berobat dalam islam

Post on 06-Nov-2015

26 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

berobat

TRANSCRIPT

BEROBAT dalam ISLAM

MUQODDIMAHAlloh menghendaki sehat dan sakit, bukan karena kezaliman, tetapi karena kebijaksanaan-Nya. Alloh memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha menjalani sebab- sebab yang mengantarkan kepada setiap kebaikan, dan itu merupakan kesempurnaan tawakkal seorang hamba.Tidak selamanya manusia merasakan kesehatan badan yang sempurna, Alloh menimpakan rasa sakit yang berbeda-beda menurut perbedaan sebab dan kondisinya, dan tidak ada yang dapat menyembuhkannya kecuali Alloh semata,[1].HUKUM BEROBATPara fuqoha (ahli fiqih) bersepakat bahwa berobat hukum asalnyadibolehkan[2], kemudian mereka berbeda pendapat (mengenai hukum berobat, -ed) menjadi beberapa pendapat yang masyhur[3]:1. Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnyawajib,dengan alasan adanya perintah Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam untuk berobat dan asal hukum perintah adalah wajib[4], ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafiiyah, dan madzhab Hanabilah[5].2. Pendapat kedua mengatakansunnah/ mustahab,sebab perintah Nabishallallahu alaihi wa sallamuntuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena ada hadits yang lain Rosulullohshallallahu alaihi wa sallammemerintahkan bersabar[6], dan ini adalah madzhab Syafiiyah[7].3. Pendapat ketiga mengatakanmubah/ boleh secara mutlak, karena terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah)[8].4. Pendapat kelima mengatakanmakruh, alasannya para sahabat bersabar dengan sakitnya[9], Imam Qurtubirahimahullahmengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu Masud, Abu Dardaradhiyallahu anhum, dan sebagian para Tabiin[10].5. Pendapat ke enam mengatakanlebih baik ditinggalkan bagi yang kuat tawakkalnyadan lebih baik berobat bagi yang lemah tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafiiyah[11].Kesimpulan dari berbagai macam pendapatSesungguhnya terdapat berbagai macam dalil dan keterangan yang berbeda- beda tentang berobat, oleh karena itu sebenarnya pendapat- pendapat di atastidaklah bertentangan.Akan tetapi berobat hukumnyaberbeda- berbeda menurut perbedaan kondis.Ada yang haram, makruh, mubah, sunnah, bahkan ada yang wajib[12].ISLAM MEMERINTAHKAN UMATNYA UNTUK BEROBATBerobat pada dasarnya dianjurkan dalam agama islam sebab berobat termasuk upaya memelihara jiwa dan raga, dan ini termasuk salah satu tujuan syariat islam ditegakkan, terdapat banyak hadits dalam hal ini, diantaranya;1. Dari Abu Darda berkata, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda: Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia jadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kalian, tetapi jangan berobat dengan yang haram.(HR.AbuDawud 3874, dan disahihkan oleh al-Albani dalamShahih wa Dhaif al-Jami 2643)2. Dari Usamah bin Syarik berkata, ada seorang arab baduwi berkata kepada Nabishallallahu alaihi wa sallam: : ( ) : : ( )Wahai Rosululloh, apakah kita berobat?,Nabi bersabda,berobatlah, karena sesungguhnya Alloh tidak menurunkan penyakit, kecuali pasti menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit (yang tidak ada obatnya), mereka bertanya,apa itu ? Nabi bersabda,penyakit tua.(HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalamSunan Ibnu Majah3436)BEROBAT HUKUMNYA BERBEDA-BEDA1. Menjadi wajib dalam beberapa kondisi:a.Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka menyelamatkan jiwa adalah wajib.b.Jika penyakit itu menjadikan penderitanya meninggalkan perkara wajib padahal dia mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh, berobat semacam ini adalah untuk perkara wajib, sehingga dihukumi wajib.c.Jika penyakit itu menular kepada yang lain, mengobati penyakit menular adalah wajib untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.d.Jika penyakit diduga kuat mengakibatkan kelumpuhan total, atau memperburuk penderitanya, dan tidak akan sembuh jika dibiarkan, lalu mudhorot yang timbul lebih banyak daripada maslahatnya seperti berakibat tidak bisa mencari nafkah untuk diri dan keluarga, atau membebani orang lain dalam perawatan dan biayanya, maka dia wajib berobat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.2. Berobat menjadisunnah/ mustahabJika tidak berobat berakibat lemahnya badan tetapi tidak sampai membahayakan diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak mematikan, dan tidak menular , maka berobat menjadi sunnah baginya,[13].3. Berobat menjadimubah/ bolehJika sakitnya tergolong ringan, tidak melemahkan badan dan tidak berakibat seperti kondisi hukum wajib dan sunnah untuk berobat, maka boleh baginya berobat atau tidak berobat[14].4. Berobat menjadi makruh dalam beberapa kondisia. Jika penyakitnya termasuk yang sulit disembuhkan, sedangkan obat yang digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak berobat karena hal itu diduga kuat akan berbuat sis- sia dan membuang harta.b.Jika seorang bersabar dengan penyakit yang diderita, mengharap balasan surga dari ujian ini, maka lebih utama tidak berobat, dan para ulama membawa hadits Ibnu Abbas dalam kisah seorang wanita yang bersabar atas penyakitnya kepada masalah ini.c.Jika seorang fajir/rusak, dan selalu dholim menjadi sadar dengan penyakit yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi rusak, maka saat itu lebih baik tidak berobat.d.Seorang yang telah jatuh kepada perbuatan maksiyat, lalu ditimpa suatu penyakit, dan dengan penyakit itu dia berharap kepada Alloh mengampuni dosanya dengan sebab kesabarannya.Dan semua kondisi ini disyaratlkan jika penyakitnya tidak mengantarkan kepada kebinasaan, jika mengantarkan kepada kebinasaan dan dia mampu berobat, maka berobat menjadi wajib.5. Berobat menjadiharamJika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka hukumnya haram, seperti berobat dengan khomer/minuman keras, atau sesuatu yang haram lainnya.BAGAIMANA DENGAN SEBAGIAN SALAF YANG TIDAK BEROBAT?Adapun hadits- hadits yang dhohirnya menunjukkan tidak berobat itu lebih utama, maka hal itu hanya dalam kondisi tertentu saja. Seperti hadits Ibnu Abbasradhiyallahu anhumatentang perkataan beliau kepada Atho

Inilah wanita kulit hitam yang pernah datang kepada Nabi lalu berkata,(wahai Rosululloh) Aku menderita sakit sawan, dan tersingkap aurotku, maka doakan aku (agar sembuh) kepada Alloh,Nabi bersabda,jika engkau mau bersabar maka surga balasanmu, tapi jika engkau mau aku doakan kepada Alloh supaya menyembuhkanmu maka aku doakan,wanita itu berkata,kalau begitu aku bersabar saja, tetapi auratku masih tersingkap, maka doakan aku kepada Alloh supaya auratku tidak tersingkap,maka Rosululloh mendoakannya (agar aurotnya tidak tersingkap). (HR.Bukhori 5652).Jawabnya, tidak berobat lebih utama jika kondisi orang yang sakit seperti wanita ini, dia yakin bisa bersabar untuk mendapat pahala surga, dan penyakitnya tidak mengakibatkan kebinasaan, tidak menular kepada yang lain, dan dia mampu menghadapi ujian ini, oleh karenanya wanita dalam hadits ini dijanjikan surga oleh Rosululloh kalau dia bersabar. Adapun hadits Ibnu Abbasradhiyallahu anhumatentang 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, yang menunjukkan mereka tidak berobat dengan cara Ruqyah dan cara kay (besi dipanaskan lalu diletakkan pada anggota tubuh yang sakit). (HR.Bukhori 5705, dan Muslim 347)Jawabnya, hadits ini menujukkan yang lebih utama adalah tidak meminta diruqyah demi kesempurnaan tauhid, adapun meruqyah dan diruqyah, maka sungguh telah dilakukan oleh generasi yang paling utama yaitu Nabi dan para sahabatnya, bukanlah yang dimaksud adalah meninggalkan pengobatan, karena beliau juga berobat, dan memerintahkan kaum muslimin untuk berobat (HR.AbuDawud 3874)[15], beliau meruqyah, dan diruqyah[16]. Demikian pula apa yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa Abu Bakar,Ubai bin Kaab, serta Abu Dzarradhiyallahu anhum jamian, mereka tidak berobat[17].Maka jawabnya, hal itu karena kondisi dan sebab tertentu, bukan berarti mereka menganggap berobat adalah makruh.[18]KONTRADIKSI SEBAGIAN KAUM SUFI YANG TIDAK MAU BEROBATSebagian kaum shufi mengingkari orang- orang yang berobat, dengan dalih segala sesuatu sudah ditaqdirkan Alloh termasuk sehat dan sakit, menurut mereka jika Alloh menghendaki sembuh, tanpa berobatpun akan sembuh dengan takdir Alloh, mereka ada yang menganggap bahwa berobat berarti menentang taqdir. Akan tetapi tatkala mereka lapar, mereka berusaha mencari makanan, dan saat kedinginan mereka memakai pakaian tebal, mereka tidak mengatakan yang memberi makanan dan rasa hangat adalah Alloh[19].Maka jawabnya,para ulama membantah mereka dengan hadits- hadits Nabi yang memerintahkan kaum muslimin berobat, Nabi dan shabatnya berobat, dan berobat termasuk usaha manusia untuk mendapatkan kesembuhan dari Alloh, dan berobat juga termasuk taqdir Alloh, sebagaimana jawaban Rosululloh ketika ditanya sahabatnya Wahai Rosululloh bagaimana ruqyah- ruqyah (jampi- jampi) dan obat- obatan yang kami gunakan, serta pantangan- pantangan yang kami hindari, apakah semua ini menolak taqdir Alloh?, Nabi menjawab,itu semua termasuk taqdir Alloh.(HR.Tirmidzi 2148, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Takhrij Musykilat al-Faqr 1/13)BEROBAT SEJALAN DENGAN TAWAKALTidak diragukan bahwa Rosululloh adalah orang yang paling sempurna tawakkalnya, walau demikian beliau tidak berserah diri begitu saja kepada Alloh, beliau menjalani sebab- sebab yang mengantarkan kepada hasil yang diharapkan, oleh karenanya beliau membawa bekal dan berkendaraan serta menyewa penunjuk jalan ketika hijrah, beliau sempat bersembunyi 3 hari di goa, beliau memakai baju besi saat berperang, danbeliau berobat saat sakit dan mengobati yang sakit, bahkan beliau memerintahkan kita untuk berobat,semua ini dilakukan karena sejalan dengan tawakkalnya yang sempurna.[20]SETIAP PENYAKIT PASTI ADA OBATNYARosulullohshallallahu alaihi wa sallamdalam sebuah haditsnya, bersabda; Setiap penyakit ada obatnya, jika obatnya mengenai penyakit, maka sembuhlah dengan izin Alloh.(HR.Muslim 4084)Hadits ini menjelaskan bahwa semua penyakit tanpa kecuali pasti ada obatnya sampai pada penyakit- penyakit yang mematikan, hanyasaja kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, tidaklah seorang manusia itu mengetahui ilmu kecuali dari Alloh, oleh karenanya Nabi mensyaratkan kesembuhanjika obat itu mengenainya penyakit,karena segala sesuatu itu memiliki lawannya, setiap penyakit mempunyai lawan berupa obat penawarnya. Kita menjumpai banyak orang berobat tetapi tidak kunjung sembuh dari sakitnya, maka ini sebabnya lantaran manusia tidak mengetahui hakikat obat yang sesuai dengan penyakitnya atau cara pengobatannya yang kurang tepat seperti kelebihan dosis sehingga efeknya lebih buruk, atau kurangnya dosis sehingga tidak bermanfaat, dan bukan berarti penyakit tersebut tidak ada obatnya[21].BEROBAT KEPADA DOKTER KAFIR PADAHAL ADA DOKTER MUSLIMJika kita dihadapkan pada pilihan dokter muslim atau kafir, maka jelas kita lebih memilih dokter muslim, karena seorang muslim dengan muslim lainnya seperti satu bangunan yang utuh dan kokoh yang saling tolong menolong, tetapi jika ada dokter kafir lebih berpengalaman , dan terpercaya (tidak dikhawatirkan berkhiyanat) maka boleh bagi seorang muslim berobat kepadanya sebagaimana bolehnya seorang muslim bermuamalah (transaksi jual beli dan lainnya) dengan orang kafir.[22]BOLEHKAH BEROBAT KEPADA LAWAN JENIS?Hukum asal berobat adalah kepada ahlinya sesama jenisnya, dan tidak boleh kepada lawan jenisnya, karena didalamnya akan terjadi saling melihat, menyentuh dan sebagainya,dan ini di haramkan, hanyasaja dalam kondisi darurat/ terpaksa, maka hal ini dibolehkan, Imam Bukhori membuat suatu bab dalam shahihnya tentang seorang wanita mengobati laki- laki, lalu beliau membawakan kisah Rubayyi bintu Muawwidh yang ikut berperang dan bertugas merawat yang sakit (HR.Bukhori 5679), berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar,boleh mengobati lawan jenis dalam kondisi terpaksa, tetapi dibatasi kebolehannya sebatas kebutuhan saja berupa menyentuh(atau melihat bagian- bagian yang diperlukan saja) dan semisalnya[23]HARAM BEROBAT DENGAN YANG HARAM, KECUALI DALAM KONDISI DARURATAlloh berfirman: Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamukepadanya(kondisi darurat).(QS.Al-Anam[6]: 119)Para ulama mengatakan tidak sah dikatakankondisi daruratkecuali terpenuhi 3 perkara[24];1. jika dibiarkan, kondisinya semakin memburuk dan mengantarkan kepada kebinasaan.2. harus diyakini atau diduga kuat barang yang haram ini menghilangkan penyakitnya.3. tidak dijumpai obat lain setelah dicari kecuali hanya yang haram ini.Jika terpenuhi 3 syarat diatas, maka diizinkan sesuatu yang haram sebagaimana ayat diatas, dan sebagi bukti Nabi mengizinkan sahabat Zubair dan Tolhah memakai kain sutra untuk menghilangkan sakit gatal saat berperang (padahal sutra asalnya haram bagi laki- laki) (HR.Bukhori 2762, dan Muslim 2076)TIDAK ADA DARURAT UNTUK BEROBAT DENGAN KHAMARAdapun khomar, maka Nabishallallahu alaihi wa sallamtelah menjelaskan khomar bukanlah obat tetapi ia adalah penyakit, Thoriq bin Suwaid bertanya kepada Nabishallallahu alaihi wa sallamtentang berobat dengan khomar, lalu Nabishallallahu alaihi wa sallammelarangnya, ia bertanya lagi dan Nabishallallahu alaihi wa sallammelarangnya, lalu ia berkata; Wahai Nabinya Alloh sesungguhnya (khomer itu) obat,lalu Nabi bersabda,(khomer) bukan obat, tetapi dia adalah penyakit.(HR.Muslim 1984).Maka perkataankhomer menjadi boleh jika kondisi darurat tidak dapat dibenarkan,karena berobat dengan khomar tidak terpenuhi syarat darurat di dalamnya, sebab;1. khomar tidak diyakini dengan pasti dapat mengobati penyakit seseorang, bahkan Nabi menjelaskan khomer adalah penyakit.2. masih dijumpai obat- obatan yang halal selain khomar yang belum digunakan, sehingga belum dikatakan darurat[25].

MACAM-MACAM PENGOBATAN NABISebaik- baik petunjuk adalah petunjuk Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam, beliau telah menunjukkan kepada umatnya berbagai macam pengobatan dan cara- caranya,beliau tidak berbicara dengan hawa nafsu tetapi Alloh membimbingnya dengan wahyu-Nya[26], ada beberapa pengobatan yang beliu lakukan dan anjurkan, diantaranya;1- Pengobatan denganbahan- bahan yang bermanfaat, sepertihabbatussauda (jinten hitam)[27], kurma ajwah[28], madu[29], susu sapi[30], jamur/cendawan[31],dan selainnya.2- Pengobatan dengan carabekam(hijamah), yaitu mengeluarkan darah kotor dari bawah kulit dengan suatu alat penghisap[32], dan banyak hadits- hadits yang menerangkan keutamaan bekam dibanding dengan pengobatan lainnya, seperti sabdanya; Sesungguhnya yang paling bagus dari cara berobat kalian adalah bekam(HR.Bukhori 5263)3- Pengobatan denganruqyah syariyah, yaitu dengan membaca ayat- ayat al-Quran, atau berdoa dengan doa yang diajarkan Nabishallallahu alaihi wa sallam, untuk mengharap kesembuhan dari Alloh semata, atau menjaga diri dari sakit fisik dan jiwa[33]. Sungguh Rosulullohshallallahu alaihi wa sallampernah diruqyah[34], meruqyah dirinya sendiri,[35]dan meruqyah orang lain,[36]dan diantaranya adalah hadits berikut; Apabila Rosululloh sedang sakit, beliau meniupkan bacaanmuawwidzat*pada dirinya sendiri dan beliau mengusapkannya dengan tangannya, dan tatkala sakit yang berakibat kematian, maka akulah yang meniupkan bacaan taawudz pada dirinya sebagaimana dia dahulu melakukan, dan aku mengusapkannya dengan tangannya.(HR.Bukhori 4085)Wallohu Alam.

[1]. Penulis banyak mengambil pelajaran berharga dalam makalah ini dari kitabAhkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyah Dr. Hasan bin Ahmad bin Hasan al-Fakki, diberi pengantar oleh Dr. Muhammad bin Nashir bin Sulthon as-Sahibani cet.Pertama, Maktabah Darul MinhajTh.1425H.[2]. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rusyd dalamal-Jami minal Muqoddimahhlm.313, al-Baghdadi dalamat-Thib an-Nabawihlm.181, Kecuali pendapat sebagian kaum shufi yang berlebihan, mereka mengatakan berobat hukumnya tidak boleh, tetapi pendapat mereka tertolak dengan hadits Nabi yang memerintahkan umat Islam untuk berobat (HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalamSunan Ibnu Majah3436), maka pendapat ini tidak dianggap menyelisihi ijma/ kesepakatan para fuqoha. (Lihat perkataan Imam Nawawi dan Imam Qurthubi dalamSyarh Muslim14/191, danAl-Jami li Ahkamil Quran10/138).[3]. Diringkas perincian pendapat ini dari Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.27-28.[4]. Akan dijelaskan dalilnya dalam bab yang akan datang.[5]. LihatHasyiyah Ibnu Abidin5/215-249[6]. Akan dijelaskan dalilnya dalam bab yang akan datang.[7]. LihatHasyiyah Ibnu Abidin5/215-249[8]. Lihat Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.28.[9]. Seperti HR. Bukhori 5652.[10].Al-Jami li Ahkamil Quran10/138.[11]. Lihat Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.28.[12]. Lihat kesimpulan ini dalamMajmu FatawaIbnu Taimiyah 18/12, dan Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.28-29.[13]. LihatMajma al-Fiqh al-Islamihlm.147.[14]. Idem.[15]. Lihat perkataan Ibnul Qoyyim dalam Zadul Maad 4/9.[16]. Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.35-36.[17]. LihatMajmu FatawaIbnu Taimiyah 21/564.[18].Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.31.[19]. LihatAhkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.36-37.[20]. LihatTahdzib Siroh Ibnu Hisyamhlm.144, dan Zadul Maad 3/52.[21]. LihatAhkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.39-41, al-Mulim 3/98, Fathul Bari 10/142, dan Zadul Maad 4/14-15.[22]. Lihat perkataan semisal oleh Ibnu Muflih dalamal-Adab asy-Syariyah(dinukil dariFiqhus Sunnankarya as-Sayyid Sabiq 1/314.[23].Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhori(dinukil dariFiqhus Sunnankarya as-Sayyid Sabiq 1/314).[24]. LihatAhkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm.187, dan Mandhumah Ushul Fiqh wa Qowaiduhu, karya Syaikh Ibnu Utsaimin,hlm.59-61.[25]. Lihat masalah ini secara mendetail dalamMandzumah Ushul Fiqih wa Qowaiduhuhlm.59-61.[26]. LihatQS.An-Najm3-4.[27]. Terdapat keterangan dari Nabi bahwahabbatussauda adalah obat bagi semua penyakit kecuali kematian (HR.Bukhori 5687) dan Nabi memerintahkan umatnya untuk berobat dengannya (HR.Bukhori 5688, dan Muslim 1735).[28]. Sebagaimana sabdanya,Barangsiapa makan 7 butir kurma ajwah di pagi hari, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya. (HR.Bukhori 5445, dan Muslim 4702). Lihat kitab yang bagus dalam masalah manfaat susu sapi dalam sebuah risalah berjudul at-Tadawi bi Albanil Baqor wat-Tahdzir min Luhumihakarya Syihab al-Badri Yasin, cet. Maktabah Minhaj an-Nubuwah thn1425H.[29]. lihatQS.An-Nahl68-69, dan HR. Bukhori 5680 dan 5684, dan Muslim 2217)[30]. Seperti sabda Nabi,Berobatlah dengan susu sapi, sesungguhnya aku berharap supaya Alloh menjadikannya sebagai obat, karena (sapi) makan setiap dedaunan. (HR.Thobroni dalam al-Mujam al-Kabir 9788, dan dihasankan oleh al-Al-Bani dalamShahih wa Dhoif al-Jami 5240)[31]. Sebagaimana Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda Jamur termasuk anugrah, dan airnya sebagai obat mata (HR.Bukhori 5708), akan tetapi para ahli medis meneliti dan disesuaikan dengan kenyataan bahwa tidak semua jenis jamur menjadi obat, ada yang berbahaya, oleh karena itu kita kembalikan masalah ini kepada ahlinya. (Ahkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahdengan sedikit penyesuainhlm.227)[32]. LihatLisanul Arob3/67-68.[33]. LihatAhkamul Tadwiyah fisy Syariatil Islamiyahhlm. 446-447.[34]. HR.Muslim 2185.[35]. HR.Muslim 2192.[36]. LihatFathul Bari8/680, dan 10/205.* Al-Muawwidzat adalah surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas.Sumber: Artikel di rubrik Fiqh Islam pada Majalah AL FURQON No. 111, Edisi 08 Th. 10, Rabiul Awwal 1432 H, hal. 28-32 dengan sedikit perbedaan redaksi

top related