contoh laporan kkl pendidikan bahasa inggris
Post on 16-Feb-2016
1.140 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
PROGRAM S1
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016
DI JAKARTA
Diajukan guna Mendapatkan Sertifikat KKL
sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Komprehensif
Disusun oleh:
Siti Fatimah ShofaridaNIM: 133411010
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
i
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
PROGRAM S1
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2015/2016
DI JAKARTA
Dipersiapkan dan Disusun oleh:
Siti Fatimah Shofarida
NIM: 133411010
Telah diajukan pada tanggal 28 November 2015
Dosen Pembimbing,
Sayyidatul Fadlilah, M. Pd NIP. 19810908 200710 2001
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini telah diterima untuk memenuhi persyaratan. Diajukan guna Mendapatkan Sertifikat KKL sebagai Persyaratan
Mengikuti Ujian Komprehensif Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Tanggal …………………………….
Ketua Jurusan
Dr. Muslih, MA.NIP. 19690813 199603 1003
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, laporan
KKL Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Walisongo Semarang dapat disusun dan diselesaikan dengan lancar.
Penyusunan dan penulisan laporan ini ditujukan untuk pemenuhan persayaratan
dalam pengambilan sertifikat KKL yang nantinya akan menjadi syarat untuk
mengikuti ujian komprehensif. Laporan ini terdiri atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan selama di lokasi KKL. Serta diharapkan mahasiswa atau penulis
mampu menghubungkan materi yang didapat dari KKL dengan kenyataan yang
ada.
Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan oleh penulis dalam penulisan
laporan. Namun, penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan baik dalam
penulisan dan penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk pembuatan laporan-laporan selanjutnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan laporan, yaitu:
1. Dr. Muslih, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FITK
UIN Walisongo Semarang,
2. Sayyidatul Fadlilah, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing Laporan yang
senantiasa memberi arahan kepada penulis,
3. Para dosen jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FITK UIN Walisongo
Semarang yang senantiasa mendampingi mahasiswa,
4. Segenap pemimpin dan staff IALF (Indonesia Australia Language
Foundation) Jakarta, terutama Kat Paterson (Teacher Trainer) dan Barbara
iii
Wiechecki (Cross-Cultural Training Specialist) yang telah memberikan
penjelasan yang luar biasa mengenai “Communicative Language Teaching
for Teens”,
5. Kawan-kawan seperjuangan PBI-5A yang senantiasa mencurahkan
semangat dalam segala hal,
6. Kawan-kawan kepengurusan di organisasi UKMU Walisongo English
Club, HMJ Pendidikan Bahasa Inggris dan SKM Amanat UIN Walisongo
Semarang,
7. Ibu tercinta, Isning Maunah dan adik tersayang, M. Haniful Fariz, yang
selalu memberikan do’a dan dukungannya yang tiada terkira.
Semoga laporan KKL ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Semarang, 28 November 2015
Penulis,
Siti Fatimah Shofarida
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Laporan................................................................................3
D. Manfaat Penulisan Laporan.............................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................5
A. Definisi Pengajaran Bahasa yang Komunikatif (CLT).....................................5
B. Pengajaran Bahasa yang Komunikatif (CLT) untuk SMP dan SMA...............6
C. Penerapan Pengajaran Bahasa yang Komunikatif (CLT).................................8
BAB III METODE PENULISAN LAPORAN KKL...................................................11
A. Lokasi Kuliah Kerja Lapangan.........................................................................11
B. Jenis Data..........................................................................................................12
C. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN HASIL KKL......................................................................14
A. Gambaran Umum Kegiatan KKL.....................................................................14
B. Gambaran Umum Lokasi Utama KKL.............................................................16
BAB V KESIMPULAN...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Lapangan atau biasa disingkat KKL merupakan
suatu bentuk kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa untuk terjun langsung dalam sebuah institusi atau
lembaga dan dunia kerja yang mungkin tidak ditemukan di kampus.
Selain itu, kegiatan KKL juga mampu memberikan sebuah proses
pembelajaran kepada mahasiswa untuk menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. KKL
dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan misi
dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapat nilai
tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.
Mengingat sulitnya menjalin relasi yang baik di lingkungan
kerja, KKL diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada
mahasiswa berupa pengenalan dunia kerja dan memahami
lingkungan kerja yang baik. Hal ini tentu membantu mahasiswa
untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan
disiplin, sehingga kelak mahasiswa dapat menjadi pekerja yang
handal dalam bidangnya, dan mampu untuk menembus ketatnya
persaingan di dunia kerja.
Kuliah kerja lapangan di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang merupakan salah satu
mata kuliah yang tidak memiliki bobot SKS. Meskipun begitu, mata
kuliah kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk
mengikuti ujian komprehensif yang selanjutnya menentukan
kelulusan mahasiswa program S1 di Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang. Tahun ini merupakan tahun pertama
diselenggarakannya Kuliah Kerja Lapangan bagi mahasiswa jurusan
Pedidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang yang terdapat di semester lima. Dalam mata kuliah kerja
1
lapangan ini, mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke dalam
dunia kerja yang dalam hal ini berupa sebuah institusi atau lembaga
pembelajaran bahasa, sehingga diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dalam
dunia kerja.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan sebagai
pengalaman belajar yang baru yang tidak diperoleh di dalam
kampus, sehingga selesainya KKL mahasiswa akan memiliki
wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi di tengah masyarakat
pada saat melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan negara di
kemudian hari.
Pada jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, penting sekali
untuk mengetahui bagaimana bahasa Inggris dapat diajarkan secara
efektif kepada siswa di kelas. Berbagai metode dan teknik
pengajaran bahasa perlu dikuasai oleh para calon guru guna
menjadikan murid atau siswa paham mengenai materi yang
disampaikan. Selain itu, seorang calon guru juga harus dapat
menyesuaikan apa yang akan disampaikan di kelas dengan kondisi
serta kebutuhan siswa. Dalam hal ini, siswa di jenjang pendidikan
atau usia tertentu memerlukan treatment yang berbeda dalam
pengajaran bahasa Inggris. Untuk itulah, kegiatan KKL yang
pertama ini mengambil lokasi tujuan di sebuah lembaga pengajaran
bahasa sekaligus tempat tes IELTS terkemuka di Jakarta, bernama
IALF (Indonesia Australia Language Foundation). Lokasi tujuan
Kuliah Kerja Lapangan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FITK
UIN Walisongo adalah di IALF (Indonesia Australia Language
Foundation). IALF merupakan lembaga pelatihan dan pelayanan
konsultasi bahasa (bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) di Indonesia
dan wilayah Asia-Pasifik yang didirikan pada tahun 1989. IALF
memiliki tiga cabang di Indonesia yaitu di Jakarta, Surabaya, dan
Bali, dimana ketiganya ditunjang dengan fasilitas dan sumber daya
manusia yang berkualitas guna memotivasi pembelajaran bahasa.
2
Selanjutnya, untuk KKL jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tahun ini
berlokasi di IALF Jakarta yang berada di Plaza Kuningan, Menara
Selatan, Lantai 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav C 11-14 Jakarta. Lokasi
ini merupakan lokasi IALF yang terbesar di Indonesia.
Dalam kegiatan KKL di lembaga tersebut, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan metode pengajaran bahasa seperti
yang dijelaskan oleh para ahli di kelas yang sesungguhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari Pengajaran Bahasa yang Komunikatif
(CLT)?
2. Mengapa pelajar SMP dan SMA memerlukan model Pengajaran
Bahasa yang Komunikatif (CLT)?
3. Bagaimana penerapan Pengajaran Bahasa yang Komunikatif
(CLT) untuk SMP dan SMA?
C. TUJUAN PENULISAN LAPORAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
sertifikat KKL yang dijadikan persyaratan untuk mengikuti ujian
komprehensif. Di samping itu, juga untuk menambah wawasan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran bahasa yang
komunikatif untuk SMP dan SMA, baik dari definisi, alasan
diterapkannya untuk pelajar SMP dan SMA maupun bentuk-bentuk
aktifitas pengajarannya.
D. MANFAAT PENULISAN LAPORAN
1. Bagi Peneliti (Penulis)
Penulisan laporan ini dapat digunakan sebagai syarat
diperolehnya sertifikat KKL yang nantinya akan dijadikan
sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian komprehensif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
3
Penulisan laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan bagi para peneliti selanjutnya yang juga mengangkat
topik yang sama dengan laporan ini.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Pengajaran Bahasa yang Komunikatif (CLT)
Salah satu tujuan utama dalam mempelajari sebuah bahasa
asing adalah mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan cara-cara yang
efektif, salah satunya adalah dengan menerapkan model Pengajaran
Bahasa yang Komunikatif (Communicative Language Teaching)
atau CLT. Salah satu ciri model pengajaran ini adalah
dibutuhkannya perhatian yang lebih pada fungsi utama sebuah
bahasa, yaitu komunikasi.1 CLT muncul pada awal tahun 1970-an.
Adapun tujuan utama dari penerapan CLT adalah siswa mampu
menguasai dan menggunakan bahasa asing dengan cara yang benar.2
Dalam hal ini, siswa tidak hanya menjadi penerima materi
pembelajaran, tetapi mereka juga bisa menerapkan dan
menggunakan bahasa tersebut. Secara umum, guru dapat membuat
kegiatan pembelajaran untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggunakan bahasa asing yang telah mereka pelajari
(contoh: melalui dialog langsung dan isyarat).
Sifat percakapan atau komunikasi antara guru dan siswa
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti isi pelajaran dan aktivitas di
dalam kelas. Bahasa yang digunakan untuk menyapa anak-anak
berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
pelajaran tatabahasa atau fungsi komunikasi yang lain.
Secara keseluruhan, Pengajaran Bahasa yang Komunikatif
(CLT), terdiri dari 3 ciri utama, yaitu Context, Practice dan Learner-
Centered. Pada ciri Context, pengajaran bahasa disesuaikan dengan
konteks berbahasa atau ada tujuan mengenai penggunaan bahasa
dengan tepat. Sedangkan pada Practice, pengajaran bahasa 1 William Littlewood, Communicative Language Teaching, (Great Britain:
Cambridge University Press, 1991), hal. 12 William Littlewood, Communicative Language Teaching, (Great Britain:
Cambridge University Press, 1991), hal. 16
5
dimaksudkan untuk melatih siswa menggunakan bahasa kedua
mereka, baik melalui latihan yang terkontrol maupun latihan yang
lebih bebas (oleh diri mereka sendiri). Yang terakhir, Learner-
Centered berarti siswa dapat memiliki kesadaran untuk
menggunakan bahasa asing yang mereka pelajari untuk
berkomunikasi dengan sesama secara aktif.3
B. Pengajaran Bahasa yang Komunikatif (CLT) untuk SMP dan
SMA
Usia siswa di beragam jenjang pendidikan yang berbeda
memiliki karakteristik yang berbeda pula. Hal semacam ini
menyebabkan masing-masing siswa memiliki kebutuhan yang tidak
sama sesuai dengan jenjang pendidikannya. Tentu saja, kebutuhan
para pembelajar atau siswa di usia Sekolah Dasar berbeda dengan
mereka yang sudah memasuki masa remaja atau berada di jenjang
Sekolah Menengah, baik SMP maupun SMA.
Semenjak pengajaran komunikatif diperkenalkan pada tahun
1970an, tujuan pengajaran bahasa pun tidak hanya menekankan pada
aspek struktur semata, melainkan lebih kepada mendorong siswa
untuk bisa aktif berkomunikasi baik di dalam maupun di luar kelas
menggunakan bahasa asing yang sedang mereka pelajari.4 Bahkan,
para ahli bahasa yang lain mengungkapkan bahwa untuk dapat
berkomunikasi dengan baik diperlukan lebih dari sekedar
penguasaan struktur linguistik. Kemampuan untuk berkomunikasi
menjadi bagian penting yang harus dikuasai siswa, mereka tahu
kapan dan bagaimana cara berkomunikasi dengan siapapun (knowing
when and how to say what to whom), terutama mereka yang sedang
berada di usia remaja (SMP dan SMA).
Ada beberapa alasan mengenai penggunaan CLT untuk siswa
SMP maupun SMA. Pertama, siswa SMP dan SMA cenderung ingin 3 Disampaikan oleh Ms. Kat Paterson pada Teacher Taining KKL PBI FITK UIN
Walisongo Semarang pada 29 Oktober 2015 di IALF Jakarta4 Diane Larsen-Freeman, Techniques and Principles in Language Teaching,
(Oxford, UK: Oxford University Press, 2000), hal. 121
6
mengetahui segala sesuatu. Oleh karena itu, guru harus mampu
menjelaskannya kepada siswa. Kedua, para remaja SMP maupun
SMA memang belum dewasa secara sempurna, tetapi mereka
cenderung tidak ingin diperlakukan seperti anak-anak. Dalam hal ini,
guru perlu menerapkan metode pengajaran yang sesuai. Alasan
terakhir, mereka tidak selalu menginginkan sosok guru sebagai
orang yang sama seperti mereka. Guru juga memiliki wewenang
untuk dihormati sebagai orang yang menuntun langkah belajar
mereka.5 Sehingga, komunikasi menjadi aspek yang dianggap
penting untuk memfasilitasi siswa SMP dan SMA dalam pengajaran
bahasa. Selanjutnya, metode CLT pun dipilih sebagai metode
pengajaran yang lebih efektif untuk diterapkan kepada mereka.
Lebih lanjut, tujuan dan manfaat dari CLT akan menjadi
sangat penting karena ini berkaitan dengan pencapaian siswa.
Diantara tujuan CLT adalah sebagai berikut:
1. CLT diterapkan agar dapat mencakup praktek pembelajaran
secara menyeluruh (Whole-task practice)
2. CLT untuk meningkatkan motivasi siswa
3. CLT untuk menciptakan pembelajaran alami
4. CLT untuk menciptakan sebuah konteks yang mendukung
pembelajaran
CLT memberikan kesempatan terhadap hubungan antara
guru dengan siswa. Hubungan ini dapat menghidupkan suasana
kelas dan dapat tercipta lingkungan yang mendukung usaha
siswa untuk belajar.6
C. Penerapan Pengajaran yang Komunikatif (CLT)
Dalam penerapan dan pelaksanannya, guru dapat
menggunakan berbagai strategi pembelajaran, seperti 5 Disampaikan oleh Ms. Kat Paterson pada Teacher Taining KKL PBI FITK UIN
Walisongo Semarang pada 29 Oktober 2015 di IALF Jakarta6 William Littlewood, Communicative Language Teaching, (Great Britain:
Cambridge University Press, 1991), hal. 17-18
7
pengelompokkan siswa: guru dengan seluruh kelas, guru dengan
kelompok kecil, siswa dalam kelompok-kelompok kecil, siswa
berpasang-pasangan, siswa bekerja sendiri-sendiri. Tabel di bawah
ini mengilustrasikan sifat wacana kelas yang berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa, urutan interaksi, dan tindak komunikatif.
Peristiwa-peristiwa ini didasarkan pada serangkaian aktivitas rutin
kelas yang mungkin terjadi dalam suatu pelajaran tertentu.
Tabel 1.1 Wacana kelas selama pelajaran bahasa kedua
Peristiwa Pelajaran Struktur Pengajaran Fungsi Bahasa1. Salam dan aktivitas
pemanasanGuru berinteraksi dengan seluruh kelas, menunjuk beberapa siswa untuk berbicara, siswa diarahkan untuk memulai dialog dengan siswa lainnya
Salam, permintaan informasi, laporan, uraian, mengungkapkam emosi
2. Pemeriksaan pekerjaan rumah siswa
Guru berinteraksi dengan seluruh kelas, menunjuk siswa secara individu atau dalam kelompok/ deret
Pertanyaan pura-pura dan jawaban, koreksi, mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk pertanyaan
3. Praktik kefasihan pengucapan
Guru berinteraksi dengan seluruh kelas, menunjuk siswa secara individu atau dalam kelompok/ deret
Pemodelan, pengulangan, pertanyaan pura-pura dan jawaban, koreksi kesalahan
4. Diskusi untuk memperkenalkan materi baru-dialog naratif, situasi kultural
Guru berinteraksi dengan seluruh kelas, menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan; siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru tentang topic
Permintaan terhadap informasi tentang topik, penjelasan, uraian, laporan, mengungkapkan pendapat dan sikap
5. Presentasi materi baru (fungsi bahasa, kosa kata, struktur gramatikal)
Guru menyajikan rekaman dialog, pembacaan teks, penggunaan representasi visual pada seluruh siswa; siswa mendengarkan dan mengamati, kadang-kadang membuat catatan
Penjelasan, uraian, narasi, menerjemahkan
6. Praktik materi baru Siswa bekerja secara individu, kadang-kadang dalam kelompok atau berpasangan; siswa dapat meminta bantuan dari guru
Pertanyaan pura-pura dan jawaban, petunjuk, saran, mencari kemungkinan jawaban pertanyaan/ latihan percakapan interpersonal (salam, perkenalan, pemberian pujian, pemberian
8
nasehat, permintaan maaf, tawaran), personal (pendapat, sikap, kecemasan) dan imajinatif (mengarang cerita, dialog) penggunaan bahasa
7. Aktivitas kelancaran berbicara bebas
Siswa terlibat dalam aktivitas kelompok (permainan peran) atau bekerja dalam situasi berpasangan
8. Rangkuman pelajaran
Guru menyajikan soal-soal cultural/ linguistik penting kepada seluruh kelas; mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan klarifikasi
Penjelasan, narasi, pertanyaan/ jawaban tentang isi pelajaran
9. Tugas pekerjaan rumah dan referensi-referensi untuk pelajaran berikutnya
Guru memberikan penjelasan kepada seluruh kelas; siswa mendengarkan dan dapat mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan klarifikasi
Petunjuk, informasi tentang tugas (saran, permintaan, nasihat)
10. Pembubaran dan perpisahan
Guru memberikan penjelasan kepada seluruh kelas; siswa menjawab; beberapa siswa dapat saling menyapa satu sama lain
Kaidah untuk mengungkapkan perpisahan/ selamat jalan, ungkapan perasaan/ emosi pribadi
Banyak aktivitas CLT yang berpusat pada guru dan terpusat
pada bahasa. Dari 10 peristiwa pembelajaran, siswa berinteraksi
dengan siswa dalam dua aktivitas saja (peristiwa 6 dan 7), dan hanya
dalam satu peristiwa (7) siswa terlibat dalam praktik kefasihan
secara bebas. Tipe bahasa yang digunakan dapat diklarifikasikan
menurut keempat kategori dasar McTear (1975):
1. Mekanis, yaitu melibatkan pertukaran makna (peristiwa 3)
2. Bermakna, yakni kegiatan bahasa yang dikontekstualisasikan
tetapi tidak ada informasi nyata yang disampaikan (peristiwa 4
dan 6)
3. Pseudokomunikatif (komunikasi semu), yakni pertukaran
informasi tetapi dengan cara-cara yang tidak mungkin terjadi di
luar kelas (peristiwa 7)
9
4. Komunikasi nyata, yang terditi atas tuturan alami yang spontan.
Aspek penting bahasa dalam kelas adalah “ketegangan” yang
terjadi antara pengelolaan kelas dan wacana bahasa sasaran. Guru
mengunakan petunjuk, mengajukan pertanyaan, dan mengoraksi
siswa mereka agar dapat mengerjakan pelajaran mereka. Pada saat
itu, siswa diminta untuk terlibat dalam apa yang diesbut sebagai
fungsi-fungsi bahasa yang otentik seperti memberi salam, meminta
petunjuk arah, memberikan informasi, atau untuk mengungkapkan
perasaan pribadi dalam berbagai macam situasi sosial seperti
menginap di hotel, memesan makanan di restoran, atau meminta
petunjuk arah kepada polisi, semuanya dalam budaya sasaran yang
masih asing. Dengan demikian, kelasa bahasa asing dapat
dipandang sebagai “dunia-dunia wacana yang muncul secara
bersama-sama” yang menjadikan bahasa sasaran memiliki fungsi
dan tujuan ganda.7 Bahasa kelas cenderung terpusat pada siswa,
karena didasarkan pada kebutuhan dan minat siswa dengan guru
yang berperan sebagai pembimbing bahasa.8
BAB III
METODE PENULISAN LAPORAN KKL
7 Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal. 4-6
8 Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal. 7
10
A. Lokasi Kuliah Kerja Lapangan
Lokasi tujuan Kuliah Kerja Lapangan Pendidikan Bahasa
Inggris UIN Walisongo adalah di IALF (Indonesia Australia
Language Foundation). IALF merupakan lembaga pelatihan bahasa
dan pelayanan konsultasi di Indonesia dan wilayah Asia-Pasifik.
Lembaga ini berfokus pada dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris yang merupakan bahasa nasional di masing-masing
Negara Indonesia dan Australia. IALF berdiri selama kurang lebih
25 tahun. IALF memiliki tiga cabang di Indonesia yaitu IALF
Jakarta, Surabaya, dan Denpasar, Bali. Dan KKL kali ini berlokasi di
IALF Jakarta yang beralamatkan di Plaza Kuningan, Menara
Selatan, Lantai 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav C 11-14 Jakarta 12940,
yang merupakan IALF terbesar di Indonesia.
IALF Jakarta memiliki manager yang bernama Richard
Howells. Program pelatihan yang ditawarkan oleh IALF Jakarta
meliputi Academic English, Business English, IELTS Preparation,
IELTS Testing, General Indonesian, dan Intensive & Semi-Intensive
Indonesian. Saat ini, sebanyak kurang lebih 200 staf termasuk guru
bahasa Inggris dan Indonesia, bergabung dengan IALF. 9
Selanjutnya, topik atau tema yang penulis angkat pada
laporan KKL ini sesuai dengan tema yang diangkat pada saat
pelaksanaan pelatihan pengajaran di IALF Jakarta yang dipandu oleh
Kat Paterson (Teacher Trainer IALF Jakarta), yaitu Pengajaran
Bahasa yang Komunikatif untuk Pelajar Usia Remaja
(Communicative Language Teaching for Teens). Pelajar usia remaja
di sini meliputi pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Laporan ini akan membahas
pengajaran komunikatif dalam bidang bahasa yang dapat diterapkan
di kelas, hal-hal apa saja yang harus dipahami dan diperhatikan saat
mengajar siswa usia remaja, serta hal-hal apa saja yang harus
9 http://www.ialf.edu. Accessed on November 8, 2015. 10.05 WIB
11
dipersiapkan oleh seorang guru dalam menerapkan model
pengajaran ini.
KKL dilaksanakan selama tiga hari, yaitu tanggal 28-30
Oktober 2015. Pemberangkatan KKL dilakukan pada tanggal 28
Oktober pada pukul 16.30 WIB dan perjalanan bermula dari Kampus
II UIN Walisongo Semarang. Perjalanan dari Semarang ke Jakarta
pun dapat ditempuh selama kurang lebih 11 jam. Dan tanggal 29
Oktober adalah tanggal utama bagi KKL ini, karena pada tanggal ini
semua kegiatan dilaksanakan. Di tanggal inilah, acara pelatihan guru
(teacher training) dilaksanakan.
Selain mengikuti kegiatan utama, mahasiwa jurusan PBI ini
juga mengunjungi TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan
melakukan shooting untuk program acara talk-show yang cukup
dikenal masyarakat, yaitu (Bukan) Empat Mata di studio Trans 7
Jakarta. Kegiatan shooting di Trans 7 Jakarta merupakan rangkaian
acara terakhir dalam KKL kali ini. Perjalanan pun dilanjutkan
kembali hingga sampai di UIN Walisongo Semarang pada pagi
harinya (tanggal 30 Oktober 2015).
B. Jenis Data
Menurut pemerolehannya, data yang digunakan oleh peneliti
dalam laporan KKL ini adalah adalah Data Primer. Data Primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Sedangkan, menurut pengolahannya, data yang digunakan oleh
peneliti adalah Data Deskriptif Kualitatif. Data Kualitatif adalah data
yang berbentuk kalimat, kata atau gambar.10 Selanjutnya, data
kualitatif tersebut diolah secara deskriptif melalui penggambaran
umum dilaksanakannya KKL di Jakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
10 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 23
12
Dilihat dari segi cara pengumpulan data atau teknik
pengumpulan data, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan),
dan gabungan ketiganya.11 Dalam penulisan laporan ini, peneliti
menggunakan observasi dalam mengumpulkan data-data. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis.Teknik ini dilakukan
bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.12 Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, laporan ini
menggunakan participant observation (observasi berperan serta),
dimana peneliti ikut terlibat dalam kegiatan orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Selain
itu, peneliti juga menggunakan data pustaka berupa buku yang
berkaitan dengan CLT dan juga beberapa sumber bacaan dari
internet.
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 137
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 145
13
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL KKL
A. Gambaran Umum Kegiatan KKL
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan oleh
mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FITK UIN
Walisongo Semarang 2015 mengambil lokasi tujuan ke Jakarta.
Sebagai lokasi utama, Jakarta dipilih setelah adanya beberapa
pertimbangan. Pemberangkatan KKL dari kampus II UIN Walisongo
Semarang menggunakan 2 macam bus besar dan 1 macam bus
medium. Adapun waktu pemberangkatan KKL adalah sore hari
sekitar pukul 16.30 WIB pada tanggal 28 Oktober 2015. Sosialisasi
mengenai lokasi dan susunan acara KKL dilakukan sebelum
pemberangkatan di dekanat FITK lantai 3. Dengan adanya sosialisasi
kepada seluruh peserta KKL, diharapkan mereka dapat memiliki
gambaran umum terlebih dahulu mengenai lokasi dan susunan acara
serta hal-hal apa saja yang diperlukan dalam kegiatan KKL ke
Jakarta.
Peserta KKL yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris semester 5, dibagi ke dalam 3
macam bus seperti yang disebutkan di atas. Pembagian didasarkan
pada nomor induk mahasiswa (NIM) masing-masing. Pembagian ke
dalam 3 macam bus juga dilakukan kepada para dosen yang ikut
serta dalam kegiatan KKL ini yang juga berperan sebagai
pembimbing.
Penjadwalan kegiatan KKL direncanakan selama 3 hari dari
waktu pemberangkatan, yakni dari tanggal 28 Oktober 2015 hingga
30 Oktober 2015. Seluruh kegiatan utama KKL dilaksanakan pada
tanggal 29 Oktober 2015. Lama perjalanan dari Semarang ke Jakarta
kurang lebih selama 11 jam. Untuk itu, waktu sore hari dipilih agar
bisa sampai di Jakarta pada waktu pagi hari.
14
Sekitar pukul 04.00 WIB rombongan KKL tiba di Jakarta.
Karena tidak ada tempat penginapan, rombongan memutuskan untuk
langsung menuju masjid Istiqlal guna melakukan sholat subuh,
mandi dan sarapan. Masjid Istiqlal dipilih sebagai tempat transit
mengingat lokasinya yang cukup luas dan sangat strategis untuk
menuju ke lokasi utama KKL, yaitu IALF Jakarta.
Sekitar pukul 08.00 WIB, rombongan tiba di IALF Jakarta
yang berada di Plaza Kuningan lantai 3. Sesampainya di lokasi,
peserta KKL dan dosen pembimbing tidak langsung mengikuti
kegiatan utama yang sudah dijadwalkan, yang berupa Teacher
Training. Namun, pengambilan gambar atau foto bersama dan
pembagian snack serta goodie bags yang berisi souvenir IALF
dilaksanakan terlebih dahulu. Hal itu dikarenakan waktu dimulainya
kegiatan Teacher Training adalah pukul 10.00 WIB.
Selama 2 jam, kegiatan Teacher Training yang membahas
“Communicative Language Teaching for Teens” oleh Ms. Kat
Paterson berlangsung. Seluruh peserta yang dibagi menjadi beberapa
grup dengan masing-masing 10 mahasiwa dalam 1 grup dan 1 dosen
pembimbing, nampak antusias mengikuti tahap demi tahap
penjelasan materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Beragam
permainan dan metode pengajaran yang bisa diterapkan di kelas
untuk pelajar usia remaja dipaparkan dengan apik oleh pemateri. Hal
ini mendorong peserta untuk mau terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Pemberian reward bagi tim yang memenangkan sebuah permainan
yang disediakan juga menambah semangat peserta untuk
memperhatikan penjelasan dari pemateri. Akhirnya, pukul 12.00
WIB kegiatan Teacher Training pun usai dan ditutup dengan foto
bersama masing-masing tim dengan pemateri.
Setelah itu, rombongan KKL menuju ke TMII (Taman Mini
Indonesia Indah) untuk makan siang, sholat dhuhur dan berwisata
sejenak. Sayangnya, cuaca yang amat panas membuat wisata di
TMII terasa cukup melelahkan. Adapun di TMII, banyak obyek yang
15
bisa dijadikan lokasi untuk mengabadikan momen bersama,
diantaranya 34 Anjungan (Rumah Adat) Provinsi di Indonesia, 5
tempat ibadah, Keong Mas, Kereta Gantung, dan sebagainya.
Sore hari, perjalanan dilanjutkan menuju ke studio Trans 7.
Di sana, rombongan KKL telah dijadwalkan untuk melaksanakan
kegiatan shooting untuk sebuah program talk-show dengan para artis
yang dibawakan oleh presenter legendaris, Tukul Arwana. Program
tersebut bernama (Bukan) Empat Mata. Sayangnya, kegiatan
shooting di studio Trans 7 harus ditunda selama 1 jam lebih. Hal ini
menyebabkan sebagian besar peserta kecewa karena menunggu lebih
lama. Namun, kekecewaan itu pun terbayarkan dengan aksi Tukul
dan kawan-kawan yang cukup menghibur.
Pada pukul 20.30 WIB, rombongan bus KKL bertolak dari
studio Trans 7 untuk langsung menuju ke Semarang. Sebelumnya,
peserta KKL telah terlebih dahulu menyantap makan malam dengan
hidangan yang telah disediakan. Akhirnya, sekitar pukul 10.00 WIB
seluruh rombongan KKL jurusan PBI tiba di Kampus II UIN
Walisongo Semarang dengan selamat.
B. Gambaran Umum Lokasi Utama KKL
Lokasi utama Kuliah Kerja Lapangan Pendidikan Bahasa
Inggris UIN Walisongo adalah di IALF (Indonesia Australia
Language Foundation). IALF merupakan lembaga pelatihan bahasa
dan pelayanan konsultasi di Indonesia dan wilayah Asia-Pasifik
yang berfokus pada dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris. Melihat perkembangannya, IALF didirikan atas kesepakatan
atau MoU (Memorandum of Understanding) antara pemerintah
Indonesia dan Australia dan berdiri selama kurang lebih 25 tahun.
IALF memiliki tiga cabang di Indonesia yaitu IALF Jakarta,
Surabaya, dan Denpasar, Bali. Dan KKL kali ini berlokasi di IALF
Jakarta yang beralamatkan di Plaza Kuningan, Menara Selatan,
Lantai 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav C 11-14 Jakarta 12940, yang
merupakan IALF terbesar di Indonesia.
16
IALF Jakarta memiliki manager yang bernama Richard
Howells. Program pelatihan yang ditawarkan oleh IALF Jakarta
meliputi Academic English, Business English, IELTS Preparation,
IELTS Testing, General Indonesian, dan Intensive & Semi-Intensive
Indonesian. Saat ini, sebanyak kurang lebih 200 staf termasuk guru
bahasa Inggris dan Indonesia, bergabung dengan IALF. Lembaga ini
termasuk lembaga bahasa yang sangat diminati, terbukti dengan
semakin banyaknya peserta pelatihan setiap tahunnya. Berdasarkan
data di website resmi IALF (www.ialf.edu), IALF telah melatih
sebanyak 800 peserta dengan status full-time (pembelajaran penuh)
dan 6.000 peserta dengan status part-time (pembelajaran paruh
waktu) setiap tahunnya.
17
BAB V
KESIMPULAN
Program Kuliah Kerja Lapangan yang ada di jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Walisongo Semarang merupakan program yang wajib diikuti
mahasiswa sebagai syarat untuk melaksanakan ujian komprehensif.
Tahun ini merupakan tahun pertama diadakannya kegiatan KKL,
yang dilakukan unuk mahasiswa semester 5. KKL bertujuan untuk
mengenalkan mahasiswa mengenai dunia kerja atau
institusi/lembaga yang berkaitan dengan jurusan mereka, yang dalam
hal ini ada kaitannya dengan pengajaran bahasa Inggris. Untuk itu,
sebuah kegiatan Teacher Training dengan topik “Communicative
Language Teaching for Teens” di IALF Jakarta menjadi kegiatan
utama dalam KKL ini. Berbagai metode pengajaran bahasa yang
komunikatif bagi pelajar SMP dan SMA pun dipaparkan oleh
pemateri. Sebagai calon guru bahasa Inggris, diharapkan peserta
KKL mampu menerapkan metode pengajaran ini ke dalam kelas
yang sesungguhnya. Adapun metode pengajaran yang juga disingkat
CLT ini menekankan pada aspek koomunikasi. Karena, tujuan
utamanya adalah mendorong siswa untuk aktif berkomunikasi
dengan sesama menggunakan bahasa asing yang sedang mereka
pelajari.
KKL yang dilaksanakan tahun ini, juga menjadikan TMII
dan studio Trans 7 sebagai lokasi kunjungan setelah IALF Jakarta.
Beragam obyek wisata yang ditawarkan oleh Taman Mini Indonesia
Indah dapat dijadikan sebagai wahana hiburan sekaligus wahana
belajar, seperti 34 Anjungan (Rumah Adat) Provinsi di Indonesia,
Keong Mas, 5 Rumah Ibadah dan berbagai museum. Selanjutnya,
shooting di program talk-show (Bukan) Empat Mata yang disiarkan
oleh Trans 7 juga menjadi pengalaman baru bagi peserta KKL untuk
bisa merasakan suasana penggarapan sebuah acara di televisi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan
Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.
Larsen-Freeman, Diane. 2000. Techniques and Principles in Language
Teaching. Oxford, UK: Oxford University Press.
Littlewood, William. 1991. Communicative Language Teaching. Great
Britain: Cambridge University Press.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
http://www.ialf.edu. Accessed on November 8, 2015. 10.05 WIB.
19
top related