beberapa hubungan tentang filsafat dgn kebudayaan
Post on 23-Oct-2015
64 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BEBERAPA HUBUNGAN TENTANG FILSAFAT
BAB I
RINGKASAN MATERI
A. Hubungan Filsafat dengan Agama
Filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia apabila
merefelesikanya dalam diri manusia. Menurut Prof.Nasioen,SH mengatakan bahwa
“Filsafat yagn sejati haruslah berdasarkan kepada agama, apabila filsafat tidak
beradasarkan agama, dan hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikiran saja, maka
filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif. Karena yang emmberikan
pandangan dan putusan adalah akal pikiran.
Filsafat dan agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia
artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia,
yang dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal,
pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan
bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi
manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian,
dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat,
maka timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang tidak
berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan bahwa yang
dapat menolong dan menangkan hidupnya adalah Tuhan Sang Pencipta.
B. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis
yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan
filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat
menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika
yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan
sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
C. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan
isi, yaitu pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan
manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi
sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan
pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu
untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu
menciptakan kebudayaan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hubungan Filsafat dengan Agama
Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran
yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan.
Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau
jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi
suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan
merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang
setia terhadap agama karena manurus keyakinannya agama telah memberikan sesuatu
yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan
pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan filsafat
karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan
sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian
filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dnia
dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan
dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual keagaaamini
menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu
pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan
kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual kegaman
yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertung
semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi
orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati,
kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa
yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap
seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-
dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang
penting dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang
ada dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan,
sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada
wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan pada
pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang yang
berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dalam agama terutama gama
islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah adalah wajib,
sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual yang
saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada aturan yang
harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan
diterapkan oleh manusia.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang
diharapkan merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan usaha-
usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara
agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga
negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan
perinsip dan keyakinan.
B. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta masyarakat terutama di
Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat
yagn dianus bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari
segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber
dari egama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi
landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada
flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih
mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia
mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan
dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu
mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan,
kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan
dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep,
argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan sistem-
sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains
atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan
dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya
jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen
aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
C. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial
budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik.
Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis
yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat
bangsawa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional
mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata
sosial dalam menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta
melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat
untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang
tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dair beberapa ahli :
1. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajri dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik dari manusia dengan belajar
4. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh
manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat,
berbagai macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain.
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual
maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya
manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan
tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan
bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan
kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan
membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang
hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
utama dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi
atau kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi
masyarakt terhadap lingkungan di dalamnya.
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat dan agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya
keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa,
dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam
menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbullah
kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk
mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih
mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan
dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi.
Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih
utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
mampu menciptakan kebudayaan.
top related