deskripsi usaha kerajinan ukir tembaga ......pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan...
Post on 06-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA MUDATAMA DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
JAWA TENGAH
SKRIPSI
Di susun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Studi Strata Satu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
DWI WIDI NUGROHO F1110008
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER
CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY CENTRAL JAVA
DWI WIDI NUGROHO
F1110008 The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality. This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper MudatamaCepogoBoyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects. The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and 5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8. Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made. Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Deskripsi Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Desa Cepogo Kabupaten Boyolali
Jawa Tengah”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana Strata S1 Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa selama
penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat doa, bimbingan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Dr. Suryanto, SE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi
petunjuk dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Reguler
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dr. Mugi Raharjo, M.Si dan Bapak Drs. Akhmad Daerobi, M.Si selaku penguji
skripsi yang memberikan masukan untuk menuju yang lebih.
5. Segenap Dosen dan seluruh Staf Kantor TU Program Strata Satu Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah
membantu proses pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian.
6. Sahabat-sahabatku Dani, Alvian (Asololey), Setiawan (Tengkleng), Habibi, Taufik
(John Lennon), Danang, Mas Bay, Kang Firman, Jerry, Rahardian (Ucil), Sadhu
(Lemu), Nur Hadi (Tabis), Wawan, Lek Rinto, Lek Andre dan “Wonder Girls” (Ayu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Atun, Maya, Ferra, Dita, Nikita, Mbak Kiki, dan Putri) yang selalu memberikan
motivasi kepada penulis, serta semua teman-teman seperjuangan di Ekonomi
Pembangunan 2010.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
terhadap segala kekurangan yang ada, sangat penulis harapkan dan penulis mengucapkan
terima kasih, penulis berharap semoga skripsi ini turut memberikan sumbangan manfaat
betapapun kecilnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Desember 2012
DWI WIDI NUGROHO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri Kecil 10
2.2 Pengelompokan Industri 12
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis 14
2.4 Analisa Keuntungan 15
2.5 Analisa Kelayakan Investasi 16
2.6 Penelitian Terdahulu 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 27
3.2 Jenis dan Sumber Data 27
3.3 Metode Pengambilan Data 28
3.4 Metode Analisa Data 29
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39
4.2 Ganbaran Umum Sentra Kerajinan Logam Desa Cepogo 43
4.3 Sejarah Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama 45
4.4 Pola Pembiayaan 46
4.5 Aspek-aspek Kelayakan 47
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan 71
5.2 Saran 72
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
1. Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011 4 2. Jumlah Penduduk Di Kecamatan Cepogo 41 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 42 4. Jumlah Pengrajin Logam Di Kecamatan Cepogo 44 5. Harga Produk Kerajinan 53 6. Fasilitas Produksi dan Peralatan 54 7. Analisa Keuntungan 60 8. Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama 62
9. Rencana Investasi Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama 63 10. Biaya Tetap 64 11. Biaya Variabel 64 12. Perhitungan EAT 65 13. Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama 65 14. Perhitungan NPV 67 15. Perhitungan IRR dan PV AKB Kedua 68 16. Perhitungan BCR 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Proses Pembuatan Kerajinan Logam 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Pendapatan Tahun 2007-2011
3. Analisa Keuntungan
4. Perhitungan PV Dengan Diskon Faktor 8%
5. Perhitungan Pajak Per Tahun
6. Biaya Operasional
7. Biaya Tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY
CENTRAL JAVA
DWI WIDI NUGROHO F1110008
The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality. This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper Mudatama Cepogo Boyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects. The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and 5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8. Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made. Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia secara
keseluruhan. Guna mencapai tujuan tersebut. maka pembangunan dibagi
dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial yang dilaksanakan secara
bertahap dan terpadu yang diharapkan dapat mengembangkan berbagai
potensi alam maupun potensi manusianya. Dalam rangka mengembangkan
potensi-potensi tersebut agar lebih rasional dan terarah diperlukan
informasi-informasi yang cukup dan dapat dipercaya sehingga setiap
permasalahan yang dihadapi dapat dikaji lebih teliti mendalam serta
direncanakan cara-cara pemecahan yang lebih baik dan tepat.
Tingginya tingkat pengangguran pada masa sekarang ini
menandakan belum mampunya pemerintah atau badan usaha swasta dalam
menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang terus
bertambah. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka cepat atau lambat
akan mempengaruhi perekonomian suatu daerah secara khusus dan
perekonomian nasional secara umum dan juga dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara umum.
Pembangunan sektor industri dewasa ini mendapat perhatian besar dari
pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kuat dan seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat pada sektor
industri yang maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Hubungan antara pembangunan pertanian dan industri didalam
masalah ketenagakerjaan bukan saja penting tetapi mempunyai arti yang
luas dan strategis. Karena pembangunan pertanian dapat berhasil dengan
baik jika didukung oleh pembangunan industri dan sebaliknya
pembanguunan industri dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
keberhasilan pembangunan pertanian. Pembangunan industri merupakan
bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi yang
berat sebelah pada produksi bahan mentah dan hasil-hasil pertanian kearah
struktur yang lebih seimbang dan serasi. Pembangunan industri juga
diarahkan untuk lebih meningkatkan peranan industri kecil dan kerajinan
rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan
pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu
produksi. Dengan berkembangannya industri kecil akan meningkatkan
pula pendapatan pengusaha dan pengerajin industri kecil, serta
kemampuannya untuk memasarkan dan mengekspor hasil-hasil
produksinya (Umar, 2005). Dalam upaya mengatasi hal-hal yang
disebutkan di atas yaitu penerapan tenaga kerja maka sektor industri kecil
dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor
industri dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil.
Karena industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
disekitarnya di samping dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang
berpenghasilan rendah. Menurut Muzhakir (2007,58) industri merupakan
himpunan semua penjual suatu produk di mana produk yang dihasilkan
tersebut merupakan pengolahan dari suatu bahan tertentu untuk
menghasilkan jasa pelayanan atau produk dalam bisnis.
Sebagaimana kita ketahui bersama kegiatan industri membutuhkan
supply tenaga kerja dari sektor pertanian. Sebaliknya disektor pertanian
untuk kelangsungan kegiatan usahanya menghendaki agar tambahan
angkatan kerja yang dihasilkan oleh keluarga petani tidak masuk lagi
kedalam sektor pertanian. Dengan kata lain. diharapkan agar sebagian
besar tenaga kerja ini dapat terserap oleh sektor-sektor lain diluar
pertanian misalnya industri. khususnya industri kecil.
Beberapa alasan mengapa prioritas utama diberikan bagi
pembangunan industri kecil pedesaan dapatlah disebutkan sebagai berikut:
- Karena letaknya didaerah pedesaan. maka diharapkan tidak akan
menambah jumlah migrasi ke kota atau dengan kata lain dapat
mengurangi urbanisasi.
- Sifatnya yang padat tenaga kerja memberikan kemampuan serap
lebih besar.
- Masih dimungkinkan bagi tenaga kerja yang terserap untuk kembali
berburuh tani dalam usahatani khususnya menjelang dan saat-saat
sibuk karena letaknya berdekatan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
- Penggunaan teknologi yang sederhana mudah dipelajari atau
dilaksanakan.
Keberadaan industri kecil ternyata dapat memberikan manfaat
sosial antara lain manfaat pertama: industri kecil dapat menciptakan
peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah.
Manfaat kedua: industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan
dan mobilitas tabungan domestik.
Adapun manfaat ketiga: industri kecil mempunyai kedudukan
komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil
menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya
tidak disediakan industri besar dan sedang. UMKM Kabupaten Boyolali
terdiri dari 42 persen dengan skala mikro, 32 persen skala kecil dan 26
persen skala menengah. Rata-rata umur usaha UMKM di kabupaten
Boyolali adalah 14 tahun.
Tabel 1 Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011 No Sektor UMKM Prosentase (%)
1 Pertanian 36
2 Industri Pengolahan 36
3 Perdagangan 14
4 Jasa 9
5 Pertambangan 2
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kabupaten Boyolali memiliki keterbatasan dalam pengembangan
usahanya (76 persen). Beberapa faktor pembatas pengembangan usaha
tersebut antara lain yaitu: persaingan (persaingan klaster, persaingan
domestik dan persaingan luar negeri), penyelundupan, kebjakan ekonomi,
kebijakan harga, penguasaan teknologi, permodalan dan manajerial.
Sementara itu, jumlah UMKM yang bermitra dengan bank dalam
pengembangan usaha hanya 35 persen dari total UMKM yang disurvei.
Selain itu, sekitar 39 persen UMKM di Kabupaten Boyolali telah
mengikuti pembinaan dalam mengembangkan usaha. Beberapa jenis
pembinaan tersebut antara lain yaitu: pembinaan teknis, manajemen,
pemasaran, promosi dan bantuan modal. Potensi perkembangan produk
UMKM di Kabupaten Boyolali masih potensial untuk dikembangkan lebih
lanjut. Hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi siklus produk UMKM di
Kabupaten Boyolali yang 36,5 persen berada dalam kondisi berkembang
dan 38,5 persen dalam kondisi matang.
Industri kecil dan kerajinan rumah tangga sangat beragam
banyaknya. Diantara industri kecil yang cukup dikenal yang berada
dipedesaan adalah usaha kerajinan logam. Produk kerajinan logam cukup
potensial untuk dikembangkan berhubungan dengan pangsa pasar yang
cukup besar seiring dengan pertumbuhan penduduk dan laju
pembangunan. Usaha kerajinan logam peranannya sangat besar bagi
masyarakat yaitu antara lain sebagai alternatif penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja peningkatan pendapatan kepada setiap pemilik faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
produksi baik secara langsung maupun tak langsung serta dapat
menciptakan pemerataan kesempatan kerja.
Bertolak dari uraian diatas penulis mencoba untuk mengadakan
penelitian terhadap Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama yang
merupakan salah satu industri kerajinan logam yang terbesar di Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali. Adapun faktor input dalam penelitian ini
dibatasi pada aspek ekonomi dan keuangan yang meliputi dana modal
tetap dan pinjaman.
1.2 Perumusan Masalah
Sudah menjadi kenyataan yang sukar untuk dibantah tidak semua
industri kecil yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun pemerintah
dapat mencapai hasil yang seperti diharapkan semula. Memang tidak
sedikit jumlah industri kecil yang dapat beroperasi dengan baik sejak
permulaan. Tetapi tidak sedikit pula industri kecil yang baru dalam masa
pembangunan saja telah keburu bangkut. Industri kecil yang bangkrut
tidak begitu saja dihapuskan tanpa menderita kerugian besar bagi
pemiliknya. Hal tersebut dapat disebabkan:
- Pemilik atau pelaksana pembangunan tidak memahami dengan jelas
syarat teknis apa yang harus mereka penuhi akibatnya bilamana
selama tahap pembangunan muncul masalah teknis yang berada di
luar jangkauan mereka, maka pelaksanaan proyek menjadi
terkatung-katung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
- Pimpinan pelaksanaan kurang ahli tidak jujur atau kurang
bertanggung jawab.
- Rencana pembangunan tidak cukup matang desain teknis kurang
sempurna.
- Salah dalam penentuan bahan peralatan tenaga kerja inti.
- Kebutuhan biaya pembangunan ternyata lebih tinggi daripada yang
dianggarkan.
- Timbul perubahan ekonomi keuangan. sosial atau politik negara
yang tidak menguntungkan.
- Timbul bencana alam didaerah lokasi industri.
Di sisi lain industri yang selamat selama tahap pembangunan dapat
pula tidak lancar operasinya karena hal-hal berikut:
- Pemasaran produk yang dihasilkan tidak dapat berjalan dengan
lancar.
- Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan bahan pembantu.
- Harga bahan baku dan pembantu jauh lebih tinggi dari pada yang
diperhitungkan semula.
- Kesulitan dalam pengadaan dana modal kerja.
- Kondisi atau kapasitas produksi, faktor produksi yang
dipergunakan jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
semestinya dengan akibat proyek tidak beroperasi secara
ekonomis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
- Proyek tidak mampu menarik tenaga pimpinan dan ahli yang
diperlukan.
- Hubungan kerja antara antara pimpinan dan karyawan tidak tidak
harmonis sehingga produktivitas kerja menjadi rendah.
- Industri tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang layak.
Bidang usaha tersebut terdiri dari berbagai macam sektor maka
tidak dapat diharapkan hanya satu macam pola studi yang dapat
dipergunakan untuk meneliti semua jenis industri dari semua sektor usaha.
Walaupun demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa analisis
pengembangan industri kecil mencakup Aspek Pasar dan Pemasaran,
Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan serta Aspek Ekonomi
dan Keuangan.
Setelah diuraikan seperti yang diatas yang mengacu pada Aspek
Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan
serta Aspek Ekonomi dan Keuangan kemudian muncul pertanyaan apakah
dengan menggunakan aspek-aspek tersebut mampu mengembangkan
industri kecil sesuai yang diharapkan dan menganaisis keuangan Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.
1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah. maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1.3.1 Tujuan
a. Untuk mendiskripsikan tentang aspek-aspek non financial yang
digunakan dalam pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.
b. Untuk menganalisis keuangan yang bermanfaat dalam
pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.
1.3.2 Manfaat penelitian
a. Sebagai salah suatu bahan masukan yang bermanfaat bagi
kepentingan usaha pembinaan dan pengembangan industri kecil
khususnya yang berada didaerah penelitian.
b. Sebagai salah satu sumber acuan ilmiah bagi kepentingan
penelitian lanjutan dalam kepentingan yang sama atau terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri Kecil
Menurut Sudarman (1992,6) yang dimaksud dengan industri adalah
kumpulan dari beberapa perusahaan yang menghasilkan barang sejenis.
sedangkan menurut BPS yang dimaksud dengan perusahaan industri
adalah suatu unit produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang
melakukan kegiatan untuk mengubah/mengolah bahan baku mentah atau
setengah jadi secara mekanis/non mekanis atau kimiawi sehingga menjadi
barang produk baru yang sifatnya lebih dekat kepada konsumen terakhir
dan lebih tinggi nilainya.
Sedangkan ekonomi industri menelaah struktur pasar dan
perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar perilaku dan kinerja pasar
(Jaya, 1994:23). Batasan industri kecil sampai saat ini belum ditetapkan
secara baku dan tegas. Menurut Departemen Perindustrian dan
Perdagangan didasarkan pada kriteria investasi yaitu atas dasar nilai
investasi di luar gedung dan tanah sebesar tujuh puluh juta rupiah (Rp
70.000.000,00) atau investasi tidak lebih dari Rp 625.000,00 per tenaga
kerja. Kemudian perbankan memberikan batasan serah terima kredit pada
maksimum seratus juta rupiah (Rp 100.000.000,00).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian pengertian
industri adalah kegitan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
pengertian dari industri yaitu suatu unit atau kesatuan produksi yang
terletak pada suatu tempat tertentuyang melakukan kegiatan mengubah
bahan baku mesin kimia atau dengan tanganmenjadi produk baru atau
mengubah barang-barang yang kurang nilainya dengan maksud untuk
mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.
Menurut undang-undang No. 9 tahun 1995 disebut usaha kecil
adalah usaha yang:
- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak
termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha.
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 milyard rupiah.
- Dimiliki oleh warga negara Indonesia.
- Berbentuk usaha orang perorangan. badan usaha yang berbadan
hukum termasuk koperasi.
- Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2.2 Pengelompokan Industri
Menurut departemen perindustrian, industri nasional di indonesia
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:
a. Industri dasar
Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam
dasar (IMLD) maupun kelompok industri kimia dasar (IKD),
sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain
meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan
lain sebagainya. Kelompok IKD yang merupakan kelompok
industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri
karet alam, industri pestisida, dan lain sebagainya. Namun jika
dilihat dari misinya industri dasar mempunyai tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan
struktur organisasi yang bersifat padat modal.
b. Industri kecil
Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan
tembakau), industri sandang seperti tekstil terbuat dari kulit (
tekstil, pakaian jadi, serta barang yang berbahan dasar terbuat
dari kulit), industri kimia, dan industri bangunan. Selain itu dalam
industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam
seperti mesin-mesin listrik,alat-alat ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Kelompok industri kecil ini dapat diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan
manfaat pasar dalam negeri dan luar negeri,
c. Industri hilir
Merupakan sekelompok aneka industri (AI) yang meliputi
industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang
mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber
daya pertanian secara luas. Industri ini merupakan aneka industri
yang mempunyai misi meningatkan pertumbuhan ekonomi atau
pemerataan serta memperluas kesmpatan kerja.
2.2.1 Menurut ekstensi dinamisnya
Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi
menjadi tiga antara lain:
a. Industri lokal
Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang
menguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat
yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha
umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan
yang bersifat subsistem. Dalam target pemasarannya yang terbatas
telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya
menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari
hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada
kelompok industri lokal ini jasa pedagang perantara boleh
dikatakan kurang menonjol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Industri sentra
Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi
satuan usahanya tergolong kedalam kecil akan tetapi ini
membentuk suatu pengelompokkan atau kawasan produksi yang
terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang
produksi yang sejenis.
c. Industri mandiri
Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan
sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah
berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi produksi yang
tinggi. Dalam relative tidak tergantung pada peranan pedagang
perantara.
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu bisnis dijalankan tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis ini
tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka
pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha
tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak
mendukung. Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan
dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan sumber daya manusia. aspek hukum dan legalitas, serta aspek
keuangan dan ekonomi. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan
tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang
untung ruginya usaha yang direncanakan. Studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Faktor yang membuat studi
kelayakan bisnis ini mengalami kesalahan diantaranya: data dan informasi
yang didapat kurang lengkap, tidak teliti, salah perhitungan, pelaksanaan
pekerjaan salah, kondisi lingkungan sekitar maupun unsur sengaja oleh
pembuatnya (Sugiharto, 2010).
Menurut Mugi Raharjo (2010), studi kelayakan (feasibility) adalah
langkah terakhir yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan proyek.
Umumnya studi kelayakan merupakan formulasi dari apa yang telah
dipikirkan perencanaan proyek. Hasil studi kelayakan bisa positif maupun
negatif, bila jawaban studi kelayakan positif maka proyek dapat
dibangun,sedangkan bila negatif seyogyanya tidak dibangun.
2.4 Analisa Keuntungan
Beberapa metode analisis usaha yang biasa dipakai untuk menguji
keuntungan yang diperoleh suatu usaha adalah analisis pendapatan usaha
dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio)
(Soekartawi,1995). Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan biaya
tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya
penerimaan tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.
Biaya tidak tetap bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh,
sedangkan selisih penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.
– TC
Keterangan:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
Kriteria yang digunakan:
- Apabila penerimaan total > biaya total, maka usaha dikatakan
untung.
- Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan
tidak untung dan tidak rugi.
- Apabila penerimaan total < biaya total, maka usaha dikatakan
rugi.
2.5 Analisa Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk melihat besarnya
manfaat yang diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang mempunyai konsekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
yang sangat besar sehingga diperlukan sikap kehati-hatian dalam
perencanaan dan pelaksanaanya. Sehingga dengan melakukan analisis
kelayakan ini akan menghasilkan suatu proyek atau usaha yang
menguntungkan. Kadariah (1999) menyatakan bahwa analisis investasi
dilakukan untuk menunjukkan dan membahas apakah suatu usaha layak
atau tidak untuk dilaksanakan dengan melihat umur investasi, nilai waktu
uang (Time Value of Money) serta perubahan-perubahan yang terjadi baik
dari segi input maupun output usaha tersebut. Untuk melakukan studi
kelayakan investasi terlebih dahulu harus menentukan dan
mempertimbangkan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Aspek-
aspek ini digunakan secara bersama-sama dan semua aspek-aspek ini
saling berhubungan jika suatu putusan mengenai satu aspek maka akan
mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek lain. Ada beberapa aspek
yang digunakan sebagai bahan evaluasi pada analisis kelayakan investasi
yaitu : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,
manajemen proyek industri, aspek ekonomi dan keuangan. Selain
beberapa aspek tersebut ada analisis yang menitikberatkan pada
pengunaan aspek-aspek diatas yaitu analisis finansial.
2.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Soeharto (1995,77) aspek pasar dan pemasaran
menempati urutan pertama dalam pengembangan industri kecil.
Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan
perkembangan permintaan selama masa kehidupan proyek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
akan datang diperkirakan dengan cermat. Analisis aspek pemasaran
dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran yaitu
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Tanpa
perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti di kemudian hari
industri kecil dapat terancam kesulitan yang timbul karena adanya
kekurangan atau kelebihan permintaan. Kekurangan permintaan
produk mengakibatkan mesin dan peralatan bekerja dibawah
kapasitas produksinya, jumah karyawan menjadi berlebihan
organisasi perusahaan tidak sepadan, beban biaya tetap menjadi
berat. Dari segi pemasaran produk dapat diharapkan bilamana
produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat dipasaran serta
dapat menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan
menguntungkan.
2.5.2 Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang
berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini sangat
penting dan harus dibuat secara jelas agar analisa secara teknis
dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek dapat berjalan dengan
lancar apabila aspek secara teknis dapat dilakukan. Manfaat lain
penggunaan analisa secara teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal
pelaksanaan.
Menurut Soeharto (1995), aspek teknis dan teknologis
dapat ditentukan besar proyek dalam kapasitas produksi ekonomis
yang paling ideal serta jenis teknologi kemudian diajukan pilihan
mesin dan peralatan yang diperlukan. Banyak proyek industri
mempergunakan bahan baku dan pembantu dengan standar teknis
tertentu, ada kalanya harus didatangkan dari luar negeri. Untuk
menghindarkan kesulitan operasi karena kekurangan bahan, maka
dalam studi kelayakan proyek harus diperoleh informasi tentang
jenis dan jumlah bahan baku dan pembantu yang dibutuhkan untuk
tiap tingkat kegiatan produksi yang direncanakan. Selain itu wajib
pula diketahui bagaimana dan dari mana kedua golongan bahan
baku tersebut dapat diperoleh.
2.5.3 Aspek Lingkungan
Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia
mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya
perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh
kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada suatu taraf budaya manusia menganggap dirinya
mampu menguasai dan memanipulir alam lingkungan yang
merugikan manusia itu sendiri. Akibat dari pembangunan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tidak memperhatikan lingkungan berakibat pada terjadinya
bencana alam yaitu banjir, kekeringan, pemborosan sumber daya
alam, pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam
lainnya. Berbagai masalah tersebut timbul karena keputusan
pembangunan hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi dan
tidak memperhitungkan aspek lingkungan (Mugi Raharjo,
2010:187).
Dengan adanya berbagai masalah tersebut timbul pemikiran
baru bahwa pemecahan masalah – masalah akibat pembangunan
tidaklah cukup hanya dengan ilmu dan teknologi, akan tetapi harus
melalui pemahaman hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan hidupnya secara menyeluruh. Pertimbangan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup perlu dijaga
kemampuan daya dukungnya karena berfungsi sebagai; sebagai
ruang tempat tinggal manusia; sebagai sumberdaya hayati maupun
non hayati yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
2.5.4 Aspek Ekonomi Dan Keuangan
Menurut Ibrahim (2003,87) pengkajian aspek ekonomi dan
keuangan diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun dan kemudian mengoperasikan proyek. Aspek
ekonomi dan keuangan ini menyangkut terutama membandingkan
antara pengeluaran uang dengan penerimaan atau pendapatan, yaitu
apakah dana yang diperlukan dalam proyek tersebut akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
terjamin, apakah proyek tersebut akan mampu untuk
mengembalikan dana tersebut dan apakah proyek tersebut akan
berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat
berdiri sendiri (Kadariah,1999). Dana untuk membangun industri
lazim disebut dana modal tetap, dipergunakan antara lain untuk
membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, gedung,
mesin, peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan
pembangunan industri serta pengadaan pengadaan dana modal
tetap itu sendiri, misalnya bunga pinjaman selama masa
pembangunan proyek. Dana yang dibutuhkan untuk memutar roda
operasi proyek setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja.
Dalam perhitungan jumlah dana keseluruhan proyek jumlah
modal kerja dihitung secara netto dalam arti jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membiayai seluruh harga lancar dikurangi
dengan jumlah hutang jangka pendek yang diharapkan dapat
diperoleh dari pihak ketiga. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007,97)
dalam aspek keuangan dan ekonomi terdapat lima kriteria yang
biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi yaitu Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV),
Average Rate of Return (ARR), Internal Rate of Return (IRR),
Profibility Index (PI), serta berbagai rasio keuangan seperti rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2.6 Penelitian Terdahulu
Arifin (2005) yang penelitianya yang berjudul tentang Mutually
Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha Industri
Kecil di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di
kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen untuk masa yang akan datang
berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang mengakibatkan
berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil kerajinan rotan
serta mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapai oleh para
pengusaha kerajinan rotan khususnya di kecamatan Jeumpa Kabupaten
Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang didapat langsung dengan mewawancara pemilik dari tempat usaha
kerajinan rotan yang berasal dari tiga usaha industri kerajinan rotan yaitu
Al- Fata. Coslat Rotan Furniture dan UD.Fadillah. Untuk menguji
hipotesis digunakan model Studi Kelayakan Bisnis yaitu : Net Present
Value, Internal Rate of Return, dan Net Benefit Cost of ratio dan lain
sebagainya. Dalam penentuan pemilihan terhadap usaha yang akan
diinvestasikan dan memiliki propek digunakan metode Mutually Exclusive
Alternative project untuk mendapatkan perbandingan dari ketiga usaha
tersebut dan diperoleh hasil bahwa NPV usaha kerajinan rotan Al-Fata
adalah Rp 714.104,- Coslat Rotan Furniture Rp 1.147.172,- dan
UD.Fadillah Rp 56.854,- dengan IRR berturut-turut 18,78%, 37,16%, dan
18,07% dan Net B/C masing-masing sebesar 1,02; 1,11; dan 1,00. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ketiga hasil tersebut. dengan menggunakan metode pemilihan usaha
Mutually exclusive alternative project maka usaha kerajinan Coslat Rotan
Furniture yang memiliki NPV, IRR, dan Net B/C tertinggi yang memiliki
prospek yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun usaha tersebut
memiliki jumlah investasi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan Al-
Fata dan UD. Fadillah.
Afandi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Studi
Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan
Karya bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pengembangan
usaha tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan
keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam. Adapun studi kelayakan
pengembangan usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek-aspek studi
kelayakan yaitu aspek pasar dan pemasaran. aspek teknis produksi dan
teknologis. aspek manajemen dan sumber daya manusia. aspek hukum dan
legalitas. serta aspek keuangan dan ekonomi. Untuk perhitungan
digunakan lima metode alat analisis kelayakan investasi dengan hasil
perhitungan sebagai berikut: Metode Payback Period menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000
adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return)
menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar
215,91%, Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif
sebesar Rp 225.586.113. Dari metode IRR (Internal Rate of Return)
diperoleh tingkat bunga sebesar 37.77%. Hasil ini menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga
yang ditentukan yaitu 14%. Sedangkan Metode PI (Profitabilitas Indeks)
menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72.
Dari perhitungan lima metode tersebut dapat ditunjukkan juga bahwa
rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima
dan layak dikembangkan.
Novi Itsna Hidayati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
Kelayakan Usaha Agribisnis Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten
Lamongan yang membahas tentang pengembangan ayam ras pedaging
dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani serta peningkatan
pendapatan masyarakat. Pada tahun 2001, yaitu 4 tahun setelah terjadinya
krisis ekonomi dan moneter sampai tahun 2002, masyarakat yang
mengelola usaha peternakan rakyat di Jawa Timur masih mendapatkan
keuntungan yang cukup baik. Akan tetapi sejak tahun 2005, setelah
terjadinya wabah flu burung, usaha peternakan ayam ras pedaging
mengalami permasalahan yang mengancam keberlanjutannya. Hal ini
disebabkan karena antar produksi ayam ras pedaging dan konsumsi daging
ayam ras pedaging yang mengalami penurunan yang sangat tajam tujuan
dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji kelayakan usaha agribisnis ayam ras
pedaging pola kemitraan di Kabupaten Lamongan dari aspel financial; 2)
menentukan skala usaha yang layak di usahakan oleh peternak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Usaha agribisnis ayam ras pedaging pola
kemitraan memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini dapat dilihat dari Payback
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Period selam 4 tahun 11 bulan, Break Even Point sebanyak 1.888 ekor
atau setara dengan Rp.40..929.250, NPV positif sebesar Rp.59.224.851
dan IRR sebesar 23,58%. Semakin besar skala usaha (volume
pemeliharaan) ayam, keuntungan bersih yang diterima peternak semakin
besar. Analisis sensitivitas dengan kenaikan biaya produksi 2,5% disertai
penurunan pendapatan 2,5% memberikan nilai NPV positif Rp.21.468.025
dengan IRR sebesar 16,79%. Analisis sensivitas skala usaha dengan
mempergunakan metode simulasi rumus-rumus BEP menunjukkan hal
yang paling mungkin dilakukan oleh peternak dalam meningkatkan
keuntungan dari kondisi yang sedang terjadi di lapangan adalah dengan
meningkatkan volume penjualan, sehingga peternak mendapatkan nilai
tambah pendapatan yang optimal.
Fronthea Satrawati (2011) dalam penelitian yang berjudul Studi
Kelayakan Pengasapan Ikan dengan Asap Limbah Cair Pertanian yang
membahas tentang pengasapan cairan limbah pertanian sebagai salah satu
pengganti alternatif untuk industri pengasapan tradisional yang memiliki
beberapa usaha dalam hal keselamatan dan lingkungan. Metode yang
digunakan adalah deskripsi studi kasus dengan kuesioner sebagai
instrument untuk memperoleh data. Estimasi model analisis regresi ganda
diaplikasikan untuk menginterpretasikan hasil tersebut. Cairan produksi
pengasapan menggunakan limbah pertanian adalah nilai layak NPV dari
108.461.057; IRR (%) = 33,29%, dan PP = 2,8 tahun. Sedangkan Lele,
Skipjack, dan Stingray merokok nilai ikan NPV = 63,35, IRR = 24,74, PP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
= 3,31, NPV = 54,31, IRR = 23,33, PP = 3,35, NPV = 45,07, IRR = 21,50;
PP = 3,46. Produksi limbah pertanian cairan asap dan ikan asap
menggunakan cairan limbah pertanian adalah karena menghasilkan
keunggulan layak, keamanan produk dan dapat diterima oleh konsumen
dan juga menguntungkan. Break Event Point acara juga bisa dicapai dalam
waktu singkat.
H.A. Husainie Syahrani (2001) dalam penelitian yang berjudul
Analisis Kelayakan Finansial Kebun Hutan Dengan Tanaman Buah
Durian Di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur
yang membahas tentang tingkat manfaat dan kelayakan durian (Durio
Zibethinus Murr) hutan taman bisnis dengan analisis aspek keuangan di
Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. Metodologi
penelitian yang kita gunakan adalah observasi lapangan dan wawancara.
Pengolahan data dengan analisis keuangan seperti Payback Period, NPV,
Benefit Cost Ratio Bersih dan Internal Rate of Return. Hasil akhir
menunjukkan hutan pengembangan bisnis taman dengan durian (Durio
Zibethinus Murr) perkebunan sangat menguntungkan mampu dan
kelayakan untuk mengembangkan pada masyarakat pembangunan, dapat
dilihat pada NPV, Net Benefit Cost Ratio dan Internal Rate of Return
Nilai: 20,94% di mana setiap keluarga membutuhkan 0,5 ha lahan untuk
tingkat diskonto 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
yang berada di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Boyolali. Dipilihnya Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama karena merupakan salah satu usaha
kerajinan logam terbesar di Desa Tumang Kecamatan Cepogo dan permintaan
barang kerajinan logam dari usaha tersebut banyak baik dari dalam maupun
luar negeri.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan data primer yaitu pengumpulan data dari
penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu Usaha Kerajinan
Ukir Tembaga Mudatama. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung
dengan para informan yaitu meliputi: pemilik Usaha Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama, tenaga kerja Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama serta
melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data primer yang
dikumpulkan meliputi gambaran tentang usaha yang dilakukan, biaya
operasional, sumber modal, volume penjualan dan volume pembelian.
Data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Boyolali, Biro Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, Kecamatan
Cepogo, Kabupaten Boyolali dan lembaga atau instansi yang terkait atau
berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh berupa data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pemasaran, laporan keuangan, profil daerah Kecamatan, biaya produksi, data
geografi, dan data lain, serta literatur yang menunjang dalam penelitian ini.
3.3 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut:
3.3.1 Studi pustaka dan survei pendahuluan
Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui
kondisi umum lokasi penelitian, serta membantu pengumpulan
informasi-informasi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau informan
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara) (Soeratno dan Arsyad, 1995:92). Wawancara dilakukan
langsung dengan pimpinan, serta tenaga kerja Usaha Kerajinan Ukir
Tembaga Mudatama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3.3.3 Pengamatan Atau Observasi Lapangan
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung (Soeratno dan Arsyad,
1995:92). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data primer
dengan cara mengamati, meneliti kegiatan yang sedang berlangsung
di Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama, sehingga diperoleh
data yang faktual dan aktual.
3.4 Metode Analisa Data
Studi kelayakan pembiayaan pengembangan industri kecil mencakup
beberapa aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,
aspek manajemen operasi proyek serta aspek ekonomi dan keuangan. Data dan
informasi yang diperoleh ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan kelayakan investasi, analisis pendapatan usaha dan analisis
finansial. Dalam melakukan analisis data kuantitatif berupa komponen biaya
investasi, biaya tetap, biaya variabel, dan penerimaan usaha.
3.4.1 Analisisa Keuntungan
Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan
biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.
Jadi besarnya penerimaan tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap bergantung pada besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kecilnya produksi yang diperoleh, sedangkan selisih penerimaan
dan semua biaya yang dikeluarkan.
– TC
Keterangan:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
3.4.2 Analisis Kelayakan Investasi
Ada beberapa aspek yang digunakan sebagai bahan evaluasi
pada analisis kelayakan investasi yaitu : aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologis, manajemen proyek
industri, aspek ekonomi dan keuangan.
3.4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pada tahap ini besar permintaan produk serta
kecenderungan perkembangan permintaan selama masa
kehidupan proyek yang akan datang diperkirakan dengan
cermat. Analisis aspek pemasaran dilakukan dengan
menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Tanpa perkiraan
jumlah permintaan produk yang diteliti di kemudian hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
industri kecil dapat terancam kesulitan yang timbul karena
adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Kekurangan
permintaan produk mengakibatkan mesin dan peralatan
bekerja dibawah kapasitas produksinya. jumah karyawan
menjadi berlebihan, organisasi perusahaan tidak sepadan,
beban biaya tetap menjadi berat. Dari segi pemasaran
produk dapat diharapkan bilamana produk yang dihasilkan
mampu mendapat tempat dipasaran serta dapat
menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan
menguntungkan.
3.4.2.2 Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang
berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal
ini sangat penting dan harus dibuat secara jelas. agar analisa
secara teknis dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek
dapat berjalan dengan lancar, apabila aspek secara teknis
dapat dilakukan. Manfaat lain penggunaan analisa secara
teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus
dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap
awal pelaksanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3.4.2.3 Aspek Lingkungan
Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia
mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup
untuk tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya
perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh
kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada suatu taraf budaya manusia menganggap
dirinya mampu menguasai dan memanipulir alam
lingkungan yang merugikan manusia itu sendiri. Akibat
dari pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan
berakibat pada terjadinya bencana alam yaitu banjir,
kekeringan, pemborosan sumber daya alam, pencemaran
lingkungan dan kerusakan sumber daya alam lainnya.
3.4.2.4 Aspek Ekonomi dan Finansial
Pengkajian aspek ekonomi dan keuangan
diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun dan kemudian mengoperasikan proyek. Aspek
ekonomi dan keuangan ini menyangkut terutama
membandingkan antara pengeluaran uang dengan
penerimaan atau pendapatan yaitu apakah dana yang
diperlukan dalam proyek tersebut akan terjamin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
apakah proyek tersebut akan mampu untuk mengembalikan
dana tersebut dan apakah proyek tersebut akan berkembang
sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri
sendiri.
3.4.2.5 Alat Analisis Kelayakan Investasi
Menurut Ibrahim (2003,141) formulasi yang biasa
digunakan untuk analisis kriteria investasi dengan metode
Mutually Exclusive Alternative Project adalah sebagai
berikut:
1) Menghitung PBP ( Payback Period )
PBP digunakan untuk memperkirakan lama
waktu yang dibutuhkan proyek untuk mengembalikan
investasi dan modal kerja yang ditanam. Cara
menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan
suatu proyek adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Keterangan:
a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu
proyek yang ditetapkan maka suatu proyek
dinyatakan layak.
b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu
proyek maka suatu proyek dinyatakan tidak layak.
2) Menghitung NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih
antara present value dari benefit dan present value
dari biaya-biaya. PV disini sebenarnya adalah
singkatan dari present value. Dalam analisis rumus ini
dibuat sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran
dan penerimaan tercatat dengan rapi dari tahun ke
tahun. Tetapi yang masuk dalam analisis hanyalah
hasil bersih dari tahun ke tahun, oleh karenanya
rumus untuk present value ialah (Mugi Raharjo,
2010,128):
kkk
n
k iCR
NPV)1(0 +
-= å
=
Keterangan:
Rk = renenue tahun ke-k
Ck = biaya-biaya tahun ke-k
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Interpretasi rumus ini adalah bahwa untuk
k=0, berarti tahun awal f0 adalah pengeluaran
investasi proyek. Di sisni telah diambil suatu asumsi
bahwa masa konstruksi dari proyek sama dengan atau
lebih kecil dari satu tahun. Untuk menginterpretasikan
kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari hasil
perhitungan NPV sebagai berikut:
a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk
dilaksanakan secara finansial;
b. Apabila NPV = nol, berarti proyek
mengembalikan dananya persis sama besar dengan
tingkat suku bunganya (Social Opportunity of
Capital nya).
c. Apabila NPV < 0, berarti proyek tidak layak
untuk dilanjutkan karena proyek tidak dapat
menutupi social opportunity cost of capital yang
digunakan.
3) Menghitung IRR ( Internal Rate of Return)
Tingkat pengembalian internal atau dikenal
dengan Internal Rate of Return (IRR) merupakan
suatu teknik untuk membuat peringkat usulan
investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
atas investasi. Internal Rate of Return (IRR)
menunjukkan bahwa tingkat bunga yang akan
menghasilkan present value dari sebuah proyek atau
usaha sama dengan nol.
Gambar 1: Mencari IRR
Kurva lengkung tersebut memotong sumbu
r, yaitu untuk NPV=0 dan harga yang bersangkutan
adalah IRR yang dicari. Oleh karena tujuan adalah
mencari harga r tersebut, maka di sini diturunkan cara
pendekatan interpolasi. Dalam gambar diatas segitiga-
segitiga r1 BNPV2 dianggap mempunyai sisi lurus
artinya garis NPV1 – B – NPV2 dianggap garis lurus.
Dengan demikian panjang dari r1 B atau r2 B juga
dapat dicari dengan rumus segitiga. Harga yang
diketahui adalah NPV1 yang sesuai dengan harga
coba-coba r1dan NPV2 yang sesuai dengn harga coba-
coba r2.
NPV1
NPV=0
rt rB r2
NPV2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
)( 12
21
22 rr
NPVNPV
NPVrIRR -
-+=
Kelayakan suatu proyek dapat didekati
dengan mempertimbangkan nilai IRR sebagai
berikut:
a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai
tingkat suku bunganya maka proyek tersebut layak
untuk dikerjakan.
b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari
tingkat suku bunganya maka proyek tersebut
dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.
4) Menghitung BCR (Benefit Cost Ratio)
Benefit cost ratio merupakan perbandingan
antara Present Value Benefit dengan Present Value
Cost. BCR ini menunjukkan gambaran berapa kali
lipat manfaat (benefit) yang kita peroleh dari biaya
(cost) yang kita keluarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keterangan:
a. Apabila nilai BCR sama atau lebih besar
dari 1 maka proyek tersebut layak untuk
dikerjakan.
b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang
dari 1 maka proyek tersebut dinyatakan
tidak layak untuk dikerjakan.
å
å
=
== t
tt
t
tt
DFC
DFBBCR
0
0
)(
)(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB 4
ANALISISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a) Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari Kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara 1100 22 -1100 50 Bujur
Timur dan 70 7 -70 36 Lintang Selatan dengan ketinggian antara 75-
1500 meter diatas permukaan laut. Luas wilayahnya yaitu 1.015.07
km2. Perbatasan Wilayah Kabupaten Boyolali adalah:
· Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar,
Kota Surakarta, Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Sukoharjo.
· Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Semarang.
· Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Semarang.
· Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan DIY.
Wilayah ini terbagi atas 19 Kecamatan 263 Desa dan 4
Kelurahan. Karakteristik jenis tanah bagian timur laut sekitar wilayah
Kecamatan Karanggede dan Simo pada umumnya tanah lempung,
bagian tenggara sekitar wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit
pada umumnya tanah geluh, bagian barat laut sekitar wilayah
Kecamatan Musuk dan Cepogo pada umumnya tanah berpasir, bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Utara sepanjang perbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan pada
umumnya tanah berkapur.
b) Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Kecamatan Cepogo berdasarkan hasil sensus
penduduk tahun 2010 tercatat sebesar 53.280 jiwa dengan jumlah
penduduk laki–laki sebesar 26.222 jiwa, jumlah penduduk perempuan
sebesar 27.058 jiwa dan dengan kepadatan penduduk sebesar 1,005
Jiwa/Km2. Jumlah penduduk Kecamatan Cepogo tahun 2011 jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada dua tahun sebelumnya
yaitu pada tahun 2007 sebesar 52.160 jiwa dengan jumlah penduduk
laki – laki 25.650 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 26.510 jiwa
dan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 51.722 jiwa dengan
jumlah penduduk laki–laki sebesar 25.439 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebesar 26.283 jiwa. Berdasarkan data di atas, berarti
dalam tiga tahun terakhir jumlah penduduk di Kecamatan Cepogo terus
mengalami kenaikan (Sumber: Kecamatan Cepogo Dalam Angka
Tahun 2010).
Menurut tabel 3 di kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa
Paras dengan jumlah kepadatan penduduk per km² sebesar 1779,
kemudian Desa Cepogo sebesar 1747, Desa Sukabumi sebesar 1233,
Desa Gubug sebesar 1199, Desa Candigatak sebesar 1060, Desa
Sumbung Sebesar 1033, Desa Mliwis sebesar 1019, Desa Gedangan
sebesar 983, Desa Cabeankunti sebesar 913, Desa Jelok sebesar 894,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Desa Genting sebesar 888, Desa Bakulan sebesar 859, Desa Jombong
sebesar 737 dan terakhir Desa Wonodoyo sebesar 395.
Tabel 2 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Cepogo Tahun 2011
Desa
Luas (km²)
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Perempuan Jumlah Kepadatan Penduduk (jiwa/km²)
Wonodoyo 5,8800 1.133 1.192 2.325 395
Jombong 3,0240 1.118 1.111 2.229 737
Gedangan 3,9600 1.937 1.954 3.891 983
Sumbung 3,5380 1.799 1.857 3.656 1033
Paras 0,5380 468 489 957 1779
Jelok 6,1100 2.654 2.810 5.464 894
Bakulan 2,1210 889 932 1.821 859
Mliwis 5,4790 2.737 2.847 5.584 1019
Sukabumi 2,5730 1.557 1.616 3.173 1233
Genting 2,3210 1.015 1.045 2.060 888
Cepogo 3,8530 3.272 3.460 6.732 1747
Kambangkuning 3,5670 2.060 2.097 4.157 1165
Cabeankunti 4,1080 1.845 1.904 3.749 913
Candigatak 2,9100 1.522 1.563 3.085 1060
Gubug 3,0160 1.796 1.821 3.617 1199
Jumlah 52,9980 25.802 26.698 52.500 991
Sumber : Kecamatan Cepogo 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
c) Mata Pencaharian
Komposisi menurut mata pencaharian merupakan jumlah
penduduk yang bekerja (usia 10 tahun ke atas) menurut lapangan
pekerjaan utama dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Boyolali, pada tahun 2012
jenis lapangan pekerjaan yang ditekuni penduduk Kecamatan Cepogo
ada berbagai macam. Pada tabel 4 akan memperlihatkan banyaknya
penduduk menurut mata pencahariannya.
Tabel 3 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian
(Usia 10 Tahun Ke Atas) di Kecamatan Cepogo tahun 2009 – 2010
No Lapangan Pekerjaan 2009 2010 Pertumbuhan 2009-2010 (%)
1 Pertanian Tanaman Pangan 19.285 19.337 0,27%
2 Perkebunan 1.882 1.964 4,36%
3 Perikanan - - -
4 Peternakan 9.335 9.772 4,68%
5 Pertanian Lainnya - - -
6 Industri Pengolahan 2.475 2.495 0,81%
7 Perdagangan 2.320 2.349 1,25%
8 Jasa 583 594 1,89%
9 Angkutan 432 452 6,02%
10 Lainnya 7.675 7.309 - 4,77%
Jumlah 43.987 44.272
Sumber : Badan Pusat Statistik 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Menurut tabel 4 di atas banyaknya penduduk menurut mata
pencaharian (usia 10 tahun ke atas) tertinggi adalah disektor angkutan
sebesar 6,02 kemudian sektor Peternakan sebesar 4,68, sektor
Perkebunan sebesar 4,36, sektor Jasa sebesar 1,89, sektor perdagangan
sebesar 1,25, sektor industri pengolahan sebesar 0.81, sektor pertanian
tanaman pangan sebesar 0,27 dan sisanya sebesar -4,77.
4.2 Gambaran Umum Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali
Kecamatan Cepogo merupakan salah satu dari kecamatan di
Kabupaten Boyolali yang sudah berpuluh–puluh tahun dikenal sebagai
sentra kerajinan logam. Produknya sudah sejak lama dikenal konsumen
tidak hanya konsumen domestik tetapi juga konsumen luar negeri.
Popularitas sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali di mata kalangan konsumen itu bisa dicapai berkat keuletan,
ketelatenan dan kerja keras serta sentuhan seni bernilai tinggi dari para
perajin barang logam di daerah tersebut. Dengan banyaknya peminat
kerajinan ukir tembaga di Kecamatan Cepogo merupakan aset tersendiri
baik dalam menunjang pembangunan serta pengentasan kemiskinan yang
diantaranya pengurangan jumlah pengangguran dan menyerap banyak
pekerja terutama pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, karena untuk
menjadi seorang pengrajin logam yang dibutuhkan adalah skill dalam
menempa, mengukir dan merealisasikan desain gambar menjadi sebuah
karya seni kerajinan logam. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang diserap maka akan membantu pemerintah dalam mengetaskan dan
mengurangi pengangguran terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang
kebutuhan akan karya seni dengan nilai artistik yang tinggi justru semakin
meningkat sehingga perkembangan industri ini semakin lama semakin
maju sehingga tentunya akan semakin banyak karyawan yang direkrut dan
dipekerjakan dalam kerajinan ukir tembaga ini.
Tabel 4 Jumlah Kerajinan Ukir Tembaga Berdasarkan Bidang Usaha
Beserta Jumlah Tenaga Kerja Di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali
Jenis Bidang Usaha Jumlah
1. Industri pengrajin ukir tembaga
2. Indusri pengrajin tembaga
3. Industri pengrajin alumunium
37
7
16
Total 60
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2011
Kecamatan Cepogo di Kabupaten Boyolali memiliki sentra
kerajinan logam yang terdiri dari kelompok pengrajin tembaga
pengrajin ukir tembaga maupun pengrajin dari logam lainnya seperti
alumunium. Kelompok pengrajin terbesar adalah pengrajin ukir logam
yang jumlahnya mencapai 37 kelompok usaha dan melibatkan 200
tenaga kerja. Produk yang dihasilkan dari kelompok ini sangat
bervariatif tergantung dari kemampuan kelompok mengembangkan
produknya dan juga dipengaruhi oleh desain yang dibuat oleh pemesan.
Adapun produk yang dihasilkan berupa: hiasan dinding, relief, kaligrafi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
lampu gantung, lampu dinding, lampu taman, asbak, vas, tempat lilin,
tempat buah, bokor, jambangan, kubah dan interior logam serta produk-
produk cinderamata yang lain. Pengrajin tembaga terdiri dari 7 kelompok
usaha dengan tenaga kerja berjumlah 30 orang yang memproduksi
tembaga tanpa ukir. Produk yang dihasilkan adalah peralatan rumah
tangga dan cor tembaga. Pengrajin alumunium biasanya memproduksi
peralatan rumah tangga seperti dandang, ceret, wajan. Jumlahnya sudah
tidak banyak lagi hanya 16 kelompok dengan didukung 96 tenaga kerja.
4.3 Sejarah Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Sentra kerajinan ukir tembaga Mudatama didirikan pada tahun
1982 oleh bapak Supri Hariyanto dengan jumlah tenanga kerja 100 orang
yang berasal dari warga sekitar desa Tumang. Dengan modal yang bisa
dikatakan cukup kerajinan ukir tembaga Mudatama pada waktu itu hanya
memproduksi vas. tempat lilin, tempat buah, bokor, jambangan dan
cinderamata, pemasaran produknya pun hanya sekitar wilayah lokal seperti
Karesidenan Surakarta dan Semarang. Dalam perkembangannya kerajinan
ukir tembaga Mudatama tidak berjalan mulus seperti sekarang dan
beberapa kali mengalami jatuh bangun serta para karyawan yang sudah
berpengalaman memilih keluar untuk mendirikan usaha sendiri oleh
karena itu jumlah karyawannya pun juga semakin berkurang sebagai
contohnya akibat krisis ekonomi pada tahun 1998 permintaan akan barang-
barang logam mengalami penurunan yang drastis baik dalam maupun luar
negeri. Semakin berkembangnya waktu kerajinan ukir tembaga Mudatama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mendapatkan modal pinjaman dari pihak bank untuk mengembangkan
usaha sehingga barang-barang yang diproduksi semakin bervariatif antara
lain: hiasan dinding, relief, kaligrafi, jambangan, dan kubah, serta semakin
meningkatnya jumlah permintaan barang kerajinan dari logam maka
jumlah tenaga kerjanya pun juga semakin bertambah menjadi 26 orang
dengan pemasaran produknya sudah mencapai seluruh Indonesia dan
mancanegara.
4.4 Pola Pembiayaan
Seperti halnya pelaku usaha skala mikro dan menengah yang masih
mengandalkan modal sendiri dan pinjaman maka kegiatan pembuatan
kerajinan ukir tembaga Mudatama di desa Tumang Kabupaten Boyolali
juga masih dipenuhi melalui modal pinjaman. Tercatat ada lembaga
keuangan bank maupun bukan bank yang sudah menyalurkan kredit
kepada kerajinan ukir tembaga Mudatama di Desa Tumang Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali yaitu dengan plafond kredit Rp.
500.000.000,00 s/d Rp. 1.000.000.000,00 untuk pembiayaan modal kerja.
Jangka waktu pengembalian selama 4 tahun suku bunga 8 % pertahun
dengan angsuran pokok dan bunga dilakukan setiap bulannya. Kebijakan
penyaluran pembiayaan investasi dapat terealisasi untuk usaha kerajinan
logam di Desa Tumang Kabupaten Boyolali namun demikian pembiayaan
investasi sangat dimungkinkan karena berdasarkan wawancara dengan
perajin bahwa jumlah modal yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap
kemampuan dalam pembelian bahan baku untuk membuat berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
macam kerajinan dari logam. Pihak bank masih menerapkan kriteria
karakter pengusaha dengan melakukan kunjungan ke lokasi pembenihan
diskusi pola usaha dan pembiayaan usaha pembenihan disamping aturan
standar yang diterapkan bank kepada calondebitur (5C). Melalui metode
seperti itu baik pihak bank maupun calon debitur dapat memahami
kebutuhan masing-masing sehingga dengan kelengkapan administrasi
pengajuan pinjaman oleh calon debitur maka dana akan dicairkan dalam
waktu 5-6 hari efektif.
4.5 Aspek-Aspek Kelayakan
4.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
4.5.1.1 Pemasaran Produk
Kerajinan logam merupakan warisan turun menurun sejak
dahulu dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga dan sebuah
produk dari UKM yang paling diandalkan untuk ekspor ke luar
negeri. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh heritage yang
merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat sebagai
contoh misalnya kerajinan batik yang mempunyai corak sendiri-
sendiri tergantung darimana asal budaya yang mempengaruhi. Pada
awalnya kerajinan tembaga hanya memproduksi alat untuk
memasak yang berupa kwali, dandang, wajan dan jambangan,
seiring berjalannya waktu kerajinan sudah menciptakan berbagai
macam variatif antara lain vas, tempat lampu, kaligrafi dan lain-
lain. Kerajinan dari logam banyak diminati masyarakat karena awet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tidak mudah rusak dan mudah dibersihkan daripada kerajinan dari
kayu maupun kaca sehingga kerajinan dari logam mempunyai nilai
jual yang tinggi dengan harga yang juga mahal. Dengan jumlah
pengrajin logam di Desa Tumang Kabupaten Boyolali banyak
maka bisa disebut dengan Pasar Persaingan Sempurna karena
jumlah penjual dan pembeli juga banyak dan harga tidak bisa
ditentukan oleh penjual maupun pembeli serta barang yang
diperjualbelikan juga bersifat homogen karena mereka sama-sama
memproduksi kerajinan yang terbuat dari logam.
Transaksi jual beli tidak lagi hanya dilakukan di pasar
tetapi bisa di toko, kios, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya.
Barang yang dibutuhkannya pun dapat juga dipesan melalui
telepon, surat atau e-mail sehingga pertemuan antara penjual dan
pembeli untuk jual beli barang tidak lagi terbatas pada suatu tempat
tertentu saja. Salah satu cara untuk memasarkan produk kerajinan
logam yang paling bagus adalah dengan cara promosi. Promosi
berhubungan dengan berbagai usaha yang bertujuan untuk
memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual
tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini
antara lain Periklanan (Advertising), Penjualan Pribadi (Personal
Selling), Promosi Penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas
(Publicity).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
· Periklanan (Advertising): Merupakan alat utama bagi
pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat
surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun
dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir
jalan atau tempat-tempat yang strategis.
· Penjualan Pribadi (Personal selling): Merupakan
kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung
dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini
diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang
positif antara pengusaha dengan calon konsumennya
adalah personal selling yaitu: door to door selling, mail
order, telephone selling, dan direct selling.
· Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan
kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkarnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan
mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara
penempatan dan pengaturan tertentu maka produk
tersebut akan menarik perhatian konsumen.
· Publisitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa
digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk
pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar
mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dipasarkannya hal ini berbeda dengan promosi dimana
didalam melakukan publisitas perusahaan tidak
melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk
opini masyarakat secara tepat sehingga sering disebut
sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau
"memasyarakatkan ".
Dari berbagai penjelasan tentang promosi diatas usaha
kerajinan ukir tembaga Mudatama menerapkan: Penjualan Pribadi
(Personal Selling) yaitu dengan cara menerima pesanan dari pihak
konsumen dari luar kota maupun mancanegara dengan cara
menghubungi pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama melalui
telepon maupun mengirimkan e-mail dengan memesan barang
sesuai yang diinginkan. akan tetapi dalam hal ini konsumen harus
mengirimkan uang muka untuk proses pembuatan barang
kerajinan logam dan harus menunggu beberapa waktu sampai
barang tersebut jadi setelah itu konsumen bisa melunasi
kekurangan uang muka tersebut; Promosi Penjualan (Sales
Promotion) yaitu dengan cara menitipkan produk kerajinan di hotel
dan restoran yang ternama apabila ada pengunjung yang berminat
bisa memesan melalui hotel maupun restoran tersebut kemudian
disampaiakan kepada pemilik usaha kerajinan ukir tembaga
Mudatama; Publisitas (Publicity) yaitu dengan cara bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan pemerintah daerah maupun Dinas Perindustrian dan
Perdagangan untuk mengenalkan produk tersebut melalui pameran
baik skala lokal maupun internasional.
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya
keseimbangan yang efektif dengan mengkombinasikan komponen-
komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu
untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat
keputusan pembelian. Hasil kerajinan logam yang menjadi favorit
para konsumen yaitu kaligrafi, bentuk vas bunga, tempat lampu,
oleh karena itu kerajinan logam cukup digemari dan tidak surut
menghadapi persaingan karena pusat kerajinan logam hanya ada
beberapa di Indonesia dan yang paling terkenal yaitu di Desa
Tumang Kabupaten Boyolali. Dengan memanfaatkan keahlian
pengrajin hasil dari kerajinan logam tersebut semakin bervariatif
sehingga semakin menarik minat para konsumen.
4.5.1.2 Persaingan Usaha
Persaingan merupakan hal yang wajar dalam setiap
kegiatan usaha yang menghasilkan suatu produk tidak terkecuali
pada kerajinan logam yang umumnya tidak mengenal monopoli
karena semua pihak bebas bersaing di pasaran. Perlu diperhatikan
oleh para pelaku usaha adalah upaya menghasilkan produk dengan
kualitas baik dan dapat diterima pasar secara luas. Tingkat
persaingan dalam industri kerajinan logam dinilai masih rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dengan kemudahan para pengrajin memperoleh bahan baku serta
pemasaran produk. Namun dengan kurangnya financial membuat
para pengrajin logam skala kecil hanya memproduksi kerajinan
tertentu saja yang bisa dijangkau dengan modal yang minim
seperti kaligrafi dan vas bunga. Pengrajin dengan skala kecil
hanya memproduksi sesuai dengan pesanan dari para konsumen
lokal seperti Surakarta, Semarang dan Yogyakarta, hal ini berbeda
dengan para industri skala menengah keatas yang memproduksi
tidak hanya sesuai pesanan melainkan memproduksi barang-barang
yang siap dijual karena sudah memiliki galeri sendiri guna
memasarkan barang mereka serta untuk stok ekspor ke
mancanegara.
Berdasarkan penelitian dilapangan masing-masing
pengrajin logam sudah mempunyai pelanggan sendiri yang secara
periodik mendatangi lokasi pengrajin untuk membeli dan memesan
produk kerajinan dengan berbagai macam jenis dan ukuran sesuai
keinginan mereka. Keterlibatan pemerintah Kabupaten Boyolali
melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberi dampak
positif dan menggairahkan usaha kerajinan logam karena
mendapatkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha mereka.
4.5.1.3 Harga
Usaha kerajinan logam merupakan kegiatan yang
dilaksanakan pelaku usaha agar mendapatkan keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
semaksimal mungkin dengan mengedepankan aspek bisnis sebagai
pilihan utama. Dengan tetap menerapkan prinsip ekonomi yang
sehat dimana pengeluaran seefisien mungkin untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal. Berikut daftar harga berbagai macam
barang hasil kerajinan logam yang didapatkan dari berbagai
pengrajin.
Tabel 5
Harga Produk Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Sesuai Ukuran.
NO
Jenis Harga
Kecil Sedang Besar
1 Hiasan Dinding
Rp 200.000,00 Rp 350.000,00 Rp 750.000,00
2 Kaligrafi - Rp 400.000,00 Rp 2.000.000,00
3 Lampu Gantung
Rp 200.000,00 Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00
4 Bak Mandi Rp 2.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 8.500.000,00
5 Lampu Dinding
Rp 250.000,00 Rp 600.000,00 Rp 1.500.000,00
6 Ember Spa Rp 350.000,00 Rp 600.000,00 -
7 Tempat Buah
Rp 350.000,00 Rp 500.000,00 Rp 800.000,00
8 Vas Bunga Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 1.800.000,00 Sumber: Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.
4.5.2 Aspek Teknis dan Teknologi
4.5.2.1 Lokasi Usaha
Lokasi usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama terletak di
Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Kerajinan
ukir tembaga Mudatama memiliki 2 lokasi yang pertama dengan
luas 2000 m2 yaitu sebagai galeri untuk memasarkan produk yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dihasilkan yang kedua lokasi untuk produksi dengan luas 1300 m2
lokasi ini digunakan sehari-hari untuk memproduksi kerajinan ukir
tembaga dan juga membuat pesanan kubah.
4.5.2.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan
Tempat untuk proses produksi pembuatan kerajinan
sebenarnya cukup sederhana yang terpenting adalah luas. Pada
kerajinan ukir tembaga Mudatama mempunyai lokasi yang cukup
luas untuk kegiatan produksi selain memproduksi cinderamata dan
ukir juga menerima pesanan pembuatan kubah yang cukup
memakan tempat. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi
antara lain mesin pres, mesin rol, genset dan peralatan untuk las
serta mobil bak terbuka untuk pengangkutan bahan baku dan
barang kerajinan untuk pengiriman ke luar negeri kerajinan ukir
tembaga Mudatama menggunakan truk ekspedisi untuk
mengangkut dari lokasi produksi menuju ke pelabuhan.
Tabel 6 Fasilitas Produksi dan Peralatan Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama
No Keterangan Satuan Jumlah
1 Mesin Pres Buah 1
2 Mesin Rol Buah 2
3 Genset Buah 1
4 Mobil Buah 1
Sumber: Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4.5.2.3 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam kerajinan logam antara
lain tembaga, kuningan dan alumunium. Bahan baku yang
digunakan berupa lempengan dengan ukuran 2x1 m2 yang
pembeliannya dari Surabaya. Dalam pembelian bahan baku sesuai
dengan kebutuhan juga pesanan konsumen rata-rata sebanyak 10
lembar biasanya pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama
patungan dengan pemilik kerajinan lainnya.
4.5.2.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam produksi kerajinan ukir
tembaga Mudatama berjumlah 26 orang. Tenaga kerja tersebut
dibedakan menjadi tenaga ahli berjumlah 5 orang dengan gaji
harian sebesar Rp 45.000,00 dan yang lainnya tenaga kerja
serabutan dengan gaji perharinya Rp 20.000,00 - Rp 25.000,00.
Pada umumnya tenaga kerja yang terlibat berasal dari warga
sekitar. Secara umum tidak ada spesialisasi tingkat pendidikan
minimum tertentu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
terlibat dalam kegiatan kerajinan logam ini. Meskipun demikian
pengetahuan tentang teknik ukir dan yang lainnya harus benar-
benar dipahami oleh pengrajin terkait bentuk dan model benda
yang akan dibuat. Lebih jauh pemahaman ini akan membantu
pengrajin dalam membuat barang kerajian yang bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4.5.2.5 Proses Produksi Kerajinan Logam
Kerajinan tembaga melalui beberapa tahap yang panjang
baik itu dari proses penempaan pemahatan/pengukiran dan tahap
finishing. Semua dilakukan agar produk kerajinan tembaga yang
dihasilkan juga maksimal dan bernilai seni tinggi. Berikut proses
dan tahap pembuatan dari kerajinan logam:
Gambar 2: Proses Pembuatan Kerajinan Logam.
· Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku yang akan dibuat kerajinan
disesuaikan dengan pesanan para pembeli. Adapun bahan
baku yang digunakan berupa Kuningan, Tembaga dan
Aluminium. Pembelian bahan baku logam biasanya
Bahan Baku
Penempaan
Pemahatan dan Pengukiran
Pengecatan dan Finishing
Pemilihan Bahan Baku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berwujud plat atau lempengan dengan ukuran 2x1 m2
dengan ketebalan 0,5 mm sampai dengan 0,7 mm.
· Penempaan
Setelah pemilihan bahan baku proses berikutnya
yaitu penempaan menjadi bentuk dalam proses ini
membutuhkan tenaga yang cukup besar karena biasanya
menggunakan tenaga manusia untuk menempa lempengan
menjadi sebuah tempat apakah keramik atau bentuk lain.
· Pemahatan dan Pengukiran
Setelah di bentuk kemudian dipahat dan diukir
prosesnya cukup sulit karena tembaga memiliki tingkat
kekerasan yang jauh berbeda dibandingkan kerajinan yang
lainnya karena sifat dari logam yang cukup keras sehingga
memerlukan tenaga yang ahli dalam proses ini.
· Pengecatan dan Finishing
Setelah ukiran jadi selanjutnya tahap finishing yang
termasuk disini adalah memperhalus dengan amplas dan
pengecatan dengan larutan kimia agar warnanaya menjadi
bagus kemudian dijemur sampai kering.
4.5.3 Aspek Lingkungan
Aspek kelayakan usaha yang berkaitan dengan aspek
AMDAL perlu dianalisis. Karena aspek usaha erat kaitannya
dengan lingkungan. AMDAL berfungsi sebagai penetapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pengambilan keputusan seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1
PP 27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan). Tujuan
dan sasaran AMDAL adalah Untuk menjamin agar suatu usaha
dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara
berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau
dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek
lingkungan hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui
kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau
kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara optimal
meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang
negatif, serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
secara efisien.
Pada kegiatan produksi ukir tembaga sebenarnya tidak
begitu mencemari lingkungan karena proses pembuatan kerajinan
hanya menggunakan metode tradisional yaitu dengan kerajinan
sesuai keinginan, sehingga sampah yang dihasilkan yaitu berupa
potongan- potongan tembaga maupun kuningan yang kemudian
dijual kepada pengepul barang bekas untuk dijual kembali. Kegiatan
yang mungin dapat mencemari lingkungan yaitu pada proses
pengecatan karena menggunakan larutan kimia yang mungkin saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
mencemari lingkungan, akan tetapi pembuangan limbah kimia
tersebut sudah ditanggulangi oleh pemilik yaitu dengan cara
pembuangan disaluran air untuk dijadikan satu dengan sampah
rumah tangga yang dialirkan kejurang lokasi pembuangan sampah
yangterletak dibelakang desa yang kemungkinan besar tidak
mencemari lingkungan sekitar karena lokasi tersebut merupakan
tanah tandus dan tidak bisa untuk ditanami.
4.6.4 Aspek Keuangan
Untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan
terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang
diperoleh dari bank maka perlu dilakukan analisa aspek keuangan.
Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam
perencanaan dan pengelolaan sentra kerajinan logam.
4.6.4.2 Analisa Keuntungan
Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan
biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit. Jadi besarnya penerimaan tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap bergantung
pada besar kecilnya produksi yang diperoleh, sedangkan selisih
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 7 Analisa Keuntungan Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Tahun 2007-2011 (dalam .000,00)
Thn Pendapatan Pengeluaran
Keuntungan Biaya Tetap Biaya Variabel
2007 Rp 965.300,- Rp 291.600,- Rp 232.800,- Rp 440.900,- 2008 Rp 970.850,- Rp 292.329,- Rp 248.890,- Rp 429.631,- 2009 Rp 987.090,- Rp 298.930,- Rp 246.890,- Rp 441.270,- 2010 Rp 995.750,- Rp 300.700,- Rp 263.450,- Rp 431.600,- 2011 Rp 996.387,- Rp 302.800,- Rp 250.300,- Rp 443.287,- Jml Rp 4.915.377,- Rp 1.486.359,- Rp 1.242.330,- Rp 2.186.688,-
Sumber: Data Primer diolah.
– TC
= Rp 2.186.688.000,00
Dari Tabel di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan
yang diperoleh sentra kerajinan ukir tembaga Mudatama
selama lima tahun sebesar Rp 2.186.688.000,00. Nilai ini
merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai
ini merupakan keuntungan yang diperoleh setelah pengurangan
biaya penyusutan.
4.6.4.2 Analisa Kelayakan Investasi.
Modal kerja perseroan berasal dari pinjaman adalah
sebesar Rp 600.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan modal
yang modal pribadi sebesar Rp 350.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah). Dalam masalah-masalah yang menyangkut dengan
keuangan. memerlukan dana investasi yang berasal dari modal
sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan tingkat bunga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8% pertahun yang diperkirakan akan kembali dalam waktu 4
tahun. Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 1998 cukup
berdampak pada perekonomian Indonesia dan berdampak juga
pada penjualan kerajinan ukir tembaga Mudatama. Namun
pada awal tahun 2000 penjualan kerajinan ukir tembaga
Mudatama telah menunjukan pemulihan secara perlahan hingga
saat ini. Berikut ini data pendapatan tahun 2007 hingga 2011
rencana investasi biaya operasional dan biaya tetap.
4.6.4.3 Manfaat (Benefit)
a. Estimasi Pendapatan atau Manfaat
Manfaat yang dimaksud adalah manfaat yang dihasilkan
dari setiap produksi yang dilakukan oleh Usaha Kerajinan Ukir
Tembaga Mudatama yang bermanfaat bagi pemerintah daerah
Boyolali dan masyarakat Tumang Kecamatan Cepogo pada
umumnya.
1. Manfaat Langsung
Manfaat langsung ini merupakan pendapatan yang
diterima pemerintah Kabupaten Boyolali yang berasal dari
pajak yang dikenakan pada usaha tersebut setiap setahun
sekali yaitu 2% dari pendapatan, selain itu juga meberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Tumang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung ini merupakan manfaat yang
diterima masyarakat Desa Tumang Kecamatan Cepogo dari
adanya kerajinan ukir logam tersebut seperti tujuan wisata
seni di Kabupaten Boyolali.
Tabel 8 Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan
Ukir Tembaga Mudatama
Sumber: Data Primer diolah.
b. Biaya (Cost)
1. Pembelanjaan Investasi Barang Modal
Total dana yang dibutuhkan pemilik Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama untuk memulai
kegiatan produksi ini dengan modal kerja Rp
950.000.000,00. Modal ni berasal dari modal pinjaman
bank dengan bunga 8% pertahun.
No Tahun Pendapatan
1 2007 Rp 965.300.000,00
2 2008 Rp 970.850.000,00
3 2009 Rp 987.090.000,00
4 2010 Rp 995.750.000,00
5 2011 Rp 996.387.500,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 9
Rencana Investasi Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama (dalam .000,00)
No Jenis Asset Jml Umur
Ekonomis Nilai Asset Nilai Asset Pertahun
1 Bangunan 1 20 Tahun Rp 200.000,- Rp 10.000,- 2 Genset 1 5 Tahun Rp 5.000,- Rp 1.000,- 3 Mesin pres 1 5 Tahun Rp 3.000,- Rp 600,- 4 Mesin rol 2 5 Tahun Rp 8.000,- Rp 1.600,- 5 Mobil 1 5 Tahun Rp 130.000,- Rp 26.000,- 6 Modal Kerja Rp 950.000,-
Jumlah Rp 989.200,- Sumber: Data Primer diolah.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya-biaya administratif
di luar modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional
produksi, termasuk didalamnya biaya promosi dan
pemasaran, teknis dan teknologis. Keseluruhan biaya
operasional merupakan tanggung jawab pemilik Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.
Tabel 10 Biaya Tetap Kerajinan
UkirTembaga Mudatama Keterangan Jumlah
Biaya Gaji (Tenaga Ahli) 5 orang Rp 6.750.000,00 x 12
RP 81.000.000,00
Biaya Gaji (Tenaga Serabutan) 21 orang Rp 2.940.000,00 x 12
Rp 189.000.00,00
Biaya Gaji Sekretaris Rp 800.000,00 x 12
Rp 9.600.000,00
Biaya Gaji Pembantu Rumah Tangga 2 orang Rp 1.000.000,00 x 12
Rp 12.000.00,00
Jumlah Rp 291.600.000,00 Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 11
Biaya Operasional Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Keterangan Jumlah Biaya Telepon Rp 800.000,00 x 12
Rp 9.600.000,00
Biaya Listrik Rp 600.000,00 x 12
Rp 7.200.000,00
Biaya Operasional (BBM. Perawatan dll) Rp 5.000.000,00 x 12
Rp 60.000.000,00
Biaya pengiriman barang ke luar dan dalam negeri Rp 10.000.000,00 x 12
Rp 120.000.000,00
Biaya lain-lain Rp 3.000.000,00 x 12
Rp 36.000.000,00
Jumlah Rp 232.800.000,00 Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama
c. Pajak untuk UKM
Menurut Direktorat Jendral Pajak kebijakan pajak untuk
UKM ini adalah untuk memberikan edukasi kepada pelaku UKM
bahwa para pelaku UKM berkewajiban untuk membayar pajak
meskipun tarif yang dikenakan kecil, karena semakin lama usaha
mereka semakin besar. Tarif pajak untuk UKM mulai tahun 2012
yaitu:
1) UKM dengan omset dibawah Rp 300.000.000,00 pertahun
dikenakan pajak sebesar 0,5% dari omset yang diperoleh.
2) UKM dengan omset antara Rp 300.000.000,00 – Rp
4.800.000.000,00 pertahun dikenakan pajak sebesar 2%
dari omset yang diperoleh.
3) UKM dengan omset diatas Rp 4.800.000.000,00 dikenakan
pajak sebesar 12,5% dari omset yang diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 12 Perhitungan EAT
(dalam .000,00)
Thn Pendapatan Total Biaya
Earning Before Tax
(EBT) Tax 2% Earning After
Tax (EAT)
2007 Rp 965.300.- Rp 524.400.- Rp 440.900.- Rp 19.306.- Rp421.594.-
2008 Rp 970.850.- Rp 541.219.- Rp 429.631.- Rp 19.417.- Rp410.214.-
2009 Rp 987.090.- Rp 545.820.- Rp 441.270.- Rp 19.742.- Rp421.528.-
2010 Rp 995.750.- Rp 564.150.- Rp 431.600.- Rp 19.915.- Rp411.685.-
2011 Rp 996.387.- Rp 553.100.- Rp 443.287.- Rp 19.928.- Rp423.360.-
TOTAL Rp2.088.361.- Sumber: Data primer diolah.
Tabel 13 Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama
(dalam .000,00)
Tahun Earning After
Tax (EAT) Depresiasi Arus Kas
Bersih (AKB) DF 8% PV AKB
1 Rp 421.594.- Rp 3.920.- Rp 417.674.- 0,926 Rp 386.766.- 2 Rp 410.214.- Rp 3.920.- Rp 406.294.- 0,857 Rp 348.194.- 3 Rp 421.528.- Rp 3.920.- Rp 417.608.- 0,794 Rp 331.581.- 4 Rp 411.685.- Rp 3.920.- Rp 407.765.- 0,735 Rp 299.707.- 5 Rp 423.360.- Rp 3.920.- Rp 419.440.- 0,681 Rp 285.638.-
TOTAL Rp 1.651.886.- Sumber: Data primer diolah
4.6.4.4 Metode Payback Period(PBP)
Metode ini digunakan untuk menghitung berapa lama
jangka waktu pengembalian modal tersebut dapat kembali.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Investasi Rp 989.200.000,00 AKB I (Rp 417.674.000,00) proceed Rp 571.526.000,00 AKB II (Rp 406.294.000,00) proceed Rp 165.232.000,00 AKB III (Rp 417.608.000,00)
-Rp 252.376.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Jadi AKB tahun ke III sebesar Rp 417.608.000,00 sudah
menutupi pengeluran rutin sebesar Rp 165.232.000,00
12
000.200.989
000.608.417x
Rp
RpPBP =
= 5,06 = 5 bulan.
Jadi perhitungan payback period dapat disimpulkan bahwa
modal kembali dalam jangka waktu 3 tahun 5 bulan.
4.6.4.5 Menghitung NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present
value dari benefit dan present value dari biaya-biaya. PV disini
sebenarnya adalah singkatan dari present value. Dalam analisis
rumus ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran
dan penerimaan tercatat dengan rapi dari tahun ke tahun. Tetapi
yang masuk dalam analisis hanyalah hasil bersih dari tahun ke
tahun, oleh karenanya rumus untuk present value ialah (Mugi
Raharjo, 2010,128):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 14 Perhitungan NPV (Net Present Value)
(dalam .000,00)
Thn Biaya
Investasi Pendapatan Total Biaya Net Benefit DF 8%
Present Value
0 Rp 989.200.- -Rp 989.200.- 1,000 -Rp 989.200.-
1 Rp 965.300.- Rp 524.400.- Rp 440.900- 0,926 Rp 408.273.-
2 Rp 970.850.- Rp 541.219- Rp 429.631- 0,857 Rp 368.194.-
3 Rp 987.090.- Rp 545.820.- Rp 441.270.- 0,794 Rp 350.368.-
4 Rp 995.750.- Rp 564.150- Rp 431.600.- 0,735 Rp 317.226.-
5 Rp 996.387.- Rp 553.100.- Rp 443.287.- 0,681 Rp 301.878.-
Jumlah Rp 756.740.- Sumber: Data primer diolah
kkk
n
k iCR
NPV)1(0 +
-= å
=
= Rp 756.740.000,00
Dari perhitungan diatas NPV-nya bernilai postif dan
nilainya > 0. Berarti rencana pengembangan yang akan
dilakukan oleh kerajinan ukir tembaga Mudatama dapat
diterima.
4.6.4.6 Menghitung IRR ( Internal Rate of Return )
Tingkat pengembalian internal atau dikenal dengan Internal
Rate of Return (IRR) merupakan suatu teknik untuk membuat
peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi. Internal Rate of Return (IRR)
menunjukkan bahwa tingkat bunga yang akan menghasilkan
present value dari sebuah proyek atau usaha sama dengan nol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 15 Perhitungan IRR
(dalam .000,00)
Tahun Net Benefit DF
12% PV B1 DF
26% PV B2 0 -Rp 989.200,- 1 -Rp 989.200,- 1,000 -Rp 989.200,- 1 Rp 440.900,- 0,893 Rp 393.724,- 0,794 Rp 312.617,- 2 Rp 429.631,- 0,797 Rp 342.416,- 0,630 Rp 215.722,- 3 Rp 441.270,- 0,712 Rp 314.184,- 0,500 Rp 157.092,- 4 Rp 431.600,- 0,636 Rp 274.498,- 0,397 Rp 108.976,- 5 Rp 443.287,- 0,567 Rp 251.344,- 0,315 Rp 79.173,-
Jumlah Rp 586.965,- -Rp115.620,- Sumber: Data primer diolah.
)( 12
21
22 rr
NPVNPV
NPVrIRR -
-+=
)12,026,0()00,000.620.115(00,000.965.586
00,000.620.11526,0 -
---
+=RpRp
Rp
= 0,26 + (-0,02)
= 0,24 = 24%
Nilai IRR yang diterima adalah 24% lebih besar dari bunga
pinjaman sebesar 8% maka IRR diterima.
4.6.4.7 Benefit Cost Ratio
Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara Present
Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila BCR > 1,
proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya BCR < 1, proyek
tidak layak untuk dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 16 Perhitungan BCR
(dalam .000,00)
Thn Benefit DF 8% PV B Cost
DF 8% PV C
1 Rp965.300.- 0,926 Rp893.868.- Rp524.400.- 0,926 Rp485.594.- 2 Rp970.850.- 0,857 Rp832.018.- Rp541.219.- 0,857 Rp463.825.- 3 Rp987.090.- 0,794 Rp783.749.- Rp545.820.- 0,794 Rp433.381.- 4 Rp995.750.- 0,735 Rp731.876.- Rp564.150.- 0,735 Rp414.650.- 5 Rp996.387.- 0,681 Rp678.539.- Rp553.100.- 0,681 Rp376.661.-
Jumlah Rp3.920.051.- Rp2.174.111.- Sumber: Data primer diolah.
=
= 1,8
Dari hasil perhitungan Benefit Cost Ratio hasilnya adalah
1,8. Berarti usul investasi usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama
layak dilakukan atau diterima karena syarat BCR diterima adalah
> 1.
å
å
=
==t
t
t
t
CPV
BPVBCR
0
0
)(
)(
00,000.111.174.200,000.051.920.3
RpRp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB 5
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan mengemai beberapa aspek dalam studi
kelayakan pembiayaan industri kecil dan menengah dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Aspek-aspek nonfinancial yang digunakan untuk mengembangkan
usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama antara lain yang pertama
yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran dengan cara: Penjualan Pribadi
(Personal Selling) yaitu dengan cara menerima pesanan dari pihak
konsumen dari luar kota maupun mancanegara dengan cara
menghubungi pemilik kerajinan ukir tembaga Mudatama melalui
telepon maupun mengirimkan e-mail dengan memesan barang
sesuai yang diinginkan; Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu
dengan cara menitipkan produk kerajinan untuk dipajang di hotel
maupun restoran yang ternama; Publisitas (Publicity) yaitu dengan
cara bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun Dinas
Perindustrian dan Perdagangan untuk mengenalkan produk
kerajinan logam melalui pameran baik skala lokal maupun
internasional. Kedua yaitu Manajemen Operasional Perusahaan
yaitu dengan melakukan pengarahan (Directing) dan pengawasan
(Controling) untuk mengawasi serta menganalisa kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
karyawan. Jika terjadi penurunan maka akan dilakukan pembinaan
kembali serta dicari penyebab dan solusinya.
2. Dilihat dari analisis keuntungan yang diperoleh usaha kerajinan
ukir tembaga mudatama selama lima tahun sebesar Rp
2.186.688.000,00. Nilai ini merupakan hasil selisih dari
penerimaan dikurangi biaya. Nilai ini merupakan keuntungan yang
diperoleh setelah pengurangan biaya penyusutan.
3. Dilihat dari Aspek Keuangan menunjukkan bahwa usaha kerajinan
ukir tembaga Mudatama dinyatakan layak untuk mengembangkan
usahanya. Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan
usaha kerajinan ukir tembaga Mudatama dikaji dengan 5 metode
kelayakan investasi dengan hasil sebagai berikut:
a. Metode (PBP) Payback Period menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk menutup pengeluaran rutin
sebesar Rp 165.232.000,00 adalah 3 tahun 5 bulan.
b. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang
positif sebesar Rp 756.740.000,00
c. Metode IRR (Internal Rate of Return) diperoleh tingkat
bunga sebesar 24%.
d. Metode BCR (Benefit Cost Ratio) menunjukkan hasil
sebesar 1,8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat
direkomendasikan kepada pemilik Usaha Kerajianan Ukir Tembaga
Mudatama yaitu:
1. Dari Aspek Pasar dan Pemasaran sebaiknya pemilik usaha kerajinan
ukir tembaga mudatama bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk
aktif dalam mempromosikan produknya melalui even-even yang
diselenggarakan oleh Departemen Koperasi dan UKM baik didalam
maupun diluar negeri serta melalui media elektronik antara lain
internet agar lebih dikenal masyarakat luas sehingga bisa menaikkan
penjualan.
2. Dilihat dari Analisis Keuangan bahwa rencana pengembangan usaha
tersebut layak dan dapat diterima. Sebaiknya usaha kerajinan ukir
tembaga Mudatama melaksanakan pengembangan usaha tersebut
sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Selain itu penulis juga
menyarankan kepada pemilik usaha kerajianan ukir tembaga
Mudatama untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada bahkan
meningkatkannya serta lebih memperhatikan biaya yang dikeluarkan
agar laba yang akan diperoleh perusahaan dapat meningkat.
3. Penulis juga menyarankan kepada pemilik kerajinan ukir tembaga
Mudatama untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan
cara memberikan tunjangan gaji atau bonus apabila itu diperlukann
sehingga dapat membuat karyawan bisa bekerja dengan baik.
top related