bab iv hasil dan pembahasanrepository.ub.ac.id/1742/5/bab iv .pdf · 2017. 8. 28. · 49 bab iv
Post on 25-Dec-2020
22 Views
Preview:
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah singkat kota Denpasar
Nama Denpasar dapat bermaksud pasar baru, sebelumnya kawasan ini merupakan
bagian dari Kerajaan Badung, sebuah kerajaan yang pernah berdiri sejak abad ke-19, sebelum
kerajaan tersebut di tundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906, dalam sebuah
peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung. Denpasar pada mulanya adalah
pusat kerajaan Badung. Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat
pendidikan, pusat industri dan pusat pariwisata yang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu kecamatan
Denpasar Barat, kecamatan Denpasar Timur, kecamatan Denpasar Selatan, dan kecamatan
Denpasar Utara. Seperti dengan kota-kota lainnya di Indonesia, Kota Denpasar merupakan
ibukota propinsi yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta
pembangunan disegala bidang terus meningkat, yang memberikan pengaruh sangat besar
terhadap kota itu sendiri.
Pertumbuhan penduduk rata-rata 4,05% per tahun dan dibarengi pula lajunya
pertumbuhan pembangunan berbagai sektor, sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap kota Denpasar. Pada tanggal 15 januari 1992, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992
tentang Pembentukan Kota Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri
pada tanggal 27 Februari 1992. Kota Denpasar pada mulanya adalah sebuah taman, tapi ini
bukan sekedar taman. Ini taman kesayangan Raja Badung Kyai Jambe Ksatrya yang beristana
di Puri Jambe Ksatrya di Pasar Satria sekarang hingga ke utara. Taman ini dilengkapi dengan
tempat peraduan yang diperuntukan khusus bagi tamu-tamu yang datang dari luar Badung.
Karena terletak di utara pasar, taman itu diberi nama Taman Denpasar. Kata den dalam Bahasa
Bali memang berarti ‘utara’.
50
Pada tahun 1779 terjadi konflik antara Kyai Jambe Ksatrya dengan I Gusti Ngurah Rai.
Padahal, I Gusti Ngurah Rai tak lain orang kepercayaan Kyai Jambe Ksatrya, terutama dalam
hal permainan aduan ayam. Konflik ini berujung pada terbunuhnya Kyai Jambe Ksatrya. Pasca
terbununhnya Kyai Jambe Ksatrya, kekuasaan dilimpahkan kepada I Gusti Ngurah Made
Pemecutan. Pelimpahan kekuasaan kepada I Gusti Ngurah Made pemecutan menandai
berakhirnya kekuasaan Puri Jambe Ksatyra. Pasalnya, I Gusti Ngurah Made Pemecutan
mendirikan istana baru di Taman Denpasar. Istana baru itulah dinamai Puri Denpasar. I Gusti
Ngurah Made Pemecutan pun dinobatkan sebagai Raja Denpasar I.
4.1.2 Pola Kehidupan & Tradisi di Kota Denpasar
Kehidupan masyarakat Bali mewujudkan adanya suatu organisasi sosial yang mengikat
anggota masyarakat dalam suatu bentuk keterikatan pada banjar dan desa adat. sebagai bentuk
suatu penataan kehidupan yang berdasarkan pada adat dan agama, organisasi sosial ini mengikat
anggotanya dalam suatu ikatan pada aktivitas kegiatan adat dan agama, yang mewujudkan pola-
pola hubungan dalam bentuk interaksi, integrasi, partisipasi dan orientasi yang kuat pada unsur-
unsur pembentuknya. Banjar dan desa adat kemudian menjadi ciri khas dari kehidupan
masyarakat Bali khususnya yang beragama hindu, baik didesa ataupun di kota Denpasar.
Konsepsi Tri Hita Karana yang menjadi dasar dari pembentukan banjar dan desa adat,
mengacu pada pelaksanaan adat dan tujuan dari kehidupan beragama bagi masyarakat Bali, dan
merupakan ciri dari kehidupan masyarakat dalam kesatuan adat. Konsepsi ini memberi
penekanan pada terwujudnya nilai dan azas keseimbangan dalam kehidupan, untuk mencapai
tujuan agama, terciptanya kedamaian, dan tercapainya kesejahteraan hidup bagi umat manusia.
Hakekat dasar dari konsepsi ini adalah kesadaran manusia untuk mewujudkan azas
keseimbangan dalam kehidupannya, dengan wujud pola-pola hubungan yang seimbang antara
manusia dengan Tuhan-nya, dengan alam lingkungannya dan dengan sesamanya. Tiga wujud
pola hubungan yang disebut dengan Parhyangan, Palemahan, Pawongan : adalah manifestasi
dari kehidupan dunia dengan segala isinya yang dibedakan antara Bhuwana Agung dan
Bhuwana Alit. Dengan berlandaskan pada tujuan kehidupan beragama, yaitu menyatunya
Atman dengan Paramaatman, dalam suatu bentuk perciptaan hubungan yang serasi dengan nila
keseimbangan dari hubungan antara ketiga unsur tersebut pada kehidupan.
51
Dalam pelaksanaannya oleh masyarakat, konsepsi Tri Hita Karana diwujudkan dalam
bentuk pola penataan pekarangan, perwujudan simbol-simbol fisik keagamaan, berpola tingkah
laku berupacara dan berbagai penataan perilaku masyarakat untuk terciptanya keseimbangan
dan keteraturan sosial. Pada kenyataannya, dalam kehidupan masyarakat sebagai anggota banjar
dikota dimana heterogenitas masyarakat juga ikut berperan, maka berbagai aspek yang
menentukan keberadaan banjar juga mempengaruhi pola pelaksanaan konsepsi tersebut.
Perwujudan nilai dan pengembangan azas keseimbangan bagi kehidupan manusia, yang
berbentuk kesadaran akan hakekat kehidupan dengan melaksanakan persembahan yadnya dan
upacara oleh masyarakat sebagai anggota banjar dikota, berbeda bentuknya. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap status keanggotaan
banjar yang berlaku ditempat tinggal mereka, yang dibedakan atas anggota banjar adat dan
anggota banjar dinas. Disamping itu perbedaan perlakuan dan pelayanan pimpinan/petugas
banjar, pembatasan dalam sejumlah hak dan kewajiban, serta wujud penataan lingkungan yang
berbeda; menyebabkan adanya perbedaan bentuk pelaksanaan yadnya diantara sesama anggota
banjar. Juga ditemukan perbedaan pola interaksi sosial, partisipasi, integrasi dan orientasi
terhadap kerabat, pura, dan banjar sebagai bentuk fanatisme kelompok dilingkungan banjar
dalam bentuk 'banjarisme', antara penduduk asli dari banjar dengan penduduk pendatang dari
luar banjar. Kenyatan ini ditemukan pada kehidupan masyarakat sebagai anggota banjar dikota
Denpasar.
4.2 Lokasi Objek Penelitian
Lokasi objek penelitian berdasarkan peta persil kota Denpasar. Berdasarkan data, kota
Denpasar dibagi menjadi empat kecamatan, pada setiap kecamatan di ambil satu sampel pasar
yang mewakili setiap kecamatan dengan ketentuan pasar terbesar yang mencakup kecamatan
tersebut maka didapatkan sampel sebagai berikut:
Keterangan:
1. Pasar Poh Gading kecamatan Denpasar Utara
2. Pasar Nyagelan kecamatan Denpasar Selatan
3. Pasar Kerta waringin Sari kecamatan Denpasar Timur
4. Pasar Padang Sambian kecamtan Denpasar Barat
52
4.2.1 Lokasi Objek Penelitian Skala Makro
Peta Pembagian Kecamtan
Sumber: BAPPEDA Kota Denpasar, 2008-2027
1
3
4
2
Keterangan:
5. Pasar Poh Gading kecamatan Denpasar Utara
6. Pasar Nyagelan kecamatan Denpasar Selatan
7. Pasar Kerta waringin Sari kecamatan Denpasar Timur
8. Pasar Padang Sambian kecamtan Denpasar Barat
Keterangan:
1. Pasar Poh Gading
kecamatan
Denpasar Utara
2. Pasar Nyagelan
kecamatan
Denpasar Selatan
3. Pasar Kerta
waringin Sari
kecamatan
Denpasar Timur
4. Pasar Padang
Sambian
kecamtan
Denpasar Barat
Gambar 4.1
53
1
3
4
2
Peta Tata Ruang Kota Denpasar
Sumber: BAPPEDA Kota Denpasar, 2008-2027
Gambar 4.2
54
1.2.2 Lokasi Objek Penelitian Skala Meso
Peta Lingukan Pasar Poh Gading
Sumber: BAPPEDA
Peta Lingukan Pasar Nyagelan
Sumber: BAPPEDA
Peta Lingukan Pasar Kerta Waringin Sari
Sumber: BAPPEDA Peta Lingukan Pasar Padang Sambian
Sumber: BAPPEDA
Gambar 4.3 Gambar 4.4
Gambar 4.5 Gambar 4.6
Pasar Poh
Gading
Pemukiman
Pemukiman Lapangan
Kuburan
Tanah kososng
Tanah kososng
Pasar
Nyagelan
Pemukiman
Tanah Kosong
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pemukiman
Pasar Kerta
Waringin Sari Pura
Pemukiman
Tanah Kosong
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pasar Padang
Sambian
Tanah Kosong
55
Jika dilihat dari Konsep Sanga Mandala untuk orientasi pintu masuk terdapat dua pasar yang
memiliki pintu masuk di selatan tapak masing-masing, yaitu Pasar Poh Gading dan Pasar Kerta
Waringin Sari. Dimana kedua pasar tersebut menggunakan konsep Sanga Mandala berdasarkan
orientasi Gunung.
Mount
Konsep Sanga Mandala
menurut orientasi gunung
1 3
4
2
U
Gambar 4.7
1
Entrance
3
Entrance
4.2.3 Analisis Orientasi tapak (skala meso)
56
Jika dilihat dari Konsep Sanga Mandala untuk orientasi pintu masuk terdapat dua pasar
yang memiliki pintu masuk di Barat tapak masing-masing, yaitu Pasar Nyagelan dan Pasar
Padang Sambian. Dimana kedua pasar tersebut menggunakan konsep Sanga Mandala
berdasarkan orientasi terbit dan terbenamnya Matahari. Jadi dapat disimpulkan dari ke empat
sampel pasar terdapat dua pasar yang menggunakan konsep orientasi Gunung dan dua pasar
lainnya menggunakan konsep orientasi terbit dan terbenamnya Matahari.
U
Peta Lingukan Pasar Padang Sambian
Sumber: google maps
Peta Lingukan Pasar Nyagelan
Sumber: google maps
Konsep Sanga Mandala
menurut orientasi terbit dan
terbenamnya matahari.
1 3
4
2
2
Gambar 4.8
2 Entrance
4 Entrance
57
4.3 Pasar Poh Gading
Pasar Poh Gading (Denpasar Utara)
Pasar Poh Gading merupkan pasar yang terletak di kecamatan Denpasar Utara,
lebih tepatnya di Jln. Tunggul Ametung III No.20 Denpasar Utara. Pasar Poh Gading masih di
kategorikan pasar tradisional karena masih adanya proses tawar-menawar, bangunan terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,
buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain
itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Di sekitar lingkungan pasar Poh
Gading merupakan area pemukiman penduduk di bagian timur, di bagian utara masih terdapat
lahan kosong, di bagian selatan terdapat area pemukiman dan lap.sepak bola, dan pada bagian
barat masih terdapat area kososng dan pemukiman penduduk. Adapun kriteria pasar tradisional
diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 bab 2
pasal 4 yang berisi sebagai berikut :
A. Dimiliki, di bangun dan/atau di kelola oleh pemerintah daerah.
B. Transaksi di lakukan secara tawar menawar.
Peta Lingukan Pasar Poh Gading
Sumber: BAPPEDA
Gambar 4.9
Pasar Poh
Gading
Pemukiman
Pemukiman
Lapangan
Kuburan
Tanah kososng
Tanah kososng
58
C. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
D. Sebagain besar barang dan jasa yang di tawarkan berbahan baku lokal.
Deskripsi dan fasilitas yang ada pada pasar Poh Gading kec. Denpasar Barat
Pasar Poh Gading
Luas Tanah : 5.550 m²
Luas Bangunan : 3.545 m²
Tahun Pembuatan : 1999
Jumlah Tempat
Kios : 50
Los : 90
Pelataran : -
Pendapatan : Rp –
Alamat : Jln. Tunggul Ametung
IIIA no. 20
Desa/Kelurahan : Poh Gading
Kecamatan : Denpasar Barat
Suasana parkir Pasar
Suasana los didalam Pasar
Suasana Pura Melanting Pasar
Suasana Kios diluar Pasar
Suasana Pasar Poh Gading
Gambar 4.10
59
Lay out Pasar Poh Gading
Gambar 4.11
60
4.3.1. Analisis Pasar Skala Tapak
Pada analisis skala tapak aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi ruang, elemen
pembentuk ruang, tata letak bangunan, zonasi, organisasi, dan alur sirkulasi. Pada saat analisis
skala tapak akan dibagi menjadi tiga area yaitu, depan, tengah, dan belakang dikarenakan area
suci bisa terdapat diarea depan, tengah, maupun belakang tapak sesuai dari orientasi tapak
tersebut.
4.3.1.1 Jenis & Fungsi Ruang (skala tapak)
Pada bagian area depan tapak lebih ke area privat dimana terdapat bangunan Pura
Melanting dan area publik adalah bangunan Kantor Pengelola. Dan pura fungsi ruangnya
adalah untuk melakukan persembahyangan maupun ritual-ritual keagamaan yang
dilakukan di pasar Poh Gading. Sedangkan di area depan juga terdapat area publik
dimana terdapat area pintu masuk dan keluar yang jenis ruang sebegai ruang publik,
dimana di fungsikan sebagi area masuknya pengunjung maupun pengelola pasar.
Belakang Tengah Depan
61
Pada bagian area tengah tapak merupakan area publik atau area bangunan pasar. dimana
fungsi ruang pada tengah-tengah tapak adalah untuk mewadahi aktivitas penjual dan
pembeli dalam berinteraksi dalam porses transaksi jual-beli barang dan jasa.
Pada bagian belakang tapak merupakan area publik dan juga area privat dimana area
ruang publiknya adalah area parkir dan area privatnya adalah area Penunggu Karang.
Dimana fungsi ruang publik sebagai area parkir pengunjung pasar dan fungsi ruang
privatnya sebagai persembahyangan.
4.3.1.2 Elemen Pembentuk Ruang (skala tapak)
Pada bagian depan tapak elemen pembentuk ruang horisontal lantai yang terbentuk
dimana karena terdapat perbedaan ketinggian lantai antara area depan dan tengah tapak
dengan perbedaan ketinggian 3 meter. Material yang digunakan pada area depan dang
tengah tapak juga berbeda, pada area depan menggunakan paving sedangkan area tengah
menggunakan plesteran beton. Untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat dinding
sekitar 4m dari Kantor Pengelola yang mebatasi antara area depan dan tengah tapak.
Belakang Tengah Depan
62
Pada bagian tengah tapak elemen pembentuk ruang horisontal lantai yang terbentuk
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai dasar antara area tengah dan belakang tapak
dengan perbedaan ketinggian sekitar 4m. namun material yang digunakan sama yaitu
paving, tetapi pada area los menggunakan material yang berbeda yaitu plesteran beton.
Untuk elemen pembentuk ruang vertikal dimana terdapat kolom-kolom setinggi 6m dari
los dan dinding-dinding dari kios yang membatasi area tengah dan belakang tapak.
Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertikal
Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertikal
63
Pada bagian belakang tapak elemen pembentuk ruang horisontal lantai yang terbentuk
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai dasar antara area belakang dan tengah tapak
sekitar 45 cm dengan jalan eksisting sekitar 20 cm. untuk material yang digunakan juga
berbeda pada area los menggunakan plesteran beton sedangkan pada area kios
menggunakan material yang sama yaitu paving. Tidak ada elemen pembentuk ruang
vertikal karena pada area belakang lebih difungsikan sebagai area parkir.
4.3.1.3 Tata Letak Ruang (skala tapak)
Pada bagian depan tapak merupakan area privat dimana terletak area suci di sebalah
timur laut tapak. Dimana pada area depan juga terdapat area publik pada area kantor
pengelola.
Belakang Tengah Depan
Kantor
Pura
Keterangan:
Elemen
horisontal lantai
64
Pada bagian tengah merupakan area publik dimana peletakan area banguanan pasar atau
pusat berinteraksinya para pedagang dan pembeli.
Pada area belakang tapak meruapakan area publik dimana perletakan area parkir juga
diletakan di area belakang tapak karena dibelakang terdapat pintu masuk pasar. Untuk
area privat adalah terdapat area Pengunggu Karang sebagai tempat persembahyangan.
Belakang Tengah Depan
Bangunan
pasar
Keterangan:
65
4.3.1.4 Zonasi
Pada area depan tapak terdapat area privat dan area publik, dimana area privatnya adalah
area Pura sedangkan area publiknya adalah pintu masuk ke area tapak.
Pada area tengah tapak merupakan area publik, dimana area tengah-tengah tapak
merupakan area aktivitas pasar atau areanya para pedagang dan penjual berinteraksi.
Pada area belakang tapak merupakan area publik dan area privat, dimana area publiknya
yaitu area parkir yang terletak dibelakang tapak dan area privatnya yaitu area Penunggu
Karang.
Belakang Tengah Depan
Parkir
Pura
Keterangan:
66
4.3.1.5 Organisasi Ruang
Organisasi ruang pasar Poh Gading
Belakang Tengah Depan
Kantor
Basement
Entyr
Keterangan :
Pura
Exit
Zona privat
Zona publik
Keterangan:
Diagram 4.1
Utama
Madya
Nista
67
Pada organisasi ruang pasar Poh Gading jika dilihat dengan Konsep Sanga Mandala
bangunan untuk bangunan area pasar sudah terlihat sesuai dengan konsep Sanga Mandala
karena terletak di tengah-tengah tapak atau area “madya” dimana area tersebut merupakan area
yang di khususkan untuk area aktivitas. Sementara untuk Bangunan Gudang seharusnya di
letakan di tengah-tengah bukan di area belakang, jika dilihat secara umum dan skala tapak Pasar
Poh Gading sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
4.3.1.6. Alur Sirkulasi
Pura
Area parkir
Entry
Pasar los sayur,buah,bumbu,bunga,
daging
sampah
Kios makanan, sembako, dan kaos
Gudang
Wantilan
Lt. 1
Keterangan :
Utama
Madya
Nista
68
Pada pasar Poh Gading karean terdapat dua pintu masuk yaitu dibagian selatan dan barat
tapak. Analisis awal pola sirkulasi dari pasar Poh Gading dimana alur sirkulasi masuk dari
selatan tapak berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan untuk pintu masuk yang berada di
bagian barat tapak bergerak searah dengan jarum jam.
Etrance
Keterangan:
Area Parkir
69
4.3.2. Analisis Pasar Skala Bangunan
Pada analisis skala tapak aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi bangunan,
elemen pembentuk bangunan, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan.
4.3.2.1 Jenis dan Fungsi Ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan terdapat bangunan :
1. Bangunan Pura Melanting merupakan pura yang bersifat fungsional sebagai tempat
dari pemujaan Bhatari Melanting. Bhatari Melanting merupakan manifestasi dari
Dewa Kwera atau dalam kepercayaan umat Hindu adalah Dewanya Uang yang di
Bali lebih dikenal dengan sebutan Bhatari Rambut Sedana. Dimana yang berwujud
sebagai Bhatari Melanting adalah Ida Ayu Subawa yaitu putri dari Dang Hyang
Nirata yang telah berubah wujud . jenis ruangnya adalah ruang privat dan fungsi
ruangnya di fungsikan sebgai tempat persembahyangan dan juga menggelar upacara
keagamaan yang bersangkutan dalam pasar.
2. Kantor Pengelola merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu profesi pekerjaan.
Jenisnya adalah bangunan publik dimana difungsikan sebagai tempat untuk
mengelola pasar baik dari segi administrative ataupun dalam bentuk pegawasan pada
Pasar Poh Gading.
Key plan
Key plan
70
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan basement merupakan bangunan yang difungsikan untuk menampung
kendaraan pengunjung dibawah lantai dasar/tanah. Jenis bangunannya adalah
bangunan publik.
Key plan
71
2. Bangunan Kios C&D yang berada di atas area basement merupakan bangunan kios
yang khusus menjual produk makanan siap saji. Dimana jenis ruangnya adalah
publik.
3. Bangunan Kios A&B yang berada di belakang bangunan Kios C&D merupakan
bangunan kios yang khusus memasarkan produk sembako saja. Dimana jenis
ruangnya adalah publik.
Key plan
Key plan
72
4. Bangunan KiosE,F&G yang berada dibelakang kantor pengelola merupakan
bangunan yang khusus memasarkan produk kaos-kaos dan semacamnya. Dimana
jenis ruangnya adalah publik.
5. Bangunan los D yang berada di sebelah bangunan kios C&D merupakan bangunan
yang khusus memasarkana produk buah-buahan. Dimana jenis ruangnya adalah
publik.
Key plan
Key plan
73
6. Bangunan los F yang berada di sebelah bangunan los D merupakan bangunan yang
khusus memasarkan produk bunga. Dimana jenis ruangnya juga publik.
Key plan
74
7. Bangunan los E yang berada di sebelah bangunan los F merupakan bangunan yang
khusus memasarkan produk sayur-mayur. Dimana jenis ruangnya adalah ruang
publik.
8. Bangunan los C yang berada di sebelah bangunan los F merupakan bangunan los
basah yang khusus memasrkan produk ikan. Dimana jenis ruangnya adalah
bangunan publik.
9. Bangunan los B yang berada di sebelah los C&E merupakan los basah yang khusus
memasarkan produk daging. Dimana jenis ruang adalah ruang publik.
Key plan
Key plan
Key plan
75
10. Bangunan Los A yang berada di sebelah los B,E,F,&D merupakan los yang khusus
memasarkan produk bumbu-bumbu masakan. Dimana jenis ruangnya adalah ruang
publik.
Key plan
76
11. Bangunan Wantilan Desan Pekraman merupakan bangunan yang difungsikan
sebegai tempat berkumpulnya para warga Desa Pekraman Poh Gading, karena
masuk ke area pasar bangunan ini berjenis bangunan publik.
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Banguna Gudang yang berada di belakang tapak yang difungsikan sebagai tempat
penyimpaan barang-barang dari pasar Poh Gading. Jenis ruangnya adalah bangunan
publik.
Key plan
Key plan
77
2. Banguna Penunggu Karang yang terletak disebelah bangunan gudang merupakan
bangunan yang berfungsi untuk menjaga dan melindungi seluruh bangunan dan hal-
hal lain yang berada di dalam area pasar. dimana jenis ruangnya adalah privat.
4.3.2.2 Elemen Pembentuk Ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan terdapat bangunan:
1. Bangunan pura Melanting yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian antara lantai dasar dengan pura, perbedaan
material lantai yang digunakan lantai dasar menggunakan paving dan pada pura
menggunakan batu bata merah. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas pada
bangunan pura tedapat pada penutup atap yang kerucut. Sedangkan elemen
pembentuk ruang yang vertikal terdapat dinding pagar setinggi 2m yang
mengelilingi pura dan sekaligus menjadi pembatas antara pura dengan kantor
pengelola, Pura dengan halaman pasar.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Key plan
78
2. Bangunan Kantor Pengelola yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 60cm antara lantai dasar
dengan lantai yang ada pada bangunan kantor, perbedaan material yang digunakan
bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti material yang
digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di dalam kantor
adalah keramik. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas terdapat elemen
penutup atap berupa atap perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal
pada bangunan kantor terdapat dinding satu lantainya setinggi 4m yang menutupi
seluruh bangunan kantor yang membatasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Basement yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
karena terdapat perbedaan ketingian lantai antara lantai besement dengan jalan
sekitar 20cm. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan Basement
menggunakan plesteran beton, sedangkan pada area jalan menggunakan aspal.
Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas padqa bangunan Basement
menggunakan atap datar dari dack beton. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang
vertikal terdapat dinding dan kolom setinggi 3,50m yang membatasi bangunan
Basement dengan area tanah karena terletak dibawah.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
79
2. Bangunan Kios C&D yang merupakan bangunan khusus produk makanan yang
memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan
ketinggian lantai antara area bangunan kios dengan halaman pasar sekitar 10cm.
Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan kios menggunakan keramik
dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk ruang
horisontal atas bangunan kios menggunakan atap dengan bentuk perisai. Sedangkan
untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat dinidng setinggi 3,40m yang
membatasi antara kios satu dengan kios yang lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
80
3. Bangunan Kios A&B yang merupakan bangunan kios yang khusus memasarkan
produk sembako yang merupakan bangunan khusus produk makanan yang memiliki
elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian
lantai antara area bangunan kios dengan halaman pasar sekitar 20cm. Material yang
digunakan juga berbeda pada bangunan kios menggunakan keramik dan pada
halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas
bangunan kios menggunakan atap dengan bentuk perisai. Sedangkan untuk elemen
pembentuk ruang vertikal terdapat dinidng pembatas setinggi 3,40m yang membatasi
antara kios satu dengan kios yang lainnya.
4. Bangunan Kioa E,F&G yang merupakan bangunan yang khusus memasarkan produk
kaos-kaos yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat
perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan kios dengan halaman pasar sekitar
20cm. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan kios menggunakan
keramik dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas bangunan kios menggunakan atap dengan bentuk perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat dinidng pembatas
setingi 3.40m yang membatasi antara kios satu dengan kios yang lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
81
5. Bangunan los D yang merupakan bangunan yang khusus memasarkana produk
buah-buahan yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena
terdapat perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar
sekitar 3m. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan
plesteran beton dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen
pembentuk ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk
perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom
setinggi 6m yang membatasi area los buah-buahan dengan los lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
82
6. Bangunan los F yang merupakan bangunan yang khusus memasarkan produk bunga.
yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan
ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar sekitar 3m.
Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan plesteran
beton dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom setinggi
6m yang membatasi area los bunga dengan los lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
83
7. Bangunan los E yang merupakan bangunan yang khusus memasarkan produk sayur-
mayur yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat
perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar sekitar
3m. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan
plesteran beton dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen
pembentuk ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk
perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom
setinggi 6m yang membatasi area los sayur-mayur dengan los lainnya.
8. Bangunan los C yang merupakan bangunan los basah yang khusus memasrkan
produk ikan yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena
terdapat perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar
sekitar 3m. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan
plesteran beton dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen
pembentuk ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk
perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom
setinggi 6m yang membatasi area los ikan dengan los lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
84
9. Bangunan los B yang merupakan los basah yang khusus memasarkan produk daging
yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan
ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar sekitar 3m.
Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan plesteran
beton dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom setinggi
6m, dan dinding kaca yang membatasi area los daging dengan los lainnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
85
10. Banguna los A yang merupakan los yang khusus memasarkan produk bumbu-bumbu
masakan yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat
perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan los dengan halaman pasar sekitar
3,45m. sedangkan antaran los A dengan los B,C,D,E,&F turun sekitar 35cm.
Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan los menggunakan plesteran
beton dan pada halaman pasar menggunakan paving, tetapi antara los A,B,C,D,E,&F
menggunakn material yang sama yaitu plesteran beton. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas bangunan los menggunakan atap dengan bentuk perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom setinggi
6m yang membatasi area los daging dengan los lainnya.
11. Bangunan Wantilan Desan Pekraman yang merupakan bangunan untuk
berkumpulnya warga yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
karena terdapat perbedaan ketinggian lantai antara area bangunan Wantilan dengan
halaman pasar area belakang sekitar 80cm. Material yang digunakan juga berbeda
pada bangunan wantilan menggunakan keramik dan pada halaman pasar
menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas bangunan
Wantilan menggunakan atap dengan bentuk limas. Sedangkan untuk elemen
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
86
pembentuk ruang vertikal terdapat kolom-kolom stetinggi 3cm yang membatasi area
bangunan Wantilan dengan bangunan los.
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Banguna Gudang yang merupakan tempat penyimpanan barang yang memiliki
elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian
lantai antara area bangunan Gudang dengan halaman pasar area belakang sekitar
30cm. Material yang digunakan juga berbeda pada bangunan Gudang menggunakan
keramik dan pada halaman pasar menggunakan paving. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas bangunan Gudang menggunakan atap dengan bentuk perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat dinding-dinding
setinggi 4m yang membatasi area bangunan Gudang dengan bangunan los dan kios.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
87
2. Banguna Penunggu Karang yang meupakan bangunan persembahyangan yang
memiliki elemen pembentuk ruang horisontal bawah dimana terdapat perbedaan
ketinggian antara lantai dasar dengan Penunggu Karang sekitar 15cm. Perbedaan
material lantai yang digunakan lantai dasar pada halaman parkir belakang
menggunakan paving sedangkan pada Penunggu Karang menggunakan batu alam.
Untuk elemen pembntuk ruang horisontal atas pada bangunan Penunggu Karang
terdapat penutup atap kerucut. Sedangkan elemen pembentuk vertikal pada banguna
Penunggu Karang terdapat pagar setinggi 2.8m yang membatasi area pura dengan
bangunan Gudang dimana pagar pembatas bermaterialkan batu alam.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
88
4.3.2.3 Tata Letak Bangunan (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Pura Melanting pada tapak terletak di sebelah Timur Laut tapak. Dalam
Konsep Sanga mandala area suci terletak di Utara dan Timur pada tapak, pada kasus
ini area suci sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
2. Bangunan Kantor Pengelola pada tapak terletak di area depan dikarenakan untuk
memudahkan akes pengelola mengawasi kegiatan pasar dan hal-hal lain. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak, namun area
kantor sudah mendekati area tengah tapak. Pada kasus ini area kantor sudah sesuai
dengan konsep Sanga Mandala.
Belakang Tengah Depan
Kantor
Pura
Keterangan:
89
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Basement pada tapak terletak di tengah tapak namun dibawah area pasar dan masih
mencakup area depan tapak. Dalam konsep Sanga Mandala dimana area pintu masuk
di letakan di area Selatan atau Barat pada tapak dan harus berdekatan dengan area
zona parkir. Dalam kasus ini area parkir basement sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
2. Bangunan Kios C&D pada tapak terletak di atas area basement dan ditengah-tengah
tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak
atau biasa disebut “natah”. Dan bangunan Kios C&D sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
3. Bangunan Kios A&B pada tapak terletak di atas area basement dan ditengah-tengah
tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak
atau biasa disebut “natah”. Dan bangunan Kios A&B sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
Belakang Tengah Depan
3
3
2
2
1
90
4. Bangunan Kioa E,F&G pada tapak terletak di atas area basement dan ditengah-
tengah tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah
tapak atau biasa disebut “natah”. Dan bangunan Kios E,F&G sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
5. Bangunan los D pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los D sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
6. Bangunan los F pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los F sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
7. Bangunan los E pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los E sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Belakang Tengah Depan
7 6 5
4
4
4
91
8. Bangunan los C pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los C sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
9. Bangunan los B pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los B sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
10. Bangunan Los A pada tapak terletak di tengah-tengah tapak dibagian selatan. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau biasa
disebut “natah”. Dan bangunan los A sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
11. Bangunan Wantilan Desan Pekraman terletak di tengah-tengah tapak dibagian barat.
Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau
biasa disebut “natah”. Dan bangunan wantilan sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
Belakang Tengah Depan
11
10
9 8
92
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Gudang pada tapak terletak di belakang tapak di bagian Barat laut tapak.
Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak atau
biasa disebut “natah”. Dan bangunan Gudang masih belum sesuai dengan konsep
Sanga Mandala karena masih terletak dibelakang tapak.
2. Bangunan Penunggu Karang pada tapak terletak di area Barat laut dari tapak sesuai
dengan pengertiannya sendiri dimana yang biasa di letekan pada posisi “teben” jika
yang di anggap “hulu” adalah sanggah Kemulan, kurang lebih berada disisi barat
laut pada tapak/bangunan. Dimana bangunan ini meruapan bangunan sakral (suci)
dan bangunan ini memiliki fungsi pelindung, penjaga, wakil dan pengasuh bangunan
beserta isi dari tapak keseluruhan. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak
di utara dan timur pada tapak, dalam kasus ini kareana sesuai dengan fungsinya
perletakan Sanggah sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Belakang Tengah Depan
1 2
93
4.3.2.4 Orientasi Bangunan
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bungan Pura melanting yang terletak di sebalah Timur Laut pada tapak berorientasi
ke arah Utara-Selatan. Sesuai dengan konsep Sangan Mandala orientasi bangunan
pura adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Pura disini berorientasi ke arah
Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan pura sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
2. Bangunan Kantor Pengelola yang terletak di sebalah Timur tapak pada area depan
berorientasi Utara-selatan dan pintu masuk berada di Selatan dan Barat bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari analsis banguan
Kantor Pengelola sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Key plan
94
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Basement yang terletak di bagian tengah tapak berorientasi Utara-Selatan namun
memiliki pintu masuk di dua sisi yaitu di Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep
Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke
bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari analsis bangunan basement belum
sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena masih terdapat pintu masuk yang
terletak di bagian Timur bangunan.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
95
2. Bangunan Kios C&D yang terletak di bagian tengah tapak berorientasi Utara-
Selatan namun memiliki pintu masuk di dua sisi yaitu di Utara dan Selatan bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari analsis bangunan
belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena masih terdapat pintu masuk
yang terletak di bagian utara bangunan.
3. Bangunan Kios A&B yang terletak di bagian tengah tapak berorientasi Utara-Selatan
namun Kios B memiliki pintu masuk di dua sisi yaitu di Utara dan Selatan bangunan,
sedangkan Kios A memiliki pintu masuk di bagia Selatan bangunan. Dalam konsep
Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke
bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari analsis bangunan B belum sesuai
dengan Konsep Sanga Mandala karena masih terdapat pintu masuk yang terletak di
bagian Utara bangunan. Dan bangunan A sudah sesuai dengan Konsep Sanga
Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
96
4. Bangunan Kioa E,F&G yang terletak di tengah tapak pada Kios F&G bangunan
berorientai ke Timur-Barat dan memiliki pintu masuk di bagian Barat bangunan. Dan
bangunan E berorientasi ke arah Utara-Selatan dan memiliki pintu masuk di bagian
Selatan bangunan. Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di
letakan maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari
analsis bangunan E,F,&G sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Key plan
97
5. Bangunan los D yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los D memilki
pintu masuk dua, yaitu dari sebelah Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan los D ada yang memiliki peletakan pintu
di bagian Timur bangunan, bangunan los D belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
6. Bangunan los F yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los F memilki
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
98
pintu masuk dua, yaitu dari sebelah Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan los F ada yang memiliki peletakan pintu
di bagian Timur bangunan, bangunan los F belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
7. Bangunan los E yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los E memilki
pintu masuk dua, yaitu dari sebelah Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan los E ada yang memiliki peletakan pintu
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
99
di bagian Timur bangunan, bangunan los E belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
8. Bangunan los C yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los C memilki
pintu masuk dua, yaitu dari sebelah Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan losC ada yang memiliki peletakan pintu
di bagian Timur bangunan, bangunan losC belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Key plan
100
9. Bangunan los B yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los B memilki
pintu masuk dua, yaitu dari sebelah Timur dan Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan los B ada yang memiliki peletakan pintu
di bagian Timur bangunan, bangunan los B belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
10. Bangunan los A yang terletak di tengah-tengah tapak yang memiliki satu atap dengan
los B,C,D,E, dan F dan bangunan berorinentasi Timur-Barat. Dan los A memilki
pintu masuk di ke empat sisi bangunan, yaitu dari sebelah Utara, Timur, Barat, dan
Selatan bangunan. Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
101
letakan maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Karena bangunan
los A memilik ke empat pintu masuk yang berada di Utara, Timur, Barat, dan Selatan
bangunan, maka bangunan los A belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
11. Bangunan Wantilan Desan Pekraman yang terletak di tengah-tengah tapak bagian
bagian barat tapak berorientasi Utara-selatan dengan pintu masuk di bagian selatan
bangunan. Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan
maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Dari analisis diatas
bangunan Wantilan sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Gudang yang terletak di sebelah Barat Laut dari tapak berorientasi Utara-
Selatan dan memiliki pintu masuk di bagian Selatan bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Key plan
102
Selatan dan Barat tapak. Dari analsis diatas bangunan Gudang sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
2. Bangunan Penunggu Karang yang terletak di sebelah Timur Laut dari tapak
berorientasi ke arah Utara-Selatan. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak
di utara dan timur pada tapak, namun Penunggu Karang mempunyai perletakannya
sendiri pada tapak, yaitu terletak di area Barat laut dari tapak sesuai dengan
pengertiannya sendiri dimana yang biasa di letekan pada posisi “teben” jika yang di
anggap “hulu” adalah sanggah Kemulan, kurang lebih berada disisi barat laut pada
tapak/bangunan. Dari analisis diatas bangunan Pengunggu Karang sudah sesuai
dengan konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Key plan
103
4.3.2.5 Sintesis Pasar Poh Gading skala Tapak & Bangunan
Skala Tapak
Tabel 4.1 Hasil dari Analisis Pasar Poh Gading skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
sirkulasi
Pintu Barat berlawanan dengan arah jaru jam 1
1
Total 10
Pada Pasar Poh Gading Kec. Denpasar Utara untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam
tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang di mana menggunakan kombinasi Satu. Dari
total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di presentasekan
bangunan Pasar Poh Gading dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 100%.
Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala tapak seseuai dengan
konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi, dan alur sirkulasi pada
pasar Poh Gading sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.2 Hasil dari Analisis Pasar Poh Gading skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No. Nama
Bangunan
Jenis
&
fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi Pintu
Masuk
Nilai
1. Pura
Melanting
Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Kantor
Pengelola
Area
publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
104
No. Nama
Bangungan
Jenis
&
fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi Pintu
Masuk
Nilai Total
3. Basement Area
publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Selatan & Barat 1 3
4. Kios C&D Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara&Selatan 0 4
5. Kios A&B Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 (A) Selatan
(B)Utara&Selatan
(A) 1
(B) 0
5
6. Kios
E,F,&G
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 9
7. Los D Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
8. Los F Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
9. Los C Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
10. Los B Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
11. Los A Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Timur,Barat,
& Selatan
0 2
12. Wantilan Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
13. Gudang Area
publik
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 0
14. Penunggu
Karang
Area
suci
Barat laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
Total 43
Pada Pasar Poh Gading Kec. Denpasar Utara untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam
tata ruang pasar skala bangunan memiliki point 43. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di
peroleh dalam skala bangunan adalah 51, jika di presentasekan bangunan Pasar Poh Gading
dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 84%. Dari hasil analisis
menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga
Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak bangunan, orientasi bangunan, dan orientasi pintu
masuk pada pasar Poh Gading sudah menerapakan konsep Sanga Mandala sebesar 84%.
105
4.4 Pasar Nyagelan
Pasar Nyagelan ( Denpasar Selatan )
Pasar Nyagelan merupkan pasar yang terletak di kecamatan Denpasar Selatan, lebih tepatnya di
Jln. Tukad Pakerisan Desa Panjer, Denpasar Selatan. Pasar Nyagelan masih di kategorikan pasar
tradisional karena masih adanya proses tawar-menawar, bangunan terdiri dari kios-kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah,
sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada
pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Di sekitar lingkungan pasar nyagelan
merupakan pertokan dan ruko-ruko dimana pada dimana hanya tedapat tanah kosong pada
bagian utara, pada bagian timur pertokoan dan warung-warung, pada bagian selatan pertokoan,
dan pada bagian barat juga terdapat pertokoan. Adapun kriteria pasar tradisional diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 bab 2 pasal 4 yang
berisi sebagai berikut :
A. Dimiliki, di bangun dan/atau di kelola oleh pemerintah daerah.
B. Transaksi di lakukan secara tawar menawar.
C. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
Peta Lingukan Pasar Nyagelan
Sumber: BAPPEDA
Gambar 4.12
Pasar
Nyagelan Pemukiman
Tanah Kosong
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pertokoan
Pemukiman
106
D. Sebagain besar barang dan jasa yang di tawarkan berbahan baku lokal.
Deskripsi dan fasilitas yang ada pada pasar Nyagelan kec. Denpasar Selatan
Pasar Nyagelan
Luas Tanah : 4.250 m²
Luas Bangunan : 3.016 m²
Tahun Pembuatan : 1995
Jumlah Tempat
Kios : 45
Los : 149
Pelataran : -
Pendapatan : Rp –
Alamat : Jln. Tukad Pakerisan
No. 55A
Desa/Kelurahan : Panjer
Kecamatan : Denpasar Selatan
Suasana Pasar Nyagelan Gambar 4.13
Suasana pintu masuk pasar Suasana kios diluar pasar
Suasana Los didalam Pasar Suasana Pura Melanting Pasar
107
Lay Out Pasar Nyagelan Gambar 4.14
108
4.4.1 Analisis Pasar Skala Tapak
Pada analisis skala tapak aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi ruang, elemen
pembentuk ruang, tata letak bangunan, zonasi, organisasi, dan alur sirkulasi. Pada saat analisis
skala tapak akan dibagi menjadi tiga area yaitu, depan, tengah, dan belakang dikarenakan area
suci bisa terdapat diarea depan, tengah, maupun belakang tapak sesuai dari orientasi tapak
tersebut.
4.4.1.1 Jenis dan fungsi ruang (skala tapak)
Pada bagian depan tapak merupakan area suci di mana terdapat pura (tempat
persembahyangan) yang merupakan jenis ruang privat. Dan fungsi ruangnya untuk
melakukan persembahyangan maupun ritual-ritual keagamaan yang dilakukan di pasar
padang sambian. Dan di bagian depan merupakan area pintu masuk dan keluar yang
jenis ruang sebegai ruang publik, dimana di fungsikan sebagi area masuknya pengunjung
maupun pengelola pasar.
Depan Tengah Belakang
109
Pada bagian tengah tapak merupakan area pasar atau area beraktivitas. Dan fungsi
ruangnya untuk melakukan transaksi jual beli barang pedang dan pembeli. Jenis
ruangnya adalah ruang publik.
Pada bagian belakang tapak atau sebelah Timur tapak merupak area suci dimana terdapat
banguna Pura Melanting, Bale Gong, dan wantilan dimana fungsinya adalah sebagai
tempat persembahyangan dan melakukaan upacara keagamaan. Dan juga terdapat area
kotor yang berfungsi sebagai pembuangan sampah sementara.
4.4.1.2 Elemen pembentuk ruang (skala tapak)
Pada tapak di area depan elemen pembentuk ruang ada elemen horisontal lantai dimana
terdapat perberdaan ketinggian antara bagian depan dan tengah tapak 15cm dan juga
perbedaan material lantai pada bagian depan dan tengah. Pada bagian depan
menggunakan paving sedangkan di area tengah menggunakan keramik. Dan terdapat
elemen pembentuk ruang vertikal yaitu dinding pada pagar, pura dan area kantor
Pengelola.
Pada tapak di area tengah elemen pembentuk ruangnya ada elemen horisontal lantai
dimana terdapat perberdaan ketinggian antara bagian depan dan tengah tapak sekitar
15cm dan juga perbedaan material lantai pada bagian depan dan tengah. Pada bagian
depan menggunakan paving sedangkan di area tengah menggunakan keramik. Dan
terdapat elemen pembentuk ruang vertikal yaitu dinding pada pasar, dinding kantor
pengelola dengan pasar.
Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertical
Depan Tengah
110
Pada tapak di area belakang elemen pembentuk ruangnya ada elemen horisontal lantai
dimana terdapat perberdaan ketinggian antara bagian tengah dan belakang tapak dan
juga perbedaan material lantai pada bagian tengah dan belakang. Pada bagian tengah
menggunakan keramik sedangkan di area belakang menggunakan paving. Dan terdapat
elemen pembentuk ruang vertikal yaitu dinding pada pasar, dinding pada Pura, Bale
Gong, dan juga Wantilan yang ada di belakang tapak.
Depan Tengah Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertical
Tengah Belakang
Elemen
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertical
111
4.4.1.3 Tata letak ruang (skala tapak)
Pada area depan terdapat area suci dimana terdapat Pura, namun terdapat juga
area public dimana terdapat area parkir dan pintu masuk dimana biasanya di
tempatkan di area yang paling kotor.
Pada tapak area menengah (madya) di letakan di area tengah tapak, dimana pada
area ini terdapat bangungan pasar inti. Dalam skala tapak bangunan pasar terletak
di tengah-tengah tapak, dalam konsep Sanga Mandala area kerja/aktivitas di
lakukan sebaiknya di tengah-tengah tapak atau biasa di sebut “natah”. Pada pasar
Nyagelan peletakannya sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Depan Tengah Belakang
Bangunan pasar
Keterangan:
Bangunan Suci Kantor
Area parkir
112
Pada tapak belakang terdapat area suci yang terletak di sebelah timur tapak yaitu
area pura melanting. Dimana pada konsep Sanga Mandala area suci biasa
diletakan di area timur tapak ataupun di area utara tapak. Berdasarkan hal tesebut
peletekannya sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Depan Tengah Belakang
Bangunan pasar
Keterangan:
113
Depan Tengah Belakang
Bangunan pasar
Keterangan:
Bangunan Suci Area sampah
Bangunan
wantilan
114
4.4.1.4 Zonasi (skala tapak)
Pada tapak area depan merupakan area zona public dan zona privat, dimana area zona
public adalah area parkir dan pintu masuk/keluar sedangkan untuk zona privatnya adalah
area pura sebagai tempat suci.
Pada tapak area tengah merupakan area zona semi public dimana area bangunan pasar
yang aktivitasnya interaksi antara pedagang dan pembeli.
Pada tapak area belakang merupakan area zona privat karena terdapat area suci yaitu
Pura Melanting, dan terdapat area public di bagian timur bawah tapak kareana terdapat
area tempat sampah.
Depan Tengah Belakang
Zona privat
Zona publik
Keterangan:
115
4.4.1.5 Organisasi Ruang
organisasi ruang Pasar Nyagelan.
Pada organisasi ruang pasar Nyagelan jika dilihat dengan Konsep Sanga Mandala
bangunan koperasi dan sembako jika dilihat dari peletakannya karena tidak sesuai dengan fungsi
bangunan yang seharusnya diletakan di tengah-tengah tapak. Jika dilihat dari orientasi bangunan
dan pintu masuk bangunan sembako yang terletak di tengah dan sarana pura masih belum sesuai
dengan konep Sanga Mandala karena belum mengarah Utara-Selatan ataupun Timur-Barat
bangunan maupun tapak.
koperasi
warung
Area parkir
Entry
Pasar los bumbu,
sayur,buah
Pasar los
daging
sampah
sanggah
Sarana pura
sembako
Sarana
pura
Pura
Gong
Wantilan
sembako
kantor
Exit
Diagram 4.2
Keterangan :
Utama
Madya
Nista
116
4.4.1.6 Alur Sirkulasi
Pada pasar Nyagelan pintu masuk yang terletak pada bangian barat tapak. Analisis awal
pola sirkulasi dari pasar Nyagelan dimana Alur sirkulasi masuk dari barat tapak bergerak searah
dengan jarum jam/ bergerak dari arah barat ke utara.
Entrance
Keterangan:
IN
Area Parkir
117
4.4.2. Analisis Pasar Skala Bangunan
Pada analisis skala tapak aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi bangunan,
elemen pembentuk bangunan, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan.
4.4.2.1 Jenis dan fungsi ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Sanggah Pengijeng Karang dimana bangunan ini adalah bangunan beratap
permanen. Yang biasa di letekan pada posisi “teben” jika yang di anggap “hulu”
adalah sanggah Kemulan, kurang lebih berada disisi barat laut pada tapak/bangunan.
Dimana bangunan ini meruapan bangunan sakral (suci) dan bangunan ini memiliki
fungsi pelindung, penjaga, wakil dan pengasuh bangunan beserta isi dari tapak
keseluruhan. Jenis ruangnya adalah ruang privat.
2. Banguna Koperasi merupakan bangunan yang menyediakan bantuan bagi para
penjual yang merupakan anggota dari penjual yang menjual barang dagangannya di
Pasar Nyagelan. Baik berupa bantuan uang maupun barang. Jenis ruang merupakan
publik dan fungsinya adalah melayani bantuan yang di perlukan para penjual yang
ada di pasar nyagelan.
Key plan
Key plan
118
3. Bangunan kantor pengelola merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu profesi
pekerjaan. Jenisnya adalah bangunan publik dimana difungsikan sebagai tempat
untuk mengelola pasar baik dari segi administratif ataupun dalam bentuk pegawasan.
4. Banguna Kios D merupakan banguna yang di gunakan sebagai berjualan, dimana
jenis ruangnya adalah ruang publik. Dan di fungsikan sebagai kios penjual sembako.
Key plan
Key plan
119
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Banguna Kios C adalah bangunan warung yang merupakan bangunan yang berjenis
banguna publik, dimana fungsinya adalah menjual makanan siap saji bagi para
pembeli yang datang ke pasar Nyagelan.
2. Bangunan Kios D yang berada di tengah tapak yang mengelili Kios F merupakan
bangunan yang berjenis bangunan publik. Dimana bangunan ini berfungsi sebagai
penjual sarana dan prasana upacara keagamaan.
Key plan
Key plan
120
3. Banguna Kios F yang berada di tengah tapak yang dikelilingi oleh kios D dan G
merupakan bangunan los bumbu, sayur, dan buah. Jenis bangunan ini adalah
bangunan publik, dimana memiliki fungsi untuk menjula prosuk seperti bumbu,
sayur, dan buah.
4. Bangunan Kios G merupakan bangunan los basah, dimana memiliki jenis bangunan
publik. Fungsi bangunan ini adalah menjual produk daging dan ikan.
Key plan
Key plan
121
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan H merupakan Pura Melanting yang jenis bangunanya merupakan bangunan
suci/sakral yang berfungsi untuk melaksanakan upacara keagamaan.
2. Bangunan I merupakan Bale Gong yang jenis bangunannya merupaka bangunan
privat yang berfungsi sebagai tempat memainkan alat music tradisional Bali saat
terdapat upacara ke agamaan di Pura Melanting.
Key plan
Key plan
122
3. Bangunan J merupakan Bale Wantian yang jenis banguna atau rungnya adalah privat
yang berfungsi sebagai tempat persiapan di saat terdapat upacara keagmaan di Pura
melanting. Bale Wantilan digunakan sebagi tempat untuk mengerjakan segala
sesuatu yang menyangkut upacara.
4. Banguna D merupakan Kios sembako sama dengan bangunan D yang ada di zona
depan tapak. Jenis bangunannya adalah bangunan publik yang berfungsi menjual
produk sembako.
Key plan
Key plan
123
5. Bangunan K merupaakn TPS (tempat pembuangan sementara) dimana jenis
bangunannya adalah bangunan publik dan berfungsi sebagai tempat untuk
menampung sampah yang ada di Pasar Nyagelan.
4.4.2.2 Elemen pembentuk ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan :
1. Bangunan Sanggah Pengijeng Karang memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai dimana terdapat perbedaan ketinggian sekitar 60cm antara lantai
dasar dengan Sanggah, perbedaan material lantai yang digunakan lantai dasar
pada sirkulasi mengunakan aspal sedangkan pada Sanggah menggunakan batu
alam. Sedangkan elemen pembentuk vertikal pada banguna Sanggah terdapat
pagar setinggi 2m yang membatasi area pura dengan bangunan Koperasi yang
dimana pagar pembatas bermaterialkan batu alam.
Key plan
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
124
2. Pada Banguna Koperasi memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian sekitar 30cm lantai antara lantai dasar
dengan bangunan koperasi, dan juga perbedaan material yang digunakan pada
banguna koperasi menggunakan keramik sedangkan pada lantai dasar
menggunakan aspal. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas pada
bangunan koperasi menggunakan penutup atap perisai. Seangkan untuk elemen
pembentuk vertikal bangunan koperasi terdapat dinding setinggi 4m yang
melingkupi bangunan dan juga sebagai pembatas antara ruang dalam dan ruang
luar.
3. Pada bangunan Kantor Pengelola elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai sekitar 30 cm antara area parkir
dengan kantor penelola, dan juga perbedaan material yang digunakan pada
bangunan kantor pengelola adalah keramik sedangkan pada area parkir
menggunakan paving pada material lantai dasarnya. Untuk elemen pembentuk
horisontal atas pada bangunan kantor pengelola menggunakan penutup atap
perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal pada bangunan
koperasi terdapat dinding setinggi 4m yang mengelilingi bangunan yang
memisahan area ruang dalam dengan ruang luar.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
125
4. Pada Banguna Kios D elemen pembentuk ruang horisontal lantai dimana terdapat
perbedaan ketinggian lantai dasar sekitar 15cm antara area parkir dengan Kios
D, dan material yang digunakannya juga berbeda pada area parkir menggunakan
paving, sedangkan pada Kios D menggunakan keramik. Untuk elemen
pembentuk ruang horisontal atas bangunan Kios D menggunakan penutup atap
berbentuk perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdapat
dinding setinggi 3.74m yang membatasi ruang-ruang yang ada di Kios D.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
126
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan :
1. Pada bangunan Warung elemen pembentuk ruang horisontal lantai dimana
terdapat perbedaan ketinggian lantai dasar sekitar 45cm antara area sirkulasi
dengan area warung, dan material yang digunakannya juga berbeda di area
sirkulasi pasar menggunakan aspal dan area lantai warung menggunakan
keramik. Untuk elemen pembenuk ruang horisontal atas bangunan warung
menggunakan penutup atap perisai. Sedangkan elemen pembentuk ruang vertikal
terdapat dinding setinggi 3.87m yang membatasi antar warung dan area depan
warung diberikan rooling door sebagai pintu masuk.
2. Pada Bagunan Sarana Upacara elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai dasar sekitar 20cm antara area
sirkulasi dengan area bangunan sarana upacara, dan material yang digunakannya
juga berbeda di area sirkulasi pasar menggunakan aspal dan area lantai bangunan
upacara menggunakan keramik. Untuk elemen pembenuk ruang horisontal atas
bangunan Sarana upacara menggunakan penutup atap datar. Sedangkan elemen
pembentuk ruang vertikal terdapat dinding pembatas setinggi 3.70m antar kios
dan area depan kios diberikan rooling door sebagai pintu masuk.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
127
3. Pada Bangunan los bumbu, sayur, dan buah elemen pembentuk ruang horisontal
lantai dimana terjadi perbedaan ketinggian lantai sekitar 10cm antara lantai
sirkulasi dengan lantai los yang ada di dalam bangunan, dan perbedaan material
yang di gunakan juga berbeda yaitu pada area sirkulasi menggunakan aspal
sedangkan pada bangunan menggunakan keramik. Tetapi sirkulasi di dalam los
menggunakan material yang sam yaitu keramik hanya kitinggian lantainya yang
berbeda. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas pada bangunan ini
menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal
terdapat dinding setinggi 6m yang mengelilingi los sehingga membatasi dengan
area los-los yang lain.
4. Pada banguna los Daging dan Ikan elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai sekitar 38cm antara area parkir dan
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
128
los daging, dan juga material yang digunakan juga berbeda pada area parking
menggunakan paving, sedangkan pada los daging menggunakan keramik. Untuk
elemen pemebntuk ruang horizontal atas pada bangunan ini menggunakan atap
datar. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal hanya terdpat dinding
setinggi 3.37m di sebelah selatan yang membatasi dengan tapak lain, sedangkan
dalam los hanya dinding setengah yang mebatasi antar los daging.
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan :
1. Pada bangunan Pura Melanting elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai sekitar 60cm antara sirkulasi
menuju pura dengan lantai dasar pura, dan material yang digunakan juga berbeda
pada sirkulasi menggunakan material aspal, sedangka pada pura menggunakan
batu alam. Untuk elemen pembentuk ruang horizontal atas bangunan Pura
Melanting menggunakan atap limas/kerucut. Sedangkan untuk elemen
pembentuk ruang vertikal bangunan pura dikelili oleh pagar dengan materil batu
bata merah setingi 2m yang memisahakan area suci pura dengan area pasar.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
vertikal
129
2. Pada bangunan Bale Gong elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantai pada area sirkulasi dan area Bale Gong sekitar 60cm,
dan juga material yang digunakan juga berbeda. Pada area sirkulasi
menggunakan paving dan area lantai Bale Gong menggunakan keramik. Untuk
elemen pembentuk ruang horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap
perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal hanya terdapat
kolom-kolom setinggi 4m tidak terdapat dinding-dinding massif.
3. Pada bangunan Bale Wantilan elemen pembentuk ruang horisontal lantai
terdapat perbedaan ketinggian lantai sekitar 20cm antara lantai dasar di area
sirkulasi dengan Bale Wantilan, dan juga material yang digunakan juga berbeda.
Pada area sirkulasi lantai dasar menggunakan paving sedangkan pada Bale
Wantilan menggunakan plesteran beton. Untuk elemen pembentuk ruang
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
130
horisontal atas bangunan ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk elemen
pembentuk ruang vertikal sama halnya dengan bangunan Bale Gong, Bale
Wantilan juga hanya terdapat kolo-kolom setinggi 4m dan tidak terdapatnya
dinding-dinding massif.
4. Pada Banguna Kios D (sembako) elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian lantai dasar sekitar 30cm antara area
parkir dengan Kios D, dan material yang digunakannya juga berbeda pada areas
irkulasi menggunakan paving, sedangkan pada Kios D menggunakan keramik.
Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas bangunan Kios D menggunakan
penutup atap berbentuk perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang
vertikal terdapat dinding setinggi 4m yang membatasi ruang-ruang yang ada di
Kios D.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
131
4.4.2.3 Tata letak Bangunan (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan :
1. Banguan Sanggah terletak di area Barat laut dari tapak sesuai dengan
pengertiannya sendiri dimana Yang biasa di letekan pada posisi “teben” jika yang
di anggap “hulu” adalah sanggah Kemulan, kurang lebih berada disisi barat laut
pada tapak/bangunan. Dimana bangunan ini meruapan bangunan sakral (suci)
dan bangunan ini memiliki fungsi pelindung, penjaga, wakil dan pengasuh
bangunan beserta isi dari tapak keseluruhan. Dalam Konsep Sanga mandala area
suci terletak di utara dan timur pada tapak, dalam kasus ini kareana sesuai dengan
fungsinya perletakan Sanggah sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
2. Bangunan Koperasi terletak tepat di sebelah Sanggah atau msh di area depan
tapak. Pada konsep Sanga Mandala perletakan area aktivitas antara manusia
dengan manusia di letakan di area tengah-tengah tapak “natah” karena
perletakannya masih agak di depan tapak dan fungsi bangunan sebagi koperasi.
dalam kasus ini kareana tidak sesuai dengan perletakan dan fungsinya sebagai
bangunan kopersi, jadi masih belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
3. Bangunan Kantor pengelola terletak sedikit di tengah-tengah tapak dan
berhimpitan dengan bangunan pasar. Pada konsep Sanga Mandala perletakan
area aktivitas antara manusia dengan manusia di letakan di area tengah-tengah
tapak “natah”. Banguna kantor pengelola dimana berfungsi untuk mengawasi
dan mengelola hal-hal yang menyakut Pasar Nyagelan. Dalam kasus ini kareana
sesuai dengan fungsinya perletakan Kantor Pengelola sudah sesuai dengan
Konsep Sanga Mandala.
4. Bangunan Kios D (kios sembako) terletak di barat daya tapak dan masih
mencakup area depan pada tapak. Pada konsep Sanga Mandala perletakan area
aktivitas antara manusia dengan manusia di letakan di area tengah-tengah tapak
“natah”. Dalam kasus ini kareana sesuai dengan fungsinya sebagai kios
perletakannya masih terlalu agak di depan dan masih belum sesuai dengan
Konsep SangaMandala.
132
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan warung terletak di sebalah Utara tapak dan berada di zona tengah
tapak. Pada konsep Sanga Mandala perletakan area aktivitas antara manusia
dengan manusia di letakan di area tengah-tengah tapak “natah”. Sesuai dengan
Konsep Sanga Mandala perletak bangunan Warung sudah tepat.
2. Bangunan sarana pura terletak di tengah-tengah tapak, pada konsep Sanga
Mandala perletakan area aktivitas antara manusia dengan manusia di letakan di
Depan Tengah Belakang
1 2
3
4
133
area tengah-tengah tapak “natah”. Sesuai dengan Konsep Sanga Mandala
perletak bangunan sarana pura sudah tepat.
3. Bangunan los bumbu, sayur, dan buah terletak tepat di tengah-tengah tapak. Pada
konsep Sanga Mandala perletakan area aktivitas antara manusia dengan manusia
di letakan di area tengah-tengah tapak “natah”. Sesuai dengan Konsep Sanga
Mandala perletak bangunan los bumbu, sayur, dan buah sudah tepat.
4. Bangunan los daging terletak di tengah-tengah tapaklebih tepatnya di arah
Selatan tapak. Pada konsep Sanga Mandala perletakan area aktivitas antara
manusia dengan manusia di letakan di area tengah-tengah tapak “natah”. Sesuai
dengan Konsep Sanga Mandala perletak bangunan los daging sudah tepat
Depan Tengah Belakang
2
2
1
3
4
134
Pada area zona belakang tapak terdapat banguan:
1. Bangunan Pura Melanting terletak di sebalah timur laut tapak. Pada konsep
Sanga Mandala dikatan bahwa perletakan area suci adalah dari arah Timur-Barat
dan Utara-Selatan. Pada kasus ini perletakan banguan Pura Melanting sudah
sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
2. Banguna Bale Gong terletak di sebalah timur tapak. Pada konsep Sanga Mandala
dikatan bahwa perletakan area suci adalah dari arah Timur-Barat dan Utara-
Selatan. Pada kasus ini perletakan banguan Bale Gong sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
3. Banguna Bale Wantilan Terletak masih di sebelah timur tapak. Pada konsep
Sanga Mandala dikatan bahwa perletakan area suci adalah dari arah Timur-Barat
dan Utara-Selatan. Pada kasus ini perletakan banguan Bale Wantilan sudah
sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Depan Tengah Belakang
1
2
3
4
5
135
4. Bangunan Kios D (kios sembako) terletak di barat daya tapak dan masih
mencakup area depan pada tapak. Pada konsep Sanga Mandala perletakan area
aktivitas antara manusia dengan manusia di letakan di area tengah-tengah tapak
“natah”. Dalam kasus ini kareana sesuai dengan fungsinya sebagai kios
perletakannya masih terlalu agak di belakang dan masih belum sesuai dengan
Konsep SangaMandala.
5. Bangunan sampah atau TPS teletak di tengara tapak atau mengarah ke selatan
tapak. Pada konsep Sanga Mandala semua hal yang bersifat kotor di letakan di
area Selatan atau Barat tapak. Dalam kasus ini kareana sesuai dengan fungsinya
sebagai area sampah dan terletak di belakang sudah sesuai dengan Konsep
SangaMandala.
4.4.2.4 Orientasi bangunan (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat banguan:
1. Pada bangunan Sanggah yang terletak di sebelah Barat Daya tapak berorientasi
ke arah Utara-selatan. Sesuai dengan konsep Sangan Mandala orientasi
bangunan pura adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Pura disini
berorientasi ke arah Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan Sanggah sudah sesuai
dengan konsep Sanga Mandala.
2. Pada banguna Koperasi yang terletak di depan tapak berorientasi dari Utara-
Selatan dan pintu masuk berada di selatan bangunan. Sesuai dengan konsep
Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan di letakan di
area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan Koperasi sudah
sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
136
3. Pada banguan Kantor Pengelola yang terletak di depan tapak berorientasi Timur-
Barat dan memiliki pintu masuk di area Barat. Sesuai dengan konsep Sanga
Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan di letakan di area
Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan Kantor Pengelola
sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
4. Pada banguan Kios D (sembako) yang terletak didepan tapak berorientasi
Selatan-Utara dan memiliki pintu masuk di bagian Utara bangunan. Sesuai
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
137
dengan konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan
di letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan
Kios D belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Pada area zona tengah tapak terdapat banguan:
1. Pada bangunan Warung yang terletak di daerah Utara tapak berorientasi Utara-
Selatan dan memiliki pintu masuk di bagian Selatan bangunan. Sesuai dengan
konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan di
letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan
Warung sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
2. Pada bangunan Sarana Upacara yang terletak di tengah tengah tapak berorientasi
Selatan-Utara dan memiliki pintu masuk di bagian Utara bangunan. Dan
bangunan Sarana Upacara yang terletak di belakang bangunan los bumbu
berorientasi Timur-Barat serta memiliki pintu masuk di bagian barat bangunan.
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
138
Sesuai dengan konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun
bangunan di letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk
bangunan Sarana Upacara yang terletak di sebelah utara belum sesuai dengan
konsep Sanga Mandala, sedangkan yang terletak di bagian belakang banguna los
bumbu sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
3. Pada bangunan los bumbu,sayur,dan buah yang terletak di tengah-tengah tapak
berorientasi Timur-Barat dan memiliki pintu masuk di emapat sisi bangunan.
Sesuai dengan konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun
bangunan di letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk
bangunan los bumbu, sayur, dan buah belum sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
139
4. Pada bangunan los daging yang terletak di bagian Selatan tapak berorientasi
Selatan-Utara dan memiliki pintu masuk di area Utara bangunan. Sesuai dengan
konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan di
letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan los
daging belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Pada area zona belakang tapak terdapat banguan:
1. Pada banguna Pura Melanting yang terletak di area timur laut tapak berorientasi
Utara-Selatan. Sesuai dengan konsep Sangan Mandala orientasi bangunan pura
adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Pura disini berorientasi ke arah
Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan Pura Melanting sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
140
2. Pada bangunan Bale Gong yang terletak di sebelah Timur tapak berorientasi
Utara-Selatan. Sesuai dengan konsep Sangan Mandala orientasi bangunan suci
adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Bale Gong disini berorientasi ke
arah Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan Bale Gong sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
3. Pada banguna Bale Wantilan yang terletak di area Timur tapak dan berorientasi
Utara-Selatan. Sesuai dengan konsep Sangan Mandala orientasi bangunan suci
adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Bale Wantilan disini berorientasi
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
141
ke arah Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan Bale Wantilan sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
4. Pada banguan Kios D (sembako) yang terletak belakang tapak berorientasi
Timur-Barat dan memiliki pintu masuk di bagian Barat bangunan. Sesuai dengan
konsep Sanga Mandala untuk area pintu masuk tapak maupun bangunan di
letakan di area Selatan dan Barat bangunan atau tapak. Jadi untuk bangunan Kios
D yang terletak dibagian belakang tapak sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
142
4.4.2.5 Sintesis Pasar Nyagelan skala Tapak dan Bangunan
Skala Tapak
Tabel 4.3 Hasil dari Analisis Pasar Nyagelan skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
Sirkulasi
Pintu Barat berlawanan arah dengan jarum jam 1 1
Total 10
Pada Pasar Nyagelan Kec. Denpasar Selatan untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi Satu. Dari
total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala bangunan adalah 10, jika di
presentasekan bangunan Pasar Nyagelan dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala
adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala tapak
seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi, dan alur
sirkulasi pada pasar Nyagelan sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.4 Hasil dari Analisis Pasar Nyagelan skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
letak
Bangun
an
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Sanggah
Pengijeng
Area
Suci
Barat
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Kantor
Koperasi
Area
Publik
Barat
Laut
0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
143
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
letak
Bangun
an
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai Total
3. Kantor
Pengelola
Area
Publik
Barat 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
4. Kios D
(sembako
depan)
Area
Publik
Barat
Daya
0 Selatan-
Utara
0 Selatan 0 0
5. Warung Area
Publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
6. Sarana
Pura
Area
Publik
Tengah
(1)
Tengah
(2)
1 (1)
1 (1)
Selatan-
Utara (1)
Timur-
Barat (2)
0 (1)
1 (1)
Utara (1)
Barat (2)
0 (1)
1 (1)
4
7. Los
bumbu,
sayur, dan
buah
Area
Publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Sela
tan,Timur,
Barat
0 2
8. Pura
Melanting
Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
9. Bale Gong Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
10. Wantilan Area
Publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
11. Kios D
(sembako
belakang)
Area
Publik
Barat
Daya
0 Timur-
Barat
1 Barat 1 2
12. Tempat
Sampah
Area
Publik
Barat
Daya
1 1
Total 29
Pada Pasar Nyagelan Kec. Denpasar Selatan untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala bangunan memiliki point 29. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh
dalam skala bangunan adalah 39, jika di presentasekan bangunan Pasar Nyagelan dalam analisis
penerapan konsep Sanga Mandala adalah 74%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada
pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang,
tata letak bangunan, orientasi bangunan, dan orientasi pintu masuk pada pasar Nyagelan
penerapan konsep Sanga Mandala sebesar 74%.
144
4.5 Pasar Kerta Waringin Sari
Pasar Kerta Waringin Sari (Denpasar Timur)
Pasar Kerta Waringin Sari merupakan pasar yang terletak di Kecamatan Denpasar
Timur, lebih tepatnya di Jln. Penatih Desa Angabaya, Denapsar Timur. Pasar Kerta Waringin
Sari masih di kategorikan pasar tradisional karena masih adanya proses tawar-menawar,
bangunan terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang diletakan sejenis dengan
produk yang di pasarkan . Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan
makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa
dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Di sekitar
lingkungan Pasar Kerta Waringin Sari merupakan area pemukiman penduduk dan area tanah
kosong. Pada bagian utara merupakan tanah kosong, pada bagian selatan merupakan
pemukiman penduduk, pada bagian timur juga meupakan pemukiman penduduk, dan area barat
terdapat pura Kahyangan dan area pemukiman. Adapun kriteria pasar tradisional diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 bab 2 pasal 4 yang
berisi sebagai berikut :
A. Dimiliki, di bangun dan/atau di kelola oleh pemerintah daerah.
Peta Lingukan Pasar Kerta Waringin Sari
Sumber: BAPPEDA
Gambar 4.15
Pasar Kerta
Waringin Sari
Pura
Pemukiman
Pemukiman
Tanah Kosong
145
B. Transaksi di lakukan secara tawar menawar.
C.Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
D. Sebagain besar barang dan jasa yang di tawarkan berbahan baku lokal.
Deskripsi dan fasilitas yang ada pada pasar Kerta Waringin Sari kec. Denpasar Timur
Pasar Kerta Waringin Sari
Luas Tanah : 4.850 m²
Luas Bangunan : 3.222 m²
Tahun Pembuatan : 1978
Jumlah Tempat
Kios : 20
Los : 120
Pelataran : -
Pendapatan : Rp –
Alamat : Jln. Trenggana
Desa/Kelurahan : Penatih
Kecamatan : Denpasar Timur
Suasan Pasar Kerta Waringin Sari Gambar 4.16
Suasana Los Baja Pasar Suasana Los Daing Dan Ikan Pasar
Suasana Parkir Pasar Suasana Pura Melanting Pasar
146
Lay Out Pasar Kerta Waringin Sari Gambar 4.17
147
4.5.1 Analisis Pasar Skala Tapak
Pada analisis skala tapak aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi ruang, elemen
pembentuk ruang, tata letak bangunan, zonasi, organisasi ruang, dan alur sirkulasi. Pada saat
analisis skala tapak akan dibagi menjadi tiga area yaitu, depan, tengah, dan belakang
dikarenakan area suci bisa terdapat diarea depan, tengah, maupun belakang tapak sesuai dari
orientasi tapak tersebut.
4.5.1.1 Jenis & fungsi ruang (skala tapak)
1. Pada bagian depan tapak merupakan area publik dimana terdapat area pintu masuk
dan juga area parkir serta area kantor pengelola. Yang di mana merupak jenis ruang
publik. Dan area depan tapak di fungsikan sebagai area masuk pengunjung dan
mengurus segalah yang berhubungan dengan pasar di kantor pengelola.
2. Pada bagian tengah tapak merupakan area pasar inti dimana merupakan pusat
aktivitas yang di lakukan di pasar Kerta Waringin Sari, namun di area bagian tengah
tapak di area timur merupakan area suci dan privat bagi lokasi Pura. Jenis area pada
tengah tapak merupakan area publik dan di fungsikan sebagai pusat aktivitas para
penjual dan pembeli.
3. Pada bagian belakang tapak masih terdapat area kios dan area Penunggu Karang.
Yang dimana area tersebut jenis ruang nya adalah publik dan masih difungsikan
sebagai aktivitas transaksi antara penjual dengan pembeli.
Belakang
Tengah
Depan
148
4.5.1.2 Elemen pembentuk ruang (skala tapak)
1. Pada tapak area depan elemen pembentuk ruang ada elemen pembentuk ruang
vertical dimana terdapat dinding dari kantor pengelola dan dinding pasar inti yang
membatasi area depan dan tengah tapak. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal
lantai tidak ada karena pada lantai dasar tidak ada perbedaan ketinggian dan
perbedaan material di area depan dan tengah tapak.
Belakang
Tengah
Depan
Belakang Tengah Depan
Elemen
vertikal
149
2. Pada tapak area tengah elemen pembentuk ruangnya ada elemen pembentuk ruang
horisontal lantai dimana terdapat perbedaan ketinggan sekitar 10cm antar lantai
dasar dengan area belakang tapak. Untuk elemen pembentuk ruang vertical terdapat
dinding pasar inti yang membatasi area tengah dengan belakang tapak.
3. Pada tapak area belakang elemen pembentuk ruangnya ada elemen pembentuk ruang
horisontal lantai dimana terdapat perbedaan ketinggian sekitar 10cm antara lantai
dasar antara area belakang dan tengah tapak. Untuk elemen pembentuk ruang
vertical terdapat dinding kios-kios yang terletak di bagian belakang tapak yang
membatasi area belakang dengan area tengah tapak.
Belakang Tengah Depan
Belakang Tengah Depan
Elemen
vertikal
Elemen
horisontal
lantai
Elemen
vertikal
Elemen
horisontal
lantai
150
4.5.1.3 Tata letak ruang (skala tapak)
1. Pada tapak area depan merupakan area publik dan terdapat pintu masuk ke area tapak
atau Pasar Waringin Sari. Dimana dalam konsep Sanga Mandala area pintuk masuk
ke dalam atapk ataupun bangunan harus diletakan di bagian Selatan ataupun Barat
dari tapak/bangunan. Jika dilihat dari analisis diatas perletakn pintuk masuk sudah
sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Belakang
Tengah
Depan
Kantor
Area suci
Keterangan:
Bangunan
pasar
151
2. Pada tapak area tengah merupakan area publik ataupun area pusat aktivitas antara
penjual denga pembeli. Dimana dalam konsep Sanga Mandala area aktivita antara
mansusia dengan manusia diletakan di tengah-tengah tapak “natah”. Jika dilihat dari
analisis di atas peletakan area aktivitas inti dipasar yang di letakan di tengah-tengah
tapak sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Belakang
Tengah
Depan
Keterangan:
Bangunan
pasar
Kantor
Area suci
152
3. Pada tapak area belakang merupakan area publik dan masih terdapatnya aktivitas
pasar. Namun di belakang tapak terdapat Penunggu Karang dimana biasanya terletak
di area Barat laut dari tapak sesuai dengan pengertiannya sendiri dimana Yang biasa
di letekan pada posisi “teben” jika yang di anggap “hulu” adalah sanggah Kemulan,
kurang lebih berada disisi barat laut pada tapak/bangunan. Dimana bangunan ini
meruapan bangunan sakral (suci) dan bangunan ini memiliki fungsi pelindung,
penjaga, wakil dan pengasuh bangunan beserta isi dari tapak keseluruhan. Dan pada
tapak area Penunggu Karang sudah terletak di Barat Laut tapak. Jika dilihat dari
analisis area kios yang diletakan dibelakang tapak masih belum sesui denga konsep
Sanga Mandala namun untuk area Penunggu Karang sudah sesuai.
Belakang
Tengah
Depan
Keterangan:
Bangunan
pasar
Area suci
153
4.5.1.4 Zonasi (skala tapak)
1. Pada tapak area depan pada pasar Kerta Waringin Sari merupakan zona publik dan
zona privat. Dimana zona publik merupakan area parkir dan kantor pengelola
merupakan zona privat. Dan terdapat area sakral (privat) pada area pohon bringin.
2. Pada tapak area tengah pada pasar Kerta Waringin Sari merupakan zona publik.
Dimana terdapat bangunan pasar inti dimana didalamnya terdapat aktivitas antara
penjual dan pembeli dan zona privat pada area pura.
3. Pada tapak area belakang pada pasar Kerta Waringin Sari merupakan zona semi
publik dan zona privat. Dimana zona semi publik merupak kios-kios sedangkan zona
privat terdapt area Penunggu Karang.
Belakang
Tengah
Depan
Zona privat
Zona publik
Keterangan:
154
4.5.1.5 Organisasi ruang
Organisasi ruang pasar Kerta Waringin Sari
Pada organisasi pasar Kerta Waringin Sari jika dilihat dengan Konsep Sanga Mandala area yang
tidak sesuai baik dari fungsi jenis dan perletakannya yaitu area toilet yang harusnya terletak di
sebelah Barat dan Selatan tapak. Terdapat juga bangunan kantor LPD, Bale Bengong, Los kue
pasar, los sembako yang seharusnya diletakan diarea tengah-tengah tapak. Dan bangunan los
makan yang terletak didepan tapak seharusnya juga berada diarea tengah-tengah tapak. Masih
cukup banyak perletakan bangunan baik dari fungsi dan jenis bangunan yang belum sesuai
Pura
melanting
Kantor Area
parkir
Entry
los sayur, bumbu
sampah
Exit
Los makanan
los daging los buah,
bunga
penunggu
Bale gong
Bale Begong
Kantor
lama
Kantor
LPD
toilet
Pohon Bringin
Los kue
pasar
Kios
sembako Kios
sembako
Diagram 4.3
Keterangan :
Utama
Madya
Nista
155
denganKonsep Sanga Mandala. Namun secara garis besar bangunan Pasar Kerta Waringin Sari
juga menerapkan Konsep Sanga Mandala dalam meletakan bangunan-bangunan pada tapak.
4.5.1.6 Alur Sirkulasi
Pada pasar Kerta Waringin Sari pintu masuk yang terletak pada bangian Selatan tapak.
Pada Analisis awal pola sirkulasi dari pasar Kerta Waringin Sari dimana alur sirkulasi masuk
dari selatan tapak berlawanan dengan arah jarum jam/ bergerak dari arah selatan ke timur.
Entrance
Keterangan:
Area Parkir
156
4.5.2 Analisis Pasar Skala Bangunan
Pada analisis skala bangunan aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi bangunan,
elemen pembentuk bangunan, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan. Pada saat analisis
skala tapak akan dibagi menjadi tiga area yaitu, depan, tengah, dan belakang dikarenakan area
suci bisa terdapat diarea depan, tengah, maupun belakang tapak sesuai dari orientasi tapak
tersebut.
4.5.2.1 Jenis & fungsi ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Kantor Pengelola merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu profesi
pekerjaan. Jenisnya adalah bangunan publik dimana difungsikan sebagai tempat
untuk mengelola pasar baik dari segi administrative ataupun dalam bentuk
pegawasan.
2. Bangunan los baja makanan merupakan tempat untuk menjajakan dagaan yang akan
di pasarkan. Dimana jenis bangunan ini adalah publik dengan fungsi bangunan
sebagai los makanan.
Key plan
Key plan
157
3. Dan di bagian depan terdapat area pohoh bringin yang di sakralkan dimana jenis
ruangnya adalah ruang privat.
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan los K (los bumbu dan sayur) merupakan tempat untuk menjajakan dagaan
yang akan di pasarkan. Dimana jenis bangunan ini adalah publik dan difungsikan
sebagai los khusus penjual bumbu dan sayuran pada pasar Kerta waringin Sari.
2. Bangunan los H dan I (los daging) merupakan tempat untuk menjajakan dagaan yang
akan di pasarkan. Dimana jenis bangunan ini adalah publik dan difungsikan sebagai
los khusus untuk menjual bahan daging dan ikan.
Key plan
Key plan
158
3. Bangunan los F (los buah dan bunga) merupakan tempat untuk menjajakan dagaan
yang akan di pasarkan. Dimana jenis bangunan ini adalah publik dan difungsikan
sebagai tempat mejual produk buah dan bunga saja.
Key plan
Key plan
159
4. Bangunan Kantor Pengelola merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu profesi
pekerjaan. Jenisnya adalah bangunan publik dimana difungsikan sebagai tempat
untuk mengelola pasar baik dari segi administrative ataupun dalam bentuk
pegawasan. Kantor pengelola yang diletakan ditengah merupakan kantor pengelola
yang lama sebelum di renovasi.
Key plan
160
5. Banungan E (Pura Melanting) merupakan pura yang bersifat fungsional sebagai
tempat dari pemujaan Bhatari Melanting. Bhatari Melanting merupakan manifestasi
dari Dewa Kwera atau dalam kepercayaan umat Hindu adalah Dewanya Uang yang
di Bali lebih dikenal dengan sebutan Bhatari Rambut Sedana. Dimana yang
berwujud sebagai Bhatari Melanting adalah Ida Ayu Subawa yaitu putri dari Dang
Hyang Nirata yang telah berubah wujud . jenis ruangnya adalah ruang privat dan
fungsi ruangnya di fungsikan sebgai tempat persembahyangan dan juga menggelar
upacara keagamaan yang bersangkutan dalam pasar.
6. Bangunan D (Bale Gong) merupakan bangunan yang digunakan untuk menyimpan
alat-alat Gong atau sebagai tempat memainkannya. yang jenis bangunannya
merupaka bangunan publik yang berfungsi sebagai tempat memainkan alat music
tradisional Bali saat terdapat upacara ke agamaan di Pura Melanting.
Key plan
Key plan
161
7. Bangunan M (Toilet) merupak banguna yang digunakan untuk buang air kecil
maupun besar. Jenis bangunnya adalah bangunan publik dimana di fungsikan
sebagai MCK.
8. Bangunan O (Bale Bengong) merupakan bangunan yang digunakan untuk tempat
bersistirahat atau berkumpul. yang jenis bangunannya merupaka bangunan publik yang
berfungsi sebagai tempat beristirahat atau bersantai.
9. Bangunan P (kantor LPD) Pengelola merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu
profesi pekerjaan. Jenisnya adalah bangunan publik dimana difungsikan sebagai kantor
yang mengurus anggaran dana maupun ususal-usulan daari desa tentang pasar Kerta
Waringin Sari.
Key plan
Key plan
Key plan
162
Pada areav zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan B (kios rencana) merupakan tempat untuk menjajakan dagaan yang akan
di pasarkan. Dimana jenis bangunannya adalah bangunan publik yang nantinya akan
di fungsikan sebagai kios sembako.
Key plan
163
2. Bangunan Q (los makanan ringan) merupakan tempat untuk menjajakan dagangan
yang akan di pasarkan. Dimana jenis bangunannya adalah bangunan publik yang
fungsi bangunannya adalah sebagai bangungan khusus menjual makanan ringan atau
kue pasar.
3. Bangunan R (Penunggu Karang) bangunan ini meruapan bangunan sakral (suci) dan
bangunan ini memiliki fungsi pelindung, penjaga, wakil dan pengasuh bangunan
beserta isi dari tapak keseluruhan, dan jenis ruangnya adalah bangunan privat.
Key plan
Key plan
164
4.5.2.2 Elemen pembentuk ruang dalam (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Kantor Pengelola yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 30cm antara lantai dasar
dengan lantai yang ada pada bangunan kantor, perbedaan material yang digunakan
bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti material yang
digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di dalam kantor
adalah keramik. Untuk elemen pemebntuk ruang horisontal atas terdapat elemen
penutup atap berupa atap perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal
terdapat dinding-dinding setinggi 4m yang membatasi area ruang luar dengan area
di dalam kantor pengelola.
2. Bangunan los baja makanan yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 20cm antara lantai dasar
dengan lantai yang ada pada bangunan los makanan. Perbedaan material yang
digunakan bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti material
yang digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di dalam
los makanan adalah keramik. Untuk elemen pemebntuk ruang horisontal atas
terdapat elemen penutup atap berupa atap limas. Sedangkan untuk elemen
pembentuk ruang vertikal tidak adanya dinding yang membatasi hanya terdapat
kolom-kolom setinggi 6.50m pada bangunan los makanan.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal
lantai
165
3. Dan di bagian depan terdapat area pohoh Bringin dimana di area ini juga terdapat
elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian
lantai dasar sekitar 5cm antara halaman pasar dengan area pohon. Dan material pada
halaman mengunakan paving sementara pada pohon hanya menggunakan tanah.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
166
Pada areav zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan los K (los bumbu dan sayur) yang memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 20cm antara lantai
dasar dengan lantai yang ada pada bangunan los bumbu dan sayur. Perbedaan
material yang digunakan bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai.
Seperti material yang digunakan pada halaman adalah paving sementara yang
digunakan di dalam los bumbu dan sayur adalah plesteran beton. Untuk elemen
pemebntuk ruang horisontal atas terdapat elemen penutup atap berupa atap perisai.
Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal terdpat meja setinggi setengah
badan/1m yang membatasi los satu dengan los lainnya.
2. Bangunan los H dan I (los daging) yang memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 20cm antara lantai
dasar dengan lantai yang ada pada bangunan los daging. Perbedaan material yang
digunakan bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti material
yang digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di dalam
los daging adalah plesteran beton. Untuk elemen pemebntuk ruang horisontal atas
terdapat elemen penutup atap berupa atap perisai. Sedangkan untuk elemen
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal Elemen
pembentuk
horisontal lantai
167
pembentuk ruang vertikal terdpat meja setinggi setengah badan/1m yang membatasi
los satu dengan los lainnya.
3. Bangunan los F (los buah dan bunga) yang memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 20cm antara lantai
dasar dengan lantai yang ada pada bangunan los buah dan bunga. Perbedaan material
yang digunakan bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti
material yang digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di
dalam los buah dan bunga adalah plesteran beton. Untuk elemen pemebntuk ruang
horisontal atas terdapat elemen penutup atap berupa atap perisai. Sedangkan untuk
elemen pembentuk ruang vertikal terdpat meja setinggi setengah badan/1m yang
membatasi los satu dengan los lainnya.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
168
4. Bangunan Kantor Pengelola yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai karena terdapatnya perbedaan ketinggian sekitar 15cm antara lantai dasar
dengan lantai yang ada pada bangunan kantor, perbedaan material yang digunakan
bisa dikatan elemen pembemtuk ruang horisontal lantai. Seperti material yang
digunakan pada halaman adalah paving sementara yang digunakan di dalam kantor
adalah keramik. Untuk elemen pemebntuk ruang horisontal atas terdapat elemen
penutup atap yang berbeda dengan kantor pengelola yang baru pada bangunan ini
menggunakan atap limas. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal
terdapat dinding-dinding setingi 3.5m yang membatasi area ruang luar dengan area
di dalam kantor pengelola.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
169
5. Banungan E (Pura Melanting) yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai dimana terdapat perbedaan ketinggian sekitar 60cm antara lantai dasar dengan
pura, perbedaan material lantai yang digunakan lantai dasar menggunakan paving
dan pada pura menggunakan batu bata merah. Untuk elemen pembentuk ruang
horisontal atas pada bangunan pura tedapat pada penutup atap yang kerucut.
Sedangkan elemen pembentuk ruang yang vertikal terdapat dinding pagar setinggi
2m yang mengelilingi pura dan sekaligus menjadi pembatas antara pura dengan Bale
Gong maupun area aktivitas pasar, Pura dengan halaman pasar.
6. Bangunan D (Bale Gong) yang elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantais sekitar 40cm pada area sirkulasi dan area Bale Gong,
dan juga material yang digunakan juga berbeda. Pada area sirkulasi menggunakan
paving dan area lantai Bale Gong menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk
elemen pembentuk ruang vertikal hanya terdapat kolo-kolom setinggi 2.5m dan tidak
terdapat dinding-dinding massif.
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
170
7. Bangunan M (Toilet) yang elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian sekitar 5cm antara lantai dasar dengan lantai pada toilet, dan
juga material yang digunakan juga berbeda pada area sirkulasi menggunakan paving
sedangkan pada toilet menggunakan keramik. Untuk elemen pembntuk ruang
horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk
elemen pembentuk ruang vertikal terdapat dinding setinggi 3m yang membatasi area
toilet dengan halaman pasar, maupun bangunan lainnya.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
171
8. Bangunan O (Bale bengong) yang elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantai sekitar 50cm pada area sirkulasi dan area Bale Bengong,
dan juga material yang digunakan juga berbeda. Pada area sirkulasi menggunakan
paving dan area lantai Bale Bengong menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk
ruang horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap limas. Sedangkan untuk
elemen pembentuk ruang vertikal pada bangunan Bale Bengong hanya terdapat kolom-
kolom kayu setinggi 2.5m.
9. Bangunan P (kantor LPD) yang elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantai sekitar 45cm pada area sirkulasi dan area bangunan LPD,
dan juga material yang digunakan juga berbeda. Pada area sirkulasi menggunakan
paving dan area lantai LPD menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk ruang
horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk elemen
pembentuk ruang vertikal pada bangunan LPD memiliki dinding setinggi 3.5m yang
membatasi ruang luar dengan ruang dalam.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
172
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan B (kios rencana) yang elemen pembentuk ruang horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantai sekitar 20cm pada area sirkulasi dan area bangunan kios,
dan juga material yang digunakan juga berbeda. Pada area sirkulasi menggunakan
paving dan area lantai kios menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk ruang
horisontal atas pada bangunan ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk
elemen pembentuk ruang vertikal pada bangunan kios memiliki dinding setinggi 3m
yang membatasi antar kios lainnya.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertical
173
2. Bangunan Q (los makanan ringan) tidak terdapatnya elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena tidak adanya perbedaan ketinggian lantai dan material yang
digunakan juga sama. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas pada bangunan
ini menggunakan atap perisai. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal
pada bangunan kios hanya terdapat kolom-kolom setinggi 3.5m.
3. Bangunan R (Penunggu Karang) memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian sekitar 50cm antara lantai dasar dengan
penunggu karang, perbedaan material lantai yang digunakan lantai dasar pada
sirkulasi mengunakan paving sedangkan pada Penunggu Karang menggunakan batu
alam. Untuk elemen pembntuk ruang horisontal atas pada bangunan Penunggu
Karang terdapat penutup atap kerucut. Sedangkan elemen pembentuk vertikal pada
banguna Penungu Karang terdapat pagar yang membatasi area Penunggu Karang
dengan kios di sekitarnya setinggi 2.77m.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
174
4.5.2.3 Tata letak ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Kantor Pengelola terletak di area depan dikarenakan untuk memudahkan
akes pengelola mengawasi kegiatan pasar dan hal-hal lain. Dalam Konsep Sanga
mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak, namun area kantor sudah
mendekati area tengah tapak. Pada kasus ini area kantor sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
2. Bangunan los baja makanan terletak di area depan tapak. Dalam Konsep Sanga
mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak “natah”. Dilihat dari analisis
bangunan los makan tidak sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena
perletakannya masih terlalu ke depan.
3. Dan di bagian depan terdapat area pohoh untuk perletakan secara spesifik pohon
bringin terletak di Tenggara tapak. Dalam kasus ini pohon tersebut memang sudah
ada sblumnya tidak sengaja diletakan disana karena sudah kondisi existing.
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal latai
175
Pada areav zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan los K (los bumbu dan sayur) terletak di tengah-tengah area tapak. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak “natah”.
Dilihat dari analisis bangunan los bumbu dan sayur sudah sesuai dengan Konsep
Sanga Mandala karena perletakannya berada di tengah-tengah tapak.
2. Bangunan los H dan I (los daging) terletak di tengah-tengah area tapak. Dalam
Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak “natah”.
Dilihat dari analisis bangunan los daging sudah sesuai dengan Konsep Sanga
Mandala karena perletakannya berada di tengah-tengah tapak.
3. Bangunan los F (los buah dan bunga) terletak di tengah-tengah area tapak di samping
los daging. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah
Belakang
Tengah
Depan
1
2 3
176
tapak “natah”. Dilihat dari analisis bangunan los buah dan bunga sudah sesuai
dengan Konsep Sanga Mandala karena perletakannya berada di tengah-tengah tapak.
4. Bangunan Kantor Pengelola terletak di tengah-tengah area tapak lebih tepatnya di
belakang los bumbu dan sayur. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak
di tengah-tengah tapak “natah”. Dilihat dari analisis bangunan kantor pengelola yang
lama sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena perletakannya berada di
tengah-tengah tapak.
Belakang
Tengah
Depan
1 2 3
4
177
5. Banungan E (Pura Melanting) terletak di area tengah tapak pada bagian Timur Laut
pada Tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak di utara dan timur pada
tapak, pada kasus ini area suci sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
6. Bangunan D (Bale Gong) terletak di area tengah tapak pada bagian Timur Laut di
sebelah Pura Melnting pada Tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak
di utara dan timur pada tapak, pada kasus ini area suci sudah sesuai dengan konsep
Sanga Mandala.
7. Bangunan M (Toilet) terletak di tengah tapak lebih tepatnya di bangian Utara tapak.
Dalam konsep Sanga Mandala bangunan atau hal yang bersifat kotor harus diletakan
di bagian Sealatan atau Barat pada tapak maupun bangunan. Jika dilihat dari analisis
diatas bangunan toilet masih belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala karena
bangunan toilet terletak pada Utara tapak.
8. Bangunan O (Bale Bengong) terletak di area belakang tapak pada bagian Barat pada
tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak
“natah”. Dilihat dari analisis bangunan Bale Bengeong masih belum sesuai dengan
Konsep Sanga Mandala karena perletakannya masih sedikit di balakang tapak.
9. Bangunan P (kantor LPD) terletak di belakang area tapak lebih tepatnya di samping
bangunan Bale Bengong yang lama. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas
terletak di tengah-tengah tapak “natah”. Dilihat dari analisis bangunan Kantor LPD
masih belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena perletakannya masih
sedikit di balakang tapak.
178
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan B (kios rencana) terletak di belakang area tapak lebih tepatnya di samping
bangunan los makanan ringan. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak
di tengah-tengah tapak “natah”. Dilihat dari analisis bangunan kios masih belum
sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena perletakannya masih di balakang
tapak.
2. Bangunan Q (los makanan ringan) terletak di belakang area tapak lebih tepatnya di
samping bangunan kantor LPD. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak
di tengah-tengah tapak “natah”. Dilihat dari analisis bangunan los makanan ringan
masih belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala karena perletakannya masih di
balakang tapak.
Belakang
Tengah
Depan
7 8
9 6
5
179
3. Bangunan R (Penungu Karang) terletak di belakang area tapak lebih tepatnya di
Barat Laut tapak. Dalam kosen Sanga Mandala Penunggu Karang dimana biasanya
terletak di area Barat laut dari tapak sesuai dengan pengertiannya sendiri dimana
Yang biasa di letekan pada posisi “teben” jika yang di anggap “hulu” adalah sanggah
Kemulan, kurang lebih berada disisi barat laut pada tapak/bangunan. Jika di lihat
dari analisis perletakan penuggu karang sudah sesuai dengan Konsep Sanga
Mandala.
Belakang
Tengah
Depan
1
2
3
1
180
4.5.2.4 Orientasi bangunan (skala bangunan)
Pada area zona depan tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Kantor Pengelola yang terletak di area depan tapak, bangunan berorientasi
Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di bagian Selatan bangunan. Dalam konsep
Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke
bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan Kantor
Pengelola sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
2. Bangunan los baja makanan yang terletak di area depan tapak, bangunan berorientasi
Utara-Selatan dan memiliki dua pintu masuk yaitu di bagian utara dan selatan tapak.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan
bangunan los makanan sudah sesuai untuk pintu masuk di bagian selata tapi masih
belum sesuai dengan pintu di bagian utara tapak.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan: Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
181
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan los K (los bumbu dan sayur) yang terletak di area tengah tapak, bangunan
berorientasi Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di empat baigan bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan
los bumbu dan sayur belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Keterangan:
Orientasi bangunan
Key plan
Orientasi pintu masuk
182
2. Bangunan los H dan I (los daging) yang terletak di area tengah tapak, bangunan
berorientasi Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di empat bagian bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan
los daging belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
3.Bangunan los F (los buah dan bunga) yang terletak di area tengah tapak, bangunan
berorientasi Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di empat bagian bangunan. Dalam
konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke
bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi los buah dan bunga belum
sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Keterangan:
Orientasi bangunan
Key plan
Orientasi pintu masuk
183
4. Bangunan Kantor Pengelola yang terletak di area tengah tapak, bangunan berorientasi
Timur-Barat dan pintu masuk terletak di bagian Barat bangunan. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian Selatan
dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan Kantor Pengelola yang lama sudah
sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
184
5. Banungan E (Pura Melanting) yang terletak di area tengah tapak pada bagian timur,
bangunan berorientasi Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di bagian Selatan
bangunan. Sesuai dengan konsep sangan mandala orientasi bangunan pura adalah dari
Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Pura disini berorientasi ke arah Utara-Selatan. Jadi
untuk bangunan pura sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
6. Bangunan D (Bale Gong) yang terletak di area tengah tapak pada bagian timur di
sebelah bangunan Pura Melanting, bangunan berorientasi Timur-Barat dan pintu masuk
terletak di bagian Timur bangunan. Sesuai dengan konsep sangan mandala orientasi
bangunan pura adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan Bale Gong disini
berorientasi ke arah Timur-Barat. Jadi untuk bangunan Bale Gong sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan: Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
185
7. Bangunan M (Toilet) yang terletak di area tengah tapak pada bagian belakang,
bangunan berorientasi Utara-Selatan dan pintu masuk terletak di bagian Selatan
bangunan. Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan
maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi
bangunan toilet sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan O (Bale Bengong) yang terletak di area belakang tapak, bangunan
berorientasi Selatan-Utara dan pintu masuk terletak di bagian Utara bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan
Bale Bengong belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan: Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
186
2. Bangunan P (kantor LPD) yang terletak di area belakang tapak, bangunan
berorientasi Selatan-Utara dan pintu masuk terletak di bagian Utara bangunan.
Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun
berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan
kantor LPD belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
3. Bangunan B (kios rencana) yang terletak di area belakang tapak, bangunan kios ada
yang berorientasi Barat-Timur dan pintu masuk terletak di bagian Timur bangunan. Dan
kios sembako satu lagi ada yang berorientasi Timur-Barat dan pintu masuk dibagian
Barat bangunan. Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan
maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi
bangunan kios yang berorientasi Barat-timur belum sesuai dengan Konsep Sanga
Mandala. Dan yang berorientasi Timur-Barat sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
187
4. Bangunan Q (los makanan ringan) yang terletak di area belakang tapak, bangunan
berorientasi Barat-Timur dan pintu masuk terletak di bagian Timur bangunan. Dalam
konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke
bagian Selatan dan Barat tapak. Jika dilihat dari ananalisi bangunan los kue pasar atau
makanan ringan belum sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Key plan
188
5. Bangunan Penunggu karang yang terletak di area belakang tapak di sebalah timur
laut tapak tapak sesuai dengan pengertiannya sendiri dimana yang biasa di letekan pada
posisi “teben” jika yang di anggap “hulu” adalah sanggah Kemulan, kurang lebih berada
disisi barat laut pada tapak/bangunan. Dimana bangunan ini meruapan bangunan sakral
(suci) dan bangunan ini memiliki fungsi pelindung, penjaga, wakil dan pengasuh
bangunan beserta isi dari tapak keseluruhan. Dalam Konsep Sanga mandala area suci
terletak di utara dan timur pada tapak, dalam kasus ini kareana sesuai dengan fungsinya
perletakan Sanggah sudah sesuai dengan Konsep Sanga Mandala.
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan: Key plan
189
4.5.2.5 Sintesis Pasar Kerta Waringin Sari skala Tapak dan Bangunan
Skala Tapak
Table: 4.5 Hasil Dari Analisis Pasar Kerta Waringin Sari skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Niali
Alur
Sirkulasi
Pintu Selatan alur sirkulasi berlawanan arah
dengan jam.
1 1
Total 10
Pada pasar Kerta Waringin Sari Kec. Denpasar Timur untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi
Tiga. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di
presentasekan bangunan Pasar Kerta Waringin Sari dalam analisis penerapan konsep Sanga
Mandala adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala
tapak seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi,
alur sirkulasi pada pasar Kerta Waringin Sari sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Table: 4.6 Hasil Dari Analisis Pasar Kerta Waringin Sari skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Kantor
Pengelola
Area
publik
Selatan
(depan)
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Los
Makanan
Area
publik
Selatan
(depan)
0 Utara-
Selatan
1 Utara-
Selatan
0 1
3. Pohon
bringin
Area
privat
Tenggara
- - - - - -
190
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai Total
4. Los
bumbu &
sayur
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
5. Los
Daging
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
6. Los Buah
& Bunga
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
7. Kantor
Pengelola
Lama
Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
8. Pura
Melanting
Area
suci
Timur laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
9. Bale Gong Area
suci
Timur 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
10. Toilet Area
publik
Tengah 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
11. Bale
Bengong
Area
publik
Tengah 1 Selatan-
Utara
0 Utara 0 1
12. Kantor
LPD
Area
publik
Tengah 1 Selatan-
Utara
0 Utara 0 1
13. Kios B Area
publik
Belakang 0 Utara-
Selatan (1)
Timur-
Barat (2)
(1) 1
(2) 1
(1) Selatan
(2) Barat
(1) 1
(2) 1
4
14. Los makan
ringan
Area
publik
Belakang 0 Selatan-
Utara
0 Utara 0 0
15. Penunggu
Karang
Area
publik
Barat Laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
Total 30
Pada pasar Kerta Waringin Sari Kec. Denpasar Timur untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala bangunan memiliki point 30. Dari total nilai keseluruhan yang bisa
di peroleh dalam skala bangunan adalah 48, jika di presentasekan bangunan Pasar Kerta
Waringin Sari dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 75%. Dari hasil analisis
menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga
Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak bangunan, orientasi bangunan, dan orientasi pintu
masuk pada pasar Kerta Waringin Sari penerapan konsep Sanga Mandala sebesar 75%.
191
4.6 Pasar Padang Sambian
Pasar Padang Sambian ( Denpasar Barat)
Pasar padang sambian merupakan pasar yang terletak di kecamatan Denpasar Barat,
lebih tepatnya di Jln. Tangkuban Perahu II Padang Sambian, Denpasar Barat. Pasar
Padang Sambian masih di kategorikan pasar tradisional karena masih adanya proses
tawar-menawar, bangunan terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang
dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan
sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang
menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Di sekitar lingkungan pasar Padang
Sambian merupakan area pemukiman penduduk dan masih terdapat area tanah kosong.
Pada bagian utara terdapat tanah kosong dan area pemukiman, pada bagian selatan
merupakan area pemukiman, pada bagian timur merupakan tanah kosong, dan bagian
barat merupakan pemukiman penduduk. Adapun kriteria pasar tradisional diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 20 tahun 2012 bab 2 pasal 4
yang berisi sebagai berikut :
Peta Lingukan Pasar Padang Sambian
Sumber: BAPPEDA
Gambar 4.18
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pemukiman
Pasar Padang
Sambian
Tanah Kosong
192
A. Dimiliki, di bangun dan/atau di kelola oleh pemerintah daerah.
B. Transaksi di lakukan secara tawar menawar.
C. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
D. Sebagain besar barang dan jasa yang di tawarkan berbahan baku lokal.
Deskripsi dan fasilitas yang ada pada pasar Kerta Waringin Sari kec. Denpasar Timur
Pasar Kerta Waringin Sari
Luas Tanah : 3.220 m²
Luas Bangunan : 2.987 m²
Tahun Pembuatan : 1990
Jumlah Tempat
Kios : 15
Los : 100
Pelataran : -
Pendapatan : Rp –
Alamat : Jln. Tangkuban Perahu III
Desa/Kelurahan : Padang Sambian
Kecamatan : Denpasar Barat
Suasana Pasar Padang Sambian Gambar 4.19
Suasana Pasar Padang Sambian dari
depan
Suasana Kantor Pengelola Pasar
Suasana Los Pasar
Suasana Pura Melanting Pasar
193
4.6.1 Analsisi Pasar Skala Tapak
Pada analisis skala bangunan aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi ruang,
elemen pembentuk ruang, tata letak bangunan, zonasi, organisasi ruang, dan alur sirkulasi. Pada
saat analisis skala tapak akan dibagi menjadi tiga area yaitu, depan, tengah, dan belakang
dikarenakan area suci bisa terdapat diarea depan, tengah, maupun belakang tapak sesuai dari
orientasi tapak tersebut.
4.6.1.1 Jenis & fungsi Ruang (skala tapak)
Depan Tengah Belakang
Lay Out Pasar Padang Sambian Gambar 4.20
194
Pada bagian depan tapak merupakan area suci di mana terdapat pura (tempat
persembahyangan) yang merupakan jenis ruang privat. Dan fungsi ruangnya untuk
melakukan persembahyangan maupun ritual-ritual keagamaan yang dilakukan di
pasar padang sambian. Dan di bagian depan merupakan area pintu masuk dan keluar
yang jenis ruang sebegai ruang publik, dimana di fungsikan sebagi area masuknya
pengunjung maupun pengelola pasar.
Pada bagian tengah tapak merupakan area pasar inti dimana fungsinya sebagai
tempat berinteraksinya pembeli dan pedagang dimana jenis ruangnya merupakan
ruang publik.
Pada bagian belakang tapak merupakan area pasar lama dimana jenis ruangnya adalah
publik. Fungsing ruangnya adalah sebagai tempat berinteraksinya pembeli dan
pedagang. Dan di area belakang juga di fungsikan sebagai tempat resapan dan area kotor
atau tempat pembuangan sampah.
Depan Tengah Belakang
Depan Tengah Belakang
195
4.6.1.2 Elemen Pembentuk Ruang (skala tapak)
Pada tapak di area depan elemen pembentuk ruang ada elemen horisontal lantai dimana
terdapat perberdaan ketinggian sekitar 10cm antara bagian depan dan tengah tapak dan
juga perbedaan material lantai pada bagian depan dan tengah. Pada bagian depan
menggunakan paving sedangkan di area tengah menggunakan keramik. Dan terdapat
elemen pembentuk ruang vertikal yaitu dinding pada pagar setinggi 2m pada pura. Dan
juga elemen vertikal pada area kantor pengelola pasar setinggi 3.5m.
Pada tapak di area tengah elemen pembentuk ruang ada elemen horisontal lantai terdapat
perbedaan ketinggian lantai antara bagian depan dan tengah tapak sekitar 10cm.Dan
terdapat perbedaan ketinggian lantai antara area tengah tapak dan belakang sekitar 1,2m.
Depan Tengah Belakang
Tengah Belakang
Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertikal
Elemen
horisontal lantai Elemen
vertikal
196
Dan terdapat juga elemen pembentuk ruang vertikal dimana terdapat dinding-dinding
yang membatasi ruang-ruang yang ada di bagian tengah tapak dan dinding pada pasar
lama setinggi 5m.
Pada tapak di area belakang tapak elemen pembentuk ruangnya ada elemen horizontal
bawah dimana terdapat perbedaan ketinggian antara area tengah tapak dan area belakang
tapak sekitar 1,2m. Dan terdapat elemen pembentuk ruang vertical dimana pada bagian
belakang tapak juga terdapat dinding dari banguna Pasar Lama yang membatasi tapak
area tengah dan belakang.
4.6.1.3 Tata Letak ruang (skala tapak)
Tengah Belakang
Depan Tengah Belakang
Elemen
horisontal lantai
Elemen
vertikal
Kantor
Area suci
Keterangan:
197
Pada tapak area suci terletak di area depan tapak dimana pada area suci ini terdapat pura
(tempat suci persembahyangan). Dalam skala tapak area suci pada pasar Padang
Sambian terletak di sebelah barat tapak.
Pada tapak area tengah merupakan area pasar inti, dimana pada area ini terdapat
bangunan pasar utama dimana berlangsungnya interaksi antara pedagang dan pembeli.
Pada tapak area belakang tapak, dimana pada area ini terdapat bangunan pasar yang di
fungsikan sebagai menjual daging. Dan juga terdapat area sampah dan juga kamar mandi
sebegai area kotor. Dalam skala tapak peletakan area daging dan sampah yang terletak
di sebelah timur/belakang tapak.
Depan Tengah Belakang
Depan Tengah Belakang
Bangunan Pasar
Keterangan:
Bangunan Pasar
Keterangan:
198
4.6.1.4 Zonasi
Pada tapak area depan merupakan area zona publik dan zona privat, dimana area zona
public adalah area parkir dan pintu masuk/keluar sedangkan untuk zona privatnya adalah
area pura sebagai tempat suci.
Pada tapak area tengah merupakan area zona publik dimana area bangunan pasar yang
aktivitasnya interaksi antara pedagang dan pembeli.
Privat
Publik
Depan Tengah Belakang
Depan Tengah Belakang
Keterangan:
Keterangan:
Publik
199
Pada tapak area belakang merupakan area zona publik dimana area bangunan pasar dan
area tenmpat sampah.
4.6.1.5 Organisasi Ruang
organisasi ruang Pasar Padang Sambian
Depan Tengah Belakang
Pura Gedong Kantor
Area parkir
Entry
Pasar los sayur,buah,bumbu,bunga Pasar los
daging
sampah
Keterangan:
Diagram 4.4
Publik
Keterangan :
Utama
Madya
Nista
200
Pada organisasi pasar Padang Sambian jika di lihat dengan konsep Sanga Mandala area yang
tidak sesuai peletakannya adalah area pura dan los daging, namun pada area pura orientasi
banguna sudah mengarah kea rah Utara-Selatan jadi sudah sesuai dengan Konsep Sanga
mandala, dan area parkir dan pasar sudah sesuai di tengah-tengah atau area beraktivitas, dan
area pintu masuk sudah tepat berada di daerah barat tapak. Dan area kotor atau area sampah
sudah mengarah kea rah selatan. Jadi secara keseluruhan organisasi pasar Padang Sambian
sudah Sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
4.6.1.6 Alur Sirkulasi
Pada pasar Padang Sambian pintu masuk yang terletak pada bangian Barat tapak.
Analisis awal pola sirkulasi dari pasar padang sambian dimana alur sirkulasi masuk dari barat
tapak bergerak searah dengan jarum jam/ bergerak dari arah barat ke utara.
4.6.2 Analisis Pasar Skala Bangunan
Pada analisis skala bangunan aspek-aspek yang akan dibahas adalah, jenis & fungsi ruang,
elemen pembentuk ruang, tata letak bangunan, zonasi, organisasi, dan alur sirkulasi.
4.6.2.1 Jenis dan Fungsi Ruang (skala bangunan)
Pada area zona depan terdapat bangunan :
Entrance
Keterangan:
Area Parkir
201
4. Bangunan Pura Melanting merupakan pura yang bersifat fungsional sebagai tempat
dari pemujaan Bhatari Melanting. Bhatari Melanting merupakan manifestasi dari
Dewa Kwera atau dalam kepercayaan umat Hindu adalah Dewanya Uang yang di
Bali lebih dikenal dengan sebutan Bhatari Rambut Sedana. Dimana yang berwujud
sebagai Bhatari Melanting adalah Ida Ayu Subawa yaitu putri dari Dang Hyang
Nirata yang telah berubah wujud . jenis ruangnya adalah ruang privat dan fungsi
ruangnya di fungsikan sebgai tempat persembahyangan dan juga menggelar upacara
keagamaan yang bersangkutan dalam pasar.
5. Bangunan Gedong merupakan pelinggih atau pura dimana memiliki ciri khas di
dalam bentuk atapnya seperti, Gedong Mas Catu bentuk puncak atapnya tumpul
sedangkan Gedong Mas Sari bentuk atapnya perucut lancip. Jenis ruangnya adalah
privat dan sakral dan fungsinya sebagai persembahyangan untuk tempat pemujaan
Sri Sedana, harta kekayaan Untuk kesejahteraan.
Key Plan
Key Plan
202
6. Bangunan kantor merupakan tempat untuk bekerja dalam suatu profesi pekerjaan.
Jenisnya adalah bangunan privat dimana difungsikan sebagai tempat untuk
mengelola pasar baik dari segi administrative ataupun dalam bentuk pegawasan.
Pada area zona tengah :
7. Bangunan pasar merupakan tempat atau bangunan yang menaungi atau sebagai
wadah bertemunya penjual dan pembeli yang disertai dengan adanya transaksi jual
beli. Jenis ruangnya adalah publik dan di fungsikan sebagai tempat jual beli dan
transaksi jual beli lainnya barang yang di jual di bangunan pasar tahap 1 adalah,
sembako, bunga, dan sarana upacara. Bangunan ini adalah bangunan pasar tahap 1.
Key Plan
Key Plan
203
8. Banguna pasar baru ini jenis ruangnya publik dan fungsi ruangnya sebagai tempat
jual beli dan transaksi jual beli lainnya barang yang di jual di bangunan pasar baru
barang yang dijual adalah sayur mayur.
Pada area zona belakang
9. Bangunan pasar lama ini jenis ruangnya adalah publik dan fungsi ruangnya sebagai
tempat jual beli dan transaksi jual beli lainnya barang yang di jual dsini adalah daging
dan ikan.
Key Plan
Key Plan
204
4.6.2.2 Elemen Pembentuk Ruang (skala Bangunan)
Pada area zona depan terdapat Bangunan :
1. Bangunan Pura Melanting yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal
lantai dimana terdapat perbedaan ketinggian antara lantai dasar dengan pura
sekitar 45cm, perbedaan material lantai yang digunakan lantai dasar
menggunakan paving dan pada pura menggunakan batu alam. Untuk elemen
pembentuk ruang horisontal atas pada bangunan pura tedapat pada penutup atap
yang kerucut. Sedangkan elemen pembentuk ruang yang vertikal terdapat
dinding pagar yang mengelilingi pura dan sekaligus menjadi pembatas antara
pura dengan Gedong, Pura dengan halaman pasar.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
205
2. Bangunan Gedong yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai
dimana terdapat perbedaan ketinggian antara lantai dasar dengan halaman pasar
sekitar 45cm, dan juga perbedaan material lantai yang digunakan. Pada halaman
pasar menggunakan lantai paving sementara pada bangunan gedong
menggunakan material batu alam. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal
atas pada bangunan Gedong dengan adanya penutup atap pada bangunan utama
gedong berupa penutup atap kerucut. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang
vertikal terdapatnya dinding pembatas yang membatasi antara gedong dengan
pura, dan Gedong dengan halaman pasar.
3. Bangunan Kantor yang memiliki elemen pembentuk ruang horisontal lantai karena
terdapatnya perbedaan ketinggian antara lantai dasar dengan lantai yang ada pada
bangunan kantor, perbedaan material yang digunakan bisa dikatan elemen
pembemtuk ruang horisontal bawah. Seperti material yang digunakan pada halaman
adalah paving sementara yang digunakan di dalam kantor adalah keramik. Untuk
elemen pembentuk ruang horisontal atas terdapat elemen penutup atap berupa atap
limas. Sedangkan untuk elemen pembentuk ruang vertikal pada bangunan kantor
terdapat dinding yang menutupi seluruh bangunan kantor yang memisahkannya
dengan lingkungan sekitarnya.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
206
Pada area zona tengah terdapat bangunan :
4. Bangunan Pasar Tahap I dimana bangunan ini memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian lantai antara sirlukasi dengan
los-los yang ada di dalam pasar. Untuk materialnya sendiri yang digunakan pada
sirkulasi pasar hanyalah pelesteran beton sedangkan pada los-los pasar
menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas terdapatnya
penutup atap pada bangunan Pasar Tahap I. Sedangkan untuk elemen pembentuk
ruang vertikal terdapatnya dinding pembatas anatara penjual dengan pembeli pada
los bagian tengah dengan ketinggian sekitar 80 cm. untuk kios yang berada pada sisi
kiri dan kanan memiliki dinding full sampai ke atap dan memiliki pintu penutup
yaitu berupa rooling door.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
horisontal atas
207
5. Banguna Pasar Baru dimana bangunan ini memiliki elemen pembentuk runag
horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian lantai antara sirlukasi dengan
los-los yang ada di dalam pasar. Untuk materialnya sendiri yang digunakan pada
sirkulasi pasar hanyalah pelesteran beton sedangkan pada los-los pasar
menggunakan keramik. Untuk elemen pembentuk ruang horisontal atas pada
banguan pasar baru memliki penutup atap. Sedangkan elemen pembentuk ruang
vertikal pada bangunan pasar baru seluruh dindingnya hanya setinggi 80cm untuk
memisahkan area penjual dan pembeli dan dinding utama setinggi 5,8m.
Pada area zona belakang tapak terdapat bangunan :
6. Bangunan pasar lama dimana bangunan ini memiliki elemen pembentuk ruang
horisontal lantai karena terdapat perbedaan ketinggian antara pasar baru dan pasar
lama dan juga pada pasar lama untuk sirkulasi dan area los juga memiliki perbedaan
ketinggian lantai. Untuk material yang digunakannya juga berbeda sama seperti di
Pasar Tahap I, Pasar Baru, Pasar Lama pada area sirkulasi menggunakan beton
pelesteran sedangkan pada area kios menggunakan keramik pada laintainya. Untuk
elemen pembentuk ruang horisontal atas tetap terdaptnya atap. Sedangkan unuk
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
208
elemen pembentuk ruang vertikal terdapatnya dinding pembatas antara penjual dan
pembeli dengan ketinggian 80cm dan dinding pada los sekitar 3m.
4.6.2.3 Tata Letak Ruang (skala bangunan)
Pada area zona depat tapak terdapat bangunan:
1. Bangunan Pura Melanting terletak di area suci (utama) yang terdapan di bagian
depan pada tapak. Dalam skala bangunan area suci pada pasar Padang Sambian
terletak di sebelah barat tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak di
utara dan timur pada tapak, pada kasus ini area suci masih belum sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
2. Bangunan Gedong terletak di area suci (utama) yang terdapan di bagian depan pada
tapak. Dalam Konsep Sanga mandala area suci terletak di utara dan timur pada tapak,
pada kasus ini area suci masih belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
3. Bangunan Kantor terletak di area depan dikarenakan untuk memudahkan akes
pengelola mengawasi kegiatan pasar dan hal-hal lain. Dalam Konsep Sanga mandala
area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak, namun area kantor sudah mendekati
area tengah tapak. Pada kasus ini area kantor sudah sesuai dengan konsep Sanga
Mandala.
Elemen
pembentuk
vertikal
Elemen
pembentuk
horisontal atas
Elemen
pembentuk
horisontal lantai
209
Pada area zona tengah tapak terdapat bangunan :
4. Bangunan pasar tahap 1 tedapat di tengah tapak atau madya dimana terdapat 78 kios
sembako, 28 los bunga, 34 los sayur. Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas
terletak di tengah-tengah tapak. Dan bangunan Pasar Tahap I sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
5. Bangunan Pasar Baru terlatang masih 1 zona dengan Pasar Tahap I yaitu di tengah
namun agak sudah sedikit kearah belakang tapak, dimana terdapat 24 los buah.
Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak. Dan
bangunan pasar sudah Baru sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Pada area zona belakang tapak Terdapat bangunan :
6. Bangunan Pasar lama terletak di area belakang tapak atau bisa dibilang bagian kotor
dimana terdapat dua Bangunan Pasar Lama dimana merupakan los daging dan ikan.
Dalam Konsep Sanga mandala area aktivitas terletak di tengah-tengah tapak, namun
bangunan Pasar lama masih agak terlalu di belakang tapak dan masih belum sesuai
dengan konsep Sanga Mandala.
Depan Tengah Belakang
Depan Tengah Belakang
1 2 3
4 5
210
7.
4.6.2.4 Orientasi Bangunan
3. Bangunan Pura melanting yang terletak di bagian Barat tapak/depan dan untuk
perletakan belum sesuai Konsep Sanga Mandala masih belum terpenuhi. Tetapi
sesuai dengan konsep sangan mandala orientasi bangunan pura adalah dari Utara-
Selatan atau Timu-Barat, dan Pura disini berorientasi ke arah Utara-Selatan. Jadi
untuk bangunan pura sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
4. Bangunan Gedong yang terletak di bagian Barat tapak/depan sama dengan Pura
Melanting dan untuk perletakan belum sesuai Konsep Sanga Mandala masih belum
terpenuhi. Tetapi sesuai dengan konsep sangan mandala orientasi bangunan suci
Depan Tengah Belakang
Key Plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
6
6
211
adalah dari Utara-Selatan atau Timu-Barat, dan banguna Gedong sama halnya
dengan Pura berorientasi ke arah Utara-Selatan. Jadi untuk bangunan Gedong juga
sudah sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
5. Bangunan Kantor yang terletak di bagian Barat tapak/depan sama dengan Pura
Melanting dan Gedong . Dalam konsep Sanga Mandala perletakan pintu masuk
selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian Selatan dan Barat tapak. Pada
Bangunan kantor orientasi bangunan kea rah selatan dimana letak posisi pintu masuk
berada di area selatan kantor. Pada hal ini bangunan kantor sudah sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
Key Plan
Key Plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
212
6. Bangunan Pasar Tahap I yang terletak di tengah tapak. Dalam konsep Sanga
Mandala perletakan pintu masuk selalu di letakan maupun berorientasi ke bagian
Selatan dan Barat tapak. Pada bangunan Pasar Tahap I pintu masuk berada di Barat
tapak dan orientasi bangunan mengarah kearah Barat tapak. Dan untuk kios yang
berada di sebelah utara tapak sudah sesuai menghadap kea rah selatan, namun tetapi
kios yang berada di sebelah selatan tapak mengarah ke Barat. Untuk los sendiri
semua mengarah kea rah Barat. Jadi untuk kios yang berada di sebelah selatan tapak
saja yang tidak sesuai konsep Sanga Mandala karena pintu masuk berorientasi kea
rah Utara.
7. Bangunan Pasar Baru yang terlatak masih satu area dengan Pasar Tahap I. Sama
dengan Pasar Tahap I, Pasar Baru untuk kios yang berada di sebelah utara tapak
sudah sesuai menghadap kearah selatan, namun tetapi kios yang berada di sebelah
selatan tapak mengarah ke Barat. Untuk los sendiri semua mengarah kea rah Barat.
Jadi untuk kios yang berada di sebelah selatan tapak saja yang tidak sesuai konsep
Sanga Mandala karena pintu masuk berorientasi kea rah Utara.
Key Plan
Key Plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
213
8. Bangunan Pasar Lama yang terlatak pada bagian timur/belakang tapak. Untuk los
daging orientasi bangunan mengarah kea rah Timur-Barat. Dan pada konsep Sanga
Mandala itu sudah sesuai dan juga untuk pintu masuk juga mengarah dari Selatan-
Utara. Namun terdapat juga dari arah utara-selatan, karena area masuk terdapat dua
area.
Key Plan
Orientasi bangunan
Orientasi pintu masuk
Keterangan:
214
4.6.2.5 Sintesis Pasar Padang Sambian skala Tapak dan Bangunan
Skala Tapak
Tabel: 4.7 Hasil Dari Analisis Pasar Padang Sambian skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
Sirkulasi
Pintu terletak di barat alur sirkulasi berlawanan
dengan arah jarum jam
1 1
Total 10
Pada pasar Padang Sambian Kec. Denpasar Barat untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi
Dua. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di
presentasekan bangunan Pasar Padang Sambian dalam analisis penerapan konsep Sanga
Mandala adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala
215
tapak seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi,
dan alur sirkulasi pada pasar Padang Sambian sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel: 4.8 Hasil Dari Analisis Pasar Padang Sambian skala Bangunan
Variabel 1 Variabel
2
Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Pura
Melanting
Area
suci
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
2. Gedong Area
suci
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
3. Kantor
Pengelola
Area
publik
Barat laut
(depan)
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
4. Pasar
Tahap 1
Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 2
5. Pasar Baru Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 2
6. Bangunan
Pasar
Lama
Area
publik
Belakang 0 Timur-
Barat
1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 1
7. Bangunan
Pasar
Lama
Area
publik
Belakang 0 Timur-
Barat
1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 1
Total 12
Pada pasar Padang Sambian Kec. Denpasar Barat penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala Bangunan memiliki point 12. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh
dalam skala bangunan adalah 21, jika di presentasekan bangunan Pasar Padang Sambian dalam
analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 57%. Dari hasil analisis menggambarkan
bahwa pada pola tata ruang sekala tapak seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi
ruang, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan pada pasar Padang Sambian penerapan
konsep Sanga Mandala sebesar 57%.
216
4.7 Pola Sirkulasi Ke Empat Pasar
4.7.1. Sirkulasi entrance
Dari analisis awal di dapatkan pola entrance pintu masuk sebagai berikut:
Dari gambar analisis diatas dapat dilihat terdapat dua pasar yang memeliki entrance dari
selatan tapak dan alur sirkulasi yang bergerak dari arah selatan ke timur atau berlawanan dengan
arah jarum jam. Dan terdapat juga dua pasar yang memiliki entrance dari barat tapak dan alur
sirkulasi yang bergerak dari arah barat ke utara atau searah dengan arah jarum jam. Dari hasil
tersebut didapat bahwa ke empat pasar memiliki konsistensi karena ada dua pasar yang memiliki
entrance dari selatan dan dua dari barat.
Area Parkir
Area Parkir
Area Parkir
Area Parkir
Area Parkir
1. Pasar Poh Gading
2. Pasar Nyagelan
3. Pasar Kerta Waringin Sari
4. Pasar Padang Sambian
Entrance ke-empat Pasar Gambar 4.21
217
4.7.2 Aktivitas Pedagang
Aktivitas pedagang pada sebuah pasar adalah dimana pada dini hari para pedagang mulai
datang ke pasar dimana tempat mereka medagangkan dagangannya. Mulai dari persiapan
menata-nata barang yang akan dipasarkan sampai disaat menungu pembeli datang. Semua itu
mungkin karena kita tidak melihat lebih jauh ke dalam, karena setelah para pedagang
menyiapkan dagangannya masih ada aktivitas yang dilakukan selanjutnya. Yaitu ritual yang di
percaya oleh masyarakat Bali sebelum melakukan aktivitas apapun sama halnya dengan
berdagang. Dimana aktivitas tersebut harus dilakukan sebelum memulai aktivitas jual-beli.
Begitu juga dengan aktivitas di hunian setiap setelah mempersiapkan aktivitas di pagi hari
setelah itu penghuni rumah akan melaksanakan persembahyangan yang disebut “mebanten
nasi” dan juga sore puklul 06.00 untuk persembahyangan sehari-hari. Agar dapat mengetahi
pola ritual yang dilakukan terlebih dahulu mencari pola ritualnya hampir sama dengan yang ada
di bangunan komersial seperti permukiman.
4.7.3 Pola Sirkulasi pada pemukiman masyarakat Bali
Pola permukian masyarakat Bali (orientasi Gunung – Laut/ Kaja - Kelod)
Pola Permukiman Masyarakat Bali
Sumber : Eko Budihardjo, 1990
Gambar 4.22
218
Dalam konsep Tri Hita Karana dan dalam kitab hindu menyatakan dimana ritual pada pola
permukiman adalah sebagai berikut, dimulai dari :
1) hunian/rumah masing
2) Pura Dalem
3) Pura Desa
4) Bale kulkul
5) Puri
6) Wantilan
7) Pohon bringin
8) Pasar
Pola permukiman masyarakat Bali (orientasi Terbit – Terbenam Matahari/ Kangin- Kauh)
Dalam konsep Tri Hita Karana dan dalam kitab hindu menyatakan dimana ritual pada pola
permukiman adalah sebagai berikut, dimulai dari :
1) Pura Desa
2) Perumahan
KANGIN
219
3) Bale Banjar
4) Wantilan
5) Pasar
6) Pura Dalem
7) Kuburan Desa
Untuk rumah tinggal adalah sebagai berikut:
1) Sanggah/merajan
2) Kamar Suci
3) Kamar orang tua
4) Anak laki-laki
5) Anak perempuan
6) Dapur
7) Kamar mandi
8) Entrance
Sementara pada pasar adalah sebagai berikut:
1) Area Dagang
2) Pura melanting
3) Tugu Karang
4) Jalan/ entrance
5) Tugu perempatan
Dari ketiga pola ritual yang ada yang mempunyai kemiripan adalah pola dari permukiman yang
memungkinkan untuk di aplikasikan pada bangunan komersial seperti bangunan pasar. Dimana
pada pola permukiman alur sirkulasinya bergerak dari arah timur ke utara atau berlawanan
dengan arah jarum jam baik dari pola permukiman yang berorientasi gunung-laut dan yang
berorientasi terbit-terbenamnya matahari.
220
4.7.4 Analisis Pola sirkulasi ke Empat Pasar
A. Pasar Poh Gading
Pada pola alur ritual pada pasar poh gading dari observasi lapangan yaitu berawal dari
persembahyangan dari area dagang, ke Pura Melanting, ke Penungu Karang, ke jalan/entrance,
yang terakhir adalah ke tugu perempatan. Dari analsis tersebut terbentuk pola alur sirkulasi yang
bergerak berlawanan dengan arah jarum jam/ dari selatan ke timur.
Penunggu
Karang
Pura Melanting
Area Entrance
Tugu
Perempatan
Area los/dagang
Keterangan:
Zona
Alur Ritual
221
B. Pasar Kerta Waringin Sari
Pada pola alur ritual pada pasar Kerta Waringin Sari dari observasi lapangan yaitu
berawal dari persembahyangan dari area dagang, ke Pura Melanting, ke Penungu Karang, ke
jalan/entrance, yang terakhir adalah ke tugu perempatan. Dari analsis tersebut terbentuk pola
alur sirkulasi yang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam/ dari selatan ke timur.
Area Entrance
Penunggu
Karang
Tugu
perempatan
Pura Melanting
Area dagang
Keterangan:
Zona
Alur Ritual
222
C. Pasar Nyagelan
Pada pola alur ritual pada pasar Nyagelan dari observasi lapangan yaitu berawal dari
persembahyangan dari area dagang, ke Pura Melanting, ke Penungu Karang, ke jalan/entrance,
yang terakhir adalah ke tugu perempatan. Dari analsis tersebut terbentuk pola alur sirkulasi yang
bergerak berlawanan dengan arah jarum jam/ dari selatan ke timur.
Area Entrance
Penunggu
Karang
Pura Melanting
Tugu
Perempatan
Area
Dagang/los
Keterangan:
Zona
Alur Ritual
223
D. Pasar Padang Sambian
Pada pola alur ritual pada pasar Padang Sambian dari observasi lapangan yaitu berawal
dari persembahyangan dari area dagang, ke Pura Melanting, ke Penungu Karang, ke
jalan/entrance, yang terakhir adalah ke tugu perempatan. Dari analsis tersebut terbentuk pola
alur sirkulasi yang bergerak berlawanan dengan arah jarum jam/ dari selatan ke timur.
Dari ke-empat pasar di atas dapat disumpulkan bahwa pola alur sirkulasi (ritual) sama
dengan pola yanga ada dipermukian masyarakat Bali. Dimana pola alur sirkulasi begerak
berlawanan dengan arah jarum jam / dari selatan ke arath timur. Yang tahapannya adalah intinya
dari tempat kita beraktivitas lalu ke pura utama, ke penunggu karang, ke jalan/pintu masuk dan
yang terakhir ke tugu perempatan. Mungkin yang membedakannya hanya alat dan waktu
persembahyangan dimana pada pasar, banten sehari-hari dan banten nasi dijadikan satu dan
waktunyapun dilaksanakan berbarengan. Sementara pada permukiman/rumah tinggal itu banten
nasi dan banten sehari-hari dibedakan dimana banten nasi dilaksanakan pada saat selesai
memasak dan banten sehari-hari dilakukan pada sore hari pukul 06.00. Dari ke-empat pasar
tersebut alur sirkulasi (ritual) sudah sesui dengan konsep Sanga Mandala.
Area Entrance
Penunggu
Karang
Pura Melanting
Tugu Perempatan
Area dagang/los
Keterangan:
Zona
Alur Ritual
224
4.8 Hasil Dari Analisis Ke Empat Pasar
Dari hasil pembahasan di dapatkan hasil analisis sebagai berikut:
1. Pasar Poh Gading kec. Denpasar Utara
Skala Tapak
Tabel 4.9 Hasil dari Skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
sirkulasi
Pintu Barat alur sirkulasi berlawanan dengan arah
jarum jam.
1
1
Total 10
Pada Pasar Poh Gading Kec. Denpasar Utara untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam
tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang di mana menggunakan kombinasi Satu. Dari
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
JENIS DAN FUNGSIRUANG
TATA LETAK RUANG ZONASI
SKALA TAPAK
AREA DEPAN AREA TENGAH AREA BELAKANG
225
total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di presentasekan
bangunan Pasar Poh Gading dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 100%.
Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala tapak seseuai dengan
konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi, dan alur sirkulasi pada
pasar Poh Gading sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.10 Hasil dari Skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No. Nama
Bangunan
Jenis
&
fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu Masuk
Nilai
1. Pura
Melanting
Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Kantor
Pengelola
Area
publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
3. Basement Area
publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Selatan &
Barat
1 3
4. Kios C&D Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara&Selata
n
0 4
5. Kios A&B Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 (A) Selatan
(B)Utara&Sel
atan
(A) 1
(B) 0
5
6. Kios
E,F,&G
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 9
7. Los D Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
8. Los F Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
9. Los C Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
10. Los B Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Timur&Barat 0 2
11. Los A Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Timur,
Barat, &
Selatan
0 2
12. Wantilan Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
13. Gudang Area
publik
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 0
226
No. Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungs
i
ruang
Tata letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu Masuk
Nilai Total
14. Penunggu
Karang
Area
suci
Barat laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
Total 43
Pada Pasar Poh Gading Kec. Denpasar Utara untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam
tata ruang pasar skala bangunan memiliki point 43. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di
peroleh dalam skala bangunan adalah 51, jika di presentasekan bangunan Pasar Poh Gading
dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 84%. Dari hasil analisis
menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga
Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan pada pasar Poh
Gading sudah menerapakan konsep Sanga Mandala sebesar 84%. Adapun Pada pasar poh
Gading variabel yang banyak tidak ketersesuiannya adalah orientasi pintu masuk dengan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
SKALA BANGUNAN
TATA LETAK BANGUNAN ORIENTASI BANGUNAN ORIENTASI PINTU MASUK
227
keadaan yang ada pada eksisting. Sementara yang ketersesuainnya paling banyak adalah
orientasi bangunan.
2. Pasar Nyagelan kec. Denpasar Selatan
Skala Tapak
Tabel 4.11 Hasil dari Skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
Sirkulasi
Pintu Barat alur sirkulasi berlawanan dengan arah
jarum jam.
1 1
Total 10
Pada Pasar Nyagelan Kec. Denpasar Selatan untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi Satu. Dari
total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala bangunan adalah 10, jika di
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
JENIS DAN FUNGSIRUANG
TATA LETAK RUANG ZONASI
SKALA TAPAK
AREA DEPAN AREA TENGAH AREA BELAKANG
228
presentasekan bangunan Pasar Nyagelan dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala
adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala tapak
seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi, dan alur
sirkulasi pada pasar Nyagelan sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.12 Hasil dari Skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Sanggah
Pengijeng
Area
Suci
Barat Laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Kantor
Koperasi
Area
Publik
Barat Laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
3. Kantor
Pengelola
Area
Publik
Barat 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
4. Kios D
(sembako
depan)
Area
Publik
Barat
Daya
0 Selatan-
Utara
0 Selatan 0 0
5. Warung Area
Publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
6. Sarana
Pura
Area
Publik
Tengah (1)
Tengah (2)
1 (1)
1 (1)
Selatan-
Utara (1)
Timur-
Barat (2)
0 (1)
1 (1)
Utara (1)
Barat (2)
0 (1)
1 (1)
4
7. Los
bumbu,
sayur, dan
buah
Area
Publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Utara,Sela
tan,Timur,
Barat
0 2
8. Pura
Melanting
Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
9. Bale Gong Area
Suci
Timur
Laut
1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
10. Wantilan Area
Publik
Timur 1 Utara-
Selatan
1 Utara 1 3
11. Kios D
(sembako
belakang)
Area
Publik
Barat
Daya
0 Timur-
Barat
1 Barat 1 2
12. Tempat
Sampah
Area
Publik
Barat
Daya
1 1
Total 29
229
Pada pasar Nyagelan Kec. Denpasar Selatan untuk penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala Bangunan memiliki point 29. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh
dalam skala bangunan adalah 39, jika di presentasekan bangunan Pasar Nyagelan dalam analisis
penerapan konsep Sanga Mandala adalah 74%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada
pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang,
tata letak bangunan, dan orientasi bangunanmasuk pada pasar Nyagelan penerapan konsep
Sanga Mandala sebesar 74%. Adapun Pada pasar Nyagelan variabel yang banyak tidak
ketersesuiannya adalah orientasi tata letak bangunan dengan keadaan yang ada pada eksisting.
Sementara yang ketersesuainnya paling banyak adalah orientasi bangunan dan orientasi pintu
masuk.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
SKALA BANGUNAN
TATA LETAK BANGUNAN ORIENTASI BANGUNAN ORIENTASI PINTU MASUK
230
3. Pasar Kerta Waringin Sari kec. Denpasar Timur
Skala Tapak
Tabel 4.13 Hasil dari Skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Privat
&
publik
1 Privat &
publik
1 3
No. Variabel Dari Arah Niali
Alur
Sirkulasi
Pintu Selatan alur sirkulasi berlawanan arah
dengan jarum jam.
1 1
Total 10
Pada pasar Kerta Waringin Sari Kec. Denpasar Timur untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi
Tiga. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di
presentasekan bangunan Pasar Kerta Waringin Sari dalam analisis penerapan konsep Sanga
Mandala adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala
1 1 11 1 11 1 1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
JENIS DAN FUNGSIRUANG
TATA LETAK RUANG ZONASI
SKALA TAPAK
AREA DEPAN AREA TENGAH AREA BELAKANG
231
tapak seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi,
dan alur sirkulasi pada pasar Kerta Waringin Sari sudah berpedoman pada konsep Sanga
Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.14 Hasil dari Skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Kantor
Pengelola
Area
publik
Selatan
(depan)
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
2. Los
Makanan
Area
publik
Selatan
(depan)
0 Utara-
Selatan
1 Utara-
Selatan
0 1
3. Pohon
bringin
Area
privat
Tenggara - - - - - -
4. Los
bumbu &
sayur
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
5. Los
Daging
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
6. Los Buah
& Bunga
Area
publik
Tengah 1 Utara-
Selatan
1 Utara,Tim
ur,Barat,
& Selatan
0 2
7. Kantor
Pengelola
Lama
Area
publik
Tengah 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
8. Pura
Melanting
Area
suci
Timur laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
9. Bale Gong Area
suci
Timur 1 Timur-
Barat
1 Barat 1 3
10. Toilet Area
publik
Tengah 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
11. Bale
Bengong
Area
publik
Tengah 1 Selatan-
Utara
0 Utara 0 1
12. Kantor
LPD
Area
publik
Tengah 1 Selatan-
Utara
0 Utara 0 1
13. Kios B Area
publik
Belakang 0 Utara-
Selatan (1)
Timur-
Barat (2)
(1) 1
(2) 1
(1) Selatan
(2) Barat
(1) 1
(2) 1
4
232
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai Total
14. Los makan
ringan
Area
publik
Belakang 0 Selatan-
Utara
0 Utara 0 0
15. Penunggu
Karang
Area
publik
Barat Laut 1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 3
Total 30
Pada pasar Kerta Waringin Sari Kec. Denpasar Timur untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala bangunan memiliki point 30. Dari total nilai keseluruhan yang bisa
di peroleh dalam skala bangunan adalah 48, jika di presentasekan bangunan Pasar Kerta
Waringin Sari dalam analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 75%. Dari hasil analisis
menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga
Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak bangunan, dan orientasi bangunan pada pasar Kerta
Waringin Sari penerapan konsep Sanga Mandala sebesar 75%. Adapun Pada pasar Kerta
Waringin Sari variabel yang banyak tidak ketersesuiannya adalah orientasi tata letak bangunan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
SKALA BANGUNAN
TATA LETAK BANGUNAN ORIENTASI BANGUNAN ORIENTASI PINTU MASUK
233
dengan keadaan yang ada pada eksisting. Sementara yang ketersesuainnya paling banyak adalah
orientasi bangunan.
4. Pasar Padang Sambian kec. Denpasar Barat
Skala Tapak
Tabel 4.15 Hasil dari Skala Tapak
No. Variabel Area
depan
Nilai Area
tengah
Nilai Area
belakang
Nilai Total
1. Jenis dan
fungsi ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
2. Tata letak
ruang
Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
3. Zonasi Privat
&
publik
1 Publik 1 publik 1 3
No. Variabel Dari Arah Nilai
Alur
Sirkulasi
Pintu Barat alur sirkulasi berlawanan arah dengan
jarum jam.
1 1
Total 10
Pada pasar Padang Sambian Kec. Denpasar Barat untuk penerapan konsep Sanga Mandala
dalam tata ruang pasar skala tapak memiliki point 10 yang dimana menggunakan kombinasi
Dua. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh dalam skala tapak adalah 10, jika di
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
JENIS DAN FUNGSIRUANG
TATA LETAK RUANG ZONASI
SKALA TAPAK
AREA DEPAN AREA TENGAH AREA BELAKANG
234
presentasekan bangunan Pasar Padang Sambian dalam analisis penerapan konsep Sanga
Mandala adalah 100%. Dari hasil analisis menggambarkan bahwa pada pola tata ruang sekala
tapak seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan fungsi ruang, tata letak ruang, zonasi,
dan alur sirkulasi pada pasar Padang Sambian sudah berpedoman pada konsep Sanga Mandala.
Skala Bangunan
Tabel 4.16 Hasil dari Skala Bangunan
Variabel 1 Variabel 2 Variabel 3 Total
No
.
Nama
Bangunan
Jenis
&
Fungsi
ruang
Tata
Letak
Bangunan
Nilai Orientasi
Bangunan
Nilai Orientasi
Pintu
Masuk
Nilai
1. Pura
Melanting
Area
suci
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
2. Gedong Area
suci
Barat laut 0 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
3. Kantor
Pengelola
Area
publik
Barat laut
(depan)
1 Utara-
Selatan
1 Selatan 1 2
4. Pasar
Tahap 1
Area
publik
Tengah 1 Timur-Barat 1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 2
5. Pasar Baru Area
publik
Tengah 1 Timur-Barat 1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 2
6. Bangunan
Pasar
Lama
Area
publik
Belakang 0 Timur-Barat 1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 1
7. Bangunan
Pasar
Lama
Area
publik
Belakang 0 Timur-Barat 1 Utara,Tim
ur,Selatan,
& Barat
0 1
Total 12
235
Pada pasar Padang Sambian Kec. Denpasar Barat penerapan konsep Sanga Mandala dalam tata
ruang pasar skala Bangunan memiliki point 12. Dari total nilai keseluruhan yang bisa di peroleh
dalam skala bangunan adalah 21, jika di presentasekan bangunan Pasar Padang Sambian dalam
analisis penerapan konsep Sanga Mandala adalah 57%. Dari hasil analisis menggambarkan
bahwa pada pola tata ruang sekala bangunan seseuai dengan konsep Sanga Mandala jenis dan
fungsi ruang, tata letak bangunan, orientasi bangunan, pada pasar Padang Sambian penerapan
konsep Sanga Mandala sebesar 57%. Adapun Pada pasar Padang Sambian variabel yang banyak
tidak ketersesuiannya adalah orientasi tata letak bangunan dan orientasi pintu masuk dengan
keadaan yang ada pada eksisting. Sementara yang ketersesuainnya paling banyak adalah
orientasi bangunan.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
PURAMELANTING
GEDONG KANTORPENGELOLA
PASAR TAHAP 1 PASAR BARU PASAR LAMA PASAR LAMA
SKALA BANGUNAN
TATA LETAK BANGUNAN ORIENTASI BANGUNAN ORIENTASI PINTU MASUK
236
4.9 Tabulasi Kesimpulan
Tabel 4.17 Hasil Tabulasi
Penilaian Skala Tapak Penilaian Skala Bangunan
No. Nama Pasar Skala Tapak Nilai(%) Skala
Bangunan
Nilai(%)
1. Pasar Poh Gading 10 100% 43 84%
2. Pasar Kerta Waringin
Sari
10 100% 30 75%
3. Pasar Nyagelan 10 100% 29 74%
4. Pasar Padang
Sambian
10 100% 12 57%
Dari data tabulasi di atas dapat di simpulkan bahwa pasar yang menerapkan Konsep
Sanga Mandala dengan presentase paling tinggi adalah Pasar Poh Gading kec. Denpasar
Utara dengan presentase skala tapak 100% dan skala bangunan 84% sedangkan yang paling
rendah adalah Pasar Padang Sambian kec. Denpasar Barat dengan presentase skala tapak 100%
dan skala bangunan presentase 57%. Maka dari hasil tabulasi diatas menggambarkan pada skala
tapak pada pasar Poh Gading sudah berpedoman dengan konsep Sanga Mandala dan pada skala
bangunan penerapan konsep Sanga Mandala pada pasar Poh Gading sebesar 84%. Sesuai
dengan variabel yang digunakan adalah Konsep Sanga Mandala yaitu, Tata Letak Bangunan,
Orientasi Bangunan, & orientasi Pintu masuk. Dari ke tiga variabel tersebut variabel yang
tingkat tidak ketersesuainnya paling tinggi adalah variabel tata letak bangunan, dari ke empat
pasar. Tiga pasar yang variabel tata letak bangunan yang tidak sesuai diantaranya pasar
Nyagelan, Kerta Waringin Sari, dan Padang Sambian. Sementara untuk variabel yang tingkat
ketersesuaian paling tinggi adalah variabel orientasi bangunan, ke empat sampel pasar variabel
yang paling sesuai adalah sama.
Namun pada ke-empat pasar tidak ada yang menerapkan konsep Sanga Mandala 100%
yang dimana sesuai dengan PERDA PROVINSI BALI No. 5 Tahun 2005 Tentang Persyaratan
Arsitektur (Aritektur setempat adalah arsitektur yang sudah mentradisi/berakar/maupun dalam
budaya masyarakat di suatu lingkungan tradisi dari tradisi kecil sampai lingkungan tradisi besar
di Provinsi Bali). Dan sanksi dari PERDA PROVINSI BALI No. 5 Tahun 2005 yang tertera
pada pasal 23 (Arsitektur bangunan gedung yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Pemeraturan Daerah ini, harus menyesuaikan dengan persyaratan arsitektur bangunan gedung
237
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini). Dari sanksi yang sudah jelas diatas pasar Poh
gading, Pasar Kerta waringin Sari, dan pasar Nyagelan yang memiliki presentase di atas 70%
masih bisa diperbaiki pada variabel-variabel yang belum sesuai dengan konsep Sanga Mandala.
Untuk pasar Padang Sambian yang memiliki presentase 57% yang terendah dari ke-tiga pasar
tersebut mungkin bisa dievaluasi lagi untuk renovasi secara menyeluruh agar sesuai dengan
konsep Sanga Mandala.
Untuk hasil sintesis diatas didapatkan bahwa pada bangunan pasar menurut PERDA NO.
5 Tahun 2005 untuk pembangunan menerapakan konsep Sanga Mandala. Dan karena penerapan
Konsep Sanga Mandala pada hunian/rumah di arsitektur tradisional Bali berbeda penerapannya
dengan bangunan komersial. Yang fungsi dan area-area yang berbeda dengan bangunan
komersial, di area hunian penentuan ruang disesuaikan dengan penghuninya sedangkan di
bangunan pasar disesuaikan dengan komoditi yang dipasarkan. Begitu juga dengan alur sirkulasi
ritualnya yang berbeda, pada hunian alur sirkulasi berangkat dari Pura Utama baru menuju ke
kamar-kamar, sedangkan dibangunan pasar berangkat dari area dagang/toko masing-masing
baru selanjutnya menuju Pura Melanting. Tetapi tetap ada fungsi ruang/bangunan yang tetap
diterapkan pada konsep Sanga Mandala diseluruh bangunan, yaitu bangunan suci, area
aktivitas, dan area pintu masuk. Dan juga terdapat kemungkinan untuk bangunna komersial
sendiri tidak hanya menerapkan konsep Sanga Mandala namun memiliki konsep tersendiri
dalam lontar-lontar yang ada di arsitektur tradisional Bali untuk menetapkan ruang-ruang yang
ada sesuai filosofi dan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada bangunan komersial.
top related