blok 11

15
Proses Metabolisme Cadangan Makanan dalam Tubuh Chrisanto-102014046 Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510 Telp : (021)56942061. Fax (021)5631731 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Abstrak Karbohidrat merupakan bahan bakar yaitu sumber energy utama untuk sel hidup dan Glukosa merupakan monosakarida yang terdapat paling banyak dalam darah, glukosa yang dioksidasi dapat menghasilkan ATP/energy. Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa yang merupakan persediaan energy cadangan, terutama di hati dan otot. Jika kadar glukosa mulai menurun maka akan dilakukan proses glikogenolisis atau proses pemecahan glikogen menjadi glukosa tetapi jika sampai pada tahap glikogenolisis tubuh masih kekurangan glukosa untuk energy, maka proses glukoneogenesis ini akan berjalan. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari bahan yang non karbohidrat. Kata Kunci : glikogenesis, glukoneogenesis Abstract Carbohydrate is the fuel that is the main source of energy for living cells and Glucose is a monosaccharide found most in the blood, glucose is oxidized can produce ATP / energy. Glikogenesis is the formation of glycogen from glucose which is the reserve of energy supplies, especially in the liver and muscles. If the glucose levels start to decline then it will be done glycogenolysis process or process breakdown of glycogen into glucose, but if it reached the stage of glycogenolysis body is still lack of glucose for energy, the

Upload: chrisanto-lightx

Post on 10-Apr-2016

214 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: blok 11

Proses Metabolisme Cadangan Makanan dalam Tubuh

Chrisanto-102014046

Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510

Telp : (021)56942061. Fax (021)5631731

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

Abstrak

Karbohidrat merupakan bahan bakar yaitu sumber energy utama untuk sel hidup dan Glukosa

merupakan monosakarida yang terdapat paling banyak dalam darah, glukosa yang dioksidasi dapat

menghasilkan ATP/energy. Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa yang

merupakan persediaan energy cadangan, terutama di hati dan otot. Jika kadar glukosa mulai menurun

maka akan dilakukan proses glikogenolisis atau proses pemecahan glikogen menjadi glukosa tetapi

jika sampai pada tahap glikogenolisis tubuh masih kekurangan glukosa untuk energy, maka proses

glukoneogenesis ini akan berjalan. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari bahan

yang non karbohidrat.

Kata Kunci : glikogenesis, glukoneogenesis

Abstract

Carbohydrate is the fuel that is the main source of energy for living cells and Glucose is a

monosaccharide found most in the blood, glucose is oxidized can produce ATP / energy.

Glikogenesis is the formation of glycogen from glucose which is the reserve of energy supplies,

especially in the liver and muscles. If the glucose levels start to decline then it will be done

glycogenolysis process or process breakdown of glycogen into glucose, but if it reached the stage of

glycogenolysis body is still lack of glucose for energy, the gluconeogenesis process will run.

Gluconeogenesis is the process of formation of glucose from non-carbohydrate material.

Keyword : glycogenesis, gluconeogenesis

Page 2: blok 11

Pendahuluan

Manusia membutuhkan energi dalam melakukan aktifitas mereka, energi tersebut mereka

dapatkan dalam berbagai sumber bahan makanan. Adapun makanan yang terutama dalam

menghasilkan sumber energi kita adalah yang mengandung karbohidrat. Selain karbohidrat, terdapat

sejumlah zat dalam makanan yang penting juga dalam tubuh kita, yaitu protein, lemak, vitamin dan

mineral.

Sebagian besar reaksi kimia di dalam sel berkaitan dengan pembuatan energi dalam makanan

yang tersedia untuk berbagai sistem fisiologis sel. Contohnya energi dibutuhkan untuk aktivitas otot,

sekresi kelenjar, mempertahankan potensial membran pada saraf dan serabut otot, pembentukan zat

di dalam sel, absorbsi makanan dari saluran pencernaan, dan berbagai fungsi lainnya. Semua zat

makanan berenergi (karbohidrat, lemak, dan protein) dapat dioksidasi di dalam sel, dan selama

proses ini berlangsung, sejumlah besar energi dibebaskan.1

Metabolisme Energi

Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa

kimia di dalam tubuh, jalur yang diambil tiap molekul, hubungan antar molekul, dan mekanisme

yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik digolongkan

menjadi tiga kategori. Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa yang

lebih besar dan kompleks dari prekurso yang lebih kecil. Jalur anabolik bersifat endotermik. Jalur

katabolik, berperan dalam penguraian molekul besar sering melibatkan reaksi oksidatif; jalur ini

bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen pereduksi, dan ATP terutama melalui rantai

respiratorik. Jalur amfibolik, yang berlangsung di “persimpangan” metabolisme, bekerja sebagai

penghubung antara jalur katabolik dan anabolik misalnya siklus asam sitrat.2

Dalam kondisi normal (tidak kelaparan), karbohidrat akan diubah menjadi bentuk yang lebih

sederhana (monosakarida) hingga akhirnya akan diserap di dalam jejunum dan ileum dalam bentuk

glukosa.3 Glukosa nantinya akan diubah menjadi energi melalui proses glikolisis Embden Meterhof

(EM) dilanjutkan dengan proses oksidasi piruvat menjadi asetil koA, dan terkahir akan melalui

Sikulus Asam Sitrat (SAS). Selain diubah menjadi energi, glukosa juga sebagian akan disimpan

dalam bentuk glikogen melalui proses yang dikenal sebagai proses glikogenesis.

Saat berpuasa panjang (1-3 hari bahkan lebih) seseorang akan kelaparan. Pada saat seperti

inilah, tubuh kekurangan asupan glukosa sehingga melalui proses metabolisme energi, tubuh akan

berusaha untuk bisa menghasilkan cukup glukosa bagi jaringan (terutama bagi otak). Upaya

pemenuhan glukosa tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah simpanan glikogen dalam tubuh

Page 3: blok 11

menjadi glukosa dan menguraikan protein menjadi asam-asam amino yang nantinya akan diubah

menjadi glukosa lewat proses yang dikenal sebagai glukoneogenesis.

Untuk protein nantinya akan dipecah untuk membentuk asam amino oleh enzim-enzim

yang berada dalam traktus gastointestin. Asam-asam amino ini akan memperbaruhi simpanan protein

dalam hati serta otot dan menggantikan protein yang diurakan pada saat sebelum makan. Asam-asam

amino berlebih dan tidak digunakan untuk sintesis protein akan diubah oleh hati menjadi aseti-KoA

atau piruvat yang kemudian akan memasuki siklus asam sitrat membentuk energi.3

Lemak dalam makanan terdiri atas trigliserida dan kolesterol akan dicerna oleh enzim

lipase. Trigliserida rantai karbon sedang akan diserap langsung ke dalam aliran darah sementara

terigliserida dengan rantai karbon yang panjang diserap ke dalam aliran limfe setelah diemulsi oleh

getah empedu menjadi bentuk misel yang larut air dan dicenakan oleh enzim lipase. Misel akan

membentuk trigliserida kembali dan diangkut sebagai kilomikron lewat cairan limfe dan aliran darah

ke dalam hati. Di dalam hati, kilomikron akan diubah menjadi kolesterol dan trigliserida yang

selanjutnya akan disimpan di dalam jaringan adiposa.

Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, di hati dan di otot.

Di hati bila terjadi peningkatan proses glikogenolis maka glukosa darah akan meningkat, dan bila

terjadi di otot peningkatan proses glikogenolisis maka jika keadaan aerob akan menjadi piruvat dan

bila anaerob akan menjadi laktat biasanya keadaan anaerob dipengaruhi oleh kerja fisik atau

olahraga. Glukosa dipecah tidak sampai habis karena adanya inti glikogen primer yaitu sebenarnya

merupakan protein yang terglikosilasi dimana molekul glukosa terikat pada asam amino tirosin dan

glukosa ini tidak akan dipecah/dilepas. Pada proses glikogenolisis enzim kuncinya adalah glikogen

fosforilase dan second messenger pada proses glikogenesis dan glikogenolisis adalah cAmp. Setelah

makan insulin meningkat kemudian peningkatan insulin tersebut menekan cAmp sehingga

menyebabkan glikogen sintetase aktif maka kemudian dapat terjadi peningkatan glikogenesis.

Sebaliknya pada saat lapar glukosa darah menurun maka glucagon atau epinefrin akan meningkatkan

kadarnya tujuannya adalah untuk meningkatkan cAmp sehingga mengaktifkan enzim glikogen

fosforilase dan meningkatkan proses glikogenolis. Pada proses glikogenolisis pengaturan pada otot

lebih sering menggunakan hormone epinefrin sedangkan proses pengaturan glikogenolisis pada hati

lebih menggunakan hormone glucagon, jika pada glikogenesis proses pengaturan hati dan otot

menggunakan hormone insulin. cAmp berasal dari ATP yang dipecah menggunakan adenilat siklase

dan jika kadar insulin meningkat maka akan mengaktifkan fosfodiesterase untuk mengubah cAmp

menjadi rantai lurus (cAmp tidak aktif). Pada proses glikogenesis jika glikogen sintetase berikatan

Page 4: blok 11

dengan fosfat maka enzim tersebut tidak aktif atau menjadi glikogen sintetase b, dan jika lepas

fosfatnya maka enzim glikogen sintetase akan aktif dan menjadi glikogen sintetase a. pada proses

glikogenolisis jika glikogen fosforilase berikatan dengan fosfat maka enzim tersebut akan aktif dan

menjadi glikogen fosforilase a, sedangkan jika enzim tersebut tidak berikatan dengan fosfat maka

enzim tersebut tidak aktif dan menjadi glikogen fosforilase b. enzim yang mengikatkan fosfat

tersebut adalah enzim kinase yang diaktifkan oleh cAMP dan yang melepaskan fosfat adalah enzim

fosfatase. Pada proses glikogenolisis enzim glikogen fosforilase memecah glikogen menjadi glukosa

satu persatu menggunakan glukosa 6 fosfatase karena proses pemecahan tersebut memerlukan

glukosa. Enzim glukosa 6 fosfatase hanya terdapat dihati dan enzim tersebut akan melepaskan fosfat

dari glukosa sehingga terbentuk glukosa yang bebas fosfat dalam darah. Enzim pertama yang

memecah glikogenolisis adalah fosforilase kemudian jika tersisa 3-4 molekul glukosa maka akan

dipisahkan oleh glukan transferase. Debranching enzim adalah enzyme untuk memecah percabangan

pada saat glikogenolisis terjadi, satu persatu dipecah oleh fosforilase dan lalu dipindahkan

segmennya ke cabang lain hingga menyisakan 1 molekul glukosa yang dipecah oleh debranching

enzyme menjadi glukosa yang bebas.4

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau

glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat.

Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.3

Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan atau

cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi

sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Glukosa juga penting

dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun asam lemak adalah sumber

utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneognenesis membersihkan laktat yang dihasilkan

oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa. Tiga reaksi tidak-

seimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase,

menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk membentuk glukosa.3

Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua reaksi

endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi oksaloasetat,

suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin mengikat CO2

dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan CO2 ke piruvat. Enzim kedua,

fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat menjadi

fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat

Page 5: blok 11

tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi

fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan

glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang

dapat mengganggu aktivitas siklus asam sitrat.5

Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis,

dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu jaringan

mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa fosfat. Enzim ini terdapat

di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.

Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini terdapat

di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat mengekspor

glukosa ke dalam aliran darah. Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh

fosforilase. Sintesis glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan

glikogen sintase. Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan

piruvat atau zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan sebelumnya

dapat menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau

glikogen.5

Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol dalam

keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi

triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di hati.

Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan adiposa

digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.5

Hormon yang Berperan

Kadar glukosa dalam tubuh diatur oleh fungsi hormon endokrin yang disekresikan oleh

pankreas. Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Sel endokrin

pankreas yang terbanyak adalah sel beta, tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel alfa, yang

menghasilkan glukagon. Sel D (delta) adalah tempat sintesis somastostatin. Sel pulau Langerhans

yang paling jarang, sel PP, mengeluarkan polipeptida.5

Somatostatin

Somatostatin pankreas adalah menghambat pencernaan nutrien dan mengurangi

penyerapannya. Somatostatin dikeluarkan sebagai respon terhadap peningkatan glukosa darah dan

asam amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menimbulkan efek inhibisi, somatostatin

pankreas bekerja melalui mekanisme umpan balik negatif untuk mengerem kecepatan pencernaan

Page 6: blok 11

dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien dalam plasma tidak berlebihan. Somatostatin

pankreas juga berperan parakrin dalam mengatur sekresi hormon pankreas. Keberadaan lokal

somatostatin mengurangi sekresi insulin, glukagon, dan somatostatin itu sendiri, tetapi makna

fisiologik dari fungsi parakrin ini masih belum jelas.5

Insulin

Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohi¬drat, lemak, dan protein. Hormon

ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendo¬rong penyimpanan

bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrien ini masuk ke darah selama keadaan absorptif, insulin

mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan pengubahannya masing-masing menjadi

glikogen, trigliserida, dan protein. Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan mempengaruhi

transpor nutrien darah spesifik masuk ke dalam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang

berperan dalam jalur-jalur metabolik tertentu.6

Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar glukosa darah dan mendorong penyimpanan

karbohidrat:

1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian besar sel. (Mekanisme

peningkatan penyerapan glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam

menurunkan glukosa darah dicantumkan)

2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, di otot rangka dan

hati.

3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.

4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat

glukoneogenesis.

Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong penyerapan

glukosa oleh sel dari darah untuk digunakan dan disimpan, dan secara bersamaan menghambat dua

mekanisme pembebasan glukosa oleh hari ke dalam darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis).

Insulin adalah satu-satunya hormon yang mampu menurunkan kadar glukosa darah. Insulin

mendorong penyerapan glukosa oleh sebagian besar sel melalui rekrutmen pengangkut glukosa.6

Glukagon

Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontol penyesuaian metabolik antara keadaan

absorptif dan pasca-absorptif, namun produk sekretorik sel alfa pulau Langerhans pankreas

(glukagon) juga sangat penting. Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik yang juga

dipengaruhi oleh insulin tetapi pada kebanyakan kasus efek glukagon adalah berlawanan arah dengan

Page 7: blok 11

insulin. Tempat utama kerja glukagon adalah hati. Efek keseluruhan glukagon pada karbohidrat

menyebabkan peningkatan produksi dan pelepasan glukosa oleh hati sehingga kadar glukosa darah

meningkat. Glukagon melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan sintesis glikogen,

mendorong glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis. Peningkatan kadar glukosa darah

merangsang sekresi insulin tetapi menghambat sekresi glukagon sementara penurunan kadar glukosa

darah menyebabkan sebaliknya.6

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia, yaitu menyediakan 50-65% dari

total energy yang dibutuhkan. Setiap satu gramkarbohidrat menghasilkan empat kalori. Energy

dibutuhkan untuk otak, aktivitas fisik dan semua fungsi organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru.7

Klasifikasi

1. Monosakarida : merupakan gula sederhana, terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa

2. Disakarida : unit monosakarida yang berupa rantai pendek yang digabungkan bersama-

sama. Terdiri dari sukrosa, maltose, dan isomaltosa.

3. Polisakarida : rantai panjang dengan ratusan atau ribuan unit monosakarida. Polisakarida

terdiri dari pati, dekstrin, glikogen, dan selulosa.

Sumber karbohidrat :

1. Serealia : beras, jagung, gandum (terigu)

2. Umbi-umbian : singkong, ubi jalar, kentang, talas

3. Biji/ kacang : kacang hijau, ampas tahu

4. Lainnya : susu, madu, gula pasir, gula merah

5. Sayur dan buah dalam jumlah sedikit.

Karbohidrat merupakan satu diantara nutrein utama bagi manusia. Fungsi karbohidrat terdiri dari; (1)

Sebagai bahan bakar yaitu sumber energi utama untuk sel hidup, (2) sebagai cadangan energi

(glikogen) dalam hati dan otot), (3) menghasilkan senyawa intermediet amphibolik yaitu piruvat,

laktat, gliserida, (4) untuk sintesis glikosaminoglikan (bahan struktur sel) sebagai komponen

glikoprotein di membran, senagai bahan khas ( laktosa ) susu, dan senyawa non karbohidrat yaitu

lipid, asama amin tertentu, dan asam nukleat

Page 8: blok 11

Protein

Protein terbentuk dari unsure-unsur organic yang hamper sama dengan karbohidrat dan lemak

yaitu terdiri dari unsure karbon, hidrogen dan oksigen akan tetapi ditambah dengan unsure lain yaitu

nitrogen. Beberapa protein juga mengandung unsure mineral yaitu fosfor, sulfur, dan zat besi.7

Fungsi umum protein :

1. komponen membran sel, intrasel, organ dan jaringan, sebagai enzim, hormone, transporter, sistem

imun, komponen pada replikasi dan sintesis protein, channel ion, sumber energy dan kontraksi otot

Klasifikasi asam amino :

1. Asam amino esensial

Tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam amino ini sangat diperlukan tubuh dan harus

disuplai dalam bentuk kadi (preformed) dalam menu yang dimakan sehari-hari.

2. Asam amino semi esensial

Beberapa asam amino dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial akan

tetapi tidak sempurna menggantikannya. Definisi asam amino semi esensial dapat pula diartikan

asam amino yang dapat menjamin proses kehidupan jaringan orang dewasa, tetapi tidak dapat

mencukupi untuk pertumbuhan anak-anak.

3. Asam amino non esensial

Asam amino ini dapat disintesa tubuh sepanjang beban dasarnya memenuhi bagi

pertumbuhannya.

Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure – unsure Carbon (C),

Hidrogen (H), Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat – zat pelarut tertentu (zat

pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat

padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang

padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut

minyak.

Sumber Lemak terdiri atas :7

1. Asam lemak jenuh:

Page 9: blok 11

- asam miristat : minyak kelapa sebagian besar lemak hewani & nabati- asam palminat : lemak hewani & nabati- asam stearat : lemak hewani & sedikit nabati- asam arahidat : minyak kacang tanah- asam lignoserat

2. Asam lemak tidak jenuh :- asam palminat : minyak hewan laut- asam oleat : lemak hewani & nabati- asam linoleat : jagung, kedelai, safflower, bunga matahari, minyak kacang tanah- asam linolenat : kedelai,minyak biji - bijian- asam arakidonat: sedikit minyak hewani- EPA : ganggang laut, minyak ikan- DHA : lemak hewani

Klasifikasi

1. Lipid seserhana / Simple lipid

-. asam lemak bebas

-.netral lemak (mono / di / tri-gliseride)

-. lilin (ester sterol & ester sterol non)

2. Compound lipid-. fosfolipid (asam fosfatidat, plasmalogen, sfingomyelin)

-. glikolipid

-. lipoprotein (transportasi lipid)

3. Precursor & derived lipid-. asam lemak

-. gliserol

-. steroid

-. lemak aldehida

-. keton tubuh

-. alkohol selain gliserol & sterol

Kesimpulan

Manusia membutuhkan energi dalam melakukan aktifitas mereka, energi tersebut mereka

dapatkan dalam berbagai sumber bahan makanan seperti karbohidrat, asam amino dan lemak. Pada

keadaan puasa di mana kadar gula dalam darah menurun sangat berpengaruh dalam metabolisme

dalam tubuh. Ketika kadar gula di darah rendah, maka proses glikogenesis akan berkurang,

sedangkan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis akan ditingkatkan untuk meningkatkan kadar

gula dalam darah

Page 10: blok 11

Daftar Pustaka

1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2008.h.871.

2. Sediaoetama, AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jil- 1. Jakarta: Dian Rakyat; 2012.

3. Dewi N. Nutrion and food: gizi untuk keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara;

2010.h.8.

4. Marks D.B, Marks A.D, Smitch C.M. Pengaturan Pembentukan dan Penguraian Glikogen.

Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC; 2009. h. 410

5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper ed.27. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC;2009.h.170-4,187-93,245,264-6,195-7.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h. 740-

6,781-91,760-1.

7. Prof. Dr. Sediaoetama Achmad Djaeni. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid II.

Jakarta: Dian Rakyat; 2009. P. 31-102.