dampak kegiatan pertambangan yang bersinggungan dengan lingkungan
Post on 24-Oct-2015
34 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEGIATAN PERTAMBANGAN YANG BERSINGGUNGAN DENGAN LINGKUNGAN
land clearing
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN YANG SESINGGUNGAN DENGAN
LINGKUNGAN
1. KERUSAKAN LAHAN
a. Perubahan Vegetasi penutup
Proses land clearing pada saat operasi pertambangan dimulai menyebabkan
hilangnya vegetasi alami.
Jika kegiatan pertambangan dilakukan di dalam kawasan hutan lindung,
maka hilangnya vegetasi akan berdampak pada perubahan iklim mikro,
keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat satwa menjadi berkurang.
Selain itu juga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya erosi dan
sedimentasi saat hujan.
(Gambar 1. Proses land clearing yang mengakibatkan hilangnya
vegetasi alami)
b. Perubahan Topografi
Perubahan topografi yang tidak teratur atau membentuk lereng yang curam
akan memperbesar laju aliran permukaan dan meningkatkan erosi. Kondisi
bentang alam/topografi yang membutuhkan waktu lama untuk terbentuk,
dalam sekejap dapat berubah akibat aktivitas pertambangan dan akan sulit
dikembalikan dalam keadaan semula.
(Gambar 2. Perubahan topografi akibat aktivitas
pertambangan)
c. Perubahan Pola Hidrologi
Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami perubahan
akibat hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu kunci dalam siklus
hidrologi. Ditambah lagi pada sistem pertambangan terbuka, air dipompa
lewat sumur-sumur bor untuk mengeringkan areal yang akan dieksploitasi
untuk memudahkan pengambilan bahan tambang.
Setelah tambang tidak beroperasi, aktivitas sumur pompa dihentikan maka
tinggi muka air tanah berubah yang menandakan pengurangan cadangan air
tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air akibat
tersingkapnya batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitas menurun.
(Gambar 3. Perubahan pola hidrologi pada aktivitas
pertambangan)
d. Kerusakan Tubuh Tanah
Dapat terjadi saat pengupasan dan penimbunan kembali tanah pucuk untuk
proses reklamasi. Kerusakan juga terjadi akibat tercampurnya tubuh tanah
secara tidak teratur sehingga akan mengganggu kesuburan fisik, kimia dan
biologi tanah. Hal ini tentunya membuat tanah sebagai media tumbuh tak
dapat berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya.
2. MENYEBABKAN LIMBAH BERACUN (TAILING)
Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang.
Selain tailing, kegiatan tambang juga menghasilkan limbah kemasan bahan
kimia dan limbah domestik. Tailing yang menyerupai lumpur kental, pekat,
asam dan mengandung logam-logam berat itu berbahaya bagi keselamatan
makhluk hidup.
3. DAMPAK BAGI SOSIAL – BUDAYA
Dalam "The Forms of Capital" (1986), Piere Boudieu membagi modal menjadi
modal kapital, modal budaya dan modal sosial.
Modal sosial merupakan hubungan atau jaringan (network) antara orang-
orang yang memiliki pikiran dan gagasan sama tentang suatu hal. Dalam
konteks pertambangan ini, hubungan sosial terbentuk karena kesamaan
kepentingan, kesamaan atas tanah, kekayaan alam dan kesamaan sejarah
serta adat dan budaya.
Direnggutnya penguasaan masyarakat atas tanah dan kekayaan alam
menyebabkan fondasi modal sosial mereka lenyap dan berdampak pada:
o Lenyapnya daya ingat sosial, hilangnya tatanan nilai sosial yang dulunya
dimiliki komunitas.
o Putusnya hubungan silaturahmi antar warga menyebabkan perpecahan,
persengketaan bahkan ke taraf konflik.
o Menurunnya daya tahan tubuh karena merosotnya mutu kesehatan, mental
warga dan seringkali muncul penyakit-penyakit baru.
4. DAMPAK BAGI EKONOMI MASYARAKAT
Operasi pertambangan membutuhkan lahan yang luas, dipenuhi dengan
cara menggusur tanah milik dan wilayah kelola rakyat. Kehilangan sumber
produksi (tanah dan kekayaan alam) dapat melumpuhkan kemampuan
masyarakat setempat menghasilkan barang-barang dan kebutuhan mereka
sendiri.
Lumpuhnya tata produksi menjadikan masyarakat makin tergantung pada
barang dan jasa dari luar. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka semakin lebih
jauh dalam jeratan ekonomi.
top related