budidaya padi polibeg
Post on 01-Jun-2015
647 Views
Preview:
TRANSCRIPT
USAHA BUDIDAYA PADI ORGANIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Agribisnis
Disusun oleh :
Siti Salamah Fauziah
1211706072
AGROTEKNOLOGI IV B
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
BUDIDAYA PADI ORGANIK
1. Jenis komoditas : Padi
Komoditas ini dipilih karena merupakan salah satu pangan pokok di
Indonesia, mengingat orang membudidayakannya hanya di sawah
sedangkan sawah semakin menyempit dan kebutuhan semakin banyak,
sehingga saya berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama
komoditas padi ini yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia.
2. Lokasi Usaha : kp. Cibereum, Desa Karangsari, Kec.Pangatikan,
Kab.Garut
Lokasi ini dipilih karena akses terhadap jalan raya dan rumah tinggal
dekat. Selain itu kebutuhan akan air mudah dan berdekatan dengan toko
puppuk sehingga memudahkan untuk menjalankan produksi. Dengan
dekatnya pada jalan raya memudahkan penanganan hasil panen sehingga
tidak usah membayar buruh pikul yang banyak untuk mengangkut hasil
panen.
3. SAPRODI
a. Polibag ukuran 30 X 30 cm
b. Tanah
c. Pupuk kandang
d. Benih padi
e. Pestisida
f. PVC
g. Toren air
h. Bambu
i. Paranet
j. Plastik UV
k. Kayu
4. Proses produksi
Budidaya padi polibeg dimulai dari pencampuran tanah dengan pupuk
kandang sebagai media tanam untuk padi. Pencampuran tanah dengan
perbandingan 2:1 dimana 2 merupakan tanah dan 1 merupakan pupuk
kandang. Penggunaan pupuk kandang pada pencampuran tanah bertujuan
agar hara tanah dapat terpenuhi dimana pupuk kandang merupakan
penyeedia mikroorganismeu yang membantu untuk menguraikan hara
yang terkandung didalam tanah. Selain itu pupuk kandang juga berfungsi
sebagai penyangga air tanagh, sehingga asupan air yang tersedia da[at
dipertahankan oleh pupuk kandang karena memiliki KTK yang luas.
Tanah yang telah dicampurkan tadi kemudian dimasukan kedalam polibag
sebanyak ¾ bagian. Setelah itu biarkan beberapa hari agar pupuk kandang
dalam keadaan matang dan tercampur sempurna. Kira-kira seminggu
kemudian penanaman padi pada polibag dilakukan. Penanaman padi setiap
polibag tidak usah terlalu banyak cukup 2-3 biji saja. Siram padi yang
sudah ditanam agar padi dapat tumbuh dan berkecambah. Jika pada saat
penanaman tidak disiram maka dormansi padi tidak akan selesai sehingga
harus diberikan air agar kulit biji dapat menyerap air dan kutikula dapat
memecah biji. Setelah 3 minggu beri pemupukan untuk nutrisi padi.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang dimana pupuk kandang tersebut
sudah di bokasikan terlebih dahulu sehingga saat pemupukan pupuk
kandang dalam keadaan dingin. Apabila pupuk dalam keadaan panas atau
masih fresh kandungan amoniaknya masih sangat tinggi sehingga dapat
menyebabkan tanaman mati. Pemberian pupuk pertama sebanyak 250 ml
per polybag, pupuk dalam keadaan cair. Pada minggu ke 7 setelah
penanaman dosisi pemberian pupuk dinaikan menjadi 500 ml per polybag.
Dosis dinaikan karena kebutuhan hara tanaman semakin tinggi. Minggu ke
11 kembali pemberian pupuk sebanyak 650 ml per polybag. Pemberian
pupuk setiap 3 minggu sekali dan dosis ditambah 25 – 40 % dilihat dari
kebutuhan hara untuk pertumbuhan. Pada fase generatif pemberian pupuk
ditambah 25 % dari pemberian pupuk sebelumnya. Selama pertumbuhan
asupan air tidak boleh kurang karena untuk membantu proses fotosintesis
yang merupakan proses pembuatan makanan untuk nutrisi tanaman. Jika
pemberian air tidak maksimal maka proses fotosintesis akan terhambat dan
pertumbuhan tidak maksimal pula sehingga pemberian air atau
penyiraman harus diperhatikan agar tanaman tetap tumbuh. Pestisida
digunakan apabila terlihat pada padi terserang oleh hama. Selama padi
dalam keadaan normal maka tidak digunakan pestisida. Jarang hama atau
penyakit yang menyerang padi polybag, hal ini karena padi polybag selalu
terkontrol dan lokasinya bukan disawah, sehingga tidak tertular oleh hama
padi lain yang berada di sebelahnya. Padi polybag tidak memerlukan
banyak pegawai untuk membersihkan gulma di sekitarnya, karena
pertumbuhan gulma terhambat ketika pemberian pupuk. Dan kalaupun ada
gulma dalam jumlah yang sedikit dan dapat langsung dibersihkan
berbarengan dengan pemberian pupuk. Irigasi yang digunakan dapat
berupa irigasi tetes atau spray, dimana untuk membudidayakan padi
plybag tidak terlalu rumit untuk hal irigasi nya. Irigasi disesuaikan dengan
kebutuhan saja, namun untuk meringankan pekerjaan setiap jalur polybag
dibuatkan pipa untuk pengairan. Sehingga apabila terlihat padi
membutuhkan air tinggal salurkan air pada pipa tersebut. Padi polybag
dapat dipanen pada usia 16 minggu atau 4 bulan. Keadaan bulir padi sama
saja dengan padi yang biasa ditanam di sawah. Hanya saja media dan
lokasinya yang berbeda. Padi polybag lebih unggul dalam hal hasilnya.
Dimana pada setiap polybag dapat menghasilkan padi sebanyak 0.5-1 Kg.
5. Penanganan hasil
Jika padi sudah terlihat siap, maka padi bisa langsung dipanen. Pemanenan
dilakukan seperti halnya padi yang ditanam disawah, tidak ada
perbedaannya. Pemanenan memerlukan tenaga kerja, dimana tenaga kerja
tersebut melakukan pemisahan antara bulir padi dengan tengkainya.
Setelah padi dipanen, hasilnya bisa langsung dipasarkan sendiri atau dijual
pada tengkulak. Mengingat padi organik sangat diminati msyarakat
banyak karena tidak mengandung banyak bahan kimia sehingga padi
organik ini harganya tinggi. Jadi tidak sulit untuk memasarkan hasilnya.
Padi ini biasa dijual perkilo pada tengkulak. Namun agar hasilnya dapat
maksimal, setelah pemanenan padi dijemur selama 3-4 hari sampai bulir
padi benar-benar kering. Setelah itu dilakukan penggilingan untuk
memisahkan cangkang dan bulirnya. Ini dapat dilakukan di penggilingan
padi (heleran). Setelah padi selesai di giling maka hasilnya (beras) sudah
siap untuk dipasarkan.
6. Pemasaran
Pemasaran padi polybag ini bisa langsung ke tengkulak, pasar tradisional
atau swalayan. Apabila pemasaran ketengkulak harga akan rendah namun
petani tidak harus mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja yang melakukan
penjemuran dan penggilingan karena biaya itu sudah ditanggung oleh
tengkulak. Ke pasar tradisional tidak bisa dipasarkan dalam bentuk gabah,
melainkan dalam bentuk beras, sehingga harus mengeluarkan biaya ekstra
untuk tenaga kerja dan harganyapun akan rendah karena akan
menyamaratakan antara padi sawah biasa dengan padi organik ini.
Sasaran pemasaran utama yaitu ke pasar modern atau swalayan, dimana
apabila dapat masuk ke swalayan harga beras akan tinggi, karena
konseumen padi di swalayan mementingkan kwalitas dan kesehatan, tidak
seperti di pasar tradisional yang kebanyakan konsumennya
memprioritaskan kuantitas. Sehingga pemasaran utama dituju yaitu pasar
swalayan atau pasar modern.
7. Perhitungan input-output
Analisa Biaya (perpolybag/1kg)
- Polybag Rp 500
- Pupuk kandang RP 1500
- Benih Rp 100
- Pestisida Rp 100
- Tenaga kerja Rp 700
- Penggilingan padi Rp 100
Jumlah Rp 3000
Biaya investasi
- Pvc Rp 500
- Toren Rp 1000
- Bangunan Rp 2000
Rp 3500
Analisa penjualan
Tengkulak @ 4000/kg
Pasar tradisional @ 6500/kg
Swalayan @ 10.000/kg
R/C ratio Tunai
Tengkulak = total revenue
Total cost
= 4000/3000
= 1,33
Pasar tradisional = 6500/300
= 2,18
Swalayan = 10000/3000
= 3,33
R/C ratio total
Tengkulak = 4000/ 6500
= 0,615
Pasar = 6500/6500
= 1
Swalayan = 10000/6500
= 1.54
top related