bab ii tinjauan pustaka -...
Post on 07-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di
dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan ,kelahiran , dan
adopsi yang bertujuan menciptakan ,mempertahankan budaya ,
mempertahankan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial
dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan , 1986 , dalam Setyowati
2008).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah,perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainya, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (
Bailon dan Maglaya 1978 dalam Setyowati 2008 ).
7
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak,ibu,adik, kakak, kakek,nenek ( Reisner 1980 dalam
Setyowati 2008 ).
Keluarga adalah satu lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
interelasi sosial, peran dan tugas ( Sepredley dan Allender 1996 dalam
Setyowati 2008 )
Dari kelima definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat dengan
hubungan perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-
masing mempunyai peran siosial suami, istri, anak, kakak,
adik.
c. Mempunyai tujuan :
a) Menciptakan dan mempertahankan budaya
b) Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Friedman(1998) :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
8
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama
a) Keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama
b) Keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang
tua tiri
2) Pasangan inti
Terdiri dari suami istri tanpa anak atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka
a) Karier tunggal
b) Keduanya berkarier dibedakan menjadi karier istri terus
berlangsung dan karier istri terganggu
3) Keluarga dengan orang tua tunggal
Adalah satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari
perceraian, ditinggal atau pisah
a) Bekerja atau berkarier
b) Tidak bekerja
4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian
5) Keluarga besar 3 generasi
6) Pasangan usia pertengahan atau lansia
suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal diruamah (anak
sudah kuliah, bekerja, atau kawin).
7) Jaringan keluarga besar
9
Dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer atau anggota
keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis dan dalam sistem presiprokal atau tukar menukar
barang dan jasa.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah (biasanya
terdiri dari ibu dan anak saja)
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah
3) Pasangan kumpul kebo
4) Keluarga Gay atau lesbian adalah pasangan yang berjenis
kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
5) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
dari satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara
bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki
pengalaman yang sama
3. Fungsi Keluarga
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsiafektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basisi kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososia. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
10
kegembiraan seluruh keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif.
Menurut ( Murwani 2007 )komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota keluarga lain. Maka,
kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan meningkat,
yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling
mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal besar dalam memberikan hubungan dengan orang lain
diluar keluarga / masyarakat.
2) Saling menghargai : bila anggota saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan setiap hak anggota keluarga serta
selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif
akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua hars
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-
anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari orang tuanya.
11
Fungsi afektif merpakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagian keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak,
atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam
keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan
yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, seperti anak yang baru
lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap
brrperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai dalam interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya, dan
perilaku melalui hubugan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan suatu ikatan
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
12
meneruskan keturunan. Dlam halini keluarga juga berfungsi untuk
memelihara dan membesarkan anak.
d. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang
tidak seimbang antara sumi dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatn , yaitu untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merwat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melakukan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluraga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut ( Friedmen
1998 ) :
1) Mengenal masalah kesehatan
13
Ketidak sanggupan keluarga dalam mengenal masalah
pada diabetes mellitus salah satu faktor penyebabnya adalah
karena kurang pengetahuan tentang diabetes mellitus, apabila
keluarga tidak mampu mengenal masalah diabetes mellitus.
Penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidaksanggupan keluarga dalam menganbil keputusan
yang tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak
memahami tentang sifat,berat,dan luasnya masalah yang
dihadapi dan masalah tidak begitu menonjol. Penyakit diabetes
mellitus yang tanpa penangganan akan mengakibatkan
komplikasi.
3) Memberikan perawatan pada anggota yang sakit
Ketidakmampuan dalam merawat anggota keluarga
disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit.
Misalnya keluarga tidak mengetahui tentang pengertian, tanda
dan gejala, penyebabnya, dan pengelolaan pada diabetes
mellitus.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Ketidaksanggupan keluarga dalam memelihara
lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
Ketidakmampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam
keluarga tidak mencukupi, diantaranya adalah biaya.
14
5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.
Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang
mempunyai masalah diabetes mellitus, agar penderita dapat
memeriksakan kesehatanya secara rutin
4. Dimensi Dasar Struktur Keluarga
Menurut ( Friedman 1998 ) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga berfikiran positif, dan tidak
mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karateristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karateristik pengirim :
a) Yakni dalam mengemukakan suatu atau pendapat
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik
2) Krateristik penerima :
a) Siap mendengarkan masukan dan pendapat dari anggota
keluarga
b) Memberikan umpan balik dari setiap pendapat yang
dikemukakan anggota keluarga
15
c) Melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi terkadang peran
ini tidak dapat di jalankan oleh masing-masing individu dengan
baik. Ada beberapa anak yang terpaksa memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedang orang tua mereka entah kemana
atau berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan ( potensial lain ke arah
positif.dan aktual ) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang.
Ada beberapa macam tipe kekuatan struktur kekuatan :
1) Legitimate power/kekuasaan/hak untuk mengontrol
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan
bersama bahwa dalam suatu keluarga satu orang mempuanyai
hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga lain.
2) Referent power/seseorang yang ditiru
Kekuasaan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap
orang lain karena identifikasi positif terhadap mereka, seperti
16
identifikasi positif seorang anak dengan orang tua ( role mode
).
3) Reward power/kekuasaan penghargaan
Pengaruh kekuasri orang yang mempunyai penghargaan
karen aadanya harapan yang akan diterima oleh seseorang dari
orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang.
Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Cercive power/kekuasaan paksaan/dominasi
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk
menghukum dengan paksaan, ancaman, atau kekerasan bila
mereka tidak mau taat.
5) Affective power/kekuasaan afektif
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan
memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan,
cinta kasih misalnyahubungan seksual pasangan suami istri.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu system sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu perkembangan
norma dan peraturan.
Norma adalah perilaku yang baik. Menurut masyarakat
berdasarkan system dalam keluarga.
17
Budaya adalah kumpulandari pola perilaku yang dapat
dipelajari dan di bagi, dan ditularkandengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
5. Peran perawat keluarga
Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga
yang sehat. Fungsi perawat adalah membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah keluarga dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga.
Ada banyak peran perawat dalam menyelesaikan masalah
ataupun melakukan perawatan kesehatan keluarga, diantaranya
sebagau berikut :
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga dengan tujuan : 1) keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komperhensif dapat tercapai. Koordinasi juga
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi pengulangan.
18
c. Pelaksana
Perawat yang berkeja dengan klien dan keluarga baik
dirumah, klinik, maupun di rumah sakit bertanggunngjawab dalam
memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepta
keluarga yang sakit. Pada keluarga melalui anggota keluarga yang
sakit. Perawat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga dapat
memberikan asuhan keperawtan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit.
d. Pengawasan Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan
home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengakajian dan diharapkan ada tindakan lanjut dalam home visit
tersebut.
e. Konsultan
Perawat sebagai penasehat dan nara sumber bagi keluarga
dalam mengatasi maslah kesehatan dan keluarga. Maka dengan
demikian harus ada Bina Hubungan Saling Percaya , antar perawat
dan keluarga.
f. Konsultan
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan
pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan
keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai
19
perawat di rumah sakit tetapi di keluarga dan komunitas pun juga
dapat dilaksanakan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga
dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal. Kendala yang sering dialami keluarga keraguan
didalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan
sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan
baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan. Misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah
mengidentifikasi kesehatan secara dini ( case finding ) , sehingga
tak terjadi ledakan atau kejadian luar biasa ( KLB ).
i. Modifikasi Lingkungn
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi
lingkungan, baik lingkungan rumah, masyarakat, dan lingkungan
sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
6. Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap dan Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (1998).
a. Tahap I (Keluarga pemula)
20
Tahap ini dimulai ketika terjadi sebuah pernikahan antara 2 orang
insan yaitu laki-laki dan perempuan.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
b. Tahap II (Keluarga yang sedang mengasuh anak)
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membentuk keluarga mudasebagai sebuahunit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek
c. Tahap III (Keluarga dengan anak usia prasekolah)
Tahap ketiga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga:
21
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(Hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dad anak) dan
di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
d. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)
Tahap ke empat dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun mulai
masuk sekolah dasar dan dan berakhir pada usia 13 tahun,
merupakan awal dari masa remaja.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V ( Keluarga dengan anak remaja)
Dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun. Tahap ini
berlangsung 6-7 tahun, meskipun tahap ini lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga umur 19 atau 20 tahun.
22
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
f. Tahap VI (Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir hingga anak terakhir meninggalkan rumah (rumah
kosong).
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Memperluas siklus kelearga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun isteri
g. Tahap VII (Orang tua usia pertengahan)
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang saling memuaskan
dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak
23
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Tahap VIII (Keluarga dalam masa pensiun dan lansia)
Dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan pensiun terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
ketika pasangan lain meninggal.
Tugas Perkembangan Keluarga :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahamieksistensi mereka ( Penelaahan
dan integrasi hidup)
B. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja
1. Pengertian
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja adalah
dimana ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima
dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama
6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini bisa menjadi lebih singkat jika
anak meningalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Anak-anak lain
24
dalam rumah biasanya masih dalam usia sekolah. Tujuan keluarga
yang terlalu enteng pada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga
memungkinkan tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar bagi
remaja dalam persiapan menjadi dewasa muda.
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketikaremaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
3. Masalahkesehatan yang muncul pada tahap perkembangan keluarga
anak remaja
a. Penyalah gunaan obat-obatan terlarang ( narkoba, ganja, dll)
b. Resiko kecelakaan lalu lintas ( terjadinya patah tulang)
c. Pergaulan bebas yang salah (aborsi, AIDS)
d. Resiko penyakit pada usia 35 tahun keatas seperti jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes mellitus.
4. Masalah yang muncul pada tahap perkembangan keluarga anak remaja
a. Terdapat perselisihan antara orang tua dan anak
b. Pergaulan remaja yang salah
C. Konsep Penyakit Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal,
25
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronok pada
mata,ginjal,saraf,dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (
Mansjoer,2001).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah
atau hiperglikemia (Brunner & Suddarth. 2002)
Sedangkan Tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah
penyakit kronis yang disebabkan oleh keturunan atau dapat.
Konsentrasi glukosa yang berlebihan pada darah dapat
menyebabkan kerusakan sel tubuh.
Dari berbagai definisi diatas tentang DM diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh gangguan hormonal ( hormon insulin yang
dihasilkan oleh pancreas) dan melibatkan kelainan metabolisme
karbohidrat dimana seseorang tidak dapat memproduksi insulin
yang cukup dan insulin tidak dapat diproduksi dengan baik, karena
prosses autoimune, dipengaruhi secara genetik dan gejala yang
pada akhirnya menuju tahap kerusakan immunologi sel yang
memproduksi insulin.
2. Klasifikasi
a. Tipe I diabetes mellitus tergantung insulin ( insulin dependent
diabetes mellitus ) IDDM
26
kurang lebih 5% hingga 10% penderita mengalami diabetes
tipe I, yaitu diabetes yang tergantung pada insulin. Pada
diabetes tipe ini, sel-sel beta pankreasyang dalam keadaan
normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu
proes autoimune. Sebagai akibatnya penyuntikan insulin
diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah.
b. Tipe II insulin yang tidak tergantung dengan insulin ( non
insulin dependent diabetes mellitus ) NIDDM
Kurang lebih 90% hingga 95% penderita mengalami diabetes
tipe II, yaitu diabetes yang tidak tergantung pada insulin. Tipe
ini terjadi akibat penurunan sensivitas terhadap insulin yang
disebut restitensi insulin atau penurunan jumlah produksi
insulin.
c. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau
syndrome lainya.
d. Diabetes mellitus gestasional ( gestasional diabetes mellitus )
GDM
Gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui
pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester
pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke
27
janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis
ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Klasifikasi yang Intoleransi glukosa
3. Anatomi dan Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya
kira-kira 15cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa
dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata
lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang
tedapat didalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan
(kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk
oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan
yang merupakan bagian utama dari organ ini melentang kearah
limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.
28
Dari segi perkembangan embriologi kelenjar pankreas terbentuk
dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu : (1). Asini
sekresi getah pencemaran kedalaman duodenum. (2). Pulau
langerhans yang tidak mengeluarkan skretnya keluar, tapi
menyekresi insulin dan glukagon ke darah.
Pulau-pulau langerhans yang menjadi system
endokrinologis dari pankreas terbesar dari pankreas terbesar dari
seluruh pangkreas dengan berat hanya 1-3% dari berat total
pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-
masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah
50μ , sedangkan yang terbesar 300μ , terbanyak adalah yang
besarnya 100-225μ ,jumlah semua pulau langerhans di pankreas
diperkirakan antara 1-2juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung 3 jenis sel utama yaitu :
1.) Sel-sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20-40 %, memproduksi
glikagon yang menjadi faktor hiperglikemik, suatu hormone
yang mempunyai “anti insulin like activity”.
2.) Sel-sel B (betha), jumlahnya sekitar 60-80%, membuat insulin.
3.) Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15%, membuat
samatostatin.
Masing-masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan
struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau
29
langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel
betha sering ada tetapi berbeda ddengan sel beta yang normal
dimana sel beta tidak menunjukan reaksi pewarnaan untuk
insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808
untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai
polipeptida yang tidak sama, yaitu A dan B kedua rantai ini
dihubungkan oleh dua jembatan , yang terdiri dari disulfida.
Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30
asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4-7 dengan titik
isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar didalam membran
sel.
Insulin disintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di
simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks
golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik
kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa normal
atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain selain asam amino,
asam lemak, dan hormon gastrointestinal merangsang sekresi
insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama
insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa
30
melalui membran sel ke jaringan terutama sel-sel otot,
fiubroblas dan sel lemak.
4. Etiologi dan Predisposisi
IDDM (insulin dependent diabetes mellitus)atau diabetes
melitus tergantung insulin disebabkan oleh destruksi sel B pulau
langerhans akibat proses auto imunne. Sedangkan NIDDM (non
insulin dependent diabetes melitus)atau diabetes melitus tidak
tergantung insulin disebabkan kegagalan relatif sel B resistensi
insulin. Resistensi insulin adalah turunya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel B tidak mampu
mengimbangi resisteni insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi
defesiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari
berkurang sekresi insulin pada ransangan glukosa bersama bahan
perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel B pankreas mengalami
distensitisasi terhadap glukosa (Mansjoer,2001).
Faktor-faktor penyebab Diabetes Mellitus :
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri ,
melainkan mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik kearah terjadinya diabetes
31
b. Faktor immunologi
Pada diabetes terbukti terdapat adanya suatu respon
autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
berinteraksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan
faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta.
Sebagai contoh, hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa
virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta.
d. Usia
Resistensi insulin cnderung meningkat pada usia diatas 65
tahun.
e. Obesitas
f. Riwayat keluarga
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita diabtes
mellitus.
5. Patofisiologi
Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas yang
merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin yang lebih dari sejuta
32
kumpulan pulau – pulau sel terletak dalam sel teletak menyebar
dalam organ ini. Terdapat 3 jenis sel-sel endokrin yaitu, sel alpha
yang memproduksi glukosa, sel beta yang mengsekresi insulin, sel
delta yang mengsekresi gastrin dan somatostatin pankreas.
Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan
anabolitik. Dalam keadaan normal jika terdapat glukosa, asupan
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai
glikogen dalam sel-sel dan otot yang disebut glikogenesis. Proses
ini mencegah terjadinya hiperglikemi, jika terjadi kekurangan
insulin maka akan mengakibatkan perubahan metabolisme yang
menyebabkan hiperglikemi, antara lain :
a. Transpor gula yang melewati membran sel berkurang
b. Glukogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa
dalam darah
c. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen
berkurang dan glukosa hati akan dicurahkan secara terus-
menerus
d. Glukogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah
meningkat dari hasil pemecahan asam amino dan lemak.
Ketosis mengakibatkan asidosis dan terjadi koma.
Hiperglikemia meningkatkan osmolaritas darah. Jika kosentrasi
glukosa dalam darah meningkat dan melebihi ambang ginjal,
maka pada penyaringan di glomerulus dan reabsorpsi glukosa
33
pada tubulus pun berkurang maka terjadilah glukosuria. Karena
glukosa dalam larutan, maka pengeluaran glukosa pun banyak
sebanding dengan pengeluaran glukosa. Hal ini dinamakan
poliuri. Banyak mineral dalam tubuh pun ikut keluar bersama
urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar garam dan
terjadi penarikan cairan intraseluler dan ekstraseluler dan
merangsang rasa haus berkepanjangan ( polidipsi), starvasi
seluler dan kehilangan kalor akan merangsang rasa lapar yang
berkepanjangan (polifagi) ( Price, 2006 ).
6. Manifestasi Klinik
1. Gejala klasik pada DM adalah :
a. Poliuri ( sering BAK ) ,frekuensi buang air kecil
meningkat terutama pada malam hari
b. Polidipsi , rasa haus terus-merus
c. Polifagi, rasa lapar meningkat
2. Gejala lain yang dirasakan penderita
a. Kelemahan rasa lemah sepanjang hari
b. Keletihan
c. Pengelihatan atau pandangan kabur
d. Pada keadaan ketoadosis akan menyebabkan rasa
mual,muntah,dan penurunan kesadaran.
3. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM
a. Kehilangan berat badan
34
b. Jika luka lama sembuh
c. Kaki kesemutan mati rasa
d. Infeksi kulit
7. Penatalaksanaan
a. Farmakologis
1) Obat-obatan peroral
a) Golongan sulfonilurea/sulfoni/urea
Obat ini paling banyak banyak digunakan dan
dikombinasikan dengan obat golongan lain, binguanid,
inhibitor alfa glukosidase atau insulin.
Obat golongan ini mempunyai efek utama yaitu
meningkatkan produksi insulin oleh sel-sel pankreas,
karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM
tipe II dengan berat badan yang berlebihan.
Obat-obat yng beredar dalam golongan ini adalah:
Glibenklamida, glibenklamida micronized, glikasida,
glikuidon
b) Golongan binguinaid/ metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa
dalam hati, memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan
(glukosa perifer) dianjurkan obat tunggal pada pasien
dengan kelebihan BB
35
c) Golongan inhibitor alfa glukosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula
disaluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan
kadar gula setelah makan. Bermanfaat bagi pasien
dengan kadar gula darah puasa yang masih normal.
2) Insulin
a) Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang tergantung pada insulin
biasanya digunakan human monocommonent insulin (
40 UI dan 100 UI/ml injeksi), merk yang beredar
actrapid.
Injeksi insulin juga diberikan kepeda penderita DM tipe
II yang kehilangan berat badan secara drastis. Yang
tidak berhasil dengan penggunaan obat-obatan anti DM
dengan dosis maksimal, atau mengalami kontraindikasi
dengan obat-obatan tersebut, bila ketoadosis,
hiperosmolar, dana sidosis laktat, stres berat karena
infeksi sistemik, pasien operasi berat,wanita hamil
dengan gejala DM gestational yang tidak dapat
dikontrol dengan pengendalian diet.
b) Jenis insulin
36
Insulin kerja cepat jenis-jenisnya adalah reguler insulin,
critalin zink, dan semilente, Insulin kerja sedang
jenis-jenisnya adalah NPH (Netral Protamin Hagerdon),
Insulin kerja lambat jenis-jenisnya adalah PZI
(Protamin Zink Insulin)
b. Non Farmakologis
1) Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah
perencanaan makan. Walaupun telah mendapat tentang
penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50%
pasien tidak melaksanakaanya .
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu
seimbang diet, dengan komposisi sekitar 68%
karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein. Diet
disesuaikan dengan keadaan penderita. Prinsip umum
diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar
dari penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi
pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai
tujuan :
Memberikan semua unsur makanan esensial,
mencapai dan mempertahankan berat, memenuhi
kebutuhan energi, mencegah fluktuasi kadar glukosa
darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar
37
glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang
aman dan praktis, menurunkan asupan makan pada
penderita DM.
(1) Karbohidrat
Tujuan diet ini adalah meningkatkan
konsumsi karbohidrat kompleks (khususnya
yang berserat tinggi) seperti roti, gandum utuh,
nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/ mie yang
berasal dari gandum yang masihmengandung
bekatul.
Karbohidrat sederhana tetap harus
dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan
dan lebih baik jika dicampur kedalam sayuran
atau makanan lain daripada dikonsumsi secara
terpisah.
(2) Lemak
Pembatasan asupan total kolestrol dari
makanan hingga < = 300 mg/hari untuk
membantu mengurangi faktor resiko, seperti
kenaikan kadar kolesterol serum yang
berhubungan dengan proses terjadinya penyakit
koroner yang menyebabkan kematian pada
penderita diabetes.
38
(3) Protein
Makanan sumber protein nabati (kacang-
kacangan,dan biji-bijian yang utuh) dapat
membantu menggurangi asupan kolesterol serta
lemak jenuh. (Brunner & suddarth, 2002).
2) Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah
karena membuat insulin bekerja lebih efektif juga dapat
membantu menurunkan berat badan, memperkuat
jantung, dan menggurangi stress. Bagi pasien DM
melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik.
Tetapi jangan melakukan olahraga yang berat-berat.
Olahraga yang dipilih sebaikanya olahraga yang
disenangi dan yang mungkin dilakukan untuk dilakukan
untuk penderita diabetes. Penderita diabetes sebaiknya
berolahraga dengan berjalan,jogging, berenang,dan
bersepeda. Olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur
2-5 kali perminggu dan dengan waktu sekitar 30-60
menit.
8. Komplikasi
Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi 2 yaitu
komplikasi akut dan komplikasi kronik ( Carpenito,2001 ).
39
a. Komplikasi akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes melitus
yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar
glukosa dalam darah jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut
adalah (Smeltzer,2002)
1) Diabetes ketoadosis (DKA)
Ketoadosis diabetic merupakan defesiensi insulin berat dan
akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus.
Diabetic ketoadosis disebabkan oleh tidak adanya insulin
atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata
(Smeltzer,2002)
2) Koma hiperosmolar nonketotik ( KHHN).
Koma hiperosmolar nonketotik merupakan keadaan yang
didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemi dan
disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan
utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya
ketosis dam asidosis pada KHHN (smeltzer,2002).
3) Hypoglikemia
Hypoglikemia (kadar gula darah abnormalyang rendah)
terjadi jika kadar glukosa dalam darah turun dibawah 50
hingga 60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian
preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan,
konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer,2002)
40
b. Komplikasi lebih lanjut diabetes mellitus dapat menyerang
semua sistem organ tubuh. Kategori komplikasi kronis yang
lazim digunakan adalah penyakit mikrovaskuler, penyakit
mikrovaskuler, neuropati.
1) Mikrovaskuler
Penyakit mikrovaskuler diabetik ditandai oleh penebalan
membran basalis pembuluh kapiler. Membran basalis
menggelilingi sel endotelkapiler. Para periset
mengemukakan hipotesis bahwa peningkatan kadar
glukosa darah menimbulkan suatu respon melalui
serangkaian reaksi biokimia yang membuat membran
basalis beberapa kali lebih tebal dari pada keadaan
normalnya.
Ada dua tempat dimana gangguan fungsi kapiler dapat
berakibat serius yaitu mikrosirkulasi retina mata dan ginjal.
2) Neuropati
Neuropati dalam diabetes mengacu kepada sekelompok
penyakit yang menyerang semua tipe saraf, termasuk tipe
saraf termasuk saraf perifer (sensorimotor) dan otonom.
Dua tipe neuropati diabetik yang paling sering dijumpai
adalah polineurosensorik dan neuropati otonom.
41
3) Makrovaskuler
a) Penyakit arteri koroner
Perubahan arterosklerotik dalam pembuluh arteri
koroner menyebabkan peningkatan insiden infark
miokard pada penderita diabetes mellitus
b) Penyakit serebrovaskuler
Perubahan arterosklerotik dalam pembuluh darah
serebral atau pembentukan emboli di daerah lain
dalam sistem pembuluh darah yang kemudian terbawa
aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah
serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas
(TIA = transiet ischemic attack) dan stroke.
c) Penyakit vaskuler perifer
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar
pada ekstermitas bawah merupakan penyebab
meningkatnya insidens dua atau tiga kali lebih tinggi
dibandingkan pada pasien nondiabetes.
D. Asuhan Keperawatan Keluarga
Menurut Friedman (1998)
1. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan
informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat
42
pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman,
1998).
a. Identifikasi Data
Mengidentifikasi data secara khusus fokusnya pada upaya
mengenal keluarga dan seluruh anggota keluarga, serta upaya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang penting. Data
yang diperlukan meliputi :
1) Nama-nama anggota keluarga
2) Alamat dan nomor telpon
3) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggoata keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman
dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya
terdiri dari penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya
atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut
tetapi tidak tinggal dalam ruamah tnagga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencataatan dimulai dari anggota
keluarga yang sudah dewasa kemidian diikuti anak sesuai
dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain
yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukkan dalam
bagian akhir dari komposisi keluarga.
Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram
keluarga atau pohon keluarga. Genogram merupakan sebuah
43
diagram yang menggambarkan pohon keluarga dan merupakan
pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan serta
sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan
hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal (dalam
generasi yang sama) dan dapat membantu kita berpikir secara
sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga diliat dari
hubungan keluarga dengan pola penyakit, sehingga dapat
menciptakan hipotesis mengenai apa yang sedang terjadi dalam
keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga
generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing/ orang tua
keluarga inti). Genogram juga dapat menentukan tipe dari
keluarga.
4) Tipe bentuk keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada
dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi
dan genogram dalam keluarga.
5) Latar belakang budaya keluarga
Pengkajian terhadap kultur/ kebudayaan keluarga meliputi :
a) Identitas suku bangsa
b) Jaringan sosial keluarga
c) Tempat tinggal keluarga
d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,budaya, rekreasi dan
pendidikan.
44
e) Bahasa yang digunakan sehari-hari
f) Kebiasaan diit dan berpakaian
g) Dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)
h) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga
i) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan
praktisi
j) Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu
wilayah
6) Identifikasi keluarga
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga,
seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan,
kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam
kehidupan keluarga.
7) Status kelas sosial
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari
gaya hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh
gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional,
asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan
mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat
mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah
stresornya secara baik. Status sosial keluarga dapat ditentukan
berdasarkan tingkat pendapatan keluarga, pekerjaan dan
pendidikan keluarga.
45
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan rekreasi keluaraga yang dilakukan pada waktu
luang. Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktivitas
rekreasi pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus
mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga
memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (1998), Riwayat keluarga mulai lahir hingga
saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, pencegahan terhadap penyakit , sumber
46
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat
perkembangan dan kejadian atau pengalaman-pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan)
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat
kesehatan seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam
dengan kedua orang tua).
c. Lingkungan Keluarga
Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
1. Karakteristik rumah
Diidentifikasi dengan :
a) Tipe tempat tinggal
(rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
b) Gambaran kondisi rumah
Interior rumah : jumlah ruangan, tipe kamar, jumlah
jendela, keadaan ventilasi, dan penerangan (sinar
matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya,
jenis lantai, konstruksi bangunan, keamanan lingkungan,
kebersihan dan sanitasi rumah,jenis septic tank, jarak
sumber air minum dengan septic tank, keadaan dapur,
47
sumber air minum yang digunakan. Perlu dikaji pula
perasaan subjektif keluarga mengenai keadaan rumah,
identifikasi teritorial dan pengaturan privacy dalam
keluarga.
c) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
yang lebih luas
1. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi tipe
lingkungan komunitas, tipe tempat tinggal, budaya
yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum
2. Karakteristik demografi
Meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan
demografis yang sedang berlangsung.
3. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
serta fasilitas umum lainya seperti pasar, apotek dll
4. Bagaimana fasilitas mudah diakses
5. Tersedianya transportasi umum untuk digunakan
keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada
6. Insiden kejahatan yang ada disekitar lingkungan
d) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga
berpindah tempat tinggal, berapa lama berada di tempat
tinggal tersebut, transportasi yng digunakan jika keluarga
ingin bepergian.
48
e) Perkumpulan keluarga dan dan interaksi dengan
masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
dan sejauh mana keluarga interaksi dengan masyarakat
f) Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga
membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-
aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung
keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang
sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu
hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang
berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga
lain yang terkait (ada tidaknya fasilitas pendukung pada
masyarakat terutama yang berhubungan dengan
kesehatan)
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan
pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
49
teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun
non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (
keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi
orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem
kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang
berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya
keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga.
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a) Struktur peran formal
50
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan
gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten
dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran
dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara
kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b) Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas
yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan
peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering
dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada
tidaknya peran disfungsional serta bagaimana
dampaknya terhap anggota keluarga
c) Analisa Model Peran
a) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi
anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,
memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
b) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model
peran bagi pasangan dan sebagai orang tua
51
d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar
belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran
formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap
struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur
peran.
e) Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga
menurut Friedman adalah :
1) Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
2) Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat
sekitarnya
3) Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem
keluarga
4) Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting
nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut
sistem nilai.
5) Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga
52
6) Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga
7) Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status
kesehatan keluarga.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1) Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi
a) Pola kebutuhan keluarga
(1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan
anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua
mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota
keluarganya.
(2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau
keinginan masing-masing anggota keluarga
b) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
(1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada
anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana
mereka saling mendukung
(2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan
intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang
ditunjukkan keluarga.
53
c) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang
perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga
memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga
2) Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a) Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol
perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta
serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b) Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c) Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan
anak
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat
masalah dalam membesarkan anak
g) Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan
perkembangan anak.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya.
54
a. Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan
kesehatan
b. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
c. Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau
perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah
kesehatan yang dihadapi.
d. Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
e. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
f. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit.
g. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara
lingkungan
h. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
f. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
a) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang
dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang
dialami oleh keluarga.
b) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang
dihadapi.
c) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi
koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe
55
masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
d) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.
Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :
kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos
keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan
otoritarisme.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan seluruh anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga
terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko maupun
potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara
mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta
tanda dan gejala (PES).
Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial
atau wellness.
56
1) Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah
terjadi pada saat pengkajian di keluarga.
2) Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi
pada pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual bila tidak
dilakukan pencegahan dengan cepat.
3) Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat
fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan
sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat
dirumuskan tanpa disertai etiologi.
b. Penetapan Prioritas Masalah
Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari
satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu
menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang
ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan
keluarga ( Bailon dan Maglaya, 1978) Proritas masalah adalah
penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan
penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini
memiliki empat kriteria, masing – masing kriteria memiliki skor dan
bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran atau alasan
penentuan skala tersebut.
57
1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko
(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran
sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau
kearah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan
skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0)
dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan
(pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan tindakan untuk
(menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam
bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat
(pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya
masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat
dan sokongan masyarakat).
3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dicegah dengan skala
skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan
bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari
masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
Lamanya masalah (waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang
dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan
adanya kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera
(skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0)
58
dengan bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi
keluarga dalam melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya
skala dalam menentukan prioritas dapat dilihat dalam tabel
c. Diagnosa yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes
mellitus antara lain ( Doengoes,2000:51) :
a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh
peningkatan pengeluaran urine, kelemahan, mudah haus,
penurunan BB, kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit
jelek, hipotensi, takhikardia, pelambatan pengisian kapiler.
Berhubungan dengan :
1) Ketidkmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
mengenai kekurangan volume cairan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan.
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan
dibutuhkan oleh masukan makanan yang tidak adekuat, kurang
minat pada makanan, penurunan berat badan 10-20 % atau lebih
59
dari yang diharapkan, kelemahan, diare. Yang berhubungan
dengan :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan
5) Ketidakmampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal maslah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
3) Ketidakmampuan merawat keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
menunujang kesehatan
5) Ketidakmampuan menggunakan fasilitas keluarga yang ada.
d. Resiko tinggi terhadap presepsi perubahan presepsi sensori, dapat
diterapkan adanya tanda dan gejala untuk membuat diagnosa
aktual berhubungan dengan :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
60
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
e. Kelelahan,kelemahan
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan
5) ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatn
yang ada
f. Resiko injuri
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan
61
5) ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatn
yang ada
4. Fokus Intervensi
1) Kekurangan volume cairan
a) Kognitif / pengetahuan
Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang
manifestasi klinik kekurangan cairan sebagai tanda
memberatnya penyakit diabetes mellitus.
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga
tentang cara mengatasi kekurangan volume cairan.
b) Afektif / sikap
Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitoring keluaran
urine.
Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke
pelayanan kesehatan terdekat.
Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen
pengobatan.
c) Psikomotorik / ketrampilan.
Rujuk klien ke pelayanan kesehatan terdekat untuk
mengetahui keadaanya lebih lanjut.
62
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a) Kognitif / pengetahuan
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga
klien tentang pentingnya gizi bagi penderita DM.
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
diit yang benar bagi penderita DM.
b) Afektif / sikap
Motivasi keluarga untuk memberikan diit yang benar bagi
penderita diabetes mellitus.
c) Psikomotorik / ketrampilan
Demonstrasikan cara diit yang benar bagi penderita
diabetes mellitus.
Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara
diit yang benar pagi penderita DM .
3) Resiko infeksi
a) Kognitif / pengetahuan
Berikan pendidikan kesehatan pada klien dengan keluarga
tentang adanya resiko tinggi infeksi pada luka penderita
DM .
Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka
penderita DM.
b) Afektif / sikap
63
Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan
kesehatan agar mendapatkan perawatan luka yang
benar.Rujuk ke pelayanan kesehatan.
c) Psikomotorik / ketrampilan
Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan
keluarga agar terhindar dari infeksi.
Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstraikan cara
perawatan luka yang benar.
4) Resiko gangguan presepsi sensori
a) Kognitif/ pengetahuan
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga
tentang gangguan presepsi sensori visual ( pandangan kabur
) sebagai manifestasi penyakit diabetes mellitus.
b) Afektif / sikap
Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut, penggunaan
kacamata, dan penggunaan obat.
Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.
Anjurkan pasien untuk memeriksakan kesehatan matanya
ke pelayanan kesehatan terdekat
c) Psikomotor / ketrampilan
Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
adanya penurunan ketajaman penglihatan sebagai
64
manifestasi dari terjadinya komplikasi DM yang lebih
lanjut.
Rujuk klien ke pelayanan kesehatan terdekat.
5) Kelelahan, kelemahan
a) Kognitif / pengetahuan
Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien
tentang pengertian pentingnya gizi bagi penderita DM.
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
diit yang benar bagi penderita DM.
b) Afektif / sikap
Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi
penderita DM.
c) Psikomotorik / ketrampilan
Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan
keluarga.
Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara
diit yang bemar bagi penderita DM.
Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi
penderita DM.
6) Resiko injuri
a) Kognitif / pengetahuan
Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab dan
akibat dari cedera.
65
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang cara
mencegah cedera pada anggota keluarga.
b) Afektif / sikap
Motivasi pada keluarga untuk mengambil keputusan
mengatasi masalah cedera pada anggota keluarganya.
Anjurkan klien untuk selalu memakai alas kaki
c) Psikomotorik / ketrampilan
Ajarkan cara memelihara lingkungan untuk menghindari
cidera
top related