bab ii studi kepustakaan dan kerangka pikir a. studi ...repository.uir.ac.id/776/2/bab2.pdfkonsep...
Post on 24-Jun-2019
267 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR
A. Studi Kepustakaan
Dengan berbagai penjelasan tentang permasalahan yang ada pada latar
belakang masalah, maka penulis memaparkan beberapa teori yang berkaitan
dengan penelitian ini. Diantaranya adalah :
1. Konsep Administrasi dan Administrasi Publik
Secara terminologi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Faried
Ali(2011;19) apa yang disebut dengan “Administrasi” adalah mengurus,
mengatur, mengelola. Mengurus diarahkan pada penciptaan keteraturan sebab
pengurusan yang teratur menghasilkan pencapaian tujuan yang tepat atau pada
tujuan yang diinginkan.Mengatur diarahkan pada penciptaan keteraturan, serta
mengelola diarahkan pada kegiatan yang berlangsung secara holistik.
Menurut Siagian (2003:2) administrasi merupakan sebagai keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Administrasi dalam arti luas yakni proses (rangkaian) kegiatan usaha kerja
sama sekelompok orang secara terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu
secara efesien. Dengan demikian, dalam pengertian administrasi terkandung hal-
hal berikut:
a. Kelompok orang (manusia), yakni berkumpulnya dua orang atau lebih
dalam sebuah perkumpulan (organisasi), organisasi sipil atau militer,
negeri atau swasta, organisasi besar atau kecil. Pengelompokkan orang
dalam suatu kerjasama tersebut terjadi dengan asumsi bahwa tujuan
yang ingin dicapai tidak dapat dilakukan seorang diri.
b. Kegiatan, yakni berupa sejumlah aktivitas yang harus dikerjakan baik
secara individual, namun masih terkait dengan kegiatan orang lain,
ataupun bersama-sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
c. Kerjasama, yakni interaksi antar individu dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan karena pekerjaan itu tidak dapat dan
juga tidak boleh diselesaikan (dituntaskan) seorang diri;
d. Tujuan, yakni sesuatu yang ingin didapatkan/dicapai oleh kelompok
orang yang bekerja sama tersebut dan biasanya berupa kebutuhan
bersama yang tidak bisa diraih seorang diri.
e. Efesiensi, yakni perbandingan terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (output).
Menurut Ordway Tead (dalam Zulkifli, 2009;9) Administrasi adalah
penataan dari kegiatan-kegiatan individu-individu eksekutif dalam suatu
organisasi yang bertugas mengatur, memajukan dan menyediakan sarana dan
prasarana bagi upaya-upaya kerja sama sekelompok individu-individu untuk
merealisasikan beberapa tujuan yang telah ditentukan.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam administrasi tergantung dari
berbagai factor seperti :
1) Jumlah orang yang terlibat dalam proses itu
2) Sifat tujuan yang hendak dicapai
3) Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas yang hendak dijalankan
4) Sifat kerja sama yang dapat diciptakan dan dikembangkan
Atmosudirdjo (dalam Zulkifli,2009;9) merumuskan ragam pengertian
untuk menerangkan lingkup konsep Administrasi yaitu:
a. Administrasi sebagai fungsi atau kegiatan(activity) adalah seperangkat
kegiatan-kegiatan yang tertentu dan terarah yang berlangsung untuk
memimpin serta mengendalikan suatu organisasi yang menjadi wahana
suatu urusan usaha dan sekaligus apa yang berlangsung didalamnya.
b. Organisasi modern sebagai badan, adalah organisasi yang mempunyai
konstitusi dan statute yang tertentu sehingga jelas apa yang menjadi
maksud (purpose) dan tujuan-tujuan (goals),usahanya, sumber
pendanaannya (financial resources), serta langkah-langkah yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan-tujuannya.
c. Setiap organisasi modern dikepalai (yang bertugas dan bertanggung
jawab) dan dipimpin (yang menggerakkan secara terarah dan bertujuan)
oleh Administrator.
d. Administrator bisa perorangan bisa suatu dewan.
e. Administrator menunaikan tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung
jawabnya melalui apa yang disebut administrasi.
Dimock dan Atmosudirdjo (dalam Mustafa, 2002;3) menjelaskan secara
singkat bahwasanya administrasi adalah akivitas atau kegiatan dari orang atau
kelompok orang untuk maksud nyata atau tujuan tertentu.
Batasan administrasi yang menekankan pentingnya aspek rasionalias juga
dikemukakan oleh siagian (dalam Zulkifli, 2009;10) yaitu keseluruhan proses
kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan oleh rasionalitas tertentu
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil
guna.
The Liang Gie (dalam Zulkifli, 2009,12) mengatakan bahwa administrasi
merupakan segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu.
Pekerjaan pokok yang dimaksud mencakup unsure-unsur umum administrasi
dalam perspektif proses.
Bertitik tolak dari teoritis batasan konsep administrasi baik dalam arti
sempit maupun arti luas (keseluruhan proses kerja sama), menunjukkan adanya
sejumlah aspek utama yang menjadi motor penggerak untuk efektivitas dan
efesiensi organisasi. Aspek-aspek yang dimaksud meliputi :
a. Organisasi
b. Manajemen
c. Kepemimpinan
d. Pengambilan keputusan
e. Human relations
f. Informasi
g. Keuangan
h. Sumber daya manusia
Dalam aspek studi ilmu administrasi Negara ada beberapa prinsip-prinsip
umum yang harus dipahami dan dimplementasikan oleh para administrator. Henri
Fayol (dalam Zulkifli,2005:75) merumuskan 14 prinsip umum admistrasi :
1) Pembagian kerja (defesion of work). Dimaksudkan untuk memusatkan
kegiatan, pengkhususan orang dalam bidangnya agar memperoleh
efisien yang tinggi.
2) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab (authority and
responbility). Wewenang merupakan hak administrator atau manajer
untuk memberikan perintah dan merupakan sesuatu yang melekat
dalam jabatan administrator atau manajer. Konsekuensi dari pemilikan
wewenang tersebut adalah tanggung jawab, baik bagi yang memberi
maupun yang menerima perintah keseimbangan antara wewenang dan
didelegasikan dengan tangging jawab perlu untuk dipertimbangkan.
3) Disiplin (discipline). Disiplin merupakan hal yang mutlak dalam
kegiatan kerjasama, dalam hal mana anggota organisasi tunduk dan
menaati peraturan yang telah ditetapkan . Disiplin mengikat semua
tingkat kepemimpinan organisasi dan menuntut adanya sanksi.
4) Kesatuan perintah(unity of command). Pekerja (bawahan) menerima
perintah hanya dari satu pimpinan(atasan)
5) Kesatuan arah dan tujuan (unity of direction). Bahwa kegiatan
organisasi harus mempunyai tujuan yang sama dan dibuat langsung
dari perencanaan yang dibuat oleh seorang manajer
6) Mendahulukan atau mengutamakan atau menempatkan kepentingan
umum (organisasi) diatas kepentingan pribadi. Dalam hal ini
kepentingan organisasi sebagai kepentingan bersama harus
didahulukan, bukan kepentingan pribadi.
7) Pengupahan dan penggajian (renume-ration). Penggajian dan metode
pembayarannya harus adil dan jujur sesuai dengan kompensasi pekerja
dengan mengusahakan agarvdapat memuaskan pimpinan dan
bawahan.
8) Sentralisasi (centralization). Wewenang perlu didelegasikan kepada
bawahannya, tetapi tanggung jawab akhir tetap dipegang oleh
pimpinan puncak (top manajer). Masalahnya seberapa besar
masalahnya seberapa besar masalah wewenang didelegasikan,
disentralisasikan atau dipusatkan.
9) Skala hiearki (scalar chain). Skala hiearki merupakan garis wewenang
dan program yang diturunkan dari kepimpinan terbawah dan pekerja
10) Tata tertib (order). Penempatan dan pendayagunaan sumber
daya(orang-orang dan barang-barang) sesuai dengan tempatnya dalam
organisasi.
11) Keadilan (equity). Kesetian dan pengabdian anggota harus diimbangi
dengan sikap keadilan dan kebaikan serta perlakuan wajar dari
manajer terhadapnya.
12) Stabilitas jabatan (stability of tenure). Memberikan waktu yang cukup
sangat diperlukan pekerja untuk menjalankan fungsinya dengan
efektif, sehingga perlu mengurangi intensitas penggantian pejabat atau
proposal.
13) Prakarsa atau inisiatif (initiative). Dalam semua tingkatan organisasi
semangat kerja didukung oleh berkembangnya prakasa, dan karenanya
kepada bawahan perlu diberikan kebebasan untuk memikirkan dan
mengeluarkan pendapat tentang semua aktivitas, bahkan melihat dan
menilai kesalahan-kesalahan yang terjadi.
14) Solidaritas kelompok kerja. Prinsip ini menitik beratkan semangat
persatuan dan kesatuan, perlu kerjasama dan memelihara hubungan
antar pekerja untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi kerja.
Administrasi publik adalah proses kerja sama kelompok orang dalam
merumuskan, mengimplementasikan (melaksanakan) berbagai kebijakan dan
program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pencapaian tujuan negara
secara efien dan berkeadilan sosial. Kelompok orang dalam definisi di atas
meliputi aparatur negara, anggota legislatif, partai politik, lembaga swadaya
masyarakat/LSM, kelompok kepentingan, organisasi profesi, media massa, atau
masyarakat sipil lain yang berkepentingan dan berminat terhadap perumusan dan
pelaksanaan kebijakan negara.
Menurut Siagian Administrasi publik didefinisikan sebagai keseluruhan
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam
usaha mencapai tujuan negara.
Menurut Edward Administrasi publik adalah studi me ngenai bagaimana
bermacam-macam badan-badan pemerintah diorganisasi, diperlengkapi tenaga-
tenaganya, dibiayai, digerakan, dan dipimpin (dalam Bintoro,1995).
2. Konsep Organisasi dan Organisasi Publik
Dijelaskan dalam Zulkifli (2009;14) sebagian para ahli mengartikan
organisasi secara sempit yaitu sebagai alat bagi seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai satu atau sejumlah tujuan. Defenisi konsep organisasi dalam arti
luas bertitik tolak dari pendekatan multi aspek dan dimensi yang melekat dengan
aktivitas organisasi tersebut. Siagian (dalam Zulkifli, 2009;14) mendefenisi
organisasi sebagai berikut :
“Organisasi merupakan sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua
orang atau lebih yang bekerjasama dan secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat
seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang
yang disebut bawahan”.
Sebagai suatu proses, Zulkifli (2009;14) mengatakan organisasi berarti
serangkaian aktivitas kolektif dari orang-orang yang di awali dengan penentuan
tujuan, pembagian kerja dengan perincian tugas tertentu, pendelegasian
wewenang, pengawasan, dan di akhiri dengan pengevaluasian pelaksanaan tugas.
Defenisi organisasi menurut pendekatan proses antara lain tergambar
dalam pendapat Massie (dalam Zulkifli, 2009;14) Organisasi merupakan suatu
kerja sama sekelompok orang yang membagi tugas-tugasnya diantara para
anggota, menetapkan hubungan-hubungan kerja dan menyatukan aktivitas-
aktivitasnya kearah pencapaian tujuan bersama.
Hamim (2005;24) menjelaskan bahwa Organisasi adalah proses
penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompoknya harus
melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
sedemikian rupa memberi saluran terbaik untuk pemakaian efesien, sistematis,
positif dari usaha yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Selanjutnya menurut Rosenweg (dalam Hamim, 2005;31) organisasi dapat
dipandang sebagai :
a. System sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok.
b. Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang yang bekerja
sama.
c. Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama.
Secara terperinci Syafri (2012;12) mengemukakan Organisasi merupakan
unsur utama bagi kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu karena organisasi merupakan wadah(tempat) pengelompokan orang dan
pembagian tugas sekaligus tempat berlangsungnya berbagai aktivitas (proses) bagi
pencapaian tujuan.
Admosudirdjo (dalam Zulkifli, 2009;35) dijelaskan prinsip-prinsip
organisasi yaitu sebagai berikut :
a. Organisasi itu harus mempunyai tujuan.
b. Harus ada pembagian kerja dan penugasan kerja yang homogen,
c. Antara tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan (wewenang) harus
selalu terdapat kesesuaian serta keseimbangan,
d. Setiap pelimpahan kekuasaan dan tugas harus dilakukan setepat-
setepatnya dan sejelas-jelasnya,
e. Kesatuan komando atau hierarki (the one man one chief principle),
f. Komunikasi
g. Kewajiban pimpinan untuk mengadakan pengecekan terhadap
pelaksanaan perintah-perintahnya,
h. Kontinutas,
i. Saling asuh antara instansi line atau staf,
j. Koordinasi,
k. Kehayatan,
l. Tahu diri setiap warga organisasi.
Menurut Mohamad Mahsun organisasi sektor publik adalah organisasi
yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa
kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur
hukum.
Menurut Indra Bastian organisasi sektor publik adalah organisasi yang
menggunakan dana masyarakat, seperti: Organisasi Pemerintah Pusat, Organisasi
Pemerintah Daerah, Organisasi Partai Politik dan Lembaga Swadaya Masyarakat,
Organisasi Yayasan, Organisasi Pendidikan dan Kesehatan (puskesmas, rumah
sakit, dan sekolah), Organisasi Tempat Peribadatan (masjid, gereja, vihara, kuil).
3. Konsep manajemen dan Manajemen Publik
Manajemen secara umum merupakan proses pencapaian tujuan melalui
dinamika kerja sama manusia atau melalui kegiatan orang lain. Untuk lebih
jelasnya, manajemen dapat ditelaah dari beberapa defenisi, Stoner (dalam Sitorus
2009;2) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya dari suatu
organisasi (material, manusia, informasi, dan lain-lain). Selanjutnya Winardi
(dalam Sitorus 2009;3) mengemukakan pandangan berikut :
“Manajemen adalah merupakan sebuah proses khusus, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yakni perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan tindakan pengawasan (controlling) yang dilaksanakan untuk mendeterminasikan dan mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan sebelumnya, dengan jalan memanfaatkan unsur manusia dan sumber daya lainnya”.
Stoner, (dalam Zulkifli 2009;16) mengemukakan manajemen merupakan
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan
pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai sasran organisasi yang sudah ditetapkan. Selanjutnya Sitorus
(2002;4) mengatakan manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud yang nyata.
Menurut Hasibuan (2006;2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efesien, untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya Terry (2009;9)
mengatakan bahwa manajemen merupakan :
“suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen
mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-
individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Defenisi konsep manajemen yang menunjukkan secara eksplisit
esensialnya penataan terhadap sumber daya organisasi, tergambar pada rumusan
yang dikemukakan oleh The Liang Gie (dalam Zulkifli, 2009;16) menurutnya,
manajemen suatu sub konsep tata pimpinan merupakan serangkaian kegiatan
penataan yang berupa penggerakan orang-orang dan pengarahan fasilitas kerja
agar tujuan kerja sama benar-benar tercapai.
Batasan manajemen hingga saat ini belum ada keseragaman, namun selalu
dan digunakan adalah : ketelaksanaan, manajemen, manajemen dan pengurusan.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka kita pakai istilah aslinya
yaitu manajemen mengadung tiga pengertian :
1) Manajmen sebagai suatu proses
2) Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen
3) Manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu
Menurut Overman (dalam Keban,2004;11) manajemen publik adalah suatu
studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi, dan merupakan gabungan
antara fungsi manajemen seperti planning,organizing,dan controlling di satu sisi,
dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik di sisi lain.
Menurut Safritz (dalam Keban,2004;11) manajemen publik memfokurkan
pada alat-alat manajerial, teknik-teknik, ilmu pengetahuan, dan keahlian yang
dapat digunakan untuk menerapkan ide-ide dalam kebijakan ke dalam program-
progran tindakan.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) bila diuraikan berasal dari
kata manajemen dan sumber daya manusia. Manajemen berarti mengarahkan dan
mendorong SDM untuk bekerja sebagai patner dalam mencapai tujuan organisasi
dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Disamping itu dapat dikatakan pengertian manajemen sumber daya
manusia yang dikemukakan Indrastuti dan Tanjung (2012;1) adalah suatu cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya manusia (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu yang dimana oleh para professional SDM dan manajer
sehingga 5M dapat dikelola secara efesien dan efektif sreta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) organisasi atau perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan yang
meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi
manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis.
(Samsudin,2010;22)
Amirullah (2004;206) mengemukakan manajemen sumber daya manusia
merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan tenaga kerja,
melakukan pengembangan, memberikan konvensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia sebagai suatu proses serta mengrekrut,
mengembangkan, memotivasi, seerta mengevaluasi keseluruhan sumber daya
yang diperlukan organisasi dalam pencapaian tujuannya. Manajemen sumber daya
manusia yaitu merupakan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik tujuan individu
maupun tujuan organisasi. (Handoko,2011;4)
5. Konsep Peranan
Stogdil (dalam Giroth, 2004;25) memandang konsep peranan sebagai
perkiraan tentang yang diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu yang lebih
dikaitkan dengan sifat-sifat pribadi individu itu dari pada dengan posisinya.
Sementara itu Judistira (Giroth, 2004;26) menyatakan bahwa teori-teori peranan
adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin
ilmu, selain dari psikologis, teori peranan berawal dari dan masih tetap digunakan
dalam sosiologi dan antropologi.
Pendapat lain juga dinyatakan oleh Cross (dalam Berry, 2003;105)
peranan sebagai harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan social tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari
norma-norma social dan oleh karena itu dikatakan bahwa peranan itu ditentukan
oleh normadidalam masyarakat.Peran menurut Rivai (2004) juga dapat di artikan
sebagai prilaku yang di atur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.
Sedangkan pendapat Soekanto (2001;268) peranan adalah:
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka
ia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan
peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya tidak dapat
dipisahkan, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya,
tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Factor yang menentukan peranan yang akan dilakukan menurut Giroth
(2004;27):
1) Norma yang berlaku dalam situasi interaksi yang sesuai dengan norma
keseragaman yang berlaku pada kelompok/masyarakat dalam situasi
yang sama.
2) Apabila norma itu jelas maka dapat dikaitkan adanya kemungkinan
besar untuk menjalankannya.
3) Apabila individu dihadapkan pada situasi lebih dari satu norma yang
dikenalnya maka ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi dan
modifikasi di antara norma-norma.
Sementara itu peranan juga mencakup 3 hal menurut Soekanto (2001;269)
yaitu :
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang menimbang seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.
2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu didalam masyarakat sebagai organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang peting
bagi struktur social dalam masyarakat.
Menurut Minterg (dalam Kusnadi, 2005;358) ada 3 peran yang dilakukan
pimpinan dalam organisasi yaitu;
1) Peran pribadi (Interpersonal Role),mengacu pada hubungan antar
pemimpin dengan yang lain baik dalam organisasi maupun diluar
organisasi, dalam hal ini pemimpin memiliki peran yang berbeda yaitu
:
a. Figuran, bertindak sebagai symbol organisasi
b. Peran pemimpin, bertindak untuk mendorong agar pegawainya
bekerja secara produktif, efektif dan efesien, dan mempengaruhi
mereka yang bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan.
c. Peran perantara, pemimpin sering terlibat dalam masalah pegawai.
2) Peran berkaitan dengan informasi (Informasi Role) dimana
pimpinannya merupakan titik sentral bagi lalu lintas hubungan kerja
sama antar pegawai yang berada dalam lingkupnya, dalam hal ini
pimpinan dilibatkan dalam 3 hal yaitu :
a. Memantau secara terus menerus memperoleh data, pesan atau
informasi dari dalam dan luar organisasi yang dianggap relevan.
b. Menyebarkan informasi yang diperoleh selanjutnya disebarluaskan
keseluruh bagian organisasi.
c. Sebagai juru bicara.
3) Peran keputusan (Decition Role) dalam hal ini pimpinan memainkan
empat peranan yaitu peran wiraswasta, penanganan gangguan,
pengalokasian sumber daya dan juru runding.
Dari sejumlah konsep di atas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah
suatu kegiatan yang merujuk kepada sesuatu hal yang harus dijalankan
berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi yang telah ditetapkan serta merupakan
suatu hak dan kewajiban dan ditentukan oleh norma-norma social.
6. Konsep Taman Kota
Taman merupakan sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk
mendapat kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan (Laurie,1986;9). Kota
adalah tempat berlangsungnya proses hidup dan kehidupan atau sebagai tempat
berlangsungnya aktivitas manusia (Setiyaningrum, Diyah, 2002;4).
Taman kota adalah taman yang ada dilingkungan perkotaan dalam skala
yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
perkembangan kota dan dapat di nikmati oleh seluruh warga kota. Adapun
Manfaat Taman mempunyai multi fungsi dan manfaat bagi kehidupan manusia,
baik dilihat dari segi kesehatan, ekologi, estetika dan rekreasi (dalam Rianniza
Writing).
1. Manfaat taman kota dari segi kesehatan
a. Tamankota sebagai paru-paru kota dan sebagai penyaring udara.
Taman yang penuh dengan pohon sebagai paru-paru kota
merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.
Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan adalah berkaitan
dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia.Kita tahu
bahwa manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas.Mengingat
pentingnya hal tersebut, maka ketersediaan oksigen harus tetap
terpenuhi.
b. Taman kota sebagai tempat rekreasi dan berolah Raga
Tamankota dapat juga berfungsi sebagai tempat rekreasi dan
berolah raga yang sehat. Tersedianya lahan yang teduh, sejuk dan
nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai
sarana berjalan kaki setiap pagi dalam lingkungan kota yang benar-
benar asri. Suasana yang begitu nyaman juga akan memberikan
suatu relaksasi bagi masyarakat.
c. Taman kota sebagai lahan resapan air
Taman kota yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan
dalam membantu fungsi hidrologi dalam hal penyerapan air dan
mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya mampu
meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air di dalam
tanah semakin meningkat dan jumlah aliran limpahan air juga
berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Hal tersebut
juga dapat meningkatkan pasokan air bersih yang sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
d. Taman kota sebagai peneduh.
Sinar ultraviolet dari matahari dapat sangat berbahaya bagi
kesehatan kulit.Pancaran sinar ultraviolet dalam intensitas waktu
yang lama, atau frekuensi yang sering, dapat menyebabkan
seseorang menderita kanker kulit. Untuk itu, dibutuhkan taman
hutan kota untuk tempat berteduh. Selain itu, adanya hutan kota
mampu mengurangi suhu sampai delapan derajat Celsius, sehingga
terasa sejuk.
2. Manfaat taman kota dari segi Estetika
Dengan terpeliharanya dan tertatanya tamankota dengan baik dan
meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan
memiliki nilai estetika.
3. Manfaat taman kota dari segi Ekologis
Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga
kualitas lingkungan kota. Bahkan rindangnya hutan dengan banyaknya
pepohonan merupakan habitat yang baik bagi burung-burung untuk
tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung untuk
berkembang. Terkait dengan fungsi ekologis hutan kota dapat
berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu, pengikat
karbon, pengatur iklim mikro. Pepohonan yang rimbun dan rindang
yang terus menerus menyerap dan mengolah gas karbondioksida
(CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3), nitrogendioksida (NO2),
karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang merupakan 80 %
pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap dihirup warga
setiap saat. Kita sadari pentignya tanaman dan hutan sebagai paru-
paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menyerap
polutan di udara, sehingga program penghijauan harus mulai
digalakkan kembali.
Dilihat dari manfaat yang timbul dari sebuah taman kota, taman kota
seharusnya menjadi poin pnting dalam perencanaan sebuah kota. Karena selain
berfungsi untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan yang padat aktivitas,
taman koa dapat menumbuhkan rasa sosialis yang tinggi didalam lingkungan
perkotaan yang kini mengarah pada individualis. Menumbuhkan rasa toleransi,
tidak hanya terhadap sesama manusia melainkan terhadap mahkluk hidup lainnya.
Taman yang baik merupakan cerminan kota dengan manusia(masyarakat) yang
baik. Manusia (masyarakat) merupakan aspek penting dalam sebuah kota,
sehingga kualitas manusia (masyarakat) akan mempengaruhi kualitas sebuah kota.
Adapun yang menjadi standar Tamankota yaitu harus memenuhi unsur
alami dan buatan.
1. Unsur alami: Taman kota harus memiliki pohon, tanaman perdu,
semak dan rumput.
2. Unsur buatan: adanya fasilitas umum seperti toilet, tempat
pembuangan sampah, tempat duduk, pagar dan lampu.
7. Konsep Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu usaha untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisi tetap baik atau
sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan dan
fungsi awal (Arifin, 2009).Selain itu, pemeliharaan juga bertujuan agar suatu areal
lanskap memiliki suatu keindahan secara estetika serta nyaman dan aman (Arifin,
2009).
Kemudian pemeliharaan dapat dicermati berdasarkan tujuannya yaitu:
1. Pemeliharaan Ideal
Pemeliharaan ideal merupakan kegiatan pemeliharaan elemen-elemen
lanskap baik soft material maupun hard material sehingga sesuai
dengan tujuan dan fungsi semula. Dalam kegiatan pemeliharaan ini
diharapkan ruang terbuka hijau dapat memberikan keindahan dan
kenyamanan bagi pengunjung taman kota dengan tetap
mempertahankan desain awal yang telah dibentuk.
2. Pemeliharaan Fisik
Pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan taman untuk mengimbangi
pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri,
nyaman dan aman. Pemeliharaan fisik ini bertujuan menjaga kondisi
fisik agar tetap berfungsi dengan baik, indah, dan berkelanjutan.
Menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga tipe organisasi
pemeliharaan :
a. Sistem pemeliharaan unit (unit maintenance), yaitu pemeliharaan yang
didasarkan pada unit-unit taman yang ada sehingga setiap unit taman
mempunyai tim pemeliharaan sendiri;
b. Sistem tim pemeliharaan khusus (specialized maintenance crew),
yaitu pemeliharaan di dasarkan pada keahlian tertentu dari
pegawainya, seperti pegawai khusus potong rumput atau pekerja
khusus lainnya, berdasarkan jadwal pindah dari satu unit ke unit
lainnya;
c. Sistem pemeliharaan secara kontrak (maintenance by contract), yaitu
pemeliharaan diserahkan pada kontraktor sehingga seluruh pekerjaan
pemeliharaan dikerjakan oleh kontraktor.
Menurut Sternloff dan Warren (1984), tujuan kegiatan pemeliharaan
adalah menjaga tapak serta fasilitasnya supaya tetap dalam keadaan awal atau
desain semula. Untuk mencapai hasil yang di inginkan perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
a. Menetapkan prinsip-prinsip operasi;
b. Pemeliharaan fasilitas dengan standar yang telah ditentukan;
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
Penataan merupakan suatu proses penyusunan dari berbagai fasilitas yang
digunakan untuk menunjang atau pendukung tingkat keindahan suatu taman kota.
adapun yang menjadi indikator dalam penataan dan pemeliharaan yaitu :
a. Merencanakan;
Merupakan suatu proses yang akan dilakukan untuk mencapai suatu
yang diinginkan dimasa yang akan datang.
b. Mengawasi;
Merupakan proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
c. Pemeliharaan Fisik;
merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan
secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman dan aman.
Pemeliharaan fisik ini bertujuan menjaga kondisi fisik agar tetap
berfungsi dengan baik, indah, dan berkelanjutan.
8. Tugas, Fungsi dan Tata kerja oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan
a. Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan seksi
pertamanan dan pemakaman berdasarkan rencana strategis dan
program kerja tahunan dinas.
b. Melaksanakan pembangunan dan pengelolaan pertamanan dan
pemakaman
c. Melaksanakan teknis operasional penghijauan pada kegiatan
pertamanan.
B. Kerangka Pikir
Untuk mempermudah dalam penelitian ini, maka perlu diuraikan alur
pikiran yang mendudukan permasalahan dalam penelitian ini.Berpedoman pada
variable penelitin suatu tinjauan Peranan Dinas Lingkungan Hidup Dalam
Pemeliharaan Dan Penataan Taman Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan.Mengacu pada teori yang dijadikan indikator penelitian.
Kerangka pikir berguna sebagai pedoman bagi penulis dalam
mengembangkan penelitian terhadap masing-masing indicator.
Gambar II.I : Kerangka Pikir Penelitian Tentang Peranan Dinas Lingkungan
Hidup Dalam Penataan dan Pemeliharaan Taman Kota
Kabupaten Pelalawan Di Pangkalan Kerinci.
Organisasi
Dinas Lingkungan Hidup
Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan
Administrasi
Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu
usaha untuk menjaga dan
merawat areal lanskap dengan
segala fasiitas yang ada
didalamnya agar kondisi tetap
baik atau sedapat mungkin
mempertahankan pada keadaan
yang sesuai dengan tujuan fungsi
awal (Arifin 2009)
Manajemen
Penataan dan pemeliharaan
Sumber :Modifikasi peneliti, 2017
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti kemukakan pada penelitian
ini mengenai Peranan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Penataan Dan
Pemeliharaan Taman Kota Di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Diduga
bahwa dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dalam
pemeliharaan dan penataan taman kota di Pangkalan Kerinci diduga belum efektif
dalam menata dan memelihara Taman Kota Pangkalan Kerinci.
D. Konsep Operasional
Defenisi konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006;33). Untuk memudahkan
memahami penelitian serta menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-
istilah yang dipergunakan, maka perlu dijelaskan beberapa konsep operasional,
yaitu sebagai berikut:
1. Merencanakan
2. Mengawasi
3. Pemeliharaan fisik
Terlaksana Cukup terlaksana Kurang terlaksana
1. Administrasi adalah serangkaian kegiatan kerja sama sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efesien.
2. Organisasi digambarkan sebagai suatu wadah dalam berlangsungnya
berbagai aktivitas-aktivitas kerja sama dari sekelompok orang dalam
organisasi tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Manajemen merupakan seni dan proses mengatur serta pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan tertentu.
4. peranan adalah suatu kegiatan yang merujuk kepada sesuatu hal yang
harus dijalankan berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi yang telah
ditetapkan serta merupakan suatu hak dan kewajiban dan ditentukan
oleh norma-norma social.Dalam penelitian ini peranan dari
pemeliharaan dan penataan taman kota oleh Dinas Lingkungan Hidup
Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.
5. Bidang Pertamanan dan Kebersihan Pertamanan adalah Dinas
Ligkungan Hidup Kabupaten Pelalawan yang terletak dikota
Pangkalan Kerinci.
6. Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material
keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang
sengaja, direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaannya
sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman disini
merupakan TamanKota yang terletak di Pangkalan Kerinci.
7. Taman kota merupakan Taman Kota Pangkalan Kerinci yang berada
di Kabupaten Pelalawan.
8. Sarana dan prasarana tamankota merupakan sarana dan prasarana
yang digunakan untuk Memelihara Dan Menataa Taman Kota
Pangkalan Kerinci.
9. Pemeliharaan adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga,
memperbaiki dan mengembalikan kondisi peralatan atau system, agar
kinerjanya sesuai dengan fungsi atau rancangannya.
10. Tahapan-tahapan pemeliharaan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Pangkalan Kerinci.
a. Merencanakan merupakan suatu proses yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu yang diinginkan dimasa yang akan dating.
b. Mengawasi merupakan proses untuk memastikan bahwa semua
aktifitas yang terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
c. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk
mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah,
asri, nyaman serta aman.
E. Operasional Variabel
TabelII.I : Operasional Variable Penelitian Tentang Peranan Dinas Lingkungan Hidup
Dalam Penataan Dan Pemeliharaan Taman Kota Kabupaten Pelalawan Di
Pangkalan Kerinci
Konsep Variabel Indiator Item penilaian Ukuran
1 2 3 4 5
Pemeliharaan
Taman Kota
merupakan
suatu usaha
untuk
menjaga dan
merawat
areal lanskap
dengan
segala
fasilitas yang
Peranan
Dinas
Lingkungan
Hidup
dalam
penataan
dan
pemeliharaa
n taman
kota
Kabupaten
1. Merencanakan
a. Merencanakan taman dengan
pola-pola yang sederhana
sehingga pemeliharaan fisik
mudah dilakukan
b. Melengkapi Taman dengan
fasilitas yang memadai,
misalnya lampu penerangan
dan jaringan utilitas.
c. Menciptakan lingkungan an
kota yang indah, asri,
nyaman dan aman
Terlaksana
Cukup
terlaksana
Kurang
terlaksana
ada di
dalamnya
agar kondisi
tetap baik
atau sedapat
mungkin
mempertahan
kan pada
keadaan yang
sesuai dengan
tujuan dan
fungsi awal
(Arifin,
2009).
Pelalawan
di
Pangkalan
Kerinci
2. mangawasi
a. Melakukan tinjauan langsung
ke lapangan
b. Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat
c. Memberikan teguran kepada
masyarakat yang merusak
sikitar areal taman
Terlaksana
Cukup
terlaksana
Kurang
terlaksana
3. Pemeliharaan
fisik
a. melakukan pencegahan yaitu
pembersihan terhadap lumut
dan karat, pengecatan dan
penggantian, serta perbaikan
elemen yang rusak
b. Melakukan penyiraman,
pemangkasan serta
pemupukan terhadap
tanaman.
c. Melakukan penggantian
fasilitas-fasilitas yang rusak
atau sudah tidak layak
dipakai
Terlaksana
Cukup
terlaksana
Kurang
terlaksana
Sumber : Modifikasi penulis, 2017
F. Teknik Pengukuran
Penilaian pengukuran untuk Peranan Dinas Lingkungan Hidup dalam
penataan dan pemeliharaan taman kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan
untuk setiap indikator variabel meggunakan skala ordinal yang di klasifikasikan
dalam 3 kategori yaitu kategori satu (1) Terlaksana, kategori dua (2) Cukup
Terlaksana, dan kategori tiga (3) Kurang Terlaksana.. Dengan demikian penilaian
terhadap variabel dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Terlaksana : Apabila hasil indicator variable penelitian berada
pada interval 67%-100%.
b. Cukup terlaksana : Apabila hasil indicator variable penelitian berada
pada interval 34%-66%.
c. Kurang terlaksana : Apabila hasil indicator variable penelitian berada
pada interval 0%-33%.
1. Merencanakan
Merencanakan merupakan suatu proses yang akan dilakukan untuk mencapai
suatu yang diinginkan dimasa yang akan datang. Untuk indicator dari
merencanakan dapat dikategorikan :
1.1 Merencanakan taman dengan pola-pola yang sederhana sehingga
pemeliharaan fisik mudah dilakukan.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Merencanakan taman dengan pola-pola yang
sederhana sehingga pemeliharaan fisik mudah
dilakukan berada pada interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Merencanakan taman dengan pola-pola yang
sederhana sehingga pemeliharaan fisik mudah
dilakukan berada pada interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Merencanakan taman dengan pola-pola yang
sederhana sehingga pemeliharaan fisik mudah
dilakukan berada pada interval 0%-33%.
1.2 Melengkapi taman dengan fasilitas yang memadai, misalnya lampu
penerangan dan jaringan utilitas.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melengkapi taman dengan fasilitas yang
memadai, misalnya lampu penerangan dan
jaringan utilitas berada pada interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melengkapi taman dengan fasilitas yang
memadai, misalnya lampu penerangan dan
jaringan utilitas berada pada interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melengkapi taman dengan fasilitas yang
memadai, misalnya lampu penerangan dan
jaringan utilitas berada pada interval 0%-33%.
1.3 Menciptakan lingkugan kota yang indah, asri, nyaman dan aman.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Menciptakan lingkugan kota yang indah, asri,
nyaman dan aman berada pada interval 67%-
100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Menciptakan lingkugan kota yang indah, asri,
nyaman dan aman berada pada interval 34%-
66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Menciptakan lingkugan kota yang indah, asri,
nyaman dan aman berada pada interval 0%-33%.
2. Mengawasi
Mengawasi merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa semua
aktifitas yang telah terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Untuk indikator mengawasi dapat dikategorikan :
2.1 Melakukan tinjauan langsung kelapangan.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan tinjauan langsung kelapangan berada
pada interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan tinjauan langsung kelapangan berada
pada interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan tinjauan langsung kelapangan berada
pada interval 0%-33%.
2.2 Melakukan Sosialisasi kepada Masyarakat.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Sosialisasi kepada Masyarakat berada
pada interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Sosialisasi kepada Masyarakat berada
pada interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Sosialisasi kepada Masyarakat berada
pada interval 0%-33%.
2.3 Memberikan taguran kepada masyarakat yang merusak sekitar areal
taman.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Memberikan taguran kepada masyarakat yang
merusak sekitar areal taman berada pada interval
67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Memberikan taguran kepada masyarakat yang
merusak sekitar areal taman berada pada interval
34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Memberikan taguran kepada masyarakat yang
merusak sekitar areal taman berada pada interval
00%-33%.
3. Pemeliharaan Fisik
Pemeliharaan fisik adalah adalah pemeliharaan taman untuk mengimbangi
pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman serta
aman. Untuk indicator pemeliharaan fisik dapat dikategorikan :
3.1 Melakukan Pencegahan yaitu pembersihan terhadap lumut dan karat,
pengecatan dan penggantian, serta perbaikan elemen yang rusak.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Pencegahan yaitu pembersihan
terhadap lumut dan karat, pengecatan dan
penggantian, serta perbaikan elemen yang rusak
berada pada interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Pencegahan yaitu pembersihan
terhadap lumut dan karat, pengecatan dan
penggantian, serta perbaikan elemen yang rusak
berada pada interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Pencegahan yaitu pembersihan
terhadap lumut dan karat, pengecatan dan
penggantian, serta perbaikan elemen yang rusak
berada pada interval 00%-33%.
3.2 Melakukan Penyiraman pemangkasan serta pemupukan terhadap
tanaman.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penyiraman pemangkasan serta
pemupukan terhadap tanaman berada pada
interval 67%-100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penyiraman pemangkasan serta
pemupukan terhadap tanaman berada pada
interval 34%-66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penyiraman pemangkasan serta
pemupukan terhadap tanaman berada pada
interval 00%-33%.
3.3 Melakukan Penggantian Fasilitas-Fasilitas yang rusak atau sudah tidak
layak dipakai.
Terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penggantian Fasilitas-Fasilitas yang
rusak atau sudah tidak layak dipakai berada pada
interval 67% - 100%.
Cukup terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penggantian Fasilitas-Fasilitas yang
rusak atau sudah tidak layak dipakai berada pada
interval 34% - 66%.
Kurang terlaksana : Apabila hasil mengenai Sub indicator variabel
Melakukan Penggantian Fasilitas-Fasilitas yang
rusak atau sudah tidak layak dipakai berada pada
interval 00% - 33%.
top related