blok 11
Post on 10-Apr-2016
214 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Proses Metabolisme Cadangan Makanan dalam Tubuh
Chrisanto-102014046
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510
Telp : (021)56942061. Fax (021)5631731
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta
Abstrak
Karbohidrat merupakan bahan bakar yaitu sumber energy utama untuk sel hidup dan Glukosa
merupakan monosakarida yang terdapat paling banyak dalam darah, glukosa yang dioksidasi dapat
menghasilkan ATP/energy. Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa yang
merupakan persediaan energy cadangan, terutama di hati dan otot. Jika kadar glukosa mulai menurun
maka akan dilakukan proses glikogenolisis atau proses pemecahan glikogen menjadi glukosa tetapi
jika sampai pada tahap glikogenolisis tubuh masih kekurangan glukosa untuk energy, maka proses
glukoneogenesis ini akan berjalan. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari bahan
yang non karbohidrat.
Kata Kunci : glikogenesis, glukoneogenesis
Abstract
Carbohydrate is the fuel that is the main source of energy for living cells and Glucose is a
monosaccharide found most in the blood, glucose is oxidized can produce ATP / energy.
Glikogenesis is the formation of glycogen from glucose which is the reserve of energy supplies,
especially in the liver and muscles. If the glucose levels start to decline then it will be done
glycogenolysis process or process breakdown of glycogen into glucose, but if it reached the stage of
glycogenolysis body is still lack of glucose for energy, the gluconeogenesis process will run.
Gluconeogenesis is the process of formation of glucose from non-carbohydrate material.
Keyword : glycogenesis, gluconeogenesis
Pendahuluan
Manusia membutuhkan energi dalam melakukan aktifitas mereka, energi tersebut mereka
dapatkan dalam berbagai sumber bahan makanan. Adapun makanan yang terutama dalam
menghasilkan sumber energi kita adalah yang mengandung karbohidrat. Selain karbohidrat, terdapat
sejumlah zat dalam makanan yang penting juga dalam tubuh kita, yaitu protein, lemak, vitamin dan
mineral.
Sebagian besar reaksi kimia di dalam sel berkaitan dengan pembuatan energi dalam makanan
yang tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel. Contohnya energi dibutuhkan untuk aktivitas otot,
sekresi kelenjar, mempertahankan potensial membran pada saraf dan serabut otot, pembentukan zat
di dalam sel, absorbsi makanan dari saluran pencernaan, dan berbagai fungsi lainnya. Semua zat
makanan berenergi (karbohidrat, lemak, dan protein) dapat dioksidasi di dalam sel, dan selama
proses ini berlangsung, sejumlah besar energi dibebaskan.1
Metabolisme Energi
Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa
kimia di dalam tubuh, jalur yang diambil tiap molekul, hubungan antar molekul, dan mekanisme
yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik digolongkan
menjadi tiga kategori. Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa yang
lebih besar dan kompleks dari prekurso yang lebih kecil. Jalur anabolik bersifat endotermik. Jalur
katabolik, berperan dalam penguraian molekul besar sering melibatkan reaksi oksidatif; jalur ini
bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen pereduksi, dan ATP terutama melalui rantai
respiratorik. Jalur amfibolik, yang berlangsung di “persimpangan” metabolisme, bekerja sebagai
penghubung antara jalur katabolik dan anabolik misalnya siklus asam sitrat.2
Dalam kondisi normal (tidak kelaparan), karbohidrat akan diubah menjadi bentuk yang lebih
sederhana (monosakarida) hingga akhirnya akan diserap di dalam jejunum dan ileum dalam bentuk
glukosa.3 Glukosa nantinya akan diubah menjadi energi melalui proses glikolisis Embden Meterhof
(EM) dilanjutkan dengan proses oksidasi piruvat menjadi asetil koA, dan terkahir akan melalui
Sikulus Asam Sitrat (SAS). Selain diubah menjadi energi, glukosa juga sebagian akan disimpan
dalam bentuk glikogen melalui proses yang dikenal sebagai proses glikogenesis.
Saat berpuasa panjang (1-3 hari bahkan lebih) seseorang akan kelaparan. Pada saat seperti
inilah, tubuh kekurangan asupan glukosa sehingga melalui proses metabolisme energi, tubuh akan
berusaha untuk bisa menghasilkan cukup glukosa bagi jaringan (terutama bagi otak). Upaya
pemenuhan glukosa tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah simpanan glikogen dalam tubuh
menjadi glukosa dan menguraikan protein menjadi asam-asam amino yang nantinya akan diubah
menjadi glukosa lewat proses yang dikenal sebagai glukoneogenesis.
Untuk protein nantinya akan dipecah untuk membentuk asam amino oleh enzim-enzim
yang berada dalam traktus gastointestin. Asam-asam amino ini akan memperbaruhi simpanan protein
dalam hati serta otot dan menggantikan protein yang diurakan pada saat sebelum makan. Asam-asam
amino berlebih dan tidak digunakan untuk sintesis protein akan diubah oleh hati menjadi aseti-KoA
atau piruvat yang kemudian akan memasuki siklus asam sitrat membentuk energi.3
Lemak dalam makanan terdiri atas trigliserida dan kolesterol akan dicerna oleh enzim
lipase. Trigliserida rantai karbon sedang akan diserap langsung ke dalam aliran darah sementara
terigliserida dengan rantai karbon yang panjang diserap ke dalam aliran limfe setelah diemulsi oleh
getah empedu menjadi bentuk misel yang larut air dan dicenakan oleh enzim lipase. Misel akan
membentuk trigliserida kembali dan diangkut sebagai kilomikron lewat cairan limfe dan aliran darah
ke dalam hati. Di dalam hati, kilomikron akan diubah menjadi kolesterol dan trigliserida yang
selanjutnya akan disimpan di dalam jaringan adiposa.
Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, di hati dan di otot.
Di hati bila terjadi peningkatan proses glikogenolis maka glukosa darah akan meningkat, dan bila
terjadi di otot peningkatan proses glikogenolisis maka jika keadaan aerob akan menjadi piruvat dan
bila anaerob akan menjadi laktat biasanya keadaan anaerob dipengaruhi oleh kerja fisik atau
olahraga. Glukosa dipecah tidak sampai habis karena adanya inti glikogen primer yaitu sebenarnya
merupakan protein yang terglikosilasi dimana molekul glukosa terikat pada asam amino tirosin dan
glukosa ini tidak akan dipecah/dilepas. Pada proses glikogenolisis enzim kuncinya adalah glikogen
fosforilase dan second messenger pada proses glikogenesis dan glikogenolisis adalah cAmp. Setelah
makan insulin meningkat kemudian peningkatan insulin tersebut menekan cAmp sehingga
menyebabkan glikogen sintetase aktif maka kemudian dapat terjadi peningkatan glikogenesis.
Sebaliknya pada saat lapar glukosa darah menurun maka glucagon atau epinefrin akan meningkatkan
kadarnya tujuannya adalah untuk meningkatkan cAmp sehingga mengaktifkan enzim glikogen
fosforilase dan meningkatkan proses glikogenolis. Pada proses glikogenolisis pengaturan pada otot
lebih sering menggunakan hormone epinefrin sedangkan proses pengaturan glikogenolisis pada hati
lebih menggunakan hormone glucagon, jika pada glikogenesis proses pengaturan hati dan otot
menggunakan hormone insulin. cAmp berasal dari ATP yang dipecah menggunakan adenilat siklase
dan jika kadar insulin meningkat maka akan mengaktifkan fosfodiesterase untuk mengubah cAmp
menjadi rantai lurus (cAmp tidak aktif). Pada proses glikogenesis jika glikogen sintetase berikatan
dengan fosfat maka enzim tersebut tidak aktif atau menjadi glikogen sintetase b, dan jika lepas
fosfatnya maka enzim glikogen sintetase akan aktif dan menjadi glikogen sintetase a. pada proses
glikogenolisis jika glikogen fosforilase berikatan dengan fosfat maka enzim tersebut akan aktif dan
menjadi glikogen fosforilase a, sedangkan jika enzim tersebut tidak berikatan dengan fosfat maka
enzim tersebut tidak aktif dan menjadi glikogen fosforilase b. enzim yang mengikatkan fosfat
tersebut adalah enzim kinase yang diaktifkan oleh cAMP dan yang melepaskan fosfat adalah enzim
fosfatase. Pada proses glikogenolisis enzim glikogen fosforilase memecah glikogen menjadi glukosa
satu persatu menggunakan glukosa 6 fosfatase karena proses pemecahan tersebut memerlukan
glukosa. Enzim glukosa 6 fosfatase hanya terdapat dihati dan enzim tersebut akan melepaskan fosfat
dari glukosa sehingga terbentuk glukosa yang bebas fosfat dalam darah. Enzim pertama yang
memecah glikogenolisis adalah fosforilase kemudian jika tersisa 3-4 molekul glukosa maka akan
dipisahkan oleh glukan transferase. Debranching enzim adalah enzyme untuk memecah percabangan
pada saat glikogenolisis terjadi, satu persatu dipecah oleh fosforilase dan lalu dipindahkan
segmennya ke cabang lain hingga menyisakan 1 molekul glukosa yang dipecah oleh debranching
enzyme menjadi glukosa yang bebas.4
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau
glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat.
Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.3
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan atau
cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi
sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Glukosa juga penting
dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun asam lemak adalah sumber
utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneognenesis membersihkan laktat yang dihasilkan
oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa. Tiga reaksi tidak-
seimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase,
menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk membentuk glukosa.3
Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua reaksi
endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi oksaloasetat,
suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin mengikat CO2
dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan CO2 ke piruvat. Enzim kedua,
fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat menjadi
fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat
tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi
fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan
glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang
dapat mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.5
Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis,
dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu jaringan
mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa fosfat. Enzim ini terdapat
di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.
Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini terdapat
di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat mengekspor
glukosa ke dalam aliran darah. Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh
fosforilase. Sintesis glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan
glikogen sintase. Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan
piruvat atau zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan sebelumnya
dapat menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau
glikogen.5
Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol dalam
keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi
triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di hati.
Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan adiposa
digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.5
Hormon yang Berperan
Kadar glukosa dalam tubuh diatur oleh fungsi hormon endokrin yang disekresikan oleh
pankreas. Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Sel endokrin
pankreas yang terbanyak adalah sel beta, tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel alfa, yang
menghasilkan glukagon. Sel D (delta) adalah tempat sintesis somastostatin. Sel pulau Langerhans
yang paling jarang, sel PP, mengeluarkan polipeptida.5
Somatostatin
Somatostatin pankreas adalah menghambat pencernaan nutrien dan mengurangi
penyerapannya. Somatostatin dikeluarkan sebagai respon terhadap peningkatan glukosa darah dan
asam amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menimbulkan efek inhibisi, somatostatin
pankreas bekerja melalui mekanisme umpan balik negatif untuk mengerem kecepatan pencernaan
dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien dalam plasma tidak berlebihan. Somatostatin
pankreas juga berperan parakrin dalam mengatur sekresi hormon pankreas. Keberadaan lokal
somatostatin mengurangi sekresi insulin, glukagon, dan somatostatin itu sendiri, tetapi makna
fisiologik dari fungsi parakrin ini masih belum jelas.5
Insulin
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohi¬drat, lemak, dan protein. Hormon
ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendo¬rong penyimpanan
bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin
mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan pengubahannya masing-masing menjadi
glikogen, trigliserida, dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan mempengaruhi
transpor nutrien darah spesifik masuk ke dalam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang
berperan dalam jalur-jalur metabolik tertentu.6
Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar glukosa darah dan mendorong penyimpanan
karbohidrat:
1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian besar sel. (Mekanisme
peningkatan penyerapan glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam
menurunkan glukosa darah dicantumkan)
2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, di otot rangka dan
hati.
3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.
4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukoneogenesis.
Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong penyerapan
glukosa oleh sel dari darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan menghambat dua
mekanisme pembebasan glukosa oleh hari ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis).
Insulin adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah. Insulin
mendorong penyerapan glukosa oleh sebagian besar sel melalui rekrutmen pengangkut glukosa.6
Glukagon
Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontol penyesuaian metabolik antara keadaan
absorptif dan pasca-absorptif, namun produk sekretorik sel alfa pulau Langerhans pankreas
(glukagon) juga sangat penting. Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik yang juga
dipengaruhi oleh insulin tetapi pada kebanyakan kasus efek glukagon adalah berlawanan arah dengan
insulin. Tempat utama kerja glukagon adalah hati. Efek keseluruhan glukagon pada karbohidrat
menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan glukosa oleh hati sehingga kadar glukosa darah
meningkat. Glukagon melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan sintesis glikogen,
mendorong glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis. Peningkatan kadar glukosa darah
merangsang sekresi insulin tetapi menghambat sekresi glukagon sementara penurunan kadar glukosa
darah menyebabkan sebaliknya.6
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia, yaitu menyediakan 50-65% dari
total energy yang dibutuhkan. Setiap satu gramkarbohidrat menghasilkan empat kalori. Energy
dibutuhkan untuk otak, aktivitas fisik dan semua fungsi organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru.7
Klasifikasi
1. Monosakarida : merupakan gula sederhana, terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa
2. Disakarida : unit monosakarida yang berupa rantai pendek yang digabungkan bersama-
sama. Terdiri dari sukrosa, maltose, dan isomaltosa.
3. Polisakarida : rantai panjang dengan ratusan atau ribuan unit monosakarida. Polisakarida
terdiri dari pati, dekstrin, glikogen, dan selulosa.
Sumber karbohidrat :
1. Serealia : beras, jagung, gandum (terigu)
2. Umbi-umbian : singkong, ubi jalar, kentang, talas
3. Biji/ kacang : kacang hijau, ampas tahu
4. Lainnya : susu, madu, gula pasir, gula merah
5. Sayur dan buah dalam jumlah sedikit.
Karbohidrat merupakan satu diantara nutrein utama bagi manusia. Fungsi karbohidrat terdiri dari; (1)
Sebagai bahan bakar yaitu sumber energi utama untuk sel hidup, (2) sebagai cadangan energi
(glikogen) dalam hati dan otot), (3) menghasilkan senyawa intermediet amphibolik yaitu piruvat,
laktat, gliserida, (4) untuk sintesis glikosaminoglikan (bahan struktur sel) sebagai komponen
glikoprotein di membran, senagai bahan khas ( laktosa ) susu, dan senyawa non karbohidrat yaitu
lipid, asama amin tertentu, dan asam nukleat
Protein
Protein terbentuk dari unsure-unsur organic yang hamper sama dengan karbohidrat dan lemak
yaitu terdiri dari unsure karbon, hidrogen dan oksigen akan tetapi ditambah dengan unsure lain yaitu
nitrogen. Beberapa protein juga mengandung unsure mineral yaitu fosfor, sulfur, dan zat besi.7
Fungsi umum protein :
1. komponen membran sel, intrasel, organ dan jaringan, sebagai enzim, hormone, transporter, sistem
imun, komponen pada replikasi dan sintesis protein, channel ion, sumber energy dan kontraksi otot
Klasifikasi asam amino :
1. Asam amino esensial
Tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam amino ini sangat diperlukan tubuh dan harus
disuplai dalam bentuk kadi (preformed) dalam menu yang dimakan sehari-hari.
2. Asam amino semi esensial
Beberapa asam amino dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial akan
tetapi tidak sempurna menggantikannya. Definisi asam amino semi esensial dapat pula diartikan
asam amino yang dapat menjamin proses kehidupan jaringan orang dewasa, tetapi tidak dapat
mencukupi untuk pertumbuhan anak-anak.
3. Asam amino non esensial
Asam amino ini dapat disintesa tubuh sepanjang beban dasarnya memenuhi bagi
pertumbuhannya.
Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure – unsure Carbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat – zat pelarut tertentu (zat
pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat
padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang
padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut
minyak.
Sumber Lemak terdiri atas :7
1. Asam lemak jenuh:
- asam miristat : minyak kelapa sebagian besar lemak hewani & nabati- asam palminat : lemak hewani & nabati- asam stearat : lemak hewani & sedikit nabati- asam arahidat : minyak kacang tanah- asam lignoserat
2. Asam lemak tidak jenuh :- asam palminat : minyak hewan laut- asam oleat : lemak hewani & nabati- asam linoleat : jagung, kedelai, safflower, bunga matahari, minyak kacang tanah- asam linolenat : kedelai,minyak biji - bijian- asam arakidonat: sedikit minyak hewani- EPA : ganggang laut, minyak ikan- DHA : lemak hewani
Klasifikasi
1. Lipid seserhana / Simple lipid
-. asam lemak bebas
-.netral lemak (mono / di / tri-gliseride)
-. lilin (ester sterol & ester sterol non)
2. Compound lipid-. fosfolipid (asam fosfatidat, plasmalogen, sfingomyelin)
-. glikolipid
-. lipoprotein (transportasi lipid)
3. Precursor & derived lipid-. asam lemak
-. gliserol
-. steroid
-. lemak aldehida
-. keton tubuh
-. alkohol selain gliserol & sterol
Kesimpulan
Manusia membutuhkan energi dalam melakukan aktifitas mereka, energi tersebut mereka
dapatkan dalam berbagai sumber bahan makanan seperti karbohidrat, asam amino dan lemak. Pada
keadaan puasa di mana kadar gula dalam darah menurun sangat berpengaruh dalam metabolisme
dalam tubuh. Ketika kadar gula di darah rendah, maka proses glikogenesis akan berkurang,
sedangkan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis akan ditingkatkan untuk meningkatkan kadar
gula dalam darah
Daftar Pustaka
1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2008.h.871.
2. Sediaoetama, AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jil- 1. Jakarta: Dian Rakyat; 2012.
3. Dewi N. Nutrion and food: gizi untuk keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara;
2010.h.8.
4. Marks D.B, Marks A.D, Smitch C.M. Pengaturan Pembentukan dan Penguraian Glikogen.
Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC; 2009. h. 410
5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper ed.27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2009.h.170-4,187-93,245,264-6,195-7.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h. 740-
6,781-91,760-1.
7. Prof. Dr. Sediaoetama Achmad Djaeni. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid II.
Jakarta: Dian Rakyat; 2009. P. 31-102.
top related