dampak eksplorasi gas bumi terhadap masyarakat
Post on 12-Jan-2017
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
49
DAMPAK EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP MASYARAKAT SAUMLAKI
Chairil Nur Siregar
Institut Teknologi Bandung
rilgar@yahoo.com
ABSTRAK
Saumlaki terletak di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Saumlaki memiliki Blok Masela yang merupakan penghasil
gas terbesar di Indonesia. Eksplorasi gas alam di Saumlaki dilakukan secara besar-besaran dengan padat modal,
penuh risiko, dan menggunakan teknologi canggih. Eksplorasi tersebut membawa dampak positif dan negatif pada
masyarakat Saumlaki. Dari segi social community yang dimiliki masyarakat Saumlaki, kegiatan eksplorasi gas alam
ini berkontribusi terhadap social capital di antaranya natural capital, human capital, dan produced economic capital.
Dari aspek produced economic capital, eksplorasi ini berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai kegiatan. Dari segi human capital, adanya eksplorasi ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
terutama pada aspek pendidikan dan komunikasi. Selain itu, eksplorasi gas alam ini pun berdampak terhadap natural
capital terutama pada energi gas alam serta perkembangan flora dan fauna. Hal lain yang tidak dapat dipungkiri dari
kegiatan eksplorasi ini adalah dampak patologi sosial. Mengingat dalam kegiatan eksplorasi tersebut banyak
melibatkan tenaga kerja yang berasal dari dalam dan luar negeri, tentu saja para tenaga kerja tersebut akan membawa
karakter dan budaya yang berbeda dengan masyarakat Saumlaki.
Kata kunci: community social, natural capital, human capital, produced economic capita, patologi sosial
ABSTRACT
Saumlaki is located in West Southeast Maluku District. Saumlaki has Masela Block which is the largest gas
producer in Indonesia. Natural gas exploration in Saumlaki is done on a large scale with the capital-intensive, risky,
and the use of advanced technology. The exploration has brought about positive and negative impacts on Saumlaki
society. In terms of the social community's of Saumlaki, natural gas exploration activities have contributed to the
social capital of which are natural capital, human capital, and produced economic capital. From the aspect of
produced economic capital, this exploration has contributed to the welfare of the community through various
activities. From the aspect of human capital, the existence of this exploration can improve the ability of people,
especially in terms of education and communication. In addition, natural gas exploration is also an impact on the
natural capital, especially in the natural gas energy and the development of flora and fauna. Another thing that
cannot be denied of this exploration is the impact of social pathology. Since the exploration activities involve
workers coming from inside and outside the country, the laborers bring different character and culture from the
community of Saumlaki.
Keywords: community social, natural capital, human capital, produced economic capita, pathology social
PENDAHULUAN
Saumlaki merupakan sebuah kelurah-
an yang berada di Kecamatan Tanimbar Se-
latan, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara
Barat (MTB), Provinsi Maluku. Saumlaki
terletak tepatnya di Pulau Yamdena yang me-
rupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sa-
lah satu dari sembilan kabupaten yang ada di
Provinsi Maluku. Luas wilayah Kabupaten
Maluku Tenggara Barat adalah 52.996 km2
yang terdiri atas 10.102,92 km2 wilayah darat
dan 42.892,28 km2 wilayah laut. Saumlaki
merupakan kepulauan yang terdiri atas pulau
besar dan pulau kecil dengan jumlah pulau
sebanyak 85 buah, 57 pulau di antaranya telah
dihuni dan 28 pulau belum dihuni. Penduduk
Kabupaten Maluku Tenggara Barat berdasar-
kan data semester pertama tahun 2009 ber-
jumlah 103.088 jiwa. Wilayah administratif
Kabupaten Maluku Tenggara Barat terbagi atas
9 kecamatan, 72 desa, dan 1 kelurahan dengan
ibu kota kabupatennya adalah Saumlaki.
Wilayah Maluku Tenggara Barat secara geo-
grafis terletak di bagian selatan Provinsi
Maluku.
50 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
Di Saumlaki, peningkatan jumlah
penduduk usia produktif dari tahun 2009 s.d.
2010 sangat tajam yaitu dari jumlah 51.123
jiwa menjadi 58.345 jiwa, dibandingkan
dengan peningkatan dari tahun 2010 s.d. 2011
yang hanya menjadi 59.365 jiwa. Peningkatan
tajam dari tahun 2009 s.d. 2010 disebabkan
oleh peningkatan jumlah migrasi dari luar
kabupaten ke Wilayah MTB untuk kepenting-
an berdagang. Salah satu isu yang mulai
mencuat di kalangan kelompok elite daerah
adalah fenomena gencarnya gelombang mi-
grasi dari luar MTB yang dikhawatirkan dapat
menguasai/mengambil alih akses lapangan
usaha, maupun sumber ekonomi lokal. Banyak
transmigran dari luar MTB datang ke Saumlaki
karena potensi sumber daya alam dan
posisinya yang strategis sebagai kawasan per-
batasan antarnegara, yaitu dengan Negara
Australia.
Saat ini Kabupaten Maluku Tenggara
Barat sedang dipersiapkan sebagai pintu ger-
bang internasional. Akan banyak peluang
investasi yang bisa dikembangkan di daerah
ini, terlebih dengan beragam potensi yang ada
di kabupaten ini. Potensi yang dimiliki di
antaranya pada sektor perikanan, kehutanan,
perkebunan, tanaman pangan, peternakan,
pariwisata, serta sumber daya alam yang
menyimpan begitu banyak gas bumi.
Cadangan gas alam Indonesia men-
capai lima kali cadangan minyak bumi
Indonesia, yakni yang sudah proven adalah
157,14 trillion standard cubic feet (TSCF) dan
dapat dipakai hingga 46 tahun, sedangkan
estimasi cadangan yang belum proven men-
capai 594,43 TSCF (174 tahun). Potensi gas ini
akan semakin besar bila ditambahkan coal bed
methane (CBM) yang berjumlah 453,3 TSCF
(133 tahun). Potensi lain ada pada shale gas
(gas yang berada di dalam batuan induk),
seperti dilansir harian Kontan, sebesar 574
TSCF yang mampu dipakai hingga 168 tahun.
Eksplorasi gas alam di Saumlaki di-
lakukan secara besar-besaran. Eksplorasi ter-
sebut dilakukan dengan padat modal, penuh
risiko dan menggunakan teknologi canggih.
Gas alam Saumlaki merupakan cadangan
terbesar di Indonesia. Eksplorasi gas alam
tersebut tidak lepas dari kerja sama antara
pemerintah dan masyarakat. Projek ini me-
miliki banyak kegiatan dengan modal yang
besar serta sumber daya manusia yang banyak.
Hal tersebut tentu membawa dampak positif
dan negatif terhadap masyarakat.
Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
mengenai community capital yang dimiliki
masyarakat dalam menghadapi megaprojek gas
bumi ini. Hal ini untuk mengetahui apakah
setiap bagian dari community capital dapat
memberikan kontribusi terhadap masyarakat
Maluku Tenggara Barat?
Adapun community capital yang di-
miliki masyarakat Saumlaki sudah turun-
temurun dan permanen sehingga sulit berubah
ke arah yang positif. Bila eksplorasi ini
berkembang pesat, hal tersebut ternyata mem-
bawa dampak sosial bagi masyarakat Kabu-
paten Maluku Tenggara Barat. Dampak ter-
sebut dapat berupa gegar budaya. Budaya luar
masuk ke daerah Saumlaki dibawa masyarakat
luar. Bila keadaan ini tidak dicegah, akan
terjadi patologi sosial karena kehidupan di
Saumlaki akan terus berubah dan arahnya akan
sulit diperkirakan. Jika hal ini terjadi, masya-
rakat Saumlaki diperkirakan akan dapat ber-
ubah pada suatu tindakan sosial yang tidak
teratur bahkan dapat menimbulkan anomali.
Masyarakat luar datang dengan tujuan
mendapatkan keuntungan. Mereka tidak hanya
membawa pengalaman, keahlian, dan ilmu
yang dimiliki, tetapi juga bersama dengan
budaya yang melekat pada diri dan kelompok-
nya. Budaya tersebut dapat bersifat positif dan
negatif. Keadaan tersebut akan berdampak pa-
da masyarakat Saumlaki. Hal itulah yang
menarik untuk diteliti. Apakah dengan adanya
eksplorasi gas bumi Blok Masela dapat meng-
akibatkan terjadinya patologi sosial di kalang-
an masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara
Barat?
Community Capital sendiri terdiri atas:
a. Human Capital: kemampuan personal,
pendidikan, pengetahuan, kesehatan,
keahlian, dll.
b. Natural Capital: sinar matahari, cuaca,
air, flora dan fauna, sumber energi,
tanah, dll.
c. Produced Economic Capital: aset
ekonomi, sumber daya dan aset
finansial.
Chairil Nur Siregar: Dampak Eksplorasi Gas… ..51
d. Social Capital: norma/nilai (kepercaya-
an, asas timbal balik, norma sosial
lainnya), partisipasi, jaringan, dan
produktivitas.
Patologi Sosial
Patologi sosial adalah suatu gejala
ketidaksesuaian antarunsur sosial yang mem-
bahayakan kehidupan kelompok atau me-
rintangi pemuasan keinginan fundamental dari
anggota-anggotanya. Akibatnya, tidak adanya
pengikatan sosial sama sekali (Khiam, 1963).
Blackmar dan Billin (1923) dalam Kartono
(2003) menyatakan bahwa patologi sosial
diartikan sebagai kegagalan individu me-
nyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan
ketidakmampuan struktur dan institusi sosial
melakukan sesuatu bagi perkembangan ke-
pribadian.
Menurut Soerjono (1990) masalah
sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat yang mem-
bahayakan kelompok sosial. Blummer (1971)
dan Thampson (1988) menyatakan bahwa
masalah sosial adalah suatu kondisi (yang
dirumuskan atau dinyatakan oleh entitas ber-
pengaruh) yang mengancam nilai-nilai suatu
masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat
diatasi melalui kegiatan bersama. Berdasarkan
pendapat tersebut, pihak yang memutuskan
bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial
atau bukan adalah masyarakat yang kemudian
disosialisasikan melalui suatu entitas.
Tingkat patologi sosial yang terjadi
dapat diukur dengan membandingkan antara
sesuatu yang ideal dan realitas yang terjadi
(Celoman dan Crasey, 1987). Masalah ke-
miskinan dapat didefinisikan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah
atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan umum yang berlaku pada
masyarakat yang bersangkutan (Suparlan,
1984). Stark (1975), membagi masalah-
masalah sosial menjadi tiga macam, yaitu:
a. konflik dan kesenjangan, seperti kemiskin-
an, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual, dan masalah sosial;
b. perilaku menyimpang, seperti kecanduan
obat terlarang, gangguan mental, kejahat-
an, kenakalan remaja, dan kekerasan
pergaulan;
c. perkembangan manusia, seperti masalah
keluarga, usia lanjut, kependudukan
(seperti urbanisasi), dan kesehatan seksual.
Penyebab utama timbulnya masalah sosial
adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup
(Etzion, 1976 dalam Kartono, 2003). Artinya,
jika seorang anggota masyarakat gagal me-
menuhi kebutuhan hidupnya ia cenderung akan
melakukan tindakan kejahatan dan kekerasan
seperti mencuri dan berjudi.
METODE
Untuk mengetahui dampak eksplorasi
gas bumi terhadap eksistensi social capital
dan patologi sosial masyarakat Saumlaki
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi
Maluku perlu dilakukan penelitian. Berdasar-
kan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian, penelitian ini akan menggunakan
metode penelitian kualitatif. Sesuai dengan
fokus penelitian, sampel sumber data dan
teknik pengumpulan data adalah berikut ini.
1. Data social capital diperoleh dari masya-
rakat dan pemerintah daerah. Pengumpulan
data menggunakan teknik observasi dan
wawancara kepada masyarakat dan pe-
merintah daerah setempat.
2. Data tentang human capital diperoleh dari
masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan
pemerintah daerah. Teknik pengumpulan
dilakukan dengan teknik dokumentasi,
observasi, dan wawancara.
3. Data tentang produced economic capital
diperoleh dari masyarakat, tokoh masya-
rakat, dan pemerintah daerah. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi
yang berkaitan dengan dampak eksplorasi
gas bumi di Saumlaki.
4. Data tentang natural capital diperoleh dari
pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan
masyarakat umum. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara, obser-
vasi, dan dokumentasi yang berkaitan
dengan dampak eksplorasi gas bumi di
Saumlaki
52 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
5. Data tentang social pathology masyarakat
yang tinggal di Saumlaki Kabupaten
Maluku Tenggara Barat diperoleh dari
masyarakat, tokoh masyarakat, kepolisian,
dan pemerintah daerah. Teknik pe-
ngumpulan data dilakukan dengan wawan-
cara, observasi, dan dokumentasi yang
berkaitan dengan dampak eksplorasi gas
bumi di Saumlaki. Sebagai penunjang
penelitian, dilakukan pula teknik Focus
Group Discussion (FGD).
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
dijelaskan bahwa negara Republik Indonesia
kaya akan sumber daya mineral. Mineral
merupakan sumber daya alam yang tak ter-
baharui atau nonrenewable resource. Artinya,
sekali bahan galian ini dikeruk, tidak akan
dapat pulih atau kembali pada keadaan semula.
Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya
mineral ini harus dilakukan secara bijaksana
dan dipandang sebagai aset alam sehingga
pengelolaannya pun perlu mempertimbangkan
kebutuhan generasi yang akan datang.
Dalam produksi perlu dilakukan eks-
plorasi. Eksplorasi adalah kegiatan tahap awal
dalam penambangan. Sama seperti kegiatan-
kegiatan lainnya, semua tahapan awal akan
terasa lebih berat. Salah satu tantangan dalam
kegiatan eksplorasi ini adalah bagaimana agar
masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah
konsesi bisa menerima kegiatan tersebut tanpa
adanya suatu penolakan. Dalam kegiatan eks-
plorasi, khususnya eksplorasi awal (pemetaan
dan pengeboran), upaya-upaya pendekatan
kepada masyarakat perlu dilakukan secara
intensif agar kegiatan yang akan dilakukan
tidak terhambat. Bila pendekatan kepada
masyarakat pada tahap ini berhasil, kegiatan-
kegiatan selanjutnya akan lebih mudah
dilakukan.
Begitu pula pada eksplorasi yang
dilakukan di konsesi gas bumi Blok Masela
yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara
Barat. Pemerintah pusat memutuskan proyek
pengolahan gas dari Lapangan Gas Abadi,
Blok Masela, di wilayah Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya ini
dieksplorasi dengan kilang LNG terapung.
Proyek pada blok ini adalah milik
perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex
Corporation, yang telah beroperasi di Negara
Indonesia sejak tahun 1966. Selama lebih dari
47 tahun di Indonesia, Inpex telah melaksana-
kan 41 projek minyak dan gas bumi. Saat ini,
Inpex berpartisipasi dalam 12 blok migas yang
mencakup kegiatan eksplorasi, pengembangan,
dan produksi. Inpex mengembangkan Lapang-
an Gas Abadi, Blok Masela yang terletak di
Laut Arafura, sekitar 155 km arah barat daya
Kota Saumlaki, Kabupaten MTB. Projek
Abadi merupakan kilang LNG terapung per-
tama di Indonesia yang mendapat persetujuan
dari pemerintah.
Berdasarkan data publikasi Badan Pe-
laksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi
(BP Migas), kilang LNG terapung (floating
LNG plant) itu ditempatkan di lepas pantai
Laut Arafura. Produksi dari lapangan ini
diperkirakan 4,5 juta ton per tahun LNG dan
130.000 barel per hari kondensat.
Hasil LNG dari kilang ini akan
langsung dikirim ke pembeli dengan kapal
tangki LNG. Untuk mendukung operasi kilang,
Inpex berencana membangun kilang di Pulau
Selaru. Pulau Selaru merupakan salah satu
pulau di Maluku Tenggara Barat (MTB) yang
berbatasan langsung dengan Benua Australia
dan menjadi satu-satunya pulau terdekat
dengan Blok Masela.
Chairil Nur Siregar: Dampak Eksplorasi Gas..... 53
Gambar 1 Eksplorasi Gas Bumi Blok Masela-MTB
Secara administratif, Pulau Selaru
merupakan sebuah kecamatan di MTB dan
Desa Adaut (Tutukratu) adalah ibu kotanya.
Kepala desa mengungkapkan ada beberapa
warga negara asing yang datang ke desanya
untuk melakukan penelitian terhadap sampel
tanah, serangga, biota laut, dan lain-lain.
Sementara itu, ada juga perusahaan kontraktor
Inpex Masela Ltd yakni PT Etika Dharma
Bangun Sarana tengah melakukan negosiasi
dengan masyarakat adat untuk membeli sekitar
200 ha lahan di desa tersebut seharga
Rp25.000,- per meter persegi. Lahan itu akan
digunakan sebagai tempat penyewaan hanggar
helikopter dan fasilitas pendukung program
pengeboran sumur delineasi dan eksplorasi di
Blok Masela oleh Inpex Masela, Ltd. Beberapa
warga Desa Adaut telah menerima sejumlah
uang dari pihak PT Etika Dharma Bangun
Sarana.
Pembebasan lahan pada Blok Masela
ini menimbulkan dilema pada beberapa pihak.
Ada pihak yang setuju dan adapula pihak yang
tidak setuju untuk menjual lahan mereka.
Alasannya adalah tanah tersebut merupakan
warisan leluhur yang harus dijaga dan dirawat
untuk anak cucu warga Desa Adaut, bukan
untuk diperjualbelikan. Kepala desa mengaju-
kan ide sebagai solusinya, yakni menyewakan
lahan itu kepada investor dengan harapan
seluruh infrastruktur yang dibangun di desanya
selama kegiatan Blok Masela berlangsung
akan tetap menjadi milik warga Adaut bukan
milik pihak lain (Papilaya, 2014). Pembebasan
lahan untuk pembangunan saran prasarana
kegiatan eksplorasi menimbulkan persoalan.
Hal itu terjadi karena ada beberapa macam
kepentingan. Pihak Inpex Ltd. berkepentingan
untuk memantau dan mendukung operasional
eksplorasi gas di Blok Masela. Sementara itu,
masyarakat masih kuat memegang budaya
leluhur dan tetap tidak bersedia menjual tanah
leluhurnya. Sebagai solusinya, Inpex Ltd.
hanya menyewa tanah tersebut. Keadaan ini
merupakan terobosan baru bagi daerah lain
yang memiliki potensi pertambangan untuk
tidak mudah menjual aset peninggalan leluhur
kepada orang asing. Suatu saat nanti penduduk
asli akan tergusur dan tidak memiliki tempat
tinggal dan mata pencaharian. Hal ini akan
menimbulkan masalah bagi pemerintah daerah.
Beberapa masalah lain timbul dalam
kegiatan eksplorasi ini yaitu adanya perbedaan
pandangan yang terjadi antara pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
Barat Daya, dan Provinsi Maluku dengan
pemerintah pusat tentang bagi hasil. Adapun
syarat pemberian Participating interest (PI)
pengelolaan minyak dan gas Blok Masela itu
di antaranya menyangkut kewenangan atas
wilayah laut baik pada pemerintah kabupaten
maupun provinsi sebagai daerah penghasil.
54 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
Kewenangan untuk kabupaten seluas 0-4 mil
dan provinsi hingga 12 mil. Blok Masela itu
jaraknya sangat jauh, sekitar 150 km dari garis
pantai Maluku satu kilometer setara 1,8 mil
laut. Karena lokasinya di luar jarak kewenang-
an wilayah kabupaten maupun provinsi daerah
penghasil, hak sepenuhnya ada pada pe-
merintah pusat. Namun, pemerintah Provinsi
Maluku tetap mendapatkan manfaat dari kan-
dungan migas di Blok Masela berdasarkan
sistem dana bagi hasil. Provinsi Maluku tetap
mendapatkan jatah penyertaan modal atau
participating interest (PI) dari pengelolaan
tambang gas abadi Blok Masela sebesar 10%
setelah mendapat persetujuan pemerintah
pusat.
Perjuangan mendapatkan hak PI di
Blok Masela ini sudah berlangsung cukup lama
dan tinggal menunggu persetujuan dari
pemerintah pusat. Apalagi dana penyertaan
modal ini sudah disiapkan pihak ketiga, dalam
hal ini PT Syabas Energy. Maluku, sebagai
daerah penghasil tambang minyak dan gas
alam, mempunyai hak untuk menyertakan
modal.
Sebenarnya bila melihat peraturan
otonomi daerah dijelaskan bahwa seluruh
urusan pemerintahan akan didesentralisasikan
kepada daerah-daerah kecuali yang me-
nyangkut urusan keuangan negara, peradilan,
hubungan luar negeri, serta pertahanan dan
keamanan. Dengan otonomi daerah, wewenang
pemerintah pusat menjadi berkurang. Perenca-
naan, pelaksanaan, serta pembiayaan pem-
bangunan diserahkan kepada daerah baik di
tingkat kabupaten/kota.
Tugas pemerintah pusat akan lebih
terbatas, khususnya yang menyangkut kebijak-
an dan penentuan norma-norma, penetapan
standardisasi, penyusunan prosedur dan pe-
ngembangan human capital serta social
capital. Daerah memiliki kewenangan yang
lebih luas dalam pengelolaan sumber daya
yang dimiliki, baik itu sumber daya alam
(natural capital), sumber daya manusia
(human capital), sumber daya buatan (man
made capital), maupun sumber daya sosial
(social capital). Keempat kewenangan yang
lebih luas itu nyata adanya. Tanggung jawab
tersebut diberikan kepada daerah secara
proporsional yang diwujudkan dengan peng-
aturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber
daya nasional, serta perimbangan keuangan
antara pusat dan daerah. Tentu saja ke-
wenangan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan dan keadilan, serta potensi dan
keanekaragaman daerah.
Berkurangnya kewenangan pemerintah
pusat terutama dalam pembiayaan pem-
bangunan menuntut daerah untuk mandiri dan
lebih kreatif dalam menggali potensi sumber
daya lokal. Ciri utama yang menunjukkan
bahwa suatu daerah mampu otonom adalah
terletak pada kemampuan menggali sumber-
sumber keuangan sendiri, mengelola, dan
menggunakan untuk membiayai pemerintahan
daerahnya. Idealnya, ketergantungan peme-
rintah daerah kepada bantuan pusat haruslah
seminimal mungkin. Pendapatan asli daerah
(PAD) harus menjadi bagian dari sumber
keuangan terbesar yang didukung oleh kebijak-
an perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Pendapatan asli daerah sebagai salah satu
sumber keuangan daerah merupakan sumber
pendapatan yang berasal dari potensi ekonomi
daerah itu sendiri. Untuk itu, penggalian
potensi dan sumber daya lokal mempunyai
peran penting. Harus terdapat usaha atau upaya
menggali potensi sumber daya yang dimiliki
untuk menciptakan berbagai peluang yang
dapat meningkatkan penerimaan daerah baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penggalian potensi sumber daya
wilayah merupakan prioritas utama. Hal itu,
untuk meningkatkan pendapatan daerah yang
berdasar kepada prinsip-prinsip keadilan dan
kemandirian sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upa-
ya tersebut dapat dilakukan dengan memadu-
kan kemampuan sumber daya manusia (human
capital), memanfaatkan sumber daya alam
(natural capital), meningkatkan sumber daya
buatan (man made capital) serta social capital
sehingga kemampuan daerah dalam pelaksana-
an pembangunan akan meningkat.
Pemerintah pusat perlu memperhatikan
kepentingan daerah. Pemerintah pusat harus
dapat mendorong pemerintah daerah agar
dapat berkembang dan memiliki kreativitas
dan inovasi dalam membangun dan
mengembangkan daerahnya. Eksplorasi gas
Chairil Nur Siregar: Dampak Eksplorasi Gas..... 55
bumi Blok Masela menghasilkan gas cair
dalam jumlah yang sangat besar. Namun,
masih ada masalah pada pembagian pendapat-
an dari hasil produksi yang belum selesai
antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Pe-
merintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
maupun Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berkaitan dengan pembagian hasil produksi,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), kedua
wilayah ini terus meminta alokasi PI yang
proporsional, yaitu 10 persen. Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Kabupaten
Maluku Barat Daya (MBD) meminta PI harus
dialokasikan langsung ke daerah penghasil gas
bumi karena daerah eksploitasi berada di
antara wilayahnya. Akan tetapi, masalah ini
belum menghasilkan kata sepakat antara
pemerintah provinsi dengan pihak kabupaten.
Masyarakat berharap kesepakatan dapat di-
putuskan secepatnya karena menyangkut pem-
bangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat
dari kedua kabupaten tersebut. Keputusan PI
akan memberikan harapan baru bagi pe-
merintah dan masyarakat Maluku Tenggara
Barat dan Maluku Barat Daya. Untuk itu,
pemerintah daerah Kabupaten Maluku Teng-
gara Barat sebaiknya sudah mulai menyusun
program bila Blok Masela sudah berproduksi
agar program kerja dapat efektif, efisien, dan
tidak terjadi tumpang tindih dengan program
lainnya serta dapat mencegah terjadinya
penyalahgunaan keuangan.
Pembangunan eksplorasi gas bumi
Blok Masela berkontribusi terhadap social
capital yang dimiliki masyarakat Maluku
Tenggara Barat. Masyarakat dapat memiliki
lapangan pekerjaan, pengalaman, pengetahuan,
dan membuka wawasan terhadap daerah lain
dan negara luar. Akan tetapi, eksplorasi gas ini
pun membawa beberapa dampak yang merupa-
kan ujian bagi masyarakat terutama generasi
muda terhadap budaya asing yang dibawa oleh
tenaga kerja asing. Di sini norma dan nilai
dipertaruhkan karena arus globalisasi cepat
atau lambat akan sampai ke Maluku Tenggara
Barat. Masyarakat harus kuat terhadap pe-
ngaruh budaya asing dan tetap memegang
teguh adat istiadat yang telah turun-temurun
sudah dilakukan oleh leluhur.
Pemerintah harus berperan memberikan
dukungan terhadap adat istiadat, budaya,
kesehatan, dan pendidikan di pedesaan. Hal
tersebut tercantum dalam social capital.
Konsep tersebut mengacu pada kohesivitas
sosial dan investasi personal dalam suatu
komunitas sosial. Bagi masyarakat Maluku
Tenggara Barat, adat istiadat merupakan hal
yang penting. Contohnya, pada pembangunan
tempat aktivitas perusahaan untuk memantau
dan mendukung operasional eksplorasi gas di
Blok Masela, khususnya untuk penyediaan
lahan, pihak kontraktor mengalami kesulitan.
Keberadaan tanah dan laut dalam kehidupan
masyarakat di Kepulauan Tanimbar memiliki
peranan yang penting. Darat atau tanah
merupakan tempat mata pencaharian bagi
sebagian masyarakat Tanimbar. Laut pun
memegang peranan besar karena masyarakat
Kepulauan Tanimbar berpandangan bahwa laut
adalah bumi yang berair. Bagi masyarakat
Tanimbar, petuanan kampung atau ratschap
meliputi darat dan laut yang wajib dijaga,
dipelihara, dan dilestarikan.
Keterikatan masyarakat di Kepulauan
Tanimbar dengan darat dan laut layaknya suatu
hubungan religio magis. Untuk mempertahan-
kan kelestarian kedua lingkungan tersebut,
masyarakat mengawasi dengan pendekatan
adat yang diberi nama sasi. Masyarakat
Tanimbar masih kuat memegang budaya le-
luhur sehingga tidak bersedia menjual tanah
leluhurnya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, Inpex Ltd. hanya dapat menyewa
lahan.
Alternatif ini sangat menguntungkan
masyarakat karena lahan tersebut masih tetap
milik masyarakat. Kondisi ini didukung
dengan social capital (modal sosial) yang
bersumber dari hubungan sosial yang meliputi
trust (kepercayaan), norms (norma/kaidah),
dan networks (jaringan) antarberbagai assosiasi
yang mewakili beberapa kelompok dan secara
konsisten berupaya mencapai tujuan bersama.
Social capital merupakan public goods
yang diciptakan dan dimiliki oleh masyarakat.
Social capital ini terbentuk dengan sendirinya
dalam kurun waktu yang relatif lama, seperti
halnya proses pembentukan sistem nilai atau
56 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
budaya pada umumnya. Oleh karena itu, ketika
social capital ini telah terbentuk akan sulit
dihilangkan begitu saja (berbeda dengan
kapital finansial). Namun, ketika nilai-nilai
social capital itu telah terkikis, jauh lebih sulit
untuk membangunnya kembali (Astuti, 2011).
Social capital yang masih melekat pada
masyarakat Maluku Tenggara Barat mem-
berikan kontribusi terhadap kelangsungan
budaya masyarakat setempat.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
lahan di sekitar tempat eksplorasi tidak dijual
kepada pihak perusahaan. Dengan demikian,
masyarakat masih memiliki lahan tersebut dan
tidak terusir dari daerahnya. Masyarakat dan
pihak perusahaan tidak saling mengganggu
karena sudah memiliki kesepakatan bersama
untuk mematuhi norma-norma, nilai yang
berlaku di tengah masyarakat Maluku
Tenggara Barat. Eksplorasi gas bumi Blok
Masela terhadap capital social pada masya-
rakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah
memberikan nuansa baru pada rutinitas
masyarakat. Masyarakat dapat beraktivitas di
perusahaan Inpex Ltd. Bekerja pada aktivitas
yang sama. Walaupun demikian, masyarakat
harus memiliki filter terhadap budaya yang
dibawa oleh pekerja pendatang. Hal ini
disebabkan para pekerja tersebut berasal dari
daerah dan negara lain. Masyarakat harus
melakukan filter terhadap budaya yang dibawa
oleh para pekerja tersebut. Dalam hal ini,
pemerintah daerah dan pemuka masyarakat
(adat) harus mulai memikirkan antisipasi
terhadap budaya asing yang masuk ke wilayah
Maluku Tenggara Barat.
Eksplorasi gas alam Blok Masela
memiliki produced economic capital dapat
memberikan sumber pendapatan besar bagi
negara dan daerah serta kesejahteraan pada
masyarakat. Blok Masela terletak di lepas
pantai Laut Arafura sekitar 155 km arah barat
daya Kota Saumlaki yang berbatasan langsung
dengan Australia dan Timor Leste. Rencana
pengembangan (plan of development/POD)
Masela disetujui pemerintah pada Desember
2010 atau 12 tahun setelah kontrak ditanda-
tangani pada November 1998. Sesuai dengan
proposal rencana pengembangan, Blok Masela
akan memproduksi gas 355 juta kaki kubik
(MMSCFD) dan kondensat 8.400 barel per
hari.Inpex Ltd akan membangun kilang LNG
terapung (floating LNG plant) berkapasitas 2,5
juta ton per tahun. Saat ini, hak partisipasi
Blok Masela sebesar 65% dimiliki Inpex
Masela Ltd. yang bertindak sebagai operator
dan Shell Corporation sebesar 35%.
Salah satu sumur gas bumi Masela
menghasilkan gas dengan jumlah 10 juta
kubik/hari. Hasil ini jauh dari yang diperkiraan
oleh Inpex Masela Ltd. sebelumnya yaitu
sebanyak 30 juta kubik/hari. Dari keterangan
di atas terlihat begitu besarnya produksi gas
bumi Blok Masela yang dioperasikan oleh
Inpex Ltd. Bila gas bumi Blok Massela ini
berproduksi, hal itu akan memberikan pen-
dapatan yang sangat besar pada negara, begitu
juga provinsi dan kabupaten. Bila hasil dari
gas bumi Blok Masela ini dikelola dengan
baik, hal itu dapat memberikan kesejahteraan
pada masyarakat khususnya masyarakat
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan
Maluku Barat Daya.
Kontribusi eksplorasi gas bumi Blok
Masela terhadap human capital dapat mem-
berikan peluang kerja sesuai dengan pen-
didikan yang dimiliki masyarakat. Hal lain
yang berkaitan dengan pendidikan, Kabupaten
Maluku Tenggara Barat masih menyimpan
masalah yaitu, sebagian besar penduduk ber-
pendidikan SD, yaitu sebesar 31,94 %. Se-
banyak 19,65 % masyarakat sama sekali
tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
Masyarakat yang berpendidikan SLTP dan
SLTA sebesar 23,78 % dan 21,02 %. Jumlah
masyarakat yang pernah mengenyam pen-
didikan tinggi masih sangat kecil, yakni 1,35
% (dikutip dari Kajian Strategi Batas
Pengelolaan Wilayah Negara & Kawasan
Perbatasan di 12 Provinsi Oktober 2011
http://www.wds.worldbank.org/external/defaul
t/WDSContentServer/).
Masalah pendidikan ini harus di-
selesaikan karena berdampak pada keter-
tinggalan masyarakat Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dalam mendapatkan peluang
kerja di daerah sendiri. Hal ini akan me-
nimbulkan kesenjangan dengan masyarakat
pendatang yang memiliki latar belakang
Chairil Nur Siregar: Dampak Eksplorasi Gas..... 57
pendidikan lebih tinggi. Keadaan ini dapat
memicu timbulnya konflik antara masyarakat
pendatang dan masyarakat pribumi yang
diakibatkan kecemburuan sosial. Sebelum
Inpex Ltd. beroperasi di wilayah tersebut,
sebaiknya pendidikan masyarakat ditingkatkan
agar dapat bersaing dengan masyarakat
pendatang.
Kegiatan eksplorasi gas Blok Masela
ini masih belum diketahui oleh seluruh warga.
Dengan adanya sosialisasi baik dari pe-
merintah daerah maupun Inpex Ltd. masya-
rakat paham bahwa di daerahnya terdapat
sumber alam berupa gas bumi yang dapat
dimanfaatkan. Dengan adanya sosialisasi dari
pemerintah daerah dan Inpex Ltd. masyarakat
dapat ikut berperan dalam kegiatan eksplorasi
gas bumi. Masyarakat dapat menyesuaikan
kemampuan, pendidikan, keahlian, dan
pengalaman dalam bidang yang diperlukan
untuk kegiatan eksplorasi gas bumi Blok
Masela. Dengan begitu, hal tersebut dapat
mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat
Maluku Tenggara Barat. Karena proses eks-
plorasi dan produksi banyak membutuhkan
tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya, se-
baiknya masyarakat pribumi mempersiapkan
diri supaya memiliki keahlian yang ber-
hubungan dengan eksplorasi gas bumi dan
proses produksi.
Selain nilai materi, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah aspek lingkungan. Jika
natural capital dieksplorasi tanpa memper-
hatikan kepentingan masyarakat dan ling-
kungan, hal itu dapat berdampak pada
kerusakan lingkungan. Natural capital terdiri
atas natural resources dan natural services.
Natural capital sangat penting dalam konteks
sustainability. Pemerintah dan masyarakat
umumnya masih kurang peduli terhadap
pentingnya mempertahankan natural capita,
padahal ini penting untuk menjaga agar
wilayah yang dimiliki tidak rusak. Berkaitan
dengan adanya eksplorasi gas bumi Blok
Masela, Inpex bersama masyarakat perlu
menjaga lingkungan agar tidak membawa
bencana yang akan menghancurkan lingkungan
dan kehidupan masyarakat.
Dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya, masyarakat pribumi juga dapat
memberlakukan sistem Sasi. Sasi merupakan
salah satu sistem lokal dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam, baik di darat
maupun di laut yang dikenal di seluruh
Maluku. Sasi didefinisikan sebagai suatu
larangan untuk mengambil sumber daya alam
tertentu dalam daerah tertentu dan untuk suatu
jangka waktu tertentu demi menjamin hasil
panen yang lebih baik (Soselisa: 2001). Sistem
ini diberlakukan pada sumber daya– tumbuhan
dan hewan di darat (seperti kelapa, nanas,
kemiri pinang, kuskus, dan rusa) dan di laut
(seperti ikan, lola, teripang). Lamanya tutup
sasi bervariasi sesuai dengan jenis sumber daya
yang disasi dan kesepakatan di masyarakat.
Sayangnya pada masa kini banyak desa
di Maluku sudah tidak mempraktikkan sistem
Sasi. Bila Sasi dapat dijalankan dengan baik,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat me-
lestarikan alam sekitarnya, walaupun eks-
plorasi gas Blok Masela terus berproses.
Masyarakat tetap mempertahankan Sasi di
lingkungan sosialnya sehingga wilayah Kabu-
paten Maluku Tenggara Barat dapat terhindar
dari kerusakan lingkungan. Sumber daya alam
Kabupaten Maluku Tenggara Barat pun tetap
terjaga kelestariannya.
Eksplorasi gas dapat memberikan dam-
pak pada patologi sosial karena banyak tenaga
kerja baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri yang datang dengan
membawa karakter dan budaya masing-
masing. Perkembangan sains dan teknologi,
mekanisme, industrialisme, dan urbanisasi
telah memunculkan banyak masalah sosial
pada masyarakat modern. Gejala-gejala seperti
keseimbangan, kebingungan, kecemasan, dan
konflik-konflik baik eksternal maupun internal
semakin tampak menjadi pemandangan
keseharian.
Dampak kondisi tersebut memunculkan
stimulan pada orang-orang untuk melakukan
tingkah laku menyimpang dari norma-norma
umum. Banyak orang yang mengalami gang-
guan jiwa hingga akhirnya memunculkan
konflik antarbudaya yang ditandai dengan
keresahan sosial, pertikaian serta ketidak-
rukunan kelompok-kelompok sosial yang
disertai perilaku melanggar norma-norma
hukum formal.
58 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
Situasi ini dapat menimbulkan perilaku
patologi sosial atau sosiopatik yang me-
nyimpang dari pola umum. Dalam keadaan
seperti ini orang-orang hanya menaati norma
dan peraturannya sendiri. Mereka terbiasa
dengan perilaku senang mengeksploitasi,
merampas, dan memeras hak-hak orang lain.
Masalah sosial yang sering muncul di
antaranya sosiopatik, deviasi sosial, dis-
organisasi sosial, disintegrasi sosial, dan
diferensi sosial. Hal ini pada akhirnya
menimbulkan pola tingkah laku menyimpang
(deviasi) seperti merajalelanya korupsi, kolusi,
dan nepotisme (KKN), pencurian, korupsi,
penodongan, pembunuhan, deviasi seksual,
dan penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-
orang tertentu untuk melakukan tindak
kriminal dan deviasi seksual (Ulfianti.D,
2013).
Hal tersebut terjadi diakibatkan oleh
tidak sejalannya pemahaman beberapa pihak
yang memiliki kepentingan. Selain itu,
masalah ini dapat juga timbul sebagai per-
tentangan kepentingan dan tujuan antara
individu atau kelompok akibat kesenjangan
status sosial, kurang meratanya kemakmuran,
serta kekuasaan yang tidak seimbang. Adapun
jenis-jenis konflik di Tanimbar yang sering
terjadi di antaranya masalah batas tanah,
masalah permainan bola, masalah cinta antar-
pemuda, dan masalah pribadi yang tidak dapat
diidentifikasi lebih dahulu. Tindakan kriminal
yang dilakukan masyarakat meliputi curanmor,
perkelahian, penganiayaan, dan korupsi.
Angka kriminalitas dikhawatirkan akan
meningkat di tengah masyarakat karena adanya
eksplorasi dan produksi gas Blok Masela.
Untuk itu perlu dilakukan pencegahan.
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan be-
berapa cara. Pertama, kontrol sosial terhadap
masyarakat terutama ketika berinteraksi
dengan tenaga pekerja asing. Komunikasi
secara persuasif dan lemah lembut merupakan
metode yang dapat dilakukan. Kedua, pihak
pemerintah daerah perlu terbuka terhadap
masyarakat sehingga mudah mengetahui prob-
lem yang dihadapi masyarakat sekaligus
memberikan solusi terhadap permasalahan
yang ada di masyarakat. Selain itu, penegakan
hukum perlu dilakukan agar dapat memberikan
pelajaran bagi masyarakat sehingga tidak
timbul lagi pelanggaran hukum. Cara lain yang
perlu dilakukan adalah menghargai hak-hak
orang lain adalah dengan tidak mengambil
porsi dan peluang yang dimiliki orang lain.
Agar semua itu dapat diterapkan, perlu adanya
contoh dan sosialisasi dari pemerintah, pemuka
masyarakat, dan pemangku adat. Bila upaya
ini diterapkan secara bersamaan, hal tersebut
diharapkan dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya patologi sosial di kalangan
masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara
Barat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1 Setiap komunitas sosial dapat memberikan
kontribusi terhadap kepentingan masya-
rakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Aspek capital social dapat memberikan
kontribusi terhadap terjadinya hubungan
baik pemerintah dan masyarakat dengan
perusahaan Inpex Ltd. Pada aspek
produced economic capital dapat mem-
berikan kontribusi terhadap kesejah-teraan
masyarakat melalui berbagai kegiatan dari
Inpex Ltd. Di sisi lain masyarakat juga
dapat memberikan sumbangan berupa
tenaga dan jasa untuk mendukung kegiatan
Inpex Ltd. Pada aspek human capital
dengan adanya kegiatan eksplorasi gas
alam yang dilakukan oleh Infex Ltd.
masyarakat dapat memperoleh kemajuan
terutama dari segi pelatihan dan pen-
didikan. Aspek natural capital terutama
pada energi berupa gas dapat memberikan
kontribusi terhadap masyarakat berupa
lapangan kerja dan usaha pada bidang jasa.
Pada aspek patologi sosial, adanya kegiatan
eksplorasi gas lepas pantai akan me-
mengaruhi perilaku dan norma-norma serta
budaya di kalangan masyarakat, khususnya
kaum muda.
2 Adanya eksplorasi gas bumi Blok Masela
diperkirakan dapat memberikan kontribusi
terjadinya patologi sosial di kalangan
masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara
Barat, seperti premanisme, pengangguran,
perkelahian, pembunuhan, pelacuran,
Chairil Nur Siregar: Dampak Eksplorasi Gas.....59
perampokan, gelandangan, pengemis,
pencurian, korupsi, dan narkoba.
3. Untuk mencegah terjadinya patologi sosial
akibat eksplorasi dan produksi gas bumi
Blok Masela, dapat dilakukan berbagai
macam cara di antaranya membangun kon-
trol sosial di kalangan masyarakat, kea-
dilan, pendidikan, gotong royong, keter-
bukaan, forum komunikasi, penegakkan
hukum, dan saling menghargai hak-hak
orang lain.
2. Saran
1. Dengan adanya eksplorasi gas bumi,
pemerintah pusat dan daerah harus dapat
menyejahterakan masyarakat khususnya
masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara
Barat dan Maluku Barat Daya.
2. Membangun partisipasi masyarakat dalam
bentuk kemampuan dan pengalaman yang
dimiliki terhadap usaha mendukung
kegiatan eksplorasi dan produksi gas bumi
blok Masela.
3. Memberikan pelatihan kerja kepada
masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara
Barat sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang dimilikinya agar masyarakat
dapat hidup sejahtera.
4. Membangun politeknik dengan program
studi yang dapat menunjang kegiatan
eksplorasi dan produksi gas bumi Blok
Masela.
5. Mengutamakan para pemuda dan remaja
Kabupaten Maluku Tenggara Barat sesuai
dengan pendidikan, keahlian, dan peng-
alaman yang dimiliki untuk bekerja di
eksplorasi dan produksi gas Blok Masela.
6. Mendirikan lembaga pemberdayaan pemuda
untuk bekerja sama dalam berwirausaha
yang dinaungi oleh kepala desa supaya
pemuda tidak menganggur dan dapat
beraktivitas melalui kreativitas dan inovasi.
7. Menjalin komunikasi dengan pemuka
masyarakat dan pemangku adat Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
8. Menghormati norma-norma dan nilai-nilai
yang dimiliki masyarakat Kabupaten
Maluku Tenggara Barat
9. Melestarikan budaya masyarakat Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Juni Woro. (2011). Membangun
Kembali Social Capital Dalam Rangka
Reformasi Administrasi di Indonesia.
Media online.
http://woroastuti.blogspot.com/2011/01/
membangun-kembali-social-capital-
dalam.html
Blumer, Herbert. (1971). Social Problems as
Collective Behavior. Social Problems 18
(Winter): 298–306.
Fukuyama, Francis. (1995). Trust: The Social
Virtues and The Creation of Prosperity.
New York: the Free Press.
Onyx, J .(1996). The Measure of Social
Capital. paper presented to Australian
and New Zealand Third Sector Research
Conference on Social Cohesion, Justice
and Citizenship: The Role of Voluntary
Sector, Victoria University, Wellington.
Coleman, J. (1990). Foundations of Social
Theory. Cambridge Mass: Harvard
University Press.
--------------. (1999). Social Capital in the
Creation of Human Capital. Cambridge
Mass: Harvard University Press.
Cox, Eva. (1995). A Truly Civil Society.
Sydney : ABC Boook.
---------------., (1999). Economic Progress and
the Idea of Social Capital. Washington
DC: Word Bank, 325-424. In Elinor
Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation
of Social Capital. Massachusetts: Edward
Elgar Publishing Limited.
Fukuyama, F. (1992). The End of History and
The Last Man. New York: Free Press
---------------. (1995). Trust: The Social Virtues
and The Creation of Prosperity. New
York: Free Press.
---------------. (1995). Social Capital and The
Global Economy. Foreign Affairs, 74(5),
89-103. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn.
2003. Foundation of Social Capital.
Massachusetts: Edward Elgar Publishing
Limited.
--------------. 2000. Social Capital and Civil
Society. International Monetary Fund
Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor
60 Jurnal Sosioteknologi Volume 14, Nomor 1, April 2015
Ostrom and T.K. Ahn. (2003). Foundation of
Social Capital. Massachusetts: Edward
Elgar Publishing Limited.
Hasbullah, J. (2006). Sosial Kapital: Menuju
Keunggulan Budaya Manusia. Jakarta:
MR-United Press
Kajian Strategi Batas Pengelolaan WIlayah
Negara & Kawasan Perbatasan di 12
Provinsi. (2011). Media online.
http://www-wds.worldbank. org/external/
default/
WDSContentServer/WDSP/IB/2012/04/1
9/
Kartono, Kartini. (2003). Patologi Sosial.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miles, M.B., & Huberman, A.M. dan Spradley.
(1984). Qualitative Data Analysis.
Beverley Hills Calif:Sage.
Nasution.(1988). Metode Naturalistik
Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito.
Onyx, J. (1996). Social capital: Theory and
measurement, Working paper series no.
34, Centre for Australian Community
Organisations and Management,
University of Technology Sydney
Papilaya, Jane. (2014). Selaru, Pulau Strategis
di Blok Masela. Media Online.
http://regional.kompasiana.com/2014/04
/21/selaru-pulau-strategis-di-blok-
masela-650580.html
Putnam, R.D. (1993), The Prosperous
Community: Social Capital and Public
Life, dalam The American Prospect,
Vol.13, halaman 35-42.
_______, R.D. (1995). Bowling Alone:
America’s Declining Social Capital,
dalam Journal of Democracy, Vol.6,
No.1, halaman 65-78.
_______, R.D. (1993). The Prosperous
Community: Social Capital and Public
Life. American Prospect, 13, Spring, 35-
42. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn.
2003. Foundation of Social Capital.
Massachusetts: Edward Elgar Publishing
Limited.
--------------.(1993). Making Democracy Work:
Civil Tradition in Modern Italy.
Princeton: Princeton University Press.
--------------, Leonardi R., Raffaella Y. N.
(1993). Social Capital and Institutional
Success. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn.
2003. Foundation of Social Capital.
Massachusetts: Edward Elgar Publishing
Limited.
Soselisa, Hermien. (2001). Sasi Laut di
Maluku: Pemilikan Komunal dan Hak-
hak Komunitas dalam Manajemen
Sumber Daya Kelautan, dalam F & K
von Benda-Beckmann and uliette Koning
(eds.), Sumber Daya Alam dan Jaminan
Sosial, pp .227-260. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suharto, Edy (2007). Modal Sosial dan
Kebijakan Publik. pdf (SECURED).
23/6/2007. 1:49PM
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: CV. Penerbit
Alfabeta
Suparlan. (1984). Kebudayaan Kemiskinan,
dalam Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia–Sinar
Harapan
Ulfianti.D. (2013). Masalah-Masalah
Patologi Sosial. Media online
http://ulfianti.wordpress.com/2013/05/03
/masalah-masalah-patologi-sosial/
Woolcock, M. (1998). Social Capital and
Economic Development: Toward a
Theoretical Synthesis and Policy
Framework. Theory and Society, 27
(1),151-208. In Elinor Ostrom and T.K.
Ahn. (2003). Foundation of Social
Capital. Massachusetts: Edward Elgar
Publishing Limited.
----------------, M. D. Narayan. (2000). Social
Capital: Implication for Development
Theory, Research, and Policy. World
Bank Research Observer, 15(2), August,
225-49. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn.
2003. Foundation of Social Capital.
Massachusetts: Edward Elgar Publishing
Limited.
top related