claraaaa

Post on 06-Oct-2015

218 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

lprn

TRANSCRIPT

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Praktikum Teknik Sampling Darah Kapiler dan VenaNama subjek: Kharishah MuslihahUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: PerempuanHasil pemeriksaan

1. Pengambilan (Sampling) darah kapiler

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sampel darah kapiler pada subjek didapatkan hasil yaitu darah yang keluar berasal dari pembuluh kapiler pada jari tengah subjek. Tidak terjadi pembengkakan (hematoma) pada aerea yang tertusuk lanset. Hal ini menunjukkan bahwa perdarahan berhenti cukup cepat setelah dilakukan pengambilan sample darah.2. Pengambilan (Sampling) darah vena

Hasil pemeriksaan terhadap pengambilan sampel darah vena diperoleh data berupa volume sampel darah yang diambil adalah sebesar 0,5 ml dengan konsentrasi yang tidak terlalu encer. Pengambilan sampel didapatkan dari pembuluh darah vena di area lipatan siku/fosa cubiti, pembuluh darah tersebut adalah vena cubiti dengan diameter yang cukup besar dibandingkan pembuluh darah lain disekitarnya agar memudahkan praktikan saat pengambilan sample. Letak pembuluh darah ini adalah di daerah permukaan/superficial namun kadang menjadi kurang mudah untuk ditemukan karena tertutup oleh lemak. Setelah dilakukan pengambilan sample tidak ditemukan pembengkakan di area yang ditusuk oleh lanset.Kesulitan 1. Sampling darah kapiler

Dalam praktikum ini kesulitan yang dialami praktikan dalam melakukan teknik sampling darah kapiler sebenarnya adalah karena praktikan masih belum berpengalaman dalam melakukan pengambilan sample darah sehingga praktikan mengalami kesulitan dalam menentukan titik yang akan ditusuk oleh lanset.

2. Sampling darah vena

Kesulitan yang dialami praktikan selama melaksanakan praktikum pengambilan sampling darah vena diantaranya kurangnya pengalaman dan keterampilan praktikan saat akan melakukan pengambilan sampling darah. Sehingga selain praktikan kesulitan dalam menentukan titik masuknya lanset, praktikan juga mengalami kebingungan dalam mengira-ngira besar sudut yang tepat antara shyringe terhadap lengan pasien dan menentukan apakah lanset telah tepat mengenai pembuluh darah atau belum. Namun dengan pengarahan dan bimbingan dari pembimbing maupun teman yang telah berhasil, maka pengambilan sampling darah vena pun akhirnya dapat berjalan lancar.PembahasanPemeriksaan hematologi adalah suatu prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sample darah pasien yang bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit, faktor resiko terjadinya suatu peyakit maupun mengamati perkembangan suatu penyakit pada pasien. Pemeriksaan hematologi umumnya mempergunakan darah vena dan darah perifer. Pengambilan darah vena pada umumnya diambil dari vena cubiti, seperti yang telah dilakukan pada praktikum pengambilan sampling darah vena. Vena mediana cubiti terletak di bagian superficial dari kulit dengan ukuran yang cukup besar sehingga umumnya dapat dengan mudah dibedakan dari pembuluh darah lain. Sedangkan pengambilan darah kecil umumnya diambil dari pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler ini biasanya terletak pada ujung jari dan cuping telinga pada orang dewasa. Pada bayi pengambilan darah kapiler biasanya diambil dari ujung jari kaki atau tumit.

A. Pembahasan Teknik Sampling Darah KapilerHal pertama yang perlu dilakukan sebelum memulai prakitkum sampling darah kapiler adalah praktikan harus menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan dibutuhkan selama praktikum, meliputi lanset darah disposable untuk mengambil darah kapiler, alkohol sebagai desinfektan untuk sterilisasi dan mencegah terjadinya infeksi, kapas, nierbeken, masker dan handscoon.Pengambilan darah kapiler diambil dari ujung jari tengah subjek. Pengambilan darah dari kapiler umumnya dilakukan apabila volume darah yang diperlukan hanya sedikit. Langkah awal yang harus dilakukan adalah praktikan hendaknya mengenakan sarung tangan dan masker untuk proteksi terhadap terjadinya infeksi yang berasal dari subjek, kemudian menyiapkan nierbeken yang berisi kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Setelah siap, kemudian praktikan melakukan sterilisasi pada ujung jari yang akan diambil darahnya menggunakan kapas yang telah diberi alkohol. Sterilisasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada subjek. Setelah sterilisasi yang dilakukan kering, maka praktikan memulai untuk pengambilan sdarah kapiler dengan memegang jari tengah subjek agar tidak bergerak dan ditekan-tekan sedikit diarea tersebut guna mengurangi rasa nyeri saat pengambilan darah. Pemijatan pada jari yang akan diambil darahnya sebaiknya dihindari sebab dapat merubah komposisi darah yang akan diambil sebagai sampel menjadi encer. Kemudian tusuk bagian tersebut dengan lanset steril. Penusukan dengan lanset dilakukan dengan posisi lanset yang tegak lurus dan dilakukan secara cepat dan cukup dalam. Setelah tetes darah mulai keluar, tetes yang pertama dibuang, karena sample yang digunakan adalah tetesan kedua. Hal ini dilakukan karena darah pada tetesan pertama dianggap bias jadi tercampur oleh alcohol sehingga akan mengurangi keakuratan hasil dari sampling darah. Setelah itu praktikan menutup bekas penusukan dengan kapas yang telah diberi alkohol untuk mencegah terjadinya infeksi dan agar perdarahan pada subjek bekurang.

Berdasarkan praktikum sampling darah kapiler praktikan menyimpulkan bahwa teknik pengambilan sampling darah kapiler haruslah dilakukan dengan kecepatan dan ketepatan dalam menusukkan lanset pada jari, apabila penusukan dilakkan dengan lambat maka subjek akan merasakan nyeri yang lebih besar.B. Pembahasan Teknik Sampling Darah Vena

Pada praktikum kali ini teknik sampling darah dilakukan dengan cara manual menggunakan syringe. Sebelum memulai prakitkum teknik sampling darah vena, pertama kali praktikan harus menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi tourniquet, syringe, alkohol untuk sterilisasi atau desinfektan untuk mencegah terjadinya infeksi, nierbeken, kapan, sarung tangan dan masker.Praktikum pengambilan darah vena ini diambil dari vena cubiti yaitu yang berada di daerah lipatan siku (fosa cubiti). Pembuluh darah vena cubiti berbeda-beda tiap individu sehingga diperlukan ketelitian dalam pengambilan darah. Sebelum dilakukan pengambilan darah, subjek harus diposisikan dalam keadaan duduk tegak hingga mendapatkan posisi yang nyaman, hal ini berpengaruh terhadap sirkulasi darah dalam tubuh subjek maupun kemudahan praktikan dalam pengambilan sample darah. Pengambilan sampel darah vena umumnya dilakukan apabila volume darah yang diperlukan cukup banyak, hal ini berlawanan dengan pengambilan sample darah kapiler. Hal penting yang dilakukan pada saat akan melakukan pengambilan sampel darah yaitu praktikan hendaknya mengenakan sarung tangan dan masker untuk proteksi diri terhadap terjadinya penularan infeksi dari subjek. Pertama, praktikan harus menentukan letak pembuluh vena yang akan digunakan sebagai jalan masuknya syringe dengan cara meraba area lipatan siku subjek. Pembuluh vena ketika diraba terasa agak kenyal, sedangkan tendon ketika diraba terasa lebih padat dari pembuluh darah vena. Setelah menentukan titik yang akan dimasuki syringe, praktikan kemudian menyiapkan jarum suntik, memastikan bahwa needlenya tidak longgar dengan cara memutar needle hingga rapat dan pastikan pula pluggernya dapat digunakan dengan nyaman yaitu dengan cara mendorong dan menarik plugger beberapa kali. Setelah dirasa jarum suntik siap digunakan, praktikan kemudian memasang tournoquet untuk membendung sirkulasi darah di area lengan subjek tersebut. Lebih baik apabila subjek diminta untuk mengepalkan tangannya agar pembuluh vena terlihat lebih jelas. Kemudian dilakukan sterilisasi pada area tersebut menggunakan kapas yang telah diberi alkohol dengan gerakan memutar dari dalam keluar, tunggu beberapa saat sampai mengering. Kemudian praktikan menusukkan jarum sampai masuk pada pembuluh vena dengan sudut kemiringan jarum suntik kurang lebih 30o. Setelah darah mulai terlihat masuk kedalam syringe, longgarkan tournoquet dan praktikan subjek diminta untuk membuka kepalan tangan, setelah itu praktikan menarik plugger sampai volume darah yang dibutuhkan. Kemudian, praktikan mengambil kapas yang telah diberi alkohol, lalu ditutupkan diatas jarum suntik menggunakan tangan kiri, setelah itu jarum suntik ditarik dari lengan pasien. .Dari praktikum sampling darah vena yang telah dilakukan, praktikan menyimpulkan bahwa melakukan teknik sampling darah vena memerlukan keterampilan dan pengalaman yang baik sebab dibutuhkan keterampilan baik itu dalam mencari lokasi pembuluh vena yang tepat, ataupun dalam menentukan kedalaman dan posisi jarum. Pengambilan sampel darah juga harus dilakukan dengan yakin tanpa ragu-ragu karena hal tersebut juga dapat mempengaruhi kelancaran pengambilan sampel darah.

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Praktikum Teknik Sampling Urin untuk Pemeriksaan Penunjang Penegakan DiagnosaNama subjek: Nawang Lintang C.Umur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: PerempuanHasil pemeriksaan

Pemeriksaan urin yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan diri sendiri dan hanya dilakukan pengamatan secara maksorkopis. Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh data mencakup warna, bau, dan keruh atau tidaknya urine. Sampel urin yang didaptakan berwarna kuning muda hamper bening, bau tidak menyengat, dan tidak keruh.KesulitanKesulitan yang dialami oleh praktikan adalah untuk menentukan porsi tengah (midstream) urine dengan sangat tepat. PembahasanSetelah melakukan praktikum sampling urine ini diharapkan praktikan mampu memahami teknik yang tepat dalam pengambilan sampel urin, sebab hal tersebut mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan pasien saat melakukan penegakan diagnosa.Sebelum memulai, setiap praktikan diminta untuk menyiapkan gelas plastik atau pot penampung urine sebagai wadah penampugan sampel yang akan diambil. Pengambilan urine yang ideal adalah urine yang porsi tengah. Pengambilan urin porsi tengah adalah teknik pengambilan urin yang paling sering dipilih untuk mendapatkan sampel dan hasil pemeriksaan yang baik. Cara pengambilan urin porsi tengah (midstream) yaitu dengan tidak menampung urin yang pertama kali keluar, lalu porsi selanjutnya ditampung dalam wadah dan penampungan berhenti sebelum urin terasa akan terhenti sehingga sampel tidak tercampur urine porsi akhir.

Urin yang pertama kali mengalir dibuang atau tidak ditampung karena urin yang pertama mengalir diindikasi dapat terkontaminasi oleh mikroba yang berasal dari luar uretra. Setelah didapatkan sampel urin dengan porsi tengah, praktikan melakukan pemeriksaan urin secara maksoskopis. Hasil pemeriksaan diperoleh data yaitu sampel urin berwarna kuning hamper bening, berbau tidak menyengat, dan tidak keruh.

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah bahwa dengan teknik pengambilan urin yang benar maka akan didapatkan sampel urin yang berkualitas sehingga jika dilakukan pemeriksaan urin secara mikroskopis untuk kepentingan pemeriksaan penunjang atau penegakan diagnosa maka akan diperoleh data yang akurat mengenai keadaan tubuh subjek.

top related