biokimia
Post on 15-Apr-2016
3 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Judul Praktikum : Penentuan Total Protein Plasma dengan Photometric Test
Hari/Tanggal : Kamis/ 1 Oktober 2015
Praktek ke : VII (Tujuh)
Tujuan Praktikum :
1. Mahasiswa dapat mengukur kadar protein total pada plasma
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengamatan dengan nilai
normal/standart
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan spesimen dengan
kontek status gizi ( malnutrisi, gagal ginjal )
Prinsip :
Protein dan Cu ( ion cupper ) membentuk kompleks bewarna violet dalam suasana alkali,
warna yang terbentuk diukur dengan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
540 nm.
Alat dan Bahan :
Alat :
Pipet ukur 0,02 ml
Pipet volumetrik 1ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
Bahan :
Serum/plasama
Reagen 1 (R1) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate
Reagent 2 (R2) : Sodium Hidroksida, Potasium sodium tartrate, Potasium iodida,
Cuper sulfat
Tinjauan Pustaka :
Darah adalah cairan yang berisi sejumlah sel yang beredar dalam sistem pembuluh darah.
Darah terdiri dari unsur padat yaitu butir darah merah, sel darah putih, dan trombositnya dalam
medium cair yang plasma.
Protein adalah bagian terbesar dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. 1/5 bagian tubuh adalah protein. Separuhnya ada didalam otot. 1/5 didalam tulang
dan tulang rawan. 1/10 di dalam kulit. Dan selebihnya dijaringan lain dan cairan tubuh. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak ada digantikan oleh zat gizi lain yaitu membangun serta
memelihara sel-sel lain jaringan tubuh (almatsier, 2009).
Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma. Terdiri
atas albumin, globulin dan lain fraksi yang (protein yang kadarnya sangat rendah). Pemeriksaan
protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan oleh berbagai
macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama dengan pemeriksaan lain. Misalnya
kadar albumin, faal hati, pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/ globulin diperoleh
dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan. Kadar protein total meningkat
pada keadaan dehidrasi, multiple myeloma dan penyakit hati menahun, merendah pada penyakit
ginjal dan stadium akhir gagal ginjal (Sirajuddin, 2013).
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam dan basa : ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut.
Namun semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein
dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal
ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. Kelarutan
protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
pH, suhu, kekuatan jonik dan konstanta dielektrik pelarutnya (almatsier, 2004).
Skema Kerja :
:
Blanko :
Sampel/standar :
Perhitungan :
Total protein( gdl )= ∆ Asampel
∆ Astandardxkonsentrasi standar( g
dl)
Konsentrasi standar : 5 g/ dl
Aquades 0,04
+ mono reagen 2
Kocok,
Diamkan selama
5 menit (20-250C)
Baca absorban
Sampel/standar 0,04 ml
+ Mono reagen 2 ml
Kocok,
Diamkan selama
5 menit (20-250C)
Baca absorban
Nilai Normal total protein plasma :
No Golongan Umur Nilai Normal (g/ dl)Wanita Pria
1 Dewasa 6,6 - 8,8 6,6 - 8,82 Anak-anak
1-30 hari1-6 bulan6 bln – 1 thn1-18 tahun
4,2 - 6,24,4 - 6,65,6 - 7,95,7 - 8,0
4,1 - 6,34,7 - 6,75,5 - 7,05,7 - 8,0
Hasil Praktikum :
A sampel = 0,219
A standar = 0,186
Konsentrasi standar = 5 g/ dl
Total protein( gdl )= ∆ Asampel
∆ Astandardxkonsentrasi standar( g
dl )
Total protein( gdl )=0,219
0,186x 5( g
dl) = 5, 89 gr/ dl
Pembahasan :
Dari hasil praktikum penentuan total protein plasma dengan photometric test
diatas, dapat kita lihat bahwa total protein plasma didapat sebanyak 5,89 gr/ dl . ini menunjukkan
bahwa kadar total protein berada dibawah normal. Kadar normalnya adalah 6,6 – 8,8 g/ dl. Ini
disebut dengan hypoproteinemia, yaitu rendahnya kadar protein darah. Hypoproteinemia
dikatakan sebagai suatu kondisi dimana kadar protein darah yang mempunyai resiko penyakit
malnutrisi kegagalan hati dan gagal ginjal.
Malnutrsi, malabsorpsi, penyakit ginjal dan gagal hatiMalnutrisi menyebabkan penurunan
massa organ, kecuali otak. Saat malnutrisi akan terjadi proses penghancuran dan lean body mast
untuk melepaskan asam amino untuk proses glukoneogenesis.
Kegagalan hati adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan atau kemunduran fungsi
hati yang sangat berat. Ini disebabkan oleh kerusakan – kerusakan bawaan sejak lahir, kelainan
metabolisme dan kerusakan proses dalam tubuh. Akibat terjadi kemunduran fungsi hati maka
semua jenis protein plasma gagal terbentuk didalam hati. Dampak dari protein plasma yang
terganggu pembentukkannya adalah turunnya kadar protein total plasma.
Selain itu, yang menyebabkan malnutri dan rendahnya intake makanan lainnya adalah
pengaturan diet yang terlalu ketat pada pasien gagal ginjal dengan membatasi asupan protein,
garam, kalium, phosphor, dan air. Intervensi diet seharusnya tidak terlalu ketat. Jenis diet yang
diberikan pada orang yang gagal ginjal akut adalah diet gagal ginjal akut lunak dan diet gagal
ginjal akut cair. Dan jenis diet yang diberikan pada orang yang gagal ginjal kronis adalah diet
rendah protein.
Pada saat praktikum dari semua golongan tentang pemeriksaan darah ini, didapatkan
total protein plasma yang berbeda-beda. Perbedaan yang didapat kemungkinan terjadi karena
ketidaktelitian mahasiswa dan ketidaksterilan saat praktikum yang menyebabkan hasil yang
didapat berbeda-beda. Dan juga perbedaan ini didapat dengan kemungkinan terlalu lamanya
serum berada disuhu ruang yang terbuka sehingga menyebabkan perbedaan hasil.
Kesimpulan :
Dari hasil dan pembahasan dari praktikum penentuan total protein plasma dengan
photometric test diatas, dapat kita simpulkan bahwa. Total protein yang didapat berada dibawah
normal yaitu 5,89 g/ dl. Sedangkan normal total protein plasma itu adalah 6,6 – 8,8 g/ dl. Ini
menyatakan bahwa orang tersebut beresiko terkena penyakit malnutrisi dan gagal ginjal.
Daftar Pustaka
Almatsier, sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometri. Makassar : Universitas Hasanuddin
top related