bab iv sperma sapi

Post on 12-Apr-2016

40 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

bioteknologi

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel 1. Hasil pengamatan kualitas semen sapi pada penyimpanan suhu 50CHari ke-

Gambar motilitas Gambar ViabilitasSemen 1 Semen 2 Semen 1 Semen 2

0

12

3

4

5

Tabel 2. Motilitas dan viabilitas semen sapi pada suhu 50C

Hari ke-

Motilitas (%) Viabilitas (%)Semen 1 Semen 2 Semen 1 Semen 2

0 60 60 70 701 60 60 70 702 60 60 70 703 60 55 70 604 55 50 60 555

B. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa kualitas

semen yaitu motilitas dan viabilitas semen sapi relatif konstan. Semen sapi

diencerkan dengan media kuning telur yang telah dicampur dengan media

dasar tris, kemudian disimpan dalam suhu dingin (refrigerator) 50C.

Pengamatan dilakukan selama 5 hari.

Hari ke nol yaitu hari saat pegambilan semen, diamati konsentrasi semen

untuk menentukan volume media pengencer yang akan digunakan. Sebelum

pengamatan konsentrasi, semen segar diencerkan terlebih dahulu dengan

garam fisiologis. Hasil pengamatan menunjukkan konsentrasi semen sapi

sebesar, berdasarkan nilai tersebut maka dapat diperoleh volume pengencer

yaitu media kuning telur sebesar . selain mengamati konsentrasi semen, hal

yang juga penting untuk diamati adalah motilitas dan viabilitas semen.

motilitas merupakan banyaknya semen yang dapat bergerak normal,

sedangkan viabilitas merupakan perbandingan semen hidup dan semen mati.

motilitas semen sapi yaitu 60%, sedangkan viabilitasnya 70%.

Pengamatan hari pertama yaitu viabilitas dan motilitas semen. hasilnya

menunjukkan belum ada perbedaan dengan hari pertama. Kedua sampel

pengenceran memiliki viabilitas 70% dan motilitas 60%. Begitu juga dengan

hari ke-2, kedua sampel belum mengalami perubahan motilitas dan viabilitas.

Hari ke-3 pengamatan, pada sampel yang pertama motilitas dan

viabilitasnya masih sama dengan hari kedua, sedangkan pada sampel yang

kedua, motilitasnya turun menjadi 55% dan viabilitasnya 60%.

Pengamatan pada hari ke-4, kedua sampel semen mengalami penurunan

motilitas dan viabilitas. Sampel 1 motilitasnya turun menjadi 55% dan

viabilitas 60%, sedangkan pada sampel 2 motilitasnya sebesar 50% dengan

viabilitas 55%.

C. Pembahasan

Sesuai dengan hasil dan analisis data hasil pengamatan praktikum

penyimpanan sperma sapi yang diencerkan dalam media kuning telur pada dua

tabung sentrifuge, pengamatan dilakukan untuk mengetahui viabilitas dan

motilitas semen sapi setelah dincerkan dan disimpan dalam refrigerator (suhu

dingin) 50C. Pengamatan motilitas dilakukan dengan meneteskan semen pada

gelas objek, kemudian dilewatkan diatas api bunsen sebentar, kemudian

diamati di bawah mikroskop. Pengamatan viabilitas dilakukan dengan

membuat hapusan semen sapi dengan menggunakan pewarna eosin negrosin

untuk diamati di bawah mikroskop. Sel yang masih hidup tidak berwarna,

sedangkan yang telah mati akan menyerap warna dan berwarna ungu.

Berdasarkan hasil pengamatan, pada kedua sampel motilitas dan viabilitas

semen secara perlahan mengalami penurunaan. Penurunan ini disebabkan oleh

semakin lama penyimpanan maka nutrisi dalam media pengencer juga

semakin berkurang. ini mempengaruhi proses metabolisme dalam semen, jika

jumlah nutrisi yang digunakan hanya sedikit, maka metabolisme untuk

menghasilkan energi juga berkurang, dan ebergi untuk bertahan hidup juga

menurun.

Pembuatan media dasar tris dengan penambahan glukosa bertujuan untuk

mempertahankan pH semen, menjaga tekanan osmotik antara semen dengan

media pengencer serta digunakan sebagai nutrisi bagi semen untuk dapat

bertahan hidup.

Spermatozoa yang disimpan pada temperatur refrigerator akan mengalami

beberapa perubahan. Perubahan temperatur yang sangat cepat menyebabkan

terjadinya peristiwa cold shock sehingga metabolisme sel spermatozoa

menurun yang ditunjukkan dengan adanya penurunan motilitas, viabilitas,

integritas membran, dan integritas akrosom jika penyimpanan dilakukan lebih

lama akan menurunkan kualitas spermatozoa.

Penyimpanan spermatozoa pada temperatur 4-5°C dapat mempengaruhi

fisiologi dari spermatozoa apabila terjadi cold shock, yaitu terjadi peningkatan

pemasukan Na dan Ca2+ karena terjadinya perubahan reorganisasi partikel

intramembran (Ducha, 2012). Pada membran spermatozoa terjadi aktivitas

pompa Na/K. Pompa ion Na/K dapat menurun karena temperatur menurun

sehingga terjadi peningkatan konsentrasi ion Na di dalam sel spermatozoa

sehingga konsentrasi di dalam membran sel lebih tinggi karena ion Na tidak

berdifusi keluar sel secara seimbang dengan ion K yang mengakibatkan

kerusakan membran spermatozoa (Ducha, 2012).

Penelitian Solihati (2002), menunjukkan bahwa selama penyimpanan

spermatozoa pada temperatur rendah terlihat adanya penurunan pergerakan

progresif (motilitas) spermatozoa. Hal ini diduga disebabkan oleh semakin

bertambahnya jumlah spermatozoa yang rusak dan mati akibat temperatur

dingin, ketersediaan energi dalam bahan pengencer makin berkurang, semakin

menuanya umur spermatozoa dan meningkatnya tingkat keasamaan (pH)

semen.

Anti cold shock, perlu ditambahkan dalam bahan pengencer agar dapat

melindungi spermatozoa pada saat perubahan temperatur dari temperatur

ruang 28°C menuju saat pengolahan temperatur ekuilibrasi 5°C. kuning telur

dapat melindungi membran spermatozoa sapi pada saat pendinginan dan

pembekuan. Fungsi utama kuning telur adalah kandungan lesitin

(phosphatidilcholin) yang dapat bersifat membran couting untuk tetap

mempertahankan konfigurasi normal fosfolipid bilayer yang merupakan

susunan utama membran sel spermatozoa (Arifiantini, 2005). Fosfolipid dalam

kuning telur dapat menjaga spermatozoa dari cekaman dingin.

Aksi perlindungan dari fosfolipid ini dengan adanya fusi gelembung-

gelembung fosfolipid dengan membran spermatozoa/penyisipan fosfolipid ke

dalam membran spermatozoa dapat merubah rasio asam lemak tak jenuh

ganda dan asam lemak jenuh dalam membran sel, kedua struktur lipid eksogen

dapat mengekstrak kolesterol dari membran sel, ketiga struktur fosfolipid

dapat berikatan sederhana dengan permukaan membran sel sehingga

menyebabkan pengaturan kembali komponen membran sel (Rizal dan Herdis,

2008).

Kuning telur memberikan perlindungan selama proses pendinginan

maupun pencairan kembali. Kuning telur mengandung lipoprotein dan lesitin

yang dapat melapisi membran plasma sel sehingga mampu mempertahankan

dan melindungi integritas membran sel spermatozoa serta melindungi

spermatozoa dari cekaman dingin (Toliehere, 1981). Kuning telur

mengandung glukosa sebagai sumber energi bagi spermatozoa (Feradis,

2010). Kuning telur umumnya ditambahkan ke dalam pengencer semen

sebagai sumber energi, agen protektif dan dapat memberikan efek sebagai

penyangga terhadap membran plasma spermatozoa (Siswanto, 2006).

Syarat minimal motilitas individu semen post thawing agar semen dapat

dipergunakan dalam inseminasi buatan adalah 40% (Garner dan Hafez, 2000).

Susilawati, dkk.,(2003) menyatakan proses fertilisasi membutuhkan

spermatozoa motil sekitar sepuluh juta spermatozoa, maka syarat spermatozoa

sebagai standar inseminasi adalah 2,5x107 spermatozoa per straw dengan

motilitas 40%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, semen sapi ini layak digunakan untuk

bahan inseminasi buatan, karena baik semen 1 maupun semen 2 masih

memiliki tingkat motilitas di atas 40%.Layak untuk ib atau tidak ?

top related