bab iii metodologi penelitian 3 - uksw...penguasaan materi ipa. data penelitian ini dikumpulkan dari...
Post on 05-Mar-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
oleh peneliti PTK yang digunakan berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini
menggunakan tahap siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi atau pengamatan, dan refleksi.
Peneliti dalam penelitian ini tidak berperan sebagai pengajar tetapi
berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan
pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas (Arikunto, 2007:17). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang
kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti
Kota Salatiga karena letaknya strategis dengan rumah peneliti sehingga
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015,
dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung mulai bulan Maret 2015.
Padabulan februari peneliti mulai melaksanakan observasi dan penyusunan
proposal dan soal-soal untuk uji validitas. Pada bulan maret peneliti melaksanakan
penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas serta melaksanakan uji
validitas siklus 1 dan siklus 2 dan melaksanakan penelitian siklus 1. Pada akhir
bulan maret dan awal bulan april peneliti melaksanakan penelitian siklus 2.
Pelaporan dilaksanakan pada bulan april minggu kedua sampai dengan bulan mei.
Dapat dilihat pada tabel berikut ini:
32
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2
Penyusunan
proposal dan soal-
soal untuk uji
validitas
3
Uji validitas soal
siklus 1 dan siklus
2
4
Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
5
Siklus 2
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
6 Pelaporan
3.2.3 Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dikelas 5 SD Negeri Dukuh 03
Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dengan jumlah 16 siswa
yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Peneliti dengan guru
kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai
subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan penelitian. Sedangkan guru kelas bertindak sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan pembelajaran yang dibuat
oleh peneliti.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu proses
mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan adanya
33
proses belajar terhadap pembelajaran IPA sesuai model pembelajaran yang
diterapkan.
3.3.1 Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas atau Independen (X) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
atau dependen (Sugiyono, 2010:4). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah metode pembelajaran NHT adalah suatu model
pembelajaran berkelompok yang mengutamakan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan melatih siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya
maupun dengan guru dimana setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab
terhadap tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang
satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan
menerima antara satu dengan yang lainnya. Dengan begitu diharapkan siswa akan
mampu menerima pelajaran dengan baik.
3.3.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat atau Dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4).
Variabel terikat merupakan unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi
variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar IPA
siswa SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan yang
diperoleh seseorang setelah belajar, menerima pengalaman belajar, mengalami
aktivitas belajar atau kegiatan belajar terjadi perubahan tingkah laku yang positif.
Perubahan tingkah laku dapat berupa pengetahuan, sikap, minat, motivasi,
kebiasaan, kecakapan, keterampilan dan dari tidak tahu menjadi tahu, serta dari
tidak mengerti menjadi mengerti dimana hasil belajar diukur dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru dan pembelajarlah yang mencapai hasil belajar.
Motivasi belajar sebagai salah satu dorongan yang timbul oleh adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas
34
dan usaha yang maksimal serta berkeinginan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi belajar siswa
diukur dengan menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk
kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket digunakan bila akan menggali
ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan dan diisi oleh
siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa
dalam pembelajaran IPA.
3.4 Sumber Data
Data penelitian ini yang dapat dikumpulkan berupa informasi kegiatan
proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang pemahaman siswa dalam
penguasaan materi IPA. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber
antara lain:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pemahaman materi dan hasil belajar
dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Kunandar, 2008:122).
2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran NHT dan hasil belajar serta minat belajar
siswa. Selain itu, guru sebagai fasilitator dalam membantu menyiapkan dan
menyelesaikan penelitian tindakan kelas khususnya guru pada mata pelajaran
IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yang
bersangkutan.
3. Tempat dan proses berlangsungnya pembelajaran IPA di SD Negeri Dukuh 03
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
4. Dokumen atau arsip berupa daftar presensi, daftar nilai, rencana pelaksanaan
pembelajaran, foto-foto dan dokumen yang ada di sekolah yang dapat
membantu peneliti untuk mengamati perkembangan siswa sebagai sumber
data yang tepat.
5. Observasi/pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di kelas 5 dalam
proses pembelajaran IPA dapat menjadi sumber yang tepat.
6. Teman sejawat dan kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat secara
komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru (Kunandar, 2008:122).
35
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Observasi/Pengamatan
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007:220). Data yang
dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian
tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
(Kunandar 2008:128).
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dengan jalan
melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan demikian data tersebut
bersifat objektif. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata
pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga dan untuk mengamati partisipasi keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Insrumen berupa observasi dilakukan jika guru mau mengamati
langsung karakteristik dan motivasi belajar siswa.
3.5.1.2 Tes
Tes merupakan alat penilaian yang berupa sederetan pertanyaan yang
memiliki jawaban benar dan salah, atau alat yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal
IPA. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan
masalah soal IPA.
Dalam pengukuran hasil belajar mayoritas menggunakan tes tertulis dan
mengukur aspek kognitif atau pengetahuan siswa. Adapun bentuk tes yang akan
digunakan yaitu tes objektif (pilihan ganda). Dalam tes objektif jawaban tes sudah
tentu siswa hanya memilih jawaban dari alternatif yang dibuat oleh penulis soal.
Dinamakan pilihan berganda karena penulis butir soal selalu menyediakan lebih
36
dari dua alternatif jawaban untuk dipilih satu diantaranya sebagai jawaban yang
benar atau yang paling benar.
Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan keberhasilan
tindakan. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data nilai formatif siswa pada
mata pelajaran IPA semester II kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga.
3.5.1.3 Angket/ Kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket
merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia
ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisisan daftar
pertanyaan disamping itu responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan
format penilaian dalam bentuk angket. Instrumen bentuk angket digunakan bila
akan menggali ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan
dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat
respon siswa dalam pembelajaran IPA dengan pengguanaan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Dalam penelitian ini peneliti memilih dengan menggunakan
angket atau kuesioner berupa pernyataan positif dan negatif.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
3.5.2.1 Lembar Observasi Respon Siswa dan Kinerja Guru dalam Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Penelitian ini menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pembelajaran IPA.
Lembar observasi motivasi siswa pada pembelajaran NHT digunakan sebagai
pedoman penelitian dalam melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Lembar
37
observasi digunakan setiap pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif
siswa dari motivasi belajarnya sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari
konteks permasalahan dan tujuan penelitian.
Observasi siswa digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi kinerja guru digunakan
untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Joyce dan
Weil (dalam Winantaputra, 2012:8) indikator observasi siswa dan kinerja guru
berdasarkan 5 aspek model pembelajaran NHT sebagai berikut:
1. Sintakmatik. Sintaks dari model pembelajaraan kooperatif tipe NHT yaitu
Penomoran (Numbering), Pengajuan Pertanyaan (Questioning), Berpikir
Bersama (Heads Together), dan Pemberian Jawaban (Answering).
2. Sistem Sosial. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok
dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.
3. Prinsip Reaksi. Salah satu siswa dalam kelompok yang ditunjuk nomornya,
harus menyampaikan hasil diskusi, sehingga menumbuhkan rasa tanggung
jawab bagi setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.
4. Sistem Pendukung. Sistem pendukung atau sarana yang digunakan dalam
model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu digunakannya nomor bagi
setiap siswa dan pertanyaan atau soal untuk diskusi kelompok.
5. Dampak Instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model
pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu meningkatkan prestasi belajar
akademik. Sedangkan Dampak pengiring model pembelajaran kooperatif tipe
NHT yaitu meningkatkan semangat siswa.
38
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri
Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
No Aspek Indikator No.
Item
1. Sintakmatik Siswa melaksanakan sintak dengan baik.
− Penomoran (Numbering)
− Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
− Berpikir Bersama (Head Together)
− Pemberian Jawaban (Answering)
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7
2. Sistem sosial Siswa saling bertukar pendapat atau membagikan
ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat.
Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok
dalam diskusi kelompok.
Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain
dalam diskusi kelas.
8, 9,
10
3. Prinsip
Reaksi
Salah satu siswa dalam kelompok masing-masing
yang ditunjuk nomornya, harus menyampaikan
hasil diskusi, sehingga dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok
untuk menguasai jawaban hasil diskusi.
11,
12
4. Sistem
Pendukung
Setiap siswa dalam anggota kelompok
menggunakan nomor.
Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja untuk
didiskusikan dengan masing-masing kelompok.
13,
14
5. Dampak
Instruksional
Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar
akademik.
15
6. Dampak
Pengiring
Meningkatkan semangat atau motivasi siswa. 16
39
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Terhadap Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD
Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
No Aspek Indikator No.
Item
1. Sintakmatik Kegiatan Awal
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Penomoran/Numbering 6. Guru menyampaikan tentang pembagian
nomor.
Pengajuan Pertanyaan/Questioning 7. Guru memberikan pengantar mengenai materi
sifat-sifat cahaya.
8. Guru menghadapkan siswa dengan
seperangkat alat dan bahan percobaan.
9. Guru menjelaskan langkah percobaan.
10. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada
setiap kelompok.
11. Guru membagikan alat percobaan kepada
setiap kelompok.
Elaborasi
Berfikir Bersama/Head Together
12. Guru meminta siswa melakukan percobaan.
13. Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan.
14. Guru membimbing siswa berfikir bersama,
mempertimbangkan berbagai pendapat dari
anggota kelompoknya untuk dapat
mengerjakan tugas yang telah diberiakan.
Semua anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan soal dan mengetahui
jawabannya.
Pemberian Jawaban/Anwering
15. Guru memanggil siswa dengan menyebutkan
nomor tertentu, kemudian siswa yang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
40
nomornya telah dipanggil berdiri dan
mencoba menjawab pertanyaan atau
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
16. Guru memberi kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi tentang hasil diskusi
kelompok tersebut sehingga tercipta suasana
diskusi kelas untuk menemukan jawaban
yang paling benar.
Konfirmasi
17. Guru menanggapi hasil presentasi masing-
masing kelompok
18. Guru mengkaitkan percobaan dengan materi
pelajaran.
19. Guru mengkaitkan pembelajaran yang telah
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Akhir
20. Guru membimbing siswa untuk mengambil
kesimpulan dan meringkas pembelajaran
yang telah dilakuakan.
16
17
18
19
20
2. Sistem sosial Guru membimbing siswa untuk saling bertukar
pendapat atau membagikan ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok
dalam diskusi kelompok.
Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain
dalam diskusi kelas.
21
3. Prinsip
Reaksi
Guru memanggil nomor siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi, sehingga
menumbuhkan rasa tanggung jawab setiap
anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil
diskusi.
22
4. Sistem
Pendukung
Guru menggunakan nomor, media, dan lembar
kerja atau pertanyaan dalam diskusi kelompok.
23
5. Dampak
Instruksional
Guru mengetahui peningkatan prestasi belajar
akademik siswa.
24
6. Dampak
Pengiring
Guru meningkatkan semangat atau motivasi siswa. 25
3.5.2.2 Butir Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan mengerjakan soal tes tertulis tentang materi pada mata pelajaran IPA
kelas 5. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kognitif
41
atau pengetahuan siswa mengenai materi IPA dengan penggunaan model
pembelajaran NHT.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri
Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 1
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No.
Item
6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1.
Mendeskrip
sikan sifat-
sifat cahaya
6.1.1 Menunjukkan bukti bahwa cahaya
merambat lurus 1, 8
6.1.2 Menyebutkan jenis cermin yang
digunakan untuk bercermin 3
6.1.3 Menyebutkan sifat bayangan yang
dibentuk oleh cermin datar 4, 20
6.1.4 Menyebutkan sifat bayangan yang
dibentuk oleh cermin cembung dan
cermin cekung
5, 11,
12
6.1.5 Menunjukkan bukti bahwa cahaya
dapat menembus benda bening 15, 19
6.1.6 Menyebutkan contoh benda bening 2
6.1.7 Menunjukkan bukti dari pembiasan
cahaya dalam kehidupan sehari-
hari
6
6.1.8 Menentukan arah pembiasan
cahaya
9, 10,
13, 14
6.1.9 Memberikan contoh pembiasan
cahaya dalam kehidupan sehari-
hari 7
42
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri
Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 2
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No.
Item
6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.2
Membuat
suatu
karya/model
, misalnya
periskop
atau lensa
dari bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
6.2.1 Menyebutkan alat-alat yang
memanfaatkan penerapkan sifat-
sifat cahaya
13,
19
6.2.2 Menyebutkan jenis cermin yang
digunakan pada periskop
1, 7,
9,
16,
17
6.2.3 Memberikan contoh penggunaan
periskop dalam kehidupan sehari-
hari
8,
14
6.2.4 Menunjukkan bahan yang
digunakan sebagai cermin pada
alat percobaan kaleidoskop
4,
20
6.2.5 Menyebutkan sifat cahaya yang
dimanfaatkan pada kaleidoskop
3
6.2.6 Menjelaskan cara kerja
kaleidoskop
5
6.2.7 Siswa dapat menyebutkan alat
utama yang digunakan pada lup
10,
15
6.2.8 Siswa dapat menyebutkan bahan
yang digunakan sebagai pengganti
lensa cembung pada alat percobaan
lup sederhana
6,
11,
12,
18
6.2.9 Siswa dapat memberikan contoh
penggunaan lup dalam kehidupan
sehari-hari
2
3.5.2.3 Angket
Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap
motivasi belajar subjek, angket ini diadopsi dari angket Freud (dalam Sardiman,
2007:83). Dirancang berdasarkan aspek-aspek motivasi. Aspek ini termuat dalam
item pertanyaan 26 item favorable dan 14 item unfavorable.
43
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
No Aspek/Indikator Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Total
Jumlah
Soal
1 Tekun dalam menghadapi
tugas
1, 2, 4 3, 5 5
2 Ulet dalam menghadapi
kesulitan
6, 8, 10 7, 9 5
3 Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14 5
4 Senang bekerja mandiri 16, 17, 18,
19
20 5
5 Cepat bosan pada tugas-tugas
rutin
21, 23, 24 22, 25 5
6 Dapat mempertahankan
Pendapatnya
26, 27, 29 28, 30 5
7 Tidak mudah melepas hal yang
diyakini itu
31, 34, 35 32, 33 5
8 Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal
36, 37, 38,
39
40 5
Jumlah butir soal 26 14 40
3.6 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskripstif kuantitatif yaitu
berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan dekriptif kualitatif
yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi.
Kemudian hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan
nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil
deskriptif data.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dicobakan. Untuk mengukur
keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya
adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapain nilam KKM ≥67.
Keberhasilan belajar (hasil belajar) diukur apabila setiap siswa telah
mencapai nilai ≥67 maka dikatakan berhasil tuntas dan apabila sebanyak 100%
44
siswa telah mencapai nilai lebih dari ≥67 maka dikatakan tuntas secara klasikal.
Sedangkan aktifitas belajar siswa (motivasi belajar siswa) dikatakan berhasil
ditingkatkan jika skor minimal yang diperoleh melalui angket motivasi belajar
siswa yaitu 88-111. Berikut pedoman skor motivasi dan hasil belajar siswa:
Skor motivasi belajar yang akan dicapai siswa yaitu:
Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif
A : 136 - 160 Sangat Tinggi
B : 112 - 135 Tinggi
C : 88 - 111 Sedang
D : 64 - 87 Rendah
E : 40 - 63 Sangat Rendah
Hasil belajar yang akan dicapai siswa yaitu:
< 67 Belum Tuntas
≥ 67 Tuntas
Pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT indikator kinerja yang ditentukan peneliti yaitu
minimal skor 3 dengan pernyataan 75% pembelajaran NHT telah diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran.
3.8 Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang
dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16)
terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : Perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
45
Penelitian ini akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum
dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan
dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah
perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai
jalannya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan
refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan
kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian
akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II yang pelaksanaanya sama pada
siklus II.
3.8.1 Siklus I
1. Tahap perencanaan
a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
NHT (Number Head Together).
b. Mementuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.
c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa selama
mendapat tindakan.
d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksanakan.
2. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan kelas peneliti menjelaskan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang dibuat dalam bentuk rencana pembelajaran yaitu
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas 5 SD
Negeri Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
tahun pelajaran 2014/ 2015.
Kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari 10 Menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
setelah proses pembelajaran berlangsung
46
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
a. Guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP
dengan menggunakan NHT.
Tahap : Penomoran
b. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah dirancang
oleh guru secara acak.
c. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap
kelompok oleh guru.
Tahap : Mengajukan pertanyaan
d. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah
disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5.
(elaborasi)
Tahap : Berpikir Bersama
e. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan
oleh guru bersama teman satu kelompok. (eksplorasi)
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya diskusi
dalam kelompok.
g. Guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi
dalam kelompok.
Tahap : Menjawab Pertanyaan
h. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan
jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-
masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok
sesuai yang dipanggil oleh guru. (elaborasi)
i. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor
atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi)
j. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua
pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua.
(elaborasi)
k. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat
penghargaan dari guru. (Konfirmasi)
45 menit
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
15 Menit
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah
disediakan oleh guru.
47
3. Pengamatan
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi.
b. Pengamat mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan
guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT
berdasarkan hasil pengamatan.
4. Refleksi
Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis
terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, kelemahan
yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke
II.
3.8.2 Siklus II
Rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan setelah
mengevaluasi tindakan pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilakukan seperti
tahap-tahap pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan
hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan dan kekurangan
yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang pada siklus II.
1. Tahap perencanaan
a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I
selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali materi
yang muncul pada siklus I.
b. Membuat kembali pembelajaran siklus dengan mengembangkan
langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT.
c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa
siklus II.
d. Menyusun tes evaluasi siklus II.
48
2. Tindakan
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari dengan
mengingatkan siswa terhadap materi yang pernah
diajarkan.
10 Menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
setelah proses pembelajaran berlangsung
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Guru menyiapkan bahan ajar dan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan
NHT.
Menjelaskan dan mengulang kembali materi yang
sudah dijelaskan serta menjelaskan kembali
peraturan dalam NHT.
Tahap : Penomoran
a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah
dirancang oleh guru secara acak.
b. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap
kelompok oleh guru.
Tahap : Mengajukan pertanyaan
c. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah
disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5.
(elaborasi)
Tahap : Berpikir Bersama
d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah
disediakan oleh guru bersama teman satu kelompok.
(eksplorasi)
e. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya
diskusi dalam kelompok.
f. Guru berkeliling mengamati dan membimbing
diskusi dalam kelompok.
Tahap : Menjawab Pertanyaan
g. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan
jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari
masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor
kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.
(elaborasi)
h. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor
45 menit
49
atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi)
i. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua
pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua.
(elaborasi)
j. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat
penghargaan dari guru. (Konfirmasi)
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
15 Menit
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah
disediakan oleh guru secara mandiri.
3. Pengamatan
a. Peniliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat temuan
yang ada pada waktu penelitian melaksanakan kegiatan KBM.
b. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT
berdasarkan hasil pengamatan.
4. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa
maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap
tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA pada kelas 5 dengan pelaksanaan pembelajaran yang
lebih maksimal.
3.9 Uji Instrumen Penelitian
3.9.1 Uji Validitas, Uji Reabilitas dan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
3.9.1.1 Uji Validitas Instrumen Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Arikunto, 2011:34). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
50
adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto,
2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
rxy = (nΣxy-(Σx)(Σy) )/(√([n Σx^2 )- (Σx)^2][nΣy^2-(Σy)^2 ])
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Tentang kriteria tinggi
rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria
intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35)
menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien
corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk
menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk
menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa.
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Kriteria validitas intrumen
menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan
bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected
item to total correlation ≥ 0,20.
Tabel 3.7
Koefisien Validitas
r < 0,20 tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 validitas rendah
0,40 ≤ r ≤ 0,60 validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 validitas sempurna
3.9.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator
sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-
masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah:
51
α = k/(k-1)[ 1- (Σsx^2)/(Σ s tot) ]
Keterangan:
α : koefisien realibilitas alpha
k : jumlah item
Σ x2 : jumlah varians item
Σ s tot : jumlah varians total
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010: 35)
sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rentang Indeks Reliabilitas
Nilai reliabilitas Kategori
α < 0,7 Tidak dapat diterima
0,7 ≤ α ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 ≤ α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
α > 0,9 Reliabilitas memuaskan
catatan α = Alpha
Berdasarkan teknik alpha diatas nilai reliabilitas instrumen yang dapat
diterima harus lebih dari 0,7.
3.9.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal di uji validitas.
Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan untuk pemilihan instrument soal
yang baik. Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20 for
windows. Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana
(2011), dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 3.9
Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran KategoriSoal
0 - 0,30 Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai apabila hasil uji tingkat
kesukaran 0 sampai 0.30 maka soal tersebut dikategorikan sukar, 0,31 sampai
52
0,70 dikategorikan sebagai soal kategori sedang, dan 0,71 sampai 1,00 dapat
dikatakan soal kategori mudah.
Rumus yang dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut
ini Nitko (1996:310).
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠
3.10 Hasil Penelitian
3.10.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan uji validitas, uji
reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Berikut ini adalah tabel uji validitas
instrumen tes untuk masing-masing siklus.
Tabel 3.10
Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan II
Bentuk
Instrumen
Pilihan Ganda
Item
Soal
Valid Tidak
Valid
Siklus I 20
soal
Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.
0
Siklus II 20
soal
Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.
0
Tabel 3.10 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk
soal pada siklus I dan siklus II yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for
windows. Pada siklus I dan siklus II dari 20 soal semua soalnya valid. Setelah uji
validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrument tersebut.
3.10.2 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II
Reliabilitas Cronbach’s
Alpha
N of items
Siklus I .852 20
Siklus II .853 20
53
Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang
dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah
baik. Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha
pada soal siklus I sebesar 852 dari 20 item yang diuji. Sedangkan untuk Cronbach
Alpha soal siklus II sebesar 853 dari 20 item yang diuji. Uji reliabilitas digunakan
untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk
diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 𝑟11 yang didapat dari
perhitungan dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Harga r tabel
pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product
moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438.
Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria
pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus I tersebut
reliabel.
Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf signifikansi
5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438. Karena r_11>r_tabel , maka koefisien
reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat
dikatakan butir soal siklus II tersebut reliabel.
Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Ini
berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf
kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini:
3.10.3 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda
Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah. Adapun indeks kesukaran soal dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P = 0,00 - 0,300 adalah soal sukar
Soal dengan P = 0,301 - 0,700 adalah soal sedang
Soal dengan P = 0,701 - 1,000 adalah soal mudah
Berikut hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal:
54
Tabel 3.12
Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
I
Sukar 0 0
2 Sedang 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 19. 12
3 Mudah 3, 5, 9, 12, 15, 16, 18, 20. 8
No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah
1
II
Sukar 0 0
2 Sedang 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 17, 19, 20 13
3 Mudah 3, 5, 9, 12, 13, 16, 18. 7
Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada
lampiran.
3.10.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa
Hasil tabel uji validitas dan reliabilitas angket motivasi siswa dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.13
Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 16 100.0
Excludeda 0 .0
Total 16 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Tabel 3.10 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk
instrumen angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji validitasnya melalui
SPSS 20 for windows. Pada uji validitas ini dari 40 soal valid 40 soal dan 0 soal
tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan soal angket motivasi belajar siswa
selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Reliabilitas untuk intrumen bisa ditunjukkan
pada tabel di bawah ini :
55
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.941 40
Berdasarkan tabel 3.14, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha pada
soal angket motivasi belajar siswa sebesar 941 dari 40 item yang diuji.
Selanjutnya harga r tabel pada angket motivasi siswa diperoleh dengan taraf
signifikansi 5%. Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan taraf signifikansi 5%
dan n = 40 diperoleh r tabel = 0,3120. Karena 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka koefisien
reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat
dikatakan butir soal angket motivasi siswa tersebut reliabel. Menurut Sekaran
(1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
top related