bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran...
Post on 31-Dec-2019
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di
Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa
Tengah dan SD Negeri Gendongan 02 yang terletak di Kecamatan Tingkir
Salatiga Jawa Tengah. Beberapa alasan peneliti menentukan subjek
penelitian karena keperluan peneliti itu sendiri dan memilih sekolah ini
didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses transportasi karena sekolah
yang akan diteliti tidak jauh dari pusat kota, selain itu juga waktu penulis
masih melakukan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri Mangunsari
03 penulis menemukan masalah minat belajar dan kemampuan komunikasi
siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
berangkat dari masalah yang ditemukan inilah maka penulis mencoba untuk
mengadakan penelitian sehingga diharapkan dapat menjadi pengalaman
baru.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pokok bahasan susunan bumi,
lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan lapisan bumi bagian luar di kelas V
SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02. Dalam penelitian
ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelas eksperimen adalah kelas V SD Negeri Mangunsari 03 yang berjumlah
37 siswa, sedangkan kelas kontrol adalah SD Negeri Gendongan 02
berjumlah 31 siswa. Rekapitulasi jumlah siswa kedua Sekolah Dasar tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut :
61
Tabel 4.1.
Data Siswa SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02
Sekolah Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 03 Salatiga V Eksperimen 19 12 31
Sekolah Dasar Negeri
Gendongan 02 Salatiga V Kontrol 17 20 37
Jumlah Keseluruhan 68
4.2. Hasil Uji Prasyarat Variabel Minat Belajar Siswa
4.2.1. Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa
Tabel 4.2.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengukuran
Awal Kelas
Eksperiment
Pengukuran
Awal Kelas
Kontrol
Pengukuran
Akhir Kelas
Eksperiment
Pengukuran
Akhir Kelas
Kontrol
N 37 31 37 31
Normal
Parametersa
Mean 89.0000 86.6129 89.9730 86.4516
Std. Deviation 6.36832 7.02698 7.15498 7.01826
Most
Extreme
Differences
Absolute .087 .099 .123 .103
Positive .081 .099 .095 .092
Negative -.087 -.078 -.123 -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .527 .552 .746 .576
Asymp. Sig. (2-tailed) .944 .921 .634 .894
a. Test distribution is Normal.
62
Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil uji
normalitas adalah sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran awal kelompok kelas eksperimen dengan teknik One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat
signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp.
Sig. 2-tailed) adalah 0,944 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi
normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P
> 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
S=P= 0,944. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P >
0,05 atau 0,944 > 0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai pengukuran awal
kelas eksperimen berdistribusi normal.
Gambar I
Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Eksperimen
Variabel Minat Belajar Siswa
63
2. Hasil pengukuran akhir kelompok kelas eksperimen dengan tehnik One
Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tampak tingkat signifikan
asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed)
adalah 0,634 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0
adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1
ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,634.
Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,634
> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas eksperimen
berdistribusi normal.
Gambar II
Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Eksperimen
Variabel Minat Belajar Siswa
3. Hasil pengukuran awal kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,921.
Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah
distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak
64
apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,921.
Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,921
> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran awal kelas kontrol
berdistribusi normal.
Gambar I
Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Kontrol
Variabel Minat Belajar Siswa
4. Hasil pengukuran akhir kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,894.
Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah
distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak
apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,894.
Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,894
> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas kontrol
berdistribusi normal.
65
Gambar II
Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Kontrol
Variabel Minat Belajar Siswa
4.2.2. Hasil Uji Homogenitas Variabel Minat Belajar Siswa
Tabel 4.3.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.014 1 66 .908
Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of
Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,908 > 0,05. Hal
tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya
maka semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau
2 -1 = 1, sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data 68 – 2 =
66).
66
4.2.3. Uji Deskriptif Variabel Minat Belajar Siswa
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden
berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor
(minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar
deviasi.
4.2.3.1.Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelas Eksperimen Variabel Minat Belajar Siswa.
Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal
kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif
dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat
pada tabel :
Tabel 4.4.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengukuran Awal
Kelas Eksperimen
37 77.00 102.00 89.0000 6.36832
Pengukuran Akhir
Kelas Eksperimen
37 76.00 103.00 89.9730 7.15498
Valid N (listwise) 37
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel 4.4
pengukuran awal kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37
siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 89,0000
dengan hasil pengukuran terendah 77,00 dan hasil pengukuran tertinggi
102,00. Sedangkan standar deviasinya sebesar 6,36832. Sedangkan untuk
pengukuran akhir kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37
siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran akhir sebanyak 89,9730
67
dengan hasil terendah 76,00 dan hasil tertinggi 103,00. Sedangkan standar
deviasinya 7.15498.
4.2.3.2. Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelas Kontrol Variabel Minat Belajar Siswa.
Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal
kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif
dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat
pada tabel :
Tabel 4.5.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pengukuran Awal
Kelas Kontrol
31 74.00 102.00 86.6129 7.02698
Pengukuran Akhir
Kelas Kontrol
31 74.00 98.00 86.3226 6.75469
Valid N (listwise) 31
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel
pengukuran awal kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 31 siswa
mempunya hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 86,6129 dengan hasil
terendah 74,00 dan hasil tertinggi 102,00. Sedangkan standar deviasinya
sebesar 7,02698. Sedangkan untuk pengukuran akhir kelas kontrol dengan
jumlah data (N) sebanyak 31 siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran
akhir sebanyak 86,3226 dengan hasil terendah 74,00 dan hasil tertinggi
98,00. Sedangkan standar deviasinya 6,75469.
68
4.2.4. Uji Hipotesis Variabel Minat Belajar Siswa
Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi
dengan perlakuan yang berbeda, kemudian angket minat diberikan kepada
kedua kelas tersebut dengan soal angket yang sama. Dari hasil
pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai angket untuk kedua
kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-test digunakan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Par Share
terhadap minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri
Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6.
Hasil Uji Hipotesis Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Eksperimen 37 89.9730 7.15498 1.17627
Kontrol 31 86.4516 7.01826 1.26052
Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean)
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 89,9730.
Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 86,4516. Hasil
tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan
(treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan(treatmen).
69
Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples
Test maka didapatkan hasil nilai t sebesar 2.039 dengan nilai probabilitas
0,045 berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share yang
diberikan pada kelas eksperimen signifikan, sehingga secara statistik dapat
dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda
memberikan pengaruh yang besar terhadap minat belajar siswa, baik siswa
kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol.
Tabel 4.7.
Hasil Uji Hipotesis Independent Samples Test
Nilai
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of
Variances
F .014
Sig. .908
t-test for Equality
of Means
T 2.039 2.042
Df 66 64.340
Sig. (2-tailed) .045 .045
Mean Difference 3.52136 3.52136
Std. Error Difference 1.72708 1.72410
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower .07313 .07743
Upper 6.96959 6.96529
70
Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai
sig (0,045) < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model
pembelajaran Think Pair Share mempengaruhi minat belajar ilmu
pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 03
diterima.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Minat Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan
diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model
pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
dengan pokok materi susunan bumi terhadap minat belajar siswa. Hasil
hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas V
SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal ini terbukti
berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang
signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,045. Dari hasil uji hipotesis
dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,045 menunjukkan hasil yang
signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran an Think Pair
Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan minat
atau motivasi dan menarik perhatian belajar siswa, sehingga berpengaruh
terhadap minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingkat probabilitas
0,005 > 0,045.
71
Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa
rata-rata nilai angket siswa kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dari pada
nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 89,9730
sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya 89,3226. Berdasarkan hasil
penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini ditunjukkan
dengan kenaikkan rata-rata jawaban angket siswa yang semakin
meningkat pada kelas kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730.
Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin tertarik, dan antusias
dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menggunakan
model Think Pair Share sehingga mereka menjadi semakin rajin dalam
belajar.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki
dampak positif untuk meningkatkan minat belajar dan kemampuan
komunikasi siswa. Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan
mengajari temanya yang kurang mampu dalam kelompoknya, sehingga
penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang
signifika terhadap minat elajar dan kemampuan komunikasi siswa. Hal
ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas
kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730.
72
4.4. Hasil Uji Prasyarat Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
4.4.1. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
Tabel 4.8.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 37 31
Normal Parametersa
Mean 65.2703 51.7419
Std. Deviation 7.77692 8.92550
Most Extreme
Differences
Absolute .210 .223
Positive .163 .223
Negative -.210 -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.275 1.239
Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .093
a. Test distribution is Normal.
Tabel di atas mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran
data. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
1. Nilai hasil observasi kelas eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat
signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5%
(Asyimp. Sig. 2-tailed) adalah 0,077 jika dirumuskan hipotesis H1
adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka
H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel
diatas menunjukkan bahwa S=P= 0,077. Berdasarkan perhitungan
peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,077 > 0,05 jadi H1
diterima. Artinya nilai kelas kelompok eksperimen berdistribusi
normal.
73
Gambar I
Diagram Hasil Observasi Kelas Eksperimen
Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
2. Nilai kelompok kelas kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan
asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp. Sig. 2-
tailed) adalah 0,093 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi
normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima
apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas
menunjukkan bahwa S=P= 0,093. Berdasarkan perhitungan peluang
kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,093 > 0,05 jadi H1 diterima.
Artinya nilai kelas kelompok kontrol berdistribusi normal.
74
Gambar II
Diagram Hasil Obsevasi Kelas Kontrol
Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
4.4.2. Uji Homogenitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
Tabel 4.9.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.968 1 66 .165
Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of
Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,165 > 0,05. Hal tersebut
mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka
semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau 2 -1 =
1, sedangkan df2 = jumlah data - jumlah kelompok data 68 – 2 = 66).
75
4.4.3. Uji Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden
berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor
(minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar
deviasi.
4.4.3.1. Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil kemampuan
komunikasi siswa adalah lembar observasi sebanyak 4 bagian karakter yang
di amati sebagai berikut : (1). kemampuan komunikasi verbal sebanyak 7
item indikator, (2). kemampuan komunikasi non verbal 6 item indikator, (3).
kemampuan komunikasi tertulis dibagi menjadi 3 bagian, yang pertama
sebanyak 4 item indikator, kedua sebanyak 4 item indikator, ketiga sebanyak
4 item indikator. (4). Kemampuan komunikasi mendengarkan dibagi
menjadi 2 bagian item sub indikator, yang pertama item indikator sebanyak
3 item indikator dan yang kedua item indikator sebanyak 2 item indikator.
Jadi item yang terdapat dalam lembar observasi kemampuan komunikasi
siswa sebanyak 67 item indikator.
Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil
deskriptif dapat lihat pada tabel :
Tabel 4.10.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kelas Eksperimen 37 38.00 75.00 65.2703 7.77692
Kelas Kontrol 31 38.00 70.00 51.7419 8.92550
Valid N (listwise) 31
76
Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel
kelompok kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37 siswa
mempunyai nilai kemampuan komunkasi rata-rata 65.2703 dengan nilai
terendah 38.00 dan nilai tertinggi 75.00, sedangkan standar deviasinya
sebesar 7.77692. Untuk kelompok kelas kontrol dengan jumlah data (N) 31
siswa mempunyai nilai kemampuan komunikasi rata-rata 51.7419 dengan
nilai terendah 38.00 dan nilai tertinggi 70.00, sedangkan data deviasinya
sebesar 8.92550.
4.4.4. Uji Hipotesis Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa
Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai
observasi untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-
test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Think Par Share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03
sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.11.
Group Statistics
Hasil Nilai Rata-Rata Observasi Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Eksperimen 37 65.2703 7.77692 1.27852
Kontrol 31 51.7419 8.92550 1.60307
Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean)
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 65.2703.
Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 51.7419. Hasil
77
tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan
(treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treatmen).
Tabel 4.12.
Independent Samples Test
Nilai
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F 1.968
Sig. .165
t-test for
Equality of
Means
T 6.679 6.598
Df 66 60.054
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 13.52833 13.52833
Std. Error Difference 2.02548 2.05047
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower 9.48434 9.42686
Upper 17.57233 17.62981
Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples Test
maka didapatkan hasil nilai t sebesar 6.679. dengan nilai probabilitas 0,000
berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang
diberikan pada kelas eksperimen sangat signifikan, sehingga secara statistik
dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda
memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan komunikasi siswa,
baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Hal ini dapat
dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai sig (0,000) < 0,05.
Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model pembelajaran Think Pair
78
Share (TPS) mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 03 diterima.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Komunikasi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan
diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam dengan pokok materi susunan bumi terhadap kemampuan komunikasi
siswa. Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi
siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal
ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan
hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,000. Dari hasil uji
hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukkan hasil
yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan
kemampuan komunikasi siswa dan menarik perhatian belajar siswa,
sehingga berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa yang
ditunjukkan dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,000.
79
Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa
rata-rata nilai observasi kemampuan komunikasi siswa kelas eksperimen
nilainya lebih tinggi dari pada nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas
eksperimen sebesar 65.2703 sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya
51.7419. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan hasil penelitian, maka
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini
ditunjukkan dengan kenaikkan rata-rata kemampuan komunikasi siswa
yang semakin meningkat pada kelas kontol 51.7419 dan kelas
eksperimen 65.2703. Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin
tertarik, dan antusias dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
(IPA) yang menggunakan model Think Pair Share sehingga mereka
menjadi semakin rajin dalam belajar.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki
dampak positif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa.
Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan mengajari
temanya yang kurang mampu dalam kelompoknya, sehingga
penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang sangat
signifikan terhadap kemampuan komunikasi siswa. Hal ini ditunjukkan
dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas kontol 51.7419 dan
kelas eksperimen 65.2703.
top related