bab ii kajian pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/65036/3/bab ii.pdf · 2020....
Post on 19-Jul-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dasar dalam melakukan
penelitian sehingga dapat memperkaya teori – teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian ini.
Tabel 2.1 Jurnal Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu Uraian
1
Nama Peneliti dan
Tahun Pramana dan Artini (2016)
Tema Penelitian Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pendekatan
Rgec Pada Pt. Bank Danamon Indonesia Tbk
Alat Analisis Metode RGEC
Hasil Penelitian
Bank Danamon sangat sehat selama periode
tahun 2011 – 2014. faktor Profil risiko Bank
Danamon telah mengelola risikonya yang
timbul dari kegiatan usaha bank dengan baik.
Faktor Rentabilitas menunjukkan Bank
Danamon yang sangat memadai, pencapaian
laba melebihi target dan mendukung
pertumbuhan permodalan Bank. faktor
Permodalan mencerminkan Bank memiliki
kualitas dan kecukupan modal yang sangat
memadai relatif terhadap risikonya.
10
No Peneliti Terdahulu Uraian
2
Nama Peneliti dan
Tahun Octaviani dan Saraswati (2018)
Tema Penelitian
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Metode Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, Capital
Alat Analisis Metode RGEC
Hasil Penelitian
Bank Umum BUMN selama tahun 2012 –
2016 menempati Peringkat Komposit 1 atau
sangat sehat. Sehingga bank umum BUMN
selama periode tersebut dinilai sangat mampu
menghadapi pengaruh negatif secara
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari kriteria
faktor-faktor penilaian, antara lain Risk
Profile, penerapan Good Corporate
Governance , Earnings, dan Capital yang
secara umum sangat baik.
3
Nama Peneliti dan
Tahun
Dewi (2018)
Tema Penelitian
Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Pendekatan Rgec (Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earnings,
Capital). Studi Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk Periode 2013-2017.
Alat Analisis Metode RGEC
11
No Peneliti Terdahulu Uraian
Hasil Penelitian
Hasil penelitian Penilaian tingkat kesehatan
bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
dilihat dari aspek RGEC menunjukkan
peringkat sehat. Sehingga bank dalam periode
tersebut dapat dengan baik mengelola mampu
atau dapat menghadapi pengaruh negatif
secara signifikan dari faktor internal maupun
eksternal.
4
Nama Peneliti dan
Tahun Hafidhin (2018)
Tema Penelitian
Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode Risk Profile, Earnings
And Capital (Studi Pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Periode 2013–2016.
Alat Analisis Metode Risk Profile, Earning dan Capital
Hasil Penelitian
Penilaian faktor Risk Profile memperoleh
predikat sehat. Penilaian faktor Earning yang
secara umum menunjukkan hasil yang sangat
sehat. Penilaian faktor Capital menunjukkan
predikat sangat sehat
Sumber : Beberapa Jurnal (2020)
B. Tinjauan Teori
1. Bank
Kasmir (2012:12) menyebutkan bahwa Bank merupakan lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, serta memberikan jasa – jasa bank lainnya. Triandaru dan
Budisantoso (2006 : 6) menyebutkan bahwa bank dapat menghimpun dana
12
secara langsung dan tidak langsung dari masyarakat dan bank juga dapat
menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi dan konsumsi.
Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berikut ada
beberapa pengertian bank :
a. Pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Jenis – jenis Bank
Jenis – jenis bank dapat di tinjau dari beberapa jenis segi, berbeda
jenisnya berbeda juga tugas dan fungsinya. (Kasmir 2012:22). Berikut
adalah beberapa jenis bank, antara lain :
a. Dilihat dari segi fungsinya yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
b. Dilihat dari segi kepemilikannya yaitu Bank Milik Pemerintah, Bank
Milik Swasta, Bank Milik Koperasi, Bank Milik Asing dan Bank Milik
Campuran.
c. Dilihat dari segi status yaitu Bank Devisa dan Bank Non Devisa.
13
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga yaitu Bank yang berdasarkan
Prinsip Konvensional dan Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah.
3. Fungsi Perbankan
Secara umum fungsi bank yaitu sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat. Dalam menghimpun dana, bank menyediakan beberapa
layanan jasa yaitu penerimaan tabungan, giro dan deposito. Kasmir (2012 :
36) Kegiatan – kegiatan perbankan yang ada di Indonesia terutama kegiatan
bank umum sebagai berikut :
a. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana
dari masyarakat dengan imbalan bunga simpanan. Secara umum jenis
simpanan yang ditawarkan di bank adalah giro, tabungan, simpanan
deposito, dan sertifikat deposito.
b. Menyalurkan Dana Atau Kredit (Lending)
Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi
:Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mendefinisikan kredit
sebagai penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga (Pasal 1, angka 11 UU No. 10
Tahun 1998). Kredit memiliki karakteristik sebagai berikut:
14
1. Memiliki jangka waktu tertentu.
2. Adanya pendapatan berupa bunga, imbalan, atau pembagian
keuntungan.
3. Disertai dengan jaminan dan atau agunan (jika ada).
4. Pendapatan bank dari aktivitas kredit berasal dari selisih
pendapatan bunga yang diterima bank dari penyaluran kredit
dengan pembayaran bunga simpanan masyarakat (spare based).
c. Memberikan Jasa-Jasa Lain (Service)
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkan dana. Sekalipun memberikan jasa – jasa bank sebagai
kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan
keuntungan bagi bank dan nasabah. Beberapa layanan penunjang yang
ditawarkan bank umum di Indonesia diantaranya adalah Pengiriman
Uang (Transfer), Kliring (Clearing), Inkaso (Collection), Kotak
Penyimpanan (Safe Deposit Box), Kartu Kredit (Credit Card),
Menerima Setoran – setoran tunai atau non tunai.
4. Kesehatan Bank
Riyadi (2003:185) menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank dapat
penilaian atas kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
dan standart Bank Indonesia. Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai
15
kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik
dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku
(Triandaru dan Budisantoso, 2006 : 51).
Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip – prinsip umum
berikut ini sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank (Surat
Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011):
1. Berorientasi Resiko
Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank
dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan,
hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun
eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja
keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang.
2. Proporsionalitas
Dalam tiap faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan
dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.
Parameter/indikator penilaian Tingkat Kesehatan Bank merupakan
standard minimum yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat
Kesehatan Bank.
3. Materialitas dan Signifikansi
Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor
penilaian Tingkat Kesehatan Bank yaitu Risk Profile (Profil Risiko),
Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Earning), dan Capital
16
(Permodalan). Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut
didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang
memadai mengenai risiko dan kinerja keuangan bank.
4. Komprehensif dan Terstruktur
Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis
serta difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan
secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar
risiko dan antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta
perusahaan anak yang wajib dikonsilidiasikan.
Saat ini terdapat perubahan faktor – faktor penilaian secara subtantif
dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No. 6/10/PBI/2004 ke No. 13/1/PBI/2011, meskipun prinsip dan
proses perhitungan diantara keduanya tidak jauh berbeda. Penyempurnaan
penilaian kesehatan bank dengan kriteria CAMELS berubah menjadi RGEC
(Risk profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital)
dilatarbelakangi oleh perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko,
penerapan pengawasan secara konsolidasi, serta perubahan pendekatan
penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
tentang Penilain Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian
Tingkat Kesehatan Bank berdasarkan risiko dengan metode RGEC dengan
pedoman selengkapnya mengacu pada Surat Edaran bank Indonesia
No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yaitu:
17
a. Profil Risiko (Risk Profile)
Penilaian faktor profil risiko pada risiko inheren dalam aktivitas
operasional bank yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas.
1) Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko pinjaman tidak kembali sesuai
dengan kontrak, seperti penundaan, pengurangan pembayaran suku
bunga dan pinjaman pokonya, atau tidak membayar pinjamannya
sama sekali. Risiko kredit juga dapat diartikan sebagai risiko akibat
kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Bank.
Risiko kredit ditujukan dengan besaran Non Performing
Loan (NPL) merupakan presentase jumlah kredit bermasalah
(dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap
total kredit yang disalurkan bank. Semakin rendah rasio ini maka
kemungkinan bank mengalami kerugian sangat rendah yang secara
otomatis laba akan semakin meningkat (negatif).
Non Performing Loan (NPL) menurut Kasmir (2013:155)
adalah “Kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang
didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni
dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak
nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam
kewajibannya tidak melakukan pembayaran”. Apabila Non
Performing Loan (NPL) naik maka akan berdampak
18
negatif bagi bank karena akan mengurangi jumlah modal yang
dimiliki oleh bank tersebut. Semakin kecil Non Performing Loan
(NPL) maka semakin kecil risiko kredit yang dimiliki oleh bank
atau perusahaan tersebut.
2) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank
untuk memenuhikewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi
yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk
menyediakan uang kas untuk memenuhi kewajiban dengan biaya
wajar. Bank perlu menyediakan likuiditas dalam jumlah cukup
untuk dapat melayani nasabah dan beroperasi secara efisien.
(Ikatan Bankir Indonesia, 2016 : 48)
Rasio likuiditas dihitung dengan menggunakan rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya, ditunjukkan dengan
nasabah yang sewaktu – waktu mengambil simpanannya serta
melakukan pengajuan kredit kepada bank. LDR (Loan to Deposit
Ratio) adalah salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan yang
berbentuk rasio pinjaman terhadap deposit. (Darmawi, 2012:61).
Kasmir (2012:319) menyatakan batas aman dari LDR suatu
bank adalah sekitar 80%. Namun batas maksimal LDR adalah
19
110%. Rasio LDR dihitung dengan membandingkan kredit dengan
dana pihak ketiga dimana kredit yang digunakan merupakan total
kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, dan tidak termasuk
kredit yang diberikan kepada pihak lain. Sedangkan dana pihak
ketiga merupakan giro, tabungan, dan deposito yang tidak
termasuk antar bank.
b. Good Corporate Governance
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Good
Corporate Governance merupakan suatu tata kelola bank yang
menerapkan prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas
(accountability), pertanggung jawaban (responsibility), independent
(independency), dan kewajaran (fairness). Tata kelola perusahaan yang
baik yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan
Komisaris, peran Dewan Direksi, pemegang saham, dan pemangku
kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut
sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya. (Sukrisno, 2011:113).
Sutendi (2012:1) menyatakan bahwa GCG bertujuan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntanbilitas perusahaan guna
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan
peratuaran Perundangundangan dan nilai – nilai etika. Penilaian Good
Corporate Governance merupakan penilaian atas kualitas manajemen
bank atas pelaksanaan prinsip – prinsip Good Corporate Governance.
20
Penilaian atas Good Corporate Governance ini wajib dilakukan
oleh masing – masing bank (self assessment) melalui Laporan Self
Assessment Pelaksanaan Good Coporate Governance. Sesuai Surat
Edaran BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, mekanisme
corporate governance perlu diterapkan karena bertujuan untuk
menyelaraskan kepentingan antara manajemen dengan prinsipal. Self
Assessment secara berkala yang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian
Pelaksanaan GCG yaitu :
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4) Penanganan Benturan Kepentingan
5) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
6) Penerapan Fungsi Audit Intern
7) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
8) Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
9) Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait dengan Debitur Besar
10) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pelaporan
Internal
11) Rencana Strategis Bank.
21
c. Earning
Penetapan peringkat penilaian faktor Earning secara konsolidasi
dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur
terhadap parameter/indikator Earning tertentu yang dihasilkan dari
laporan keuangan Bank secara konsolidasi dan informasi keuangan
lainnya yang mempengaruhi permodalan Bank. Rasio keuangan
penilaian Earning ini meliputi:
1) Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio yang digunakan mengukur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini
mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam
hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau
menekan biaya. Munawir (2007:89) Return on Assets (ROA)
merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba.
Hanafi (2000:159) ROA mengukur seberapa baik
manajemen menggunakan semua aktiva untuk menghasilkan
keuntungan atau laba. Rasio ini menghubungkan antara laba
setelah pajak dengan total aktiva. Semakin besar Return On Asset
(ROA) perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan dan
kinerja yang dicapai oleh perusahaan tersebut.
22
2) Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin merupakan perbandingan antara bunga
bank dikurangi biaya bunga bank di bagi rata – rata aktiva
produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan
bunga dikurangi beban bunga. Net Interst Margin adalah selisih
antara semua penerimaan bunga atas aset bank dan semua biaya
bunga atas dana bank yang diperoleh. (Darmawi, 2012:224)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja
manajemen bank dalam menyalurkan kredit, mengingat
pendapatan operasional bank sangat bergantung dari selisih antara
suku bunga dari kredit yang disalurkan dengan suku bunga
simpanan yang diterima (pendapatan bunga bersih). Semakin
tinggi rasio ini, menunjukkan kemungkinan laba bank akan
meningkat (positif).
d. Capital
Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban
penyediaan modal minimum bagi bank umum dan bank juga harus
mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko bank. Semakin
tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk
mengantisipasi risiko tersebut.
Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jumlah
23
seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko. Dengan kata lain
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian
kredit. Darmawi (2012:97) menyebutkan CAR adalah perbandingan
rasio antara rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
dan sesuai ketentuan pemerintah.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala
yang menjadi objek permasalahan, berikut ini menggambarkan kerangka
pemikiran yang menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang
dilakukan peniliti dalam menganalisis tingkat kesehatan Bank Umum BUMN
pada periode tahun 2016 – 2018.
Gambar 1 : Kerangka pikir Tingkat Kesehatan Bank Umum BUMN
BANK UMUM BUMN
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK
Sumber: Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
Hasil Penelitian
Metode Cross Section dan Metode Time Series
Metode RGEC
Risk Profile ( NPL dan LDR)
GCG (11 Prinsip)
Earning (ROA dan NIM)
Capital (CAR)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
24
Berdasarkan kerangka pikir diatas, tingkat kesehatan bank dapat
dianalisis dengan menggungakan metode RGEC yaitu dengan faktor Risk
profile yang di hitung menggunakan rasio NPL dan LDR, faktor GCG yang di
hitung dengan 11 prinsip GCG, faktor rentabilitas yang di hitung menggunakan
rasio ROA dan NIM dan faktor permodalan yang dihitung menggunakan rasio
CAR. Setelah menganalisis data selanjutnya diambil kesimpulan menggunakan
metode cross section dan time series.
top related