bab1
Post on 11-Jul-2016
2 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sejak ribuan tahun telah muncul dan tetap konsisten berada di muka
bumi. Mereka hidup dan menjaga kelestarian keturunannya dengan
memanfaatkan segala yang ada di bumi, baik yang terlihat di permukaan dan yang
berada di bawah permukaan bumi. Bumi yang manusia tempati ini selalu
berkembang dan mengalami perubahan terus-menerus yang diakibatkan oleh
proses-proses yang bekerja padanya. Perubahan dan perkembangan tersebut
ditunjukan oleh unsur geologi yang menyusun bumi seperti litologi, morfologi,
dan struktur geologi. Dengan adanya perubahan yang terus menerus terjadi pada
bumi ini, maka muncul suatu kebutuhan akan informasi terbaru dari kondisi bumi.
Pengamatan terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi pada bumi ini
akan lebih mudah diamati pada kondisi permukaan bumi.
Pemetaan geologi adalah salah satu upaya untuk mengetahui kondisi bumi
terbaru terutama pada kondisi geologinya. Melalui pengamatan terhadap litologi,
struktur geologi dan morfologi yang telah merekam berbagai proses geologi yang
terjadi , maka dapat diketahui berbagai macam informasi geologi pada wilayah
tersebut. Informasi geologi tersebut dapat menjadikan sebagai pertimbangan
dalam melasungkan kehidupan di bumi ini, sehingga dapat terjadi keseimbangan
antara kebutuhan manusia dan kebutuhan dari alam sekitarnya.
Secara akademis, pemetaan geologi ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh untuk dapat digunakan dalam mencari informasi yang
ada di lapangan. Selain itu, dengan informasi terbaru yang diperoleh dapat
memunculkan hipotesis baru mengenai kondisi geologi daerah tersebut.
Melakukan pemetaan geologi ini tidak hanya menerapkan teori yang telah
diperoleh melainkan juga menerapkan konsep yang dimiliki sebelum melakukan
1
pemetaan dengan kondisi lapangan (realita). Hal ini dikarenakan kondisi realita
selalu berubah dan tidak dapat ditebak secara pasti. Oleh karena itu konsep yang
dimiliki perlu dibandingkan dengan realita sehingga memberikan suatu hipotesis
baru yang lebih berkembang dari hipotesis sebelumnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Pemetaan geologi ini memiliki maksud sebagai berikut:
Melakukan pemetaan permukaan dengan mengumpulkan data geologi
yang ada di lapangan yang meliputi geomorfologi, litologi, struktur
geologi, dan potensi geologi.
Menganalisis dan merekonstruksi hasil pemetaan geologi yang telah
dilakukan dalam bentuk laporan dan poster geologi
1.2.2 Tujuan
Pemetaan geologi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
Mengetahui kondisi geologi yang meliputi litologi, struktur geologi,
dan geomorfologi yang terdapat pada daerah pemetaan.
Merekonstruksi kondisi geologi daerah pemetaan sehingga
menunjukan kedudukan dan hubungan tiap litologi beserta struktur
yang berkembang.
Membandingkan stratigrafi hasil pemetaan dengan stratigrafi regional
sehingga dapat diketahui hubungan antara litologi yang terpetakan
dengan formasi yang ada secara regional.
Dengan berdasarkan informasi dan analisis selama pemetaan, maka
didapatkan sebuah peta geologi daerah tersebut yang berguna untuk
khalayak umum.
2
1.3 Letak dan Kesampaian Daerah Pemetaan
1.3.1 Letak Daerah Pemetaan
Wilayah pemetaan terletak di daerah administrasi Desa Ayah dan
sekitarnya, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Wilayah
pemetaan ini masuk kedalam lembar Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Rowokele dan secara geografis terletak pada koordinat UTM 322.300 –
327.300 mE dan 9.144.800 – 9.149.800 mN. Luas wilayah pemetaan ini
adalah sebesar 25 km2 berbetuk persegi dengan masing-masing sisi
memiliki panjang 5km. Secara administratif daerah pemetaan ini
berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Desa Candirenggo dan Desa Mangunweni
Sebelah Timur : Desa Tlogosari, Desa Kalibangkang, dan Desa
Argosari
Sebelah Selatan : Desa Argosari dan Desa Argopeni
Sebelah Barat : Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap
dan Samudera Hindia
1.3.2 Kesampaian Daerah Pemetaan
Untuk mencapai lokasi pemetaan dibutuhkan waktu sekitar 5 jam
menit dengan menggunakan sepeda motor dari Semarang. Rute perjalanan
dimulai dari Semarang – Magelang – Solo – Gombong – Ayah. Kondisi
jalan selama perjalanan dari Semarang hingga Gombong cukup bagus yaitu
berupa jalan beraspal, kemudian saat di Gombong hingga menuju Ayah
kondisi jalan menjadi rusak/berlubang sehingga membahayakan para
pengguna jalan, dan setelah memasuk daerah pemetaan kondisi jalan
menjadi lebih baik terutama di sekitar objek wisata Goa dan pantai dimana
jalannya sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan beroda empat.
3
4
5
U
Gambar 1.1 Batas Administrasi Kecamatan Ayah
1.4 Geografi, Demografi, Sosial, dan Lingkungan
1.4.1 Geografi
Kabupaten Kebumen adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah yang letaknya berada di selatan Pulau Jawa. Kabupaten Kebumen
6
Ayah
secara geografis terletak pada 7o27’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 109o33’-
109o50’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Kebumen berbatasan dengan
Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo pada bagian timur,
Kabupaten Banjarnegara pada bagian utara, Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Cilacap pada bagian barat, dan Samudera Hindia pada bagian
selatan.
Kabupaten Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan
dengan luas wilayah sebesar 128.111,50 Ha atau 1.281,115 Km2, dengan
kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan,
sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Jarak antara
kabupaten Kebumen dengan Kota Semarang adalah sekitar 250 km.
Gambar 1.1 Batas Administrasi Kabupaten Kebumen dan sekitarnya
Ayah adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah. Daerah penelitian sendiri berlokasi di beberapa desa yang ada di
Kecamatan Ayah, yaitu Desa Ayah, Desa Kalipoh, Desa Argosari, Desa
Tlogosari, Desa Kalibangkang dan Desa Candirenggo. Pada daerah
penelitian terdapat objek wisata terkenal yaitu Goa Petruk, dan Pantai Ayah
atau disebut juga Pantai Logending. Topografi daerah pemetaan tergolong
7
U
terjal dengan beda ketinggian antara 12,5 – 350 meter diatas permukaan
laut.
1.4.2 Demografi
Secara Agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011
tercatat1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya,
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga
rata-rata jumlah jiwa per rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan
penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 908 jiwa/km², dengan Kecamatan
Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.835
jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya
dengan 332 jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan
sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari
persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen,
yaitu sebesar 10,24%,dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso
sebesar 1,13% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen. Dilihat
menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun sebesar
27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar 8,73%
(101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15-64 tahun sebesar 63,77% (742.007
jiwa).
(http://www.kebumenkab.go.id/)
1.4.3 Sosial
Pada Tahun 2001 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kebumen
tercatat 170.846 KK atau 57,68% dari jumlah KK yang ada. Sedangkan
Tahun 2005 angka tersebut naik menjadi 174.802 KK atau 56,87% dari
jumlah KK yang ada. Dengan demikian selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terjadi penurunan 0,81%. Angka ini menempatkan Kabupaten Kebumen
pada posisi ketiga terbesar di Provinsi Jawa Tengah dalam hal jumlah
8
penduduk miskin setelah Kabupaten Brebes dan Kabupaten Grobogan.
Jumlah penduduk miskin ini cenderung meningkat meskipun proporsi
persentasenya menurun. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang laten
sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kebumen dapat dilihat
dari Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
APM SD dan SMP selama Tahun 2001-2005 cenderung meningkat. APM
SD pada Tahun 2001 sebesar 83,59% meningkat menjadi 91,28% pada
Tahun 2005. Sedangkan APM SMP naik dari angka 59,17% Tahun 2001
menjadi 66,68% pada Tahun 2005. Demikian pula APM SLTA naik dari
38,25% pada Tahun 2001 menjadi 41,96% Tahun 2005. Kemudian APK
SD naik dari angka 99,37% pada Tahun 2001 menjadi 104,70% pada
Tahun 2005. APK SMP naik dari 81,78% menjadi 90,06%. Untuk APK
SMA naik dari 52,13% menjadi 57,54%.
(http://www.kebumenkab.go.id/)
1.4.4 Lingkungan
Pada tahun 2010 wilayah Kabupaten Kebumen 39.768,00 hektar
atau sekitar 31,04% merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar atau
68,96% lahan kering. Menurut sistem irigasinya, sebagian besar lahan
sawah beririgasi teknis (50,34%), dan hampir seluruhnya dapat ditanami
dua kali dalam setahun, beririgasi setengah teknis (9,23%), beririgasi
sederhana (5,77%), beririgasi desa (2,65%) dan sebagian berupa sawah
tadah hujan dan pasang surut (32,02%).
Penggunaan lahan kering (bukan sawah) dibagi menjadi untuk
lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk
pertanian sebesar 45.544,00 hektar (51,55%). Lahan kering untuk pertanian
terbagi menjadi untuk tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar, ladang/huma
seluas 745,00 hektar, perkebunan seluas 1.159,00 hektar, hutan rakyat
9
seluas 3.011,00 hektar, tambak seluas 24,00 hektar, kolam seluas 53,50
hektar, padang penggembalaan seluas 33,00 hektar, sementara tidak
diusahakan seluas 231,00 hektar, dan lainnya seluas 9.914,00 hektar.
Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk
bangunan seluas 26.021,00 hektar , hutan negara seluas 16.861,00 hektar,
rawa-rawa seluas 12,00 hektar serta lainnya seluas 2.650 hektar.
(http://www.kebumenkab.go.id/)
1.4.5 Curah Hujan
Pada tahun 2010 curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kebumen
lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan selama tahun
2010 sebesar 4.100,21 mm lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar
2,127,00 mm dan hari hujan sebanyak 172 hari lebih sering dari tahun
sebelumnya sebanyak 107 hari.
Suhu terendah yang terpantau di stasiun pemantauan Wadaslintang
pada bulan Juli dengan suhu sekitar 23,200C dan tertinggi 34,000C pada
bulan Februari dan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun 84,08% dan
rata-rata kecepatan angin 0,94 meter/detik. Sedangkan pada stasiun
pemantauan Sempor suhu terendah 21,160C terjadi pada bulan Desember
dan tertinggi 33,50 0 C pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara
setahun 85,83% dan rata-rata kecepatan angin 1,59 meter/detik.
(http://www.kebumenkab.go.id/)
1.5 Metodologi
1.5.1 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
pemetaan geologi ini merupakan peralatan dasar yang biasa digunakan saat
praktikum lapangan. Berikut peralatan dan bahan yang digunakan:
10
a. Alat
Palu geologi
Kompas geologi
Lup (perbesaran 40x)
Alat tulis
Buku catatan lapangan
Kamera digital
Clipboard
Busur derajat
b. Bahan
Peta Topografi daerah penelitian
Peta Rupabumi Digital Indonesia (RBI) daerah Rowokele dengan
skala 1 : 25.000, lembar no. 1308-342
Peta Geologi Regional Skala 1 : 100.000 Lembar Banyumas, Jawa (S.
Asikin, A. Handoyo, B, Prastintho dan S. Gafoer, 1992)
HCl 0.1 M
Kantong Sampel
1.5.2 Tahapan Pemetaan
Tahapan dalam melakukan pemetaan geologi ini dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu tahap pendahuluan (reconnaisence), tahap pemetaan, dan tahap
pemeriksaan.
Tahap Pendahuluan (Reconnaisence)
Tahapan pendahuluan adalah tahapan yang dilakukan untuk meninjau
daerah pemetaan meliputi penentuan batas-batas area pemetaan dan
penetuan lokasi basecamp.
Tahap Pemetaan
11
Tahapan pemetaan merupakan tahapan memulai pemetaan secara
keseluruhan yang meliputi pemetaan litologi, morfologi, dan struktur
geologi, serta potensi sesumbar dan bencana geologi daerah pemetaan.
Tahap Pembuatan Poster dan Laporan
Merupakan tahap terakhir untuk menggabarkan dan menjelaskan
daerah penelitian dalam bentuk poster dan laporan.
1.5.3 Diagram Alir
12
Persiapan alat, bahan, dan pengumpulan informasi mengenai daerah pemetaan
Analisis permulaan daerah pemetaan dari data sekunder yang ada, meliputi peta topografi dan
geologi regional
Pengumpulan data lapangan
Kondisi Litologi
Pembandingan antara analisis sebelum pemetaan dengan kondisi di lapangan
berdasarkan pemetaan permukaan
Kondisi Geomorfologi
Kondisi Struktur Geologi
Gambar 1.2 Diagram alir kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2014
1.6 Waktu Pelaksanaan
Rincian waktu pelaksanaan dan kegiatan yang dilakukan selama pemetaan
mandiri ini telah diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Waktu pelaksanaan Pemetaan Geologi Mandiri 2014
No Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan
1 10 Mei 2014 Tinjauan awal (Reconnaissance) daerah pemetaan
2 14 - 19 Mei 2014 Pemetaan Geologi Mandiri
3 15 - 16 Mei 2014 Survey lapangan bersama Dosen Pembimbing
4 9 - 20 Juni 2014 Pembuatan poster geologi dan konsultasi dengan
Dosen Pembimbing
6 21 Juli 2014 Presentasi
7 15 Agustus 2014 Pengumpulan laporan dan poster
1.7 Peneliti Terdahulu
Daerah pemetaan ini sebelumnya pernah di petakan oleh S. Asikin dan
Paripurno, pada tahun 1980-1981 dalam Peta Geologi Regional Skala 1 : 100.000
Lembar Banyumas, Jawa.
13
Potensi Sesumbar dan Bencana Geologi
Stratigrafi
Peta Sejarah Geologi
Laporan Pemetaan
14
top related