bab iv paparan data dan pembahasan 4.1 paparan...
Post on 27-Dec-2019
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
54
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Paparan Data Hasil Penelitian
4.1.1 Latar Belakang
Rumah sakit umum merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan kesehatan. Rumah sakit
umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat. Tugas pokok rumah sakit umum adalah melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan. (Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.983 tahun
1992). Rumah sakit Dr. Muhammad Saleh merupakan satu-satunya rumah sakit
umum daerah yang dimiliki Kota Probolinggo. Terletak dengan strategis di pusat kota
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Dokter Muhammad Saleh Kota Probolinggo merupakan
milik pemerintah kota Probolinggo yang berdiri atas diatas lahan seluas 11.752 m2
dan didukung oleh 22 orang dokter spesialis dari berbagai macam spesialisasi, 12
orang dokter umum, 5 orang perawat pendidikan S1, 15 Orang perawat pendidikan
D3, dan tenaga non medis lain dengan pendidikan S1 dan D3 yang profesional di
bidangnya.
55
RSUD Dr. Muhammad Saleh ditetapkan sebagai badan layanan umum dengan
status penuh, berdasarkan Surat Keputusan Walikota Probolinggo Nomor :
188.45/309/425.012/2010 tanggal 17 Desember 2010 tentang penetapan Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Muhammad Saleh sebagai Badan Layanan Umum Daerah Penuh.
Rumah RSUD Dr. Muhammad Saleh memiliki komitmen untuk selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat Probolinggo dan
sekitarnya. Salah satu wujud dari komitmen tersebut, saat ini kami mengembangkan
pelayanan di Kelas Private dengan menyediakan ruang VVIP dan Kelas Utama untuk
pasien rawat inap selain Ruang VIP yang sudah ada sebelumnya. Pelayanan Kelas
Private ini diperuntukkan bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan paripurna,
kenyamanan, keamanan, ketenangan dan privasi terjaga. Kelas private ini dikelola
secara professional dengan dilengkapi fasilitas peralatan medis dan penunjang medis
yang mutakhir.
Spesialis baru yang sedang jadi andalan RSUD Dr. Muhammad Saleh adalah
hemodialisa (HD) atau cuci darah. Ruang HD menempati eks ruang persalinan.
Spesialis hemodialisa memiliki 8 unit mesin HD dan sudah menangani 5 pasien, 14
kali tindakan. Ruang HD hanya dibuka pada hari Senin, Rabu dan Sabtu. Dan untuk
pasien jamkesmas, jamkesda dan SKTM hanya bisa mendapat fasilitas di kelas 3 saja
kecuali membayar biaya tambahan untuk rawat inapnya. Termasuk spesialis HD, bagi
pasien gakin cukup menggunakan kartu jamkesmas, jamkesda atau SKTM. Pasien
umum dikenakan biaya sesuai dengan jasa retribusi daerah. Excellent service yang
tengah dipersiapan RSUD adalah pelayanan privat di ruang VVIP, kelas utama dan
56
VIP. Artinya, perawat bakal memberikan one day does yaitu semacam pelayanan
farmasi, semua pelayanan obat ditangani oleh perawat.
(http://dnauf1875.blogspot.com/2012/04/sekarang-ada-ruang-vvip-kelas-utama
dan.html) 19 April 2012
4.1.2 Visi, Misi & Motto Perusahaan
Visi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Muhammad Saleh adalah
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paripurna Yang Efektif dan Efisien”
Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Muhammad Saleh adalah
peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat,
mendayagunakan sumber daya Rumah Sakit sebagai pelayanan kepada masyarakat
secara optimal, perluasan jangkauan Rumah Sakit, pengelolaan rumah sakit dengan
menggunakan prinsip sosio-ekonomi secara eektif dan efisien.
Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Muhammad Saleh adalah
“Kesembuhan pasien pengabdianku, kepuasan pasien kebahagiaanku”
57
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Muhammad Saleh
Sumber : Rumah Sakit Daerah Dr. Muhammad Saleh Probolinggo tahun 2012
58
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Direktur
Memiliki tugas memimpin, merumuskan kebijakan, membina,
mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan tugas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi :
a. Perumusan dan penyelenggaraan kebijakan pelayanan kepada
masyarakat dibidang medik dan non medik.
b. Perumusan kebijakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan dibidang medik dan non medik.
c. Pengawasan dan pengendalian teknis dibidang medik, non medik
dan ketatausahaan RSUD.
d. Pembinaan tenaga fungsional dan struktural di lingkungan Rumah
Sakit Umum Dr. Muhammad Saleh Kota Probolinggo.
e. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Melaksanakaan koordinasi, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pengelolaan kegiatan ketatalaksanaan, administrasi umum, hukum, organisasi,
pemasaran, humas, diklat dan litbang, kepegawaian, rekam medik, rencana
strategi, program, keuangan serta monitoring, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan rumah sakit.
59
Fungsi dan litbang, kepegawaian, rekam medik, rencana strategi,
program dan keuangan rumah sakit :
a. Penyusunan rencana kegiatan ketatalaksanaan, administrasi umum,
hukum, organisasi dan pemasaran , humas, diklat dan litbang,
kepegawaian, rekam medik, rencana strategik, program dan
keuangan rumah sakit.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan ketatalaksanaan,
administrasi umum, hukum, organisasi, pemasaran, humas, diklat
dan litbang, kepegawaian, rekam medik, rencana strategik,
program, keuangan dan wakil direktur lainnya serta kelompok
jabatan fungsional di rumah sakit.
c. Pembinaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan ketatalaksanaan, administrasi umum, hukum,
organisasi, pemasaran, humas, diklat dan litbang, kepegawaian,
rekam medik, program dan keuangan rumah sakit.
d. Pelaksaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Bagian Umum
Melaksanakan kegiatan administrasi umum, ketatausahaan, rumah tangga,
kepegawaian, hukum, organisasi dan pemasaran.
60
Fungsi :
a. Perencanaan teknis operasional kegiatan administrasi umum,
ketatausahaan, rumah tangga, kepegawaian, hukum, organisasi dan
pemasaran.
b. Pengelolaan administrasi ketatausahaan dan urusan umum.
c. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
d. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian.
e. Pelaksanaan urusan organisasi dan tata laksana, hukum, kehumasan,
dan pemasaran.
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan administrasi umum,
ketatausahaan, rumah tangga, kepegawaian, hukum, organisasi dan
pemasaran.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Sub Bagian Tata Usaha Rumah Tangga
Melaksanakan urusan tata usaha umum, rumah tangga, surat menyurat,
kearsipan, perlengkapan, keprotokolan, dan kehumasan.
Fungsi:
a. Penyusunan rencana kegiatan tata usaha dan rumah tangga rumah
sakit.
b. Pelaksanaan urusan surat menyurat dan tata kearsipan rumah sakit.
61
c. Pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan dan peralatan
kantor.
d. Pengelolaan rumah tangga, keprotokolan, kehumasan, dan
perjalanan dinas rumah sakit.
e. Pengelolaan pemeliharaan, kebersihan, dan keamanan kantor.
f. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang terkait.
g. Pelaporan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan rumah sakit.
h. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala bagian
Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Sub Bagian Kepegawaian
Melaksanakan penyelenggaraan administrasi kepegawaian antara lain
pengusulan pegawai, kenaikan pangkatpegawai, DP3, Tunjangan Keluarga,
Pola Kepegawaian, Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit.
Fungsi:
a. Penyiapan data dan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Pengumpulan dan pengelolaan data kepegawaian rumah sakit serta
inventarisasi peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian.
c. Pelaksanaan proses tentang kedudukan hukum pegawai, pola karier
dan kesejahteraan pegawai.
d. Pengelolaan administrasi mengenai pengusulan kenaikan pangkat,
kenaikan gaji berkala, cuti pegawai, pensiun, kartu istri-kartu
suami, kartu pegawai, askes dan lain-lain.
62
e. Pembinaan disiplin pegawai dan evaluasi kinerja sumber daya
manusia.
f. Penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
administrasi kepegawaian.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Sub Bagian Hukum, dan Organisasi dan Pemasaran
Melaksanakan pengelolaan produk hukum tentang rumah sakit,
ketatalaksanaan, analisis jabatan, kelembagaan dan pemasaran rumah sakit.
Fungsi:
a. Penyiapan bahan dan data penyusunan produk-produk hukum
tentang rumah sakit dan perjanjian kerja sama.
b. Pelaksanaan inventarisasi permasalahan dan pembuatan telaahan
hukum sebagai bahan pertimbangan penentuan kebijakan rumah
sakit.
c. Penghimpunan Peraturan Perundang-undangan, pelaksanaan
publikasi, dan dokumentasi produk hukum tentang rumah sakit.
d. Penelitian, pengumpulan, dan pegolahan data hokum yang
berhubungan dengan tugas rumah sakit.
e. Penyiapan bahan dan pengkajian organisasi dalam rangka penataan
dan pengembangan kelembagaan rumah sakit.
63
f. Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dalam rangka
penataan jabatan struktural, non struktural, dan fungsional rumah
sakit.
g. Pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan dan ketatalaksanaan yang meliputi: tata kerja, metode
kerja, dan prosedur kerja rumah sakit.
h. Penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang
hukum, organisasi serta pemasaran.
i. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Umum sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Bagian Keuangan
Mengelola keuangan rumah sakit yang meliputi penyusunan rencana anggaran
pendapatan dan belanja, verifikasi dan mobilisasi dana, perbendaharaan, gaji
pegawai, dan pertanggungjawaban keuangan.
Fungsi:
a. Penyusunan rencana anggaran keuangan rumah sakit.
b. Pelaksanaan verifikasi, pengelolaan mobilisasi dana, dan
perbendaharaan.
c. Pelaksanaan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji
pegawai.
d. Pengelolaan administrasi dan pembukuan keuangan rumah sakit.
e. Pelaksanaan akuntansi keuangan rumah sakit.
64
f. Penyusunan dan pembuatan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan pengelolaan keuangan rumah sakit.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
Umum dan Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8. Sub Bagian Anggaran
Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan rancangan, pelaksanaan,
pelaporan anggaran, pendapatan dan belanja serta perubahan anggaran rumah
sakit.
Fungsi:
a. Penyiapan dan penyusunan bahan dalam rangka pembahasan
rancangan anggaran, pendapatan, belanja, dan investasi rumah sakit.
b. Penyiapan rencana, pengumpulan dan pengelolaan data dalam
rangka menyusun rancangan anggaran, pendapatan, belanja dan
investasi rumah sakit berdasarkan ketentuan yang berlaku.
c. Pelaksanaan penyusunan rancangan dan perubahan serta evaluasi
anggaran belanja rumah sakit.
d. Pelaksanaan koordinasi dan kerja.
e. asama dengan unit/lembaga terkait dalam rangka pelaksanaan tugas
Sub Bagian Anggaran.
f. Penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan dan perubahan
anggaran, pendapatan, belanja, dan investasi rumah sakit.
65
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Sub Bagian verifikasi dan Mobilisasi dana
Melaksanakan kegiatn verifikasi keuangan dan mobilisasi dana rumah sakit.
Fungsi:
a. Pelaksanaan penelitian terhadap pertanggung jawaban, laporan, dan
pembukuan keuangan rumah sakit.
b. Pelaksanaan penelitian dan pengujian kebenaran dalam rangka
pengelolaan keuangan rumah sakit.
c. Pemeriksaan dan penilaian surat pertanggung jawaban realisasi
anggaran dan belanja rumah sakit.
d. Pengelolaan dana yang diperoleh dari pelayanan dan jasa medik
dalam rangka pelaksanaan mobilisasi dana rumah sakit.
e. Penyiapan bahan koordinasi atau kerja sama dengan
instansi/lembaga lain dalam rangka penggalian dana untuk
mendukung pembiayaan rumah sakit.
f. Penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan kegiatan verifikasi
dan mobilisasi dana rumah sakit.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
66
10. Sub Bagian Akuntansi
Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan perhitungan, penelitian,
penatausahaan keuangan yang meliputi penerimaan dan pengeluaran serta
perbendaharaan rumah sakit.
Fungsi:
a. Pengumpulan dan pengelolaan data dalam rangka penyusunan
penatausahaan keuangan rumah sakit.
b. Pelaksanaan penatausahaan secara sistematis dan kronologis
mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan rumah sakit.
c. Pelaksanaan penelitian dan pemeriksaan terhadap buku kas
penerimaan dan pengeluaran untuk mengetahui posisi kas rumah
sakit.
d. Penerapan sistem akuntansi keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan rumah sakit.
f. Pembuatan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit.
g. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pembayaran gaji.
h. Pelaksanaan perhitungan dan pembayaran gaji pegawai sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Penyiapan mekanisme penggajian, pelaporan, dan data-data gaji
pegawai.
67
j. Pengolahan data akuntansi dalam rangka penyusunan laporan
keuangan.
k. Penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
pengelolaan keuangan rumah sakit.
l. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
11. Bagian Perencanaan dan Pengembangan
Menyelenggarakan penyusunan program dan mengkoordinasikan penyusunan
rencana strategik rumah sakit, kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan rekam medik dan
pelaporan, monitoring evaluasi program sesuai dengan kebijakan Pemerintah
Daerah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
a. Pelakasanaan koordinasi dalam penyusunan perencanaan strategi dan
program kerja rumah sakit.
b. Pelaksanaan kegiatan rekan medik dan pelaporan.
c. Pelaksanaan monitoring evaluasi program.
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan program rumah sakit.
e. Pelaksanaan koordinasi perencanan pendidikan dan pelatihan.
f. Pelaksanaan kegiatan kerjasama pedidikan dan pelatihan dengan
institusi dari luar rumah sakit.
68
g. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan serta evaluasi program di bidang perencanaan
pengembangan.
h. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
Umum dan Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
12. Sub Bagian Penyusunan Program
Melaksanakan kordinasi penyusunan rencana strategi dan program kerja
rumah sakit sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana strategik dan program kerja rumah
sakit baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana
strategik dan program kerja rumah sakit.
c. Pengolahan dan analisa data Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Rumah Sakit.
d. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan serta evaluasi program di bidang penyusunan
program.
e. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan Kepala Bagian
Perencanan dan Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
69
13. Sub Bagian Diklat dan Litbang
Mengkoordinasikan, mengatur, mengendalikan, memantau kegiatan
pendidikan, pelatihan dan bimbingan, penelitian, pengembangan sumber daya
manusia sesuai kebijakan Pemerintah Daerah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Fungsi:
a. Pelaksanaan koordinasi perencanaan kebutuhan kegiatan pendidikan,
pelatihan, penelitihan dan pengembangan.
b. Pelaksanaan kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan.
c. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
d. Pelaksanaan kegiatan kerjasama pendidikan dan pelatihan dengan
institusi dari luar rumah sakit.
e. Penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang
Pendidikan Pelatihan dan Penelitian Pengembangan.
f. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Perencanaan dan Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
14. Sub Bagian Rekam Medik dan Monitoring Evaluasi
Melaksanakan sebagai urusan Bagian Perencanaan dan Pengembangan yang
meliputi kegiatan rekam medik, pelaporan dan monitoring evaluasi kegiatan
70
dan program Rumah Sakit sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan
peraturan perundang-undangan.
Fungsi:
a. pelaksanaan kegiatan rekam medik dan monitoring evaluasi kegiatan
serta program rumah sakit.
b. penyajian data informasi rekam medik.
c. penyusunan pelaporan rekam medik dan penyusunan laporan
tahunan kegiatan rumah sakit.
d. pengendalian dan pembinaan tugas di bidang rekam medik dan
monitoring evaluasi.
e. pelaksanaan monitoring evaluasi terhadap kegiatan rekam medik dan
rumah sakit.
f. penyusunan pelaporan dalam rangka pelaksanaan kegiatan di bidang
rekam medik serta monitoring evaluasi.
g. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Perencanaan dan Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
15. Wakil Direktur Pelayanan Medik
Melaksanakan koordinasi pembinaan, pengawasan, pengendalian pelayanan
medik, dan penunjang, keperawatan serta penunjang non medik pada Rumah
Sakit.
71
Fungsi:
a. Penyusunan rencana ketatalaksanaan pelayanan medik dan
penunjang, keperawatan serta penunjang non medik.
b. Pelaksanaan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayaanan keperawatan dan penunjang non medik.
c. Pengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik,
penunjang medik, keperawatan, penunjang non medik dan wakil
direktur lainnya serta kelompok jabatan fungsional di rumah sakit.
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan
medik, penunjang medik, keperawatan, penunjang non medik.
e. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh direktur sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
16. Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan medik, kebutuhan pelayanan medik
dan penunjang medik, pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik serta merencanakan
pengembangan mutu pelayanan medik.
Fungsi:
a. Penyusunan rencana dan pelaksanaan program kegiatan serta
mekanisme pelayanan medik dan penunjang medik.
b. Pengkoordinasian rencana kebutuhan pelayanan medik dan
penunjang medik.
72
c. Penyelenggaran kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik.
d. Pengawasan pengendalian kegitana pelayanan medik dan penunjang
medik.
e. Penanganan pengaduan masyarakat.
f. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan
hasil kegiatan di bidang pelayanan medik dan penunjang medik.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur
Pelayanan dan Penunjang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
17. Seksi Pelayanan Medik
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Medik yang meliputi
pengkoordinasian semua kebutuhan penunjang medik, melaksanakan
pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas penunjang medik sesuai
dengan kebijakan Rumah Sakit Daerah dan perundang-undangan yang
berlaku.
Fungsi:
a. Perencanaan kegiatan dan kebutuhan pelayanan medik.
b. Pengkoordinasian kegiatan dan kebutuhan pelayanan medik.
c. Pelaksanaan kegiatan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan medik.
d. Pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas serta kegiatan
pelayanan medik.
e. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan medik.
73
f. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan Medik dan Penunjang medik sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
18. Seksi Penunjang Medik
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik
yang meliputi pengkoordinasian semua kebutuhan penunjang medik,
melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas penunjang
medik sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit Daerah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi:
a. Perencanaan kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang medik.
b. Pengkoordinasian kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang
medik.
c. Pelaksanaan kegiatan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan
penunjang medik.
d. Pengwasan dan pengendalian fasilitas serta kegiatan pelayanan
penunjang medik.
e. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan dibidang pelayanan penunjang medik.
f. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala bidang
Pelayanan Medik dan Penunjang Medik sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
74
19. Bidang Menunjang Non Medik
Merencanakan, melaksanakan, mengawasi mengendalikan, dan menilai
program-program penunjang non medik, kebutuhan tenaga, perlengkapan dan
fasilitas penunjang non medik.
Fungsi:
a. Perencanaan kegiatan pelayanan penunjang non medik.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang
non medik.
c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan
penunjang non medik.
d. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan dibidang Penunjang Non Medik.
e. Pelaksnaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Wakil
Direktur Pelayanan Medik dan Penunjang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
20. Seksi Pemeliharaan Sarana
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Penunjang Non Medik yang meliputi
perancanaan kegiatan, pengkoordinasian dan pengendalian pemeliharaan
sarana rumah sakit.
Fungsi
a. Perencanaan kegiatan dan kebutuhan pemeliharaan sarana rumah
sakit.
75
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana rumah
sakit.
c. Pengawasan dan pengendalian kegiatan dan kebutuhan pemeliharaan
sarana rumah sakit.
d. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiatan dibidang pemeliharaan sarana rumah sakit.
e. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
penunjang Non Medik sesuai dengan tugas dan fungsinya.
21. Seksi Higiene dan Sanitasi
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Penunjang Non Medik yang meliputi
perencanaan kegiatan, pengkoordinasian dan pengendalian Higiene dan
Sanitasi Rumah Sakit.
Fungsi
a. Perencanaan kegiatan dan kebutuhan hygiene dan sanitasi rumah
sakit.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan hygiene dan sanitasi
rumah sakit.
c. Pengawasan, pengendalian, kegiatan hygiene dan sanitasi rumah
sakit.
d. Pelaksanaan penyiapan, penyusunan dan penyampaian laporan hasil
pelaksanaan kegiaan dibidang hygiene dan sanitasi.
76
e. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Bidang Penunjang
Non Medik sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pengidentifikasikan Biaya Lingkungan
Proses untuk melakukan pengukuran dan pelaporan terhadap biaya
lingkungan terlebih dahulu harus memahami progam-progam terkait
lingkungan yang dimiliki rumah sakit, kemudian mengacu pada laporan
biaya-biaya sebagai berikut:
a. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Instalasi Air Minum
tahun 2011 dan 2012.
b. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Penyediaan Peralatan dan
Bahan Kebersihan tahun 2011 dan 2012.
c. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Instalasi Pengolahan
Limbah Rumah Sakit tahun 2011 dan 2012.
Memisahkan biaya lingkungan dari elemen biaya lainnya berdasarkan
dari literatur yang ada, mengklasifikasikan berdasarkan empat kategori yaitu
aktivitas pencegahan, aktivitas pendektesian, aktivitas kegagalan internal, dan
aktivitas kegagalan eksternal.
Unsur-unsur biaya yang terlibat dalam biaya lingkungan pada RSUD
Dr. Muhammad Saleh dapat di klasifikasikan menjadi tiga kategori antaralain:
biaya pencegahan (prevention cost), biaya pendektesian (detection cost), dan
77
biaya kegagalan internal (internal failure cost) sedangkan untuk biaya
kegagalan eksternal (external failure cost) tidak ada dikarenakan belum
terjadi. Berikut ini menjelaskan kategori biaya lingkungan tersebut :
1. Biaya Pencegahan (prevention cost).
Biaya lingkungan pada RSUD Dr. Muhammad Saleh yang dapat
dikelompokan sebagai biaya pencegahan antaralain:
a. Biaya bahan dan alat sanitasi air minum.
Bahan dan alat pendukung sanitasi air minum di rumah sakit
merupakan salah satu aspek pencegahan yang harus ada dan
terprogam dalam anggaran biaya lingkungan. Kebutuhan tersebut
bermanfaat sebagai pendukung penyediaan air diseluruh baik di
ruangan dapur, ruangan perawatan dan ruang kantor di rumah sakit
secara berkelanjutan yang wajib dipenuhi. Kebutuhan air yang
tersedia dalam rumah sakit sangat besar sesuai dengan kapasitas
penghuni rumah sakit. Pembelihan bahan dan alat sanitasi air
minum di RSUD Dr. Muhammad Saleh terdiri dua aspek yaitu
biaya bahan baku bangunan air bersih yang bertujuan ketersedian
air bersih tetap memenuhi kebutuhan jika keadaan darurat dan biaya
servis pompa air bersih sebagai upaya pencegahan adanya
kerusakan pada pompa air bersih.
78
b. Biaya bahan pembersih dan alat kebersihan.
Biaya bahan pembersih dan alat kebersihan adalah biaya
pencegahan pemeliharaan kebersihan lingkungan rumah sakit agar
bersih dan sehat. Pembelian bahan dan alat kebersihan antara lain
sapu, sapu lidi, tempat linen dan sebagainya.
c. Pembiayaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) adalah salah
satu pembiayaan pencegahan lingkungan rumah sakit atas aktivitas
dan kegiatan yang telah dilakukannya. Pembiayaan UPL tersebut
dapat di anggarkan satu kali dalam setahun atau sesuai dengan tipe
rumah sakit dan peraturan yang berlaku.
2. Biaya Diteksi (detection cost)
Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah
produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar
lingkungan yang berlaku atau tidak. Contoh biaya deteksi di RSUD Dr.
Muhammad Saleh antara lain biaya pemeriksaan lab air bersih,
mikrobiologi AC, mikrobiologi udara, pemeriksaan mikrobiologi linen,
pemeriksaan lab rectal swab, pemeriksaan lap usap alat, pemeriksaan kimia
air bersih, pemeriksaan bakteorologi air bersih dan pemeriksaan kualitas air
limbah yang dikeluarkan dari kegiatan rumah sakit ke dalam lingkungan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui mutu air limbah dan standar
aman air limbah ke lingkungan sehingga tidak adanya pencemaran yang
membahayakan lingkungan dan masyarakat sekitar.
79
3. Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)
Biaya yang dikeluarkan karena dihasilkannya limbah dan sampah tetapi
tidak dibuang ke lingkungan eksternal dan belum sampai merugikan
masyarakat. Contohnya Biaya Kegagalan Internal pada RSUD Dr.
Muhammad Saleh meliputi :
A. Biaya pemeliharaan gedung kantor
a. Perbaikan Kamar Mandi
b. Perbaikan Incinerator
B. Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor
a. Perbaikan IPAL
b. Sedot WC
C. Biaya Pemeliharan Instalasi Jaringan
a. Perbaikan instalasi air bersih / minum
b. Perbaikan saluran air limbah / drainase
D. Biaya Jasa Kebersihan
a. Kantong plastik besar
b. Retribusi kebersihan
c. Minyak Tanah
d. Jasa petugas kebersihan
e. Troli sampah
E. Biaya Pemeliharaan Mesin
a. Perbaikan tosa
80
b. Oli tosa
c. Bensin tosa
4. Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)
Biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah
atau sampah kedalam lingkungan. Contohnya biaya pembersihan danau
yang tercemar, pembersihan tanah yang tercemar. Untuk biaya kegagalan
eksternal (external failure cost) di RSUD Dr. Muhammad Saleh tidak ada
dikarenakan belum terjadi.
4.2.2 Analisis Biaya Lingkungan Melalui DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran) dan DPPA (Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran)
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dalam instansi maupun
organisasi merupakan pedoman kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disusun dalam jangka
waktu satu tahun, jika terjadi perubahan maka akan dibuat Dokumen
Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA). Perusahaan menyusun anggaran
didasarkan atas dampak rencana kerja terhadap laba.
RSUD Dr. Muhammad Saleh adalah organisasi nirlaba
kepemerintahan milik provinsi Jawa Timur yang sudah menjadi BLUD.
Prinsip Badan layanan Umum Daerah itu dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat baik penyediaan barang maupun jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan didasarkan pada prinsip
81
efisiensi dan produktivitas. Rumah sakit dilihat dari segmentasi masyarakat
pada umumnya merupakan layanan jasa kesehatan untuk kalangan masyarakat
menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta untuk kalangan
menengah ke atas.
Biaya untuk kesehatan semakin hari semakin naik dan rumah sakit
dituntut untuk mandiri mengatasi berbagai masalah. Peningkatan biaya
kesehatan yang signifikan mengakibatkan delima tersendri untuk rumah sakit
pemerintahan, dikarenakan rumah sakit pemerintah segmennya adalah
kalangan menengah ke bawah akibatnya pihak rumah sakit diharapkan
menjadi rumah sakit yang murah dan bermutu. Dilema yang dihadapi rumah
sakit adalah keterbatasan sumber dana, aturan, dan birokrasi.
RSUD Dr. Muhammad Saleh Probolinggo adalah sebagai SKPD
BLUD aspek pelaporan keuangannya harus mengikuti standar akuntansi
keuangan, maka harus mengacuh pada prinsip akuntabilitas, transparasi, dan
efisiensi. Acuan penyusunan anggaran harus berbasis kinerja sesuai dengan
Kepmendagri no 29 tahun 2002.
82
TABEL 4.1 BIAYA LINGKUNGAN DPA dan DPPA Tahun 2011 & 2012
Komponen Biaya
Tahun 2011 Tahun 2012
Sebelum
Perubahan
Sesudah
Perubahan
Sebelum
Perubahan
Sesudah
Perubahan
Biaya bahan dan alat Sanitasi air minum
Biaya Bahan Baku Bangunan Air Bersih 40.810.000 40.810.000 36.125.000 36.125.000
Servis Pompa 4.000.000 4.400.000 1.200.000 1.200.000
Pembuatan Sumur Bor - - 2.100.000 2.100.000
Biaya bahan pembersih dan alat kebersihan
Belanja alat kebersihan dan bahan pembersih 164.575.000 164.575.000 58.287.500 76.382.500
Saringan Kamar Mandi - - 915.000 915.000
Biaya Peningkatan Manajemen Mutu Terpadu (UPL) 3.300.000 18.300.000 - -
Biaya Jasa Sampah / Biaya jasa pemeriksaan air udara, gas 18.000.000 16.500.000 40.500.000 40.500.000
Biaya Pemeriksaan Air Limbah 2.240.000 2.640.000 2.640.000 2.640.000
83
Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor
Perbaikan Kamar Mandi - 3.055.000 8.000.000 8.000.000
Perbaikan Incinerator 5.200.000 5.200.000 - 25.000.000
Biaya Pemeliharaan Instalasi Air Limbah / Kotor
Perbaikan IPAL 4.000.000 19.000.000 4.000.000 4.000.000
Sedot WC 6.000.000 6.000.000 3.840.000 3.840.000
Biaya Pemeliharaan Instalasi Jaringan
Perbaikan instalasi air bersih / minum - 8.475.000 4.500.000 4.500.000
Perbaikan saluran air limbah / drainase - 20.000.000 4.000.000 4.000.000
Biaya Jasa Kebersihan
Kantong Platik Besar 8.492.000 8.492.000 15.750.000 15.750.000
Jasa Petugas Kebersihan - - 1.800.000 1.800.000
Troli Sampah - - 454.000 454.000
Minyak Tanah 19.208.000 19.208.000 21.120.000 19.200.000
84
Retribusi Kebersihan 1.800.000 1.800.000 - -
Biaya Pemeliharaan Mesin
Perbaikan Tossa 4.000.000 4.000.000 - -
Oli Tossa - - 175.000 175.000
Bensin Tossa 3.610.000 3.610.000 16.200.000 3.600.000
TOTAL BIAYA LINGKUNGAN 285. 235.000 346.065.000 221.606.500 250.181.500
TOTAL BIAYA 35.437.908.159 35.437.908.159 44.274.507.330 44.274.507.330
PERSENTASE BIAYA LINGKUNGAN 0.8 % 0.97 % 0.5 % 0.56 %
Sumber : Data internal Rumah Sakit setelah diolah 2011 dan 2012
85
Berikut analisa biaya lingkungan DPA dan DPPA Tahun 2011dan 2012:
Dalam laporan diatas terjadi perubahan jumlah anggaran pada tahun 2011 ke
tahun 2012. Jumlah anggaran pada tahun 2012 masih lebih kecil dibandingkan
dengan tahun 2011. Berikut adalah ringkasan dari tabel diatas. Pada tahun 2011
anggaran sebelum perubahan sebesar Rp. 285.235.000 kemudian terjadi kenaikan
anggaran sehingga menjadi Rp 346.065.000. Prosentase total anggaran biaya
lingkungan pada tahun 2011 hanya 0.97% dari total keseluruhan anggaran biaya
kegiatan operasional RSUD Dr. Muhammad Saleh.
Sedangkan pada tahun 2012 anggaran sebelum perubahan sebesar Rp.
221.606.500 kemudian terjadi kenaikan anggaran sehingga menjadi Rp. 250.181.500.
prosentase total anggaran biaya lingkungan pada tahun 2012 hanya mencapai 0.56%
dari total keseluruhan anggaran biaya kegiatan operasional RSUD Dr. Muhammad
Saleh.
Dari penjelasan diatas, anggaran biaya lingkungan pada tahun 2012
mengalami penurunan sebesar Rp. 95.883.500. hal ini dikarenakan banyaknya
perbaikan dan pembangunan yang dilakukan RSUD Dr. Muhammad Saleh pada
tahun 2011. Sehingga pada tahun 2012 hanya diperlukan biaya untuk perawatan saja.
Penjelasan mengenai alasan perubahan anggaran biaya lingkungan adalah sebagai
berikut :
86
Untuk kategori biaya pencegahan terdiri dari biaya bahan dan alat sanitasi air
minum, biaya bahan alat pembersih dan alat kebersihan, biaya UPL, berikut
penjelasannya :
1. Untuk komponen biaya bahan dan alat sanitasi air minum yaitu biaya
bahan baku bangunan air bersih, untuk tahun 2011 dan 2012 tidak
mengalami perubahan dikarenakan sudah sesuai apa yang dianggarkan.
2. Untuk komponen biaya bahan dan alat sanitasi air minum yang kedua
pada tahun 2011 adalah biaya servis pompa, ini mengalami perubahan
jumlah biaya sebesar Rp. 400.000,00 dari anggaran awal dikarenakan
terjadi kerusakan alat pompa. Sedangkan untuk tahun 2012 tidak terjadi
perubahan karena hanya perawatan.
3. Untuk komponen biaya bahan dan alat sanitasi air minum yang ketiga
pada tahun 2011 adalah biaya pembuatan sumur bor tidak dianggarkan
dikarenakan pada tahun tersebut belum merencanakan tetapi pada tahun
2012 rencana itu di realisasikan.
4. Untuk komponen biaya bahan pembersih dan alat kebersihan pada tahun
2011 adalah biaya belanja alat kebersihan dan bahan pembersih sesuai
yang dianggarkan tetapi pada tahun 2012 mengalami perubahan dari
anggaran awal yaitu dari Rp. 52.287.500 menjadi Rp. 76.382.500 hal ini
dikarenakan adanya perubahan jumlah barang yang akan dibeli dari
87
anggaran awal yang sudah ditetapkan, sehingga menambah anggaran
biaya awal.
5. Untuk komponen biaya bahan pembersih dan alat kebersihan pada tahun
2011 adalah biaya pembelian saringan kamar mandi tidak menganggarkan
tetapi untuk tahun 2012 pihak sanitasi menganggarkannya sebesar Rp.
915.00 dikarenakan kebutuhan.
6. Untuk komponen biaya peningkatan manajmen mutu terpadu (UPL) pada
tahun 2011 adalah biaya UPL sebesar Rp. 3.300.000 mengalami
peningkatan menjadi Rp. 18.300.000 ini dikarenakan anggaran awal yang
ditetapkan terlalu kecil sedangkan pembiayaanya mahal maka dari itu
UPL ini tidak setiap tahun dianggarkan.
Untuk kategori biaya deteksi terdiri dari biaya jasa sampah/biaya jasa
pemeriksaan air, udara, gas dan biaya pemeriksaan air limbah, berikut penjelasannya:
1. Untuk komponen biaya jasa sampah/biaya jasa pemeriksaan air, udara,
dan gas pada tahun 2011 mengalami penurunan dari anggarannya sebesar
Rp. 18.000.000 menjadi Rp. 16.500.000 dikarenakan tidak terjadi
pengujian tambahan sedangkan pada tahun 2012 sesuai yang
dianggarkan.
2. Untuk komponen biaya pemeriksaan limbah pada tahun 2011 mengalami
perubahan dari anggaran awal dikarenakan biaya untuk pemeriksaan
88
limbah naik dari tahun lalu sebesar Rp. 2.240.00 menjadi Rp. 2.640.000
dan pada tahun 2012 biayanya masih tetap.
Untuk kategori biaya kegagalan internal terdiri dari biaya pemeliharaan
gedung, biaya pemeliharaan instalasi air limbah / kotor , biaya pemeliharaan instalasi
jaringan , biaya jasa kebersihan, biaya pemeliharaan mesin berikut penjelasannya:
1. Untuk komponen biaya pemeliharaan gedung pada tahun 2011 adalah
biaya perbaikan kamar mandi mengalami kenaikan sejumlah Rp.
4.945.000 dari jumlah tahun 2011 ini dikarenakan pihak rumah sakit
membangun ruangan rawat inap untuk pasien sehingga jumlah kamar
mandi juga bertambah. Sedangkan untuk tahun 2011 terjadi kerusakan
sehingga menganggarkan sebesar Rp. 3.055.000.
2. Untuk komponen biaya pemeliharaan gedung pada tahun 2011 adalah
biaya perbaikan incinerator mengalami kenaikan cukup signifikan yaitu
sebesar Rp. 19.800.000 dikarenakan, banyak keluhan warga mengenai
tempat pembakaran limbah medis dari rumah sakit. Sehingga pihak rumah
sakit membenahi tempat pembakaran limbah dan meninggikan corong
udara agar masyarakat disekitar rumah sakit tidak terkena polusi udara
dari pembakaran limbah tersebut.
3. Untuk komponen biaya pemeliharaan instalasi air limbah/kotor pada tahun
2011 adalah biaya perbaikan IPAL mengalami kenaikan yang signifikan
juga dikarenakan pada tahun 2011 IPAL di rumah sakit mengalami
89
kerusakan, jumlah kenaikannya sebesar Rp. 15.000.000 tetapi pada tahun
2012 anggarannya kembali turun seperti anggaran awal pada tahun 2011
hanya sebagai biaya perawatan.
4. Untuk komponen biaya pemeliharaan instalasi air limbah/kotor pada tahun
2011 adalah biaya sedot WC mengalami penurunan sebesar Rp. 2.160.000
dari tahun 2011 dikarenakan jumlah limbahnya sedikit dibanding tahun
sebelumnya.
5. Untuk komponen biaya pemeliharaan instalasi jaringan pada tahun 2011
adalah biaya perbaikan instalasi air bersih/minum mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 rumah sakit
membuat penambahan instalasi air bersih ruang rawat inap yang baru
dibangun. Sehingga pada tahun 2012 hanya sebagai biaya perawatan.
6. Untuk komponen biaya pemeliharaan instalasi jaringan pada tahun 2011
adalah biaya perbaikan saluran air limbah/drainase mencapai nominal Rp.
20.000.000. Hal ini dikarenakan, kerusakan saluran drainase sehingga
memerlukan biaya yang besar. Karena pada tahun ini rumah sakit terkena
banjir sehingga air sungai masuk ke ruang rawat inap rumah sakit.
Sedangkan pada tahun 2012 anggaran biayanya turun menjadi Rp.
4.000.000 karena pada tahun ini munculnya biaya hanya sebagai biaya
perawatan saluran drainase saja.
90
7. Untuk komponen biaya jasa kebersihan pada tahun 2011 adalah biaya
biaya kantong plastik besar tetap sesuai anggarannya akan tetapi untuk
tahun 2012 naik cukup signifikan dikarenakan penambahan jumlah limbah
padat ( sampah non medis dan medis)
8. Untuk komponen biaya jasa kebersihan pada tahun 2011 adalah biaya
biaya biaya jasa petugas kebersihan memang tidak ada pembiayaan yang
dilakukan. Karena pihak rumah sakit belum punya pegawai petugas
kebersihan. Baru pada tahun 2012 rumah sakit memiliki petugas
kebersihan sendiri.
9. Untuk komponen biaya jasa kebersihan pada tahun 2011 adalah biaya
biaya biaya troli sampah tidak ada dikarenakan masih mencukupi untuk
tahun tersebut, tetapi untuk tahun 2012 ada penambahan untuk troli
sampahnya sebesar Rp. 454.000.
10. Untuk komponen biaya jasa kebersihan pada tahun 2011 adalah biaya
biaya minyak tanah antara tahun 2011 dan 2012 ada perbedaan
dikarenakan banyak tidaknya minyak tanah yang dipakai itu disesuaikan
dengan jumlah sampah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit.
11. Untuk komponen biaya jasa kebersihan pada tahun 2011 adalah biaya
biaya retribusi kebersihan sebesar Rp. 1.800.000 dikarenakan belum
mempunyai pegawai petugas kebersihan jadi rumah sakit kerjasama
91
dengan pihak ke tiga. Baru pada tahun 2012 rumah sakit memiliki petugas
kebersihan sendiri.
12. Untuk komponen biaya pemeliharaan mesin pada tahun 2011 adalah biaya
perbaikan tossa terjadi pada tahun 2011 saja sebesar Rp. 4.000.000
dikarenakan beberapa onderdil yang harus diganti.
13. Untuk komponen biaya pemeliharaan mesin pada tahun 2011 sama antara
anggaran dan setelah perubahan akan tetapi untuk tahun 2012 biaya bensin
tosa mengalami penurunan dari anggaran awal dikarenakan pemakaian
unit sepeda motor hanya 2 unit dari 8 unit yang dimiliki.
4.2.3 Usulan Tentang Laporan Biaya Lingkungan
Dalam laporan keuangan RSUD Dr. Muhammad Saleh belum jelas
mengungkapkan biaya-biaya yang terkait aktivitas lingkungannya. Padahal
aktivitas rumah sakit itu rentan terhadap lingkungan yaitu limbah yang
dihasilkan. Dari laporan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan
Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA) seharusnya RSUD Dr.
Muhammad Saleh membuatkan laporan keuangan mengenai lingkungan.
RSUD Dr. Muhammad Saleh merupakan organisasi yang berbentuk BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah). Organisasi BLUD sebagai organisasi nirlaba
kepemerintahan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 pasal
26 menyebutkan :“Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
92
profesi akuntansi Indonesia. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem
akuntansi dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai
dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya”.
RSUD Dr. Muhammad Saleh harus segera merancang itu demi
kepentingan stakeholders. Stakeholders RSUD Dr. Muhammad Saleh
meliputi masyarakat khususnya warga probolinggo, lembaga donor, dan
pemerintah, jika RSUD Dr. Muhammad Saleh membuatkan laporan biaya
lingkungan sebagai salah satu bentuk kepeduliannya maka akan menciptakan
reputasi dan citra yang baik di kalangan stakeholders. Selama ini bagian
Instalasi Sanitasi di RSUD Dr. Muhammad Saleh hanya membuat laporan
mengenai kualitas.
Dalam hal ini, penulis mencoba membuat usulan tentang laporan
biaya lingkungan di RSUD Dr. Muhammad Saleh untuk tahun 2011 dan tahun
2012. Laporan tersebut didasarkan empat kategori menurut Hansen dan
Mowen yaitu biaya pencegahan (prevention costs), biaya deteksi (deteksion
cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan biaya kegagalan
eksternal ( external failure).
93
Tabel 4.3 Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2011
RSUD dr. Moh Saleh
LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011
Biaya Lingkungan (Rp)
Persentase Dari
Seluruh Biaya
Tahun 2011
Biaya Pencegahan
Biaya bahan dan alat Sanitasi air minum
Biaya Bahan Baku Bangunan Air Bersih
Servis Pompa
Biaya bahan pembersih dan alat kebersihan
Biaya UPL
TOTAL Biaya Pencegahan
Biaya Deteksi
Biaya Jasa Sampah / Biaya jasa pemeriksaan air
udara, gas
Biaya Pemeriksaan Air Limbah
TOTAL Biaya Deteksi
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor
Perbaikan Kamar Mandi
Perbaikan Incenerator
Biaya Pemeliharaan Instalasi Air Limbah / Kotor
Perbaikan IPAL
Sedot WC
Biaya Pemeliharaan Instalasi Jaringan
Perbaikan instalasi air bersih / minum
40.810.000
4.400.000
164.575.000
18.300.000
228.085.000
16.500.000
2.640.000
19.140.000
3.055.000
5.200.000
19.000.000
6.000.000
8.475.000
0.64 %
0.054 %
94
Perbaikan saluran air limbah / drainase
Biaya Jasa Kebersihan
Kantong Platik Besar
Retribusi Kebersihan
Minyak Tanah
Biaya Pemeliharaan Mesin
Perbaikan Tossa
Bensin Tossa
TOTAL Kegagalan Internal
Biaya Kegagalan Eksternal
TOTAL Biaya Kegagalan Eksternal
20.000.000
8.492.000
1.800.000
19.208.000
4.000.000
3.610.000
98.840.000
0
0.27%
TOTAL Biaya Lingkungan
346.065.000
0.97%
Sumber : Data internal Rumah Sakit setelah diolah tahun 2011
Tabel 4.4 Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2012
RSUD dr. Moh Saleh
LAPORAN BIAYA LINGKUNGAN
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012
Biaya Lingkungan (Rp) Persentase Dari
Seluruh Biaya Tahun
2012
Biaya Pencegahan
Biaya bahan dan alat Sanitasi air minum
Biaya Bahan Baku Bangunan Air Bersih
Servis Pompa
36.125.000
1.200.000
95
Pembuatan Sumur Bor
Biaya bahan pembersih dan alat kebersihan
Belanja alat kebersihan dan bahan pembersih
Saringan Kamar Mandi
Biaya UPL
TOTAL Biaya Pencegahan
Biaya Deteksi
Biaya Jasa Sampah / Biaya jasa pemeriksaan air
udara, gas
Biaya Pemeriksaan Air Limbah
TOTAL Biaya Deteksi
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Pemeliharaan Gedung Kantor
Perbaikan Kamar Mandi
Perbaikan Incenerator
Biaya Pemeliharaan Instalasi Air Limbah / Kotor
Perbaikan IPAL
Sedot WC
Biaya Pemeliharaan Instalasi Jaringan
Perbaikan instalasi air bersih / minum
Perbaikan saluran air limbah / drainase
Biaya Jasa Kebersihan
Kantong Platik Besar
Jasa Petugas Kebersihan
Troli Sampah
Minyak Tanah
Biaya Pemeliharaan Mesin
Oli Tossa
2.100.000
76.382.500
915.000
0
116.722.500
40.500.000
2.640.000
43.140.000
8.000.000
25.000.000
4.000.000
3.840.000
4.500.000
4.000.000
15.750.000
1.800.000
454.000
19.200.000
175.000
3.600.000
0.26 %
0.097 %
96
Bensin Tossa
TOTAL Kegagalan Internal
Biaya Kegagalan Eksternal
TOTAL Biaya Kegagalan Eksternal
90.319.000
0
0.20 %
TOTAL Biaya Lingkungan 250.181.500 0.56 %
Sumber : Data internal Rumah Sakit setelah diolah tahun 2012
Persentase dari kedua laporan biaya lingkungan yang telah dibuat
pada tahun 2011 sebesar 0.97 % dan tahun 2012 sebesar 0.56%. Dalam kedua
laporan biaya lingkungan tersebut tidak adanya biaya kegagalan eksternal.
Biaya Kegagalan Eksternal (environmental external failure cost) adalah
biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau
sampah kedalam lingkungan. Contohnya biaya pembersihan danau yang
tercemar, pembersihan tanah yang tercemar. Selama ini tidak ada komplain
dari masyarakat disekitar rumah sakit, maka tidak ada biaya yang dikeluarkan
untuk kegagalan eksternal.
97
4.2.4 Pola Distribusi Relatif Biaya Lingkungan di RSUD Dr. Muhammad
Saleh
Tabel 4.5 Perbandingan Persentase Biaya Lingkungan Antara Tahun 2011
dan Tahun 2012
Biaya Aktivitas % Terhadap Biaya Lingkungan
2011 2012 Naik / Turun
Pencegahan 0.64 % 0.26 % 0.38 %
Deteksi 0.054 % 0.097 % - 0.043%
Kegagalan Internal 0.27% 0.20 % 0.07%
Kegagalan Eksternal 0 0 0
Total 0.97 % 0.56 % 0.41%
Sumber : Data internal Rumah Sakit setelah diolah
Rumah sakit perlu mengetahui distribusi relatif pada masing-masing
aktivitas biaya lingkungan, tujuannya untuk mengetahui perbaikan kualitas
lingkungan yang perlu ditekankan. Pola distribusi relatif terdiri dari pola
distribusi relatif biaya pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan internal,
biaya kegagalan eksternal. Untuk mengetahui pola distribusi relatif dengan
membuat bagan pie melalui persentase biaya lingkungan dalam satu tahun.
Data persentase biaya lingkungan terhadap total biaya yang terjadi di tahun
2011 dan tahun 2012 bisa dilihat pada Tabel 4.5 Perbandingan Persentase
Biaya Lingkungan Antara Tahun 2011 dan Tahun 2012.
98
Gambar 4.2
Pola Distribusi Relatif Biaya Lingkungan Tahun 2011
Sumber : perhitungan sendiri (berdasarkan tabel 4.5)
Bagan pie gambar 4.2 menjelaskan proporsi biaya lingkungan yang terjadi
selama periode 2011. Dalam Tabel 4.3 Laporan Biaya Lingkungan Tahun
2011 menjelaskan distribusi biaya ligkungan sebesar Rp.346.065.000 terdiri
dari :
1. Biaya Pencegahan (prevention cost) proporsinya terbesar diantara biaya
laennya yaitu memberikan distribusi sebesar 0.64% dari total biaya
lingkungan.
Biaya Pencegahan 0.64 %
Biaya Deteksi 0.054 %
Biaya Kegagalan Internal 0.27 %
Biaya Kegagalan Eksternal
99
2. Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal
costs)proporsinya terbesar kedua setelah biaya pencegahan yaitu
memberikan distribusi sebesar 0.27% dari total biaya lingkungan.
3. Biaya Deteksi (detection costs)proporsinya terbesar ketiga setelah biaya
kegagalan internal lingkungan yaitu memberikan distribusi sebesar
0.054% dari total biaya lingkungan.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure
cost)yaitu memberikan distribusi sebesar 0% dikarenakan belum terjadi
kegagalan eksternal lingkungan di RSUD Dr. Muhammad Saleh
Gambar 4.3
Pola Distribusi Relatif Biaya Lingkungan Tahun 2012
Sumber : perhitungan sendiri (berdasarkan tabel 4.5)
Biaya Pencegahan 0.26 %
Biaya Deteksi 0.10 %
Biaya Kegagalan Internal 0.20%
Biaya Kegagalan Eksternal
100
Bagan pie Gambar 4.3 menjelaskan proporsi biaya lingkungan yang
terjadi selama periode 2012. Dalam Tabel 4.4 Laporan Biaya Lingkungan Tahun
2011 distribusi biaya lingkungan sebesar Rp 250.181.500 terdiri dari :
1. Untuk tahun 2012 biaya pencegahan (prevention cost) proporsinya masih
terbesar diantara biaya lainnya yaitu memberikan distribusi sebesar 0.26%
dari total biaya lingkungan.
2. Pada tahun 2012 Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal
costs) proporsinya masih terbesar kedua setelah biaya pencegahan yaitu
memberikan distribusi sebesar 0.20% dari total biaya lingkungan.
3. Disusul biaya deteksi (detection costs) proporsinya terbesar ketiga setelah
biaya kegagalan internal lingkungan yaitu memberikan distribusi sebesar
0.10% dari total biaya lingkungan.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure cost)
yaitu memberikan distribusi sebesar 0% dikarenakan belum terjadi
kegagalan eksternal lingkungan di RSUD Dr. Muhammad Saleh
4.2.5 Pelaksanaan Tanggung Jawab Lingkungan oleh RSUD dr. Moh Saleh
Terkait dengan Pengolahan Limbah.
Dalam kegiatan rutinitas rumah sakit yang sangat kompleks
memberikan dampak yang positif bagi masyarakat tetapi juga memungkinkan
dampak negatif berupa pencemaran limbah yang belum dikelola dengan
101
benar. Limbah padat, limbah cair, dan limbah gas yang dihasilkan oleh rumah
sakit dapat menjadi media penyebaran gangguan atau penyakit, berupa
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah.
Dalam pengolalahan limbah rumah sakit harus ditangani dengan baik
dan benar, jika tidak baik dimungkinkan akan memicu resiko terjadinya
penularan penyakit dari pasien ke pasien, pasien ke petugas, ke masyarakat
sekitar rumah sakit. Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio-
ekonomis yang tugasnya memberikan pelayanan berupa kesehatan kepada
masyarakat tidak terlepas dari tanggung jawab tentang pengolahan limbah
yang dihasilkan rumah sakit.
Pemerintah telah menyiapkan peraturan, pedoman, dan kebijakan yang
mengatur pengelolahan dan peningkatan kesehatan di lingkup rumah sakit
termasuk pengolahan limbah rumah sakit. Untuk kedepannya pengolalahan
limbah terus ditinggatkan lagi, bagaimana mengelola limbah yang semula
menjadi sumber penyakit menjadi bahan yang bisa didaur ulang, misalnya
pupuk atau energi yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam profil kesehatan Indonesia, Departement Kesehatan, 1997
diungkapkan seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah 1090 dengan
121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100 Rumah Sakit di Jawa dan Bali
menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg pertempat tidur
perhari. Analisa lebih jauh menunjukkan produksi sampah (Limbah
102
Padat) berupa limbah padat sebesar 76,8 persen dan berupa limbah infeksius
sebesar 23,2 persen. Diperkirakan secara nasional produksi sampah (Limbah
Padat) Rumah Sakit sebesar 376.089 ton per hari dan produksi air limbah
sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan
betapa besar potensi Rumah Sakit untuk mencemari lingkungan dan
kemungkinan menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit.
Rumah Sakit menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar, beberapa
diantaranya membahayakan kesehatan dilingkungannya. Di negara maju,
jumlahnya diperkirakan 0,5-0,6 kg per tempat tidur rumah sakit perhari.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika
dilakukan dengan memilah-milah limbah kedalam kategori untuk masing-
masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda.
Prinsip umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin
menghindari resiko kontaminasi antrauma (Injuri) (KLMNH, 1995).
(http://www.scribd.com/doc/82684345/jurnal-limbah-sampah)
RSUD Dr. Muhammad Saleh sebagai unit layanan jasa kesehatan
masyarakat harus memperhatikan limbah yang dihasilkan. Adapun limbah
yang dihasilkan RSUD Dr. Muhammad Saleh antara lain:
1. Limbah Padat
Limbah padat ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Sampah Non Medis (dosmetik)
103
Sampah non medis berasal dari sisa makanan, pemeliharaan peralatan,
fasilitas, dan kegiatan perkantoran atau administrasi. Limbah padat
domestik ini dikelola dengan penyediaan wadah dan proses
pengumpulan berkala selanjutnya dikumpulkan dan dipisahkan
kedalam container sampah, kemudian diangkut oleh petugas
pengangkut sampah RSUD Dr. Muhammad Saleh ke TPA Sukabumi.
Rata-rata jumlah limbah padat non medis rata-rata sebesar 490,80
kg/hari.
b. Sampah Medis
Sampah padat medis dikumpulkan terlebih dahulu dalam kantung-
kantung plastik sebelum di bakar di incinerator, akan tetapi incinerator
yang ada belum mampu menghancurkan limbah padat medis khususnya
botol-botol obat, kemasan medis, ataupun jarum suntik (spuit). Suhu
maksimal operasional incinerator yang ada ternyata belum mampu
membakar tuntas limbah tersebut. Rata-rata jumlah limbah padat medis
rata-rata sebesar 80,4 kg/hari
104
Gambar 4.4 Bagan Alur Pengolahan Limbah Padat Medis dan Limbah Padat
Domestik di RSUD Dr. Muhammad Saleh
Sumber : RSUD Dr. Muhammad Saleh Probolinggo tahun 2012
2. Limbah Cair
Limbah cair rumah sakit umumnya mengandung banyak zat organikyang
bersifat infectious dan pathogen yang akan mengancam tingkat kesehatan
masyarakat jika terjadi kontak secara langsung.
105
a. Pengolahan Pendahuluan
Pengolahan limbah cair di RSUD Dr. Muhammad Saleh dilakukan
utamanya pada air limbah yang berasal dari kegiatan ruang gizi atau
dapur. Pengolahan air limbah dari dapur bertujuan untuk memisahkan
kandungan minyak dan lemak serta mereduksi kandungan bahan padat
yang tersuspensi.
b. Pengolahan secara biologis (pengolahan tahap ke dua)
Tujuan pengolahan ini terutama adalah untuk menghilangkan zat padat
organik terlarut yang biodegradable, berbeda dengan system
pengolahan sebelumnya yang lebih ditujuhkan untuk menghilangkan
zat padat tersuspensi. Pengolahan fisik masih mengandung 40-60% zat
padat tersuspensi dan zat padat terlarut yang organik maupun
anorganik, sehingga masih memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk
memenuhi ambang batas baku mutu yang berlaku. Pengolahan secara
biologis IPAL RSUD Dr. Muhammad Saleh menggunakan Actived
Sludge (lumpur aktif) yang mengandung bakteri yang bersifat aerob
untuk menguraikan air limbah. Limbah cair yang keluar dari unit
pengolahan limbah milik RSUD Dr. Muhammad Saleh harus
memenuhi baku mutu limbah cair berdasarkan SK. Gubernur Jatim no.
61 Tahun 1999. Berikut adalah alur pengolahan limbah cair pada
RSUD Dr. Muhammad Saleh:
106
Gambar 4.5 Bagan Alur Pengolahan Air Limbah di RSUD Dr. Muhammad Saleh
Sumber : RSUD Dr. Muhammad Saleh Probolinggo tahun 2012
c. Kualitas Air Limbah
Air limbah yang dikeluarkan dari kegiatan operasional RSUD Dr.
Muhammad Saleh Kota Probolinggo harus dikelola di IPAL sampai
memenuhi baku mutu standar berdasarkan keputusan Gubernur Jawa
Timur No. 61 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
107
kegiatan Rumah Sakit, oleh karena itu sebagai data primer untuk
mengetahui efektivitas kinerja IPAL, maka dilakukan pengujian
terhadap kualitas air limbah yang dihasilkan pada lokasi inletdan
outlet dari IPAL. Pengujian air limbah dilaksanakan tanggal 4
September 2012.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Air Limbah RSUD Dr. Muhammad Saleh
No Parameter Satuan Hasil Uji Standar Baku
Mutu*) Ket
Inlet Outlet
1 Ph -
6,1 6,7 6-9 QI/LKA/08
(Elektrometri)
2 BOD mg/L 80,60 11,85 30 APHA. 5210
B-1998
3 COD mg/L 234,5 42,11 80
QI/LKA/19
(Spektofotome
tri)
4 TSS mg/L 175,9 18,0 30 APHA. 2540
D-2005
5 Ammonia Bebas
(NH3) mg/L 0,018 0,025 0,1
APHA. 4500-
NH3 F-2005
6 Ortho Phospat (PO4) mg/L 3,875 13,03 2 SNI 19-2483-
1991
108
7 Phenol mg/L 0,255 0,028 0,01
QI/LKA/13
(Spektofotome
tri)
8 Deterjen (MBAS) mg/L 0,460 0,231 0,5
QI/LKA/26
(Methilen
Biru)
9 Klorin Bebas *) mg/L Tt 0,276 0,5 QI/LKA/50
10 Coli Tinja MPN/100 ml 1600 170 40000
QI/LKA/50
(Tabung
Ganda)
Sumber : Dokumen UKL-UPL Analisis Laboratorium PJT I Malang. 2012
Keterangan :
*) = Kep. Gub. No. 61 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi kegiatan Rumah Sakit.
Dari hasil analisa dapat terlihat hampir seluruh parameter uji
memenuhi baku mutu limbah cair untuk kegiatan Rumah Sakit di
Propinsi Jawa Timur berdasarkan Kep. Gub. No. 61 Tahun 1999
Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit. Namun
demikian untuk parameter orthophospat (PO4) dan Deterjen (MBAS)
sudah melebihi ambang batas, sehingga perlu untuk diperhatikan
dalam hal perbaikan kinerja IPAL.
109
3. Limbah Udara
Potensi cemaran udara adalah penurunan kualitas udara akibat emisi
dari operasional incinerator. Output emisi dari incinerator akan
disesuaikan agar memenuhi standar sesuai baku mutu berdasarkan
Keputusan Kapedal No. 03/BAPEDALDA/09/1995 yang meliputi
parameter minimal yaitu SO2, NO2, Total Partikulat, dan Opasitas.
Pengujian pada incinerator akan dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam
setahun.
Sistem insinerasi didesain untuk menghilangkan komponen organik
dan non organik dari sampah medis dengan kapasitas sebesar 1,0 푚 .
Incinerator yang digunakan mempunyai bagian utama seperti burner,
combustion chamber, blower, water spray / water scrubber, dan cerobong
asap. Pembersihan incinerator ini secara periodik dilakukan 2-3 hari
sekali.
Jumlah sampah medis yang dimusnakan dalam incinerator ini sesuai
dengan jumlah sampah medis yang ada sebanyak 80,4 kg per hari. Sisa
pembakaran (residu) sebesar 7-8 kg dari incinerator akan dibawa petugas
kebersihan ke TPA sesuai petunjuk teknis dari Badan Lingkungan Kota
Probolinggo.
Pengujian kualitas udara emisi dilakukan pada fasilitas incinerator
RSUD Dr. Muhammad Saleh pada tanggal 6 Oktober 2012 dengan
110
perulangan sebanyak 3 (tiga) kali mendapatkan hasil yang valid. Hasil
pengukuran menunjukkan semua parameter memenuhi baku mutu
berdasarkan Keputusan No. 03/BAPEDAL/09/1995. Namun demekian
perlu adanya pemasangan perlengkapan untuk meriduksi total partikulat
yang dihasilkan dari operasional incinerator dengan meninggikan
cerobong atau melengkapi incinerator dengan water scrubber serta
dilengkapi dengan lubang untuk memudahkan pengambilan uji emisi.
Tabel 4.7 Kualitas Udara Emisi Incenerator RSUD Dr. Muhammad Saleh
No PARAMETER Satuan Baku
Mutu*)
Hasil Uji
I II III Rerata
1 Sulfur Dioksida (SO2) mg/N푚 750 < 0,261 < 0,261 < 0,261 < 0,261
2 Nitrogen Dioksida (NO2) mg/푚 230 < 0,188 < 0,188 < 0,188 < 0,188
3 Total Partikulat mg/N푚 230 162,80 131,33 147,07 147,07
4 Opasitas % 20 15 15 15 15
Sumber : Dokumen UKL-UPL Analisis Laboratorium BBTKL-PPM
Surabaya, 2012
Keterangan :
*) = Keputusan Kabapedal No. 03/BAPEDAL/09/1995
Waktu Uji = jam 12.53-13.13 WIB.
RSUD Dr. Muhammad Saleh merupakan organisasi yang
bersifat sosio-ekonomi yang rentan terhadap isu lingkungan terkait
dengan limbah yang dihasilkan dari rumah sakit, oleh sebab itu RSUD
111
Dr. Muhammad Saleh dituntut untuk lebih peduli dan
bertanggungjawab terhadap lingkungannya. Ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan oleh RSUD Dr. Muhammad Saleh diantaranya :
1. RSUD Dr. Muhammad Saleh pernah mengalami kebanjiran sampai
masuk didalam ruangan seperti dilansir oleh TV9 dan dilansir oleh
Sindonews.com pada hari Kamis, 06 Juni 2013. Kedua pemilik berita
online itu mengabarkan terjadinya banjir di RSUD Dr. Muhammad
Saleh akibat hujan deras sehingga aktivitas rumah sakit nyaris lumpuh
dan pasien terpaksa bertahan di atas ruang pembaringan. Dari
peristiwa yang dikabarkan oleh kedua media tersebut dapat
disimpulkan RSUD Dr. Muhammad Saleh masih dibawah standart
yang telah ditentukan dikarenakan peristiwa tersebut berulang kali
setiap tahunnya pasti terjadi ketika musim penghujan, ketika banjir
masuk dalam ruangan rumah sakit secara otomatis limbah cair yang
dihasilkan dari rumah sakit akan tercampur sehingga sangat
membahayakan pasien, pengunjung, maupun pegawai rumah sakit.
RSUD Dr. Muhammad Saleh harus ada tindakan yang cepat
menangani hal itu sehingga tiap tahun tidak mengalami peristiwa
kebanjiran lagi.
2. Reputasi RSUD Dr. Muhammad Saleh memiliki nilai sangat tinggi,
aktivitas-aktivas yang dihasilkan dari rumah sakit yang dapat merusak
112
lingkungan hidup mengakibatkan citra dan reputasi RSUD Dr.
Muhammad Saleh jatuh. Butuh biaya besar untuk memulihkan citra
dan reputasi yang sudah rusak, apalagi saat ini perkembangan
teknologi sangat cepat. Akses informasi yang begitu mudah sehingga
secepat itu menyebar di masyarakat dan akan berakibat pada citra dan
reputasi rumah sakit, contohnya soal banjir yg terjadi didalam rumah
sakit.
3. RSUD Dr. Muhammad Saleh harus meningkatkan kualitasnya, hal ini
akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit.
Pihak rumah sakit harus membuat laporan mengenai lingkungan
dikarenakan laporan tersebut akan menjadi nilai tambah (value added).
sumah sakit bisa memanfaatkan media website atau media yang lain
untuk menyampaikan laporan kepada stakeholders.
4. Tumbuhnya lembaga swadaya masyarakat di tiap daerah, jika tidak
memperhatikan lingkungan secara optimal maka LSM tersebut akan
memprotes bila ditemukan dampak negatif terhadap lingkungan dan
masyarakat bahkan bisa membawa ke rana hukum.
top related