buku hukum mendel
Post on 18-Jul-2015
511 Views
Preview:
TRANSCRIPT
N
Pola-Pola Hukum Mendel 1
N
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan,
tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak
untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul ”POLA-
POLA HUKUM MENDEL”.
Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar buku ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Tangerang, November 2014
Penyusun
N
Pola-Pola Hukum Mendel 2
N
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................1
Daftar Isi .......................................................................................2
Peta Konsep .......................................................................................3
Pola-Pola Hereditas ..........................................................................4
Istilah Genetika ..........................................................................5
Pewarisan Sifat Menurut Mendel ................................................8
Hukum Mendel I ...........................................................9
Hukum Mendel II ........................................................................14
Penyimpangan Semu Hukum Mendel ..............................................17
Tautan ..................................................................................................28
Pindah Silang .....................................................................................30
Soal-Soal Latihan ........................................................................32
Teka-Teki Silang ........................................................................37
Daftar Pustaka .....................................................................................38
N
Pola-Pola Hukum Mendel 3
N
PETA KONSEP
N
Pola-Pola Hukum Mendel 4
N
PERTANYAAN :
Bagaimana caranya sifat orang tua bisa diturunkan ? apakah
seluruh sifat orang tua diturunkan ke anaknya?
POLA – POLA HEREDITAS
Pada semua organisme yang berkembang biak secara seksual,
sifat – sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel
gamet.
W.S Sutton (1902 ) seorang ahli genetika Amerika, memberikan
pemikiran tentang pola – pola penurunan sifat sebagai berikut :
1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah
dari jumlah kromosom sel tubuh
2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma
mengandung dua perangkat kromosom ( diploid : 2n )
pada setiap sel.
3. Dalam pembelahan meiosis kedua perangkat kromosom
memisah secara bebas.
4. Setelah melalui proses mitosis dan meiosis, bentuk dan
identitas setiap kromosom adalah tetap.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 5
N
PEWARISAN SIFAT
Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke
sel lain dan pewarisan sifat (hereditas ) dari induk ke
keturunannya.
ISTILAH GENETIKA
a. Parental; Parental disingkat P, berarti induk atau orang tua,
atau tetua
b. Filial; Filial adalah keturunan ( generasi ) yang diperoleh
sebagai hasl dari perkawinan Parental, keturunan pertama
Disingkat F1 Keturunan kedua disingkat F2 Dst.
c. Dominan; Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan,
yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan
sifat pasangannya, gen dominan adalah gen yang dapat
mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelnya.
d. Resesif; Resesif adalah sifat yang tidak muncul pada
keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya. Gen resesif
adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang
merupakan pasangan alelnya.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 6
N
e. Genotipe; Genotipe adalah susunan genetik suatu sifat yang
dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat –
sifat pada fenotip
contoh : T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t adalah gen untuk
pendek; tinggi dominan terhadap pendek
maka : TT atau Tt adalah genotip dengan fenotipe tinggi; tt
adalah genotipe dengan fenotipe pendek
f. Fenotipe; Fenotipe adalah sifat lahiriah yang merupakan
bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. Fenotipe merupakan
interaksi antara genotipe dan lingkungan, maka dapat dituliskan :
F = G + L F= fenotipe, G= Genotipe L= Lingkungan
g. Alel; Alel adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat
alternatif sesamanya. Gen – gen tersebut terletak pada lokus yang
bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog. Contoh untuk
pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
h. Homozigot; Homozigot adalah pasangan alel dengan gen yang
sama, keduanya gen dominan atau resesif. Contoh :(Homozigot
dominan : BB,AA,TT,MM) (Homozigot resesif : bb, aa, tt.mm)
i. Heterozigot; Heterozigot adalah pasangan alel dengan gen
yang tidak sama, yang satu gen dominan dan yang lain gen
resesif. Contoh : Bb, Aa, Tt, Mm
N
Pola-Pola Hukum Mendel 7
N
j. Pembastaran; Pembastaran adalah perkawinan antara dua
individu yang mempunyai sifat beda
Hibrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan
sifat – sifat yang berbeda
Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda
Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda
Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat beda
Polihibrida : Hibrida yang memiliki banyak sifat beda
N
Pola-Pola Hukum Mendel 8
N
PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
regor Johan Mendel (1822 – 1884 ) disebut juga
bapak genetika. Karena melalui percobaannya beliau
dapat meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam
percobaannya mendel menggunakan tanaman kacang kapri atau
ercis ( Pisum Sativum ). Alasannya, tanaman kacang kapri
memiliki siklus hidup yang tidak lama, mudah disilangkan,
memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat yang
mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri
tersebut akhirnya mendel dapat menemukan hukum – hukum
genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan Hukum
Mendel II
G
N
Pola-Pola Hukum Mendel 9
N
HUKUM MENDEL I
‘’Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu,
akan terjadi pemisahan alel secara bebas’’
Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah satu alel yang
dikandung oleh induknya. Hukum mendel I disebut juga
segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan monohibrid
a. ) Persilangan Monohibrid
Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki
satu sifat beda ( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi
dengan berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat
rendah.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 10
N
N
Pola-Pola Hukum Mendel 11
N
Backcross dan testcross
Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu
hasil hibrida ( F1 ) dengan salah satu induknya. Tujuannya untuk
mengetahui genotipe induknya ( parental )
Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri
N
Pola-Pola Hukum Mendel 12
N
TESTCROSS adalah menyilangkan individu F1 dengan salah
satu induknya yang homozigot resesif, tujuannya untuk
mengetahui apakah individu F1 itu homozigot ( galur murni )
atau heterozigot .
N
Pola-Pola Hukum Mendel 13
N
INTERMEDIAT adalah semidominan atau kodominan adalah
penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak
mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di antara
keduanya.
Keterangan : Warna merah muda disebabkan oleh sifat M yang
tidak dominan terhadap m, ataupun sifat m yang tidak resesif
terhadap M, sifat demikian disebut intermediat.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 14
N
HUKUM MENDEL II
“Pada saat pembentukan gamet, gen – gen sealel akan
mengelompok secara bebas”
Hukum mendel II disebut juga hukum asortasi atau
pengelompokan gen secara bebas. Hukum mendel II dapat
dibuktikan dengan persilangan dihibrid atau lebih.
Mendel melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri
dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.
B : Bulat, dominan terhadap keriput
b : Keriput
K : Kuning, dominan terhadap hijau
k : Hijau
N
Pola-Pola Hukum Mendel 15
N
Komposisi Gen
P : BBKK >< bbkk
( bulat kuning ) ( keriput hijau )
Gamet : BK ; bk
F1 : BbKk ( Bulat kuning )
Gamet : BK,Bk, bK, bk
F2 : BbKk >< BbKk
Gamet–gamet dari BbKk (BK,Bk,bK,bk) dapat berpasangan
secara bebas (hukum mendel II) sehingga F2 dapat dianalisis
dengan sistem papan catur ( Punnet Square ) seperti berikut :
Gamet BK Bk Bk Bk
BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8
bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12
Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk16
N
Pola-Pola Hukum Mendel 16
N
Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan fenotipe pada F2
adalah :
Nomor kotak Genotipe Fenotipe
1 BBKK Bulat kuning
2, 5 BBKk Bulat kuning
3, 9 BbKK Bulat kuning
4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
6 BBkk Bulat hijau
8, 14 Bbkk Bulat hijau
11 bbKK Keriput kuning
12, 15 bbKk Keriput kuning
16 Bbkk Keriput hijau
Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1
N
Pola-Pola Hukum Mendel 17
N
Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam fenotip
Jumlah
sifat
beda
Macam
gamet
pada F1
Jumlah macam ga pada F2 Macam
fenotip
pada F2
Perbandingan
fenotipe pada
F2 seluruhnya homozigot Heterozigot
1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3 – 2 = 1 21 = 2 3 : 1
2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9 – 4 = 5 22 = 4 9:3:3:1
3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 = 19 23 = 8 27 : 9 : 9: 9 : 3
: 3 : 3 : 1
N 2n 3n 2n 3n – 2n 2n
N
Pola-Pola Hukum Mendel 18
N
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua)
kepada keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara
Mendel yang sederhana. Misalnya persilangan monohybrid yang
menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan
dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15
: 1. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan
genetic.
Penyimpangan karena interaksi alel:
1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) :
alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif
sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot bersifat
setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman
bunga Snapdragon.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 19
N
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
2. Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan
produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi
oleh alel yang lain. Contoh : Sapi Shorthorn, dan pada
Anjing Husky: BB (bermata biru) x bb (mata coklat), BB x bb
akan menghasilkan Bb (bermata biru dan coklat).
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen
yang terjadi sebagai akibat dari mutasi. Contoh : warna
rambut kelinci. Pertambahan jumlah anggota alel ganda
menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi
masing-masing fenotip (polimorfisme)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 20
N
4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi
individu yang memilikinya pada saat masih menjadi
embrio awal atau beberapa saat setelah kelahiran.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 21
N
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozigot
resesif dapar menyebabkan kematian. Contoh : albino ( 1
dari 4 keturunan akan mati)
b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot
dominan dapat menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1
dari 4 keturunan akan mati).
Selain interaksi antar alel, terdapat juga interaksi genetic
yaitu adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih gen
mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah-
langkah dalam suatu jalur yang sama.
Interaksi genetic ini menyebabkan :
1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru karena adanya
interaksi dari beberapa gen. contoh : jengger ayam
(persilangan antara rose dan pea menghasilkan walnut
N
Pola-Pola Hukum Mendel 22
N
100%, lalu disilangkan lagi sesama walnut)
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1 (walnut : rose :
pea : single) muncul sebuah sifat baru
2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang kumulatif atau salin
menambah sebagai akibat dari interaksi dua gen atau
lebih, atau bisa disebut sebagai gen ganda. Contoh :
percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum (persilangan
antara gandum berbiji merah gelap dengan putih
menghasilkan merah sedang 100%, lalu disilangkan lagi
sesama merah sedang)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 23
N
Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih)
3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang tersembunyi jika
gen tersebut berdiri sendiri, namun setelah berinteraksi
dengan gen dominan lainnya akan muncul sifat yang
tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria maroccana
(persilangan anatar bunga merah dan putih yang
menghasilkan keturunan ungu 100%, kemudia disilangkan
sesama ungu)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 24
N
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu : merah :
putih)
4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang menutupi dan yang
ditutupi.
a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang
menutupi kerja gen lain. Contoh : labu putih disilangkan
dengan labu hijau akan menghasilkan labu putih 100%, bila
disilangkan lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 25
N
b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang
mempengaruhi gen lain. Contoh : warna rambut tikus hitam
dengan tikus putih akan menghasilkan tikus abu-abu agouti,
bila disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 9 : 3 :
4 (abu-abu : hitam : putih)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 26
N
c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan
atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip
tunggal. Contoh : persilangan biji segitiga dengan biji
membulat menghasilkan 100% biji segitiga yang bila
disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 15 : 1
antara segitiga dan membulat
N
Pola-Pola Hukum Mendel 27
N
d. Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi
beberapa gen yang slaing melengkapi. Contoh : bunga
Lathyrus odoratus. (perbadingan akhirnya 9 : 7 (ungu : putih)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 28
N
TAUTAN DAN PINDAH SILANG
Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan
dalam hukum mendel juga bisa berasal dari adanya tautan dan
pindah silang. Hal ini menyebabkan terjadinya rekombinasi di
antara gen-gen pada sepasang kromosom.
TAUTAN
1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom
yang sama tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung
diturunkan bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt
Morgan dengan menggunakan lalat buah yang dikembang
biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru berupa lalat
bermata putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal
dari alel tipe normal yang mengalami perubahan atau mutasi.
2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan
dengan mengawinkan lalat buah bermata putih jantan dengan
lalat buah betina bermata merah. Hasilnya seperti persilangan
pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang muncul
adalah keturunan bermata putih hanya ada paa jantan, dan
ternyata warna mata pada lalat adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Sehingga diambil kesimpulan bahwa gen yang
membawa mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen
tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin
dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan
N
Pola-Pola Hukum Mendel 29
N
bersama dengan jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi
sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak sempurna di
bagian yang tidak sempurna.
a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat pada kromosom
X, ini disebut gen tertaut kelamin yang tidak sempurna.
b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut kelamin sempurna.
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu
bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan
meiosis, gen ini dapat mengalami pindah silang. Pindah silang
adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengn gen-
gen kkromatid homolognya, yang diikuti oleh patah dan
melekatnya kromatid sewaktu profase dalam pembelahan
meiosis.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 30
N
PINDAH SILANG
• proses pertukaran Gen antara kromatid-kromatid yang bukan
pasangannya pada sepasang kromosom homolog.
• Tempat persilangan dua kromatid yang membentuk titik temu
disebut chiasma
• Proses terjadi ketika reproduksi sel secara miosis pada profase
I , tepatnya pada fase diploten
• Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan
• Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga ungu pollen
lonjong (PPLL) yang serbuk sari bunga itu disilangkan dengan
bunga merah pollen bulat (ppll)
• Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong
(PpLl) Namun ketika antara F 1 itu disilangkan terjadi hal aneh
Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak
sesuai dengan hukum mendell; Ungu lonjong : Ungu Bulat :
merah lonjong : merah bulat
N
Pola-Pola Hukum Mendel 31
N
Hasil Pindah silang akan terbentuk
• Kombinasi Parental (KP)
• Kombinasi Rekombinan (RK)
• Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut
• Pindah silang menyebabkan pergantian alel diantara kromosom
homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada
induknya. Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman hayati
genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara
bebas.
N
Pola-Pola Hukum Mendel 32
N
Soal-Soal Latihan
Essay
1. Pada persilangan kacang ercis, disilangkan kacang ercis berbiji
bulat kuning disilangkan dengan kacang ercis berbiji keriput
hijau. Apabila bulat kuning merupakan warna dominan
terhadap warna lainnya dan keturunan pada F1 disilangkan
anatar sesamanya maka :
a. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada F2 ?
b. Berapakah kemungkinan prosentase dihasilkan anakan bulat
kuning pada F2 ?
2. Tanaman berbunga merah besar yang dikendalikan gen ”MB”
disilangkan dengan tanaman berbunga putih kecil yang
dikendalikan gen ”mb” menghasilkan keturunan pertama (F-1)
tanaman dengan genotip ”MmBb”. Kemudian tanaman F-1
dengan genotip ” MmBb” tersebut dikawinkan sesamanya dan
menghasilkan keturunan kedua (F-2) berjumlah 800 tanaman. .
a. Bila peristiwanya dominan penuh, fenotip apa saja yang
muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-
masing fenotip tersebut?
b. Bila peristiwanya semi dominan, fenotip apa saja yang
muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-
masing fenotip tersebut?
3. Buatlah diagram perkawinan monohibrid antara 2 tetua
homozigot dominan dan homozigot resesif hingga sampai
keturunan kedua! Berilah keterangan genotip dan fenotipnya!
(sifat dan simbol boleh ditentukan sendiri)
N
Pola-Pola Hukum Mendel 33
N
Pilihan Ganda
1. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial
grigi (ppRr). Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif
sama dengan induk adalah…
a.25%
b.37,5%
c.50%
d.75%
e. 100 %
2. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning
(hhKk). Berapa kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif
putih?
a.0%
b.12,5%
c.37,5%
d.25%
e. 50 %
3. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot
menyebabkan kematian. Pernyataan yang tepat berhubungan
dengan gen letal dominan…
a.Terpaut padakromosom kelamin
b.Menyebabkan kematian postnatal
c.Hanya diperoleh dari ayahnya
N
Pola-Pola Hukum Mendel 34
N
d.Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
4. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom
homolognya sering terjadi saat…
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase
5. Jika ayam walnut ( RrPp) disilangkan dengan ayam
walnut ( RrPP) bertelur 12 butir maka akan dihasilkan
ayam Berjambul Pea/biji sebanyak ?
a. 2 ekor
b. 3 ekor
c. 4 ekor
d. 6 ekor
e. 8 ekor
6. Mendel menyilangkan tanaman berbunga merah batang
tinggi dan putih rendah hasil keturunannya dihasilkan
keturunan F1 merah muda dengan batang sedang
(intermedier), jika antar keturunan F1 itu di disilangkan
maka untuk menghasilkan turunan merah muda batang
N
Pola-Pola Hukum Mendel 35
N
sedang sebanyak .....
a. 0 %
b. 25 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %
7. Gandum kulit hitam ( HhKk) disilangkan dengan gandum
kuning (hhKk). Bila dihasilkan 800 biji gandum, maka
yang berwarna putih berjumlah ...
a. 100
b. 200
c. 400
d. 500
e. 600
8. Dari individu dengan genotif PpQqRRtt
Dapat menghasilkan macam gamet …
a. 1
b. 2
c. 4
d. 8
e. 16
N
Pola-Pola Hukum Mendel 36
N
9. Tanaman bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga
putih (aaBb) menurunkan keturunan sebanyak 128
tanaman.
Berapa ratio dari keturunan itu yang berbunga ungu :
putih ?
a. 1 : 1
b. 1 : 2
c. 2 : 1
d. 2 : 3
e. 3 : 2
10. Diketahui faktor-faktor penentu sifat warna pada tikus. Tikus
Abu abu Epistasis terhadap tikus hitam .Apabila tikus abu-abu
heterozigot disilangkan dengan sesamanya,
maka perbandingan tikus Hitam : Tikus Abu-abu : Tikus albino
pada keturunannya adalah .....
a. 9 : 4 : 3
b. 3 : 12 : 1
c. 9 : 5 : 2
d. 9 : 3 : 4
e. 12 : 3 : 1
N
Pola-Pola Hukum Mendel 37
N
TEKA-TEKI SILANG
Across
2. sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya
5. sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya
7. induk atau orang tua
9. sifat yang dapat diamati
10. yang memiliki dua sifat beda
Down
1. nama ilmiah kacang kapri atau ercis
3. alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya
4. gen yang ditutupi
6. Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya
8. gen yang menutupi
N
Pola-Pola Hukum Mendel 38
N
DAFTAR PUSTAKA
Suryo, Ir. Genetika Untuk Strata I. Yogyakarta : UGM Press.
2012.
Artikel Pdf :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Paramita%20C
ahyaningrum%20Kuswandi,%20M.Sc/2.%20Genetika%20Mend
el.pdf
youtube : http://www.youtube.com/watch?v=hUTeOD7qliw
JURNAL : http://eprints.uny.ac.id/10250/1/Jurnalnew.pdf
top related