bab1

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sejak ribuan tahun telah muncul dan tetap konsisten berada di muka bumi. Mereka hidup dan menjaga kelestarian keturunannya dengan memanfaatkan segala yang ada di bumi, baik yang terlihat di permukaan dan yang berada di bawah permukaan bumi. Bumi yang manusia tempati ini selalu berkembang dan mengalami perubahan terus-menerus yang diakibatkan oleh proses-proses yang bekerja padanya. Perubahan dan perkembangan tersebut ditunjukan oleh unsur geologi yang menyusun bumi seperti litologi, morfologi, dan struktur geologi. Dengan adanya perubahan yang terus menerus terjadi pada bumi ini, maka muncul suatu kebutuhan akan informasi terbaru dari kondisi bumi. Pengamatan terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi pada bumi ini akan lebih mudah diamati pada kondisi permukaan bumi. Pemetaan geologi adalah salah satu upaya untuk mengetahui kondisi bumi terbaru terutama pada kondisi geologinya. Melalui pengamatan terhadap litologi, struktur geologi dan morfologi yang telah merekam 1

Upload: muhammad-danu-dirja

Post on 11-Jul-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab1

TRANSCRIPT

Page 1: bab1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sejak ribuan tahun telah muncul dan tetap konsisten berada di muka

bumi. Mereka hidup dan menjaga kelestarian keturunannya dengan

memanfaatkan segala yang ada di bumi, baik yang terlihat di permukaan dan yang

berada di bawah permukaan bumi. Bumi yang manusia tempati ini selalu

berkembang dan mengalami perubahan terus-menerus yang diakibatkan oleh

proses-proses yang bekerja padanya. Perubahan dan perkembangan tersebut

ditunjukan oleh unsur geologi yang menyusun bumi seperti litologi, morfologi,

dan struktur geologi. Dengan adanya perubahan yang terus menerus terjadi pada

bumi ini, maka muncul suatu kebutuhan akan informasi terbaru dari kondisi bumi.

Pengamatan terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi pada bumi ini

akan lebih mudah diamati pada kondisi permukaan bumi.

Pemetaan geologi adalah salah satu upaya untuk mengetahui kondisi bumi

terbaru terutama pada kondisi geologinya. Melalui pengamatan terhadap litologi,

struktur geologi dan morfologi yang telah merekam berbagai proses geologi yang

terjadi , maka dapat diketahui berbagai macam informasi geologi pada wilayah

tersebut. Informasi geologi tersebut dapat menjadikan sebagai pertimbangan

dalam melasungkan kehidupan di bumi ini, sehingga dapat terjadi keseimbangan

antara kebutuhan manusia dan kebutuhan dari alam sekitarnya.

Secara akademis, pemetaan geologi ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-

teori yang telah diperoleh untuk dapat digunakan dalam mencari informasi yang

ada di lapangan. Selain itu, dengan informasi terbaru yang diperoleh dapat

memunculkan hipotesis baru mengenai kondisi geologi daerah tersebut.

Melakukan pemetaan geologi ini tidak hanya menerapkan teori yang telah

diperoleh melainkan juga menerapkan konsep yang dimiliki sebelum melakukan

1

Page 2: bab1

pemetaan dengan kondisi lapangan (realita). Hal ini dikarenakan kondisi realita

selalu berubah dan tidak dapat ditebak secara pasti. Oleh karena itu konsep yang

dimiliki perlu dibandingkan dengan realita sehingga memberikan suatu hipotesis

baru yang lebih berkembang dari hipotesis sebelumnya.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Pemetaan geologi ini memiliki maksud sebagai berikut:

Melakukan pemetaan permukaan dengan mengumpulkan data geologi

yang ada di lapangan yang meliputi geomorfologi, litologi, struktur

geologi, dan potensi geologi.

Menganalisis dan merekonstruksi hasil pemetaan geologi yang telah

dilakukan dalam bentuk laporan dan poster geologi

1.2.2 Tujuan

Pemetaan geologi ini memiliki tujuan sebagai berikut:

Mengetahui kondisi geologi yang meliputi litologi, struktur geologi,

dan geomorfologi yang terdapat pada daerah pemetaan.

Merekonstruksi kondisi geologi daerah pemetaan sehingga

menunjukan kedudukan dan hubungan tiap litologi beserta struktur

yang berkembang.

Membandingkan stratigrafi hasil pemetaan dengan stratigrafi regional

sehingga dapat diketahui hubungan antara litologi yang terpetakan

dengan formasi yang ada secara regional.

Dengan berdasarkan informasi dan analisis selama pemetaan, maka

didapatkan sebuah peta geologi daerah tersebut yang berguna untuk

khalayak umum.

2

Page 3: bab1

1.3 Letak dan Kesampaian Daerah Pemetaan

1.3.1 Letak Daerah Pemetaan

Wilayah pemetaan terletak di daerah administrasi Desa Ayah dan

sekitarnya, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Wilayah

pemetaan ini masuk kedalam lembar Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

Rowokele dan secara geografis terletak pada koordinat UTM 322.300 –

327.300 mE dan 9.144.800 – 9.149.800 mN. Luas wilayah pemetaan ini

adalah sebesar 25 km2 berbetuk persegi dengan masing-masing sisi

memiliki panjang 5km. Secara administratif daerah pemetaan ini

berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Desa Candirenggo dan Desa Mangunweni

Sebelah Timur : Desa Tlogosari, Desa Kalibangkang, dan Desa

Argosari

Sebelah Selatan : Desa Argosari dan Desa Argopeni

Sebelah Barat : Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap

dan Samudera Hindia

1.3.2 Kesampaian Daerah Pemetaan

Untuk mencapai lokasi pemetaan dibutuhkan waktu sekitar 5 jam

menit dengan menggunakan sepeda motor dari Semarang. Rute perjalanan

dimulai dari Semarang – Magelang – Solo – Gombong – Ayah. Kondisi

jalan selama perjalanan dari Semarang hingga Gombong cukup bagus yaitu

berupa jalan beraspal, kemudian saat di Gombong hingga menuju Ayah

kondisi jalan menjadi rusak/berlubang sehingga membahayakan para

pengguna jalan, dan setelah memasuk daerah pemetaan kondisi jalan

menjadi lebih baik terutama di sekitar objek wisata Goa dan pantai dimana

jalannya sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan beroda empat.

3

Page 4: bab1

4

Page 5: bab1

5

U

Page 6: bab1

Gambar 1.1 Batas Administrasi Kecamatan Ayah

1.4 Geografi, Demografi, Sosial, dan Lingkungan

1.4.1 Geografi

Kabupaten Kebumen adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang letaknya berada di selatan Pulau Jawa. Kabupaten Kebumen

6

Page 7: bab1

Ayah

secara geografis terletak pada 7o27’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 109o33’-

109o50’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Kebumen berbatasan dengan

Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo pada bagian timur,

Kabupaten Banjarnegara pada bagian utara, Kabupaten Banyumas dan

Kabupaten Cilacap pada bagian barat, dan Samudera Hindia pada bagian

selatan.

Kabupaten Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan

dengan luas wilayah sebesar 128.111,50 Ha atau 1.281,115 Km2, dengan

kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan,

sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Jarak antara

kabupaten Kebumen dengan Kota Semarang adalah sekitar 250 km.

Gambar 1.1 Batas Administrasi Kabupaten Kebumen dan sekitarnya

Ayah adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa

Tengah. Daerah penelitian sendiri berlokasi di beberapa desa yang ada di

Kecamatan Ayah, yaitu Desa Ayah, Desa Kalipoh, Desa Argosari, Desa

Tlogosari, Desa Kalibangkang dan Desa Candirenggo. Pada daerah

penelitian terdapat objek wisata terkenal yaitu Goa Petruk, dan Pantai Ayah

atau disebut juga Pantai Logending. Topografi daerah pemetaan tergolong

7

U

Page 8: bab1

terjal dengan beda ketinggian antara 12,5 – 350 meter diatas permukaan

laut.

1.4.2 Demografi

Secara Agregat penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2011

tercatat1.163.591 jiwa, tumbuh sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya,

dengan jumlah rumah tangga sebanyak 312.646 rumah tangga sehingga

rata-rata jumlah jiwa per rumahtangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan

penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 908 jiwa/km², dengan Kecamatan

Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.835

jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya

dengan 332 jiwa/km².

Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 581.947 jiwa dan perempuan

sebanyak 581.644 jiwa sehingga sex rationya sebesar 100. Ditinjau dari

persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen,

yaitu sebesar 10,24%,dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso

sebesar 1,13% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen. Dilihat

menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun sebesar

27,50%(319.947 jiwa) dan penduduk 65 tahun keatas sebesar 8,73%

(101.637 jiwa), sedangkan penduduk 15-64 tahun sebesar 63,77% (742.007

jiwa).

(http://www.kebumenkab.go.id/)

1.4.3 Sosial

Pada Tahun 2001 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kebumen

tercatat 170.846 KK atau 57,68% dari jumlah KK yang ada. Sedangkan

Tahun 2005 angka tersebut naik menjadi 174.802 KK atau 56,87% dari

jumlah KK yang ada. Dengan demikian selama kurun waktu 5 (lima) tahun

terjadi penurunan 0,81%. Angka ini menempatkan Kabupaten Kebumen

pada posisi ketiga terbesar di Provinsi Jawa Tengah dalam hal jumlah

8

Page 9: bab1

penduduk miskin setelah Kabupaten Brebes dan Kabupaten Grobogan.

Jumlah penduduk miskin ini cenderung meningkat meskipun proporsi

persentasenya menurun. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang laten

sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kebumen dapat dilihat

dari Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).

APM SD dan SMP selama Tahun 2001-2005 cenderung meningkat. APM

SD pada Tahun 2001 sebesar 83,59% meningkat menjadi 91,28% pada

Tahun 2005. Sedangkan APM SMP naik dari angka 59,17% Tahun 2001

menjadi 66,68% pada Tahun 2005. Demikian pula APM SLTA naik dari

38,25% pada Tahun 2001 menjadi 41,96% Tahun 2005. Kemudian APK

SD naik dari angka 99,37% pada Tahun 2001 menjadi 104,70% pada

Tahun 2005. APK SMP naik dari 81,78% menjadi 90,06%. Untuk APK

SMA naik dari 52,13% menjadi 57,54%.

(http://www.kebumenkab.go.id/)

1.4.4 Lingkungan

Pada tahun 2010 wilayah Kabupaten Kebumen 39.768,00 hektar

atau sekitar 31,04% merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar atau

68,96% lahan kering. Menurut sistem irigasinya, sebagian besar lahan

sawah beririgasi teknis (50,34%), dan hampir seluruhnya dapat ditanami

dua kali dalam setahun, beririgasi setengah teknis (9,23%), beririgasi

sederhana (5,77%), beririgasi desa (2,65%) dan sebagian berupa sawah

tadah hujan dan pasang surut (32,02%).

Penggunaan lahan kering (bukan sawah) dibagi menjadi untuk

lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk

pertanian sebesar 45.544,00 hektar (51,55%). Lahan kering untuk pertanian

terbagi menjadi untuk tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar, ladang/huma

seluas 745,00 hektar, perkebunan seluas 1.159,00 hektar, hutan rakyat

9

Page 10: bab1

seluas 3.011,00 hektar, tambak seluas 24,00 hektar, kolam seluas 53,50

hektar, padang penggembalaan seluas 33,00 hektar, sementara tidak

diusahakan seluas 231,00 hektar, dan lainnya seluas 9.914,00 hektar.

Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk

bangunan seluas 26.021,00 hektar , hutan negara seluas 16.861,00 hektar,

rawa-rawa seluas 12,00 hektar serta lainnya seluas 2.650 hektar.

(http://www.kebumenkab.go.id/)

1.4.5 Curah Hujan

Pada tahun 2010 curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Kebumen

lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tercatat curah hujan selama tahun

2010 sebesar 4.100,21 mm lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar

2,127,00 mm dan hari hujan sebanyak 172 hari lebih sering dari tahun

sebelumnya sebanyak 107 hari.

Suhu terendah yang terpantau di stasiun pemantauan Wadaslintang

pada bulan Juli dengan suhu sekitar 23,200C dan tertinggi 34,000C pada

bulan Februari dan Maret. Rata-rata kelembaban udara setahun 84,08% dan

rata-rata kecepatan angin 0,94 meter/detik. Sedangkan pada stasiun

pemantauan Sempor suhu terendah 21,160C terjadi pada bulan Desember

dan tertinggi 33,50 0 C pada bulan Februari. Rata-rata kelembaban udara

setahun 85,83% dan rata-rata kecepatan angin 1,59 meter/detik.

(http://www.kebumenkab.go.id/)

1.5 Metodologi

1.5.1 Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan

pemetaan geologi ini merupakan peralatan dasar yang biasa digunakan saat

praktikum lapangan. Berikut peralatan dan bahan yang digunakan:

10

Page 11: bab1

a. Alat

Palu geologi

Kompas geologi

Lup (perbesaran 40x)

Alat tulis

Buku catatan lapangan

Kamera digital

Clipboard

Busur derajat

b. Bahan

Peta Topografi daerah penelitian

Peta Rupabumi Digital Indonesia (RBI) daerah Rowokele dengan

skala 1 : 25.000, lembar no. 1308-342

Peta Geologi Regional Skala 1 : 100.000 Lembar Banyumas, Jawa (S.

Asikin, A. Handoyo, B, Prastintho dan S. Gafoer, 1992)

HCl 0.1 M

Kantong Sampel

1.5.2 Tahapan Pemetaan

Tahapan dalam melakukan pemetaan geologi ini dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu tahap pendahuluan (reconnaisence), tahap pemetaan, dan tahap

pemeriksaan.

Tahap Pendahuluan (Reconnaisence)

Tahapan pendahuluan adalah tahapan yang dilakukan untuk meninjau

daerah pemetaan meliputi penentuan batas-batas area pemetaan dan

penetuan lokasi basecamp.

Tahap Pemetaan

11

Page 12: bab1

Tahapan pemetaan merupakan tahapan memulai pemetaan secara

keseluruhan yang meliputi pemetaan litologi, morfologi, dan struktur

geologi, serta potensi sesumbar dan bencana geologi daerah pemetaan.

Tahap Pembuatan Poster dan Laporan

Merupakan tahap terakhir untuk menggabarkan dan menjelaskan

daerah penelitian dalam bentuk poster dan laporan.

1.5.3 Diagram Alir

12

Persiapan alat, bahan, dan pengumpulan informasi mengenai daerah pemetaan

Analisis permulaan daerah pemetaan dari data sekunder yang ada, meliputi peta topografi dan

geologi regional

Pengumpulan data lapangan

Kondisi Litologi

Pembandingan antara analisis sebelum pemetaan dengan kondisi di lapangan

berdasarkan pemetaan permukaan

Kondisi Geomorfologi

Kondisi Struktur Geologi

Page 13: bab1

Gambar 1.2 Diagram alir kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2014

1.6 Waktu Pelaksanaan

Rincian waktu pelaksanaan dan kegiatan yang dilakukan selama pemetaan

mandiri ini telah diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Waktu pelaksanaan Pemetaan Geologi Mandiri 2014

No Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan

1 10 Mei 2014 Tinjauan awal (Reconnaissance) daerah pemetaan

2 14 - 19 Mei 2014 Pemetaan Geologi Mandiri

3 15 - 16 Mei 2014 Survey lapangan bersama Dosen Pembimbing

4 9 - 20 Juni 2014 Pembuatan poster geologi dan konsultasi dengan

Dosen Pembimbing

6 21 Juli 2014 Presentasi

7 15 Agustus 2014 Pengumpulan laporan dan poster

1.7 Peneliti Terdahulu

Daerah pemetaan ini sebelumnya pernah di petakan oleh S. Asikin dan

Paripurno, pada tahun 1980-1981 dalam Peta Geologi Regional Skala 1 : 100.000

Lembar Banyumas, Jawa.

13

Potensi Sesumbar dan Bencana Geologi

Stratigrafi

Peta Sejarah Geologi

Laporan Pemetaan

Page 14: bab1

14