citraan dalam puisi

Post on 27-Jul-2015

820 Views

Category:

Education

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

CITRAAN

Puisi merupakan bentuk keindahan yang bersarana bahasa.

Unsur puisi:1. Bunyi2. Diksi3. Citraan4. Bahasa kias5. Sarana retorik6. Wujud visual7. Makna

APA ITU CITRAAN?

Pengertian

Citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam rongga imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata yang sering kali merupakan gambaran dalam angan-angan

Citraan juga merupakan pengalaman indera dalam puisi, yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental, tetapi sesuatu yang mampu menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain

Istilah citraan dalam puisi dapat dipahami dengan dua cara:

1. Reseptif (dari pembaca)Pengalaman indera yang terbentuk dalam rongga imajinasi para pembaca, yang ditimbulkan oleh sebuah kata atau rangkaian kata.

2. Ekspresif (dari sisi penyair)Ketika citraan merupakan bentuk bahasa yang digunakan oleh penyair untuk membangun komunikasi estetik.

Secara represif, pembaca mampu menemukan sesuatu yang sangat konkert dan membantu dalam proses penafsiran serta penghayatan puisi secara menyeluruh dan tuntas.

Secara ekspresif, berfungsi membangun keutuhan puisi melalui pengalaman keinderaan penyair.

Bangunan citraan yang baik ditandai oleh penghematan dalam pemilihan dan penempatan kata dalam baris-baris puisi, oleh karena itu asosiasi pembaca akan bekerja untuk menangkap makna.

Fungsi citraan dalam puisi

Menggugah perasaanMerangsang imajinasiMenggugah pikiran dibalik sentuhan inderaSarana penafsiran

Cara mencapai gugahan perasaan

Secara Ekspresif:1. diskripsi2. perlambangan yang mencapai puncaknya pada metafora

Secara Eksterm:1. membangun citraan2. analogi secara tertutup

Macam citraan sesuai jenis indera: Citraan visual Citraan auditif Citraan kinestetik Citra termal atau rabaan Citra penciuman Citra pengecapan Citra perasa

Citra visual : merangsang indra penglihatan

Contoh :penggambaran kehidupan manusia sebagai rawa.

Citra auditif : menimbulkan suara

Contoh: mengakakCitra kinestetik : menimbulkan suatau gerakan

Contoh :terbang mengitari, lari dan melangkahCitra penciuman :merangsang indra penciuman

Contoh: bangkai, air amis, bau tanah dan amis darah

Citra rabaan : pembaca seolah-olah diperhadapkan dengan sesuatu yang bersifat keras yang bisa dirasakan lewat indra peraba

Contoh: candi, patung, batu, yoni, ligan dan stupa.

Citra pencecapan :merangsang atau menggugah indra pencecap

Contoh: bertuba, buah asam, betapa disukai kecutnya dan terkecap pahitnya tembakau

Citra perasa: menggugah indra perasa (kulit)

Contoh: bara, luka dan pedih

DEWA TELAH MATI

Tak ada dewa di rawa rawa iniHanya gagak yang mengakak malam hariDan siang terbang mengitari bangkaiPertapa yang terbunuh dekat kuil

Dewa telah mati di tepi tepi iniHanya ular yang mendesir dekat sumberLalu minum dari mulutPelacur yang tersenyum dengan bayang sendiri

Bumi ini pertempuran jalangYang menarik laki-laki jantan dan pertapaKe rawa-rawa mesum iniDan membunuhnya pagi hari

Simphoni; hal 1

Citraan dalam Puisi Dewa Telah Mati

Inspirasi ; keagamaan (dewa, kuil, pertapa dan ular)

Citraan visual; penggambaran manusia sebagai rawa, suasana rawa yang didominasi warna hitam (gagak, malam)

Citraan auditif; mengakakCitraan kinestetik; terbang mengitariCitra penciuman; bangkai

Sumber; Sayuti, Suminto A. 2010. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media

top related