bab ii tinjauan pustaka a. lingkungan kerja 1.repository.ump.ac.id/8340/3/vina nathania bab...
Post on 12-Aug-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan Kerja
1. Definisi Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan
dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan
kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC), penerangan yang
memadai dan sebagainya. (Nitisemito dalam Nuraini 2013:97).
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain-
lain (Danang Sunyoto, 2012:43).
Sedangkan menurut Sedarmayati (2009:21) definisi lingkungan kerja
adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
2. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi karyawan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik
sendiri dapat dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan dan berada di
dekat karyawan(seperti meja,kursi dan sebagainya). Kategori yang kedua
adalahlingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. (Sedarmayanti, 2009:26).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik
Menurut (Sedarmayanti dalam Wulan, 2011:21) Menyatakan bahwa faktor
lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut :
a. Pewarnaan
b. Penerangan
c. Udara
d. Suara bising
e. Ruang gerak
f. Keamanan
g. Kebersihan
B. Kelelahan
1. Definisi kelelahan
Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan
kesejahteraan, kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja
(Mississauga, 2012).
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan
efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh
kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual),
kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang
monoton, dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai
faktor secara menetap (Widyasari,2010).
Kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara
fisik dan/atau mental, yang dapat disebabkan oleh :
a. Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan
b. Aktifitas fisik yang kuat dan berkelanjutan
c. Usaha mental yang kuat dan berkelanjutan
d. Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai
akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang)
e. Tidur dan istirahat yang kurang cukup (WSHCouncil, 2010).
2. Jenis-jenis kelelahan
Silaban dalam Putri (2008) menerangkan mengenai jenis-jenis
kelelahan dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu: proses dalam otot, waktu
terjadi kelelahan, dan penyebabnya yaitu:
a. Berdasarkan waktu kejadian
1. Kelelahan akut
Kelelahan akut terjadi pada aktifitas tubuh terutama yang
banyak menggunakan otot. Hal ini disebabkan karena suatu organ
atau seluruh tubuh bekerja secara terus menerus dan berlebihan.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
Kelelahan dengan jenis ini dapat hilang dengan beristirahat cukup
dan menghilangkan gangguan-gangguannya.
2. Kelelahan kronis
Kelelahan kronis adalah kelelahan akut yang bertumpuk-
tumpuk. Hal ini disebabkan oleh adanya tugas terus-menerus tanpa
pengaturan jarak tugas yang baik dan teratur. Menurut Grandjean
dalam bukunya yang berjudul Fitting The Task to The Human,
kelelahan kronis berlangsung setiap hari dan berkepanjangan, dan
bahkan telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. Kelelahan
yang diperoleh dari tugas-tugas terdahulu belum hilang dan disusul
lagi dengan tugas berikutnya. Dengan beristirahat biasa belum bisa
menghilangkan kelelahan jenis kronis ini. Pekerja yang mengalami
kelelahan kronis ini sudah merasa lelah sebelum memulai pekerjaan,
ketika bangun tidur perasaan lelah masih ada.
b. Berdasarkan proses dalam otot
1. Kelelahan otot
Kelahan otot yaitu menurunya kinerja setelah mengalami stress
tertentu yang ditandai dengan menurunya kekuatan dan kelambatan
gerak.
2. Kelelahan umum
Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya keinginan
untuk bekerja yang disebabkan oleh persyarafan ataupun psikis.
Kelelahan umum ialah suatu perasaan yang menyebar dan disertai
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
dengan penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas.
Kelelahan umum dicirikan dengan menurunya perasaan ingin
bekerja. Kelelahan umum disebut juga kelelahan fisik dan juga
kelelahan syaraf.
c. Berdasarkan penyebabnya
1. Faktor fisik dan psikologi di tempat kerja.
2. Faktor fisiologis yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat)
dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik yang menyebabkan
stress emosional yang berkepanjangan.
3. Kelelahan fisik (kelelahan karena kerja fisik); kelelahan patologis
(kelelahan yang ada hubunganya dengan penyakit); dan kelelahan
psikologis yang ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa
lelah dan ada hubunganya dengan faktor psikososial.
Menurut Muchinsky dalam Putri (2008), menyatakan ada empat tipe
kelelahan yakni:
a. Kelelahan otot (muscular fatigue)
disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik yang
banyak dan berlangsung lama. Tipe ini berhubungan dengan
perubahan biokimia tubuh dan dirasakan individu dalam bentuk sakit
yang akut pada otot.
b. Kelelahan mental (mental fatigue)
berhubungan dengan aktivitas kerja yang monoton. Kelelahan ini
dapat membuat individu kehilangan kendali akan pikiran dan
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
perasaan, individu menjadi kurang ramah dalam berinteraksi dengan
orang lain, pikiran dan perasaan yang seharusnya ditekan karena
dapat menimbulkan konflik dengan individu lain menjadi lebih
mudah diungkapkan.
c. Kelelahan emosional (emotional fatigue)
dihasilkan dari stres yang hebat dan umumnya ditandai dengan
kebosanan. Kelelahan ini berasal dari faktor-faktor luar di tempat
kerja, perusahaan dapat mengatasi kelelahan ini dengan memberikan
pelayanan konseling bagi karyawan agar kelelahan emosional yang
dirasakan karyawan dapat teratasi dan performansi kerja karyawan
meningkat.
d. Kelelahan keterampilan (skills fatigue)
Berhubungan dengan menurunnya perhatian pada tugas-tugas
tertentu. Pada kelelahan tipe ini standar akurasi dan penampilan
kerja menurun secara progresif. Penurunan ini diperkirakan menjadi
penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, sehingga karyawan
harus selalu diawasi dan diupayakan agar terhindar dari kelelahan ini
dengan pemberian waktu istirahat yang cukup.
3. Penyebab Kelelahan
Menurut Suma’mur (2009) terdapat lima kelompok sebab kelelahan yaitu:
a. Keadaan monoton.
b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.
c. Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik.
e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.
4. Gejala-gejala kelelahan
Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptom) secara
subjektif dan objektif antara lain : perasaan lesu, mengantuk dan pusing,
berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat kewaspadaan, persepsi
yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya gairah untuk bekerja,
menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono, 2013).
Menurut Muizzudin (2013) ada beberapa gejala akibat kelelahan
kerja antara lain, terjadi pelemahan kegiatan gejalanya dapat terlihat
seperti perasaan berat di kepala, lelah seluruh badan, merasa kacau pikiran,
menjadi mengantuk, pergerakan menjadi kaku dan canggung, berdiri tidak
seimbang, ingin sekali berbaring, selanjutnya terjadi pelemahan motivasi
gejala yang dapat dilihat antara lain susah berpikir, lelah berbicara,
menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, kurang
kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat tekun dalam pekerjaan, terakhir akan terjadi gambaran kelelahan
fisik akibat keadaan umum gejalanya antara lain sakit kepala, kekakuan di
bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernapasan tertekan, haus, suara
serak, terasa pening, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat.
5. Faktor-faktor individu yang dapat mempengaruhi kelelahan
Beberapa faktor individu yang dapat mempengaruhi kelelahan yaitu :
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
a. Faktor Internal
1. Usia
Subjek yang berusia lebih muda mempunyai kekuatan fisik dan
cadangan tenaga lebeih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi
pada subjek yang lebih tua lebih mudah melalui hambatan
(Setyawati, 2010).
2. Jenis kelamin
Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang
dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus haid,
kehamilan dan menopause, dan secara sosial wanita berkedudukan
sebagai ibu rumah tangga (Suma’mur, 2009).
3. Psikis
Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat mudah
mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari
reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja
yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu
tertentu dan dalam jangka waktu yang lama.
4. Kesehatan
Kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat dilihat
dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang dapat
mempengaruhi kelelahan, yaitu penyakit jantung, gangguan ginjal,
asma, tekanan darah rendah, hipertensi (Suma’mur, 2009).
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
5. Status perkawinan
Pekerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk memenuhi tanggung
jawab tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal
urusan rumah tangga sehingga resiko mengalami kelelahan kerja
juga akan bertambah (Inta, 2012).
6. Sikap kerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana
kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja.
Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya
sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus
dihindarkan.
b. Faktor Eksternal
1. Masa kerja
Seseorang yang bekerja dengan masa kerja yang lama lebih
banyak memiliki pengalaman dibandingkan dengan yang bekerja
dengan masa kerja yang tidak terlalu lama. Orang yang bekerja lama
sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga tidak
menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya (Setyawati, 2010).
2. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban
yang dimaksud fisik, mental atau sosial. Seorang tenaga kerja
memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
kerja. Diantara mereka ada yang lebih cocok untuk beban fisik,
mental ataupun sosial (Suma’mur, 2009).
3. Shift kerja
Salah satu penyebab kelelahan adalah kekurangan waktu tidur
dan terjadi gangguan pada cyrcardian rhythms akibat jet lag atau
shift work. Cyrcardian rhythms dapat terganggu apabila mengalami
pergeseran, sementara (acute shift work, jet lag), menetap (shift
worker). Tubuh manusia yang seharusnya istirahat, tetapi karena
diharuskan bekerja maka keadaan ini akan memberikan beban
tersendiri dalam mempengaruhi kesiagaan seorang pekerja yang
dapat berkembang menjadi kelelahan karena pada malam hari semua
fungsi tubuh akan menurun sehingga menyebabkan kelelahan.
4. Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat
objek yang dikerjakan secara jelas dan cepat. Lebih dari itu,
penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang
lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan (Suma’mur,
2009). Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata
dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, keluhan pegal di
daerah mata, dan sakit kepala, kerusakan indera mata, dan kelelahan.
5. Iklim kerja
Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan keluhan kaku
dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu yang terlalu
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
tinggi akan menyebabkan kelelahan akibat menurunnya efisiensi
kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-
organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi
keringat meningkat (Inta, 2012).
6. Dampak kelelahan
Dampak bagi pekerja yang mengalami kelelahan kerja adalah
menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan
sulit berfikir, penurunan motivasi untuk bekerja, penurunan kewaspadaan,
menurunnya konsenterasi dan ketelitian, performa kerja menjadi rendah,
kualitas kerja menurun, dan menurunnya kecepatan reaksi. Hal-hal
tersebut akan mengakibatkan banyak terjadi kesalahan sehingga pekerja
mengalami cedera, stres kerja, penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, dan
akhirnya dapat mempengaruhi berkurangnya produktivitas (Budiono,
2003, Marif, 2013).
7. Pengendalian kelelahan
Penyebab kelelahan harus dikurangi dengan :
a. Kepemimpinan, yang menimbulkan motivasi dan semangat kelompok
serta efisiensi yang tinggi atas dasar kemampuan, keahlian, dan
ketrampilan.
b. Manajemen yang meningkatkan keserasian individu dan seluruh
masyarakat tenaga kerja
c. Perhatian terhadap keluarga tenaga kerja untuk mengurangi
permasalahan yang mungkin timbul.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
d. Pengorganisasian kerja yang menjamin istirahat, rekreasi, variasi kerja,
dan volume kerja yang serasi dengan keperluan kerja.
e. Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan kerja termasuk upah dan gizi
kerja.
C. Sistem Kerja Shift
1. Pengertian Kerja Shift
Pada umumnya yang dimaksudkan dengan kerja bergilir (Shift
work) adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau
sebagai tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan.
Kerja shift disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen, atau
sering pada jam kerja yang tidak biasa atau bekerja pada jam yang
berubah-ubah termasuk jam kerja yang tidak teratur (Depkes, 2008).
Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga
kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi
atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur, 2009).
2. Jenis-jenis Kerja Shift
Ada dua kelompok besar kerja shift, yaitu permanen dan rotasi.
Namun demikian dipandang dari sudut kesehatan yang penting ialah
apakah kerja shift itu mengandung unsur kerja malam atau tidak.
Pembagian berikutnya ialah sistem kerja shift terputus dan sistem shift
terus menerus. Sistem shift terputus berlangsung antara hari senin sampai
dengan jum’at atau antara hari senin sampai dengan hari sabtu. Sistem
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
shift terus-menerus berlangsung selama tujuh hari seminggu termasuk
hari-hari libur.
Menurut awal dan akhir jam kerja shift, lama satu shift, dan
keteraturannya sistem dapat dibagi sebagai berikut:
a. Sistem 3 shift biasa
Masing-masing pekerja akan mengalami 8 jam kerja yang sama
selama 24 jam: dinas pagi antara pukul 06.00-14.00, dinas sore antara
pukul 14.00-22.00 dan dinas malam antara pukul 22.00- 06.00.
b. Sistem Amerika
Menurut sistem ini dinas pagi mulai pukul 08.00-16.00, dinas sore
antara pukul 16.00-24.00 dan dinas malam antara pukul 24.00- 08.00.
Sistem ini memberikan keuntungan fisiologik dan sosial. Kesempatan
tidur akan banyak terutama pada pekerja pagi dan sore.
c. Sistem 12-12
Selama 12 jam dinas pagi dan selama 12 jam dinas malam. Jadwal
antara pukul 07.00-19.00 dan 19.00-07.00. Satu minggu kerja siang
dan satu minggu kerja malam. Bila pekerjaan shift dilakukan selama
ini, masing-masing baik siang atau malam, harus diikuti dengan
istirahat dua hari. (Kalbe, 2008).
3. Pembagian waktu sistem shift kerja
Berdasarkan Pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003 shift kerja
diatur menjadi 3 (tiga) shift. Pembagian setiap shift adalah maksimum 8
jam per-hari, termasuk istirahat antar jam kerja. Jumlah jam kerja secara
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40 jam per minggu
(Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003).
Dalam penerapannya, terdapat pekerjaan yang dijalankan
terusmenerus yang dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam
shift-shift. Menurut Kepmenakertrans No.233/Men/2003, yang dimaksud
dengan pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus disini adalah
pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus dilaksanakan atau
dijalankan secara terus menerus. Tidak ada keseragaman waktu
shiftkerja, bermacam-macam perusahaan menggunakan shift yang
berbeda. Biasanya dalam sehari dibagi menjadi tiga shift masing-masing
selama delapan jam (Muchinsky,2007), yaitu Shift pagi pukul 07.00-
15.00, Shift siang pukul 15.00-23.00, dan shift malam pukul 23.00-07.00.
4. Dampak shift kerja
Disamping memiliki segi positif yaitu memaksimalkan sumber
daya yang ada, shift kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi
pekerja pada :
a. Aspek Fisiologis
Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling
berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan
perubahan waktu selama 24 jam ( Tayyari dan smith 1997 dalam
Maurits, 2008). Circadian rhythms menjadi dasar fisiologis dan
psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Sehingga circadian
rhythms seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya circadian
rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada
pekerja seperti gangguan gastrointstinal, gangguan pola tidur dan
gangguan kesehatan lain.
b. Aspek Psikologis
Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan (fatigue)
yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti
ketidakpuasan dan stress.
c. Aspek Kinerja
Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift
kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari & Smith, 1997
dalam Maurits L.K, 2008). Kinerja pekerja, termasuk tingkat
kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan lebih banyak pada waktu
siang hari dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift
kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift
dan tipe pekerja.
d. Domestik dan Sosial
Shift kerja akan berpengaruh negatif terhadap hubungan
keluarga seperti tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering
berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja juga akan
mempengaruhi sosisalisasi pekerja karena interaksinya terhadap
lingkungan menjadi terganggu.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
D. Gangguan Tidur
Gangguan tidur merupakan masalah yang dialami seseorang terhadap
pemenuhan kebutuhan tidurnya. Kurang tidur dapat menimbulkan efek
negatif seperti menurunnya kemampuan berfikir dan bekerja, membuat
kesalahan, dan sulit untuk mengingat sesuatu (Amran dan Handayani, 2012).
Selain itu, tidur yang tidak adekuat juga dapat berdampak pada aspek
fisiologi seperti penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, proses
penyembuhan lambat, daya tahan menurun, dan ketidakstabilan tanda-tanda
vital (Nurlela, 2009). Penting sekali mengetahui gangguan tidur apa yang
diderita seseorang. Hal ini dikarenakan gangguan tidur dapat memberikan
dampak negatif baik terhadap keselamatan maupun kesehatan. Pengetahuan
yang memadai mengenai gangguan tidur dapat menghindarkan diri dari efek
negatif serta dapat dilakukan upaya yang tepat untuk mengatasinya.
1. JENIS GANGGUAN TIDUR
Beberapa jenis gangguan tidur diantaranya berikut penjelasan
tentang beberapa gangguan tidur :
a. Insomnia Primer
Insomnia adalah salah satu gangguan tidur paling banyak
dijumpai (Durand & Barlow, 2007) yang terjadi selama paling sedikit
satu bulan dan tidak ada sebab yang jelas. Adapun identifikasi polanya :
Kesulitan pada waktu masuk tidur (insomnia onset), kesulitan untuk
tetap tidur (sering terbangun), bangun tidur terlalu awal (insomnia
terminal). Insomnia terdiri dari tiga jenis yaitu:
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
1. Jangka Pendek
Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman
stres yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai,
tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan. Biasanya
kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi medis setelah orang tersebut
beradaptasi terhadap stresor (Stanley, 2007).
2. Sementara
Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti jet lag,
suara bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas (Stanley,
2007).
3. Kronis
Berlangsung selama 3 minggu atau lebih. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis,
penggunaan obat tidur berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun,
dan masalah keadaan lainnya.
b. Hipersomnia Primer
Insomnia melibatkan tidur yang tidak cukup, sedangkan
hipersomnia adalah masalah terlalu banyak tidur. Banyak orang yang
tidur sepanjang malam dan beberapa kali tidur di siang hari berikutnya
(Durad & Barlow, 2007). Seseorang dengan hipersomnia primer tidur
selama 10-12 jam pada malam hari dan tampak mengantuk dan tidur
disiang hari. Tidur sering kali merupakan suatu bentuk pelarian stres.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
c. Narkolepsi Narkolepsi
Merupakan suatu gangguan yang lama/kronis (syarat minimum
untuk mendiagnosis adalah 3 bulan) dari suatu episode tidur disiang
hari yang singkat, sering dan menyegarkan, dan biasanya timbul
menjelang pubertas.
d. Apnea tidur
Terhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan ini diidentifikasi
dengan gejala”mendengkur”, berhenti pernapasan minimal 10 detik,
dan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa. Selama tidur, pernapasan
dapat berhenti. Pria dewasa dengan riwayat mendengkur yang keras dan
intermiten, yang juga obesitas dengan leher yang pendek dan besar
biasanya berisiko mengalami apnea tidur. Gejala apnea tidur antara lain
adalahdengkuran yang keras dan periodik, aktifitas malam hari yang
tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, terjatuh dari
tempat tidur, gangguan tidur dengan sering terbangun di malam hari
(noctural waking), perubahan memori, depresi, rasa kantuk yang
berlebihan di siang hari, nocturia, sakit kepala di pagi hari, ortopnea
akibat apnea tidur (Stanley, 2007).
e. Gangguan Tidur Ritme Sirkadian
1. Irama Sirkadian
Irama sirkadian adalah siklus biologi tubuh selama 24 jam
yang mengerjakan fungsi-fungsi fisiologis, secara alami, tubuh
hendaknya beraktivitas disiang hari dan beristirahat di malam hari
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
jika pekerjaan mengharuskan bekerja di malam hari, perhatikan
irama tubuh anda sebisa mungkin berikan keseimbangan kerja dan
istirahat (Nindita, 2010).
Masing-masing orang mempunyai jam biologis sendiri-sendiri,
kehidupan mereka diatur menjadi sama dan seragam dalam daur
hidup 24 jam sehari. Pengaturan itu dilakukan oleh penangguh waktu
yang ada diluar tubuh seperti : Perubahan antara gelap dan terang,
kontak sosial, jadwal kerja dan adanya jam weker.
2. Macam-macam Gangguan Tidur Sirkadian
Gangguan tidur ritme sirkadian ini ditandai oleh tidur terusik
(baik insomnia atau perasaan mengantuk yang eksesif di siang hari
bolong) yang disebabkan oleh ketidakmampuan otak untuk
mensinkronkan pola tidurnya dan pola malam yang berlaku saat ini.
Kesinkronan dengan sirklus terjaga dan tidur yang normal
menyebabkan tidur orang terinterupsi ketika mereka benar-benar
berusaha untuk tidur dan merasa lelah di siang harinya.
Macam-macam Gangguan Tidur Sirkadian adalah sebagai
berikut :
a. Tipe jet lag
Sesuai namanya, disebabkan oleh penyebrangan beberapa
zona waktu dalam waktuyang relatif singkat. Orang-orang yang
mengalami jet lag biasanya melaporkan kesulitan tidur di waktu
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
yang tepat dan merasa kelelahan di siang harinya (Durand &
Barlow, 2007).
b. Tipe shift work
Berhubungan dengan jadwal kerja yang tidak teratur.
Akibatnya, mereka mungkin mengalami masalah tidur atau
mengalami perasaan mengantuk yang eksesif selama jam-jam
terjaga. Orang dengan gangguan tidur ritme sirkadian memiliki
resiko yang lebih besar untuk memiliki satu macam gangguan
keperibadian atau lebih (Durand & Barlow, 2007).
c. Tipe fase tidur terlambat
Ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang
diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak
sekolah atau pekerja sosial. Orang-orang tersebut sering tertidur
(kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia
sekunder).
d. Tipe fase terlalu cepat tidur
Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada usia
lanjut,Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal
irama tidur sirkadian yang tidak sesuai.
e. Tipe bangun-tidur beraturan
f. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
2. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur
Beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan tidur menurut
beberapa ahli seperti Potter & Perry, 2010; Asmadi, 2008yaitu:
a. Obat dan substansi
Kantuk, insomnia dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat
langsung dari obat umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola
tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang hari, yang kemudian
menjadi masalah bagi individu. Obat-obatan yang dikonsumsi
seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, ada pula yang
sebaliknya menggangu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan
menurunkan tidur REM (Asmadi, 2008).
b. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan
tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyeyak. Sedangkan pada
kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih
pendek (Asmadi, 2008).
c. Pola tidur yang lazim
Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga.
Orang yang mengalami kurang tidur sementara sebagai hasil dari
aktifitas malam yang aktif atau jadwal kerja yang diperpanjang,
biasanya merasa mengantuk keesokan harinya. Kurang tidur yang
kronik jauh lebih seram dari gangguan tidur sementara dan
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
menyebabkan perubahan pada kemampuan untuk melakukan fungsinya
(Potter & Perry, 2010).
d. Stres emosional
Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan
sering menyebabkan frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga
menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras untuk dapat tertidur,
sering terbangun selama sirklus tidur, atau tidur terlalu lama. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norefinefrin
darah melalui sistem saraf simpatik. Zat ini mengurangi tahap IV
NREM dan REM (Asmadi, 2008).
e. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang
untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang
dapat tidur nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan
gaduh akan menghambat seseorang tidur (Asmadi, 2008).
f. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih
banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien
kurang tidur atau tidak dapat tidur.
g. Diet
Makanan yang banyak mengandung L-Trifton seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan
menganggu tidur (Asmadi, 2008).
E. Karyawan
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa
keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang
ingin dicapai.
Menurut Malayu Hasibuan (2009) dalam buku Manajemen sumber
daya manusia, karyawan adalah ”penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan
mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka
wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak
memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian”.
F. Mini Market
Mini market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan
barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran langsung kepada pembeli
akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya kurang dari 400 m2.
(Perda No.02/2009 Bab I mengenai Toko Modern). Jumlah item barang yang
dijual di mini market antara 3000 sanpai 5000 macam barang.
Pengertian Mini market Secara Kata merupakan gabungan dari kata,
“mini” dan “market”. Mini berarti “kecil” sedangkan market berarti
“pasar”. Jadi mini market adalah sebuah pasar yang kecil, atau diperjelas
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
menjadi sebuah tempat yang kecil tapi menjual barang-barang bervariatif dan
lengkap seperti di dalam pasar.
Mini market menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk
penjualannya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.
Berbeda dengan toko kelontong, Mini market menerapkan sistem swalayan,
dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak mini
market dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu
agar pembeli tidak berhutang.
Store Retailing juga bisa diklasifikasikan berdasarkan jumlah pelayanan
yang ditawarkan (amount of services) yaitu:
1. Swalayan (Self Service Retailing) Pelanggan melakukan sendiri proses
menemukan, membandingkan dan memilih barang yang akan dibeli.
2. Swapilih (Self Selection Retailing) Kategori ini pelayan dilibatkan dalam
proses menemukan suatu barang, meskipun pelayan tidak melakukan
pelayanan secara penuh.
3. Pelayanan Terbatas (Limited Services Retailing) Kategori ini lebih banyak
memberikan bantuan penjualan, karena para pengecer jenis ini mempunyai
lebih banyak informasi.
4. Pelayanan Penuh (Full Service Retailing) Memberikan pelayanan penuh
kepada konsumen. Pramuniaga siap membantu setiap proses menemukan,
membandingkan dan memilih produk yang akan dibeli.
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
G. Kerangka Teori Penelitian
Sumber : (Amran dan Handayani, 2012), (Sedarmayanti, 2009), (Muchinsky,
1997), (Suma’mur, 2009).
Lingkungan kerja Fisik
a. Pewarnaan
b. Penerangan
c. Udara
d. Suara
e. Ruang gerak
f. Keamanan
g. Kebersihan
Ritme Sirkadian
Kelelahan Kerja:
1. Masa kerja
2. Beban kerja
3. Shift kerja
4. Iklim kerja
Gangguan Tidur
Sistem kerja Shift :
1. Pagi : 07.00-15.00 WIB
2. Siang : 15.00-23.00 WIB
3. Malam : 23.00-0700 WIB
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
34
H. Kerangka Konsep
Variabel Bebas VariabelTerikat
I. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan dan kerangka konsep, maka hipotesis penelitian yang
ditetapkan yaitu :
Ha : Ada hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift
dengan gangguan tidur pada karyawan mini market 24 Jam di
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Ho :Tidak ada hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja
shift dengan gangguan tidur pada karyawan mini market 24 Jam di
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Gangguan Tidur Lingkungan Kerja fisik
dan Kelelahan
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
top related