benalu sarang semut papua (nongon)
Post on 11-Feb-2018
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)
1/3
Halaman 1 dari 3
OBAT TRADISIONAL
Sarang Semut , Benalu Papua Sembuhkan Berbagai Penyakit
PREVIEW
Tanaman obat tempat tinggal koloni semut
Labirin Sarang Semut. Foto: toko-papua.blogspot
Tanaman sarang semut terdiri dari beberapa bagian utama: daun, batang, dan akar. Bagian yang serupa
umbi sebetulnya adalah batang yang membesar. Di sinilah labirin tempat berkumpulnya sejumlah semut
berwarna hitam / kuning. Labirin ini tidak terbentuk akibat aktivitas dari semut-semut penghuninya akan
tetapi terbentuk dengan sendirinya.
Nama sarang semut diberikan karena hadirnya semut dalam bagian "umbi' itu. Ada yang menyebutnya
Sermut karena dalamnya hidup koloni semut (Sermut), ada yang menyebutnya sarang semut (Sarmut), dan
ada pula yang menamakannya Benalu Hutan. Warga Wamena sendiri menyebut tanaman ini Nongon.
Sarang Semut (Myrmecodia Jack) merupakan tanaman epifit yang menempel pada tumbuhan lain, seperti
pohon Kaha, Kayu Putih, dan Cemara Gunung. Walaupun tanaman ini epifit, dia tidak merugikan tanaman
yang ditumpangi. Tanaman sarang semut memperoleh makanan dari kotoran semut-semut yang tinggal di
dalamnya.
Semut itu tertarik untuk tinggal di dalam tanaman sarang semut karena tanaman ini memprouksi gula(glikosida) yang bisa dimanfaatkan untuk makanan. Unsur-unsur hasil produksi semut dalam tanaman inilah
yang dijadikan obat oleh masyarakat Papua. Tanaman sarang semut menjadi sangat berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.
Di provinsi Papua tumbuhan sarang semut banyak ditemui terutama di daerah pegunungan tengah yaitu di
hutan belantara kabupaten Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, dan Paniai.
SEJARAH PENEMUANNYA
Tanaman liar benalu yang merupakan musuh setiap tanaman itu ternyata memberikan manfaat bagi umat
manusia. Bukan sembarang benalu, tetapi benalu Papua yang hidup di hutan belantara dan tumbuh pada
pohon-pohon besar.
-
7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)
2/3
Halaman 2 dari 3
Daun benalu itu mirip dengan daun anggrek yang hidup liar di hutan-hutan, karena bentuknya agak
memanjang dan tumbuh pada poros akar. Sedangkan akarnya menggelembung dan di dalamnya terdapat
lubang-lubang tak beraturan.
Lubang-lubang pada akar tersebut paling disukai oleh semut. Hewan kecil itu kemudian bersarang turun-
temurun di dalam akar tersebut sehingga meninggalkan enzim. Akar benalu yang merupakan sarang semutitu, setelah diteliti oleh LIPI, ternyata mengandung zat yang sangat berguna bagi tubuh manusia.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Ir Ahkam Subroto dan APU Hendro Saputro dari LIPI tersebut
disebutkan bahwa enzim yang terdapat pada sarang semut itu mampu menyembuhkan berbagai penyakit,
antara lain kanker, jantung koroner, leukimia, gangguan fungsi ginjal, memulihkan gairah seksual. Namun
utamanya adalah untuk menambah stamina dan pencegahan berbagai penyakit.
Menurut Sukamsi Kertajaya dari Sentra Benalu Sarang Semut, Cilacap, penemuan sarang semut benalu itu
sama sekali tidak disengaja. Pada tahun 1992 lalu dia berburu ikan hias di berbagai pulau. Saat itu dia
masuk ke pedalaman Papua dan melihat seorang warga sedang mengobati tetangganya yang sedang sakit.
Secara medis penyakit tersebut sangat gawat. Tapi bagi orang pedalaman Papua, penyakit yang diderita
warga itu adalah penyakit biasa yang bisa disembuhkan dengan obat tradisional. Cara pengobatannya,
mengambil sesuatu yang berwarna cokelat tua dan dimasukkan ke dalam suatu tempat kemudian disiram
dengan air panas (mendidih).
Selang beberapa saat kemudian benda berwarna cokelat tua itu diambilnya dan airnya diminumkan kepada
penderita. Lambat-laun penyakit si penderita itu sembuh, bahkan sembuh total. Si penderita lalu diminta
agar minum tiga kali sehari agar penyakitnya tidak kambuh kembali. Dia kemudian membatalkan perburuan
ikan hias dan beralih melakukan penelitian terhadap akar benalu tersebut.
Agar lebih aman dan tidak berpengaruh terhadap tubuh manusia, sarang semut yang ada di dalam akar
benalu itu dibersihkan. Setelah tidak ada kotoran-kotoran yang menempel pada akar tersebut, kemudian
dijemur sinar matahari. Penjemuran tidak bisa dilakukan selama satu atau dua hari saja, melainkan bisa
mencapai empat sampai lima hari. Akar yang sudah benar-benar kering itu baru bisa dikonsumsi secara
aman oleh manusia. Gelembung akar kemudian diris-iris agak tipis dan dikemas dalam botol-botol. Isi
dalam botol itu kurang lebih sekitar seperempat ons dan bisa dikonsumsi selama 15 hari.
Cara mengonsumsi adalah, antara 2 sampai 3 keping akar benalu kering dimasukkan dalam gelas dan
dituang air mendidih. Lama kelamaan air yang ada dalam gelas itu berubah seperti air teh, kemudian
diminum sehari 3 kali (pagi, siang, dan sore). Akar yang ada di dalam gelas itu bisa diambil kembali dan bisadiulang sampai 3 kali minum.
Cara pengambilan benalu yang tumbuh di pohon-pohon besar di hutan belantara Papua itu hanya bisa
dilakukan oleh orang pedalaman yang sudah terbiasa memanjat pohon besar berdiameter sekitar dua
meter. Mereka sangat pandai dalam memanjat pohon itu.
Setiap kali pengambilan benalu dalam sehari paling-paling hanya memperoleh 50 kg basah atau hanya 5 kg
kering. Usaha ini sekaligus memberdayakan orang-orang pedalaman Papua untuk bekerja mencari benalu
dan memproses pengeringan akar benalu serta pengepakan dalam botol-botol. (Ragil Riyanto)
-
7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)
3/3
Halaman 3 dari 3
top related