarakat agar dapat terlaksana.

BAGIAN KEENAMSIMPULAN SARANSimpulan• Penyakit yang dominan di Campurejo adalah ISPA pada balita• Faktor yang signifikan sebagai penyebab secara Sufficient

Cause dan Necessary cause adalah rendahnya pemberian ASI eksklusif, kebiasaan merokok, dalam rumah dan jenis kelamin balita

• Alternatif intervensi yang diperlukan untuk mengeliminasi faktor penyebab diatas adalah perlunya pelayanan berbasis keluarga dan motivator keluarga yang dikemas dalam kegiatan Pembentukan Konsultasi keluarga

Saran 1. Perlunya pembentukan kelompok konseling keluarga minimal

1 kelompok per RT2. Diharapkan pemerintah desa melibatkan BPD, PKK, Karang

Taruna Campurejo untuk mengembangkan pembentukan kelompok konseling keluarga dengan meneruskan tahapan :- Mengembangkan cakupan kampanye pembentukan konseling keluarga- Pelatihan motivator keluarga- Pembentukan kelompok konseling keluarga tiap rujukan tetangga- Penerbitan regulasi - Evaluasi dengan pendekatan sistem

top related