bab ii tinjauan umum proyek - … mahasiswa/bab 2... · kesehatan gedung, ... • jarak bebas...
Post on 06-Feb-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 10
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1 Gambaran Umum Proyek
• Judul Proyek : Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami)
• Tema : Arsitektur Tropis
• Lokasi : Jl. KH Noer Ali d/h Jl. Kalimalang, Bintara jaya, Bekasi
• Sifat : Fiktif
• Pemilik : Perum Perumnas
• Luas Lahan : 27.000m2 ( 2,7 Ha )
� Sasaran : Golongan menengah ke bawah dengan gaji 2– 4 juta
rupiah1
• Fasilitas : 1. Sarana Olahraga (Badminton/Volley)
Plaza ruang terbuka sebagai sarana interaksi
2. Sarana Pendidikan (TK/TPA)
3. Sarana Penunjang Lainnya
Parkir, Masjid, Koperasi, kantor RW
2.2 Tinjauan Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik)
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 31 tahun 2007, Rusunami
adalah singkatan dari rumah susun sederhana milik yaitu bangunan
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang dipergunakan
sebagai tempat hunian yang dilengkapi dengan kamar mandi/wc dan dapur
baik menyatu dengan unit hunian maupun terpisah dengan penggunaan
komunal yang perolehannya melalui kredit kepemilikan rumah bersubsidi
atau tidak bersubsidi yang ditujukan pada masyarakat berpenghasilan
rendah (menengah bawah). Rusunami merupakan akronim dari Rumah
Susun Sederhana Milik. Istilah ini mulai dikenal seiring dengan program
pemerintah untuk menyediakan perumahan di kawasan pusat aktivitas
_________________ 1 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 7/PERMEN/M/2007
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 11
masyarakat yang di usung dengan nama proyek 1000 Menara. Istilah lain
yang sering diusung oleh para pengembang adalah Apartemen Bersubsidi
dan Low Cost Apartment (LCA). Penambahan kata sederhana setelah kata
rusun dapat berakibat buruk, sebab bagi masyarakat awam rusun sudah
merupakan hunian yang sangat sederhana dan terkadang terkesan kumuh,
apalagi jika ditambah kata sederhana. Pada kenyataannya rusunami yang
sedang digalakkan pemerintah merupakan sebuah era baru rusun bertingkat
tinggi yang secara fisik dari luar hampir mirip dengan apartemen yang kita
kenal.
2.2.1 Kriteria Lokasi Apartemen Bersubsidi
- Sesuai tata ruang yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Misalnya, jika dalam tata ruang diterangkan sebagai hunian, maka
layak dibangun untuk hunian.
- Status tanah tidak bermasalah. Kepemilikan jelas yang diperkuat
dengan surat, apakah milik sendiri atau sewa. Kalau tanah itu tersedia
atas hasil kerja sama, maka harus ada dokumen yang menerangkan
tentang kerja sama tersebut.
- Proses perancangan mengacu kepada Permen PU Nomor 5 Tahun
2007 mengenai pedoman teknis pembangunan rumah susun
sederhana bertingkat tinggi.
- Lokasi harus terhubung atau berdekatan dengan fasilitas transportasi
massal dan jalan bebas hambatan, seperti stasiun, terminal, dan
halte/shelter bus, dan jalan tol.
2.2.2 Regulasi Rumah Susun
Ketentuan teknis apartemen bersubsidi sudah ada dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007. Peraturan tersebut
memuat hal ihwal teknis tata bangunan, keandalan bangunan, persyaratan
kesehatan gedung, dan kenyamanan bangunan. Bagian struktur menjadi
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 12
prinsip yang baku. Komponen bahannya tidak bisa dikurangi apalagi diganti.
Konstruksi bangunan apartemen bersubsidi harus kokoh dan
memperhitungkan pengaruh gempa.
1. Peruntukan dan Intensitas Bangunan
- Bangunan rusuna bertingkat tinggi yang dibangun harus memenuhi
persyaratan kepadatan (Koefisien dasar Bangunan/KDB) dan
ketinggian (Jumlah lantai Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan/KLB)
bangunan gedung berdasarkan rencana tata ruang wilayah daerah
yang bersangkutan, rencana tata bangunan yang ditetapkan serta
peraturan bangunan setempat
- Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus memenuhi ketentuan garis
sempadan bangunan dan jarak bebas antar bangunan gedung
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bangunan rusuna bertingkat tinggi dibangun berbatasan dengan
jalan maka tidak boleh melanggar garis sempadan jalan yang
ditetapkan
• Jarak bebas bangunan rusuna bertingkat tinggi terhadap
bangunan gedung lainnya minimum 4 m pada lantai dasar, dan
setiap penambahan lantai/tingkat bangunan ditambah 0,5 m dari
jarak bebas lantai dibawahnya sampai mencapai jarak bebas
terjauh 12,5 m
• Jarak bebas antara dua bangunan rusuna bertingkat tinggi dalam
suatu tapak diatur sebagai berikut :
• Dalam hal kedua-duanya memiliki bidang bukaan yang saling
berhadapan, maka jarak antara dinding atau bidang tersebut
minimal 2x jarak bebas yang ditetapkan
• Dalam hal salah satu dinding yang berhadapan merupakan
dinding tembok tertutup dan yang lain merupakan bidang
terbuka dan/atau berlubang maka jarak antara dinding tersebut
minimal 1x jarak bebas yang ditetapkan
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 13
• Dalam hal kedua-duanya memiliki bidang tertutup yang saling
berhadapan maka jarak dinding terluar minimal 0,5x jarak
bebas yang ditetapkan
Gbr. 1 Jarak bebas antar gedung
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 14
2. Fisik/Penampilan Bangunan
Populasi penghuni rusunami bakal lebih banyak dari apartemen biasa.
Kalau apartemen biasa hanya dihuni 40 orang perlantai, pada apartemen
bersubsidi bisa mencapai 100 orang. Populasi iakan memberi dampak pada
bentuk gedung yang akan dibangun. Populasi penghuni juga bakal
menentukan layout denah per unit, akses menuju ke lift, dan tangga darurat.
Selain itu, ada target mengejar efisiensi luas lantai dan keindahan bangunan
agar unit bisa dijual.
Akhirnya akan muncul sebuah sosok gedung yang pipih. Unit-unit yang
tidak besar dan dipisahkan oleh koridor. Bangunan yang pipih akan rentan
mendapat goyangan akibat gempa. Ada beberapa gedung yang memang
rentan terhadap gempa, misalnya yang mengambil bentuk menyerupai huruf
“L” atau “U”. Yang andal mengambil format kotak atau persegi, meskipun
tampilannya berderet mirip kereta. Gedung dengan format “L”, maka ada
satu sayap langsing dan satu sayap tidak langsing. Jadi waktu bergerak
terjadi pemisahan di pertemuan. Begitu juga sebaliknya. Jadi ada resiko
goyang pada pertemuan.
Bentuk huruf “L” atau “U” tetap aman asalkan perancangan tahan gempa
dilakukan secara mendetail. Jika gedung terlanjur menggunakan format
tersebut maka perlu ada perkuatan pada bagian sayap yang tidak mendapat
kekakuan penuh. Ada persyaratan khusus untuk itu namun lebih mudah
membuat kekakuan struktur degan menggunakan dinding beton, yang
tentunya menggunakan frame beton bertulang yang mengikat. Dinding beton
unuk mengurangi goyangan kalau terjadi gempa.
Cara lain adalah dengan sistem dilatasi (pemisahan) dua bangunan
persegi, jadi bangunan tersebut tidak menempel dari lantai dasar hingga
lantai atas. Namun, sistem ini perlu juga perhitungan khusus sehingga jika
terjadi tumbukan tidak merusak bangunan. Dilatasi itu harus utuh dari atas
hingga bawah. Core pun harus diam di salah satu, jangan menyatu. Pondasi
pun tidak disambung karena kalau gempa bisa hancur. Jarak dilatasi harus
dikaji lagi.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 15
Gbr. 2 Contoh bentuk bangunan Rusuna dengan pemisahan struktur
3. Sarana Lingkungan (Fasum dan Fasos)
Regulasi pemerintah tentang rumah susun mengatur sejumlah hal
tentang fasum dan fasos diantaranya :
a. Lantai dasar apartemen ditentukan sebagai ruang untuk fasos, fasum
dan ruang komersial
b. Luas, sirkulasi, utilitas dan ruang-ruang bersama maksimum 30% dari
total luas lantai bangunan
c. Pada setiap tiga lantai harus tersedia ruang bersama yang dapat
berfungsi sebagai fasilitas sosialisasi antar penghuni
d. Setiap bangunan rusuna diwajibkan menyediakan area parkir dengan
rasio 1 (satu) lot parkir kendaraan untuk setiap 5 (lima) unit hunian
yang dibangun
Sarana lingkungan harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan
penghuni rusuna seperti perbelanjaan, kesehatan, peribadatan,
pemerintahan, pendidikan dan sarana lain yang dianggap perlu sesuai
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 16
dengan Permen PU No. 60/PRT/1992 dan Kepmen PU No. 324/M/2004 yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Sarana Lingkungan Rusuna2
Jumlah Penduduk Radius No Jenis Sarana Fungsi Lokasi Yang Dilayani Layanan
1 Perbelanjaan a. Warung/Kios Kebutuhan ~Menyebar ~ 250 jiwa b. Pertokoan sembako ~ Pusat ~ 2500 jiwa Maks. 300 m
c. Pusat Lingkungan ~ 30,000 jiwa atau
Perbelanjaan 600 SRS 2 Pendidikan
a, Pra Sekolah Kebutuhan ~ Pusat ~ 1000 jiwa
b, Sekolah Dasar dasar Lingkungan ~ 1600 jiwa Maks. 300 m
c, SLTP ~ 4800 jiwa d. SLTA ~ 4800 jiwa 3 Kesehatan
a, Pos Yandu Kebutuhan ~ Pusat Maks. 200 m
b, Balai Pengobatan sehari-hari Lingkungan
c, Puskesmas dan darurat 4 Peribadatan
a, Musholla Kebutuhan ~Menyebar ~ 1 blok Rusun Maks. 300 m b. Mesjid sehari-hari ~ Pusat ~ Lingkungan
Lingkungan Rusun
5 Pemerintahan a, Kantor RT/RW ~ Pelayanan ~Menyebar ~ 1 blok Rusun Keluarga ~ Pusat ~ Lingkungan Maks. 300 m
b. Kantor Kelurahan ~ Pelayanan Lingkungan Rusun
c. Kantor Kecamatan Lingkungan
4. Sarana Darurat
Besarnya populasi penghuni berdampak pada masalah kebakaran. Lebar
koridor berkisar antara 1,2 – 1,6 m sehingga memenuhi syarat untuk
apartemen bersubsidi dengan populasi banyak. Tambah besar koridor maka
tambah nyaman dan akses evakuasi penghuni lebih mudah.
_________________ 2Peraturan Menteri PU No. 60/PRT/1992 dan Kepmen PU No. 324/M/2004
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 17
Selain koridor, jarak unit ke arah tangga kebakaran tidak kurang dari 40
meter. Akan lebih baik jika jaraknya 25 m dengan minimal dua tangga
darurat. Ini termuat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun.
Dengan begitu, rute evakuasi tidak terlalu jauh untuk ditempuh.
Tangga darurat terlindung pada konstruksi yang dapat menahan
kebakaran selama dua jam. Pintu darurat hanya dapat didorong ke dalam
(satu arah) sehingga dalam keadaan panik, orang yang berlari menuju
tangga darurat tak kesulitan. Akses ke luar pun harus menuju ke tempat
aman di lantai dasar atau halaman. Tangga yang disyaratkan selebar
minimal 120 cm, lebar bordes minimal 120 cm, lebar injakan anak tangga
minimal 22,5 cm. Railing (pagar pengaman) minimal 119 cm dan bentuk
railing dengan lubang memanjang, jarak antar sisinya tidak lebih dari 10 cm.
Peralatan pemadam kebakaran harus tersedia pada gedung. Gedung
perlu mempunyai alat peringatan terhadap kebakaran yang berupa sensor
panas atau sensor asap. Sensor ini dihubungkan dengan alarm otomatis ke
pusat pengendali gedung. Dengan begitu petugas dapat mendeteksi sumber
panas.
Untuk deteksi dini, gedung tinggi harus dilengkapi sprinkler. Alat ini
otomatis akan menyemburkan air bila terkena temperatur yang lebih tinggi
dari ambang ruangan. Sprinkler dapat memperlambat penyebaran api. Paling
tidak sebelum petugas pemadam kebakaran datang. Hidran yang berada di
lantai gedung dapat dioptimalkan untuk meredam sumber api. Air bertekanan
tinggi melalui pipa hidran dapat menjangkau sumber kebakaran.
Oleh sebab itu, gedung perlu mempunyai cadangan air untuk
pemadaman selama 30-60 menit, waktu yang diperkirakan sebelum petugas
pemadam datang. Untuk membantu operasional petugas pemadam, bagian
luar gedung harus dilengkapi alat penyambung pipa hidran yang disebut
sambungan Siam. Ini untuk menghubungkan peralatan mobil pemadam
kebakaran dengan instalasi pipa hidran.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 18
Gbr. 3 koridor + 2 tangga darurat dalam 1 bangunan dengan jarak 25 m
Gbr. 4 tangga darurat
Berikut beberapa gambar prototype Rusuna berdasarkan pengkajian
Direktorat Jenderal (DitJen) Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum :
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 19
Gbr. 5 Prototype Tampak & Potongan Rusuna
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 20
Gbr. 6 Prototype Denah lantai Typical Rusuna
Gbr. 7 Prototype Tata Ruang Satuan Rumah Susun
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 21
2.3 Studi Banding dengan Fungsi Bangunan yang sama
Studi banding diperlukan sebagai perbandingan dan sebagai
pembelajaran sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai dasar
dalam merancang rumah susun sederhana milik ini sehingga yang dihasilkan
sebuah hasil akhir yang lebih baik.
2.3.1 Rumah Susun Sederhana Cimahi
Lokasi : Cimahi
Fungsi : Rumah Susun Sederhana
Rusuna Cimahi berlokasi di Kampung Putri, Desa Cigugur, Kecamatan
Cimahi Tengah merupakan rumah susun sederhana sewa yang dibangun
oleh Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah pada tahun 2003 dan
dikelola oleh Dinas Tata Kota Cimahi. Rusuna ini menghabiskan dana
sebesar 12 milyar rupiah yang terdiri dari 4 gedung yang masing-masing
gedung berisi 48 unit hunian. Seluruh unit bertype 21 yang diperuntukan
untuk keluarga kecil dengan 1 anak atau maksimal 3 orang dewasa yang
berjenis kelamin sama.
�
RRr Gbr. 8 Tampak Rusuna Cimahi
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 22
Gbr. 9 Tampak Rusuna Cimahi
Konsep yang di usung bangunan ini adalah sebagai rumah sewa sederhana
yang sehat. Target utama pasar adalah para pekerja atau buruh pabrik yang
bekerja di Cimahi terutama buruh industri.
Tata letak bangunan rusuna ini sudah memperhatikan jarak pertukaran udara
terhadap pengaruh arah dan kecepatan angin pada ketinggian ruang dan
luas bidang yang terbentuk sehingga menjamin sistem penghawaan alami
yang cukup bagi setiap ruang dari unit rusuna dan bangunan lainnya.
Ketinggian bangunan juga memperhatikan aspek pencahayaan alami yang
cukup antara ruang antar unit rusuna dan bangunan lainnya.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 23
Gbr. 10 Fasade Rusuna Cimahi
Rusuna berlantai 5 ini dilengkapi dengan listrik 900 watt untuk masing-
masing hunian dan fasilitas air bersih dari sumur bor. Disana juga sudah
dilengkapi terowongan sampah di tiap-tiap lantai.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 24
Gbr. 11 Area parkir mobil & motor Rusuna Cimahi
Area parkir kendaraan disesuaikan dengan jumlah luas lantai bangunan dan
tidak boleh mengurangi daerah penghijauan yang telah ditetapkan. Penataan
parkir berorientasi kepada kepentingan pejalan kaki, memudahkan
aksesibilitas dan tidak terganggu oleh sirkulasi kendaraan.r
ArtAAaraeacc
Gbr. 12 koridor/selasar Rusuna Cimahi
L Lebar selasar memudahkan sirkulasi orang untuk keluar masuk dan
menggunakan bahan yang tahan lama, tidak licin dan mudah dibersihkan.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 25
2.3.2 Rusunawa Belawan, Medan
Lokasi : Seruway Labuhan Deli Belawan, Medan
Fungsi : Rumah Susun Sederhana Sewa
Rusunawa dengan keterbatasan dan kesederhanaan menawarkan cara
hidup yang lebih bermartabat, dengan harga yang lebih terjangkau pada
lokasi yang tetap dekat dengan sumber penghasilan. Untuk itu, Departemen
PU membangun 2 twin blok rusunawa Belawan yang ditujukan bagi pekerja
industri di sekitar Belawan pada tahun 2005.
Gbr. 13 Tampak Depan & Belakang Blok A Rusuna Medan
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 26
Gbr. 14 Tampak Samping Blok A Rusuna Medan
Bentuk massa bangunan rusuna ini dikembangkan berdasarkan bentuk
single loaded corridor dimana koridor menghubungkan unit rusuna pada
salah satu sisi saja. Dan pada bagian ujung koridor terdapat tangga darurat
yang berfungsi sebagai sarana transportasi vertikal dan dalam keadaan
darurat, dapat digunakan sebagai sarana evakuasi.
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 27
Gbr. 16 Tampak Samping Blok B Rusuna Medan
Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 28
Kesimpulan dari study literatur keseluruhan diatas adalah :
• bagaimana pengolahan ruang dengan kebutuhan ruang yang
beragam menjadi satu kesatuan yang harmonis, dengan pengolahan
alur sirkulasi sesuai dengan kebutuhan serta faktor lain sebagai
pendukung.
• Bentuk massa bangunan yang sederhana dapat memberikan banyak
kesan apabila kita olah melalui pengolahan garis, bidang dan ruang.
• Tipologi bentuk massa bangunan rusuna dikembangkan dari tiga
bentuk dasar yaitu core, single loaded corridor, dan double loaded
corridor (gbr. 17)
Gbr. 17 Tipologi bentuk massa bangunan Rusuna
top related