analisis sperma 1

Upload: agungadhytia

Post on 14-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ppt analisis sperma

TRANSCRIPT

  • *Analisis Sperma

    Dapat memberi informasi :1. Fungsi sekretorik testis2. Fungsi sekretori kelenjar kelamin asesori (epididimis dan vesika seminalis)3. Bahan yang fungsional didapat pada spermatozoaIndikasi pemeriksaan :1. Masalah infertilitas2. Mengetahui pengaruh suatu penyakit/obat/bahan kimia/lingkungan thd sistem reproduksi pria

  • *Koleksi spesimen :Sebaiknya dilakukan secara masturbasi, tidak dianjurkan coitus interuptus/pemakaian kondom.Ditampung dalam botol terbuat dari gelas bermulut lebar dan bertutup gelas.Pengambilan bahan dilakukan setelah abstinentia (tidak berhubungan) selama 3-7 hari.Spesimen yang ditampung harus seluruh ejakulat (jangan sampai tumpah), jika ada yang tidak tertampung, harus disebutkan bagian ejakulat yang mana yang tidak tertampung.Bagian pertama ejakulat mengandung spermatozoa dan cairan prostat.Bagian akhir mgd cairan vesika seminalis.

  • *Pemeriksaan Fisis Harus dilakukan dalam 30 60 mnt stl ejakulasi.Dalam keadaan normal, sperma mengalami pengentalan segera setelah ejakulasi, kemudian mencair kembali (likuifaksi) stl 30 60 mnt.Jika dalam 60 mnt likuifaksi belum terjadi, sangat mungkin disebabkan oleh disfungsi prostat dan sangat jarang disebabkan oleh disfungsi vesika seminalis.

    Volume Sperma :Normal 2 5 ml. Bila > 5 ml merupakan tanda prostatitis/vesikulitis. Bila < 1,5 ml mungkin disebabkan kesalahan penampungan atau

  • *gangguan fungsi ekskretorik dari kelenjar kelamin sekunder.

    pH :Ditentukan dengan kertas indikator. Bila > 8 disebabkan oleh penyakit akut kelenjar kelamin sekunder. Bila < 7 disebabkan sumbatan duktus ejakulatorius / terkontaminasi urine.

    Viskositas :Dibedakan menjadi rendah (seperti air), normal atau sangat kental.

  • *Penentuan Motilitas dan Viabilitas SpermatozoaHarus dilakukan segera setelah ejakulasi (selambat-lambatnya dalam waktu 2 jam).Terdiri dari :1. Persentasi viabilitas Pengecatan supravital (dengan Eosin Y). Spermatozoa yang mati akan menyerap cat, yang masih hidup tidak menyerap cat.2. Persentasi pergerakan progresif (gerak aktif ke depan)3. Jenis pergerakan spermatozoa

    Motilitas maksimal terjadi segera setelah ejakulasi, kemudian berangsur-angsur akan

  • *Penurunan motilitas lebih cepat pada 370C shg spesimen sebaiknya disimpan pada 200C sebelum diperiksa. Pada disfungsi prostat dapat terjadi penurunan motilitas dengan segera.

    Penentuan Jumlah SpermatozoaDilakukan setelah seluruh spermatozoa mengalami likuifaksi.Cara penentuan :1. Kamar hitung (seperti penentuan jumlah sel darah)2. Electronic cell counter

  • *Penentuan Morfologi Spermatozoa

    Sperma selain mengandung spermatozoa, dapat pula mgd elemen seluler lain seperti spermatid, leukosit, makrofag, sel epitelial, bakteri, fungi dan trichomonas.Morfologi spermatozoa harus dievaluasi pada seluruh sel yaitu : kepala, bagian tengah, ekor.Adanya defek morfologik sering dihubungkan dengan infertilitas, namun adanya defek morfologik tidak selalu berarti infertil dan sebaliknya tidak terdapat defek morfologik tidak selalu berarti fertil.

  • *Analisis Kimia dari SpermaDapat memberi informasi fungsi sekretorik kelenjar kelamin asesoris dan dapat menjadi marker bagi kelenjar tertentu (organ spesifik).Prostat : Fosfatase asam, zinc dan magnesiumVesika seminalis : Fruktosa dan prostaglandinEpididimis : Glyceryl phosphorylcholine dan carnitineIndikasi analisis kimia :1. Volume sperma < 2 ml2. Motilitas spermatozoa cepat menurun3. Untuk mengetahui fungsi sekretorik kelenjar kelamin asesoris

  • *2/3 volume plasma semen berasal dari vesika seminalis. Bila volume plasma semen dan kadar fruktosa sangat rendah, biasanya disebabkan menurunnya fungsi sekretorik vesika seminalis (umumnya karena infeksi)Jika tidak terdapat fruktosa dalam plasma semen dan keadaan ini disertai azoospermia, dapat disimpulkan terjadi sumbatan duktus ejakulatorius yang biasanya disertai agenesis vas deferens yang kongenital.

  • *Terminologi dalam Analisis Sperma :

    Sperma : keseluruhan ejakulat (plasma semen dan spermatozoa)Azoospermia : Tidak adanya spermatozoaNormozoospermia : jumlah spermatozoa dbn.Oligozoospermia : jumlah spermatozoa kurang dari normalNecrozoospermia : semua spermatozoa matiAsthenospermia : tidak terdapat spermatozoa motil

  • *Oligosthenospermia : jumlah spermatozoa motil kurang dari normalNormosthenia : jumlah spermatozoa motil dbn.

    Pada infertilitas tidak selalu terdapat kelainan pada analisis sperma, sebaliknya pada pria yang mempunyai anak mungkin terdapat kelainan pada analisis sperma. Hanya pada azoospermia kita dapat memastikan bahwa penderita tersebut infertil.

  • *Tabel Hasil Analisis Sperma

    N TNVolume (ml) 2-5 5Jumlah spermatozoa (106/ejakulat) >80

  • *

  • *Analisis Cairan Lambung dan Duodenum

    Cairan lambung : cairan yang disekresi aktif oleh sel mukosa lambung yg tdr 2 kelenjar (kelenjar peptik/fundus dan kelenjar pilorik)Kelenjar peptik mensekresi pepsin, lipase dan HCl.Kelenjar pilorik mensekresi bahan untuk proses fermentasi.

  • *Indikasi Pemeriksaan Cairan lambung

    1. Menentukan kemampuan lambung mensekresi asam, misalnya pada dugaan anemia perniciosa, ulkus peptikum, ulkus duodenum dan sindroma Zollinger Ellison.2. Gangguan gastrointestinal yang belum jelas kausanya.3. Intoksikasi yang bukan disebabkan asam/basa4. Menegakkan diagnosis adanya keganasan.

  • *Kontraindikasi Pemeriksaan Cairan Lambung

    1.Stenosis esofagus, varises esofagus2. Keganasan pada esofagus3. Dekompensasi jantung4. Perdarahan lambung hebat yg baru terjadi5. Aneurisma aorta6. Tidak dianjurkan pada wanita hamil/penderita sakit berat7. Intoksikasi asam/basa yg baru terjadi8. Hipotensi dan gangguan vasomotor merupakan kontraindikasi untuk uji histamin

  • *Cara Pengambilan Cairan Lambung

    Harus dilakukan sangat hati-hati, jangan sampai melukai organ.Diambil secara intubasi melalui mulut / nasopharynx, biasanya menggunakan Levin Stomach Tube.Pada pemasangan pipa sebaiknya dimonitor secara radiologis (melihat apakah sudah mencapai lambung dengan baik)Aspirasi dilakukan pagi hari setelah puasa 12 jam dan bebas obat obat yg mempengaruhi lambung. Pada pagi hari dilarang menggosok gigi (menghindari kontaminasi perdarahan).

  • *Penderita dilarang menelan saliva/sputum (mempengaruhi keasaman lambung)

    Fisis Cairan Lambung

    Tidak pekat, warna muda , pH 1,2 0,3 pada orang dewasa (puasa) atau pH 1,3 2,5 (setelah makan), berat jenis 1,007Keasaman dapat menurun tapi tidak dapat meningkatVolume total 1500-2000 ml/hariDalam cairan lambung terdapat faktor intrinsik, bila bergabung dengan protein menghasilkan bahan untuk maturitas eritrosit.

  • *Penentuan Keasaman Lambung

    1. Basal Acid Output (BAO) Penentuan jumlah total asam yang disekresi lambung pada keadaan basal tanpa rangsangan selama waktu tertentu (1 jam) Interpretasi hasil BAO dalam 1 jam : < 2 mEq : pada orang normal, penderita ulkus peptikum, karsinoma lambung 25 mEq : pada orang normal, ulkus peptikum, ulkus duodenum 5 mEq : ulkus duodenum 20 mEq : Sindroma Zollinger Ellison

  • *2. Maximal Acid Output (MAO) Total jumlah sekresi asam lambung dalam waktu tertentu (1 jam) setelah pemberian rangsangan. Interpretasi hasil MAO dalam 1 jam : 1-20 mEq : orang normal, ulkus peptikum, karsinoma lambung 20-35 mEq : ulkus duodenum 35-60 mEq : ulkus duodenum, Sindroma Zollinger Ellison, high normal secretor >60 mEq : Sindroma Zollinger Ellison 0 mEq : True Achlorhydria (Anemia pernisiosa), gastritis, karsinoma

  • *2. Ratio BAO / MAO 20% : orang normal 20-40% : ulkus peptikum / duodenum 40-60% : ulkus duodenum, Sindroma Zollinger Ellison > 60% : Sindroma Zollinger Ellison

    Cairan Duodenum Campuran cairan lambung, sekresi mukosa duodenum, cairan pankreas, empedu dan cairan saluran pencernaan bawahKeadaan normal, jernih, tidak berwarna atau kuning muda dan agak alkalisSedikit leukosit, epitel, bakteri

  • *Pemeriksaan Makroskopik Cairan DuodenumNormal jernihBila keruh 1. Tercampur cairan asam lambung yang menyebabkan presipitasi garam empedu. Kekeruhan ini hilang bila dinetralisir2. Terdapat pus, bakteri (keradangan kandung empedu atau duodenum)

    Pemeriksaan Mikroskopik Cairan DuodenumPenting dilihat adanya pus, sel epitel, bakteri, kristal dan parasitNormal : beberapa sel epitel mengalami desquamasi, sedikit leukosit

  • *Jarang terdapat mukus atau kristal, bila banyak merupakan tanda patologikBila terdapat sel neoplastik dalam cairan duodenum menunjukkan keganasan pankreas, sistem biliar atau duodenum

    Cairan Pankreas

    Sekresi cairan pankreas dipengaruhi rangsangan makanan yang tercampur sekretin, asam dan pankreozyminTidak berwarna, jernih, cair, basa kuat, mudah berbuih

  • *Sekresi 500-800 ml/hari, berat jenis 1,008,pH 8Mengandung enzim trypsin, amylase pankreas, lipase pankreas

    Uji Sekretin / PankreoziminTes fungsi pankreasPrinsip : kemampuan sekretori pankreas ditentukan setelah injeksi sekretin/pankreozimin (iv). Normal : stimulasi sekretin/pankreozimin meningkatkan volume dan kadar bikarbonat cairan duodenum

  • *Interpretasi hasil :

    Cairan duodenum < 100 ml/jam dengan atau tanpa penurunan kadar bikarbonat merupakan obstruksi duktus pankreatikus.Penurunan kadar bikarbonat tanpa penurunan volume cairan merupakan tanda kerusakan parenkim pankreas

  • *Transudat dan Eksudat

    TransudatMerupakan cairan patologik yang berasal dari suatu proses non inflamatory (tanpa keradangan)Dapat berasal dari peritoneum (Ascites), pleura, pericard atau synoviaTerbentuk akibat gangguan sirkulasi dengan proses bendungan pasif dan edemaKuning muda/agak serous dan mengandung beberapa sel/mikroorganisme

  • *Normal : keseimbangan tekanan darah kapiler dan tekanan osmotik protein plasmaAdanya faktor yang mengganggu keseimbangan menyebabkan peningkatan cairan rongga jaringanKeadaan fisiologik :1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler2. Penurunan tekanan osmotik plasma (hipoalbuminemia)3. VasodilatasiKeadaan patologik : Kegagalan jantung kongestif, cirrhosis hati, gagal ginjal akut dan kronik, hipoproteinemia, bendungan limfatik

  • *

    TEK. ONKOTIK PROTEIN PLASMA

    PEMBULUH DARAH TEK DRH

  • *Transudat terdapat pada :1. Menurunnya tekanan onkotik plasma (hipoalbuminemia) a. Sindroma nefrotik b. Cirrhosis hepatis2. Meningkatnya retensi natrium dan air a. Pemakaian air dan natrium berlebihan b. Menurunnya ekskresi natrium dan air (kegagalan ginjal)3. Meningkatnya tekanan kapiler / vena a. Kegagalan jantung b. Obstruksi vena (pada Vena porta ascites) c. Pericarditis konstriktif

  • *4. Obstruksi Limfe a. Hidrotoraks b. Limfedema karena elefantiasis atau setelah mastektomi radikal

    EksudatCairan patologik berasal dari proses radang (sering karena infeksi bakteri)Warna bervariasi dari jernih sampai keruh dan dari tidak berwarna sampai milky (seperti susu) atau bloody (berdarah)Biasanya mengandung banyak sel

  • *Eksudat terdapat pada :1. Infeksi karena bakteri, virus, parasit (pericarditis purulenta)2. Trauma a. Hematoma, hemarthrosis, hemopericardium b. Luka bakar3. Radang steril (benda asing)4. Keganasan/metastase

    Cara pengumpulan spesimenDiperoleh dengan cara punksi/pembedahanJika purulent, cukup 4-5 mlJika jernih 20-30 ml

  • *Ditampung dalam tabung steril (jika perlu)Bila tidak dapat segera diperiksa, tambahkan antikoagulan heparin, oksalat atau natrium sitras, kecuali untuk pemeriksaan morfologi, harus segera diperiksa (jangan diberi oksalat karena dapat merusak sel)

    Penentuan Protein Kwalitatif (Tes Rivalta) :

    Reagen : 100 ml aquades + 0,1 ml asam cuka glasialTeteskan 1 tetes cairan ke dalam campuran tsb.Cairan tubuh normal, tidak sebabkan kekeruhanTransudat : sedikit berawan (agak keruh), tidak ada endapanEksudat : keruh, ada endapan (Rivalta +)

  • *Makroskopik dan mikroskopik

    TransudatEksudatKuning muda/serousJernih, kadang agak keruhWarna ikterus/kuning krn bilirubin

    Jumlah sel sedikit, didominasi mononuklearSedikit endotel / mesotelLimfosit (pada cairan serous)

    Berat jenis 1,006 1,018Bila dibiarkan, tidak bekuSerous, serofibrinous, seropurulent, purulent, hemorrhagik/chylousCairan hemorrhagik krn keganasanBila berbau krn infeksi atau keganasanJumlah sel banyak. Pada infeksi akut didominasi sel PMN/granulosit (kuman piogen), infeksi kronis didominasi limfosit (TBC,Sifilis,tumor)Eosinofil alergi / parasitSel L.ESitologik: sel ganasBerat jenis 1,018 1,030Mudah beku krn konsentrasi protein tinggi (fibrinogen)

  • *Bakteriologik, Protein, Lemak dan LDH

    TransudatEksudatJarang didapat bakteri

    Protein < 3 g%Lemak < 0.35 g/ml sirosisLDH < 200 IU/dlRatio LDH cairan:serum < 0.6Ratio albumin serum:cairan 1.1

    Sering didapat streptokokus, Pneumokokus, Strapilokokus dan Basilus TBC. Pada Empyema mungkin didapat actinomycesProtein > 3 g%Lemak > 0.35 g/ml: keganasanLDH > 200 IU/dlRatio LDH cairan:serum > 0.6 Ratio albumin serum:cairan < 1.1

  • *