bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran...

20
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa Tengah dan SD Negeri Gendongan 02 yang terletak di Kecamatan Tingkir Salatiga Jawa Tengah. Beberapa alasan peneliti menentukan subjek penelitian karena keperluan peneliti itu sendiri dan memilih sekolah ini didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses transportasi karena sekolah yang akan diteliti tidak jauh dari pusat kota, selain itu juga waktu penulis masih melakukan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri Mangunsari 03 penulis menemukan masalah minat belajar dan kemampuan komunikasi siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berangkat dari masalah yang ditemukan inilah maka penulis mencoba untuk mengadakan penelitian sehingga diharapkan dapat menjadi pengalaman baru. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pokok bahasan susunan bumi, lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan lapisan bumi bagian luar di kelas V SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02. Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas V SD Negeri Mangunsari 03 yang berjumlah 37 siswa, sedangkan kelas kontrol adalah SD Negeri Gendongan 02 berjumlah 31 siswa. Rekapitulasi jumlah siswa kedua Sekolah Dasar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian

Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di

Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Tengah dan SD Negeri Gendongan 02 yang terletak di Kecamatan Tingkir

Salatiga Jawa Tengah. Beberapa alasan peneliti menentukan subjek

penelitian karena keperluan peneliti itu sendiri dan memilih sekolah ini

didasarkan atas pertimbangan kemudahan akses transportasi karena sekolah

yang akan diteliti tidak jauh dari pusat kota, selain itu juga waktu penulis

masih melakukan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri Mangunsari

03 penulis menemukan masalah minat belajar dan kemampuan komunikasi

siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

berangkat dari masalah yang ditemukan inilah maka penulis mencoba untuk

mengadakan penelitian sehingga diharapkan dapat menjadi pengalaman

baru.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada

mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pokok bahasan susunan bumi,

lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan lapisan bumi bagian luar di kelas V

SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02. Dalam penelitian

ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas eksperimen adalah kelas V SD Negeri Mangunsari 03 yang berjumlah

37 siswa, sedangkan kelas kontrol adalah SD Negeri Gendongan 02

berjumlah 31 siswa. Rekapitulasi jumlah siswa kedua Sekolah Dasar tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut :

61

Tabel 4.1.

Data Siswa SD Negeri Mangunsari 03 dan SD Negeri Gendongan 02

Sekolah Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah

Siswa Laki-laki Perempuan

Sekolah Dasar Negeri

Mangunsari 03 Salatiga V Eksperimen 19 12 31

Sekolah Dasar Negeri

Gendongan 02 Salatiga V Kontrol 17 20 37

Jumlah Keseluruhan 68

4.2. Hasil Uji Prasyarat Variabel Minat Belajar Siswa

4.2.1. Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa

Tabel 4.2.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengukuran

Awal Kelas

Eksperiment

Pengukuran

Awal Kelas

Kontrol

Pengukuran

Akhir Kelas

Eksperiment

Pengukuran

Akhir Kelas

Kontrol

N 37 31 37 31

Normal

Parametersa

Mean 89.0000 86.6129 89.9730 86.4516

Std. Deviation 6.36832 7.02698 7.15498 7.01826

Most

Extreme

Differences

Absolute .087 .099 .123 .103

Positive .081 .099 .095 .092

Negative -.087 -.078 -.123 -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .527 .552 .746 .576

Asymp. Sig. (2-tailed) .944 .921 .634 .894

a. Test distribution is Normal.

62

Tabel 4.3 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data. Hasil uji

normalitas adalah sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran awal kelompok kelas eksperimen dengan teknik One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat

signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp.

Sig. 2-tailed) adalah 0,944 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi

normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P

> 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

S=P= 0,944. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P >

0,05 atau 0,944 > 0,05 jadi H1 diterima. Artinya nilai pengukuran awal

kelas eksperimen berdistribusi normal.

Gambar I

Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Eksperimen

Variabel Minat Belajar Siswa

63

2. Hasil pengukuran akhir kelompok kelas eksperimen dengan tehnik One

Sample Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tampak tingkat signifikan

asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed)

adalah 0,634 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal, dan H0

adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1

ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,634.

Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,634

> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas eksperimen

berdistribusi normal.

Gambar II

Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Eksperimen

Variabel Minat Belajar Siswa

3. Hasil pengukuran awal kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample

Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik

dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,921.

Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah

distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak

64

apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,921.

Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,921

> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran awal kelas kontrol

berdistribusi normal.

Gambar I

Diagram Hasil Pengukuran Awal Kelas Kontrol

Variabel Minat Belajar Siswa

4. Hasil pengukuran akhir kelompok kelas kontrol dengan tehnik One Sample

Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.2 tingkat signifikan asyiomotorik

dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,894.

Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah

distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak

apabila P < 0,05. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa S=P= 0,894.

Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,894

> 0,05. Jadi H1 diterima, artinya hasil pengukuran akhir kelas kontrol

berdistribusi normal.

65

Gambar II

Diagram Hasil Pengukuran Akhir Kelas Kontrol

Variabel Minat Belajar Siswa

4.2.2. Hasil Uji Homogenitas Variabel Minat Belajar Siswa

Tabel 4.3.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.014 1 66 .908

Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of

Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,908 > 0,05. Hal

tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya

maka semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau

2 -1 = 1, sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data 68 – 2 =

66).

66

4.2.3. Uji Deskriptif Variabel Minat Belajar Siswa

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden

berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor

(minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar

deviasi.

4.2.3.1.Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelas Eksperimen Variabel Minat Belajar Siswa.

Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal

kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif

dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat

pada tabel :

Tabel 4.4.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengukuran Awal

Kelas Eksperimen

37 77.00 102.00 89.0000 6.36832

Pengukuran Akhir

Kelas Eksperimen

37 76.00 103.00 89.9730 7.15498

Valid N (listwise) 37

Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel 4.4

pengukuran awal kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37

siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 89,0000

dengan hasil pengukuran terendah 77,00 dan hasil pengukuran tertinggi

102,00. Sedangkan standar deviasinya sebesar 6,36832. Sedangkan untuk

pengukuran akhir kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37

siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran akhir sebanyak 89,9730

67

dengan hasil terendah 76,00 dan hasil tertinggi 103,00. Sedangkan standar

deviasinya 7.15498.

4.2.3.2. Analisis Deskriptif Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelas Kontrol Variabel Minat Belajar Siswa.

Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil pengukuran awal

kelas eksperimen adalah sebanyak 28 soal angket. Analisis deskriptif

dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil deskriptif dapat lihat

pada tabel :

Tabel 4.5.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pengukuran Awal

Kelas Kontrol

31 74.00 102.00 86.6129 7.02698

Pengukuran Akhir

Kelas Kontrol

31 74.00 98.00 86.3226 6.75469

Valid N (listwise) 31

Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel

pengukuran awal kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 31 siswa

mempunya hasil rata-rata pengukuran awal sebanyak 86,6129 dengan hasil

terendah 74,00 dan hasil tertinggi 102,00. Sedangkan standar deviasinya

sebesar 7,02698. Sedangkan untuk pengukuran akhir kelas kontrol dengan

jumlah data (N) sebanyak 31 siswa mempunyai hasil rata-rata pengukuran

akhir sebanyak 86,3226 dengan hasil terendah 74,00 dan hasil tertinggi

98,00. Sedangkan standar deviasinya 6,75469.

68

4.2.4. Uji Hipotesis Variabel Minat Belajar Siswa

Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi

dengan perlakuan yang berbeda, kemudian angket minat diberikan kepada

kedua kelas tersebut dengan soal angket yang sama. Dari hasil

pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai angket untuk kedua

kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-test digunakan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Think Par Share

terhadap minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri

Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.6.

Hasil Uji Hipotesis Group Statistics

Kelas N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Nilai Eksperimen 37 89.9730 7.15498 1.17627

Kontrol 31 86.4516 7.01826 1.26052

Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean)

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 89,9730.

Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 86,4516. Hasil

tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan

(treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan(treatmen).

69

Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples

Test maka didapatkan hasil nilai t sebesar 2.039 dengan nilai probabilitas

0,045 berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share yang

diberikan pada kelas eksperimen signifikan, sehingga secara statistik dapat

dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda

memberikan pengaruh yang besar terhadap minat belajar siswa, baik siswa

kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol.

Tabel 4.7.

Hasil Uji Hipotesis Independent Samples Test

Nilai

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of

Variances

F .014

Sig. .908

t-test for Equality

of Means

T 2.039 2.042

Df 66 64.340

Sig. (2-tailed) .045 .045

Mean Difference 3.52136 3.52136

Std. Error Difference 1.72708 1.72410

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower .07313 .07743

Upper 6.96959 6.96529

70

Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai

sig (0,045) < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model

pembelajaran Think Pair Share mempengaruhi minat belajar ilmu

pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 03

diterima.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Minat Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan

diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model

pembelajaran Think Pair Share pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

dengan pokok materi susunan bumi terhadap minat belajar siswa. Hasil

hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas V

SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal ini terbukti

berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang

signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,045. Dari hasil uji hipotesis

dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,045 menunjukkan hasil yang

signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran an Think Pair

Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan minat

atau motivasi dan menarik perhatian belajar siswa, sehingga berpengaruh

terhadap minat belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingkat probabilitas

0,005 > 0,045.

71

Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa

rata-rata nilai angket siswa kelas eksperimen nilainya lebih tinggi dari pada

nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 89,9730

sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya 89,3226. Berdasarkan hasil

penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini ditunjukkan

dengan kenaikkan rata-rata jawaban angket siswa yang semakin

meningkat pada kelas kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730.

Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin tertarik, dan antusias

dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yang menggunakan

model Think Pair Share sehingga mereka menjadi semakin rajin dalam

belajar.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki

dampak positif untuk meningkatkan minat belajar dan kemampuan

komunikasi siswa. Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan

mengajari temanya yang kurang mampu dalam kelompoknya, sehingga

penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang

signifika terhadap minat elajar dan kemampuan komunikasi siswa. Hal

ini ditunjukkan dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas

kontol 89,3226 dan kelas eksperimen 89,9730.

72

4.4. Hasil Uji Prasyarat Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

4.4.1. Uji Normalitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

Tabel 4.8.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 37 31

Normal Parametersa

Mean 65.2703 51.7419

Std. Deviation 7.77692 8.92550

Most Extreme

Differences

Absolute .210 .223

Positive .163 .223

Negative -.210 -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.275 1.239

Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .093

a. Test distribution is Normal.

Tabel di atas mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran

data. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

1. Nilai hasil observasi kelas eksperimen dengan teknik One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat

signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5%

(Asyimp. Sig. 2-tailed) adalah 0,077 jika dirumuskan hipotesis H1

adalah distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka

H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel

diatas menunjukkan bahwa S=P= 0,077. Berdasarkan perhitungan

peluang kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,077 > 0,05 jadi H1

diterima. Artinya nilai kelas kelompok eksperimen berdistribusi

normal.

73

Gambar I

Diagram Hasil Observasi Kelas Eksperimen

Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

2. Nilai kelompok kelas kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikan

asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp. Sig. 2-

tailed) adalah 0,093 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi

normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima

apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel diatas

menunjukkan bahwa S=P= 0,093. Berdasarkan perhitungan peluang

kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,093 > 0,05 jadi H1 diterima.

Artinya nilai kelas kelompok kontrol berdistribusi normal.

74

Gambar II

Diagram Hasil Obsevasi Kelas Kontrol

Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

4.4.2. Uji Homogenitas Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

Tabel 4.9.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.968 1 66 .165

Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of

Homogeneity of Variances menunjukkan nilai Sig. 0,165 > 0,05. Hal tersebut

mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

sama. Angka levene statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka

semakin besar homogenitasnya (df1 = jumlah kelompok data - 1 atau 2 -1 =

1, sedangkan df2 = jumlah data - jumlah kelompok data 68 – 2 = 66).

75

4.4.3. Uji Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran responden

berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif meliputi skor

(minimum), skor tertinggi (maximum) dan rata-rata (mean) serta standar

deviasi.

4.4.3.1. Analisis Deskriptif Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Instrument yang digunakan untuk mengukur hasil kemampuan

komunikasi siswa adalah lembar observasi sebanyak 4 bagian karakter yang

di amati sebagai berikut : (1). kemampuan komunikasi verbal sebanyak 7

item indikator, (2). kemampuan komunikasi non verbal 6 item indikator, (3).

kemampuan komunikasi tertulis dibagi menjadi 3 bagian, yang pertama

sebanyak 4 item indikator, kedua sebanyak 4 item indikator, ketiga sebanyak

4 item indikator. (4). Kemampuan komunikasi mendengarkan dibagi

menjadi 2 bagian item sub indikator, yang pertama item indikator sebanyak

3 item indikator dan yang kedua item indikator sebanyak 2 item indikator.

Jadi item yang terdapat dalam lembar observasi kemampuan komunikasi

siswa sebanyak 67 item indikator.

Analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Hasil

deskriptif dapat lihat pada tabel :

Tabel 4.10.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Kelas Eksperimen 37 38.00 75.00 65.2703 7.77692

Kelas Kontrol 31 38.00 70.00 51.7419 8.92550

Valid N (listwise) 31

76

Pada tabel Deskriptif Statistics di atas dapat dilihat bahwa tabel

kelompok kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 37 siswa

mempunyai nilai kemampuan komunkasi rata-rata 65.2703 dengan nilai

terendah 38.00 dan nilai tertinggi 75.00, sedangkan standar deviasinya

sebesar 7.77692. Untuk kelompok kelas kontrol dengan jumlah data (N) 31

siswa mempunyai nilai kemampuan komunikasi rata-rata 51.7419 dengan

nilai terendah 38.00 dan nilai tertinggi 70.00, sedangkan data deviasinya

sebesar 8.92550.

4.4.4. Uji Hipotesis Variabel Kemampuan Komunikasi Siswa

Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai

observasi untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-test. T-

test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

Think Par Share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03

sebagai kelas eksperimen. Hasil T-test tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.11.

Group Statistics

Hasil Nilai Rata-Rata Observasi Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol

Kelas N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Nilai Eksperimen 37 65.2703 7.77692 1.27852

Kontrol 31 51.7419 8.92550 1.60307

Berdasarkan tabel Group Statistics didapat hasil rata-rata (mean)

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 65.2703.

Sedangkan nilai rata-rata (mean) siswa kelas kontrol sebesar 51.7419. Hasil

77

tersebut menunjukkan adanya pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan

(treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treatmen).

Tabel 4.12.

Independent Samples Test

Nilai

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's

Test for

Equality of

Variances

F 1.968

Sig. .165

t-test for

Equality of

Means

T 6.679 6.598

Df 66 60.054

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference 13.52833 13.52833

Std. Error Difference 2.02548 2.05047

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower 9.48434 9.42686

Upper 17.57233 17.62981

Dapat dilihat dengan uji pengaruh pada tabel Independent Samples Test

maka didapatkan hasil nilai t sebesar 6.679. dengan nilai probabilitas 0,000

berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang

diberikan pada kelas eksperimen sangat signifikan, sehingga secara statistik

dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda

memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan komunikasi siswa,

baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Hal ini dapat

dilihat pada tabel Independent Samples Test dengan nilai sig (0,000) < 0,05.

Jadi hipotesis yang menyatakan penggunaan model pembelajaran Think Pair

78

Share (TPS) mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa pada mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Mangunsari 03 diterima.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Komunikasi

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan

diuraikan deskripsi dan interpretasi data dianalis berdasarkan model

pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan

alam dengan pokok materi susunan bumi terhadap kemampuan komunikasi

siswa. Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share

(TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi

siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 03 (kelas eksperimen) pada mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pokok bahasan susunan bumi. Hal

ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan

hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,005 yaitu 0,000. Dari hasil uji

hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukkan hasil

yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan bahwa model pembelajaran Think

Pair Share (TPS) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan

kemampuan komunikasi siswa dan menarik perhatian belajar siswa,

sehingga berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi siswa yang

ditunjukkan dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,000.

79

Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada tabel bahwa

rata-rata nilai observasi kemampuan komunikasi siswa kelas eksperimen

nilainya lebih tinggi dari pada nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas

eksperimen sebesar 65.2703 sedangkan untuk kelas kontrol rata-ratanya

51.7419. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan hasil penelitian, maka

dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada mata pelajaran

ilmu pengetahuan alam yang telah diterima selama ini. Hal ini

ditunjukkan dengan kenaikkan rata-rata kemampuan komunikasi siswa

yang semakin meningkat pada kelas kontol 51.7419 dan kelas

eksperimen 65.2703. Hasil ini membuktikan bahwa siswa semakin

tertarik, dan antusias dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

(IPA) yang menggunakan model Think Pair Share sehingga mereka

menjadi semakin rajin dalam belajar.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share memiliki

dampak positif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa.

Siswa yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan mengajari

temanya yang kurang mampu dalam kelompoknya, sehingga

penggunaan model Think Pair Share mempunyai pengaruh yang sangat

signifikan terhadap kemampuan komunikasi siswa. Hal ini ditunjukkan

dengan kenaikan rata-rata angket siswa dalam kelas kontol 51.7419 dan

kelas eksperimen 65.2703.